RSPI Sulianti Saroso PENDAHULUAN ➢Ditinjau asalnya , Infeksi bisa berasal dari komunitas atau lingkungan faskes ➢Tindakan medis yang dilakukan tenaga kesehatan dalam perawatan pasien bila tidak dilakukan sesuai prosedur berpotensi menularkan penyakit infeksi baik kepada pasien maupun petugas tsb ➢PPI merupakan suatu Upaya untuk mencegah risiko penularan kepada pasien, petugas dan pengunjung ➢Kegiatan PPI diantaranya adalah Kewaspadaan Isolasi, Diklat, Surveilans, ICRA, Pencegahan HAIs dengan bundles dan kebijakan penggunaan antimikroba yang rasional. LATAR BELAKANG
❖ Penularan dari manusia ke manusia belum
ditemukan
❖ Rekomendasi WHO (2022) Pencegahan
Pengendalian Infeksi penyakit virus Hanta tetap menerapkan pedoman PPI secara umum, yakni dengan menilai risiko dan menetapkan aksi yang tepat untuk mengurangi risiko terpapar agen infeksius RISIKO PAPARAN AGEN INFEKSIUS
ekskresi, atau cipratan infeksius dari pasien 2. Potensi pasien memiliki gejala dari penyakit infeksi yang belum didiagnosis (seperti demam dan batuk) 3. Potensi pasien memiliki gejala dari penyakit infeksi yang belum didiagnosis serta membutuhkan kewaspadaan berbasis transmisi (transmission-based precautions) 4. Potensi pasien mengalami penyakit infeksi yang sudah diketahui dan membutuhkan kewaspadaan berbasis transmisi (transmission-based precautions)
https://www.ijsr.net/archive/v9i4/SR20403101419.pdf PENERAPAN PPI
Upaya PPI minimal yang dapat diterapkan
oleh tenaga kesehatan dalam rangka mencegah terinfeksi Orthohantavirus: 1. Penerapan praktik kebersihan tangan 2. Penerapan etika batuk dan bersin 3. Penerapan sterilisasi alat 4. Pemakaian alat pelindung diri (APD) KEBERSIHAN TANGAN ❖ Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang kotor. Jika Anda perlu menyentuh wajah, pastikan tangan bersih ❖ Lepaskan perhiasan seperti jam tangan, gelang, ciincin saat melakukan kebersihan tangan ❖ Pakai air dan sabun bila tampak kotor atau handrub berbasis alkohol bila tangan tidak tampak kotor ❖ Jaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol selama 20-30 detik. ❖ Pemakaian sarung tangan tidak menggantikan kebersihan tangan. ❖ Lakukan kebersihan tangan setelah melepas sarung tangan dan APD ETIKA BATUK
Mencegah transmisi dari infeksi saluran nafas
Visual alert pada pasien dengan infeksi saluran nafas Menganjurkan untuk menutup hidung dan mulut dengan memakai tissue Membuang tissue pada tempat sampah Lakukan kebersihan tangan Pemasangan poster edukasi pasien batuk untuk melapor kepada petugas Memisahkan pasien batuk Pemberian masker Ruang tunggu tersendiri DEKONTAMINASI PERALATAN
❖Peralatan kasus PIE sebaiknya
tersendiri ❖Terbagi atas peralatan non kritikal, semi kritikal dan kritikal ❖Peralatan yang dipakai bersama dan tidak sekali pakai harus dibersihkan dan didesinfeksi sesuai instruksi pabrik atau kebijakan RS ❖Alkes kotor/habis pakai ditempatkan dalam container utk dikirim ke CSSD PEMAKAIAN APD ❖ APD yang akan dipakai oleh tenaga kesehatan ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan hasil penilaian risiko sesuai dengan kondisi pasien yang ditangani. ❖ Setiap tenaga kesehatan wajib melepaskan APD ketika meninggalkan ruangan pasien dan menerapkan upaya kebersihan tangan PEMAKAIAN SARUNG TANGAN ❖ Tenaga kesehatan harus memakai sarung tangan ketika melakukan aktivitas yang berkaitan dengan paparan terhadap darah dan cairan tubuh lainnya ❖ Gunakan sarung tangan yang berbeda ketika melakukan penanganan terhadap setiap pasien ❖ Ganti sarung tangan setelah menyelesaikan suatu tugas dan prosedur pada satu bagian tubuh yang terkontaminasi ke bagian tubuh lain di satu pasien yang sama ❖ Gunakan sarung tangan steril untuk prosedur aseptik seperti operasi dan tindakan memasukkan kateter ❖ Tidak menggunakan ulang sarung tangan setelah proses dekontaminasi PEMAKAIAN GAUN/JAS LAB ❖ Tenaga kesehatan harus menggunakan gaun pelindung atau jas laboratorium untuk melindungi kulit dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi, atau ekskresi ❖ Apabila gaun pelindung atau jas laboratorium tidak tahan cairan, maka diwajibkan penggunaan apron tahan air ❖ Ganti gaun pelindung atau jas laboratorium segera bila kotor dan lakukan praktik kebersihan tangan PEMAKAIAN MASKER MEDIS ❖ Tenaga kesehatan wajib menggunakan masker medis untuk melindungi membran mukosa pada hidung dan mulut dari percikan cairan tubuh, sekresi pernapasan, dan bahan kimia
❖ Gunakan masker medis untuk
melindungi pasien ketika melakukan prosedur aseptik PEMAKAIAN MASKER RESPIRATOR
❖ Tenaga kesehatan wajib menggunakan masker
respirator (seperti N95, FFP2) untuk perlindungan terhadap inhalasi partikel udara dan/atau ketika melakukan prosedur berkaitan dengan aerosol ❖ Lakukan uji kecocokan (fit test) sebelum menggunakan masker respirator dan melakukan tes segel setiap kali penggunaan masker respirator ❖ Ganti masker respirator apabila sudah rusak, kotor, basah, atau ketika sulit bernapas. TES SEGEL (SEAL CHECK) beda dengan FIT TES
TES SEGEL POSITIF
Hembuskan nafas kuat kuat. Tekanan positif dalam respirator berarti tidak ada kebocoran.
TES SEGEL NEGATIF
Tarik nafas dalam dalam dalam. Bila tidak ada kebocoran, tekanan negatif akan membuat respirator menempel ke wajah FIT TES KUALITATIF ATAU KUANTITATIF?
04. Standard & transmission precautions in ICU
Aktifitas seperti berbicara, exercise, mengangguk, menggeleng kan kepala
dapat mengubah possisi respirator mask sehingga menjadi unfit PEMAKAIAN PELINDUNG MATA ❖ Tenaga kesehatan wajib menggunakan pelindung mata (eye visor atau goggles) atau face shield untuk melindungi membran mukus pada mata ketika melakukan tindakan yang memungkinkan terjadinya percikan darah, cairan tubuh, sekresi, atau ekskresi ❖ Pastikan goggles pas di sekitar mata ❖ Pastikan face shield menutupi dahi, bawah dagu, dan seluruh sisi wajah PENUTUP ❖ PPI merupakan Upaya mencegah risiko penularan dari pasien, pengunjung dan petugas ❖ Strategi PPI untuk memutus rantai penularan terdiri dari Kewaspadaan Standar dan Berbasis Transmisi ❖ Ketentuan pelaksanaan PPI secara umum dapat mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. TERIMA KASIH
Laporan Kegiatan Bhakti Karya Praja : SOSIALISASI CAPACITY BUILDING TENTANG MANAJEMEN SDM DAN PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL UNTUK PELAKU UMKM SERTA PENGENALAN JAKPRENEUR DI KECAMATAN KEBAYORAN BARU KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN