Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

KEWASPADAAN ISOLASI

Nama : Ulfa Avita


NIM : 200114055
Prodi : S1 Keperawatan tingkat 2

STIKes Abdi Nusantara Jakarta

Tahun Akademik 2021/2022


A. Pendahuluan

1. Mikroba penyebab HAIs dapat menyebar dari pasien terinfeksi atau kolonisasi kepada pasien
lain atau petugas fasyankes

2. Kewaspadaan Isolasi bertujuan untuk menurunkan penyebaran mikroba infeksius diantara


petugas,pasien, pengunjung

3. Kewaspadaan Isolasi juga termasuk penempatan pasien di ruang terpisah dg ventilasi


memadai,pembatasan pergerakan pasien dan petugas.

B. Pengertian Kewaspadaan Isolasi

1. Satu waspada and sikap kehati-hatian untuk mencegah Sesuatu dapat terjadi

2. Isolasi memisahkan antara yang satu dengan yang lainnya

3. Kewaspadaan isolasi segala usaha yang dilakukan guna mencegah terjadinya sesuatu infeksi
pada orang yang sensitif.

C. Tujuan

Memutuskan rantai infeksi yang difokuskan terhadap cara penularan pintu masuk (portal of
entry) dan susceptible host yang menjadi bagian dari rantai infeksi.

D. Kewaspadaan Isolasi

1. Kewaspadaan Standar ( lapis pertama):

Merupakan gabungan dari Universal Precaution dan Body Substain Isolation Waspada terhadap
darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi kecuali keringat Ditujukan kepada semua pasien tanpa
memandang infeksi atau tidak infeksi

2. Kewaspadaan Transmisi (lapis kedua):

Merupakan kewaspadaan tambahan Ditujukan kepada pasien yang terinfeksi atau diduga infeksi.

 Kewaspadaan Standar adalah dasar untuk pencegahan infeksi di area perawatan standar
precautions dilakukan setiap saat untuk semua orang pasien pengunjung dan staf
 Kewaspadaan berdasarkan transmisi

-kontak

-droplet

-airborne
 Kewaspadaan standar
1. kebersihan tangan
 komponen penurunan transmisi infeksi Utama
-sederhana dan efektif mencegah HAIs
-Menciptakan lingkungan yang aman
-pelayanan kesehatan aman
 Tangan kotor dicuci dengan sabun atau antiseptik di air mengalir
 Tangan tidak tampak kotor handrub dengan cairan yang berbasis alkohol.

2. penggunaan APD (sarung tangan masker goggle, face Shield, dan gown)
 Sangat efektif dan efisien untuk mencegah transmisi mikroorganisme
 Digunakan sesuai indikasi dan segera di lepas setelah selesai tindakan
 Pekerjaan tangan dilakukan sebelum dan setelah melepas sarung tangan.

3. Peralatan perawatan pasien


 Disposible, setelah dipakai buang
 Reuseable, setelah dipakai dilakukan dekontaminasi yang meliputi
pembersihan, disinfeksi, sterilisasi
 Peralatan Kritikal dilakukan sterilisasi
 Semi Kritikal dilakukan disinfeksi tingkat tinggi
 Non Kritikal dilakukan pembersihan, jika terkontaminasi darah atau cairan
tubuh disinfeksi

4. Pengendalian lingkungan
 1.Konstruksi Bangunan
 2.Udara
 3.Air
 4.Pembersihan Lingkungan Rumah Sakit
 5.Pembersihan Lingkungan di R.GIZI
 6.Pembersihan di ruang laundry
 7.Limbah RS

5. Pemrosesan alat dan penatalaksanaan linen


 Memisahkan linen kotor terkontaminasi darah atau cairan tubuh dengan tidak
terkontaminasi
 Tidak meletakkan linen dilantai
 Penyimpanan linen di lemari tertutup
 Membawa linen kotor maupun bersih dalam keadaan tertutup
6. Perlindungan dan kesehatan karyawan pengelolaan limbah
 Ada pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk yang berisiko infeksi
 Pemberian immunisasi Hepatitis pada tempat yang berisiko
 Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka tusuk jarum atau
benda tajam lainnya
 Ada alat pelindung diri
7. Penempatan pasien
 Pasien infeksius di ruang terpisah,beri jarak >1 m
 Kohorting bila tidak memungkinkan bila kedua-dua nya tidak memungkinkan
konsultasi dengan petugas PPIRS
 Kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab infeksi
 Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan lingkungannya

9. Hygiene respirasi atau etika batuk

 Menutup mulut & hidung saat batuk/ bersin;pakai tisu


 Buang ke tempat sampah (kuning ) bila telah terkena sekret saluran napas dan
 Lakukan cuci tangan dg sabun /antiseptik dan air mengalir/ alkohol handrub
setelah kontak dengan sekret
 Jaga jarak terhadap orang yang ada gejala ISPA dgn demam

10. Praktek menyuntik aman

 Tidak memakai ulang jarum suntik


 Upayakan tidak memakai obat- obat/cairan multidose
 Pertahankan teknik aseptik dan antiseptik pada pemberian suntikan
 Segera buang jarum suntik habis pakai
 Tidak melakukan recapping jarum suntik habis pakai

11. Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal pungsi

 Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal pungsi,anaestesi spinal


/epidural/pasang kateter vena sentral
 Cegah droplet flora orofaring,dapat menimbulkan meningitis bakterial
 Kewaspadaan berdasar transmisi
1. Kewaspadaan kontak
 Kamar tersendiri atau kohortin
 Alur pasien tidak perlu Khusus
 Penanganan udara khusus tidak ada
 APD sarung tangan dan gown

2. Kewaspadaan droplet
 Kamar tersendiri atau kohorting dua jarak pasien lebih dari 1 meter
 Pintu kamar boleh terbuka
 Alur pasien tidak perlu khusus
 Penanganan udara tidak ada
 APD masker bedah
3. Kewaspadaan Airborne
 Kamar tersendiri jika tidak memungkinkan kohorting
 Tekanan negatif atau ventilasi alamiah
 Pintu kamar selalu tertutup
 Alur PS tersendiri
 APD pasien pakai masker bedah
 Petugas pakai N95 jika melakukan tindakan menghasilkan aerosol

Dapat terjadi kombinasi transmisi pemilihan APD:

selalu ukur resiko sebelum melakukan tindakan atau pelayanan.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/394320075/3-Kewaspadaan-Standart

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://persi.or.id/wp-
content/uploads/2018/04/kewaspadaan_isolasi.pdf&ved=2ahUKEwjTpvufgMX0AhUTT
2wGHQnvA-kQFnoECCAQAQ&usg=AOvVaw1wJuQMUyBa0Sse0bQCkvBG

https://www.scribd.com/document/442910240/Kewaspadaan-Isolasi-21-Desember-2019

Anda mungkin juga menyukai