D G2P1A0
Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat mnyelesaikan laporan studi kasus yang
berjudul “
Laporan studi kasus ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Dasar
Kebidanan Terpadu, penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan
do’a dari berbagai pihak.
2. Gunawan Irianto, dr., M.Kes., M.A.R.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Teknologi
dan Kesehatan.
3. Ati Nurwita, SST., M.Keb selaku ketua Program Studi Kebidanan (D-3)
4. Flora Honey Darmawan SST., M.Keb selaku koordinator mata kuliah Praktik
Dasar Kebidanan Terpadu.
7. Nia Rosmawati, Amd,Keb, selaku pembimbing lahan praktik yang telah banyak
membantu dan memberi masukan kepada penulis dalam penyusunan studi kasus
ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bermanfaat sangat dibutuhkan guna
membangun dan memperbaiki laporan ini penulis harapkan. Semoga laporan studi
kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama penulis.
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Persalinan
Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data
World Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada
tahun 2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan
jumlah kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi
berada di negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. Angka
kematian ibu di negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan
angka kematian ibu di negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup
sedangkan di negara maju hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015 (WHO, 2015).
Komplikasi persalinan pada ibu dan bayi baru lahir sebagai faktor
penyebab tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB), dalam pertolongan persalinan dengan Asuhan Persalinan Normal.
Asuhan Persalinan Normal merupakan asuhan persalinan yang bersih dan
aman mulai dari kala I sampai dengan kala IV. Kematian maternal dan
kematian perinatal merupakan cermin kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatandi tengah masyarakat. Berdasarkan data WHO,
UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu pada
tahun 2013 AKI 390 per 100.000 KH dan AKB sebesar 69 per 1000 KH
( Juliana, 2017 ).
a. Power (Tenaga/kekuatan)
1) His(Kontraksi Uterus) Merupakan kekuatan kontraksi uterus
karena otot0otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna.
Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominal,
terkonrdinasi dan relaksasi. Kontraksi ini bersifat involunter
karena berada dibawah saraf intrinsic. (Ai Nursiah, dkk. 2014)
2) Tenaga Mengedan Tenaga mengedan atau power meliputi His
(Kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu,
keadaan kardiovaskular, respirasi, dan metabolic ibu. Ibu
melakukan kontraksi involunter dan volunteer secara bersamaan
untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi
uterus involunter, yang disebut kekuatan primer, menandai
permulaan persalinan. Apabila serviks berdilatasi, usaha
volunteer dimulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan
sekunder, yang memperbesar kekuatan kontraksi involunter.
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks, dan vagina. Syarat agar janin
dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan
lahir tersebut harus normal (Widia. 2015)
c. Passenger (Janin dan plasenta)
1) Janin Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni kepala janin,
presentasi, letak, sikap dan posisi janin. (Ai Nursiah, dkk. 2014).
2) Plasenta Plasenta juga harus melewati jalan lahir maka dia di
anggap sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin.
Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan normal.
(Widia, 2015).
E. Tanda-tanda persalinan
2. Tanda-tanda persalinan
a. Timbulnya kontraksi uterus Biasa juga disebut dengan his
persalinan yaitu his pembukaan yang mempunyai sifat sebagai
berikut :
1. Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut
bagian depan.
2. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
3. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar
4. Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau
pembukaan cervix
5. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan
kontraksi. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan
pada servix (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran,
penipisan dan pembukaan serviks.
b. Penipisan dan pembukaan servix Penipisan dan pembukaan
servix ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dan darah
sebagai tanda pemula.
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir) Dengan
pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar
disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini
disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah
segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.
d. Premature Rupture of Membrane Adalah keluarnya cairan
banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini
terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban
biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap
dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang
lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada
pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek
sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan
akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.
F. Tanda-tanda timbulnya persalinan (inpartu) Pada fase ini sudah memasuki
tanda-tanda inpartu
his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur, keluar lendir
bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks; pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan
telah ada, pengeluaran lendir dan darah; dengan his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan,
pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas, terjadi perdarahan kapiler pembuluh darah pecah. Pada beberapa
kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan.
Sebagian ketulan baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan berlangsung dalam waktu 24 jam (Rukiyah
et al., 2009).
G. Tahapan Persalinan
1. Kala I Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase
yaitu fase laten dan fase aktif.
A. Fase laten persalinan
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servix secara bertahap Pembukaan servix kurang dari 4 cm
Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
B. Fase aktif persalinan Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi,
dilatasi maximal, dan deselerasi
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih
Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih
perjam hingga permbukaan lengkap (10 cm)
4. Kala II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi
dan 1 jam pada multi
b. Tanda dan gejala kala II Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah
dekat adalah:
1. Ibu ingin meneran
2. Perineum menonjol
3. Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5. His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali
6. Pembukaan lengkap (10 cm )
7. Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-
rata 0.5 jam
8. Pemantauan
a) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
5. Fisiologi Biologi II
1. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 -100 detik, datangnya tiap 2-3
menit
2. Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan keluarnya cairan
kekuning- kuningan sekonyong-konyong dan banyak
4. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar panggul,
perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka
5. Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang lagi waktu his
berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar. Kejadian ini disebut “Kepala
membuka pintu”
6. Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak
bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah lahir dan subocciput ada di
bawah symphisis disebut “Kepala keluar pintu”
7. Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-ubun besar, dahi dan
mulut pada commissura posterior. Saat ini untuk primipara, perineum biasanya
akan robek pada pinggir depannya karena tidak dapat menahan regangan yang
kuat tersebut
8. Setelah kepala lahir dilanjutkan dengan putaran paksi luar, sehingga kepala
melintang, vulva menekan pada leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga
dari hidung anak keluar lendir dan cairan
9. Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu depan disusul seluruh
badan anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan paksi jalan lahir
10. Setelah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang tidak keluar waktu
ketuban pecah, kadang-kadnag bercampur darah 11. Lama kala II pada primi 50
menit pada multi 20 menit
H . Mekanisme Persalinan Normal
j. Kala III
Pengertian
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban Berlangsung tidak lebih dari 30
menit Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian
oksitosin untuk kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan
1. Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang kedua. Jika
ada maka tunggu sampai bayi kedua lahir
2. Menilai apakah bayi beru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak rawat
bayi segera
K. Kala IV
Pengertian Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah
itu Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung Masa 1 jam
setelah plasenta lahir Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah
kelahiran plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika
kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering Observasi intensif
karena perdarahan yang terjadi pada masa ini Observasi yang dilakukan :
1. Tingkat kesadaran penderita.
2. Pemeriksaan tanda vital.
3. Kontraksi uterus.
4. Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-
500cc
L. Partograf
Derajat 1:
• Mukosa vagina
• fourchette posterior
• Kulit perineum
Derajat 2:
• Mukosa vagina
• fourchette posterior
• Kulit perineum
• Otot perineum
Derajat 3:
• Mukosa vagina
• fourchette posterior
• Kulit perineum
• Otot perineum
• Otot spingter ani eksternal
Derajat 4:
• Mukosa vagina
• fourchette posterior
• Kulit perineum
• Otot perineum
• Otot spingter ani eksternal
• Dinding rektum anterior
N. Lima benang merah
Asuhan Sayang Ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan
keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar asuhan. sayang ibu adalah dengan
mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinana dan kelahiran
bayi. Evidence based midwifery menunjukan bahwa jika ibu diperhatikan dan di
beri dukungan selama persalinan mereka mendapatkan rasa aman dan hasil yang
lebih baik.
Tindakan pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang
diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin.
Mengingat bahwa infeksi dapat ditularkan melalui darah, sekret vagina, air mani,
cairan amnion dan cairan tubuh lainnya maka setiap petugas yang bekerja di
lingkungan yang mungkin terpapar hal-hal tersebut mempunyai risiko untuk
tertular bila tidak mengindahkan prosedur pencegahan infeksi. Penatalaksanaan
pencegahan infeksi untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi pada ibu
bersalin meliputi: Prosedur cuci tangan, pemakaian sarung tangan, pengelolaan
cairan antiseptik, pemrosesan alat bekas pakai, dan pengelolaan sampah medik
belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan pedoman pencegahan infeksi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBYEKTIF
A. Identitas / Biodata
Umur : 24 Th Umur : 26 Th
B.Status Kesehatan
1. Datang pada tanggal : 16 Januari 2022 Pukul : 10.20
2. Alasan Kunjungan ini : Ada keluhan
3. Keluhan yang dirasakan saat ini : mulas sejam jam 04.00
a. Kontraksi : 4x10 lamanya 35 detik
b. Pengeluaran pervaginam: Sudah ada lendir darah
4. Riwayat menstruasi :
a. Siklus : 28 Hari
b. Keputihan : Ada sebelum haid, warna putih bening, cair dan tidak
berbau
f.Ketuban pecah pada peersalinan kurang bulan (<37 minggu) : Tidak ada
M. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin 5/5 :
Tidak ada
1 Pola Nutrisi
b. Minum
Frekwensi : 3 gelas
a. BAK
b. BAB
Konsistensi : Lembek
k. Riwayat Sosial.
Perkawinan : Kawin
A. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
TD : 120/80 N : 88 , R :22
, S : 36,7
2. Kepala
a. Payudara.
Bentuk : Simetris
Putting susu : Menonjol
Pengeluaran : Ada
5. Pemeriksaan Kebidanan
a. Abdomen
Inspeksi : Membesar : Membesar sesuai usia kehamilan
Palpasi
TFU : 32
Leopold IV : Divergen
Auskultasi :
b. Genetalia
Vulva / Vagina
Keadaan : Bersih
Kelenjar Bartholini
Perineum
c. Pemeriksaan Dalam.
Atas Indikasi : Untuk mengetahui pembukaan persalinan Pukul : 10.30
Oleh : Bidan
Serviks :
Pembukaan :7
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
6. Anus
8. Ekstremitas Bawah
a. Laboratorium :
- Golongan darah : B+
- Hb : 12 gr/dl
- Sifilis : Negatif
- HBSAG : Negatif
- HIV : Negatif
III. ANALISA
Jam : 10. 35
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah dalam waktu persalian
yaitu sudah pembukaan 7 cm dan secara keseluruhan kondi ibu dan janin dalam
keadaan baik. Ev : ibu mengerti
Menganjurkan ibu untuk minum di sela-sela kontraksi agar menambah
energi saat meneran nanti. Ev : ibu bersedia untuk minum
Menganjurkan kepada suami/keluarga untuk memberikan dukungan dan
support mental kepada ibu agar semangat dakam menjalani proses
persalian. Ev : suami/keluara bersedia untuk memberikan dukungan dan
support mental kepda ibu yang mau melahirkan.
Melakukan pijatan lembut dengan sedikit ditekan atau seperti mengusap-
uasap pada titik nyeri (bagian punggung) ibu untuk mengurangi nyeri
karena kontraksi. Ev : ibu merasa nyaman dengan pijatan tersebut.
Mengajari ibu untuk melakukan relaksasi dengan cara menarik nafas
panjang melalui hidung dan di hembuskan melalui mulut, manfaatnya
untuk mengurangi nyeri saat ada kontraksi. Ev : ibu mengerti dan dapat
melakukan relaksasi.
Melakukan asuhan saying ibu dengan memberikan perhatian dan
menyemangati ibu dalam menghadapi proses persalinan. Ev : asuhan
saying ibu sudah dilakukan dan ibu tanpak rileks.
Mengobservasi keadaan ibu dan janin serta mencatat pada lembar
observasi. Ev : observasi sudah dilakukan dan telah dicatat pada lembar
partograf.
Menyiapkan partus set, heacting set, dili dan obat-obatan esensial
(oksitosin dan lidocain) tempat yang nyaman, serta perlengkapan ibu dan
bayi. Ev : peralatan, obat-obatan esensial, serta perlengkapan ibu dan bayi
sudah disiapkan.
Mendokumentasikan semua tindakan. Ev. Dokumentasi tindakan sudah
dilakukan.
ASUHAN KEBIDANAN
(PEMERIKSAAN LANJUTAN)
Umur : 24 Tahun
Ruangan : Persalinan
No MR :
16-01-2022/ 12.30 S:
O:
KU : Baik
Djj : 152x/Menit
Genetalia : terlihat tanda dan gejala kala II seperti keinginan ibu ingin
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva dan vagina
membuka serta adanya peningkatan lendir bercampur darah.
P:
Pukul 12.45
Bayi lahir spontan, langsung menangis kuat warna kulit
kemerahan, pergerakan aktif, jenis kelamin perempuan.
Mengeringkan bayi.
BAB IV
Pada bab ini penulis membandingkan hasil asuhan yang diberikan pada
Ny.D G2P1A0 sesuai dengan tinjauan teori dalam ilmu kebidanan dari asuhan
masa persalinan. Pembahasan mencakup :
d. Tahapan Persalinan
5. Kala I Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase
yaitu fase laten dan fase aktif.
C. Fase laten persalinan
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servix secara bertahap Pembukaan servix kurang dari 4 cm
Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
D. Fase aktif persalinan Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi,
dilatasi maximal, dan deselerasi
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih
5. Fisiologi Biologi II
1. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 -100 detik, datangnya tiap 2-3
menit
2. Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan keluarnya cairan
kekuning- kuningan sekonyong-konyong dan banyak
4. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar panggul,
perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka
5. Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang lagi waktu his
berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar. Kejadian ini disebut “Kepala
membuka pintu”
6. Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak
bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah lahir dan subocciput ada di
bawah symphisis disebut “Kepala keluar pintu”
7. Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-ubun besar, dahi dan
mulut pada commissura posterior. Saat ini untuk primipara, perineum biasanya
akan robek pada pinggir depannya karena tidak dapat menahan regangan yang
kuat tersebut
8. Setelah kepala lahir dilanjutkan dengan putaran paksi luar, sehingga kepala
melintang, vulva menekan pada leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga
dari hidung anak keluar lendir dan cairan
9. Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu depan disusul seluruh
badan anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan paksi jalan lahir
10. Setelah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang tidak keluar waktu
ketuban pecah, kadang-kadnag bercampur darah 11. Lama kala II pada primi 50
menit pada multi 20 menit
H . Mekanisme Persalinan Normal
k. Kala III
Pengertian
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban Berlangsung tidak lebih dari 30
menit Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian
oksitosin untuk kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan
1. Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang kedua. Jika
ada maka tunggu sampai bayi kedua lahir
2. Menilai apakah bayi beru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak rawat
bayi segera
Pada Ny.D G2P1A0 dengan persalinan bayi keluar
spontan menangis kuat, segera disuntikan oksitosin,
plasenta lahir dengan lengkap dalam waktu 5 menit ,
tidak terdapat laserasi dan tidak ada antenio uteri.
Jumlah pendarahan yang keluar 100cc.
M. Kala IV
Pengertian Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah
itu Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung Masa 1 jam
setelah plasenta lahir Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah
kelahiran plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika
kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering Observasi intensif
karena perdarahan yang terjadi pada masa ini Observasi yang dilakukan :
1. Tingkat kesadaran penderita.
2. Pemeriksaan tanda vital.
3. Kontraksi uterus.
4. Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-
500cc
Pada Ny.D G2P1A0 dengan hasil pemantauan dalam
keadaan baik, TD 120/80, nadi 80x/menit, respirasi
22x/menit dan tidak ada kontraksi uterus.
e. Partograf
4) Pencatatan (Dokumentasi)
Catat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan/ atau bayinya.
Jika asuhan tidak dicatat, dapat dianggap hal tersebut tidak dilakukan.
Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik
karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus menerus
memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan
kelahiran bayi. Mengkaji ulang catatan memungkinkan untuk menganalisa
data yang telah dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan
suatu diagnosis dan membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu atau
bayinya. Aspek-aspek penting dalam pencatatan termasuk:
5) Rujukan
B: (Bidan)
Pastikan bahwa ibu dan/ atau bayi baru lahir didampingi oleh
penolong pesalinan yang kompeten untuk menatalaksana gawat darurat
obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan
A: (Alat)
K: (Keluarga)
Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/ atau
bayi dan mengapa ibu dan/ atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka
alasan dan tujuan merujuk ibu ke fasilitas rujukan tersebut. Suami atau
anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan bayi baru lahir hingga
ke fasilitas rujukan.
S: (Surat)
O: (Obat)
K: (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu
dalam kondisi cukup nyaman. Selain itu, pastikan kondisi kendaraan
cukup baik untuk mencapai tujuan pada waktu yang tepat.
U: (Uang)