PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017, Angka
Kematian Ibu (AKI) dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas sebesar 210
per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34 per
1.000 kelahiran hidup. Kemudian, menurut data Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) pada tahun 2017 menyebutkan bahwa AKI di Indonesia
masih tinggi yaitu 290 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 23 per 1.000
kelahiran hidup. Tetapi di Indonesia sendiri sebenarnya mempunyai target
102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. AKI dan AKB merupakan ukuran
penting dalam menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana di suatu Negara (Manuaba, dkk, 2013).
World Health Organization (WHO) memperkirakan di Indonesia terdapat
126 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian ibu
6.400 pada tahun 2015. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) AKI menurun dari 359 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2012
menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015 dan kembali menetap
menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2018 . Sedangkan AKB
menurun dari 34 per 1000 kelahiran hidup tahun 2007 menjadi 32 per 1000
kelahiran hidup tahun 2012 dan kembali turun menjadi 24 per 1000 kelahiran
hidup tahun 2017 (Kemenkes RI, 2018).
Sementara target AKI yang harus dicapai sesuai kesepakatan MDGs
tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 23 per 1.000
kelahiran. AKI di Kalimantan Timur mengalami penurunan, tahun 2013 AKI
sebesar 113 kasus, tahun 2014 turun menjadi 104 kasus, lalu tahun 2015 turun
100 kasus dan tahun 2016 turun lagi menjadi 95 kasus kematian per 100.000
kelahiran hidup, namun kembali meningkat tahun 2017 menjadi 110 kasus
kematian per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Prov. Kaltim, 2018).
1
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Samarinda 2017, AKI di
Samarinda mencapai 15 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB
mencapai angka 30 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Kota Samarinda,
2015).
Asuhan persalinan normal adalah penatalaksanaan ibu bersalian secara
bersih aman dengan penanganan proaktif dalam persiapan dan pencegahan
infeksi. Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan infeksi secara
proaktif selama dan pasca persalinan terbukti mampu mengurangi angka
kesakitan dan kematian ibu bersalin dan bayi baru lahir. Asuhan Persalinan
Normal (APN) sebagai paradikma baru pada pertolongan persalinan sangat
memberi manfaat kepada ibu karena didasari oleh langkah langkah standar
kerja dengan sistimatis dan holistik berorientasi pada kebutuhan ibu
(Musphyanti, 2017).
Penatalaksanaan APN menekankan pada persiapan ibu dengan
pendekatan sayang ibu, pertolongan kelahiran bayi berfokus pada pencegahan
perdarahan pasca persalinan yang disebabkan karena atonia uteri, laserasi
jalan lahir, retentio plasenta, partus lama, dan asfiksia baru lahir. Penyebab
tertinggi kematian ibu saat ini adalah perdarahan pasca persalinan, kemudian
infeksi pada masa nifas karena persalinan ditolong oleh orang yang tidak
memperhatikan kebersihan dan keamanan dari sumber infeksi. Penatalaksaan
APN terdiri dari 60 (enam puluh) langkah yang harus dilakukan secara
sistematis dan seluruh langkah harus dikerjakan (Musphyanti, 2017).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
fisiologis dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori persalinan fisiologis.
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada ibu bersalin
fisiologis.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis
dengan pendekatan Varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial
4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada ibu bersalin
fisiologis
5) Merancang intervensi pada ibu bersalin fisiologis
6) Melakukan implementasi pada ibu bersalin fisiologis
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
d. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk catatan SOAP
e. Menganalisis kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Jenis-jenis Persalinan
Menurut Manuaba dalam Elesabeth (2016), bentuk bentuk persalinan
dapat digolongkan menjadi:
a. Persalinan spontan, yaitu persalinan dengan tenaganya sendiri
b. Persalinan buatan, yaitu bila persalinan dengan rangsangan sehingga
terdapat kekuatan untuk persalinan
c. Persalinan anjuran, yaitu persalinan yang paling ideal karena tidak
memerlukan bantuan apapun dan mempunyai trauma persalinan
yang paling ringan sehingga kualitas sumber daya manusia dapat
terjamin.
3. Etiologi
Terjadinya persalinan disebabkan oleh beberapa teori sebagai berikut
(Shofa, 2015):
a. Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum persalinan dimulai terjadi penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai
penenang otot-otot polos polos rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesteron menurun
b. Teori penuan plasenta
Tuannya plasenta menyebabkan menurunnya kadar entrogen
dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal
ini akan menimbulkan kontraksi rahim
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia
otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter
d. Teori iritasi mekanik
Dibelakang servik terletak ganglion servikal (fleksus
frankenhauser) bila ganglion ini geser dan ditekan akan timbul
kontraksi.
4. Tanda-tanda Persalinan
Sebelum terjadi persalinan, beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki kala pendahuluan ( preparatory stage of labor ), dengan
tandatanda sebagai berikut (Elisabeth, dkk, 2016):
a. Adanya kontraksi rahim
Kontraksi uterus memiliki periode relaksasi yang memiliki
fungsi penting untuk mengistirahatkan otot uterus. Durasi kontraksi
uterus sangat berviriasi, tergantung pada kala persalinan wanita
tersebut. Kontraksi pada persalinan aktif berlangsung dari 45 sampai
90 detik dengan durasi rata-rata 60 detik. Pada persalinan awal,
kontraksi mungkin hanya berlangsung 15 sampai 20 detik. Frekuensi
kontraksi ditentukan dengan mengukur waktu dari permulaan satu
kontraksi permulaan kontraksi selanjutnya.
b. Keluarnya lendir bercampur darah (blood slim)
Blood slim paling sering terlihat sebagai lendir bercampur darah
yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan
murni. Bercak darah tersebut biasanya akan terjadi beberapa hari
sebelum kelahiran tiba, tetapi tidak perlu khawatir dan tidak perlu
tergesa-gesa kerumah sakit, tunggu sampai rasa sakit diperut atau
bagian belakang dan dibarengi oleh kontraksi yang teratur. Jika
keluar darah hebat dan banyak seperti menstruasi segera kerumah
sakit.
c. Keluarnya air-air (ketuban)
Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air
ketuban. Selama sembilan bulan masa gentasi bayi aman melayang
dalam cairan amnion. Keluarnya air-air dan jumlahnya cukup banyak
berasal dari ketuban yang pecah akibat kontraksi yang makin sering
terjadi.
d. Penipisan dan pembukaan serviks
Penipisan mendahului dilatasi servik, pertama-tama aktivitas
uterus dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan
kemudian aktifitas uterus menghasilkan dilatasi servik yang cepat.
Membukanya leher rahim sebagai respon terhadap kontraksi yang
berkembang.
Kala I Persalinan
Data Subyektif
1. Identitas
Nama Suami/istri : sebagai identitas agar kita lebih mudah dalam
memanggil dengan nama panggilan sehingga hubungan
komunikasi antara bidan dan pasien menjadi lebih
akrab (Sulistyawati & Nugraheny, 2013).
Usia/tanggal lahir : digunakan untuk menentukan apakah ibu
dalam persalinan berisiko karena usia reproduktif atau tidak
(Sulistyawati & Nugraheny, 2013).
Agama : sebagai dasar dalam memberikan dukungan mental spiritual
terhadap pasien dan keluarga sebelum dan pada saat persalinan
(Sulistyawati & Nugraheny, 2013).
Pendidikan terakhir:sebagai dasar untuk menentukan metode yang
paling tepat dalam penyampaian informasi mengenai teknik
melahirkan bayi. Tingkat pendidikan ini akan sangat
mempengaruhi daya tanggap pasien terhadap instruksi yang
diberikan pada proses persalinan (Sulistyawati & Nugraheny,
2013).
Pekerjaan : menggambarkan tingkat social ekonomi, pola sosialisasi
dan data pendukung dalam menentukan pola komunikasi yang
akan dipilih selama asuhan (Sulistyawati & Nugraheny, 2013).
Suku / bangsa : berhubungan dengan social budaya yang dianut
oleh pasien dan keluarga yang berkaitan dengan pasien
(Sulistyawati & Nugraheny, 2013).
Alamat : selain sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien, data
ini juga memberi gambaran mengenai jarak dan waktu
yang ditemouh pasien menuju lokasi persalinan. Berkaitan
dengan keluhan terakhir atau tanda persalinan yang
disampaikan dengan patokan saat terakhir sebelum
berangkat ke lokasi persalinan (Sulistyawati & Nugraheny,
2013).
5. Riwayat menstruasi
Data dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tentang
keadaan dasar dari organ reproduksinya. Data yang harus
diperoleh dari riwayat menstruasi adalah menarche (usia pertama kali
menstruasi), siklus menstruasi, volume (banyaknya menstruasi),
keluhan disaat mengalami menstruasi (Sulistyawati & Nugraheny,
2013)
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) merupakan data dasar yang
diperlukan untuk menetukan usia kehamilan, apakah cukup bulan atau
premature tetapi apabila HPHT tidak dapat diingat oleh ibu maka perlu
dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu Ultra Sonografi (USG)
(Rohani, dkk, 2013).
Hari Perkiraan Lahir (HPL) merupakan data dasar yang digunakan
untuk menentukan perkiraan bayi akan dilahirkan dimana akan
dihitung dari HPHT (Rohani, dkk, 2013).
6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No
suami Anak UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abn Laktasi Peny
9. Riwayat Kontrasepsi
Apakah selama sebeleum hamil ibu menggunakan KB, jika iya
ibu menggunakan KB jenis apa, sudah berhenti berapa lama, keluhan
selama ikut KB dan rencana penggunaan KB setelah melahirkan.
Hal ini untuk mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor gagal
KB atau tidak.
Dalam penelitian (Salvatore, et. al., 2020) mengenai “Aktivitas
seksual dan penggunaan kontrasepsi selama social distancing dan isolasi
mandiri saat pandemi COVID-19” kesimpulan dari penelitian ini yaitu
beberapa wanita menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek telah
menghentikan metode kontrasepsi mereka selama pandemi tetapi terus
melakukan aktivitas seksual dan mengalami kehamilan yang tidak
direncanakan. Dokter harus menasihati wanita tentang apa yang harus
mereka lakukan sehubungan dengan kontrasepsi jika terjadi tindakan
baru untuk menjaga jarak sosial.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Ekspresi Wajah : Meringis
Tanda Vital :
Tekanan darah: 110/70-120/80 mmHg, <140/90 mmHg
(Salmah,2006) .Peningkatan sistolik 10-20 mmhg dan distolik rata-
rata 10 mmHg masih dianggap normal (Varney,2009).
Nadi : 60-100 x/menit, peningkatan nadi dapat terjadi pada saat kontraksi
uterus (Varney,2009).
Suhu Tubuh : 36,5-37.50C, peningkatan suhu tidak lebih dari 0.5-1oC masih
dianggap normal (Varney,2009).
Pernapasan : 16-24x/menit, peningkatan frekuensi pernapasan mencerminkan
penigkatan metabolisme yang terjadi saat proses persalinan
(Varney,2009).
Antropometri
Tinggi Badan : >145cm, tinggi badan kurang dari 145 cm dapat dicurigai
terjadinya kesempitan panggul (Varney,2009).
Kenaikan Berat Badan : <15 kg , penambahan berat badan lebih dari 15 kg,
dapat mengindikasikan ibu untuk mengalami PEB , DM dan janin
makrosomia (Varney,2009).
Ukuran LiLA : >23,5 cm , ukuran lila kurang dari 23,5 cm dapat
mengindikasikan status gizi buruk pada ibu hamil (Varney,2009).
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut bersih, tidak ada lesi di kulit kepala, distribusi merata,
tidak oedema, tidak ada massa .(Sulistyawati & Nugraheny,
2013)
Wajah : wajah simetris, tidak pucat, tidak ada oedema dan cloasma
gravidarum (Sulistyawati & Nugraheny, 2013)
Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran/sekret (Sulistyawati &
Nugraheny, 2013)
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning, tidak ada nyeri
tekan pada palpebra (Rohani, dkk, 2013).
Hidung : bersih, tidak ada pengeluaran, tidak ada polip, tidak ada
peradangan (Sulistyawati & Nugraheny, 2013)
Mulut : simetris, bibir lembab, tidak ada caries dentis, tidak ada
stomatitis, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil (Rohani,
dkk, 2013).
Leher : Ada hyperpigmentasi pada leher, tidak ada pembesaran tonsil,
tidak ada peradangan faring, tidak ada pembesaran vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan kelenjar
getah bening (Sulistyawati & Nugraheny, 2013)
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, Bunyi jantung I dan
II : BJ I terdengar jelas dan terdengar mur mur, Bunyi nafas
tidak ada terdengar suara ronchi dan wheezing (Sulistyawati &
Nugraheny, 2013) .
Payudara : Ada perubahan warna pada aerola dan mengalami
hiperpigmentasi, tidak teraba benjolan atau massa.(Dewi dan Tri
Sunarsih, 2010).
Abdomen : Tidak terdapat bekas luka operasi, Ada linea alba yang
membentang dari simpisis pubis sampai umbilikus dapat
menjadi gelap yang biasa disebut linea nigra. Ada Striae
Albicans (Sulistyawati & Nugraheny, 2013).
Digunakan untuk melihat apakah ibu pernah mengalami
operasi SC, sehingga dapat ditentukan tindakan selanjutnya
(Rohani, dkk, 2013).
TFU bekaitan dengan usia kehamilan (dalam minggu). Berat
janin dan tinggi fundus yang lebih kecil daripada perkiraan
kemungkinan menunjukkan kesalahan dalam menentukan
tanggal HPHT, kecil masa kehamilan (KMK) atau
oligohidramnion. Sedangkan berat janin dan tinggi fundus
yang lebih besar menunjukkan ibu salah dalam menentukan
tanggal HPHT, bayi besar (mengindikasikan diabetes),
kehamilan atau polihidramnion. Bayi yang besar memberi
peringatan terjadinya atonia uteri pascapartum, yang
menyebabkan perdarahan atau kemungkinan distosia bahu
(Rohani, dkk, 2013).
Pemeriksaan Leopold digunakan untuk mengetahui letak,
presentasi, posisi dan variasi janin. Pemeriksaan digunakan
untuk memastikan letak (misalnya lintang), presentasi
(misalnya bokong) (Rohani, dkk, 2013).
Frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi digunakan untuk
menetukan status persalinan (Rohani, dkk, 2013).
Untuk menentukan TBJ dapat menggunakan rumus dari
Jhonson Thusak yang didasarkan pada TFU yang dapat dibuat
variasi berdasarkan turunnya bagian terendah pada panggul
(Ummi, dkk, 2010).
Table 2.1 Pengukuran Berat Janin Sesuai Penurunan Kepala
Bagian Terendah Pengukuran
3. Pemeriksaan Khusus
a. Pemeriksaan HIS
HIS Kala I : His belum begitu kuat datangnya 10-15
menit tidak begitu mengganggu ibu interval menjadi lebih pendek
kontraksi kuat dan lama(Varney,2009) His dianggap adekuat jika
terjadi ≥3x dalam 10 menit dan berlangsung selama ≥40 detik .
b. Pemeriksaan Dalam
Tanggal: Jam: Oleh:
1) Vulva Vagina : tidak ada massa abnormal
2) Portio : effacement 0-100%
3) Pembukaan
a) 0-3 cm : Fase laten
b) 3-4cm : Fase aktif ,akselerasi
c) 4-9 cm : fase aktif,dilatasi maksimal
d) 9-10cm : Fase aktif,deselearasi
4) Ketuban :
U :selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J :Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M :Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium
D :Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
darah
K :Selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban sudah
tidak mengalir lagi
5) Presentasi : Belakang Kepala
6) Denominator : UUK (Oksiput)
7) Posisi : UUK kiri depan (LOA)/UUK kanan depan (ROA)
8) Hodge : Hodge I-III
4. Pemeriksaan Penunjang
Digunakan untuk mengetahui keadaan ibu dan janin untuk
mendukung proses persalinan (Sulistyawati & Nugraheny, 2013).
a. USG
b. Laboratorium meliputi: kadar Hemoglobin (Hb) , Golongan
Darah.
V. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
VI. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
Kala II Persalinan
I. PENKAJIAN
Data Subjektif
1. Ibu mengatakan merasa mulas seperti ingin buang air besar
2. Ada dorongan ingin meneran
Data Objektif
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Kontraksi lebih dari 3 kali dalam 10 menit durasi lebih dari
40 detik. DJJ terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-160x/menit
(Mochtar, 2011).
Genitalia : Terlihat tekanan pada anus, vulva membuka, perineum
menonjol
Pemeriksaan dalam:
Tanggal : Jam : Oleh :
1) Vulva vagina : tidak ada massa abnormal
2) Portio : effacement 100%
3) Pembukaan : 10 cm
4) Ketuban :
U :Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J :Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M :Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur mecconium
D :Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur darah
K :Selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban
sudah tidak mengalir lagi
5) Presentasi : belakang kepala
6) Denomitor : UUK (oksiput)
7) Posisi :UUK kiri depan (LOA)/UUK kanan depan
(ROA)
8) Hodge : Hodge III-IV
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan
dalam bentuk SOAP.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
2. Pemeriksaan Fisik
Genetalia : Adanya tanda pelepasan plasenta Tampak tali pusat
memanjang,ada semburan darah secara mendadak dan singkat
(JNPK-KR, 2014).
Abdomen : teraba tinggi fundus berada diatas pusat (JNPK-KR, 2014).
3. Data Bayi
Bayi telah lahir,tanggal : jam:
Jenis kelamin :
Hasil penilaian sepintas :
a. Apakah bayi cukup bulan?
b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur meconium?
c. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
d. Apakah bayi bergerak aktif? (JNPK-KR,2008)
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosis : G Papah Kala III persalinan normal
Masalah : Tidak ada
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisian dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidana yang telah dilakukan. Evaluasi didkoumentasikan dalam
bentuk SOAP.
Kala IV Persalinan
I. PENGKAJIAN
Data Subyektif
1. Ibu merasakan lega karena bayinya lahir selamat
2. Ibu masih merasakan mules pada perut
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
2. Pemeriksaan fisik
Abdomen : tampak mengecil, teraba uterus di tengah-tengah
abdomen,teraba membulat dan keras (Varney, 2009).
Genetalia : ada/tidak laserasi, tidak ada memar ataupun hematoma
(Varney, 2009).
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kala I Persalinan
S:
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. I Nama Suami : Tn. M
Umur : 27 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : RT. 20 HB
5. Riwayat menstruasi
HPHT: 01-07-2020; TP: 08-04-2021
Ibu pertama kali menstruasi saat usia 13 tahun, siklus menstruasi teratur
selama 5-7 hari. Dalam sehari ibu menghabiskan pembalut sebanyak 2-3
pembalut sedang.
6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No Suam
Anak UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abn Laktasi Peny
i
1. 1 1 Aterm - Spt Bd Pkm - P 2900/48 - - 2 th
2. 1
9. Riwayat Ginekologi
Tidak ada riwayat penyakit seperti radang vagina, dan gangguan
kesehatan reproduksi lainnya.
O:
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
TD: 110/70 mmHg RR:20x/menit
N:88x/menit T: 36,7oC
Antropometri :
TB: 157 cm BB saat ini: 68 kg
Lila: 27,5 cm IMT sebelum hamil: 22,08 kg/m2
BB sebelum hamil: 55 kg
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut ibu hitam, bersih, tidak massa, dan tidak ada nyeri tekan
Wajah : wajah ibu tidak pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma
gravidarum
Mata : sclera putih, conjunctiva tidak anemis, tidak ada oedem palpebra
Hidung : tidak ada pernapasan cuping, bersih, tidak ada polip
Mulut : simetris, bibir tidak pucat, lidah tremor, terdapat caries dentis,
tidak ada stomatitis, tidak ada tonsilitis.
Leher : tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, pergerakan dinding dada simetris,
Payudara : simetris, puting menonjol, areola berwarna gelap, tidak teraba
massa, ada pengeluaran colostrum
Abdomen : ada linea, tidak ada striae, tidak ada luka bekas operasi,
TFU: 32 cm
Leopold I : Pada fundus teraba bagian lunak, kurang bulat,
kurang melenting (bokong)
Leopold II : Pada abdomen kanan teraba keras, panjang seperti
papan (punggung), dan pada abdomen kiri teraba
bagian terkecil janin (ekstremitas)
Leopold III : teraba bagian terendah janin bulat, keras, melenting
(kepala), dan bagian tersebut sudah tidak dapat
digoyangkan terhadap panggul.
Leopold IV : bagian terendah janin sebagian kecil sudah masuk
pintu atas panggul (divergen), perlimaan 3/5
DJJ : 151x/menit
TBJ : (32 - 11) 155 = 3255 gram
His : 3 x 10’ = 40-45”
Genitalia : terdapat pengeluaran lendir, tidak terdapat varicess, vulva tidak
oedem,
Anus : tidak terdapat hemorroid
Ekstremitas:
Atas : tidak oedem, refleks bisep (+), refleks trisep (+), CRT < 2”
Bawah : tidak oedem, tidak ada varicess, refleks patella (+), CRT <
2“
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan dalam:
Tanggal : 30/03/2021 Jam : 14.55 WITA Oleh : Bidan
Tidak ada luka parut pada vagina, portio tipis lunak, effacement 50%,
pembukaan 7 cm, selaput ketuban positif, tidak ada tali pusat yang
menumbung maupun bagian-bagian kecil yang teraba, presentasi kepala,
denominator UUK, molase 0, hodge II.
4. Pemeriksaan Penunjang
- USG Dr. Sp.Og ( 20-12-2020)
Posisi janin dalam keadaan baik, posisi kepala berada dibawah dengan
cairan ketuban cukup, tafsiran berat janin 335 gram. Perkiraan lahir
tanggal 10-04-2021.
P:
Tgl/Jam Pelaksanaan Paraf
30/03/2021 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa pasien
saat ini dalam kondisi baik, usia kehamilannya sudah
cukup bulan, kepala janin sudah masuk panggul, denyut
jantung janin dalam batas normal dan saat ini pembukaan
mulut rahim ibu sudah 7 cm.
; pasien mengetahui kondisinya dan janinnya
Memberi dukungan pada ibu. Dengan menganjurkan ibu
untuk tetap berfikir positif, tetap tenang dalam menjalani
proses persalinan dan tetap berdoa kepada yang Maha
Kuasa.
; ibu mengerti mengenai anjuran yang dijelaskan
Apabila ibu masih kuat menganjurkan ibu berjalan-jalan di
sekitar ruang bersalin agar kemajuan persalinan terjadi
cepat. Apabila ibu capek ibu dapat berbaring miring ke kiri
agar pembuluh darah besar tidak terjepit dan oksigen serta
nutrisi ke janin bisa tersalurkan dengan baik dan
memperlancar kontraksi.
; ibu melakukan anjuran
Menyiapkan partus set atau alat-alat pertolongan
persalinan. Memastikan kelengkapan peralatan untuk
menolong persalinan.
; partus set untuk menolong persalinan telah disiapkan
Untuk asuhan ibu disiapkan spuit 3 cc dan oxytocin 10 iu
minimal sebanyak 6 ampul
; Telah disiapkan
Untuk asuhan bayi baru lahir disiapkan kain kering, slem
secher, tempat datar rata dan kering
; Telah disiapkan
Menggunakan skort atau celemek untuk melindungi dari
cairan tubuh pasien.
; telah digunakan celemek
Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian mengeringkan tangan dengan handuk bersih dan
kering. Menggunakan sarung tangan.
; kedua tangan telah bersih dan menggunakan sarung
tangan
Menganjurkan ibu untuk bernapas dalam selama kontraksi,
yaitu menghirup udara dari hidung dan mengeluarkannya
pelan-pelan dari mulut.
; ibu melakukan anjuran
Melakukan dan mengajarkan pada keluarga pasien teknik
massage atau pijat untuk mengurangi nyeri persalinan.
Yaitu melakukan usapan yang kuat atau menekan pada satu
titik seperti panggul, paha, bahu, atau tangan yang akan
membuat tenang dan rileks selama proses persalinan.
; keluarga melakukan teknik massage atau pijat yang
diajarkan
Melakukan observasi kala I persalinan
; DJJ: 142x/menit, His: 4 x 10’ = 40-45”, N: 86x/menit
Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke arah kiri
; ibu berbaring miring kiri
Menganjurkan ibu minum minuman manis seperti susu,
atau jus buah untuk meningkatkan stamina ibu selama
bersalin. Apabila ibu dehidrasi akan memperlambat
kontraksi.
; pasien minum susu
Melakukan observasi kala I persalinan
; DJJ: 144x/menit, His: 5 x 10’ = 40-50”, N: 88x/menit
Menganjurkan ibu BAK setiap 1-2 jam. Karena kandung
kemih yang penuh akan mengganggu proses turunnya
kepala janin.
; pasien BAK mandiri ke kamar mandi
Melakukan observasi kala I persalinan
; DJJ: 142x/menit, His: 5 x 10’ = 40-50”, N: 88x/menit
Melakukan pencatatan kemajuan persalinan pada partograf
; kemajuan persalinan telah di catat di partograf
Kala II Persalinan
Tanggal/Waktu Pengkajian : 30/03/2021; 15.20 WITA
S:
Ibu mengatakan ingin buang air besar dan ingin mengejan
O:
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Baik
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : DJJ: 142x/menit; His : 5 x 10’ = 40-50”
Genitalia : Terlihat tekanan pada anus, vulva membuka, perineum menonjol,
sfingter ani membuka, penegeluaran lendir darah semakin banyak
dan pengeluaran cairan ketuban.
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan dalam:
Tanggal :30/03/2021 Jam :15.35 WITA Oleh : Bidan
Tidak ada luka parut pada vagina, effacement 100%, pembukaan 10 cm, ketuban
negatif, tidak ada tali pusat yang menumbung maupun bagian-bagian kecil yang
teraba, presentasi kepala, denominator UUK, molase 0, hodge IV.
A:
Diagnosa : GIIP1001 usia kehamilan 38 minggu 6 hari kala II
persalinan normal; janin tunggal, hidup, intrauterine
Masalah : tidak ada
Diagnosa potensial : tidak ada
Masalah potensial : tidak ada
Kebutuhan segera : tidak ada
P:
Tgl/Jam Pelaksanaan Paraf
Menjelaskan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
dan saat ini kondisi janin cukup baik. Membantu ibu
menemukan posisi yang nyaman.
; ibu mengetahui kondisinya dan janinnya, ibu lebih
nyaman posisi terlentang setengah duduk.
Menganjurkan keluarga memberi semangat pada ibu dan
membantu ibu mengambil posisi yang nyaman selama
meneran.
; keluarga melakukan anjuran
Melakukan bimbingan meneran saat timbul kontraksi yang
kuat. Membimbing meneran secara benar dan efektif,
memberi semangat ibu dan memperbaiki cara meneran,
membantu ibu mengambil posisi yang nyaman,
menganjurkan istirahat diantara kontraksi, menganjurkan
keluarga memberi semangat, memberikan minum, menilai
DJJ diantara kontraksi, melakukan rujukan bila ada indikasi
; ibu kooperatif selama persalinan
Meletakkan kain bersih diperut bawah ibu
; kain bersih telah diletakan di perut bawah ibu
Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian untuk alas
bokong ibu.
; kain bersih telah diletakkan sebagai alas bokong ibu
Memeriksa kembali kelengkapan alat dan bahan dalam
partus set.
; alat dan bahan lengkap
Saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm, melindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang
kepala untuk mempertahankan posisi defelksi dan
membantu lahirnya kepala.
; kepala bayi lahir
Memriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
; tidak ada lilitan tali pusat
Menunggu putaran paksi luar
; putaran paksi luar terjadi secara spontan
Memegang kepala bayi secara biparietal. Dengan lembut
menggerakkan kearah bawah distal hingga bahu depan
muncul dibawah arkus pubis, kemudian menggerakkan
keadarah atas distal untuk melahirkan bahu belakang.
; kedua bahu bayi telah lahir
Menggeser tangan bawah untuk menopang kepala dan
bahu. Menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
; tubuh dan lengan bayi telah lahir
Melanjutkan penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong , tungkai dan kaki. Memegang kedua
mata kaki.
; seluruh tubuh bayi telah lahir
Melakukan penilaian selintas
; bayi menangis kuat dan bergerak aktif, APGAR SCORE
8/9.
Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa
membersihkan verniks. Mengganti kain yang basah dengan
kain yang kering.
;bayi telah dikeringkan
Memeriksa uterus untuk memastikan kehamilan tunggal
; kehamilan tunggal, TFU 2 jari diatas pusat
S:
-Ibu masih merasakan adanya kontraksi pada rahimnya.
-Perut ibu terasa mulas
O:
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : TFU 2 jari diatas pusat, kontraksi uterus baik.
Genetalia : tali pusat memanjang, ada semburan darah secara mendadak dan
singkat
3. Data Bayi
Bayi lahir spontan jam 15.42 WITA (30/03/2021) di Puskesmas Trauma
Center, menangis kuat dan bergerak aktif, berjenis kelamin laki-laki APGAR
SCORE 8/9
A:
Diagnosa : GIIP1001 kala III persalinan normal
Masalah : tidak ada
Diagnosa potensial : tidak ada
Masalah potensial : tidak ada
Kebutuhan segera : tidak ada
P:
Tgl/Jam Pelaksanaan Paraf
30-03-2021 Memberitahu ibu akan disuntik oksitosin agar rahim
berkontraksi dengan baik.
; ibu bersdiandan mengerti mengenai tindakan yang akan
dilakukan
Menyuntikkan oksitosin 10 IU setelah 1 menit bayi lahir.
; oksitosin 10 IU telah disuntikkan di 1/3 distal lateral paha
Setelah 2 menit bayi lahir, melakukan pengkleman tali
pusat. Menggeser isi tali pusat kearah maternal setiap kali
akan mengklem. Klem pertama 3 cm dari pusar bayi dan
klem kedua 2 cm.
; telah dilakukan pengkleman tali pusat, klem pertama ± 3
cm dari pusar, dan klem kedua ±2 cm dari klem pertama
Melakukan pemotongan tali pusar diantara kedua klem
dengan melindungi perut bayi.
; telah dilakukan pemotongan tali pusar
Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk melakukan
kontak kulit ibu-bayi. Kepala bayi diantara payudara
dengan posisi lebih rendah dari puting susu ibu,
menyelimuti ibu dan bayi dengan kain kering, menutupi
kepala bayi dengan topi, membiarkan kontak kulit ibu-bayi
selama 1 jam.
; dilakukan IMD
Memindahkan klem tali pusat 5-10 cm dari vulva.
; klem dipindahkan ±5cm dari vulva
Meletakkan satu tangan di perut bawah ibu untuk
mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk
menegangkan tali pusat.
; uterus berkontraksi
Menegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan lain
mendorong uterus keadar dorso kranial secara hati-hati.
; tali pusat memanjang, klem dipindahkan 5 cm dari vulva
Saat plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan
plasenta dengan kedua tangan. Memegang dan memutar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin, kemuadian
melahirkan dan menempatkan plasenta pada wadah.
; plasenta telah lahir
Melakukan masase uterus dengan gerakan melingkar dan
lembut.
; uterus berkontraksi
Memeriksa kedua sisi plasenta.
; pada sisi maternal jumlah kotiledon 18, diameter plasenta
± 20 cm, selaput ketuban tidak ada yang tertinggal; pada
sisi fetal insersi tali pusat lateralis, panjang tali pusat ±40
cm
Kala IV Persalinan
Tanggal/Waktu Pengkajian : 30/03/2021; 15.47 WITA
S:
- Ibu merasakan lega karena bayinya lahir selamat
- Ibu masih merasakan mules pada perut
O:
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda Vital :
TD: 100/70 mmHg RR: 20x/menit
N: 86x/menit T: 36,7oC
2. Pemeriksaan fisik
Abdomen : TFU 3 jari dibawah pusat, uterus teraba bulat dan keras, kandung
kemih kosong
Genetalia : terdapat laserasi derajat II, terdapat perdarahan dari luka perineum
A:
Diagnosa : P2002 kala IV persalinan normal
Masalah : Laserasi pada perineum
Diagnosa potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
Kebutuhan segera : Penjahitan Laserasi
P:
Tgl/Jam Pelaksanaan Paraf
30/03/2021 Cek laserasi dan melakukan penjahitan pada laserasi.
; terdapat laserasi pada perineum derajat II, dilakukan
penjahitan tanpa anestesi.
Melepas sarung tangan dan mendekontaminasi dalam
larutan clorin 0,5% dan mencuci tangan menggunakan
sabun dan air mengalir. Menggunakan sarung tangan ada
kedua tangan
; kedua tangan telah bersih dan menggunakan sarung
tangan
Mengajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus dan
menilai kontraksi
; ibu dapat menilai kontraksi dan masase uterus dengan
benar
Memantau keadaan bayi
; bayi dapat bernapas dengan baik
Mendekontaminasi semua peralatan bekas pakai dalam
larutan clorin 0,5%. Mencuci dan membilas semua
peralatan bekas pakai.
; peralatan bekas pakai telah bersih
Membuang bahan-bahan yang terkontaminas.
; bahan-bahan yang terkontaminasi dibuang ke tempat
sampah medis
Membersihkan ibu dari darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Membersihkan ranjang dan sekitar
ibu berbaring.
; ibu dan sekitar ibu berbaring telah dibersihkan
Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu
memberikan ASI. Menganjurkan keluarga memberi ibu
makan dan minum.
; ibu merasa nyaman, ibu menyusui bayinya
Mendekontaminasi tempat bersalin dengan menggunakan
larutan clorin 0,5%
; tempat bersalin telah didekontaminasi
Mendekontaminasi sarung tangan dalam larutan clorin
0,5% dan mencuci tangan menggunakan sabun di air
mengalir.
; kedua tangan telah bersih
Menggunakan sarung tangan untuk melakukan
pemeriksaan fisik pada bayi
; kedua tangan telah menggunakan sarung tangan
Meminta persetujuan kepada ibu untuk melakukan
pemberian salep mata , vitamin K1 1 mg secara IM di paha
kiri bawah lateral, dan melakukan pemeriksaan fisik bayi
baru lahir. Menjelaskan pada ibu tujuan pemberian salep
mata adalah untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata
karena bayi melewati jalan lahir dan vitamin K1 untuk
mencegah perdarahan pada otak bayi karena kepala
melewati jalan lahir yang ukurannya lebih kecil dari kepala
bayi.
; ibu mengerti mengenai tindakan yang akan dilakukan,
telah diberikan salep mata, vitamin K1 1 mg dan
pemeriksaan fisik bayi baru lahir
memberikan suntikan imunisasi Hb0 di paha kanan bawah
lateral secara IM. Menjelaskan pada ibu tujuan imunisasi
Hb0 adalah untuk mencegah penyakit kuning pada bayi.
Meletakkan bayi dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu
dapat disusui.
; ibu mengerti mengenai tindakan yang akan dilakukan,
telah disuntikkan Hb0 secara IM, bayi diletakkan di
samping ibu berbaring
Mendekontaminasi sarung tangan dengan larutan clorin
0,5%. Dan mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir.
; kedua tangan telah bersih
Melengkapi partograf dan memeriksa tanda vital dan
asuhan kala IV persalinan.
; partograf telah dilengkapi
Memberi KIE mobilisasi dini. Ibu dapat menggerak-
gerakkan kaki terlebih dahulu, kemudian bertahap miring
ke kiri dan kanan, kemudian duduk bila tidak pusing maka
beri jeda sebentar kemudian coba berdiri.
; ibu melakukan anjuran
Memberi KIE mengenai nutrisi. Ibu dianjurkan makan
makanan yang mengandung karbohidrat, protein hewani,
protein nabati, sayur dan buah-buahan.
Dalam setiap makan setidaknya proporsi makanan dalam
satu piring adalah 1/3 sumber karbohidrat, 1/3 bagian
protein hewani dan nabati, 1/3 bagian buah dan sayur. Saat
menyusui ibu direkomendasikan makan lebih banyak,
setidaknya dalam sehari ibu makan makanan pokok 6 porsi,
protein hewani 4 porsi, protein nabati 4 porsi, sayuran 4
porsi, buah 4 porsi, minya/lemak termsauk santan,
makanan digoreng, tumis 6 sdt, dan gula 2 sdm.
Diharapkan dengan makan dengan proporsi tersebut dapat
memenuhi nutrisi ibu dan memperbanyak ASI,; ibu
mengerti mengenai penjelasan
Memberi KIE mengenai kebutuhan air minum. Selama
menyusui 6 bulan pertama ibu membutuhkan 14 gelas air
dalam sehari, dan pada 6 bulan kedua sebanyak 12 gelas
sehari. Tubuh ibu menyusui yang dehidrasi akan
mengurangi produksi ASI, sehingga dianjurkan memenuhi
kebutuhan air dalam sehari. ,; ibu mengerti mengenai
penjelasan
Memberi KIE personal hygiene. Ibu dianjurkan menjaga
kebersihan diri, termasuk kebersihan daerah kemaluan,
ganti pembalut sesering mungkin.
Memberi KIE cara menyusui dan perlekatan yang benar
dan hanya memberikan ASI saja selama 6 bulan. Menyusui
yang benar adalah menyusui sesering mungkin 8-12 kali
sehari atau bisa lebih, bila bayi tidur lebih dari 3 jam
bangunkan lalu
susui, susui sampai payudara terasa kosong lalu pindah ke
payudara sisi yang lain, apabila bayi sudah kenyang tetapi
payudara masih terasa penuh/kencang maka payudara perlu
diperah ASI disimpan hal ini bertujusn untuk mencegah
mastitis dan menjaga pasokan ASI. Posisi menyusui kepala
dan badan bayi membentuk garis lurus, wajah bayi
menghadap payudara, badan bayi dekat ke tubuh ibu, ibu
menggendong/mendekap badan bayi secara utuh.
Perlekatan yang benar adalah mulut bayi terbuka lebar,
dagu bayi menyentuh payudara, bagian areola diatas lebih
banyak terlihat dibandingkan bagian bawah mulut bayi,
bibir bayi memutar keluar (dower). Beri bayi hanya
makanan pokoknya saja selama 6 bulan pertama yaitu ASI
kandungan ASI sudah lengkap, praktis, ekonomis dan
memberi bonding ibu-bayi. ASI dilanjutkan hingga 2 tahun
setelah 6 bulan pertama diberi makanan pendamping ASI.
: ibu mengerti mengenai penjelasan
Memberi KIE perawatan bayi yang benar. Jangan
membiarkan bayi menangis terlalu lama karena akan
membuat bayi stress.
Memberi KIE perawatan bayi yang benar. Jangan
membiarkan bayi menangis terlalu lama karena akan
membuat bayi stress. Lakukan stimulasi komunikasi
dengan bayi sedini mungkin bersama suami dan keluarga
Berkonsultasi pada tenaga kesehatan dalam pelayanan KB
setlah persalinan.
Memberi KIE perawatan tali pusat yaitu dengan merawat
tali pusat dengan membalutnya dengan kassa steril, tanpa
menambahkan apapun. Segera ganti kassa setelah mandi
dan terkena BAK atau BAB bayi agar tidak terjadi infeksi.
ibu mengerti mengenai penjelasan
Memberi KIE imunisasi Setelah imunisasi HbO yang telah
disuntikkan tadi, imunisasi selanjutnya yang harus
diberikan adalah imuniasi BCG dan Polio 1. BCG adalah
imunisasi untuk mencegah penyakit TBC yang disuntikkan
di lengan atas kanan yang menimbulkan bisul, namun ibu
tidak perlu khawatir, bisul tersebut memang umum terjadi,
tidak perlu di apa-apakan Imunisasi Polio sendiri
merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
penyakit Polio atau menyebabkan penyakit lumpuh pada
kaki yang diberikan dengan tetes melalui mulut bayi. Ibu
dianjurkan datang untuk imunisasi pada hari senin saat usia
bayi sudah 1 bulan dan dalam kondisi sehat pada
11/05/2021. ibu mengerti mengenai penjelasan
Memberi KIE SHK Merupakan Skrining Hipotiroid
Kongenital yang merupakan skrining untuk mendeteksi
secara dini kelainan pada BBL dengan melihat kadar
hormon torid dalam darah. Pengambilan darah diambil
pada tumit bayi beberapa tetes pada media kertas saring
Sampel akan dikirim ke RS di Jakarta, yang apabila
terdapat hasil kelainan akan segera dihubungi. Keuntungan
dari skrining ini adalah dapat mengetahui kelainan sedini
mungkin
sehingga bila terdapat kelainan, penyembuhannya akan
lebih baik daripada ketahuan kelainannya setelah bayi
sudah besar. Pengambilan darah akan dilakukan pada usia
bayi 48-72 jam, sehingga ibu harus melakukan kunjungan
untuk SHK pada tanggal 02/04/2021 jam 10.00 WITA. ;
ibu mengerti mengenai informasi yang diberikan.
Memberitahu ibu jadwal kontrol yaitu pada tanggal
06/04/2021. Dimana pada kunjungan ini akan diperiksa
kondisi ibu dan bayi.
; Ibu mengetahui kapan waktu kontrol
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Interpretasi data
Kala I
Pada kasus Ny.I berusia 27 tahun, HPHT: 01-07-2020 tidak pernah
keguguran dan ini merupakan kehamilan keduanya, hasil pemeriksaan TFU
32 cm, letkep, DJJ:151x/menit, His : 3 x 10’ = 20-25” dan pada pemeriksaan
ada luka parut pada vagina, portio lunak, affecement 50%, pembukaan 7 cm,
selaput ketuban utuh, tidak ada tali pusat yang menumbung maupun bagian-
bagian kecil yang teraba, presentasi kepala, denominator UUK, molase 0,
hodge II. Maka dapat ditarik kesimpulan diagnosanya GIIP1001 usia
kehamilan 38 minggu 6 hari, kala I fase aktif persalinan normal.
Kala II
Pada pemeriksaan ditemukan adanya keinginan untuk mengejan, vulva
dan spingter ani membuka, perineum menonjol dan hasil pemeriksaan DJJ:
142x/menit; His : 5 x 10’ = 40-50”, pemeriksaan dalam: ada luka parut pada
vagina, effacement 100%, pembukaan 10 cm, selaput ketuban utuh, tidak ada
tali pusat yang menumbung maupun bagian-bagian kecil yang teraba,
presentasi kepala, denominator UUK, molase 0, hodge IV. Dilakukan
amniotomi: warna air ketuban jernih, tidak ada tali pusat yang menumbung
dan bagian-bagian terkecil janin yang teraba. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan diagnosanya adalah GIIP1001 usia kehamilan 38 minggu 6 hari
kala II persalinan normal.
Kala III
Setelah lahirnya bayi ditemukan tanda-tanda pelepasan plasenta seperti
tali pusat yang memanjang, perubahan tinggi fundus uteri dan terdapat
semburan darah yang mendadak dan singkat. Sehingga dapat disimpukan
diagnosanya adalah GIIP1001 kala III persalinan normal.
Kala IV
Setelah lahirnya plasenta disinilah dimulainya kala IV hingga 2 jam
setelahnya. Dan dapat ditarik kesimpulan diagnosanya adalah P2002 kala IV
persalinan normal.
3. Diagnosa potensial
Tidak ada
5. Intervensi
Kala I
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien
2. Memberi dukungan pada ibu.
3. Apabila ibu masih kuat menganjurkan ibu berjalan-jalan di sekitar ruang
bersalin agar kemajuan persalinan terjadi cepat.
4. Menyiapkan pertolongan persalinan. Memastikan kelengkapan peralatan,
bahan dan obat-obatan untuk menolong persalinan.
5. Menggunakan skort atau celemek untuk melindungi dari cairan tubuh
pasien.
6. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
mengeringkan tangan dengan handuk bersih dan kering. Menggunakan
sarung tangan.
7. Menganjurkan ibu untuk bernapas dalam selama kontraksi
8. Melakukan dan mengajarkan pada keluarga pasien teknik massage atau
pijat untuk mengurangi nyeri persalinan.
9. Melakukan observasi kala I persalinan
10. Menganjurkan ibu minum minuman manis seperti susu, atau jus buah
untuk meningkatkan stamina ibu selama bersalin. Apabila ibu dehidrasi
akan memperlambat kontraksi.
11. Menganjurkan ibu BAK setiap 1-2 jam
12. Melakukan pencatatan kemajuan persalinan pada partograf
Kala II
1. Menjelaskan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan saat ini
kondisi janin cukup baik.
2. Menganjurkan keluarga memberi semangat pada ibu dan membantu ibu
mengambil posisi yang nyaman
3. Melakukan bimbingan meneran saat timbul kontraksi
4. Meletakkan kain bersih diperut bawah ibu
5. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian untuk alas bokong ibu.
6. Memeriksa kembali kelengkapan alat dan bahan dalam partus set.
7. Saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm, melindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain
menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi defelksi dan
membantu lahirnya kepala
8. Memriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
9. Menunggu putaran paksi luar
10. Memegang kepala bayi secara biparietal.
11. Menggeser tangan bawah untuk menopang kepala dan bahu.
12. Melanjutkan penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong ,
tungkai dan kaki.
13. Melakukan penilaian selintas
14. Mengeringkan tubuh bayi
15. Memeriksa uterus untuk memastikan kehamilan tunggal
16. Memberitahu ibu akan disuntik oksitosin agar rahim berkontraksi dengan
baik.
17. Menyuntikkan oksitosin 10 IU setelah 1 menit bayi lahir.
18. Setelah 2 menit bayi lahir, melakukan pengkleman tali pusat.
19. Melakukan pemotongan tali pusar diantara kedua klem dengan
melindungi perut bayi.
20. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu
Kala III
1. Memindahkan klem tali pusat 5-10 cm dari vulva.
2. Meletakkan satu tangan di perut bawah ibu untuk mendeteksi kontraksi.
Tangan lain memegang klem untuk menegangkan tali pusat.
3. Menegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan lain mendorong
uterus keadar dorso kranial secara hati-hati.
4. Saat plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan plasenta
5. Melakukan masase uterus dengan gerakan melingkar dan lembut.
6. Memeriksa kedua sisi plasenta.
Kala IV
1. Melakukan penjahitan pada laserasi.
2. Melepas sarung tangan dan mendekontaminasi dalam larutan clorin 0,5%
dan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
3. Mengajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus dan menilai kontraksi
4. Memantau keadaan bayi
5. Mendekontaminasi semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin
0,5%. Mencuci dan membilas semua peralatan bekas pakai.
6. Membuang bahan-bahan yang terkontaminas.
7. Membersihkan ibu dari darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air
DTT. Membersihkan ranjang dan sekitar ibu berbaring.
8. Memastikan ibu merasa nyaman.
9. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan menggunakan larutan clorin
0,5%
10. Mendekontaminasi sarung tangan dalam larutan clorin 0,5% dan mencuci
tangan menggunakan sabun di air mengalir.
11. Menggunakan sarung tangan untuk melakukan pemeriksaan fisik pada
bayi
12. Dalam satu jam pertama, memberikan salep mata cloramphenicol 1%
proflaksis infeksi, vitamin K1 1 mg
13. Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 , memberikan suntikan imunisasi
Hb0
14. Mendekontaminasi sarung tangan dengan larutan clorin 0,5%. Dan
mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
15. Melengkapi partograf dan memeriksa tanda vital dan asuhan kala IV
persalinan.
16. Memberi KIE mobilisasi dini.
17. Memberi KIE mengenai nutrisi ibu menyusui.
18. Memberi KIE mengenai kebutuhan air minum.
19. Memberi KIE personal hygiene.
20. Memberi KIE cara menyusui dan perlekatan yang benar dan hanya
memberikan ASI saja selama 6 bulan.
21. Memberi KIE perawatan bayi yang benar.
22. Memberi KIE perawatan tali pusat
23. Memberi KIE imunisasi
24. Memberi KIE SHK.
25. Memberitahu ibu jadwal kontrol
6. Implementasi
Pelaksanaan yang telah direncanakan secara efesien dan aman.
Perencanaan ini di rencanakan seluruhnya telah dilakukan oleh petugas/
bidan, sebagian oleh klien dan anggota tim kesehatan yang lainnya. Sehingga
dalam langkah pelaksanaan telah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
7. Evaluasi
Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.I 27 tahun adalah kemampuan
pasien mengelola rasa sakt pada kala I, bayi lahir hidup, plasenta lahir lengkap
dan kala IV berlangsung aman serta meningkatnya pengetahuan ibu mengenai
perawatan dirinya dan bayinya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. I, ibu bersalin
fisiologis dengan mulai dari pengkajian sampai evaluasi, dengan demikian
penulis mengambil kesimpulan bahwa :
1. Pengkajian pada kasus Ny. I di dapatkan keluhan ibu mengatakan
perut kencang-kencang dan keluar lendir darah sejak kemarin.
2. Interpretasi Data pada kasus ini didapatkan diagnosis kebidanan
Ny. I umur 22 tahun GIIP1001 usia kehamilan 38 minggu 5 hari 6
hari kala I fase aktif persalinan normal; janin tunggal, hidup
intrauterine, dengan masalah ia mengatakan merasakan perut
kencang-kencang dan keluar lendir dan kebutuhan.
3. Diagnosa Potensial tidak ada
4. Tindakan Segera tidak ada
5. Perencanaan pada kasus Ny.I dengan ibu bersakin fisiologis
sudah sesuai dengan teori dan penatalaksanaan yang ada..
6. Pelaksanaan pada kasus Ny. I dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat..
Kasus yang dibahas pada laporan ini adalah asuhan pada ibu bersalin
fisiologis pada Ibu I umur 27 tahun GIIP1001 usia kehamilan 38 minggu 5
hari 6 hari kala I fase aktif persalinan normal; janin tunggal, hidup
intrauterine. Berdasarkan hasil pengkajian, pemeriksaan fisik, evaluasi dan
pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, pelaksanaan asuhan
kebidanan persalinan di Puskesmas Trauma Center telah dilakukan dengan
baik dan terdapat hubungan timbal balik antara ibu dengan mahasiswa.
B. Saran
Setelah menyimpulkan proses kegiatan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin maka terdapat beberapa saran yang diajukan, antara lain:
1. Bagi Bidan
Meningkatkan pelayanan bagi ibu hamil dan bersalin, khususnya
dalam mendeteksi masalah dalam kehamilan, sehingga tercipta
kehamilan sehat yang minim resiko saat bersalin.
3. Bagi Puskesmas
Diharapkan Puskesmas dapat mempertahankan pelayanan asuhan
kebidanan yang sudah baik diharapkan bidan dapat memberikan
melaksanakan sesuai standar asuhan kebidanan.
4. Bagi Klien
Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin,
sehingga akan terdeteksi secara dini masalah dalam kehamilan dan
diharapkan dapat menjalani masa kehamilan dan persalinan dengan sehat
dan minim resiko
DAFTAR PUSTAKA
Angelina & Debby. (2018). Perbedaan Lama Penyembuhan Luka Perineum Post
Hecting Dengan Anastesi dan Tanpa Anastesi Pada Ibu Nifas Di BPM “Y”
dan BPM “G” Lubuk Alung Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Prima
Nusantara Bukittinggi, 9(1), 49-54.
Angsar. (2010). Hipertensi dalam Kehamilan Ilmu dalam Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo Edisi IV. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono.
Anita Herawaty, dkk. (2019). Hubungan Siklus Menstruasi Dengan Angka Kista
Ovarium Pada Pasien RSUD “X” Banjarmasin. Dinamika Kesehatan
Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, 10(1), 48-53.
Dinkes Kota Samarinda. (2015). Profil Kesehatan Kota Samarinda 2015.
Samarinda: Dinkes Kota Samarinda.
Dinkes Prov. Kaltim. (2018). Profil Kesehatan Prov. Kaltim. Kaltim: Dinkes
Prov. Kaltim.
Doenges. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Elisabeth, dkk. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Fraser & Cooper. (2009). Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta: EGC.
Ilknur & Füsun. (2020). Effects of Massage and Acupressure on Relieving Labor
Pain, Reducing Labor Time, and Increasing Delivery Satisfaction. The
Journal of Nursing Research, 28(1), 1-9.
JNPK-KR. (2010). Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial, Pencegahan
dan. Jakarta: Depkes RI.
JNPK-KR. (2014). Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: Kemenkes RI.
Kathryn, et. al. (2018). Systematic review to investigate the safety of induction
and augmentation of labour among pregnant women with iron-
deficiency anaemia. BMJ Open, 1-6.
Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI.
Manuaba, dkk. (2013). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:
EGC.
Mochtar, R. (2011). Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, Jilid 2. Jakarta: EGC.
Musphyanti. (2017). Kepatuhan BPM Terhadap Standar APN Saat Membimbing.
Jurnal Kebidanan, 1(1).
Pangemanan, C. (2006). Kehamilan dari Pembuahan hingga Kelahiran. Jakarta:
PT Dian Rakyat.
Penny. (2009). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: ARCAN.
Rohani, dkk. (2013). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika.
Salvatore, et. al. (2020). Sexual activity and contraceptive use during social
distancing and self-isolation in the COVID-19 pandemic. The European
Journal of Contraception & Reproductive Health Care, 25(6), 445–448.
Sastrawinata. (2010). Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offset.
Shofa, W. (2015). Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Nuha Medika.
Sondakh. (2010). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga.
Sulistyawati & Nugraheny. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta: Salemba Medika.
Sulistyawati. (2010). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.
Tafonao, A. (2019). GAMBARAN KASUS INFERTILITAS DI RSUP.H ADAM
MALIK MEDAN PERIODE JANUARI 2017 – DESEMBER 2019.
Akademi Kebidanan Sehati, 212-218.
Titi & Merah. (2019). APLIKASI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP
NYERI DAN LAMANYA PERSALINAN KALA I IBU BERSALIN DI
RUMAH BERSALIN KOTA BANDAR LAMPUNG. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Betik, 15(1), 59-65.
Ummi, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Varney, H. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.