Anda di halaman 1dari 14

PAPER KEGAWATDARURATAN

“Placenta Previa”

Disusun Oleh :

Shinta Andhika Ayu W. 202005037

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

2022 – 2023
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Plasenta previa adalah tertanamnya bagian plasenta dalam segmen bawah


uterus.istilah ini menggambarkan hubungan anatomik antara letak plasenta dan
segmen bawah uterus. Suatu plasenta previa telah melewati batas atau menutupi
(secara lengkap atau tidak lengkap) ostium uteri internum. Plasenta previa marginalis
disebut demikian bila sebagian dari plasenta melekat pada segmen bawah uterus dan
meluas ke setiap bagian osteum uteri internum,tetapi tidak menutupinya. Plasenta
previa totalis dikatakan demikian bila setiap bagian plasenta secara total menutupi
ostium uteri internum (Kapita Selecta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi).
Plasenta previa adalah posisi plasenta yang berada disegmen bawah uterus,
baik posterior maupun posterior, sehingga Perkembangan plasenta yang sempurna
menutupi os serviks. Pada plasenta previa total (komplet) atau sentral, badan plasenta
memenuhi segmen bawah uterine sehingga menutupi os serviks. Pada plasenta previa
sebagian (parsial), bagian tepi plasenta menutupi os serviks (total atau sebagian).
Plasenta previa marginal (tepi), bagian tepi plasenta berada didekat serviks, tetapi
tidak berada dekat serviks, tetapi tidak berada dekat serviks, tetapi tidak berada tepat
diatas os serviks internal (Asuhan Kebidanan Helen Varney).
Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae=didepan,
vias=jalan). Jadi yang dimaksud adalah plasenta yang implantasinya tidak normal
ialah rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium internum.
Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding depan atau dinding belakang
rahim didaerah fundus uteri (Obstetri Patologi).
Telah dikemukakan bahwa seorang dokter, pada pasien dengan perdarahan
anterpartum tidak boleh melakukan pemeriksaan dalam dan juga tidak boleh
memasang tampon, yang sebaiknya ialah pengiriman pasien segera ke rumah sakit
yang besar. Ketentuan ini didasarkan atas kenyataan bahwa :
• Perdarahan pertama pada plasenta previa jarang membawa maut
• Pemeriksaan dalam dapat menimbulkan perdarahan yang hebat

B. Gejala

Tanda utama plasenta previa adalah perdarahan pervaginam yang terjadi


secara tiba-tiba dan tanpa disertai rasa nyeri. Ini terjadi selama trimester ketiga dan
kemungkinan disertai atau dipicu oleh iritabilitas uterus. Seorang wanita yang tidak
sedang bersalin. Tetapi mengalami perdarahan pervaginam tanpa nyeri pada trimester
ketiga, harus dicurigai mengalami plasenta previa. Malpresentasi (sungsang, letak
lintang, dan kepala tidak menancap) adalah kondisi yang umum ditemukan karena
janin terhalang masuk ke segmen bawah rahim.
Gejala klinis :
1 Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri
dari biasanya berulang darah biasanya berwarna merah segar.
2 Bagian terdepan janin tinggi (floating). Sering dijumpai kelainan letak janin.
3 Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,
kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat
dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding)
biasanya lebih banyak.
4 Janin biasanya masih baik.

Perdarahan pada plasenta previa bersifat berulang-ulang :


Setelah terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim maka regangan dinding
rahim dan tarikan pada cerviks berkurang, tapi dengan majunya kehamilan regangan
bertambah lagi dan menimbulkan perdarahan baru. Kejadian ini berulang-ulang.
Darah terutama berasal dari ibu ialah dari ruangan intervillosa akan tetapi dapat juga
berasal dari anak kalau jonjot terputus atau pembuluh darah plasenta yang lebih besar
terbuka.
1. Kepala anak sangat tinggi : karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim,
kepala tidak dapat mendekati pintu atas panggul.
2. Karena hal tersebut diatas juga karena ukuran panjang rahim berkurang, maka
pada plasenta previa lebih sering terdapat kelainan letak.

Jika perdarahan disebabkan oleh plasenta previa atau plasenta letak rendah maka
robekan selaput harus marginal (kalau persalinan terjadi per vaginam). Juga harus
dikemukakan bahwa pada plasenta previa mungkin sekali terjadi perdarahan
postpartum karena:
 Kadang-kadang plasenta lebih erat melekat pada dinding rahim (plasenta
accreta).
 Daerah perlekatan luas.
 Daya kontraksi segmen bawah rahim kurang.

C. Diagnosa

DATA SUBJEKTIF :
1. Perdarahan pervaginam biasanya ditandai dengan tidak nyeri, merah terang, tidak
disertai dengan kontraksi uterus dan cenderung terjadi dengan tiba-tiba sewaktu
trimester ketiga sebelum persalinan kejadianya sering ringan sampai sedang dan
cenderung berhenti secara spontan. Sewaktu persalinan aktif, perdarahan dari
suatu plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan hebat.
2. Gejala-gejala kehamilan aktivitas janin biasanya normal, sejumlah pasien biasanya
melaporkan adanya episode perdarahan sebelumnya sewaktu trimester pertama
atau kedua, hari pertama haid terakhir dapat memberi perkiraan awal usia
kehamilan. (Kapita Selecta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, )

DATA OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan umum : apabila perdarahan tidak banyak (10 sampai 25% pasien),
tanda-tanda vital biasanya normal dan pasien tampak sehat.
2. Pemeriksaan abdomen : uterus halus dan tidak lunak, biasanya tidak ada kontraksi
uterus. Bunyi jantung janin biasanya normal, bagian presentasi tidak tercekap
pada pintu atas panggul (pelvis inlet). Kelainan letak janin (bokong, oblik, lintang)
merupakan suatu temuan yang sering berkaitan.
3. Pemeriksaan pelvis : pada permulaan vulva harus diperiksa dengan teliti dengan
tujuan mengevaluasi kuantitas perdarahan eksterna dan kemungkinan perdarahan
traktus urinarius atau rektum. Pemeriksaan per vaginam atau rektal dapat
merangsang perdarahan hebat. Oleh karena itu pemeriksaan pervaginam tidak
pernah dilakukan kecuali pasien berada didalam sebuah kamar operasi yang telah
dipersiapkan untuk secsio sesarea segera. Apabila perdarahannya minimal dan
tampaknya bukan plasenta previa, pemeriksaan yang hati-hati dengan spekulum
dapat menyikap kemungkinan perdarahan vaginal atau serviks (sebagai akibat
rupturnya varises, erosi serviks, atau tumor-tumor serviks). Apabila dicurigai
perdarahan bersumber dari janin (adanya bradikardi janin atau bunyi jantung janin
tidak terdengar), darah harus diperiksa terhadap hemoglobin janin (Kapita Selecta
Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, )
4. Plasenta previa dapat didiagnosis dengan ultrasonografi sebelum suatu gejala
muncul. Apabila sonogram yang dilakukan sebelum kehamilan berusia 28 minggu
memberi kesan plasenta berada dibagian bawah, maka perlu dilakukan
pemeriksaan ulang pada trimester ketiga untuk mencatat kelanjutan posisi plasenta
dalam hubunganya dengan perkembangan serviks dan segmen bawah uterin
sangat umum ditemukan. Sering kali, seiring perkembangan uterus,jarak antara
bagian luar plasenta dan serviks semakin dekat. Apabila plasenta previa sentral,
maka persalinan tidak dapat dilakukan pervaginam (Asuhan Kebidanan Helen
Varney, )
5. Sementara boleh dilakukan pemeriksaan fornices dengan hati-hati jika tulang
kepala dan sutura-suturanya dapat teraba dengan antara jari-jari kita dan kepala
teraba bantalan (ialah jaringan plasenta) maka kemungkinan plasenta previa besar
sekali. Pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan pada presentasi kepala karena pada
letak sungsang bagian depan lunak hingga sukar membedakanya dari jaringan
lunak.
6. Diagnosa pasti kita buat dengan pemeriksaan dalam di kamar operasi dan kalau
sudah ada pembukaan. Pemeriksaan ini harus dilakukan dengan hati-hati supaya
tidak menimbulkan perdarahan yang disebabkan perabaan. Bagi pemeriksa yang
kurang berpengalaman bekuan darah dapat disangka jaringan plasenta.

D. Penatalaksanaan

1) Konservatif bila :
a) Kehamilan kurang 37 minggu.
b) Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
c) Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh perjalanan
selama 15 menit).
Perawatan konservatif berupa :
a) Istirahat.
b) Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.
c) Memberikan antibiotik bila ada indikasii.
d) Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.

Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan


konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak
ada perdarahan. Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan tidak
boleh melakukan senggama.
2) Penanganan aktif bila :
a) Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
b) Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
c) Anak mati
Penanganan aktif berupa :
a) Persalinan per vaginam.
b) Persalinan per abdominal.
Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi (double set up)
yakni dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan :
a) Plasenta previa marginalis.
b) Plasenta previa letak rendah.
c) Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks sudah matang,
kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya
sedikit perdarahan maka lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips
oksitosin pada partus per vaginam bila gagal drips. Bila terjadi perdarahan
banyak, lakukan seksio sesar.

3) Penanganan (pasif)
a) Tiap perdarahan triwulan III yang lebih dari show harus segera dikirim ke
Rumah sakit tanpa dilakukan suatu manipulasi/UT.
b) Apabila perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartus, kehamilan
belum cukup 37 minggu/berat badan janin kurang dari 2.500 gram
persalinan dapat ditunda dengan istirahat, obat-obatan ; spasmolitik, progestin
/ progesterone, observasi teliti.
c) Siapkan darah untuk transfusi darah, kehamilan dipertahankan setua
mungkin supaya tidak premature.
d) Bila ada anemia; transfusi dan obat-obatan penambah darah.

Penatalaksanaan kehamilan yang disertai komplikasi plasenta previa dan janin


prematur tetapi tanpa perdarahan aktif, terdiri atas penundaan persalinan dengan
menciptakan suasana yang memberikan keamanan sebesar-besarnyabagi ibu
maupun janin. Perawatan di rumah sakit yang memungkinkan pengawasan ketat,
pengurangan aktivitas fisik, penghindaran setiap manipulasi intravaginal dan
tersedianya segera terapi yang tepat, merupakan tindakan yang ideal. Terapi yang
diberikan mencangkup infus larutan elektrilit, tranfusi darah, persalinan sesarea
dan perawatan neonatus oleh ahlinya sejak saat dilahirkan.
Pada penundaan persalinan, salah satu keuntungan yang kadang kala dapat
diperoleh meskipun relatif terjadi kemudian dalam kehamilan, adalah migrasi
plasenta yang cukup jauh dari serviks, sehingga plasenta previa tidak lagi menjadi
permasalahn utama. Arias (1988) melaporkan hasil-hasil yang luar biasa pada
cerclage serviks yang dilakukan antara usia kehamilan 24 dan 30 minggu pada
pasien perdarahan yang disebabkan oleh plasenta previa.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk melahirkan janin bisa digolongkan ke
dalam dua kategori, yaitu persalinan sesarea atau per vaginam. Logika untuk
melahirkan lewat bedah sesarea ada dua :
1) Persalinan segera janin serta plasenta yang memungkinakan uterus untuk
berkontraksi sehingga perdarahan berhenti.
2) Persalinan searea akan meniadakan kemungkinan terjadinya laserasi serviks
yang merupakan komplikasi serius persalinan per vaginam pada plasenta
previa totalis serta parsial.

E. Komplikasi pada Kehamilan

Kemungkinan insfeksi nifas besar, karena luka plasenta lebih dekat pada
ostium, dan merupakan porte d’entree yang mudah tercapai lagi pula pasien biasanya
anemis karena perdarahan hingga daya tahanya lemah. Menurut Roeshadi (2004),
kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan dari adanya plasenta previa adalah
sebagai berikut :
a) Bahaya untuk ibu pada plasenta previa ialah :
 Perdarahan yang hebat bahkan syok.
 Robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh.
 Insfeksi sepsis.
 Emboli udara.
 Anemia karena perdarahan
 Plasentitis
 Endometritis pasca persalinan

b) Bahaya untuk anak :


 Hypoxia.
 Kelainan letak janin.
 Prematuritas, morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
 Asfiksia berat

F. SOAP (Penatalaksanaan dan Kolaborsi)


 S (Subjektif)
1) Identitas : Istri Suami
Nama : Ny. G Tn. S
Umur : 38 tahun 40 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMK SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Suku Bangsa : WNI WNI
Alamat : Gunung Wuled Rt 03/01, Rembang

2) Anamnesa
a. Alasan kunjungan saat ini : Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya, ini adalah kunjungan ulang ibu.
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluh kenceng-kenceng sejak jam 07.00 WIB
tangggal 09/12/2012,dan keluar darah jam 07.00 WIB tanggal
09/12/2012.
c. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke :1
Menikah sejak umur : 22 tahun
Lama perkawinan : ± 12 tahun
Status perkawinan : Syah menurut Negara dan agama
d. Riwayat Haid
Menarche : ± 13 tahun
Lama menstruasi : ± 7 hari
Banyaknya : ibu ganti pembalut 2x dalam sehari
Teratur/tidak : teratur
Sakit/tidak : tidak
Siklus : 28 hari
HPHT : 25 April 2012
HPL : 02 Februari 2013
UK : 32+2 minggu
e. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontasepsi jenis
apapun.
f. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu pernah menderita penyakit jantung dan hipertensi sebelum
kehamilannya.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit menular dan penyakit
menurun seperti TBC, AIDS, Hepatitis B, Diabetes dan Jantung.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga ibu dan keluaga suami tidak pernah dan tidak sedang
menderita penyakit menular dan penyakit menurun seperti TBC,
AIDS, Hepatitis B, Diabetes, Hipertensi dan Jantung.
4. Riwayat kehamilan sekarang
ANC di puskesmas Rembang sejak umur kehamilan 10 minggu.
Gerakan pertama kali dirasakan pada umur kehamilan 22 minggu
Gerakan dalam 12 jam 10-11 kali
Frekuensi periksa ANC : Trimester I : 1 kali
Trimester II : 3 kali
Trimester III: 2 kali
Senam Hamil : Ibu mengatakan belum pernah melakukan senam
hamil
Imunisasi TT: TT1 : tgl 01 Juni 2012
TT2 : tgl 12 Juli 2012

Keluhan yang dirasakan

Trimester Keluhan terapi


I Mual, muntah Asam folat 1x1 tablet/hari
Kalk 1x1 tablet/hari
Vit B6 3x1 tablet/hari
II Pusing Biosanbe 1x1 tablet/hari
Kalk 1x1 tablet/hari
Vit C
III Punggung pegal Biosanbe 1x1 tablet/hari
Kalk 1x1 tablet/hari
Vit C
Pendidikan kesehatan yang diperoleh

Trimester Pendidikan kesehatan yang diperoleh


I Tanda bahaya kehamilan, perubahan fisiologis, gizi
seimbang pada ibu hamil
II Perubahan fisiologis trimester II
III Perubahan fisiologis trimester III, tanda dan persiapan
persalinan

g. Pola kebutuhan sehari-hari


1) Nutrisi
Porsi makan sehari : ± 3x sehari dengan porsi sedang
Jenis : nasi, sayur, lauk pauk, buah
Makanan pantang : Ibu tidak ada makanan pantang
Pola minum : ± 8 gelas sehari
Ibu tidak minum jamu
Alergi makanan : Ibu tidak ada alergi makanan
Masalah : Tidak ada
2) Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : ± 5 kali sehari
Warna : Jernih
Jumlah : sedang, tidak terlalu banyak
Keluhan : tidak ada keluhan dalam BAK
b. BAB
Frekuensi : ± 1x sehari
Warna : kuning kecoklatan
Jumlah : sedang, tidak terlalu banyak
Keluhan : Ibu tidak ada keluhan dalam BAB
3) Istirahat
Siang : ibu tidur siang ± 1 1/2 jam
Malam : ibu tidur malam ± 8 jam
Keluhan : ibu tidak ada keluhan saat tidur
4) Aktivitas
Ibu mengatakan aktivitasnya setiap hari mengerjakan pekerjaan
rumah, seperti memasak, menyapu, mencuci serta merawat suami
dan anaknya.
5) Personal Higiene : Ibu mengatakan mandi 2 kali/hari, gosok gigi 2
kali/hari, ganti celana dalam 2 kali/hari, keramas 2 hari sekali,
membersihkan bagian alat kelamin setelah BAK, BAB serta ketika
mandi, memotong kuku setiap 1 minggu sekali.
6) Pola seksual : Ibu mengatakan sebelum hamil melakukan hubungan
seksual sebanyak 3 kali dalam seminggu, dan saat hamil melakukan
hubungan seksual 1 kali dalam seminggu, tidak ada keluhan saat
melakukan hubungan seksual.
h. Data Psikososial Spiritual
1. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kehamilan ini :
Ibu dan keluarga sangat mendukung terhadap kehamilan ini.
2. Pengetahuan ibu dan keluarga tentang kehamilan :
Ibu mengetahui dirinya menderita plasenta previa, tetapi ibu belum
begitu paham mengenai plasenta previa.
3. Pengambilan keputusan oleh :
Pengambilan keputusan dilakukan oleh Ibu bersama suami.
4. Ketaatan ibu beribadah :
Ibu meleksanakan shalat 5 waktu, mengaji sehabis shalat maghrib,
mengikuti pengajian di RT.
5. Ibu tinggal bersama :
Ibu tinggal bersama suami.
6. Hewan piaraan :
Ibu tidak mempunyai hewan piaraan.
7. Rencana melahirkan di :
Ibu akan melahirkan di RSMS menggunakan Jampersal.

 O (Obyektif)
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 158 cm
BB : sebelum hamil : 52 kg sekarang : 59 kg
LILA : 27 cm
Vital Sign : TD : 130/90 mmHg N : 82x/menit
Rr : 20x/menit S : 36,50 C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : bentuk mesochepal, rambut warna hitam, bersih, tidak
rontok, serta tidak berketombe.
b. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, reflek pupil
positif, tidak ada gangguan penglihatan.
c. Muka : bentuk simetris, tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum.
d. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, fungsi
penciuman normal, simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung.
e. Mulut dan gigi: bentuk simetris, tidak ada caries maupun stomatitis,
keadaan mulut bersih, fungsi pengecapan baik, kebersihan cukup.
f. Telinga : bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran
baik.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis.
h. Dada : bentuk dada simetris kanan dan kiri.
i. Payudara : simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol,
hyperpigmentasi pada areola mammae, tidak ada bekas luka operasi.
j. Abdomen : bentuk simetris, pembesaran sesuai dengan usia
kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, ada linea nigra
hiperpigmentasi, ada striae gravidarum.
Leopold I : TFU 1/2 pusat ke procesus xipoideus, bagian fundus
teraba bulat, lunak, tidak melenting kesimpulan bokong.
Leopold II : bagian kanan teraba panjang, keras, memanjang
seperti papan (punggung janin) dan bagian kiri teraba tonjolan-tonjolan
kecil yang tidak penuh kesimpulan ekstremitas janin.
Leopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, dan melenting, bisa
digoyangkan kesimpulan kepala.
Leopold VI : kedua tangan masih bertemu (konvergen), kepala
belum masuk PAP.
TFU menurut Mc.donald : 28 cm
TBJ : (TFU-12) x 155 = (28-12) x 155 = 2.480 gram.
DJJ : terdengar jelas, 136x/menit kuat dan teratur.
His : tidak ada his
k. Genetalia : tidak ada benjolan abnormal dan varises, perdarahan
hanya flek saja, warna kecoklatan.
l. Ekstremitas
Atas : bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema.
Bawah : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada oedema pada kaki,
reflek patella kanan/kiri: positif.
3. Pemeriksaan penunjang :
Golongan darah :O
Tanggal 10 Desember 2012 : Hb 12,7 gr%
Tanggal 10 Desember 2012 : Pemeriksaan darah lengkap
 Hemoglobin : L 10,2 g/dL
 Leukosit : H 12.300/uL
 Hematokrit : L 30 %
 Eritrosit : L 3,8 10^6/uL
 Trombosit : 315.000/uL
Tanggal 10 Desember 2012 : Pemeriksaan urin
 Protein : negative
 Glukosa : 100mg/dL
 Hasil USG tanggal 10-12-2012 : Tampak janin presentasi kepala,
kepala BPD= 83,5 sesuai kehamilan 33 minggu, Placenta di SBR
belakang meluas sampai menutupi Osteum Uteri Internum Grade II.

 A (Asassment)
A. Diagnosa Kebidanan
Ny. G umur 38 tahun hamil G5P3Ab1Ah3 UK 32+2 minggu dengan
perdarahan antepartum plasenta previa totalis.
Data dasar
1. Data subyektif :
o Ibu mengatakan mengeluh kenceng-kenceng sejak jam 07.00 WIB
tangggal 09/12/2012,dan keluar darah jam 07.00 WIB tanggal
09/12/2012.
o Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang kelima, pernah
keguguran 1 kali umur 3 bulan.
o Ibu mengatakan gerakan janin pertama kali dirasakan pada umur
kehamilan 22 minggu dan gerakan dalam 12 jam terakhir sebanyak
10-11 kali.
o HPHT : 25 April 2012.
2. Data obyektif :
HPL : 02 Februari 2013
Umur Kehamilan : 32+2 minggu
Vital Sign : TD : 130/90 mmHg N : 82x/menit
Rr : 20x/menit S : 36,50 C
Leopold I : TFU 1/2 pusat ke procesus xipoideus, bagian
fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting kesimpulan bokong.
Leopold II : bagian kanan teraba panjang, keras,
memanjang seperti papan kesimpulan punggung janin dan bagian kiri
teraba tonjolan-tonjolan kecil yang tidak penuh kesimpulan ekstremitas
janin.
Leopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, dan
melenting, bisa digoyangkan kesimpulan kepala.
Leopold VI : kedua tangan masih bertemu (konvergen),
kepala belum masuk PAP.
TFU menurut Mc.donald : 28 cm
TBJ : (TFU-12) x 155 = (28-12) x 155 = 2.480 gram.
DJJ : terdengar jelas, 136x/menit kuat dan teratur.
His : tidak ada
Perdarahan : tinggal flek,warna cokelat.
Hasil USG : tanggal 10-12-2012
Tampak janin presentasi kepala, kepala BPD= 83,5 sesuai
kehamilan 33 minggu, Placenta di SBR belakang meluas sampai
menutupi Osteum Uteri Internum Grade II.]
B. Masalah
Plasenta Previa Totalis

 P (Plan)
Tgl/Jam: 10 Desember 2012 / 13.15 WIB
1. Mengobservasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital meliputi tekanan
darah, suhu, nadi dan respirasi.
2. Memonitor perdarahan dan memonitor DJJ tiap satu jam sekali.
3. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan ibu saat ini, bahwa plasenta atau
ari-ari ibu letaknya berada di bawah dan menutupi jalan lahir. Dengan
keadaan seperti ini ibu tidak bisa melakukan persalinan normal, dan
kelahiran bayi akan di tolong dengan operasi caesar. Tapi karena saat ini
umur kehamilan ibu belum mencukupi untuk melahirkan bayinya, sebisa
mungkin kehamilan ibu dipertahankan dahulu sampai nanti umur
kehamilannya mencukupi.
4. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat dan tidak sering-sering turun dari
tempat tidur.
5. Memberitahu ibu untuk segera menghubungi petugas kesehatan bila ibu
mengalami perdarahan yang banyak dari vagina.
6. Memberi ibu terapi obat sesuai anjuran dokter yaitu Nifedipin 10 mg 3x1.
Dexamethasone 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam untuk mempercepat
pematangan paru bayi.
7. Melakukan kolaborasi dengan dr. Sp. Og untuk perencanaan selanjutnya.
8. Mendokumentasikan hasil tindakan di catatan rekam medic.

 Kolaborasi
Kolaborasi dengan dr.Sp.OG
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta : EGC


Gede, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Manuaba
DSOD. EGD
https://www.academia.edu/7725470/
ASUHAN_KEBIDANAN_IBU_HAMIL_PATOLOGI_PADA_NY_G_UMU
R_38_TAHUN_G5P3Ab1Ah3_UK_32_2_MINGGU_DENGAN_PLASENT
A_PREVIA_TOTALIS_PROGRAM_STUDI_D3_ILMU_KEBIDANAN_ST
IKES_ALMA_ATA_YOGYAKARTA_2012_ASUHAN_KEBIDANAN_IB
U_HAMIL_PATOLOGI
Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi
Sastrawinata, S. Obstetri Patologi. Bandung : FK Unpad
Varney, H. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.
https://www.academia.edu/13034514/
Plasenta_Previa_Parsialis_Askeb_Komprehensif

Anda mungkin juga menyukai