“Placenta Previa”
Disusun Oleh :
2022 – 2023
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
B. Gejala
Jika perdarahan disebabkan oleh plasenta previa atau plasenta letak rendah maka
robekan selaput harus marginal (kalau persalinan terjadi per vaginam). Juga harus
dikemukakan bahwa pada plasenta previa mungkin sekali terjadi perdarahan
postpartum karena:
Kadang-kadang plasenta lebih erat melekat pada dinding rahim (plasenta
accreta).
Daerah perlekatan luas.
Daya kontraksi segmen bawah rahim kurang.
C. Diagnosa
DATA SUBJEKTIF :
1. Perdarahan pervaginam biasanya ditandai dengan tidak nyeri, merah terang, tidak
disertai dengan kontraksi uterus dan cenderung terjadi dengan tiba-tiba sewaktu
trimester ketiga sebelum persalinan kejadianya sering ringan sampai sedang dan
cenderung berhenti secara spontan. Sewaktu persalinan aktif, perdarahan dari
suatu plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan hebat.
2. Gejala-gejala kehamilan aktivitas janin biasanya normal, sejumlah pasien biasanya
melaporkan adanya episode perdarahan sebelumnya sewaktu trimester pertama
atau kedua, hari pertama haid terakhir dapat memberi perkiraan awal usia
kehamilan. (Kapita Selecta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, )
DATA OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan umum : apabila perdarahan tidak banyak (10 sampai 25% pasien),
tanda-tanda vital biasanya normal dan pasien tampak sehat.
2. Pemeriksaan abdomen : uterus halus dan tidak lunak, biasanya tidak ada kontraksi
uterus. Bunyi jantung janin biasanya normal, bagian presentasi tidak tercekap
pada pintu atas panggul (pelvis inlet). Kelainan letak janin (bokong, oblik, lintang)
merupakan suatu temuan yang sering berkaitan.
3. Pemeriksaan pelvis : pada permulaan vulva harus diperiksa dengan teliti dengan
tujuan mengevaluasi kuantitas perdarahan eksterna dan kemungkinan perdarahan
traktus urinarius atau rektum. Pemeriksaan per vaginam atau rektal dapat
merangsang perdarahan hebat. Oleh karena itu pemeriksaan pervaginam tidak
pernah dilakukan kecuali pasien berada didalam sebuah kamar operasi yang telah
dipersiapkan untuk secsio sesarea segera. Apabila perdarahannya minimal dan
tampaknya bukan plasenta previa, pemeriksaan yang hati-hati dengan spekulum
dapat menyikap kemungkinan perdarahan vaginal atau serviks (sebagai akibat
rupturnya varises, erosi serviks, atau tumor-tumor serviks). Apabila dicurigai
perdarahan bersumber dari janin (adanya bradikardi janin atau bunyi jantung janin
tidak terdengar), darah harus diperiksa terhadap hemoglobin janin (Kapita Selecta
Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, )
4. Plasenta previa dapat didiagnosis dengan ultrasonografi sebelum suatu gejala
muncul. Apabila sonogram yang dilakukan sebelum kehamilan berusia 28 minggu
memberi kesan plasenta berada dibagian bawah, maka perlu dilakukan
pemeriksaan ulang pada trimester ketiga untuk mencatat kelanjutan posisi plasenta
dalam hubunganya dengan perkembangan serviks dan segmen bawah uterin
sangat umum ditemukan. Sering kali, seiring perkembangan uterus,jarak antara
bagian luar plasenta dan serviks semakin dekat. Apabila plasenta previa sentral,
maka persalinan tidak dapat dilakukan pervaginam (Asuhan Kebidanan Helen
Varney, )
5. Sementara boleh dilakukan pemeriksaan fornices dengan hati-hati jika tulang
kepala dan sutura-suturanya dapat teraba dengan antara jari-jari kita dan kepala
teraba bantalan (ialah jaringan plasenta) maka kemungkinan plasenta previa besar
sekali. Pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan pada presentasi kepala karena pada
letak sungsang bagian depan lunak hingga sukar membedakanya dari jaringan
lunak.
6. Diagnosa pasti kita buat dengan pemeriksaan dalam di kamar operasi dan kalau
sudah ada pembukaan. Pemeriksaan ini harus dilakukan dengan hati-hati supaya
tidak menimbulkan perdarahan yang disebabkan perabaan. Bagi pemeriksa yang
kurang berpengalaman bekuan darah dapat disangka jaringan plasenta.
D. Penatalaksanaan
1) Konservatif bila :
a) Kehamilan kurang 37 minggu.
b) Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
c) Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh perjalanan
selama 15 menit).
Perawatan konservatif berupa :
a) Istirahat.
b) Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.
c) Memberikan antibiotik bila ada indikasii.
d) Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.
3) Penanganan (pasif)
a) Tiap perdarahan triwulan III yang lebih dari show harus segera dikirim ke
Rumah sakit tanpa dilakukan suatu manipulasi/UT.
b) Apabila perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartus, kehamilan
belum cukup 37 minggu/berat badan janin kurang dari 2.500 gram
persalinan dapat ditunda dengan istirahat, obat-obatan ; spasmolitik, progestin
/ progesterone, observasi teliti.
c) Siapkan darah untuk transfusi darah, kehamilan dipertahankan setua
mungkin supaya tidak premature.
d) Bila ada anemia; transfusi dan obat-obatan penambah darah.
Kemungkinan insfeksi nifas besar, karena luka plasenta lebih dekat pada
ostium, dan merupakan porte d’entree yang mudah tercapai lagi pula pasien biasanya
anemis karena perdarahan hingga daya tahanya lemah. Menurut Roeshadi (2004),
kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan dari adanya plasenta previa adalah
sebagai berikut :
a) Bahaya untuk ibu pada plasenta previa ialah :
Perdarahan yang hebat bahkan syok.
Robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh.
Insfeksi sepsis.
Emboli udara.
Anemia karena perdarahan
Plasentitis
Endometritis pasca persalinan
2) Anamnesa
a. Alasan kunjungan saat ini : Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya, ini adalah kunjungan ulang ibu.
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluh kenceng-kenceng sejak jam 07.00 WIB
tangggal 09/12/2012,dan keluar darah jam 07.00 WIB tanggal
09/12/2012.
c. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke :1
Menikah sejak umur : 22 tahun
Lama perkawinan : ± 12 tahun
Status perkawinan : Syah menurut Negara dan agama
d. Riwayat Haid
Menarche : ± 13 tahun
Lama menstruasi : ± 7 hari
Banyaknya : ibu ganti pembalut 2x dalam sehari
Teratur/tidak : teratur
Sakit/tidak : tidak
Siklus : 28 hari
HPHT : 25 April 2012
HPL : 02 Februari 2013
UK : 32+2 minggu
e. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontasepsi jenis
apapun.
f. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu pernah menderita penyakit jantung dan hipertensi sebelum
kehamilannya.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit menular dan penyakit
menurun seperti TBC, AIDS, Hepatitis B, Diabetes dan Jantung.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga ibu dan keluaga suami tidak pernah dan tidak sedang
menderita penyakit menular dan penyakit menurun seperti TBC,
AIDS, Hepatitis B, Diabetes, Hipertensi dan Jantung.
4. Riwayat kehamilan sekarang
ANC di puskesmas Rembang sejak umur kehamilan 10 minggu.
Gerakan pertama kali dirasakan pada umur kehamilan 22 minggu
Gerakan dalam 12 jam 10-11 kali
Frekuensi periksa ANC : Trimester I : 1 kali
Trimester II : 3 kali
Trimester III: 2 kali
Senam Hamil : Ibu mengatakan belum pernah melakukan senam
hamil
Imunisasi TT: TT1 : tgl 01 Juni 2012
TT2 : tgl 12 Juli 2012
O (Obyektif)
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 158 cm
BB : sebelum hamil : 52 kg sekarang : 59 kg
LILA : 27 cm
Vital Sign : TD : 130/90 mmHg N : 82x/menit
Rr : 20x/menit S : 36,50 C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : bentuk mesochepal, rambut warna hitam, bersih, tidak
rontok, serta tidak berketombe.
b. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, reflek pupil
positif, tidak ada gangguan penglihatan.
c. Muka : bentuk simetris, tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum.
d. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, fungsi
penciuman normal, simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung.
e. Mulut dan gigi: bentuk simetris, tidak ada caries maupun stomatitis,
keadaan mulut bersih, fungsi pengecapan baik, kebersihan cukup.
f. Telinga : bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran
baik.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis.
h. Dada : bentuk dada simetris kanan dan kiri.
i. Payudara : simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol,
hyperpigmentasi pada areola mammae, tidak ada bekas luka operasi.
j. Abdomen : bentuk simetris, pembesaran sesuai dengan usia
kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, ada linea nigra
hiperpigmentasi, ada striae gravidarum.
Leopold I : TFU 1/2 pusat ke procesus xipoideus, bagian fundus
teraba bulat, lunak, tidak melenting kesimpulan bokong.
Leopold II : bagian kanan teraba panjang, keras, memanjang
seperti papan (punggung janin) dan bagian kiri teraba tonjolan-tonjolan
kecil yang tidak penuh kesimpulan ekstremitas janin.
Leopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, dan melenting, bisa
digoyangkan kesimpulan kepala.
Leopold VI : kedua tangan masih bertemu (konvergen), kepala
belum masuk PAP.
TFU menurut Mc.donald : 28 cm
TBJ : (TFU-12) x 155 = (28-12) x 155 = 2.480 gram.
DJJ : terdengar jelas, 136x/menit kuat dan teratur.
His : tidak ada his
k. Genetalia : tidak ada benjolan abnormal dan varises, perdarahan
hanya flek saja, warna kecoklatan.
l. Ekstremitas
Atas : bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema.
Bawah : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada oedema pada kaki,
reflek patella kanan/kiri: positif.
3. Pemeriksaan penunjang :
Golongan darah :O
Tanggal 10 Desember 2012 : Hb 12,7 gr%
Tanggal 10 Desember 2012 : Pemeriksaan darah lengkap
Hemoglobin : L 10,2 g/dL
Leukosit : H 12.300/uL
Hematokrit : L 30 %
Eritrosit : L 3,8 10^6/uL
Trombosit : 315.000/uL
Tanggal 10 Desember 2012 : Pemeriksaan urin
Protein : negative
Glukosa : 100mg/dL
Hasil USG tanggal 10-12-2012 : Tampak janin presentasi kepala,
kepala BPD= 83,5 sesuai kehamilan 33 minggu, Placenta di SBR
belakang meluas sampai menutupi Osteum Uteri Internum Grade II.
A (Asassment)
A. Diagnosa Kebidanan
Ny. G umur 38 tahun hamil G5P3Ab1Ah3 UK 32+2 minggu dengan
perdarahan antepartum plasenta previa totalis.
Data dasar
1. Data subyektif :
o Ibu mengatakan mengeluh kenceng-kenceng sejak jam 07.00 WIB
tangggal 09/12/2012,dan keluar darah jam 07.00 WIB tanggal
09/12/2012.
o Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang kelima, pernah
keguguran 1 kali umur 3 bulan.
o Ibu mengatakan gerakan janin pertama kali dirasakan pada umur
kehamilan 22 minggu dan gerakan dalam 12 jam terakhir sebanyak
10-11 kali.
o HPHT : 25 April 2012.
2. Data obyektif :
HPL : 02 Februari 2013
Umur Kehamilan : 32+2 minggu
Vital Sign : TD : 130/90 mmHg N : 82x/menit
Rr : 20x/menit S : 36,50 C
Leopold I : TFU 1/2 pusat ke procesus xipoideus, bagian
fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting kesimpulan bokong.
Leopold II : bagian kanan teraba panjang, keras,
memanjang seperti papan kesimpulan punggung janin dan bagian kiri
teraba tonjolan-tonjolan kecil yang tidak penuh kesimpulan ekstremitas
janin.
Leopold III : bagian bawah teraba bulat, keras, dan
melenting, bisa digoyangkan kesimpulan kepala.
Leopold VI : kedua tangan masih bertemu (konvergen),
kepala belum masuk PAP.
TFU menurut Mc.donald : 28 cm
TBJ : (TFU-12) x 155 = (28-12) x 155 = 2.480 gram.
DJJ : terdengar jelas, 136x/menit kuat dan teratur.
His : tidak ada
Perdarahan : tinggal flek,warna cokelat.
Hasil USG : tanggal 10-12-2012
Tampak janin presentasi kepala, kepala BPD= 83,5 sesuai
kehamilan 33 minggu, Placenta di SBR belakang meluas sampai
menutupi Osteum Uteri Internum Grade II.]
B. Masalah
Plasenta Previa Totalis
P (Plan)
Tgl/Jam: 10 Desember 2012 / 13.15 WIB
1. Mengobservasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital meliputi tekanan
darah, suhu, nadi dan respirasi.
2. Memonitor perdarahan dan memonitor DJJ tiap satu jam sekali.
3. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan ibu saat ini, bahwa plasenta atau
ari-ari ibu letaknya berada di bawah dan menutupi jalan lahir. Dengan
keadaan seperti ini ibu tidak bisa melakukan persalinan normal, dan
kelahiran bayi akan di tolong dengan operasi caesar. Tapi karena saat ini
umur kehamilan ibu belum mencukupi untuk melahirkan bayinya, sebisa
mungkin kehamilan ibu dipertahankan dahulu sampai nanti umur
kehamilannya mencukupi.
4. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat dan tidak sering-sering turun dari
tempat tidur.
5. Memberitahu ibu untuk segera menghubungi petugas kesehatan bila ibu
mengalami perdarahan yang banyak dari vagina.
6. Memberi ibu terapi obat sesuai anjuran dokter yaitu Nifedipin 10 mg 3x1.
Dexamethasone 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam untuk mempercepat
pematangan paru bayi.
7. Melakukan kolaborasi dengan dr. Sp. Og untuk perencanaan selanjutnya.
8. Mendokumentasikan hasil tindakan di catatan rekam medic.
Kolaborasi
Kolaborasi dengan dr.Sp.OG
DAFTAR PUSTAKA