1. Pengertian Kewaspadaan isolasi merupaka kewaspadaan standar yang harus dilakukan
untuk mengurangi resiko terinfeksi penyakit menular pada petugas Kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak diketahui 2. Tujuan Untuk mengurangi kejadian penularan angka infeksi 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 41 Tahun 2023 Tentang Pelaksanaan Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi 4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan pasien 5. Peralatan Ruang infeksi, tempat tidur pasien,masker, fentilasi yang memadai, air bersih yang cukup 6. Prosedur 1. Penempatan pasien tidak infeksius Menggunakan kewaspadaan standar : a. Penempatan pasien: pasien bisa ditempatkan disemua ruang perawatan kecuali ruang isolasi di unit perawatan paru b. Kebersihan tangan : lakukan lima saat kebersihan tangan c. Penggunaan apd : gunakan apd sesuai dengan standar dan sesuai dengan kebutuhan d. Peralatan perawatan pasien : peralatan perawatan pasien: peralatan perawatan pasien dan eksresi hendaknya diperlakukan sedemikian rupa sehingga rtidak bersentuhan dengan kulit dan lapisan mukosa, tidak mengotori pakaian , dan tidak memindahkan mikroorganisme kepasien lain dan lingkungan e. Pengendalian linkungan : lakukan prosedur untuk perawatan rutin, pembersihan, dan desinfektan permukaan lingkungan perawatan f. Penatalaksanaan linen : dilakukan pemisahan linen kotor infeksius diruang rawat inap, linen infeksius dimasukan kedalam kantong kuning kemudian diberikan pelebelan g. Perlindungan petugas kesehatan : pemeriksaan petugas kesehatan dilakukan minimal 1 tahun 1 kali. Dapat di fokuskan pada area yang berisiko terpajan paling sering h. Etika batuk : edukasi dan sosialisasi etika batuk, dilakukan pada petugas, pasien dan keluarga pasien i. Praktik menyuntiik yang aman : dilakukan dengan melakukan tindakan aseptic area yang akan dilakukan penyuntikan. 2. Penempatan pasien infeksius a. Transmisi airbone - Penempatan pasien : tempatkan pasien ruangan bertekanan udara negative. Bila ruangan dengan tekanan negatif penuh tempatkan pasien diruangan fentilasi alami - Perlindungan pernafasan : menggunakan masker N95 bila memasuki kamar pasien yang diketahui atau dicurigai menderita airbone disease (TBC, Varicella, Rubella, dll) - Pemindahan pasien : Batasi pemindahan dan transportasi pasien dari kamar yang khusus yang tersedia untuknya hanya untuk hal yang sangat penting. b. Transmisi droplet - Penempatan pasien : pasien dengan drplet desease bisa ditempatkan disemua ruang perawatan kecuali ruang isolasi dengan kamar tersendiri - Masker : gunakan masker bedah bila bekerja dalam jarak <1 meter dari pasien - Pemindahan pasien : Batasi pemindahan dan transportasi pasien dari kamar yang khusus yang tersedia untuknya hanya untuk hal yang sangat penting. c. Transmisi kontak - Penempatan pasien : pasien bisa ditempatkan disemua tempat perawatan - Tempatkan pasien dikamar tersendiri. - Bila tidak tersedia kamar tersendiri, tempatkan pasien dalam kamar Bersama dengan pasien yang terinfeksi mikroorganisme yang sama - Sarung tanngan dan cuci tangan : pakalah sarung tangan bersih tidak perlu steril saat memasuki kamar dan merawat pasien ganti sarung tangan setelah menyentuh baahan-bahan terinfeksi yang kira-kiramengadung mikroorganisme dengan konsentrasi tinggi (feses dan drainase luka) - Kamar pasien : tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan atau tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan lingkungan dalam ruang rawat yang terpisah - Pemindahan pasien : Batasi pemindahan dan transportasi pasien hanya untuk hal yang sangat penting - Peralatan perawatan pasien : penggunaan perawatan non kritikal hanya untuk 1 pasien (atau digunakan Bersama dengan pasien yang terinfeksi/terkolonisasi dengan pathogen yang sama yang membutuhkan kewaspadaan) untuk mencegah penggunaan Bersama dengan pasien lain. 7. Unit Terkait Ruang Rawat Inap IGD