Definisi
2. Klasifikasi
Apabila tepi plasenta berjarak > 2 cm dari ostium uteri internum maka
dianggap plasenta letak normal.
1) Tipe I : tepi plasenta melewati batas sampai segmen bawah rahim dan
berimplantasi < 5 cm dari ostium uteri internum
2) Tipe II : tepi plasenta mencapai pada ostium uteri internum namun
tidak menutupinya
3) Tipe III : plasenta menutupi ostium uteri internum secara asimetris
4) Tipe IV : plasenta berada di tengah dan menutupi ostium uteri
internum Tipe I dan II disebut juga sebagai plasenta previa minor
sedangkan tipe III dan IV disebut plesanta previa mayor.
3. Etiologi
a) Multiparitas dan umur lanjut ( >/ = 35 tahun).
b) Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan
(tumor, mioma uteri,SC, Kuret, dll).
c) Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap
menerima hasil konsepsi
d) Gaya hidup (merokok).
e) Defek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat
perubahan atrofik dan inflamatorotik.
4. Manifestasi Klinis
Gambaran klinik plasenta previa adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan pervaginam .
Darah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua
atau awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa.
Perdarahan pertama biasanya tidak banyak sehingga tidak akan
berakibat fatal, tetapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih
banyak dari perdarahan sebelumnya.
2. Tanpa alasan dan tanpa nyeri
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan
tanpa nyeri yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati
akhir trimester kedua atau sesudahnya.
3. Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang,
perdarahan yang sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak
dengan waktu yang singkat, dapat menimbulkan anemia sampai syok.
5. Patofisiologi
Penyebab plasenta melekat pada segmen bawah rahim belum diketahui
secara pasti. Ada teori menyebutkan bahwa vaskularisasi desidua yang tidak
memadahi yang mungkin diakibatkan oleh proses radang atau atrofi dapat
menyebabkan plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim. Plasenta
yang terlalu besar dapat tumbuh melebar ke segmen bawah rahim dan
menutupi ostium uteri internum.
Pada saat segmen bawah rahim terbentuk sekitar trisemester III atau lebih
awal tapak plasenta akan mengalami pelepasan dan menyebabkan plasenta
yang berimplantasi pada segmen bawah rahim akan mengalami laserasi.
Selain itu, laserasi plasenta juga disebabkan oleh serviks yang mendatar dan
membuka. Hal ini menyebabkan perdarahan pada tempat laserasi. Perdarahan
akan dipermudah dan diperbanyak oleh segmen bawah rahim dan serviks
yang tidak bisa berkontraksi secara adekuat.
Pembentukan segmen bawah rahim akan berlangsung secara progresif, hal
tersebut menyebabkan terjadi laserasi dan perdarahan berulang pada plasenta
previa. Pada plasenta previa totalis perdarahan terjadi lebih awal dalam
kehamilan bila dibandingankan dengan plasenta previa parsialis ataupun
plasenta letak rendah karena pembentukan segmen bawah rahim dimulai dari
ostium uteri internum.
Segmen bawah rahim mempunyai dinding yang tipis sehingga mudah
diinvasi oleh pertumbuhan vili trofoblas yang mengakibatkan terjadinya
plasenta akreta dan inkreta. Selain itu segmen bawah rahim dan serviks
mempunyai elemen otot yang sedikit dan rapuh sehingga dapat menyebabkan
perdarahan postpartum pada plasenta previa.
6. Komplikasi
Plasenta previa dapat menyebabkan resiko pada ibu dan janin. Komplikasi-
komplikasi yang terjadi yaitu :
7. Pemeriksaan
8. Penanganan
Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester ketiga,
dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok
karena pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya
dengan pemberian infus atau tranfusi darah.
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
Keadaan umum pasien, kadar hb.
Jumlah perdarahan yang terjadi.
Umur kehamilan/taksiran BB janin.
Jenis plasenta previa.
1. Penanganan Ekspektif
Kriteria :
- Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
- Perdarahan sedikit
- Belum ada tanda-tanda persalinan
- Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.
Rencana Penanganan :
- Istirahat baring mutlak.
- Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.
- Pemeriksaan USG.
- Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut jantung
janin.
- Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien ditunggu
sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan secara aktif.
1. Penanganan aktif
Kriteria
umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.
Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
Ada tanda-tanda persalinan.
Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%.