DISUSUN OLEH:
KELAS C (PROFESI KEBIDANAN BATANGHARI)
2023
Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2012)
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan bila setelah bayi dan plasenta lahir ternyata
perdarahan masih aktif dan banyak, bergumpal dan pada palpasi
didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih dengan
kontraksi yang lembek. Perlu diperhatikan bahwa pada saat atonia
uteri didiagnosis, maka pada saat itu juga masih ada darah
sebanyak 500-1000 cc yang sudah keluar dari pembuluh darah,
tetapi masih terperangkap dalam uterus dan harus diperhitungkan
dalam kalkulasi pemberian darah pengganti
TINJAUAN KASUS
Langkah-langkah Penatalaksanaan Atonia Uteri
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang kondisi yang terjadi pada ibu
8. Melakukan KBI. Mengepalkan tangan kanan pada fornika anterior atau diatas
porsio, sedangkan tangan yang ada diluar berusaha menjangkau sejauh mungkin
seolah-olah tangan yang di dalam dan diluar dapat bertemu, lakukan penekanan
selama 5 menit. Bila uterus berkontraksi, Meneruskan KBI selama 2 menit,
mengeluarkan tangan perlahan-lahan dan lakukan pemantauan.
LANJUTAN..
9. Bila uterus tidak berkontraksi, mengajarkan keluarga pasien untuk melakukan Kompresi
Bimanual Eksternal (KBE) :
- Meminta tangan keluarga sebelah kanan untuk menggantikan tangan penolong yang ada
diluar, dengan menempatkan tangan keluarga diatas tangan kiri penolong.
- Membimbing tangan kiri keluarga untuk mengepal, kemudian secara bersama-sama tangan
kiri keluarga diletakkan diatas simfisis & tangan penolong dikeluarkan perlahan-lahan.
10. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 %, kemudian air DTT, dan keringkan
11. Memberikan ergometrin 0,2 mg secara intra muscular
12. Memasang infus menggunakan jarum ukuran 18 dan berikan 500 cc RL + 20 unit oksitosin.
Habiskan 500 cc pertama secepat mungkin
13. Menyiapkan surat rujukan, minta keluarga untuk menyiapkan kendaraan dan pendamping
ibu/bayi
14. Mengulangi tindakan KBI selama 2 menit (evaluasi: jika uterus tidak berkontraksi).
15. Evaluasi kembali keadaan umum ibu, ttv, kontraksi, dan perdarahan.
16. Bila uterus tidak berkontraksi setelah 2 menit, segera rujuk dengan persiapan rujukan
BAKSOKUDA.
17. Melakukan pemasangan kondom kateter sebelum dirujuk.
18. Pendokumentasian
PEMBAHASAN
1. Pada kala III telah di berikan oksytosin 1 ampul 10 IU, setelah plasenta lahir dan kemudian
melakukan masasse fundus uteri didapatkan bahwa fundus uteri terasa lembek dan keluar darah
agak banyak dari jalan lahir.
5. Bila uterus tidak berkontraksi setelah 2 menit, segera rujuk dengan persiapan rujukan
BAKSOKUDA
• Efektivitas Penggunaan Bantalan Pasir (Sand Bag) Terhadap Pencegahan Kejadian Atonia Uteri
Pada Ibu Bersalin Kala IV di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019 (Puji
Handayani1, dkk)
• Hasil penelitian menununjukkan bahwa rerata jumlah darah yang dikeluarkan pada kala IV di
kelompok intervensi yaitu 125,33 ml±16,554 ml dan kelompok kontrol 175,67±17,943mL.
Besarnya kontraksi pada kelompok intervensi 55,07 mmHg ± 4,425mmHg sedangkan kelompok
kontrol 52,0 mmHg± 6,744 mmHg (p=0,044). Hasil penelitian menunjukan bahwa sand bag
lebih efektif dalam pencegahan terjadinya atonia uteri dibanding dengan menggunakan Standard
Operating Procedure (SOP). Simpulan, sand bag lebih efektif dalam pencegahan atonia uteri
ditinjau dari jumlah darah yang keluar dan kuatnya kontraksi pada kala IV
• Berdasarkan penelitian mengenai penggunaan kondom kateter untuk
mengatasi perdarahan pasca persalinan primer (Hilwah Nora, 2013)
menunjukkan penggunaan kondom kateter terbukti sangat efektif
dalam mengatasi perdarahan pasca persalinan yang tidak respon
terhadap terapi standar. Kondom digunakan untuk menghasilkan balon
dengan memasukkan cairan dalam jumlah tertentu. Balon ini
menyebabkan penekanan yang merata pada dinding uterus, sehingga
menekan semua sinus intrauteri sehingga perdarahan berhenti.
• Berdasarkan penelitian Johnbosco dkk (2021), Pada pasien terpilih,
tamponade balon uterus dengan kateter Foley dapat menahan
pendarahan dan mencegah kerusakan klinis di kalangan wanita dengan
perdarahan postpartum yang terjangkau.
PENUTUP
Melihat besarnya efek yang ditimbulkan dengan adanya atonia uteri yang dapat berdampak
buruk baik pada ibu maka perlu diberikan tindakan yang tepat dan segera untuk mengatasi
masalah tersebut.
1) Untuk mencegah kejadian atonia uteri, diperlukan pertolongan persalinan yang cepat dan
tepat,sehingga dapat diantisipasi kemungkinan masalah lain yang dapat timbul.
2) Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam melaksanakan asuhan diperlukan kerja sama
yang baik dengan pasien, keluarga pasien, dokter serta bidan yang terlibat dalam
penanganan kasus klien.
3) Seorang bidan harus dapat menilai dan mengetahui penyulit-penyulit yang dapat terjadi
pada kehamilan serta memberikan tindakan yang efektif dan efisien.
TERIMAKASIH