Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu, bayi dan anak balita di Indonesia masih cukup
tinggi. Tujuan Pembangunan Millenium (Millenuim Development
Goals) 2000-2015 dan sekarang dilanjutkan dengan Sustainable
Development Goals (SDGs) 2015-2030 berkomitmen untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). SDGs mempunyai 17 tujuan dan 169 target, Tujuan pertama,
kedua dan ketiga berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan tujuan
yang berhubungan dengan penurunan AKI adalah tujuan yang ketiga
yaitu dengan target penurunan AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran
hidup (KH), AKB 12 per 1.000 KH. Berdasarkan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI 2019 ) menunjukkan AKI masih 228 per
100.000 KH, AKB 34 per 100.000 KH, sedangkan menurut SDKI
(2017 ) AKI dan AKB Indonesia kembali seperti pada tahun 1997, AKI
tahun 2017 sebesar 359 per 100.000 KH setara dengan AKI tahun
1997 sebesar 334 per 100.000 KH (SDKI, 2017).
Salah satu upaya pencegahan kematian ibu adalah melakukan
asuhan sayang ibu. Asuhan sayang ibu merupakan salah satu aspek
dari 5 benang merah, membantu ibu agar merasa aman dan nyaman
selama proses persalinan. Hasil penelitian menunjukkan ibu tidak
meminta pertolongan tenaga penolong persalinan terlatih untuk
memberikan asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi dengan
alasan, bahwa tenaga penolong sering tidak memperhatikan
kebutuhan/ kebudayaan, tradisi dan keinginan pribadi para ibu dalam
persalinan dan kelahiran bayi. Aturan dan prosedur dari fasilitas
kesehatan terkadang kurang membuat ibu merasa nyaman seperti
tidak memperkenankan ibu berjalan-jalan sebelum proses persalinan,
tidak mengizinkan anggota keluarga menemani ibu, membatasi ibu
hanya pada posisi tertentu selama persalinan dan kelahiran bayi dan

1
memisahkan ibu dari bayi segera setelah bayi dilahirkan (Waspodo,
Djoko, dkk. 2018).
Program pemerintah untuk mengurangi tingginya angka kematian
dan kesakitan ibu yang diakibatkan oleh komplikasi kehamilan dan
kelahiran salah satunya dengan asuhan sayang ibu atau safe
motherhood (Purwaningsi & Fatmawati, 2020).
Asuhan sayang ibu merupakan asuhan yang menerapkan prinsip
saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu, serta
mengikutsertakan suami dan keluarga selama persalinan (Asri, 2010).
Asuhan sayang Ibu berpengaruh terhadap proses persalinan. Asuhan
Sayang Ibu merupakan asuhan yang menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan ibu serta diberikan sesuai kebutuhan ibu
berdasarkan standar kesehatan yang berlaku dalam pelayanan
kesehatan ibu dan anak (Saifuddin,2014).
Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan dukungan, baik fisik
maupun emosional, melakukan pengkajian, membuat diagnosis,
mencegah komplikasi, menangani komplikasi, melakukan rujukan
pada kasus yang tidak dapat ditangani sendiri, memberikan asuhan
yang adekuat kepada ibu dengan intervensi minimal sesuai dengan
tahap persalinannya, memperkecil resiko infeksi, memberitahu ibu
dan keluarganya mengenai kemajuan persalinan, memberikan
asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir, membantu ibu
dalam pemberian ASI dini (Erawati, 2021).
Bidan merupakan tenaga profesional dan akuntabel yang diakui
oleh pemerintah untuk melakukan asuhan kebidanan berpusat pada
wanita meliputi dari perawatan prenatal sampai postnatal dan
memberikan asuhan kebidanan yang berkesinambungan sepanjang
siklus hidup perempuan (ICM, 2019).
Pertolongan persalinan di Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah St.
Khadijah Pinrang sudah menerapkan tehnik APN (Asuhan Persalinan
Normal) dan sebagian besar tenaga bidan sudah mendapatkan

2
7

pelatihan APN. Jumlah persalinan di RSU ‘Aisyiyah St. Khadijah


Pinrang tahun 2020 berjumlah 330 orang, 110 (46%) ibu dengan
komplikasi (persalinan tindakan dan SC) dan 120 (64%) dengan
persalinan normal. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian hubungan pelaksanaan asuhan
sayang ibu terhadap proses persalinan di RS Umum ‘Aisyiyah St.
Khadijah Kab. Pinrang.

B. Tujuan
Untuk mengetahui hubungan implementasi asuhan sayang ibu
terhadap kelancaran proses persalinan di Rumah Sakit Umum
‘Aisyiyah St. Khadijah Pinrang
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan
bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). Persalinan adalah
proses membuka dan menipisnya servick dan janin turun
memasuki rongga panggul dan turun ke dalam jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan
presentase letak belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin (Norwitz dan Schorge, 2018).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan
usia kehamilan cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu
badan, presentasi belakang kepala serta dengan tenanga ibu
sendiri. Sebagian besar persalinan merupakan persalinan normal,
hanya 12-15% dengan persalinan patologis (Saifuddin, 2020).

3
2. Jenis persalinan
a. Berdasarkan umur kehamilan
1) Partus immaturus adalah persalinan dengan umur
konsepsi kehamilan <28 minggu dengan berat janin <1000
gram
2) Partus prematurus adalah persalinan dengan
umur kehamilan <37 minggu dengan berat bayi antara
1000-2500 gram.
3) Partus nergy atau aterm adalah persalinan dengan umur
kehamilan 37-42 minggu, berat janin >2500 gram.
4) Partus postmaturus atau postterm adalah persalinan
yang terjadi 2 minggu atau lebih dari hari perkiraan lahir
(Saifuddin, 2014)
b. Berdasarkan cara/proses persalinan
1) Persalinan biasa (normal atau spontan) adalah
proses persalinan yang seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri.
2) Persalinan buatan adalah proses persalinan
pervaginam yang dalam prosesnya dibantu tenaga dari
luar, dengan bantuan alat atau melalui dinding perut
dengan operasi nergy.
3) Persalinan anjuran (partus presipitatus) (Manuaba, 2020).
3. Proses terjadinya persalinan
a. Peningkatan kadar prostaglandin, oksitosin dan nergyrone
yang diduga berperan dalam permulaan persalinan. Kadarnya
meningkat secara progresif dan mencapai puncak saat
kelahiran kepala dan setelah pelepasan plasenta
(Medforth,2021).
b. Proses persalinan belum diketahui secara pasti, sehingga
timbul beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya
his (Manuaba, 2020) yaitu:

4
1) Hormon estrogen meningkatkan sensivitas otot
rahim, sehingga memudahkan penerimaan rangsangan dari
luar nergy rangsangan oksitosin, prostaglandin dan
rangsangan mekanis.
2) Progesteron menurunkan sensitivitas otot rahim,
menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti
rangsangan oksitosin, prostaglandin, rangsangan mekanis
dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

c. Hellen Baston & Jenifer Hall (2012), beberapa teori yang


memungkinkan terjadinya persalinan :
1) Teori esterogen-progesteron
Pada 1-2 minggu sebelum persalinan dimulai terjadi
penurunan kadar nergy esterogen dan nergyrone.
Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot
polos rahim, penurunan nergyrone menyebabkan kontriksi
pembuluh darah sehingga menimbulkan his
2) Teori oksitosin
Perubahan keseimbangan esterogen nergyrone
menyebabkan hipofise posterior mengeluarkan
hormone oksitosin, sehingga menimbulkan kontraksi
dalam bentuk Braxton Hicks.
3) Teori distensi rahim
Rahim yang membesar dan meregang menyebabkan iskemi
otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero
plasenta.
4) Teori iritasi mekanik
Pada belakang servick terdapat ganglion servikal (Fleksus
Frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan
misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan
kontraksi uterus.

5
5) Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin yang dikeluarkan oleh desidua
meningkat sejak kehamilan. Prostaglandin dianggap dapat
memicu persalinan. Semakin tua umur kehamilan maka
konsentrasi prostaglandin makin meningkat sehingga
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi
dapat dikeluarkan.

4. Tanda-tanda persalinan
Menurut Sofian (2022) tanda dan gejala persalinan antara lain:
a. Rasa sakit karena his datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluarnya nergy bercampur darah (blood show) karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
c. Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan telah ada
pembukaan.
5. Faktor yang berperan dalam proses persalinan
a. Power (kekuatan), kekuatan atau tenaga yang mendorong janin
keluar, meliputi kontraksi dan tenaga meneran.
b. Passenger(penumpang), penumpang dalam persalinan adalah
janin dan plasenta. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai
janin adalah ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan
posisi janin, sedangkan yang perlu diperhatikan pada plasenta
adalah letak, besar dan luasnya.
c. Passage(jalan lahir), jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir
keras dan jalan lahir lunak. Jalan lahir keras adalah ukuran dan
bentuk tulang panggul, sedangkan jalan lahir lunak adalah
segmen bawah uterus yang dapat meregang, serviks, otot
dasar panggul, vagina dan introitus vagina.
6. Tahap-tahap Persalinan

6
Menurut Sulistyawati, 2020; JNPK-KR, 2018 tahap persalinan
dibagi dalam 4 kala, yaitu :
a. Kala I (kala pembukaan)
Berlangsung antara pembukaan 0-10 cm. Proses kala I
terdapat 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana serviks
membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana
serviks membuka dari 4 sampai 10 cm. Kontraksi akan lebih
kuat dan sering selama fase aktif. Lama kala I pada
primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada multigravida
sekitar 8 jam. Penatalaksanaan asuhan kala I pemantauan
kemajuan persalinan (partograf); deteksi dini dan penanganan
penyulit; rujukan (jika perlu).
b. Kala II (kala pengeluaran bayi)
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
Kala II biasanya berlangsung selama 2 jam pada primigravida
dan 1 jam pada multigravida. Pada tahap ini kontraksi semakin
kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100
detik. Asuhan penatalaksanaan kala II meliputi deteksi dini,
penanganan awal penyulit, rujukan (jika perlu) pada ibu
dan memberikan asuhan bayi baru lahirtermasuk deteksi dini
dan penanganan penyulit pada bayi baru lahir (termasuk
resusitasi).
c. Kala III (kala pelepasan plasenta)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
Proses ini berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Tanda- tanda
terlepasnya plasenta yaitu uterus menjadi berbentuk bulat, tali
pusat bertambah panjang, terjadi semburan darah secara tiba-
tiba. Penatalaksanaan kala III meliputi manajemen aktif kala III;
deteksi dini; penanganan awal penyulit kala III serta rujukan
(jika perlu).
d. Kala IV (kala pengawasan)

7
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum.
Pada kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca
persalinan yang paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Penatalaksanaan kala IV meliputi deteksi dini (termasuk
pemantuan dan pencegahan perdarahan) dan penanganan
awal penyulit, pemberian ASI dini dan manajemen laktasi, serta
rujukan (bila perlu)
Penanganan persalinan tergantung dari jenis persalinan dan
kondisi ibu. Untuk persalinan normal, dilakukan penanganan
sesuai dengan standar asuhan persalinan normal (Varney,
2007). Apabila terdapat komplikasi, maka diperlukan tindakan
persalinan sesuai dengan kondisi kehamilan. Persalinan
dengan kehamilan postterm dan persalinan lama merupakan
indikasi untuk dilakukannya persalinan anjuran karena
menuntut kelahiran yang lebih cepat (Cunningham, 2014).
Kelahiran dengan umur kehamilan yang masih kurang seperti
partus prematurus diusahakan untuk dipertahankan apabila
keadaan janin masih memungkinkan untuk dipertahankan
(Saifuddin, 2014).
B. Asuhan Persalinan Normal
Asuhan persalinan normal adalah asuhan persalinan
yangbersih dan aman dari setiap tahapan persalinan dan upaya
pencegahan terjadinya komplikasi terutama
perdarahan pascapersalinan, hipotermia, serta asfiksia bayi baru
lahir (JNPK-KR, 2018).
Tujuan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan
hidup dan memberikan derajat kesehatan bagi ibu dan bayi,
melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap, tetapi dengan
intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang dinginkan
(optimal). Setiap intervensi yang diaplikasikan dalam Asuhan

8
Persalinan Normal (APN) harus mempunyai nergy dan bukti ilmiah
yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan
keberhasilan proses persalinan (JNPK-KR, 2018).
Lima aspek dasar atau lima benang merah dalam asuhan
persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut
melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis.
Lima benang merah tersebut, yaitu: 1) Membuat keputusan klinik;
2) Asuhan sayang ibu dan sayang bayi; 3) Pencegahan infeksi; 4)
Pencatatan (rekam nerg) asuhan persalinan; 5)
Asuhan Persalinan Normal mengintegrasikan beberapa hal
antara lain mengumpulkan atau menganalisis data subjektif
dan objektif untuk membuat keputusan klinik, konsep sayang ibu-
bayi dalam asuhan persalinan, upaya pencegahan infeksi,
dokumentasi, rujukan optimal tepat waktu (jika perlu).
C. Asuhan Sayang Ibu
1. Definisi
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai
budaya, kepercayaan dan keinginan ibu (P2KS, 2017). Asuhan
sayang ibu merupakan salah satu aspek dari benang merah
yang sangat membantu ibu agar merasa aman dan nyaman
selama proses persalinan (JNPK-KR, 2018).
Asuhan sayang ibu selama proses persalinan mencakup
asuhan yang diberikan kepada ibu yang dimulai sejak kala
I hingga kala IV. Pelaksanaan asuhan sayang ibu yang
mendasar atau menjadi prinsip dalam pemberian asuhan
sayang ibu dalam proses persalinan meliputi pemberian
dukungan emosional, pemberian cairan dan nutrisi,
keleluasan untuk buang air kecil/buang air besar dan
pencegahan infeksi. Semua hal tersebut digunakansebagai
antisipasi untuk menghindari terjadinya partus lama, partus
tidak maju dan partus yang dirujuk.

9
2. Penerapan Asuhan Sayang Ibu
Menurut Pusdiknakes (2020), upaya penerapan asuhan sayang
ibu selama proses persalinan meliputi kegiatan:
a. Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga ada
perasaan dekat dengan bidan.
b. Meminta ijin dan menjelaskan prosedur tindakan yang
akan dilakukan bidan dalam pemberian asuhan
c. Bidan nergy penjelasan tentang gambaran proses
persalinan yang akan dihadapi ibu dan keluarga.
d. Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu
dan keluarga sehubungan dengan proses persalinan.
e. Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga
selama proses persalinan.
f. Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan
dokter spesialis apabila terjadi kegawatdaruratan
kebidanan.
g. Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya
diri kepada ibu, serta berusaha nergy rasa nyaman dan
aman.
h. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik
meliputi sarana dan prasarana pertolongan persalinan.
i. Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi
ibu selama proses persalinan.
j. Membimbing suami dan keluarga tentang cara
memperhatikan dan mendukung ibu selama proses
persalinan dan kelahiran bayi, seperti: memberikan
makan dan minum, memijit punggung ibu, membantu
mengganti posisi ibu, membimbing relaksasi dan
mengingatkan untuk berdoa.
k. Bidan melakukan tindakan pencegahan infeksi.

10
l. Menghargai privasi ibu dengan menjaga semua
kerahasiaan.
m. Membimbing dan menganjurkan ibu untuk mencoba
posisi selama persalinan yang nyaman dan aman
n. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat
tidak kontraksi.
o. Menghargai dan memperbolehkan praktek-praktek
tradisional yang tidak merugikan.
p. Menghindari tindakan yang berlebihan dan membahayakan.
q. Memberi kesempatan ibu untuk memeluk bayi segera
setelah lahir dalam waktu 1 jam setelah persalinan.
r. Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu 1
jam pertama setelah kelahiran bayi dengan membimbing
ibu membersihkan payudara, posisi menyusui yang benar
dan penyuluhan tentang manfaat ASI.
3. Asuhan Sayang Ibu pada Kala I
Kala I adalah kala persalinan dimulai dari timbulnya his sampai
pembukaan lengkap. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu
adalah :
a. Memberikan dukungan emosional.
b. Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan
sampai kelahiran bayi.
c. Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama
persalinan.
d. Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara
1) mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan
memuji ibu.
2) Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.
3) Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut.
4) Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain.
5) Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.

11
e. Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman.
f. Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi, memberikan
kecukupan nergy dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi dapat
menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang efektif.
g. Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi
secara teratur dan spontan. Kandung kemih penuh
menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan
menghambat turunnya kepala; menyebabkan ibu tidak
nyaman; meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan;
mengganggu penatalaksanaan distosia bahu; meningkatkan
resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan.
h. Pencegahan infeksi, tujuan pencegahan infeksi adalah untuk
mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu
dan bayi; menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu
dan bayi baru lahir.
4. Asuhan Sayang Ibu pada Kala II
Kala II adalah kala persalinan dimulai dari pembukaan lengkap
serviks sampai keluarnya bayi. Asuhan yang dapat dilakukan pada
ibu adalah :
a. Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai
kelahiran bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain.
b. Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan
antara lain : membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan
rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman,
menjadi teman bicara/ pendengar yang baik dan memberikan
dukungan dan semangat selama persalinan sampai kelahiran
bayinya.
c. Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan &
kelahiran dengan cara : memberikan dukungan dan semangat
kepada ibu dan keluarga, menjelaskan tahapan dan kemajuan
persalinan, melakukan pendampingan selama proses

12
persalinan dan kelahiran, membuat hati ibu merasa tenteram
selama kala II persalinan dengan cara memberikan bimbingan
dan menawarkan bantuan kepada ibu dan menganjurkan ibu
meneran bila ada dorongan kuat dan spontan umtuk meneran
dengan cara memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak
ada his.
d. Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
e. Memberika rasa aman dan nyaman dengan cara mengurangi
perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan
dan kelahiran bayi, memberikan penjelasan tentang cara dan
tujuan setiap tindakan penolong, menjawab
pertanyaan ibu, menjelaskan apa yang dialami ibu dan
bayinya, memberitahu hasil pemeriksaan, pencegahan infeksi
pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu.
5. Asuhan Sayang Ibu pada Kala III
Kala III adalah kala persalinan dimulai dari keluarnya bayi
sampai plasenta lahir. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu
adalah :
a. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya
dan menyusui segera.
b. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.
c. Pencegahan infeksi pada kala III.
d. Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
e. Melakukan kolaborasi/ rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
f. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
g. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.
6. Asuhan Sayang Ibu pada Kala IV
Kala IV adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta.
Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1. Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam
keadaan normal.

13
2. Membantu ibu untuk berkemih.
3. Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai
kontraksi dan melakukan massase uterus.
4. Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.
5. Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda bahaya post
partum seperti perdarahan, demam, bau busuk dari vagina,
pusing, lemas, penyulit dalam menyusui bayinya dan terjadi
kontraksi hebat.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7. Pendampingan pada ibu selama kala IV.
8. Nutrisi dan dukungan emosional.

BAB III
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny " F "
DENGAN KONSELING ASUHAN SAYANG IBU TERHADAP
KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI RS UMUM
'AISYIYAH ST.KHADIJAH PINRANG
15 OKTOBER 2023

A. Identitas Istri / Suami


Nama : Ny. F / Tn. I
Umur : 21 tahun / 28 tahun
Nikah : ± 11 bulan
Suku : Bugis

14
Agama : Islam
Pendidikan : SD / SMA
Goldar :-
Alamat : Jl. Mayjend. D.I Panjaitan
B. Tinjauan kartu ANC
1) G1 P0 A0
2) HPHT 27 Januari 2023
3) HTP 04 November 2023
4) Ibu mendapat imunisasi 2 kali selama hamil
TT I : 02 Maret 2023
TT II : 01 April 2023
5) ANC teratur
6) Keluhan selama hamil: sakit perut, nyeri pinggang dan nyeri
paha
7) Obat-obatan yang dikonsumsi selama hamil
B com, SF, B1, B12, dan Vit. C

C. Data pengetahuan
1) Ibu sudah mengetahui tentang IMD
2) Ibu sudah mengetahui tentang manfaat ASI
D. Riwayat kesehatan
1) Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit DM, hipertensi, TBC,
dan hepatitis
2) Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular dalam
keluarganya
3) Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit gangguan system
reproduksi
4) Ibu mengatakan tidak ada riwayat kehamilan kembar dalam
keluarga

15
E. Data psikososial, ekonomi, dan spiritual
1) Ibu dan keluarga senang dengan kehamilannya
2) Kehamilan direncanakan
3) Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
4) Ibu tinggal bersama mertua, dan hubungan dengan mertua baik
5) Suami sudah mempersiapkan biaya persalinan
6) Ibu selalu berdoa agar bayinya dan dirinya selamat, dan tidak
ada masalah dalam persalinan
7) Ibu berkeyakinan bahwa bayi adalah anugrah (laki-laki atau
perempuan sama saja)

Data Subjectif (S)


1. Ibu mengatakan perutnya semakin sakit dan datangnya makin sering
2. Ibu mengatakan cemas dan gelisah menjalani proses persalinan
3. Ibu mengatakan ingin BAB
4. Ibu mengatakan banyak keluar cairan dari jalan lahir
5. Ibu mengatakan ingin meneran bersamaan dengan adanya his

Data Objectif (O)


1. Raut wajah ibu tampak cemas dan kesakitan
2. Perenium menonjol
3. Vulva dan anus membuka
4. Terlihat kepala janin yang masih terbungkus selaput ketuban di
introitus vagina
5. His 5 x/ 10 menit dengan durasi > 40 detik
6. Pemeriksaan dalam jam 13.30
a. Keadaan vagina : tidak ada kelainan
b. Portio : tidak teraba
c. Pembukaan : 10 cm
d. Ketuban : (+)

16
e. Presentasi : kepala
f. Ubun-ubun kecil : kanan depan
g. Penurunan : hodge IV
h. Penyusupan : tidak ada
i. Kesan panggul : normal
j. Pengeluaran : lendir campur darah

Assessment (A)
Ny. “ F “ G1P0A0 37 Minggu 1 Hari, Inpartu Kala II Persalinan
Dengan Kecemasan menghadapi persalinan
Analisa dan interpretasi data:
1) Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan ibu (P2KS, 2007). Asuhan sayang ibu
merupakan salah satu aspek dari benang merah yang sangat
membantu ibu agar merasa aman dan nyaman selama proses
persalinan (JNPK-KR, 2018).
2) Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah
tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,
Sarwono Prawirohardjo, 2012, N-14)

Penatalaksanaan (P)
1. Menginfomasikan pada Ibu tentang hasil pemeriksaan, Ibu mengetahui
hasil pemeriksaan yang dilakukan.
2. Menjaga kebersihan Ibu, lendir yang banyak keluar dibersihkan
dengan kapas DTT.
3. Menganjurkan kepada keluarga untuk memberi semangat dan
dukungan selama proses persalinan, keluarga mendampingi selama
proses persalinan.

17
4. Memberikan kebebasan Ibu untuk memilih posisi meneran, Ibu
meneran dengan posisi setengah duduk.
5. Menganjurkan Ibu untuk berkemih setiap ingin BAK, Ibu berkemih
setiap ingin BAK
6. Mengajarkan Ibu cara meneran yang baik dan benar, Ibu mengetahui
dan mengerti cara meneran yang baik dan benar.
7. Menganjurkan keluarga untuk memberi minum selama proses
meneran, keluarga member minum saat uterus relaksasi.
8. Melakukan pimpinan meneran pada saat ada his, Ibu meneran saat
ada his.
9. Memimpin Ibu untuk bernafas dengan baik selama proses meneran,
Ibu mengambil nafas dengan baik sesuai dengan anjuran.
10. Bantu kelahiran bayi. Setelah kepala lahir pegang secara biparietal
untuk melahirkan bahu, lalu sangga, susur mulai dari punggung,
bokong, tungkai, dan kaki, bayi lahir jam 08.30, dengan jenis kelamin
Laki-laki, segera menangis, BB 2600 gr, PB 47 cm, LD 29 cm.
11. Mengeringkan dan menghisap lender segera setelah bayi lahir, bayi
dikeringkan dan segera dihisap lendirnya setelah lahir.

18
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny " F "
DENGAN KONSELING ASUHAN SAYANG IBU TERHADAP
KELANCARAN PROSES PERSALINAN KALA III
DI RS UMUM 'AISYIYAH ST.KHADIJAH
PINRANG 15 OKTOBER 2023

Identitas Istri / Suami


Nama : Ny. F / Tn. I
Umur : 21 tahun / 28 tahun
Nikah : ± 11 bulan
Suku : Bugis
Agama : Islam
Pendidikan : SD / SMA
Goldar :-
Alamat : Jl. Mayjend. D.I Panjaitan

Data Subjectif (S)


1. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anaknya
2. Ibu mengeluh nyeri perut berkurang
3. Ibu mengatakan ada darah yang keluar dari jalan lahir

Data Objectif (O)


1. Bayi lahir jam 08.30, langsung menangis, BB 2600 gr, LK 30,8 cm, LD
29 cm
2. Ekspresi ibu tampak senang dan ceria
3. Plasenta belum lahir
4. Ada semburan darah
5. Uterus mengeras dan bundar
6. Bila ditegangkan tali pusat bertambah panjang
7. Keadaan bayi baik

19
8. Keadaan ibu baik
TD :116/70 mmHg
N :82 x/menit
S :36,5°C
P :22 x/menit
Assassment (A)
Perlangsungan kala III

Penatalaksanaan (P)
1. Memeriksa tinggi fundus uteri untuk memastikan tidak ada bayi kedua
dalam uterus, tinggi fundus setinggi pusat.
2. Menyuntikka oksitosin 10 unit paling lambat 1 menit setela kelahiran
bayi, oksitosin disuntikan dip aha ibu bagian distal lateral secara IM.
3. Melakukan PTT pada saat uterus berkontraksi, pada saat uterus
berkontraksi dilakukan PTT dengan posisi tangan berada diatas
symfisis pubis secara dorso cranial.
4. Melahirkan plasenta dengan memutar searah jarum jam pada saat
sudah terlihat di introitus vagina, plasenta lahir jam 08.40.
5. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya, tidak ada kotiledon
yang terlepas dan selaput ketuban utuh.
6. Melakukan rangsangan taktil pada fundus segera setelah plasenta
lahir, segera setelah plasenta lahir dilakukan rangsangan taktil dengan
cara menaruh tangan diatas perut kemudian menggerakkannya
secara sirkuler menggunakan palmar 4 jari.
7. Memeriksa adanya robekan jalan lahir, terdapat robekan perenium
derajat II
8. Melakukan pemeriksaan TTV, tekanan darah 100/80 mmHg, Suhu
36,5°C, nadi 82 x/menit, pernafasan 22 x/menit.

20
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny " F "
DENGAN KONSELING ASUHAN SAYANG IBU TERHADAP
KELANCARAN PROSES PERSALINAN KALA IV
DI RS UMUM 'AISYIYAH ST.KHADIJAH
PINRANG 15 OKTOBER 2023

Identitas Istri / Suami


Nama : Ny. F / Tn. I
Umur : 21 tahun / 28 tahun
Nikah : ± 11 bulan
Suku : Bugis
Agama : Islam
Pendidikan : SD / SMA
Goldar :-
Alamat : Jl. Mayjend. D.I Panjaitan

Data Subjectif (S)


1. Ibu merasa senang dan bahagia setelah melahirkan
2. Ibu mengatakan lelah setelah melahirkan
3. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan perenium

Data Objectif (O)


1. Ibu tampak senang
2. Plasenta lahir jam 08.40 wita
3. Plasenta lahir lengkap dengan selaput ketubannya
4. Kontraksi uterus baik
5. TFU 1 jari dibawah pusat
6. Terdapat robekan perenium derajat II
7. Jumlah darah yang keluar ±100 cc

21
Assassment (A)
Perlangsungan kala IV

Penatalaksanaan (P)
1. Melakukan penjahitan pada perenium yang robek, hecting catgut
jelujur.
2. Menilai keadaan umum Ibu meliputi tekanan darah, nadi, suhu, dan
pernafasan, tekanan darah 100/80 mmHg, suhu 36,5°C, nadi 82
x/menit, pernafasan 22 x/menit.
3. Memantau TTV setiap 15 menit dalam 1 jam pertama pasca
persalinan, dan setiap 30 menit dalam 2 jam pertama pasca
persalinan, tercatat pada halaman belakang partograf.
4. Menilai kontraksi uterus dan jumlah perdarahan, kontraksi uterus baik,
perdarahan ± 100 cc.
5. Memberikan asuhan essensial pada bayi, bayi diselimuti dengan kain
bersih dan kering, dilakukan IMD, bayi diberi salep mata.
6. Mengajarkan Ibu dan keluarga untuk masase uterus, menilai kontraksi
dan perkiraan perdarahan, Ibu dan keluarga mengetahui cara masase
uterus, menilai kontraksi, dan perkiraan jumlah perdarahan.
7. Melakukan rawat gabung Ibu dan bayi, dilakukan IMD, dan skin to skin
antara Ibu dan bayi.
8. Mendokumentasikan asuhan dan temuan pada kala IV dihalaman
belakang partograf, tercatat pada lembaran belakang partograf.

BAB IV

22
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Pengkajian
a) Subjektif
KALA II
Ibu mengatakan perutnya semakin sakit dan datangnya makin
seringI, cemas dan gelisah menjalani proses persalinan, ingin
BAB, banyak keluar cairan dari jalan lahir dan ingin meneran
bersamaan dengan adanya his
KALA III
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anaknya, mengeluh
nyeri perut berkurang dan ada darah yang keluar dari jalan lahir
KALA IV
Ibu merasa senang dan bahagia setelah melahirkan, lelah
setelah melahirkan dan nyeri perut bagian bawah dan
perenium
b) Objektif
KALA II
Data objektif yang didapatkan pada Ny.”F” didapatkan keadaan
umum ibu baik, kesadaran composmentis, tanda- tanda vital
yaitu: tekanan darah 116/70 mmHg, nadi
80x/menit ,pernafasan 22x/menit, suhu 36,5°C. Raut wajah ibu
tampak cemas dan kesakitan, Perenium menonjol, Vulva dan
anus membuka, Terlihat kepala janin yang masih terbungkus
selaput ketuban di introitus vagina, His 5 x/ 10 menit dengan
durasi > 40 detik
Pemeriksaan dalam jam 08.20
Keadaan vagina : tidak ada kelainan
Portio : tidak teraba
Pembukaan : 10 cm

23
Ketuban : (+)
Presentasi : kepala
Ubun-ubun kecil : kanan depan
Penurunan : hodge IV
Penyusupan : tidak ada
Kesan panggul : normal
Pengeluaran : lendir campur darah

KALA III
Bayi lahir jam 08.30, langsung menangis, BB 2600 gr, LK 30,8
cm, LD 29 cm, Ekspresi ibu tampak senang dan ceria, Plasenta
belum lahir, Ada semburan darah, Uterus mengeras dan
bundar, Bila ditegangkan tali pusat bertambah panjang,
Keadaan bayi baik, Keadaan ibu baik TD:116/70 mmHg, N:82
x/menit, S :36,5°C, P :22 x/menit

KALA IV
Ibu tampak senang, Plasenta lahir jam 08.40 wita, Plasenta
lahir lengkap dengan selaput ketubannya, Kontraksi uterus
baik, TFU 1 jari dibawah pusat, Terdapat robekan perenium
derajat II dan Jumlah darah yang keluar ±100 cc

c) Assessment
Asuhan kebidaanan sayang ibu pada proses persalinan KALA
II,III, dan IV

d) Perencanaan Asuhan
Berdasarkan diagnose masalah, dan kebutuhan dari kasus
Ny.F, perencanaan yang akan dilakukan adalah
Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai
kelahiran bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain.,

24
Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan
antara lain : membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan
rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman,
menjadi teman bicara/ pendengar yang baik dan memberikan
dukungan dan semangat selama persalinan sampai kelahiran
bayinya.
Keterlibatan penolong persalinan selama proses
persalinan & kelahiran dengan cara : memberikan dukungan
dan semangat kepada ibu dan keluarga, menjelaskan tahapan
dan kemajuan persalinan, melakukan pendampingan
selama proses persalinan dan kelahiran, membuat hati ibu
merasa tenteram selama kala II persalinan dengan cara
memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan kepada ibu
dan menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan
spontan umtuk meneran dengan cara memberikan
kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his., Mencukupi
asupan makan dan minum selama kala II, Memberika rasa
aman dan nyaman dengan cara mengurangi perasaan
tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan
kelahiran bayi, memberikan penjelasan tentang cara dan
tujuan setiap tindakan penolong, menjawab
pertanyaan ibu, menjelaskan apa yang dialami ibu dan
bayinya, memberitahu hasil pemeriksaan, pencegahan infeksi
pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu.

Asuhan Sayang Ibu pada Kala III


Kala III adalah kala persalinan dimulai dari keluarnya
bayi sampai plasenta lahir. Asuhan yang dapat dilakukan pada
ibu adalah :
1. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya
dan menyusui segera.

25
2. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.
3. Pencegahan infeksi pada kala III.
4. Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
5. Melakukan kolaborasi/ rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.

Asuhan Sayang Ibu pada Kala IV


Kala IV adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta.
Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1. Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam
keadaan normal.
2. Membantu ibu untuk berkemih.
3. Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai
kontraksi dan melakukan massase uterus.
4. Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.
5. Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda bahaya post
partum seperti perdarahan, demam, bau busuk dari vagina,
pusing, lemas, penyulit dalam menyusui bayinya dan terjadi
kontraksi hebat.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7. Pendampingan pada ibu selama kala IV.
8. Nutrisi dan dukungan emosional.

B. PEMBAHASAN
Penatalaksanaan dilakukan secara menyeluruh selama proses
persalinan yaitu diberikan kepada ibu yang dimulai sejak kala I
hingga kala IV. Pelaksanaan asuhan sayang ibu yang mendasar atau
menjadi prinsip dalam pemberian asuhan sayang ibu dalam proses
persalinan meliputi pemberian dukungan emosional, pemberian

26
cairan dan nutrisi, keleluasan untuk buang air kecil/buang air
besar dan pencegahan infeksi. Semua hal tersebut digunakan
sebagai antisipasi untuk menghindari terjadinya partus lama, partus
tidak maju dan partus yang dirujuk.
Dari hasil tindakan dan pemantauan selama proses persalinan
Ny. F berjalan dengan lancar dan sesuai dengan perencanaan
asuhan kebidanan sayang ibu pada persalinan.

27
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil tindakan dan pemantauan selama proses


persalinan Ny. F berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
perencanaan asuhan kebidanan sayang ibu pada persalinan.
Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan
& kelahiran dengan cara : memberikan dukungan dan semangat
kepada ibu dan keluarga, menjelaskan tahapan dan kemajuan
persalinan, melakukan pendampingan selama proses persalinan
dan kelahiran, membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II
persalinan dengan cara memberikan bimbingan dan menawarkan
bantuan kepada ibu dan menganjurkan ibu meneran bila ada
dorongan kuat dan spontan umtuk meneran dengan cara
memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his.,
Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II, Memberika
rasa aman dan nyaman dengan cara mengurangi perasaan
tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran
bayi, memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan setiap
tindakan penolong, menjawab pertanyaan ibu,
menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya, memberitahu hasil
pemeriksaan, pencegahan infeksi pada kala II dengan
membersihkan vulva dan perineum ibu.

28
41

DAFTAR PUSTAKA

Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo. 2017. Buku Acuan


Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo

Asri H. 2020. Asuhan Persalinan Normal. Cetakan kedua.


Yogyakarta: Nuha Medika

Ayu Pramitasari, Basirun Al Umah, Umi Laelatul Qomar.2020.


Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selama Proses
Persalinan di bidan wilayah Puskesmas Gombong I dan
gombong II. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan,
Volume 6, No. 3 Oktober 2020.

BKKBN, BPS, Kemenkes, ICF. Survei Demografi Kesehatan


Indonesia 2022

Cunningham. 2019. Obstetri Williams. Jakarta : EGC

Erawati A. 2021. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan


Normal.
2 ed Jakarta: EGC

Herli, dkk. 2020. Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu


Dengan Lamanya Persalinan. Jurnal Ilmiah Bidan. ISSN :
2339-1731 Volume 2 Nomor 1. Januari-Juni

29

Anda mungkin juga menyukai