Anda di halaman 1dari 41

Universal

Precaution

Team Mata Ajar Keperawatan HIV/AIDS


PENGERTIAN PENYAKIT INFEKSI

PENYAKIT
INFEKSI
adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit
penyakit. Penyakit ini menular dari satu orang ke orang
lain. Orang yang sehat harus dihindarkan dari orang-
orang yang menderita penyakit dari golongan ini.
Penyebab utama infeksi diantaranya adalah bakteri dan
jasad hidup (organism). Kuman-kuman ini menyebar
dengan berbagai cara dan vector.
PENYEBAB PENYAKIT INFEKSI

BAKTERI

PENYEBA VIRUS
B
PENYAKI
T INFEKSI JAMUR
INTERNAL
PARASIT
EKSTERN
AL
Kewaspadaan Universal (“Un iversal
Precaution ”)

 yaitu tindakan pengendalian infeksi yang


dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk
m engurangi
risiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada
prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat
berpotensi m enularkan penyakit, baik berasal
dari pasien maupun petugas kesehatan
 Alas a n d as ar penerapan kewaspadaan Universal adalah
HIV/ AIDS telah menjadi ancam an global, An
penyebarannya menjadi lebih tinggi
cam ankarena pengidap tidak
menampakkan gejala.Di Indonesia peningkatan kasus
HIV/ AIDS sangat bermakna .
 HIV/ AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C, Siphilis adalah penyakit
yang dapat ditularkan lewat transfusi darah. Risiko tertular
dapat terjadi pada resipien maupun petugas kesehatan atau
siapapun yang terlibat pada pemrosesan darah transfusi.
 UTD PMI sebagai unit yang bertanggung jawab terhadap
ketersediaan darah transfusi merasa perlu menerapkan
Kewaspadaan Universal ditempat kerjanya sehingga
diharapkan penularan infeksi melalui darah dapat dicegah.
OLEH BAKTERI
● TBC : ditularkan memalui udara
● Tetanus : melalui luka yang kotor
● Mencret : lalat, air dan jari yang kotor
● Pneumonia : lewat batuk (udara)
● Gonorrhea dan sifilis : hubungan kelamin
● Sakit telinga : dengan selesma (masuk angin dan
pilek)
OLEH VIRUS
● Selesma, influenza, campak, gondok :
ditularkan melalui udara, batuk, ataupun
lalat
● Rabies : melalui gigitan binatang
● Penyakit kulit : melalui sentuhan

OLEH JAMUR
Kurap, kutu air, dan gatal pada lipatan
paha : ditularkan melalui sentuhan atau dari
pakaian yang di pakai secara bergantian
OLEH PARASIT INTERNAL (HEWAN YANG
BERBAHAYA YANG HIDUP DI DALAM TUBUH)

Disentri : ditularkan dari kotoran ke mulut


Malaria : malalui gigitan nyamuk

OLEH PARASIT EKSTERNAL (HEWAN YANG


BERBAHAYA YANG HIDUP DI PERMUKAAN TUBUH)

Kutu rambut, kutu hewan, kutu busuk berupa


kudis : penularannya dari orang-orang yang
telah terinfeksi atau melalui pakaian.
A NT AI
R
UL ARAN
PEN
H e a l th
e s i k o
a k torR ia t e d
F s s o c
Care A
t i on s
Infec

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di


rumah sakit atau dalam sistem pelayanan
kesehatan yang berasal dari proses penyebaran
di sumber pelayanan kesehatan, baik melalui
pasien, petugas kesehatan, pengunjung,
maupun sumber lain.
PASIEN

PETUGAS
KESEHATAN
PENYEBAB
INFEKSI
NOSOKOMIAL
PENGUNJUNG

SUMBER LAIN
Secara umum faktor yang mempengaruhi terjadinya
nosokomial terdiri atas dua bagian besar yaitu:
1. FAKTOR ENDOGEN (Umur, sex,
penyakit penyerta, daya tahan tubuh, dan
kondisi-kondisi lokal).
2. FAKTOR EKSOGEN (Lama penderita
dirawat, kelompok yang merawat, alat medis,
serta lingkungan).
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI

Cara efektif untuk mencegah penyebaran penyakit


dari orang ke orang atau dari peralatan ke orang
dapat dilakukan dengan meletakkan penghalang di
antara mikroorganisme dan individu pasien atau
petugas kesehatan.

Penghalang ini dapat berupa upaya fisik,


mekanik ataupun kimia yang meliputi pencucian
tangan, penggunaan sarung tangan, penggunaan
cairan antiseptik, pemprosesan alat bekas pakai,
dan pembuangan sampah.
Mencuci Tangan

adalah prosedur yang paling penting dari


pencegahan penyebaran infeksi. Tujuan
cuci tangan adalah menghilangkan kotoran
dan debu secara mekanis dari perrmukaan
kulit dan mengurangi jumlah
mikroorganisme.
Penggunaan Sarung Tangan

Sarung tangan digunakan sebelum menyentuh


sesuatu yang basah (kulit tak utuh, selaput
mukosa, darah atau cairan tubuh lainnya),
peralatan, sarung tangan, atau sampah yang
terkontaminasi (APN, 2007: 17).

Menurut Tietjen (2004: 4-3) ada 3 jenis sarung


tangan yaitu:
• Sarung tangan bedah
• Sarung tangan pemeriksaan
• Sarung tangan rumah tangga
Penggunaan Teknik Aseptik
Aseptik meliputi penggunaan perlengkapan perlindungan pribadi, antisepsis,
menjaga tingkat sterilitas atau DTT.
• Penggunaan perlengkapan perlindungan pribadi
seperti kacamata pelindung, masker wajah, sepatu boot atau sepatu
tertutup, celemek.
• Antisepsis
Antisepsis adalah pengurangan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput
lendir, atau jaringan tubuh lain dengan menggunakan bahan antimikroba.
• Menjaga tingkat sterilitas atau desinfeksi tingkat tinggi
Prinsip menjaga daerah steril harus digunakan untuk prosedur pada area
tindakan dengan kondisi desinfeksi tingkat tinggi.
Pemrosesan Alat Bekas Pakai

Dalam mencegah penularan infeksi,


terdapat tiga langkah pencegahan
infeksi yaitu dekontaminasi, pencucian,
dan desinfeksi tingkat tinggi (sterilisasi)
(Depkes, 2000: 2).
Pembuangan Sampah

Sampah bisa terkontaminasi dan tidak terkontaminasi.


Sampah yang tidak terkontaminasi tidak mengandung risiko
bagi petugas yang menanganinya. Tetapi sebagian besar
limbah persalinan dan kelairan bayi adalah sampah
terkontaminasi.
Jika tidak dikelola dengan benar, sampah terkontaminasi
berpotensi untuk menginfeksi siapapun yang melakukan
kontak atau menangani sampah tersebut termasuk
angggota masyarakat.
Sampah terkontaminasi termasuk darah, nanah, urin,
kotoran manusia dan benda-benda yang kotor oleh cairan
tubuh. Tangani pembuangan sampah dengan hati-hati
Strategi Pencegahan dan Pengendalian

1. Pengendalian Administratif
2. Pengendalian dan Rekayasa
Lingkungan
3. Alat Pengendalian Diri
STRATEGI PPI

Kewaspadaan
PPI di RS
Isolasi
Kebersihan
Tangan
Alat Pelindung
Diri

Pelindung barier, yang disebut secara


umum disebut sebagai alat pelindung
diri (apd), telah digunakan selama
bertahun-tahun untuk melindungi
pasien dari mikroorganisme yang ada
pada petugas kesehatan.
Jenis-jenis Alat Pelindung
Diri
Sarung tangan
Masker
Alat pelindung mata
Topi
Gaun pelindung
Kontaminasi
Apron
Pelindung kaki
PENGELOLAAN
LIMBAH

Pengelolaan pengelolaan dan


pembuangan limbah medis
adalah sebagai berikut :
Pengumpulan ( Pemisahan
Dan Pengurangan )
Penampungan
Pengangkutan
Pengolahan dan
Pembuangan
Incinerator
Melaksanakan Etika Batuk atau
Bersin, yaitu :
ETIKA BATUK Bila Anda merasa akan batuk atau
bersin, segeralah berpaling/menjauh
sedikit dari orang-orang disekitar Anda.
Kemudian tutuplah hidung dan mulut
anda dengan menggunaka
tissue/saputangan atau lengan dalam
baju anda (bukan menutup mulut dengan
tangan terkepal)
Segera buang tissue yang sudah dipakai
ke dalam tempat sampah;
Cucilah tangan dengan menggunakan
air bersih dan sabun atau gel pembersih
tangan; dan bila perlu gunakan masker.
BACK
KEWASPADAAN
ISOLASI
• Kewaspadaan
standar
• Kewaspadaan
berdasarkan
Kewaspadaa transmisi
n isolasi • Peraturan
kewaspadaan
Kewaspadaan standar ini dirancang
untuk perawatan bagi semua orang,
petugas, pasien atau pengunjung
tanpa menghiraukan apakah mereka
terinfeksi atau tidak

Adapun komponen utama kewaspdaan


standar adalah :
* Mencuci tangan
* Memakai alat perlindungan diri.
MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan dengan baik
merupakan unsur satu satunya yang
paling efektif dan untuk mencegah
penularan infeksi. Tujuan mencuci
tangan adalah untuk menghilangkan
kotoran dari kulit secara mekanis dan
mengurangi jumlah mikroorganisme
sementara.
JENIS-JENIS ALAT
PELINDUNG DIRI:
- Sarung tangan
- Masker
- Alat pelindung mata
- Topi
- Gaun pelindung
- Apron
- Pelindung kaki
Kewaspadaan berdasarkan transmisi diperuntukan bagi
pasien yang menunjukan gejala atau dicurigai terinfeksi
atau mengalami kolonisasi dengan kuman yang sangat
mudah menular. Kewaspadaan transmisi terdiri dari 3
jenis :
1. Airborn Precautions (kewaspadaan penularan lewat
udara)
Pencegahannya dengan cara :
Penempatan pasien
Proteksi respirasi
Pengangkutan pasien
2. Droplet Precautions ( kewaspadaan penularan lewat
droplet)
Cara pencegahannya :
1) Penempatan pasien
2) Pemakaian masker
3) Transportasi pasien
• Peraturan untuk Kewaspadaan Isolasi
hal-hal yang perlu diterapkan:

1. Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresi dari
seluruh pasien.

2. Dekontaminasi tangan sebelum dan sesudah kontak diantara pasien satu lainnya.

3. Cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan cairan tubuh).

4. Gunakan teknik tanpa menyuruh bila memungkinkan terhadap bahan infeksius.

5. Pakai sarung tangan saat atau kemungkinan kontak darah dan cairan tubuh serta
barang yang terkontaminasi, disinfeksi tangan segera setelah melepas sarung
tangan. Ganti sarung tangan antara pasien.

6. Penanganan limbah feses, urine, dan sekresi pasien lain dibuang ke lubang
pembuangan yang telah disediakan, bersihkan dan obtainer pasien lainnya.

7.Tangani bahan infeksius sesuai standar prosedur oprasional (SPO).

8. Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen pasien yang infeksius telah
dibersihkan dan disinfeksi benar
Langkah yang tepat untuk
profilaksis pasca pajanan
• Kecelakaan ker ja saat m elaku kan p elayan an t r an sfu se darah merupakan
kejadian yang harus dihindarkan
• tetapi mungkin saja suatu saat terjadi sesuatu hal yang tidak diharapkan.
• Apabila terjadi Kecelakaan kerja seperti tusukan,percikan darah dll harus
diberikan pertolongan secepatnya, dilakukan pendokumentasian dan
dilaporkan pada atasan, serta panitia Keselamatan & Kesehatan Kerja/ K3.
• Untuk penatalaksanaan dan profilaksis pasca pajanan ada beberapa tahapan
dan langkah tepat yang harus dilakukan.
Pe n atalaks an aan Pajan an

Lan gkah 1 :
 J angan panik
 Tindakan pertama adalah cuci dengan air mengalir dan desinfektans
 Bila tertusuk jarum segera bilas dengan air mengalir atau dengan air yang
jumlahnya banyak dan sabun atau antiseptik sambil tekan bagian yang
terkena sampai keluar darah
 Bila terpercik darah pada kulit yang utuh cuci dengan sabun dan air
mengalir atau larutan garam dapur
 Bila darah mengenai mulut ludahkan, kumur-kumur dengan air beberapa
kali
 Kalau terpercik m ata m aka cucilah mata dengan air yang mengalir
(irigasi) atau garam fisiologis
 J ika darah memercik ke hidung, hembuskan keluar dan bersihkan
dengan air
 J ari yang tertusuk tidak boleh dihisap dengan mulut
Lan gkah 2 :
 Lakukan telaah pajanan yang memiliki risiko penularan infeksi
dengan adanya perlukaan kulit, pajanan pada selaput mukosa,
pajanan pada luka gigitan yang berdarah
 Telaah bahan yang memberi risiko penularan infeksi misalnya
darah, cairan bercampur darah yang kasat mata, cairan yang
potensial terinfeksi (semen, cairan vagina, cairan cerebro spinal,
cairan sinovia, cairan peritonial, cairan perikondrial, cairan
amnion) dan virus yang terkontaminasi.
 Tentukan status infeksi sumber pajanan (bila belum diketahui)
misal HBsAg positip, HCV positip, HIV positip dan lain-lain. Untuk
sumber yang tidak diketahui, pertimbangkan risiko yang tinggi atas
ketiga infeksi di atas. J angan m elakukan pem eriksaan
(laboratorium) jarum bekas.
 Tentukan kerentanan orang yang terpapar meliputi status serologis
terhadap HBV bila pernah mendapat vaksinasi, anti HCV & ALT
serta antibodi HIV.
Lan gkah 3 :
 Berikan tindakan profilaksis kepada terpajan yang
berisiko tinggi untuk mendapat infeksi. Berikan
sesegera mungkin, sebaiknya dalam waktu 2-4 jam
 Bila diperlukan berikan tindakan
pengobatan khususnya untuk pajanan
terhadap HIV.
Cara m e n gu ran gi ris iko te rp ajan
ad alah d e n gan ke rja s e cara higie n
is se pe rti be rikut :

 Cuci tangan sebelum bekerja, sebelum memakai dan sesudah


melepas sarung tangan
 Selalu memakai sarung tangan, baju pelindung dan masker bila
perlu
 Penghisapan dilakukan secara mekanik dengan pipet atau pipa
penghisap
 J arum suntik dan benda tajam lainnya diletakkan dalam
wadah tahan tusuk, jangan membengkokkan atau mematahkan
jarum secara manual
 Spesimen yang dikirim ke laboratorium harus diletakkan pada rak
yang kuat
 Spesimen rujukan harus diberi label yang jelas, dibungkus dua
lapis atau ditempatkan pada wadah kedua yang tertutup rapat anti
bocor dan tahan tusukan
Prosedur keamanan tertulis dan menjaga
catatan keamanan .

 Dalam pelayanan transfusi darah tenaga kesehatan


harus mempunyai dan mengikuti petunjuk prosedur
kerja standar (PKS) yang ada dilingkup kerjanya
seperti prosedur kerja standar mencuci tangan dan
prosedur kerja standar penggunaan sarung tangan.
 Dan juga tenaga kesehatan harus m em iliki
dan menjaga catatan keamanan seperti catatan alat
– alat laboratorium, bahaya dan cara mengatasinya
Pe ralatan Labarato riu m , Bah aya
dan Cara Me n gatas in ya

Peralatan Laboratorium Bahaya Cara Mengatasi

Jarum unt uk plebot omi, Tusukan, t umpahan, aerosol  Gunakan j arum sekali pakai
lancet  Lihat bagian sebelumnya t ent ang l imbah benda t aj
am
Sent rifus/ alat pemusing Percikan, t abung pecah,  Jika diduga ada t abung pecah saat sent rifugasi ,
aerosol mat ikan mesin j angan dibuka selama 30 menit .
 Jika t abung pecah selama mesin berhent i sent rifus
harus dit ut up kembali dan biarkan mesin selama 30
menit
 Gunakan sarung t angan karet t ebal at au forsep unt
uk mengambil pecahan kaca
 Tabung yang pecah, rot or harus didisinfeksi
 Tabung yang t idak pecah didesinfeksi t erpisah,
ruang dalam sent rifu (Chamber) harus didisinfeksi,
dibiarkan sat u malam, bilas dengan air dan
keringkan
Alat Penggoyang/ Shaker Percikan, aerosol  Gunakan t abung yang t ert ut up rapat at au t ut up
mulut t abung dengan parafilm

Wat erbat h Pert umbuhan mikroorganisme  Lakukan desinfeksi (j angan gunakan yang korosif)
 Lakukan penggant ian air secara berkala

Oven Pert umbuhan Mikroorganisme  Lakukan desinfeksi (j angan gunakan yang korosif)
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai