3. Manual Plasenta
A. Pengertian
Plasenta manual adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding
uterus dan mengeluarkannya dari cavum uteri secara manual/menggunakan tangan. Plasenta
manual dilakukan setelah dilaksanakan menajemen aktif kala III dimana setelah 30 menit terlalui
dan telah diberikan oksitosin 10 unit untuk kedua kalinya plasenta tidak lahir,dengan catatan ada
tanda-tanda perdarahan. Jadi Plasenta manual dilakukan pada saat terjadi Retensio plasenta. Bia
tidak ada tanda-tanda perdarahan plasenta manual tidak boleh dilakukan karena kemungkinan
plasenta menempel pada lapisan miometrium,maka segara lakukan rujukan.
Manual plasenta merupakan tindakan operasi kebidanan untuk melahirkan retensio plasenta.
Teknik operasi plasenta manual tidaklah sukar, tetapi harus diperkirakan bagaimana persiapkan
agar tindakan tersebut dapat menyelamatkan jiwa penderita.
B. Etiologi
Indikasi pelepasan plasenta secara manual adalah pada keadaan perdarahan pada kala tiga
persalinan kurang lebih 400 cc yang tidak dapat dihentikan dengan uterotonika dan masase,
retensio plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit seperti forsep
tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir dan tali pusat putus.
- Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu
30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oeh
gangguan kontraksi uterus.
Manual plasenta dilakukan karena indikasi retensio plasenta yang berkaitan dengan :
- Plasenta belum lepas dari dinding uterus dikarenakan:
a) Plasenta adhesive yaitu kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta
b) Plasenta akreta yaitu implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan
miometrium
c) Plasenta inkreta, yaitu implantasi jonjot korion placenta hingga mencapai/memasuki miometrium
d) Plasenta perkreta, yaitu implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga
mencapai lapisan serosa dinding uterus.
e) Plasenta inkarserata, yaitu tertahannya plasenta didalam kavum uteri yang disebabkan oleh
konstriksi ostium uteri.
- Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan dan dapat terjadi :
a) perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya Mengganggu kontraksi otot rahim
dan menimbulkan perdarahan.
b) Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan
c) Darah penderita terlalu banyak hilang
d) Keseimbangan baru berbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan tidak terjadi,Kemungkinan
implantasi plasenta terlalu dalam.
C. Fatofisiologi
Manual plasenta dapat segera dilakukan apabila :
Terdapat riwayat perdarahan postpartum berulang.
Terjadi perdarahan postpartum melebihi 400 cc
Pada pertolongan persalinan dengan narkosa.
Plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam.
Manual plasenta dalam keadaan darurat dengan indikasi perdarahan di atas 400 cc dan teriadi
retensio plasenta (setelah menunggu ½ jam). Seandainya masih terdapat kesempatan penderita
retensio plasenta dapat dikirim ke puskesmas atau rumah sakit sehingga mendapat pertolongan
yang adekuat.
Dalam melakukan rujukan penderita dilakukan persiapan dengan memasang infuse dan
memberikan cairan dan dalam persalinan diikuti oleh tenaga yang dapat memberikan
pertolongan darurat.
E. Penatalaksanaan
Persiapan sebelum tindakan :
Tempat : Ruangan yang tertutup, bersih, aman dan tenang.
Pasien :
Pasang infus
Obat sedatif dan analgesik misalnya : Ranitidin atau Deazepam (disuntikkan pada cairan infus).
Keteter nelaton steril dan penampung urin
Bersihkan vulva dan perineum dengan air DTT atau sabun antiseptic1. Berikan obat
JNPK-KP.2012.APN.
Kusmiati,Yuni.2007.Penuntun Belajar Asuhan Persalinan. Yogyakarta: Fitramaya.
Marni.2011.Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Primayufi,Delfi. 2013. KBI dan KBE.http://delfiprimaputri.blogspot.com /2013/05/kbi-dan-
kbe.html.Online.Minggu 16 Maret 2013.