1. Pengertian Kewaspadaaan transmisi udara (Airborne) adalah tindakan
pencegahan yang dirancang untuk mencegah penyebaran infeksi yang ditularkan melalui udara dengan menghirup atau mengeluarkan mikroorganisme dari saluran nafas. Secara teoritis partikel yang berukuran < 5 pm dikeluarkan dari saluran pernapasan dan dapat tetap melayang di udara untuk beberapa waktu. Sumber penularan juga dapat dihasilkan dari tindakan yang menghasilkan aerosol, pengisapan cairan, induksi dahak atau endoskopi. Penyakit infrksi yang dapat ditularkan melalui udara antara lain Tuberkulosis, virus ( Asian flu, COVID-19, SARS, Varicela, Campak dan lain-lain ). 2. Tujuan Untuk mencegah penularan infeksi akibat mikroorganisme sebagai partikel yang beredar di udara, dapat bertahan lebih lama serta dapat melayang keluar area dengan jarak lebih jauh yang memungkinkan terhirup atau mencemari jaringan dan selaput lendir bagi yang terpapar 3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Mojopanggung Nomor 118.4/ 031/ 429.114.05/ 2017 Tentang Pedoman Internal dan Panduan Program 4. Referensi 1. Undang-undang No.27 Tahun 2017 Tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan 2. Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi 5. Prosedur 1. Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan sekitar pasien dengan menggunakan air dan sabun atau cairan handrub berbahan dasar alcohol. 2. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai indikasi sebagai berikut : a. Gunakan masker bedah atau masker N95 (respiratorik) dan SOP KEWSPADAAN TRANSMISI UDARA (AIRBORNE) 1 yakinkan penggunaannya tertutup rapat (fit test) serta lepaskan tanpa menyentuh area yang terkontaminasi. b. Gunakan kacamata/pelindung wajah (face shield) sesuai jenis resiko paparan airborne. c. Gunakan gown jika akan terjadi resiko paparan kontaminasi pada tubuh. d. Gunakan sarung lengan jika aka terjadi kontaminasi pada lengan. 3. Gunakan ruangan dengan ventilsi tekanan negative, jika tidak memungkinkan dapat menggunakan ventilasi tekanan mekanik atau ventilasi natural dan pintu harus selalu tertutup. 4. Lakukan edukasi kepada pendamping/keluarga agar menjaga kebersihan tangan dan menjalankan kewaspadaan isolasi untuk mencegah penyebaran infeksi diantara mereka sendiri ataupun kepada pasien lain 5. Upaya pencegahan infeksi setelah pemeriksaan dan tindakan pada pasien berakhir, dilakukan edukasi pada keluarga sebagai berikut : a. Upaya pencegahan infeksi harus tetap dilakukan sampai batas waktu masa penularan. b. Cara menjaga kebersihan diri, pencegahan dan pengendalian infeksi serta perlindungan diri. c. Pembersihan dan desinfeksi ruangan yang benar perlu dilakukan setelah pelayanan dan tindakan berakhir/tutup. 6. Bagan Alir -
7. Unit terkait 1. Kesling
2. Ruang Tindakan 3. Laboraturium 4. Kesgilut 5. KIA 6. Poli Umum 7. Housekeeping 8. Dokumen terkait