Anda di halaman 1dari 4

KEWASPADAAN ISOLASI

No. Dokumen : SOP/ / 01 /I/2023

No. Revisi :-
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2023

Halaman : 1/3

dr. ANDI TENRY


Puskesmas
197705282008032001
Kolaka

1. Pengertian Kewaspadaan yang diterapkan untuk memutus mata rantai transmisi


mikroba penyebab infeksi pada pasien yang diketahui maupun dugaan
perinfeksi atau terkolonisasi pathogen yang dapat ditransmisikan lewat
udara( airBone), droplet, kontak lewat kulit, maupun lingkungan Yang
terkontaminasi
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan kewaspadaan transmisi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 41 Tahun 2023 Tentang Pelaksanaan
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI)
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
5. Peralatan Ruang infeksi, tempat tidur pasien,masker, fentilasi yang memadai, air
bersih yang cukup
6. Prosedur 1 penempatan pasien
a. transmisi melalui kontak
 tempatkan di ruang rawat yang terpisah bila tidak
memungkinkan kohortin, bila keduanya tidak memungkinkan
maka pertimbangkan epidemiologi mikrobanya melalui edukasi
pasien.
 tempatkan pasien dengan jarak 1 meter
 Jaga supaya tidak kontaminasi silang ke lingkungan dan
pasien lain
b. Transmisi melalui droplet
 tempatkan di ruang rawat yang terpisah bila tidak
memungkinkan kohortin, Bila keduanya tidak memungkinkan
buat pemisah dengan jarak 1 meter antar tempat tidur dan
jarak pengunjung
 pertahankan pintu terbuka, tidak perlu penanganan khusus
terhadap udara dan ventilasi

c. transmisi melalui udara (airbone)


 tempatkan pasien di ruang terpisah dengan aliran udara 12
ACH
 Usahakan Pintu pasien tertutup
 bila ruang terpisah tidak memungkinkan, tempatkan pasien
dengan pasien yang lain yang mengidap mikroba yang sama
jangan dicampur dengan infeksi yang lain dengan jarak> 1
meter.
2 transportasi pasien
a. transmisi melalui kontak
 Batasi gerak.
 transportasi pasien Jika perlu
 bila diperlukan pasien keluar ruangan, perlu kewaspadaan
agar resiko minimal transmisi ke pasien yang lain atau
lingkungan dengan pasien
b. Transmisi melalui droplet
 batasi gerak dan transportasi
 untuk membatasi droplet dari pasien dengan menggunakan
masker bedah pada pasien
 terapkan hygiene fespirasi dan etika batuk
c. transmisi melalui udara (airbone)
 Batasi gerak dan transportasi pasien hanya kalau perlu saja
 bila perlu untuk pemeriksaan pasien dapat diberikan masker
N95
3. penggunaan APBD transportasi pasien
a. transmisi melalui kontak
 Cuci tangan kemudian memakai sarung tangan bersih non
steril saat masuk ke ruangan pasien ganti sarung tangan
segala kontak dengan bahan infeksius (feses cairan tubuh/
darah cairan drain)
 Lepas sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan
cuci tangan dengan antiseptik
b. Transmisi melalui droplet
 cuci tangan kemudian memakai sarung tangan bersinon
serius saat masuk ke ruangan pasien ganti sarung tangan
segala kontak dengan bahan infeksius (feses cairan tubuh/
darah cairan drain)
 Lepas sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan
cuci tangan dengan antiseptik
 Gunakan masker bila bekerja dalam radius 1 M terhadap
pasien, masker seyogyanya menutupi mulut dan hidung,
dipakai Saat memasuki ruangan rawat pasien dengan infeksi
saluran atas
 gaun bersih/ dipakai saat memasuki ruangan rawat pasien
bila baju yang digunakan tembus air
 Jaga jarak agar tidak terjadi kontaminasi silang antara pasien
dengan Lingkungan antar lingkungan pasien yang lain
c. transmisi melalui udara (airbone)
 gunakan masker respirator ( masker N95 saat masuk ruangan
pasien)
 bila melakukan tindakan dengan kemungkinan timbul
aeRosol,Gunakan sarung tangan, tutup kepala, gaun/ aprone,
Dan sepatu booth
4. Peralatan untuk perawatan pasien
a. transmisi melalui kontak
 Bila memungkinkan peralatan non critical dipakai untuk satu
pasien, atau untuk pasien dengan mikroba yang sama.
 bersihkan peralatan sebelum digunakan kepada pasien yang
lain
b. Transmisi melalui droplet
 tidak perlu penanganan udara secara khusus
 desinfeksi permukaan yang dilakukan terjadwal dengan baik
(disinfeksi permukaan dilakukan setiap hari dan dilakukan
bongkaran setiap minggunya)
 gunakan masker respirator ( masker N95 saat masuk ruangan
pasien)
 bila melakukan tindakan dengan kemungkinan timbul
aeRosol,Gunakan sarung tangan, tutup kepala, gaun/ aprone,
dan sepatu booth
 Jaga jarak agar tidak terjadi kontaminasi silang antara pasien
dengan Lingkungan antar lingkungan pasien yang lain
c. Ruang rawat pasien Bila memungkinkan dibuat bertekanan negatif
dengan filtrasi udara menggunakan head filter bila tidak
memungkinkan bisa dengan ventilasi alamiah atau ventilasi campuran

7. Unit Terkait 1. unit gawat darurat


2. unit rawat jalan
3. unit persalinan

Anda mungkin juga menyukai