a. Kewaspadaan transmisi droplet adalah Tindakan kewaspadaan
untuk menghindari penularan infeksi melalui droplet (sekresi yang dikeluarkan melalui pernapasan) selama batuk, bersin atau berbicara. Penularan infeksi yang dapat ditularkan melalui droplet antara lain Influenza, ISPA, SARS, COVID-19, Pertusis, dan lain-lain. b. Kewaspadaan transmisi kontak adalah Tindakan kewaspadaan yang dirancang untuk mencegah terjadinya infeksi yang ditularkan melalui kontak langsung (menyentuh kulit, lesi, 1. Pengertian sekresi, atau cairan tubuh yang terinfeksi) atau kontak tidak langsung (melalui tangan petugas atau orang lain saat menyentuh peralatan, air, makanan atau sarana lain). c. Kewaspadaan transmisi udara (Airborne) adalah Tindakan pencegahan yang dirancang untuk mencegah penyebaran infeksi yang ditularkan melalui udara dengan menghirup atau mengeluarkan mikroorganisme dari saluran napas. Penyakit infeksi yang bias ditularkan melalui udara antara lain: TB, virus (Avian flu, COVID-19, SARS, Varicella, Campak, dan lain-lain)
2. Tujuan a. Kewaspadaan trasnsmisi droplet untuk memutuskan matarantai
penularan mikroorganisme penyebab infeksi, yang mungkin terjadinya melalui transmisi droplet. b. Kewaspadaan transmisi kontak untuk memutus mata rantai penularan mikroorganisme penyebab infeksi, yang terjadi melalui transmisi kontak. c. Kewaspadaan transmisi udara (Airborne) untuk mencegah penularan infeksi akibat mikroorganisme sebagai partikel yang beredar di udara, dapat bertahan lebih lama serta dapat melayang keluar area dengan jarak lebih jauh yang memungkinkan terhirup atau mencemari jaringan dan selaput lender bagi yang terpapar.
SK Kepala Puskesmas Nomor: SK/PKM-BB/I/2023 Tentang
3. Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
a. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 27 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 4. Referensi b. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, Kementerian Kesehatan RI Tahun 2020
1 Kewaspadaan transmisi droplet
a. Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan sekitar pasien dengan menggunakan air dan sabun atau cairan handrub berbasis alkohol. b. Gunakan masker jika ada gangguan saluran pernapasan (batuk, flu, dan lain-lain) c. Pasien dengan penularan melalui droplet ditempatkan dalam ruangan sendiri, jika tidak memungkinkan lakukan kohorting dengan jarak minimal 1 meter antara tempat tidur, pastikan 5. Prosedur/ pintu selalu tertutup setiap saat. Langkah-langkah d. Pasien, pengunjung, keluarga diajarkan kebersihan tangan dan kebersihan pernapasan atau etika batuk e. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis paparan dan indikasi: Masker bedah dan lakukan fit test untuk menyakinkan masker tidak bocor dan tertutup rapat Saat melepaskan, tidak menyentuh area yang terkontaminasi setelah keluar dari kamar perawatan atau pelayanan, buang kelimbah infeksius dan segera lakukan kebersihan tangan dengan sabun dan air mengalir 6. Prosedur/ Pertimbangan untuk menggunakan masker N95 pada Langkah-langkah Tindakan yang menghasilkan aerosol, pada pasien dengan gangguan Infeksi Saluran Penapasan Akut (ISPA) atau pada Tindakan intubasi, Bronchoscopy, Nebulizer, dan lain- lain. 2. Kewaspadaan transmisi kontak Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien lingkungan dan sekitar pasien atau sesuai dengan lima momen dan indikasi kebersihan tangan. Jika diperlukan minta pasien atau pengguna layanan melakukan kebersihan tangan sebelum dilayani atau mendapatkan pelayanan. Kenakan celemek plastik sekali pake saat memberikan perawatan langsung kepada pengguna layanan. Lepaskan dan tanpa menyentuh area terkontaminasi. Buang limbah infeksius sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Kenakan sarung tangan sekali pakai saat memberikan perawatan langsung kepada pengguna layanan. Lepaskan sarung tangan tanpa menyentuh area yang terkontaminasi, buang sebagai limbah infeksius.
3. Kewaspadaan transmisi udara (Airborne)
a. Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan sekitar pasien dengan menggunakan air dan sabun atau cairan handrub berbasis alkohol b. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai indikasi, sebagai berikut: Gunakan masker bedah atau masker N95 (respiratorik) dan yakinkan penggunaannya tertutup rapat (fit test) serta lepaskan tanpa menyentuh daerah yang terkontaminasi setelah keluar dari kamar perawatan. Gunakan kacamata/pelindung wajah (face shield) sesuai jenis resiko paparan airborne. Gunakan gaun jika akan terjadi risiko paparan terkontaminasi pada tubuh atau pakaian petugas c. Gunakan ruangan dengan ventilasi negative, jika tidak memungkinkan dapat menggunakan ventilasi tekanan mekanik atau ventilasi natural dan pintu harus selalu tertutup. d. Lakukan edukasi kepada pendamping/keluarga agar menjaga kebersihan tangan dan menjalankan kewaspadaan isolasi untuk mencegah penyebaran infeksisi antara mereka sendiri ataupun kepada pasien .lainnya
ALUR PASIEN INFEKSIUS
ALUR PASIEN PENYAKIT INFEKSI BERDASARKAN TRANSMISI
Penyakit infeksi berdasarkan transmisi
Transmisi Transmisi Transmisi
Kontak droplet Udara / airbone
Kamar Kamar Kamar
6. Diagram Alir tersendiri / tersendiri / tersendiri jika kohorting kohorting tidak Alur pasien Jarak pasien memungkinkan tidak perlu >1 m kohorting khusus Pintu kamar Tekanan Penanganan boleh terbuka negative / udara khusus Alur pasien ventilasi tidak ada tidak perlu alamiah APD sarung khusus Pintukamar tangan dan Penanganan selalu tertutup gaun udara tidak ada Alur pasien APD masker sendiri bedah APD, pasien pakai masker bedah Petugas pakai N95 jika melakukan tindaan yang menghasilkan aerosol
7. Hal-hal yang perlu
diperhatikan 1. UGD 2. Kamar Bersalin 3. Kamar Nifas 8. Unit Terkait 4. Kamar Perawatan 5. Poli KIA 6. Poli Gizi 7. Poli Gigi
9. Dokumen terkait
Yang Tanggal mulai
No Isi Perubahan dirubah diberlakukan 10. Rekam historis perubahan