Anda di halaman 1dari 53

PROGRAM PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI

DEWI LISTYORINI
 infeksi yang terjadi selama proses
perawatan di rumah sakit atau di
fasilitas kesehatan lain,
 saat masuk pasien tidak ada infeksi
atau tidak dalam masa inkubasi
 infeksi didapat di rumah sakit tapi
muncul setelah pulang
 juga infeksi pada petugas kesehatan
yang terjadi karena pekerjaan
Pasien sendiri
Dari luar pasien sendiri
Manusia
Pasien
Petugas kesehatan
Pengunjung
Peralatan
Alat kesehatan/Instrumen
Lingkungan
Udara
Air
Tanah
KEBERSIHAN TANGAN

Kebersihan tangan yang


baik dan benar
merupakan hal yang
penting dan pilar dalam
mencegah dan
mengendalikan infeksi
akibat pelayanan
kesehatan/HAIs
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
Gunakan Alat Pelindung Diri, jika
melakukan tindakan yang memungkinkan
tubuh atau membran mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh atau
kemungkinan pasien terkontaminasi dari
petugas

Segera melepas Alat Pelindung Diri jika


tindakan sudah selesai

Menggantung masker di leher, memakai


sarung tangan sambil menulis dan
menyentuh permukaan lingkungan tidak
direkomendasikan
Peralatan non kritikal
Peralatan yang hanya
dipermukaan tubuh pasien
(Pembersihan atau disinfeksi)
Peralatan semi kritikal
Peralatan yang masuk kedalam
membrane mukosa
(Minimal disinfeksi tingkat tinggi
atau sterilisasi)
Peralatan kritikal
Peralatan yang masuk kedalam
pembuluh darah atau jaringan steril
(Sterilisasi)
Menyimpan linen bersih di dalam lemari
tertutup
Memisahkan penyimpanan linen bersih
dengan linen steril
Memisahkan troley linen bersih dan linen
kotor
Memisahkan linen kotor ternoda darah atau
cairan tubuh dengan linen kotor tidak
ternoda
Menempatkan linen kotor tidak dilantai
Menyimpan linen di lemari tertutup
Membawa linen kotor maupun bersih
dalam keadaan tertutup
Persediaan linen sesuai kebutuhan
Limbah padat infeksius ke kantong plastik kuning dan limbah
padat non infeksius ke kantong plastik hitam
Limbah jarum dan benda tajam lainnya ke wadah tahan tusuk
dan tahan air
Limbah cair infeksius ke saluran khusus
Kontainer limbah tertutup, sebaiknya membuka menggunakan
injakan kaki
Hati-hati menangani benda tajam
Tidak pernah memberikan ke orang lain limbah benda tajam
Tidak menyarungkan kembali jarum bekas pakai
Pertahankan kondisi lingkungan
sehat
Udara bersih
Penyediaan air bersih
Permukaan lingkungan bersih
Penataan peralatan sedemikian
rupa sehingga tampak rapi dan
mudah dibersihkan
Binatang (kucing, anjing, tikus)
tidak ada disekitar ruangan,
termasuk lalat, nyamuk dan
kecoak
Menggunakan spuit
berulang kali tidak
direkomendasikan,( jarum
suntik sekali pakai buang)
Menggunakan bak
instrumen jika
memberikan suntikan,
bukan keranjang plastik
berubang-lubang
 Tidak memakai ulang jarum
suntik
 Upayakan tidak memakai obat-
obat/cairan multidose
 Pertahankan teknik aseptik dan
antiseptik pada pemberian
suntikan
 Segera buang jarum suntik
habis pakai
 Tidak melakukan recapping
jarum suntik habis pakai
– Pakai tisu, buang ke tempat sampah (kuning ) bila telah terkena sekret
saluran napas dan
– Menutup mulut & hidung saat batuk/ bersin
– Lakukan cuci tangan dengan sabun /antiseptik & air mengalir, alkohol
handrub setelah kontak dengan sekret
– Jaga jarak terhadap orang dengan gejala ISPA dengan demam
PPI RS
RSJPDHK

WHO
GUIDELINES
x x x √ √
• Ada pemeriksaan kesehatan secara regular untuk yang
berisiko infeksi
• Pemberian immunisasi Hepatitis pada tempat yang
berisiko
• Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka
tusuk jarum atau benda tajam lainnya
• Ada alat pelindung diri tersedia
– Petugas harus dalam keadaan sehat
– Jika batuk flu tidak direkomendasikan bekerja
– Tidak menggunakan asesories ditangan
(cincin, gelang, jam)
– Menggunakan sandal jepit, sandal terbuka didepan
tidak direkomendasikan
– Pemeriksaan berkala petugas yang berisiko
– Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi
luka tusuk jarum atau benda tajam lainnya
• Pasien infeksius di ruang terpisah,beri jarak >1 m
• Kohorting bila tidak memungkinkan
bila kedua-dua nya tidak memungkinkan
konsultasi dengan petugas PPIRS
• Kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab
infeksi
• Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga
kebersihan lingkungannya
• Masker harus dipakai klinisi saat
melakukan lumbal pungsi,anaestesi
spinal /epidural/pasang kateter vena
sentral
• Cegah droplet flora orofaring,dapat
menimbulkan meningitis bakterial
Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi

 Kontak:
– Kontak langsung: berjabat tangan,
bersentuhan
– Kontak tidak langsung:melalui alat
kesehatan

 Droplet:
– Percikan >5µm melayang di udara jatuh
mengenai mukosa mata, hidung atau mulut
yang ada pada jarak dekat (suction,
bronkoskopi)
• Udara/Airborne

Percikan/partikel berukuran kecil


< 5mm melayang/menetap di udara beberapa jam,
disebarkan luas dalam ruangan /jarak lebih jauh.

Langsung/melalui debu dg mikroba


(TBC, cacar air/varicella, campak)
Menyebar: batuk, bersin, berbicara, tindakan intubasi,
suction, bronkoskopi
Kewaspadaan Transmisi Kontak
Bila pasien diketahui/dicurigai infeksius atau
terkolonisasi agen infeksius:
1. Penempatan pasien :
 1 kamar tersendiri atau kohor (dikumpulkan) dengan
pasien yang terinfeksi agen infeksi sama
 Penelitian gagal membuktikan kamar tersendiri
mencegah HAIs
 Kohorting unt management KLB MDRo termasuk
MRSA,VRE,ESBL
2. Alat Pelindung Diri:
 Sarung tangan:
 Gaun :
Bila diperkirakan pakaian akan tercemar saat
kontak dg pasien, permukaan lingkungan atau
peralatan pasien (diare, inkontinensia, kolonostomi,
slang drainase). Lepaskan gaun sebelum
meninggalkan ruangan dan pastikan pakaian tidak
menyentuh lagi permukaan tercemar dlm ruangan
2-28
Kewaspadaan transmisi droplet
• Tempatkan pasien di kamar tersendiri atau kohorting
(menempatkan pasien infeksi /terkolonisasi yang sama ),bila
tidak memungkinkan dan beri jarak antar pasien 1m

• Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu boleh


terbuka

• Gunakan masker bedah dalam jarak 1 m dari pasien

• Pemindahan pasien :
Minimalisasi transportasi pasien, pasangkan masker pada
pasien saat proses pemindahan
Kewaspadaan transmisi udara/airborne
Penempatan pasien :
 Di ruangan dengan tekanan negatif termonitor

 Pertukaran udara setiap 5-10 menit atau 6-12 x per jam


 Jangan gunakan AC sentral, tapi gunakan AC + filter HEPA
(high efficiency particulate air) yang menyaring udara ruangan
yang dibuang keluar.
 Pintu harus selalu tertutup rapat.

 Bila tdk memungkinkan, kumpulkan pasien (kohort) dengan


pasien infeksi yang sama
 Jika tidak ada tekanan negatif, buka jendela lebar, ventilasi
udara keluar bebas dari lalu lintas orang

2-30
• SARS-CoV- dapat bertahan
2
pada benda mati seperti plastik
dan stainless steel selama 72
jam, tembaga 4 jam, kardus 24
jam.
• SARS-CoV-2 ditemukan
pencemaran pada lingkungan
pada kamar yang luas dan
Covid-19 dengan gejalatoilet
ringan.pasien

• SARS-CoV-2 juga dapat terdeteksi


pada gagang pintu, dudukan toilet,
tombol lampu, jendela, lemari,
hingga kipas ventilasi, namun tidak
terdapat pada sampel udara
Cara penuluran CoVid-19

• Dibagi menjadi OTG, ODP, PDP


dan Kasus Terkonfirmasi.
• Kasus Terkonfirmasi adalah pasien
terinfeksi COVID-19 dengan hasil tes PCR
(+)/ (Swab Nasoparing)
• Kontak Erat adalah seseorang yang
melakukan kontak fisik /berada dalam
ruangan / bertemu (dalam radius 1
meter dengan kasus PDP atau
konfirmasi) dalam 2 hari sebelum
kasus timbul gejala dan hingga 14
hari setelah kasus timbul gejala.
ALAT PELINDUNG DIRI

APD digunakan sesuai indikasi transmisi jika


melakukan tindakan terpapar atau kemungkinan
terpapar darah, cairan tubuh, sekresi,ekskresi ,
dan segera lepas jika selesai tindakan
PRINSIP PEMILIHAN APD
a) Harus dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya yang
spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi (percikan, kontak
langsung maupun tidak langsung).
b) Berat APD hendaknya seringan mungkin, dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
c) Dapat dipakai secara fleksibel (reuseable maupun disposible)
d) Tidak menimbulkan bahaya tambahan.
e) Tidak mudak rusak.
f) Memenuhi ketentuan dari standar yang ada.
g) Pemeliharaan mudah.
h) Tidak membatasi gerak.
Lepaskan semua APD sebelum
keluar dari kamar pasien KECUALI
Masker (bedah/N95) tetap dipakai
dan dilepaskan

PERHATIA
N CARA
LOKASI & CARA HANDHYGIENE 5
PEMBUANGAN/PENEM
MELEPASKAN APD MOMENT 6 LANGKAH
PATAN

Cara “ memakai “ dengan BENAR, Cara “


melepas “ dengan BENAR, Cara mengumpulkan
(“disposal”) BENAR
COVID-19 adalah penyakit pernapasan yang berbeda dari Penyakit
virus Ebola (EVD), yang ditularkan melalui cairan tubuh terinfeksi. Oleh
karena terdapat perbedaan dalam hal transmisi, persyaratan APD untuk
COVID-19 berbeda dari yang diperlukan untuk EVD. Secara spesifik,
coverall (kadang disebut APD Ebola) tidak diperlukan saat mengelola
pasien COVID-19.
(Rational use of personal protective equipment (PPE) for coronavirus disease
(COVID-19) WHO
Contact • Single room
precautions • Hand hygiene
• according to the “5 Moments”, in
particular before and after contact with the
patient and after removing PPE
• Avoiding touching eyes, nose or mouth with
contaminated gloved or ungloved hands.
• PPE: gown + gloves

Other measures:
• Equipment; cleaning, disinfection, and
sterilization
• Environmental cleaning
• Avoiding contaminating surfaces not involved
with direct patient care (e.g., doorknobs, light
switches, mobile phones)
Droplet precautions • Hand hygiene
• According to the “5 Moments”,
in particular before and after contact with the
patient and after removing PPE
• Avoiding touching eyes, nose or mouth with
contaminated gloved or ungloved hands.

• Single room
• if single rooms are not available, separating
patients from others by at least 1m
• PPE
• Medical mask
• Eye protection (goggles or face shield)
• Limit movement: Patient to stay in the room
• If transport/movement is required, require
the patient using a medical mask and use
predetermined transport routes to minimize
COVID-19
Precautions

Contact/Droplet

with option for


Airborne (N95)
for AGP
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PENGGUNAAN APD:

 Menggunakan baju kerja (scrub suit)


 Melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah menggunakan APD
 Melakukan kebersihan tangan setiap melepaskan item APD
 Mandi setelah selesai menggunakan APD
 
PEMASANGAN APD

Kenakan Pasang
Ganti baju Pakai Masker pelindung
dengan baju sepatu Gown/jubah bedah Pasang kepala, bila perlu
Pasang sarung
kerja/srub suit pelindung bersih /masker N95 googles menggunakan tangan
face shield

PELEPASAN APD

buka
Buka sarung Buka gown pelindung Buka Buka pelindung
Buka masker Buka sarung
tangan kepala dan sepatu/sepatu
/jubah googles pelindung ( boots) ( bedah/ N 95) tangan
face shield
Rekomendasi Alternatif penggunaan
saat krisis APD
Masker N95
 Masker N95 yang sekali pakai (disposible) dapat dijadikan
reuseable dengan menggunakan pelindung wajah sampai dagu
atau melapisi nya masker bedah di luar masker N95. Masker N95
dapat dibuka dan di pasang kembali sebanyak 5 kali selama 8
jam. Reuseable dapat dilakukan kecuali setelah masker N95 ini
digunakan untuk tindakan aerosol
 Elastrometric respirator
PENYIMPANAN MASKER N95
PPE Is Effective ?
KONTAMINASI LINGKUNGAN
CARA MENGHINDARI KONTAMINASI
• Cara terbaik mencegah penyebaran kuman di tempat
layanan kesehatan dan di tengah masyarakat
• Lakukan kebersihan tangan, jaga jarak > 1 meter, etika batuk
dan kebersihan pernafasan (gunakan masker)

Anda mungkin juga menyukai