Anda di halaman 1dari 20

PAPER

PERSALINAN DENGAN TINDAKAN VACUM EKSTRAKSI

Dosen pengampu : Ibu Tria Wahyuningrum, SST.,M.Keb.

Disusun Oleh:

Maria priti Inggrit Letsoin

202005032

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO – JAWA TIMUR

2022 – 2023
A. Definisi vakum ekstraksi

Vakum ekstraksi adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga
negatif (vacum) di kepalanya (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. 2001: 331).Vakum
ekstraksiadalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran
dengan sinergi tenaga mengejan ibu dan ekstraksi pada bayi (Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2009: 495.)

Vakum ekstraksi adalah suatu tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat
persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan vacum ekstraktor.

Vakum ekstraksi adalah suatu persalinan buatan dengan prinsip antara kepala janin dan alat
penarik mengikuti gerakan alat vakum ekstraktor.

Vakum ekstraktor adalah alat yang menggunakan daya hampa udara (tekanan negatif) untuk
melahirkan bayi dengan tarikan pada kepala (Sarwono Prawirohardjo.2014. Ilmu Kebidanan:
831). Prinsip dari cara ini adalah mengadakan suatu vakum (tekanan negatif) melalui suatu
cup pada kepala bayi, dengan demikian akan timbul caput secara artificiil dan cup akan
melekat erat pada kepala bayi. Penurunan tekanan harus diatur perlahan-lahan untuk
menghindarkan kerusakan pada kulit kepala, mencegah timbulnya perdarahan pada otak bayi
dan supaya timbul caput succedaneum. Jadi, prinsip kerja vakum ekstraksi yaitu membuat
suatu caput succedaneum artifisialis dengan cara memberikan tekanan negatif pada kulit
kepala janin melalui alat ekstraktor vakum dan caput ini akan hilang dalam beberapa hari.

Komplikasi

1 Ibu : perdarahan akibat atonia uteri / trauma, trauma jalan lahir.

2 Bayi : ekstraksi kulit kepala, sefal hematoma, nekrosis kulit kepala, perdarahan intracranial,
fraktur klavikula
B. Indikasi dan kontraindikasi Vakum Ekstraksi
1. Indikasi vakum ekstraksi
 Indikasi ibu
a. Tanda: frekuensi his semakin menurun, nadi ibu cepat > 100 x/mnt, napas cepat >
40x/mnt
b. Tanda: sesak napas yang dialami ibu setelah ibu mengejan.
c. Tanda: ibu pusing, ada kenaikan tekanan sistole dan diastole
d. Penurunan kepala janin statis, saat ibu mengejan dua kali kepala tidak mengalami
penurunan.
e. Suhu naik lebih dari normal, > 37,5
 Indikasi bayi
a. DJJ janin 160x/menit

2. Kontraindikasi Vakum Ektraksi


a. Ibu: ibu yang menderita rupture uteri membakat, ibu yang tidak boleh Mengejan (ibu
dengan penyakit jantung, asma, hipertensi).
b. Janin : Mal presentasi kepala janin (dahi, muka, bokong, puncak kepala), bayi
prematur, gawat janin, caput succedaneum yang sudah besar.
C. Syarat vakum ekstraksi

Syarat-syarat dilakukan vakum ekstraksi

1. Pembukaan lengkap atau hampir lengkap.

2. Presentasi kepala.

3. Janin cukup bulan (tidak prematur).

4. Tidak ada kesempitan panggul (disproporsi sefalo pelvik).

5. Anak hidup dan tidak gawat janin.

6. Penurunan H III/III + (puskesmas H IV/dasar panggul).

7. Kontraksi baik.

8. Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengejan.

9. Ketuban sudah pecah atau dipecahkan. Yang harus diperhatikan dalam tindakan
vakum ekstraksi:

1. Cup tidak boleh dipasang pada ubun-ubun besar.

2. Penurunan tekanan harus berangsur-angsur.

3. Cup dengan tekanan negatif tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam.

4. Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu mengejan.

5. Apabila kepala masih agak tinggi (H III) sebaiknya dipasang cup terbesar (diameter 7
cm)

6. Cup tidak boleh dipasang pada muka bayi

7. Vakum ekstraksi tidak boleh dilakukan pada bayi prematur


D. PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

1. Pasien

a. Cairan dan selang infuse sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah
dibersihkan dengan air dan sabun.

b. Uji fungsi dan perlengkapan peralatan ekstraksi vakum.

c. Siapkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah.

d. Medikamentosa

1) Oksitosin

2) Ergometrin

3) Prokain 1%

e. Larutan antiseptic (providon lodin 10 %)

f. Oksigen dengan regulator.

g. Instrument

1) Set partus : 1 set

2) Vakum ekstraktor : 1 set. Klem ovum : 2

3) Cunam tampon : 1

4) Tabung 5 ml dan jarum suntik No. 23 ( sekali pakain) : 2

5) Speculum sim’s atau L dan kateter karet : 2 dan 1

2. Penolong ( operator dan asisten)

a. Baju kamar tindakan, pelapis plastik, masker dan kacamata pelindung : 3 set.

b. Sarung tangan DTT/steril : 4 pasang.


c. Alas kaki (sepatu/”boot” plastik) : 3 pasang.

d. Instrument

1) Lampu sorot : 1

2) Monoaural stetoskop, tensimeter : 1

3. Bayi

a. Instrument

1) Penghisap lendir dan sudep/penekan lidah : 1 set.

2) Kain penyeka muka dan badan : 2.

3) Meja bersih, kering dan hangat (untuk tindakan) : 1.

4) Incubator : 1 set.

5) Pemotong dan pengikat tali pusat : 1 set.

6) Tabung 20 ml dan jarum suntik No. 23 /insulin (sekali pakai) : 2.

7) Kateter intravena atau jarum kupu-kupu : 2.

8) Popok dan selimut : 1.

9) Alat resusitasi bayi.

b. Medikamentosa

1) Larutan bikarbonas natrikus 7,5% atau 8,4%.

2) Nalokson (narkan) 0,01 mg/kg BB.

3) Epinefrin 0,01%.

4) Antibiotika.

5) Akuabidestilata dan dekstrose 10%.

c. Oksigen dengan regulator.


C. PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN

1. Instruksikan asisten untuk menyiapkan ekstraktor vakum dan pastikan petugas dan
persiapan untuk menolong bayi telah tersedia.

2. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya persyaratan ekstraksi


vakum.

a. Bila penurunan kepala di atas H IV (0/5), rujuk pasien kerumah sakit.

3. Masukan tangan kedalam wadah yang mengandung larutan clorin 0,5%, bersihkan
darah dan cairan tubuh yang melekat pada sarung tangan, lepaskan secara terbalik dan
rendam dalam larutan tersebut.

4. Pakai sarung tangan DTT/steril yang baru.

E. PEMASANGAN MANGKOK VAKUM

1. Masukan mangkok vakum melalui introitus vagina secara miring dan setelah melewati
introitus, pasangkan pada kepala bayi (perhatikan agar tepi mangkok tidak terpasang pada
bagian yang tidak rata/moulage didaerah ubun-ubun kecil)

2. Dengan jari tengah dan telunjuk, tahan mangkok pada posisinya dan dengan jari
tengah dan telunjuk tangan lain, lakukan pemeriksaan disekeliling tepi mangkok untuk
memastikan tidak ada bagian vagina atau porsio yang terjepit diantara mangkok dan kepala.

3. Setelah hasil pemeriksaan ternyata baik, keluarkan jari tangan pemeriksaan dan tangan
penahan mangkok tetap pada posisinya.
4. Instruksikan asisten untuk menurunkan tekanan (membuat vakum dalam mangkok)
secara bertahap.

5. Pompa hingga tekanan skala 10 (silastik) atau -2 (malmstroom) setelah 2 menit, naikan
hingga skala 60 (silastik) dan -6 (malmstroom) dan tunggu 2 menit.

· Ingat : jangan gunakan tekanan maksimal pada kepala bayi, lebih dari 8 menit

6. Sambil menunggu his, jelaskan pada pasien bahwa pada his puncak (fase acme) pasien
harus mengedan sekuat dan selama mungkin. Tarik lipat lutut dengan lipat siku agar tekanan
badomen menjadi lebh efektif.

F. PENARIKAN

1. Pada fase acme (puncak) dari his, minta pasien untuk mengedan, secara simultan
lakukan penarikan dan pengait mangkuk, dengan arah sejajar lantai (tangan luar menarik
pengait, ibu jari dan tangan dalam pada mangkuk, telunjuk dan jari tengah pada kulit kepala
bayi).

2. Bila belum berhasil pada tarikan pertama, ulangi lagi pada tarikan kedua. Episiotomi
(pada pasien dengan perineum yang kaku) dilakukan pada saat kepala mendorong perineum
dan tidak masuk kembali.

a. Bila tarikan ketiga dilakukan dengan benar dan bayi belum lahir, sebaiknya pasien
dirujuk (ingat : penatalaksanaan rujukan).

b. Apabila pada penarikan ternyata mangkuk terlepas hingga dua kali, kondisi ini juga
mengharuskan pasien dirujuk.

3. Saat suboksiput berada dibawah simfisis, arahkan tarikan keatas hingga lahirlah
berturut-turut dahi, muka dan dagu.
G. MELAHIRKAN BAYI

1. Kepala bayi dipegang biparietal, gerakan kebawah untuk melahirkan bahu depan
kemudian gerakan keatas untuk melahirkan bahu belakang, kemudian lahirkan seluruh tubuh
bayi.

2. Bersihkan muka (hidung dan mulut) bayi dengan kain bersih, potong tali pusat dan
serahkan bayi pada petugas bagian anak

H. LAHIRKAN PLASENTA

1. Suntikan oxitocin, lakukan traksi terkendali, lahirkan plasenta dengan menarik tali
pusat dan mendorong uterus kearah dorsokranial.

2. Periksa kelengkapan plasenta (perhatikan bila terdapat bagian-bagian yang lepas atau
tidak lengkap).

3. Masukan plasenta kedalam tempatny

I. EKSPLORASI JALAN LAHIR

1. Masukan speculum sim’s/L atas dan bawah pada vagina.

2. Perhatikan apakah terdapat robekan perpanjangan luka episiotomy atau robekan pada
dinding vagina ditempat lain.

3. Ambil klemovum sebanyak 2 buah, lakukan penjepitan secara bergantian kearah


samping, searah jarum jam, perhatikan ada tidaknya robekan porsio.

4. Bila terjadi robekan diluar luka episiotomi, lakukan penjahitan dan lanjutkan
kelangkah

J. PENJAHITAN EPISIOTOMI
1. Pasang penpang bokong (beri alas kain). Suntikan prokain 1% (yang telah disiapkan
dalam tabung suntik) pada sisi dalam luka episiotomi (otot, jaringan, mukosa dan subkutis)
bagian atas dan bawah.

2. Uji hasil infiltrasi dengan menjepit kulit perineum yang dianestesi dengan pinset
bergigi.

3. Masukan tampon vagina kemudian jepit tali pengikat tampon dan kain penutup perut
bawah dengan kocher.

4. Dimulai dari ujung luka episiotomi bagian dalam, jahit otot dan mukosa secara jelujur
bersimpul kearah luar kemudian tautkan kembali kulit secara subkutikuler atau jelujur matras.

5. Tarik tali pengikat tampon vagina secara perlahan-lahan hingga tampon dapat
dikeluarkan, kemudian kosongkan kandung kemih.

6. Bersihkan noda darah, cairan tubuh dan air ketuban dengan kapas yang telah diberi
larutan antiseptic.

7. Pasang kasa yang dibasahi dengan providon lodin pada tempat jahitan episiotomi.

M. PERAWATAN PASCA TINDAKAN

1. Periksa kembali tanda vital pasien, lakukan tindakan dan beri instruksi lanjut bila
diperlukan.

2. Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan pada kolom yang
tersedia dalam status pasien.

3. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk melaksanakan instruksi pengobatan dan
perawatan serta laporkan segara bila pada pemantauan lanjutan terjadi perubahan-perubahan
yang harus diwaspadai.
SOAP

TINJAUAN KASUS

No. : 000593515

Tanggal : 04 Juni 2016

Tempat : Ruang Mawar

Jam : 21.00 WIB

IDENTITAS

KLIEN SUAMI/PENANGGUNG JAWAB


Nama : Ny N

Nama : Tn. R

Umur : 25 tahun

Umur : 25 tahun

Agama : Islam

Agama : Islam

Pendidikan :SMP

Pendidikan :SMP

Pekerjaan : IRT

Pekerjaan : Buruh

Status : Menikah

Status : Menikah

Suku Bangsa : Jawa, Indonesia

Suku Bangsa : Jawa, Indonesia

Alamat : Bulu 3/2 Jepara

Alamat : Bulu 3/2 Jepara

I. PENGKAJIAN

DATA SUBYEKTIF

a. Keluhan utama dan alasan datang Ibu mengatakan kenceng-kenceng serta keluar
lendir dari vagina jam 11.00 WIB.
b. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM (Diabetes
Melitus), malaria,ataupun HIV/AIDS.
c. Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit jantung,hipertensi, DM
(Diabetes Melitus), malaria, maupun HIV/AIDS.
d. Ibumengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, penyakit keturunan seperti DM maupun hipertensi, dan tidak memiliki
riwayat kembar maupun cacat.
1) Riwayat perkawinan
Menikah pada usia : 23 tahun
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 2 tahun
2) Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Jumlah : 3 kali ganti pembalut
Warna darah : merah
Keluhan : dismenorhea
3) Riwayat kehamilan sekarang
G1P0A0
HPHT : 20 Agustus 2015
HPL : 27 Mei 2016
Umur kehamilan menurut klien : 9 bulan lebih
ANC : 12 kali
Dimana : Bidan
Tablet Fe : > 90 tablet
Imunisasi TT : 2 kali
Kebiasaan ibu
Merokok : tidak
Jamu : tidak
Obat-obatan : tidak
Gerakan janin 1 kali : Pada umur kehamilan 4 bulan
Kekhawatiran yang dirasakan : Ibu gelisah dengan persalinannya.
Rencana persalinan dimana : rumah sakit
4) Riwayat KB
Pernah KB : tidak pernah
Rencana KB yang akan datang : suntik 3 bulan
DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Compos mentis
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/rmenit
S : 37,5
RR : 24 x/menit
BB sebelum hamil : 65 kg
BB saat ini : 86 kg
TB : 156 cm
LILA : 29,5 cm
Kepala
Rambut : Lurus, bersih dan tidak ada ketombe.
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Mulut : Bibir tidak kering, gigi tidak caries, rongga mulut bersih
Telinga : Simetris, ada serumen, pendengaran baik.
Muka : Tidak ada oedema, pucat.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : Simetris, tidak ada benjolan.
Mammae : Simetris, tidak ada benjolan.
Perut : Tidak ada bekas operasi, tidak ada benjolan.
Ekstermitas Atas & Bawah : Simetris, tidak oedema, tidak varises.
Genetalia : Ada lendir darah.
Anus : Tidak Haemoroid.
Tulang Belakang : Norma
1. Status obstetric
a. Inspeksi
Muka : Tidak ada cloasmagravidarum
Mammae
Aerola Mammae : Hyperpigmentasi.
Kelenjar Montogomery : Terlihat
Putting Susu : Menonjol
Colustrum : Belum Keluar.
Perut
Pembesaran perut : Sesuai umur kehamilan, linea nigra.
Genetalia : Ada lendir, tidak ada tanda chadwic

b. Palpasi
Leopold I : TFU 2 jari dibawah px Mc Donald : 41 cm
Di bagian fundus uteri teraba bulat, lunak, tidak melenting.
Leopold II : di bagian kiri teraba tahanan memanjang di
bagian kanan teraba kecil-kecil/ekstermitas.
Leopold III : di bagian bawah teraba bulat, keras,
melenting.
Leopold IV : DivergenTBJ : (TFU- 11) x 155 (41 – 11)
x155 = 4650 gram

c. Auskultasi
DJJ : 140 x/menit.
d. Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri : +/+
e. Vaginal Thoucer (VT)
Pembukaan : 3 cm
Effisement : 30 %
Kk :+
Presentasi : Kepala
Penurunan : H 1, 4/5
2. Data penunjang
Hasil pemeriksaan laborat :
HB : 12 gr %
HBsAG : - (negatif)
Protein urin : - (negatif)

ANALISIS

Diagnosa : Ny. N umur 25 tahun G1P0A0 umur kehamilan 41 minggu. Janin tunggal, hidup,
intrauterine, letak membujur, presentasi belakang kepala, punggung kiri, divergen. Inpartu
kala I fase laten.

I. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Diagnosa : Ny. N umur 25 tahun G1P0A0 umur kehamilan 41 minggu.Janin tunggal, hidup
intrauterine, letak membujur, presentasi belakang kepala, punggung kiri, divergen. Inpartu
kala I fase laten. Masalah Potensial : Ny. N umur 25 tahun G1P0A0 umur kehamilan 41
minggu dengan kehamilan serontinus dapat menyebabkan kesejahteraan janin berkurang.
Janin akan kekurangan nutrisi dan oksigen karena plasenta yang tidak berfungsi.

PENATALAKSANAAN

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN SEGERA

Ny. N umur 25 tahun G1P0A0 umur kehamilan 41 minggu dengan Serotinus

Dilakukan pemantauan keadaan ibu dan janin.

II. PERENCANAAN ASUHAN MENYELURUH

Tanggal : 04 Juni 2016 Jam : 21.30 WIB

1. Memantaukeadaan ibu dan janin

2. Menyarankan ibu bernapas panjang saat kontraksi

3. Menyarankan ibu untuk tidak mengejan

4. Menyarankan ibu untuk berjalan-jalan jika masih kuat

5. Memberikan asupan nutrisi dan cairan

6. Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan

7. Mengisi partograf

III. PELAKSANAAN ASUHAN

Tanggal : 04 Juni 2016 Jam : 21.35 WIB

 keadaan ibu dan janin


 Observasi DJJ setiap 30 menit
 Observasi his setiap 30 menit
 Observasi tanda-tanda vital setiap 30 menit
 Observasi kemajuan persalinan setiap 4 jam
 Menyarankan ibu bernapas panjang saat kontraksi. Untuk mengurangi rasa sakit.
 Menyarankan ibu untuk tidak mengejan. Agar tidak terjadi pembengkakan pada
jalan lahir ibu.
 Menyarankan ibu untuk berjalan-jalan jika masih kuat. Untuk membantu
penambahan pembukaan.
 Memberikan asupan nutrisi dan cairan. Sebagai sumber tenaga untuk meneran
ketika pembukaan sudah lengkap.
 Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan bahwa pembukaan sudah 3
cm, ibu tidak meneran dulu, menunggu pembukaan lengkap.
 Mengisi partograf

PENUTUP

A. Kesimpulan

Vakum ekstraktor adalah alat yang menggunakan daya hampa udara (tekanan negatif) untuk
melahirkan bayi dengan tarikan pada kepala. Prinsip dari cara ini adalah mengadakan suatu
vakum (tekanan negatif) melalui suatu cup pada kepala bayi, dengan demikian akan timbul
caput secara artificiil dan cup akan melekat erat pada kepala bayi. Penurunan tekanan harus
diatur perlahan-lahan untuk menghindarkan kerusakan pada kulit kepala, mencegah
timbulnya perdarahan pada otak bayi dan supaya timbul caput succedaneum. Jadi, prinsip
kerja vakum ekstraksi yaitu membuat suatu caput succedaneum artifisialis dengan cara
memberikan tekanan negatif pada kulit kepala janin melalui alat ekstraktor vakum. Dan caput
ini akan hilang dalam beberapa hari.

B. Saran

Diharapkan setelah membaca makalah ini, bidan mampu melakukan tindakan vakum ekstraki
sesuai prosedur. Sehingga dapat menurunkan AKI maupun AKB, serta meminimalkan trauma
pada ibu dan bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Prawirohardjo. 2009. Buku Acuan Nasional Maternal & Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal Edisi 1 Cetakan 13.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014.

Harry Oxorn & William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika

Anda mungkin juga menyukai