Anda di halaman 1dari 7

1.

Definisi

Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim,


sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (OUI) .
Plasenta previa (prae = di depan, vias = jalan), jadi yang di maksud adalah
plasenta implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau sebahagian
jalan lahir (Ostium Uteri Internium).

2. Klasifikasi

Terdapat beberapa kemungkinan implantasi plasenta pada plasenta previa menurut


:

1. Plasenta previa totalis atau komplit

Plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum

2. Plasenta previa parsialis


Plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum
3. Plasenta previa marginalis
Plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum
4. Plasenta letak rendah Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim dimana tepi plasenta berjarak < 2 cm dari ostium uteri internum.

Apabila tepi plasenta berjarak > 2 cm dari ostium uteri internum maka
dianggap plasenta letak normal.

Klasifikasi lain dari plasenta previa adalah sebagai berikut :

1) Tipe I : tepi plasenta melewati batas sampai segmen bawah rahim dan
berimplantasi < 5 cm dari ostium uteri internum
2) Tipe II : tepi plasenta mencapai pada ostium uteri internum namun
tidak menutupinya
3) Tipe III : plasenta menutupi ostium uteri internum secara asimetris
4) Tipe IV : plasenta berada di tengah dan menutupi ostium uteri
internum Tipe I dan II disebut juga sebagai plasenta previa minor
sedangkan tipe III dan IV disebut plesanta previa mayor.
3. Etiologi
a) Multiparitas dan umur lanjut ( >/ = 35 tahun).
b) Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan
(tumor, mioma uteri,SC, Kuret, dll).
c) Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap
menerima hasil konsepsi
d) Gaya hidup (merokok).
e) Defek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat
perubahan atrofik dan inflamatorotik.
4. Manifestasi Klinis
Gambaran klinik plasenta previa adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan pervaginam .
Darah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua
atau awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa.
Perdarahan pertama biasanya tidak banyak sehingga tidak akan
berakibat fatal, tetapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih
banyak dari perdarahan sebelumnya.
2. Tanpa alasan dan tanpa nyeri
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan
tanpa nyeri yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati
akhir trimester kedua atau sesudahnya.
3. Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang,
perdarahan yang sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak
dengan waktu yang singkat, dapat menimbulkan anemia sampai syok.
5. Patofisiologi
Penyebab plasenta melekat pada segmen bawah rahim belum diketahui
secara pasti. Ada teori menyebutkan bahwa vaskularisasi desidua yang tidak
memadahi yang mungkin diakibatkan oleh proses radang atau atrofi dapat
menyebabkan plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim. Plasenta
yang terlalu besar dapat tumbuh melebar ke segmen bawah rahim dan
menutupi ostium uteri internum.
Pada saat segmen bawah rahim terbentuk sekitar trisemester III atau lebih
awal tapak plasenta akan mengalami pelepasan dan menyebabkan plasenta
yang berimplantasi pada segmen bawah rahim akan mengalami laserasi.
Selain itu, laserasi plasenta juga disebabkan oleh serviks yang mendatar dan
membuka. Hal ini menyebabkan perdarahan pada tempat laserasi. Perdarahan
akan dipermudah dan diperbanyak oleh segmen bawah rahim dan serviks
yang tidak bisa berkontraksi secara adekuat.
Pembentukan segmen bawah rahim akan berlangsung secara progresif, hal
tersebut menyebabkan terjadi laserasi dan perdarahan berulang pada plasenta
previa. Pada plasenta previa totalis perdarahan terjadi lebih awal dalam
kehamilan bila dibandingankan dengan plasenta previa parsialis ataupun
plasenta letak rendah karena pembentukan segmen bawah rahim dimulai dari
ostium uteri internum.
Segmen bawah rahim mempunyai dinding yang tipis sehingga mudah
diinvasi oleh pertumbuhan vili trofoblas yang mengakibatkan terjadinya
plasenta akreta dan inkreta. Selain itu segmen bawah rahim dan serviks
mempunyai elemen otot yang sedikit dan rapuh sehingga dapat menyebabkan
perdarahan postpartum pada plasenta previa.
6. Komplikasi

Plasenta previa dapat menyebabkan resiko pada ibu dan janin. Komplikasi-
komplikasi yang terjadi yaitu :

a. Komplikasi pada ibu, antara lain : perdarahan tambahan saat operasi,


infeksi karena anemia, robekan implantasi plasenta di bagian belakang
segmen bawah rahim, terjadinya ruptura uteri karena susunan jaringan
rapuh dan sulit diketahui.

b. Komplikasi pada janin, antara lain : prematuritas dengan morbiditas dan


mortalitas tinggi, mudah infeksi karena anemia disertai daya tahan rendah,
asfiksia intrauterine sampai dengan kematian.

7. Pemeriksaan

Pemeriksaan pada ibu denga plasenta previa adalah sebagai berikut :


a) Keadaan umum
1) Keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok
2) Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik sampai
koma
3) Tekanan darah turun
4) Nadi dan pernapasan meningkat
5) Daerah ujung menjadi dingin
6) Anemis
b) Palpasi
1) Janin belum cukup bulan
2) Tinggi fundus uteri sesuai dengan umur hamil
3) Karena letak plasenta di segmen bawah lahir, maka dapat
dijumpai kelainan letak janin dalam Rahim dan bagian
terendah masih tinggi :
- Belum masuk pintu atas panggul
- Mengolak ke samping
- Menonjol diatas simfisis
- Bagian bawah janin sukar ditentukan
- Letak lintang
- Letak sungsang
4) Denyut jantung janin bervariasi dari normal sampai asfiksia
dan kematian dalam rahim
c) Inspekulo
1) Apakah perdarahan berasal dari ostium uteri atau dari kelainan
serviks atau vagina
2) Darah berwarna merah segar
3) Tampak bekuan darah di vagina
4) Bila ada pembekuan serviks, dapat dilihat permukaan maternal
plasenta
d) Perabaan forniks
1) Hanya dilakukan pada kehamilan diatas 28 minggu dan
presentasi kepala
2) Teraba bantalan lunak antara kepala janin dengan jari pemeriksa
3) Tentukkan lokasi bantalan tersebut
4) Jangan melakukan pemeriksaan kedalam kanalis servikalis
A. Pemeriksaan penunjang
a) USG
Menegakkan diagnose plasenta previa dapat pula dilakukan
dengan pemeriksaan ultrasonografi. Penentuan letak plasenta
dengan cara ini ternyata sangat tepat, tidak menimbulkan bahaya
radiasi bagi ibu dan janinnya, dan tidak ada rasa nyeri.
USG abdomen selama trimester ke dua menunjukkan
penempatan plasenta previa. Transvaginal ultrasonografi dengan
keakuratan dapat mencapai 100% identifikasi plasenta previa .
transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95%.
Dengan USG dapat ditentukan implantasi plasenta atau
jarak tepi plasenta terhadap ostium . bila jarak tepi kurang dari 5
cm disebut plasenta letak rendah. Bila tidak dijumpai plasenta
previa, dilakukan pemeriksaan inspekulo untuk melihat sumber
perdarahan lain.
b) MRI
Juga dapat dipergunakan untuk mendeteksi kelainan pada
plasenta termasuk plasenta previa. MRI kalah praktis jika
dibandingkan dengan USG, terlebih dalam suasana yang
mendesak.
c) Laboratorium
Darah perifer lengkap. Bila akan dilakukan operasi perlu diperiksa
factor waktu pembekuan darah, waktu perdarahan dan gula darah
sewaktu. Pemeriksaan lainnya dilakukan atas indikasi medis.

8. Penanganan

Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester ketiga,
dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok
karena pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya
dengan pemberian infus atau tranfusi darah.
Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :
Keadaan umum pasien, kadar hb.
Jumlah perdarahan yang terjadi.
Umur kehamilan/taksiran BB janin.
Jenis plasenta previa.

1. Penanganan Ekspektif
Kriteria :
- Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
- Perdarahan sedikit
- Belum ada tanda-tanda persalinan
- Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.

Rencana Penanganan :
- Istirahat baring mutlak.
- Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.
- Pemeriksaan USG.
- Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut jantung
janin.
- Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien ditunggu
sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan secara aktif.

1. Penanganan aktif
Kriteria
umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.
Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
Ada tanda-tanda persalinan.
Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%.

Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus pervaginum,


dilakukan pemeriksaan dalam kamar operasi, infusi transfusi darah terpasang.
Indikasi Seksio Sesarea :

1. Plasenta previa totalis.


2. Plasenta previa pada primigravida.
3. Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang
4. Anak berharga dan fetal distres
5. Plasenta previa lateralis jika :
Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.
Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.
Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).
6. Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat.

Partus per vaginam.


Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada multipara dan
anak sudah meninggal atau prematur.
1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah
(amniotomi) jika his lemah, diberikan oksitosin drips.
2. Bila perdarahan masih terus berlangsung, dilakukan SC.
3. Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk menghentikan
perdarahan (kompresi atau tamponade bokong dan kepala janin terhadap
plasenta) hanya dilakukan pada keadaan darurat, anak masih kecil atau sudah
mati, dan tidak ada fasilitas untuk melakukan operasi.

Anda mungkin juga menyukai