(1) Pengertian
Kewaspadaan transmisi udara (Airbone) adalah tindakan pencegahan yang
dirancang untuk mencegah penyebaran infeksi yang ditularkan melalui udara dengan
menghirup atau mengeluarkan mikroorganisme dari slauran napas. Secara teoritis
partikel berukuran ≤ 5 μm dikeluarkan dari saluran pernapasan dan dapat tetap
melayang diudara untuk beberapa waktu. Sumber penularan juga dapat dihasilkan dari
tindakan yang menghasilkan aerosol, pengispaan cairan, induksi dahak atau
endoskopi. Penyakit infeksi yang bisa ditularkan melalui udara antara lain : TB virus
(Afian flu, COVID-19, SARS, Varicella, Campak, dan lain-lain).
(2) Tujuan
Untuk mencegah penularan infeksi akibat mikroorganisme sebagai partikel
yang beredar diudara, dapat bertahan lebih lama serta dapat melayang keluar area
dengan jarak lebih jauh yang memungkinkan terhirup atau mencemari jaringan dan
selaput lendir bagi yang terpapar.
(3) Prinsip kewaspadaan airbone, sebagai berikut:
(a) Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan sekitar pasien dengan menggunakan air dan sabun atau cairan handrub
berbahan dasar alkohol.
(b) Gunakan alat pelindung diri (APD) sesuai indikasi, sebagai berikut:
Gunakan masker bedah atau masker N95 (respiratorik) dan yakinkan
penggunaannya tertutup rapat (fit test) serta lepaskan tanpa menyentuh
area yang terkontaminasi setelah keluar dari kamar perawatan.
Gunakan kecamata/pelindung wajah (face shield) sesuai jenis resiko
paparan airborne.
Gunakan gaun jika akan terjadi resiko paparan kontaminasi pada tubuh
atau pakaian petugas.
Gunakan sarung tangan jika akan terjadi kontaminasi pada tangan.
(c) Gunakan ruangan dengan ventilasi tekanan negatif, jika tidak memungkinkan
dapat menggunakan ventilasi tekanan mekanik atau ventilasi natural dan pintu harus
selalu tertutup.
(d) Lakukan edukasi kepada pendamping/keluarga agar menjaga kebersihan tangan
dan menjalankan kewaspadaan isolasi untuk mencegah penyebaran infeksi diantara
mereka sendiri ataupun kepada pasien lain.
(e) Upaya pencegahan infeksi saat pemulangan pasien , dilakukan edukasi pada
keluarga, sebagai berikut:
Upaya pencegahan infeksi harus tetap dilakukan sampai batas waktu
masa penularan.
Bila dipulangkan sebelum masa isolasi berkahir, maka pasien harus
diisolasi mandiri dirumah sampai batas waktu penularan berakhir.
Cara menjaga kebersihan diri, pencegahan dan pengendalian infeksi
serta perlindungan diri.
(f) Pembersihan dan desinfeksi ruangan yang benar perlu dilakukan setelah
pemulangan pasien.