Anda di halaman 1dari 3

Nama : Windu Ayu Lestari

Nim : 11218033

Contoh peranan siklus PDCA pada Persalinan

Contoh kasus Persalinan Atonia uteri

KASUS

• Ny. A usia 37 tahun G4P3A0H3 datang ke BPS sayang ibu dengan keluhan ingin melahirkan, ibu
merasa kenceng- kenceng dan sakit perut yang menjalar kepinggang.

• Lalu, bidan segera melakukan pertolongan persalinan sesuai APN .

• Selanjutnya, bidan melakukan pengawasan pada kala IV selama 2 jam , didapatkan keadaan uterus ibu
lembek / uterus tidak berkontraksi.

• Setelah itu, bidan melakukan asuhan selanjutnya untuk melakukan tindakan dengan atonia uteri
dengan konsep siklus PDCA.

SIKLUS PDCA

• PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan
kerja,pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan
mutu pelayanan.

• Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian masalah dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Secara sederhana siklus PDCA dapat digambarkan sebagai
berikut :

1. PLANNING ( PERENCANAAN )
• Lakukan informed consent.
• Beritahu tentang hasil kala III
• Beritahu ibu uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan/masase fundus
uteri
. • Lakukan tindakan penghentian perdarahan dengan Kompresi Bimanual Internal (KBI) selama 5
menit.
• Evaluasi keberhasilan

2. PELAKSANAAN ( DO )
• Melakukan informed consent.
• Memberitahu tentang hasil kala III
• Memberitahu ibu uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan/masase
fundus uteri.
• Melakukan tindakan penghentian perdarahan dengan Kompresi Bimanual Internal (KBI) selama
5 menit dengan cara :
a) Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan
tangan (dengan cara menyatukan kelima ujung jari) melalui introitus ke dalam vagina ibu
b) Memeriksa vagina dan serviks, jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum
uteri langsung bersihkan, mungkin hal ini yang menyebabkan uterus tidak dapat
berkontraksi secara penuh
c) Mengepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior tekan dinding anterior
uterus ke arah tangan luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus ke
arah depan sehingga uterus ditekan dari arah depan dan belakang
d) Menekan kuat uterus diantara kedua tangan.
e) Melakukan evaluasi keberhasilan.
 Memberikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 600 -1000 mcg per rectal
 Memasang infuse berikan infuse RL 500 + 20 unit oksitosin guyur dalam waktu 10 menit
 Memakai sarung tangan steril dan ulangi KBI
 Jika uterus berkontraksi pantau ibu secara seksama selama persalinan kala IV
 Dan jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, segera rujuk ibu dan dampingi
ibu ketempat rujukan
 Melanjutkan infus RL + 20 unit oksitosin dalam 500 cc / jam hingga tiba ditempat rujukan atau
menghabiskan 1,5 liter infus. Kemudian berikan 125 cc / jam. Jika tidak tersedia cairan yang
cukup , berikan 55cc kedua dengan kecepatan sedang dan berikan minum untuk rehidrasi

3. PEMERIKSAAN ( CHECK )

Setelah dilakukan penghentian perdarahan dengan KBI ( Kompresi Bimanual Interna ) Bidan melakukan
pengecekan dengan cara evaluasi keberhasilan :

1. Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama 2 menit,
kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dari dalam vagina dan pantau kondisi ibu secara
ketat selama kala IV
2. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa ulang perenium, vagina, dan
seviks apakah terjadi laserasi.Jika demikian,segera lakukan penjahitan untuk menghentikan
perdarahan
3. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi
bimanul eksternal :
a. Letakkan satu tangan pada dinding abdomen dan dinding depan korpus uteri dan diatas
simpisis pubis
b. Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan dinding belakang korpus uteri ,sejajar
dengan dinding depan korpus uteri.Usahakan memegang bagian belakang uterus seluas
mungkin
c. Lakukan kompresi uterus dengan cara saling mendekatkan tangan depan belakang agar
pembuluh darah di dalam anyaman myometrium dapat dijepit secara manul.Cara ini
dapat menjepit pembuluh darah uterus dan membantu uterus untuk berkontraksi

4. ACTION ( BERTINDAK )

 Jika uterus berkontraksi, tetap lakukan pemantauan/pengawasan Kala IV selama 2 jam.


 Melakukan penyempurnaan rencana kerja jika didapatkan komplikasi lebih lanjut yang
memerlukan tindakan/kolaborasi dengan SpOG.
 Melakukan penilaian secara berkala dari KU, kontraksi, perdarahan, kandung kemih,dll.

Anda mungkin juga menyukai