Anda di halaman 1dari 2

KEWASPADAAN TRANSMISI UDARA

(AIRBORNE)

No. Dokumen:

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit : 3 Januari 2022
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr.I.B.Endrawan
MOJOPANGGUNG NIP.196310081990031009

1. Pengertian Kewaspadaaan transmisi udara (Airborne) adalah tindakan


pencegahan yang dirancang untuk mencegah penyebaran infeksi yang
ditularkan melalui udara dengan menghirup atau mengeluarkan
mikroorganisme dari saluran nafas. Secara teoritis partikel yang
berukuran < 5 pm dikeluarkan dari saluran pernapasan dan dapat tetap
melayang di udara untuk beberapa waktu. Sumber penularan juga
dapat dihasilkan dari tindakan yang menghasilkan aerosol, pengisapan
cairan, induksi dahak atau endoskopi. Penyakit infrksi yang dapat
ditularkan melalui udara antara lain Tuberkulosis, virus ( Asian flu,
COVID-19, SARS, Varicela, Campak dan lain-lain ).
2. Tujuan Untuk mencegah penularan infeksi akibat mikroorganisme sebagai
partikel yang beredar di udara, dapat bertahan lebih lama serta dapat
melayang keluar area dengan jarak lebih jauh yang memungkinkan
terhirup atau mencemari jaringan dan selaput lendir bagi yang terpapar
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Mojopanggung Nomor
118.4/ 031/ 429.114.05/ 2017 Tentang Pedoman Internal dan Panduan
Program
4. Referensi 1. Undang-undang No.27 Tahun 2017 Tentang pedoman pencegahan
dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
2. Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi
5. Prosedur 1. Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan sekitar pasien dengan menggunakan air
dan sabun atau cairan handrub berbahan dasar alcohol.
2. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai indikasi sebagai berikut :
a. Gunakan masker bedah atau masker N95 (respiratorik) dan
SOP KEWSPADAAN TRANSMISI UDARA (AIRBORNE) 1
yakinkan penggunaannya tertutup rapat (fit test) serta lepaskan
tanpa menyentuh area yang terkontaminasi.
b. Gunakan kacamata/pelindung wajah (face shield) sesuai jenis
resiko paparan airborne.
c. Gunakan gown jika akan terjadi resiko paparan kontaminasi
pada tubuh.
d. Gunakan sarung lengan jika aka terjadi kontaminasi pada
lengan.
3. Gunakan ruangan dengan ventilsi tekanan negative, jika tidak
memungkinkan dapat menggunakan ventilasi tekanan mekanik
atau ventilasi natural dan pintu harus selalu tertutup.
4. Lakukan edukasi kepada pendamping/keluarga agar menjaga
kebersihan tangan dan menjalankan kewaspadaan isolasi untuk
mencegah penyebaran infeksi diantara mereka sendiri ataupun
kepada pasien lain
5. Upaya pencegahan infeksi setelah pemeriksaan dan tindakan pada
pasien berakhir, dilakukan edukasi pada keluarga sebagai berikut :
a. Upaya pencegahan infeksi harus tetap dilakukan sampai batas
waktu masa penularan.
b. Cara menjaga kebersihan diri, pencegahan dan pengendalian
infeksi serta perlindungan diri.
c. Pembersihan dan desinfeksi ruangan yang benar perlu
dilakukan setelah pelayanan dan tindakan berakhir/tutup.
6. Bagan Alir -

7. Unit terkait 1. Kesling


2. Ruang Tindakan
3. Laboraturium
4. Kesgilut
5. KIA
6. Poli Umum
7. Housekeeping
8. Dokumen terkait

SOP KEWSPADAAN TRANSMISI UDARA (AIRBORNE) 2

Anda mungkin juga menyukai