Anda di halaman 1dari 3

KEWASPADAAN TRANSMISI UDARA Ditetapkan oleh

No. Dokumen : 106/SOP-PPI/ISB/X/2022


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 11 Oktober 2022 Pimpinan Klinik
Halaman : 1/3 dr. Fathirina Sientia
KLINIK IBNU SINA BATAKAN
Kewaspadaan transmisi udara (Airbone) adalah tindakan pencegahan yang
dirancang untuk mencegah penyebaran infeksi yang ditularkan melalui
udara dengan menghirup atau mengeluarkan mikroorganisme dari saluran
napas. Secara teoritis partikel yang berukuran ≤ 5 µm dikeluarkan dari
1. Pengertian saluran pernafasan dan dapat tetap melayang di udara untuk beberapa
waktu. Sumber penularan juga dapat dihasilkan dari tindakan yang
menghasilkan aerosol, pengisapan cairan, induksi dahak atau endoskopi.
Penyakit infeksi yang bisa ditularkan melalui udara antara lain : TB, virus
(Alfian Flu, COVID-19, SARS, Varicella, Campak dan lain-lain).
Sebagai acuan langkah-langkah petugas untuk melakukan Kewaspadaan
2. Tujuan
Tansmisi Udara
SK Pimpinan Klinik Nomor: 014/SK/PJ-BTK/IS/X/2022 tentang
3. Kebijakan Kebijakan Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

4. Prosedur 1. Petugas melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesuadah kontak


dengan pasien dan lingkungan sekitar pasien dengan menggunakan air
dan sabun atau cairan handrub berbahan dasar alcohol.
2. Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai indikasi,
sebagai berikut :
a. Petugas menggunakan masker bedah atau N95 (respiratorik) dan
yakinkan penggunaannya tertutup rapat (fit test) serta lepaskan tanpa
menyentuh area yang terkontaminasi setelah keluar dari kamar
perawatan.
b. Petugas menggunakan kacamata/pelindung wajah (face shield)
sesuai jenis risiko paparan airbone.
c. Petugas menggunakan gaun jika akan terjadi resiko paparan
kontaminasi pada tubuh atau pakaian petugas.
d. Petugas menggunakan sarung tangan jika akan terjadi kontaminasi
pada tangan.
3. Petugas menggunakan ruangan dengan ventilasi tekanan negatif, jika
tidak memungkinkan dapat menggunakan ventilasi tekanan mekanik
atau ventilasi natural dan pintu harus selalu tertutup.
4. Petugas melakukan edukasi kepada pendamping/keluarga agar menjaga
kebersihan tangan dan menjalankan kewaspadaan isolasi untuk
mencegah penyebaran infeksi diantara mereka sendiri ataupun kepada
pasien lain.
5. Petugas melakukan upaya pencegahan infeksi saat pemulangan pasien,
dilakukan edukasi pada keluarga, sebagai berikut :
a. Upaya pencegahan infeksi harus tetap dilakukan sampai batas
waktu masa penularan.
b. Bila dipulangkan sebelum masa isolasi berakhir, maka pasien harus
diisolasi mandiri dirumah sampai batas waktu penularan berakhir.
c. Cara menjaga kebersihan diri, pencegahan dan pengendalian
infeksi serta perlindungan diri.
6. Petugas melakukam pembersihan dan desinfeksi ruangan yang benar
perlu dilakukan setelah pemulangan pasien.
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
5. Referensi Kesehatan.
- Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Tingkat Pertama
6. Dokumen - Rekam Medis Pasien
Terkait
7. Unit Terkait - Ruang Pemeriksaan Umum
- Ruang Pemeriksaan Gigi
- Ruang Pemeriksaan KIA-KB
- Apotek
- Ruang Tindakan
- Ruang Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai