Anda di halaman 1dari 38

Z

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
BAB I ........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Pengertian Umum ..................................................................................... 1
1.1.1 Liquidity Ratio (Rasio Likuiditas)..................................................... 2
1.1.2 Leverage atau Solvency Ratio (Rasio Solvabilitas) .......................... 3
1.1.3 Activity Ratio (Rasio Aktivitas) ........................................................ 4
1.1.4 Profitability Ratio (Rasio Profitabilitas) ........................................... 5
1.1.5 Market Value Ratio (Rasio Nilai Pasar) ............................................ 6
BAB II....................................................................................................................... 9
PROFIL PERUSAHAAN ......................................................................................... 9
2.1 Informasi Perseroan ................................................................................ 10
2.2 Sejarah PT AstraInternational Tbk ......................................................... 11
2.2 Filosofi, Visi & Misi ............................................................................... 18
BAB III ................................................................................................................... 20
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 20
3.1 Likuidity Ratio ........................................................................................ 24
3.2 Activity Ratio .......................................................................................... 25
3.3 Leverage Ratio ........................................................................................ 28
3.4 Profitability Ratio.................................................................................... 29
3.5 Market Value Ratio ................................................................................. 31
BAB IV ................................................................................................................... 33
PENUTUP .............................................................................................................. 33
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 34

i
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Informasi Perseroan ............................................................................... 11


Tabel 2. 2 Sejarah PT Astra International Tbk ....................................................... 18
Tabel 2. 3 Struktur Grup Astra................................................................................ 19

Tabel 3. 1 Laporan Keuangan PT Atra International Tbk ...................................... 21


Tabel 3. 2 Laporan Laba Rugi PT Astra International Tbk .................................... 22
Tabel 3. 3 Pendapatan Bersih Grup Astra ............................................................... 22
Tabel 3. 4 Laporan Laba Rugi ................................................................................ 23
Tabel 3. 5 Laporan DIviden .................................................................................... 23
Tabel 3. 6 Rangkuman Hasil Analisis Rasio Keuangan PT Astra International Tbk
(2016-2017)............................................................................................................. 24

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun tugas
ini.

Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah curah kepada junjunan


kita Nabi Muhammad SAW. Kepada para sahabatnya para Tabi’it Tabi’inya
dan semoga kepada kita selaku umatnya mendapatkan syafaat di hari akhir.
Aamiin.

Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih kepada


Bapak Aldi Akbar, S.E., M.M. selaku dosen kami. Maka dari itu, kami
sebagai pihak yang diberikan tugas, kami mencoba memaparkan analisis PT
Astra International Tbk dan beberapa ilmu yang kami ambil dari berbagai
sumber.

Sekian dari kami, semoga tugas ini bisa bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi kita semua. Mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam segi
penulisan maupun dalam segi materi yang kami bahas.

iii
BAB I

PENDAHULUAN
Setiap perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kekayaan
pemegang sahamnya. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan
untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut. Pengukuran
kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan banyak dilakukan dengan
menggunakan alat ukur kinerja yang kadang berbeda. Untuk menilai seberapa
jauh efektivitas operasi perusahaan dalam mencapai tujuannya diperlukan
metode pengukuran tertentu. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja
keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan
keuangannya. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi
pada suatu periode waktu tertentu yang merupakan hasil pengumpulan data
keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya
yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam mengambil
keputusan.

Untuk menganalisis laporan keuangan, maka salah satu metode


pengukuran kinerja suatu perusahaan adalah analisis ratio keuangan. Analisis
ratio adalah analisis laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui tingkat
profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan. Rasio keuangan dibedakan menjadi : Rasio Profitabilitas, Rasio
Aktivitas, Rasio Likuiditas, dan Rasio Solvabilitas.

1.1 Pengertian Umum

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses


akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan
tersebut (Munawir 1995).

Menurut Sucipto (2003) kinerja keuangan adalah penentuan


ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu
organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. Sedangkan

1
menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan
dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya.

Menurut R. Agus Sartono (1998), rasio keuangan perusahaan


dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok yaitu : Liquidity
Ratio (Rasio Likuiditas), Leverage atau Solvency Ratio (Rasio
Solvabilitas), Activity Ratio (Rasio Aktivitas), Probability Ratio
(Rasio Profitabilitas).

1.1.1 Liquidity Ratio (Rasio Likuiditas)


Likuiditas menurut Mardiyanto (2009:54) ialah :
“Mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajiban (utang) jangka pendek tepat pada waktunya,
termasuk melunasi bagian utang jangka panjang yang jatuh
tempo pada tahun bersangkutan”.
Menurut Harahap (2010:301) “Rasio Likuiditas
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, rasio-rasio ini
dapat dihitung melalui sumber tentang modal kerja yaitu pos-
pos aktiva lancer dan hutang lancer.” Rasio-rasio yang dapat
digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan yaitu rasio
lancer, rasio cepat dan rasio kas.
a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Merupakan ukuran yang paling umum digunakan


untuk mengetahui kesanggpuan memenuhi kewajiban jangka
pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan
dari kredito jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang
diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama
dengan jatuh tempo utang.

Current Ratio rendah biasanya dianggap menunjukkan


terjadinya masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu
perusahaan yang current ratio nya tinggi menunjukkan

2
semakin baiknya kinerja perusahaan. Current Ratio dapat
dihitung dengan rumus :

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancer


menutupi hutang-hutang lancar. Semakin besar perbandingan
aktiva lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya.

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur


kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva yang likuid. Quick
Ratio dapat dihitung dengan rumus :

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛


𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang


paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar
rasio ini semakin baik kinerja perusahaan.

1.1.2 Leverage atau Solvency Ratio (Rasio Solvabilitas)


Rasio Solvabilitas adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau
utang jangka panjang. Apabila suatu perusahaan mempunyai
kekayaan lebih besar daripada seluruh hutang-hutangnya,
maka dengan sendirinya perusahaan dalam keadaan solvable,
tetapi sebaliknya jumlah kekayaannya lebih kecil daripada
seluruh hutang-hutangnya bila diliquidity. Adapaun rasio yang
tergabung dalam Rasio Leverage adalah :
a. Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan

3
kemampuan modal sendiri, untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

Semakin kecil angka rasio ini semakin baik kinerja


perusahaan.

b. Debt to Total Assets Ratio (Rasio Hutang terhadap


Total Aktiva)
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang
lancar, hutang jangka panjang, dan jumlah seluruh aktiva
diketahui. Rasio ini menunjukkan beberapa bagian dari
keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini
dapat dihitung dengan rumus :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

Rasio hutang bisa berarti buruk pada situasi ekonomi


sulit dan suku bunga tinggi, dimana perusahaan yang memiliki
debt rasio yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan,
namun selama ekonomi baik dan suku bunga rendah maka
dapat meningkatkan keuntungan.

1.1.3 Activity Ratio (Rasio Aktivitas)


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efisiensi atau efektivitas perusahaan dalam menggunakan
aktiva (asset) yang dimilikinya. Dalam Analisa aktivitas rasio
yang digunakan adalah :
a. Receivable Turn Over atau RTO (Rasio Perputaran
Utang)
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
=
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

4
Semakin besar rasio ini semakin baik kinerja
perusahaan.

b. Average Collection Period atau ACP (Periode


Pengumpulan Piutang)
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
=
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅𝑇𝑂

Semakin pendek waktu maka semakin baik


perusahaan.

c. Inventory Turn Over atau ITO (Rasio Perputaran


Persediaan)
Rasio ini mengukur aktivitas atau likuiditas dari
persediaan perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus :
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝐻𝑃𝑃)
=
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

Semakin besar rasio ini semakin baik kinerja


perusahaan.

1.1.4 Profitability Ratio (Rasio Profitabilitas)


Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
atau keuntungan profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut. Yang termasuk dalam rasio ini
adalah :
a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 − 𝐻𝑃𝑃
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = 𝑥100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

5
atau
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = 𝑥100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

Semakin tinggi profit maka semakin baik kinerja


perusahaan.

b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)


Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐸𝐴𝑇)
= 𝑥100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

Rasio ini menunjukkan keuntungan bersih dengan total


penjualan yang diperoleh dari setiap penjualan.

c. Return on Investment/ROI atau Return on Asset/ROA


Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐸𝐴𝑇)
= 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

Semakin tinggi rasio ini semakin baik kinerja


perusahaan.

d. Return on Equity atau ROE


Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐸𝐴𝑇)
= 𝑥100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
1.1.5 Market Value Ratio (Rasio Nilai Pasar)

Market Value Ratio yaitu rasio yang menggambarkan


kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu memberi
pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap
kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya
pada masa yang akan dating.

6
a. Earning Per Share atau EPS
Earning per Share atau pendapatan per lembar
saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang
diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar
saham yang dimiliki.
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐸𝐴𝑇)
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Rasio ini mencerminkan kinerja saham
diperusahaan. Semakin tinggi Earning per Share maka
semakin tertarik investor karena kinerjanya baik.
b. Dividen Payout Ratio atau DPR (Rasio Pembayaran
Dividen)
Dividen per Share adalah rasio yang menunjukkan
persentase setiap keuntungan yang diperoleh yang
didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk
uang tunai.
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
=
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 (𝐸𝑃𝑆)
c. Price to Earning Ratio (Rasio Harga terhadap
Pendapatan)
Price to Earning Ratio adalah rasio harga pasar per
saham terhadap laba bersih per saham. Rasio ini
merupakan rasio yang sering digunakan untuk
mengevaluasi investasi prospektif. Rasio ini juga
digunakan untuk membantu investor dalam pengambilan
keputusan apakah akan membeli saham perusahaan
tertentu.
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑡𝑜 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
=
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 )𝐸𝑃𝑆)

7
Bagi para investor, semakin tinngi Price to
Earning Ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan
juga akan mengalami kenaikan.

8
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN
PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 1957
sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra
International Inc. Pada tahun 1990, telah dilakukan perubahan nama menjadi
PT Astra International Tbk, dalam rangka penawaran umum perdana saham
Perseroan kepada masyarakat, yang dilanjutkan dengan pencatatan saham
Perseroan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan ticker ASII. Nilai
kapitalisasi pasar Astra pada akhir tahun 2017 adalah sebesar Rp336,0 triliun.

Sesuai anggaran dasar Perseroan, kegiatan usaha yang dapat


dijalankan oleh Perusahaan mencakup perdagangan umum, perindustrian,
pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, jasa dan konsultasi.
Hingga tahun 2017, Astra telah mengembangkan bisnisnya dengan
menerapkan model bisnis yang berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada
tujuh segmen usaha, terdiri dari: 1) Otomotif, 2) Jasa Keuangan, 3) Alat Berat,
Pertambangan, Konstruksi dan Energi, 4) Agribisnis, 5) Infrastruktur dan
Logistik, 6) Teknologi Informasi dan 7) Properti.

Dengan bisnis yang beragam,


Astra telah menyentuh berbagai
aspek kehidupan bangsa melalui
produk dan layanan yang dihasilkan.
Dalam keseharian hidup, masyarakat
Indonesia menggunakan sepeda
motor dan mobil, jalan tol, printer, hingga layanan pembiayaan, perbankan
dan asuransi milik Astra. Pelaku bisnis bermitra dengan Astra memanfaatkan
berbagai kendaraan komersial, alat berat, layanan logistik, sistem teknologi
informasi dan jasa pertambangan dari Astra. Berbagai produk yang
dihasilkan, antara lain minyak kelapa sawit, batu bara dan kendaraan
bermotor, senantiasa diekspor sehingga Astra dapat berkontribusi dalam
menyumbangkan devisa bagi negara.

9
Pada akhir tahun 2018, kegiatan operasional bisnis yang tersebar di
seluruh Indonesia dikelola melalui 226 anak perusahaan, ventura bersama dan
entitas asosiasi, dengan didukung oleh 226.140 karyawan. Sebagai salah satu
grup usaha terbesar nasional saat ini, Astra telah membangun reputasi yang
kuat melalui penawaran rangkaian produk dan layanan berkualitas, dengan
memperhatikan pelaksanaan tata kelola perusahaan dan tata kelola
lingkungan yang baik.

Astra senantiasa beraspirasi untuk menjadi perusahaan kebanggaan


bangsa yang berperan serta dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kegiatan bisnis Astra berupaya
menerapkan perpaduan yang berimbang pada aspek komersial bisnis dan
sumbangsih non-bisnis melalui program tanggung jawab sosial yang
berkelanjutan di bidang pendidikan, lingkungan, pengembangan usaha kecil
dan menengah (UKM) serta kesehatan.

2.1 Informasi Perseroan

Nama Perusahaan PT Astra International Tbk


Company Name
Bidang Usaha Perdagangan umum, perindustrian, pertambangan,
Business pengangkutan, pertanian, pembangunan, jasa dan konsultan.
General trading, industry, mining, transportation, agriculture,
construction, services and consultancy.
Pendirian 20 Februari 1957
Perusahaan Date of 20 February 1957
Incorporation
Dasar Hukum Akta Pendirian No. 67 tanggal 20 Februari 1957, dibuat
Pendirian Legal Basis dihadapan Notaris Sie Khwan Djioe.
of Establishment Akta perubahan terakhir, Akta No. 21 tanggal 7 Desember
2015, dibuat dihadapan Notaris Aryanti Artisari, SH, M.Kn.
Deed of Incorporation No. 67 dated 20 February 1957,
drawn up by Notary Sie Khwan Djioe.
Last amendment deed, Deed No. 21 dated 7 December 2015,
drawn up by Notary Aryanti Artisari, SH, M.Kn
Modal Dasar Rp3.000.000.000.000, terdiri dari 60.000.000.000 lembar
Authorized Capital saham dengan nominal Rp50 per saham
Rp3,000,000,000,000 consisting of 60,000,000,000 shares
with nominal value of Rp50 per share
Modal Ditempatkan dan Rp2.024.177.657.000, terdiri dari 40.483.553.140 lembar
Disetor saham dengan nominal Rp50 per saham
Issued and Paid-Up Capital Rp2,024,177,657,000 consisting of 40,483,553,140 shares
with nominal value of Rp50 per share

10
Pencatatan di Bursa Saham Perseroan telah dicatatkan di Bursa Efek
Share Listing Indonesia sejak tanggal 4 April 1990 dengan kode
perdagangan ASII.
The Company’s stock has been listed on the Indonesia Stock
Exchange since 4 April 1990, ticker code ASII.
Tabel 2. 1 Informasi Perseroan

2.2 Sejarah PT AstraInternational Tbk

Astra International, Tbk - Toyota Sales Operation merupakan suatu


perusahaan yang bergerak sebagai main dealer atau penyalur tunggal dari
kendaraan bermerk Toyota. Perusahaan ini didirikan oleh William
Soerjayadjaja, Drs. Tjia Kian Tie dan Liem Peng.Hong pada tanggal 20
Februari 1957 di Bandung. Pada tahun 1965 perusahaan pindah ke Jakarta
dengan kantor yang di Bandung sebagai cabang. Pada mulanya perusahaan
ini bergerak dibidang usaha ekspor hasil bumi dan kemudian berkembang
dibidang usaha permobilan.

Tahun 1957 Astra memulai usaha sebagai perusahaan dagang


Tahun 1969 Astra menjadi distributor kendaraan Toyota di Indonesia
Tahun 1970 1. Astra ditunjuk sebagai distributor tunggal sepeda motor Honda di Indonesia
2. Astra ditunjuk sebagai distributor tunggal mesin perkantoran Xerox di
Indonesia

Tahun 1971 1. Mendirikan PT Federal Motor, agen tunggal sepeda motor Honda
2. Mendirikan PT Toyota Astra Motor (TAM), agen tunggal Toyota
3. Peluncuran produk sepeda motor Honda 90 Z (90cc)

Tahun 1972 Mendirikan PT United Tractors (UT) yang mengelola bidang usaha alat berat
Tahun 1973 1. Ditunjuk sebagai distributor tunggal untuk Daihatsu
2. Mengatur PT Multi Agro Corporation untuk mengambil alih divisi agribisnis
Astra

Tahun 1978 Mendirikan PT Daihatsu Indonesia


Tahun 1980 Astra mendirikan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) untuk membantu
perusahaan kecil dan menengah
Tahun 1981 TAM meluncurkan mobil Kijang sebagai mobil keluarga
Tahun 1982 Astra mendirikan PT Raharja Sedaya, sebuah perusahaan kredit konsumen
Tahun 1983 Mendirikan PT Astra Agro Niaga, cikal bakal PT Astra Agro Lestari

11
Tahun 1988 Menerbitkan obligasi berjangka waktu 5 tahun senilai Rp 60 miliar dan tercatat di
Bursa Efek Surabaya
Tahun 1989 Mendirikan Astra Executive Training Centre (AETC) yang kemudian menjadi Astra
Management Development Institute (AMDI) di tahun 1993
Tahun 1990 1. Menerbitkan 30 juta lembar saham dan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya
2. Mendirikan Koperasi Astra International untuk menyediakan fasilitas simpan
pinjam bagi karyawa

Tahun 1991 1. Mendirikan PT Astra Dian Lestari yang mengelola bidang usaha komponen
2. PT Pantja Motor meluncurkan Isuzu Panther
3. Mendirikan Astra Mitra Ventura yang menyediakan fasilitas pinjaman modal
bagi UKM

Tahun 1995 Mendirikan Politeknik Manufaktur Astra yang menyediakan pendidikan formal
tingkat diploma di bidang manufaktur
Tahun 1999 1. Astra menandatangani kesepakatan restrukturisasi hutang tahap pertama
2. Astra Daihatsu Motor meluncurkan Daihatsu Taruna

Tahun 2000 1. Merestrukturisasi bisnis sepeda motor


2. Merestrukturisasi bisnis BMW

Tahun 2001 Menerbitkan Panduan dalam Etika Bisnis dan Etika Kerja
Tahun 2002 1. Astra menandatangani kesepakatan restrukturisasi hutang tahap kedua
2. Merestrukturisasi bisnis Daihatsu
3. Menyelenggarakan Penawaran Saham Terbatas sebanyak 1,4 miliar lembar
saham
4. Mendivestasi perusahaan infrastruktur telekomunikasi Astra, PT Pramindo
Ikat Nusantara
5. Mendivestasi bisnis perkayuan Astra yang dikelola oleh PT Sumalindo Lestari
Jaya

Tahun 2003 1. Menyelenggarakan Penawaran Saham Terbatas II


2. Merestrukturisasi bisnis Toyota
3. Toyota dan Daihatsu meluncurkan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang
merupakan produk bersama

12
Tahun 2004 1. Melakukan percepatan pembayaran restrukturisasi hutang Astra
2. Mengambilalih 31,5% kepemilikan di PT Bank Permata Tbk

Tahun 2005 Memasuki bisnis jalan tol dengan mengakuisisi 34 % saham PT Marga Mandala
Sakti
Tahun 2006 1. Mendirikan Toyota Astra Financial Services yang menawarkan fasilitas
pembiayaan mobil Toyota
2. Astra Honda Motor meluncurkan Vario, produk skuter otomatis
3. Toyota dan Daihatsu meluncurkan Toyota Rush dan Daihatsu Terios

Tahun 2008 1. PT Astra Daihatsu Motor (ADM) memulai ekspor kendaraan komersil jenis
Gran Max ke Jepang dalam bentuk CBU
2. PT Astra International Tbk, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dan Isuzu
Motors Limited melakukan reorganisasi atas PT Pantja Motor menjadi PT
Isuzu Astra Motor Indonesia
3. Astra canangkan program ’Go Green With Astra: Satu Karyawan Satu Pohon’
untuk menanam 116.867 pohon sepanjang tahun
4. Museum dan Perpustakaan Astra dibuka secara resmi

Tahun 2009 1. Astra Group luncurkan SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia yang
menjadi payung program seluruh kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR) yang berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk membangun semangat
kebangsaan dan persatuan demi pembangunan bangsa.
2. PT Astra Honda Motor memproduksi sepeda motor yang ke-25 juta.
3. PT Toyofuji Serasi Indonesia — anak perusahaan PT Serasi Autoraya —
luncurkan kapal yang ketiga, MV SERASI III.
4. PT United Tractors Pandu Engineering, anak usaha PT United Tractors Tbk,
operasikan PT Patria Maritime Lines.

Tahun 2010 1. Toyota perkenalkan 5 varian baru Toyota Dyna


2. Penerbitan obligasi PT Astra Sedaya Finance XI
3. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Astra International
Tbk
4. PT United Tractors Tbk luncurkan ekskavator dengan teknologi KOMTRAX
5. PT Astra Agro Lestari Tbk bangun pabrik baru di Kalimantan Timur
6. Penerbitan obligasi PT Federal International Finance X
7. PT Isuzu Astra Motor Indonesia luncurkan Isuzu Bison

13
8. Yayasan Astra Bina Pendidikan (YABP) secara resmi merubah namanya
menjadi Yayasan Pendidikan Astra - Michael D.Ruslim
9. PT Astra Honda Motor perkenalkan Skutik Retro Modern Honda Scoopy
10. PT Astra Graphia Tbk luncurkan mesin cetak multifungsi yang ramah
lingkungan Fuji Xerox Color
11. UT selesaikan akuisisi atas PT Agung Bara Prima
12. PT Astra Honda Motor (AHM) umumkan `One Heart` sebagai slogan barunya
13. Satu Indonesia Jelajahi Dunia Astra pecahkan rekor MURI
14. Astra Daihatsu Motor capai produksi dua juta unit mobil
15. Kepemilikan Astra di Astra Sedaya Finance (ASF) meningkat menjadi 100%
16. Peresmian kapal MV Serasi V milik TFSI
17. PermataBank selesaikan akuisisinya yang pertama di Indonesia
18. Astra tingkatkan kepemilikan saham di PALYJA menjadi 49%

Tahun 2011 1. AHM Catat Produksi Motor ke — 30 Juta


2. Astra Daihatsu Motor membangun pabrik baru di Kerawang
3. PT Pamapersada Nusantara Akuisisi Tambang Asmin Bara
4. Astra Otoparts membentuk usaha patungan baru dengan Visteon
5. PT United Tractors Tbk menyelesaikan Right Issue IV
6. PT United Tractors Tbk melalui anak perusahaannya, PT Tuah Turangga
Agung Akuisisi Tambang Duta Sejahtera
7. Peresmian PT Universal Tekno Reksajaya (UTR)
8. PT Astra Graphia Tbk mendirikan usaha patungan dengan Monitise Asia
Pacific
9. PT Astratel Nusantara Akuisisi 95% Saham Perusahaan Jalan Tol Kertosono —
Mojokerto
10. Peluncuran Toyota All New Avanza dan Daihatsu All New Xenia
11. Peresmian Astra Biz-Center di Bandung

Tahun 2012 1. HUT ke-55 Astra “Berbagi Bersama Bangsa“


2. Astra Otoparts dan Pirelli sepakat membangun usaha patungan 60% Pirelli,
40%Astra Otoparts) untuk memproduksi ban sepeda motor konvensional di
Indonesia.
3. Program Astra Tanam 550.000 Pohon di Bogor Eco Edu Forest
4. Winteq Ekspor Perdana Mesin ke Thailand
5. PT United Tractors Tbk melalui anak perusahaannya PT TuahTurangga Agung
(TTA) Akuisisi Tambang Piranti Jaya Utama

14
6. Astra Toyota AGYA & Astra Daihatsu AYLA, Kebanggaan untuk Indonesia,
Kolaborasi Astra International — Toyota — Daihatsu
7. Peluncuran Buku Inspirasi Astra Untuk Bangsa
8. Astra Serahkan SDN Percontohan Meulaboh
9. Permatabank menyelesaikan proses Rights Issue V

Tahun 2013 1. Astra, melalui Astratel, mengakuisisi PT Pelabuhan Penajam Banua Taka,
perusahaan yang mengelola Pelabuhan Eastkal di Penajam, Kalimantan
Timur.
2. AOP akuisisi 51% saham PT Pakoakuina, produsen wheel rim (velg) untuk
kendaraan roda dua dan empat.
3. AHM memulai pembangunan pabrik keempat di Karawang, Jawa Barat,
berkapasitas 1,1 juta unit per tahun
4. AAL, anak perusahaan Astra, mendirikan usaha patungan Astra-KLK Pte Ltd,
bekerja sama dengan KL-Kepong Plantation Holdings Sdn, Bhd untuk
memasarkan produk olahan minyak kelapa sawit dan menyediakan jasa
logistik
5. PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mulai membangun pabrik baru
berkapasitas 52.000 kendaraan komersial di Karawang
6. Peletakan batu pertama Menara Astra, proyek properti gedung perkantoran
di kawasan pusat bisnis Jakarta dengan grade A dan standar Green Building
peringkat platinum

Tahun 2014 1. Astra International dan Aviva menandatangani kesepakatan pembentukan


joint venture bernama Astra Aviva Life, dengan kepemilikan 50:50
2. PermataBank menyelesaikan proses Right Issue VI dan memperoleh dana
sebesar Rp 1,5 triliun
3. PermataBank melakukan penyertaan 25% saham ASF dengan nominal Rp 2,2
triliun
4. Astragraphia melepas 51% kepemilikan sahamnya di AGIT Monitise Indonesia
5. PAMA dan TTA melaksanakan restrukturisasi saham atas konsesi batu bara
yang tergabung dalam grup UT
6. UT menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dengan dua
pemegang saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST), yaitu PT Loka Cipta Kreasi
dan PT Cross Plus Indonesia, sehubungan dengan rencana pengambilalihan
ACST, melalui anak perusahaan UT, PT Karya Supra Perkasa

15
Tahun 2015 1. UT mengakuisisi 50,1% saham PT Acset Indonusa Tbk, perusahaan konstruksi
umum
2. AAL mengakuisisi 50% saham of PT Kreasijaya
3. Adhikarya, perusahaan operator refinery di Dumai, Propinsi Riau, dengan
kapasitas produksi per hari mencapai 2.000 ton CPO, dengan harga
pembelian sebesar Rp 75 miliar
4. UT melalui Pamapersada Nusantara mengakuisisi 75,5% saham PT Sumbawa
Jutaraya, perusahaan tambang emas, dengan harga pembelian 7,4 juta Dolar
AS
5. AHM mulai mengekspor produk All New Honda BeAt eSP ke Filipina untuk
memperluas pasar
6. Astra Intenational dan Toyota Motor Corporation (TMC) sepakat untuk
melaksanakan sejumlah inisiatif bersama, untuk memperkuat peranan
Toyota Astra Motor (TAM). Inisiatif ini bertujuan untuk membangun jaringan
penjualan dan distribusi yang lebih efisien dan kompetitif, termasuk
perluasan peranan distribusi TAM, peningkatan operasional logistik melalui
manajemen yang terpusat, serta manajemen persediaan dan inventori yang
lebih baik
7. AOP menambah jumlah sahamnya sebanyak 25,8% di SKF Indonesia,
produsen bearing, sehingga jumlah total kepemilikannya menjadi 40%,
dengan harga pembelian sebesar Rp 67 miliar
8. Astratel mengumumkan pengakuisisian 25% saham jalan tol Semarang – Solo
sepanjang 73 km
9. AOP dan Bridgestone Indonesia menandatangani perjanjian untuk
mendirikan ventura bersama, Bridgestone Astra Indonesia, dengan struktur
kepemilikan: Bridgestone 51% dan AOP 49%
10. AHM mengoperasikan pabrik kelimanya di Karawang dengan tambahan
kapasitas produksi sejumlah 500 ribu unit per tahun untuk tipe sport,
sehingga meningkatkan kapasitas produksi tahunan menjadi 5,8 juta unit per
tahun
11. United Tractors, bersama dengan Sumitomo Corporation dan Kansai Electric
Power Co, Inc, telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Listrik
(PPA) dengan PLN untuk pengembangan ekspansi proyek Tanjung Jati B
Pembangkit Tenaga Listrik Batu Bara unit 5 & 6, masing-masing memiliki
kapasitas 1.000 MW, yang berlokasi di Jawa Tengah

16
Tahun 2016 1. Astratel memiliki 25% saham PT Trans Bumi Serbaraja, BUJT ruas tol Serpong-
Balaraja sepanjang 30km.
2. Bank Permata menyelesaikan Rights Issue dan memperoleh dana sebesar
Rp5,5 triliun untuk memperkuat permodalannya.
3. Acset, perusahaan kontraktor umum, anak perusahaan UT dengan
kepemilikian 50,1%, menyelesaikan Rights Issue dan memperoleh Rp600
miliar untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya.
4. AAL menyelesaikan Rights Issue sebesar Rp4,0 triliun untuk memperkuat
posisi keuangannya.
5. Toyota dan Daihatsu secara resmi meluncurkan mobil murah ramah
lingkungan berkapasitas 7 orang, yaitu Astra Toyota Calya dan Astra Daihatsu
Sigra, yang diterima oleh pasar dengan baik.
6. AOP melalui Bridgestone Astra Indonesia meresmikan pabrik yang
memproduksi komponen anti vibrasi untuk kendaraan roda empat di
Purwakarta, Jawa Barat. Pada bulan yang sama, AOP melalui Aisin Indonesia
Automotive dan Advics Manufacturing Indonesia meresmikan pabrik yang
memproduksi body part, engine part dan brake system di Kawasan KIIC
Karawang, Jawa Barat.
7. PT Astra Land Indonesia, yang dimiliki masing-masing 50% oleh PT Menara
Astra dan Hongkong Land, menandatangani sebuah perjanjian dengan anak
usaha PT Modernland Realty Tbk untuk mengembangkan area seluas 67
hektar di Cakung, Jakarta Timur.
8. UT, melalui TTA, menandatangani Conditional Shares and Purchases
Agreement (CSPA) untuk mengakuisisi perusahaan batu bara (coking coal) di
Kalimantan Tengah, PT Suprabari Mapanindo Mineral.
9. AAL dan anak perusahaannya, PT Eka Dura Perdana, mengakuisisi PT Mitra
Barito Gemilang, perusahaan perkebunan karet, sehingga luas perkebunan
AAL menjadi 1.700 hektar

Tahun 2017 1. Astra Tol melaksanakan akuisisi awal 40% saham PT Baskhara Utama Sedaya
(BUS), yang memegang kepemilikan 45% operator jalan tol Cikopo-Palimanan
sepanjang 116,8km yang telah beroperasi penuh, serta menyetujui secara
bersyarat akuisisi terhadap sisa 60% saham
2. Topping off Menara Astra & Anandamaya Residences, proyek properti
perdana milik Astra

17
3. UT melalui PT Unitra Persada Energia memiliki 25% PT Bhumi Jati Power, yang
akan mengembangkan dan mengoperasikan dua pembangkit listrik tenaga
uap sebesar 1.000 MW di Jawa Tengah. Proyek build, operate and transfer ini
dijadwalkan untuk mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2021. PT
Bhumi Jati Power adalah perusahaan patungan dengan Sumitomo Power
Corporation dan Kansai Electric Power
4. Bank Permata melaksanakan rights issue senilai Rp3,0 triliun, dimana seluruh
pemegang saham telah mengambil hak mereka secara penuh
5. AOP melakukan ekspor Wintor, alat angkut multiguna khusus untuk
perkebunan buatan lokal dengan kandungan komponen lokal 86%, untuk
pertama kalinya dengan tujuan Malaysia
6. PT Astra Land Indonesia (ALI) menandatangani kesepakatan untuk
meningkatkan kepemilikan saham PT Astra Modern Land dari 50% menjadi
67%
7. UT melalui anak perusahaannya TTA melakukan akuisisi 80,1% saham PT
Suprabari Mapanindo Mineral, perusahaan coking coal di Kalimantan Teng
8. Astra Tol mengakuisisi sisa 60% saham BUS yang memiliki 45% saham jalan
tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116,8km yang telah beroperasi penuh. Total
biaya akuisisi kepemilikan Grup Astra atas Baskhara Utama Sedaya sekitar
Rp5 triliun
9. Astra Tol meningkatkan kepemilikan saham di jalan tol Semarang - Solo dari
25% menjadi 40%
10. Astra Tol melepas 49% sahamnya di PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), usaha
konsesi air dengan sisa waktu operasional selama 5 tahun

Tabel 2. 2 Sejarah PT Astra International Tbk

2.2 Filosofi, Visi & Misi

Filosofi Perusahaan (Catur Dharma)


1. Menjadi milik yang Bermanfaat bagi 2. Memberikan Pelayanan Terbaik
Bangsa dan Negara kepada Pelanggan
3. Menghargai Individu dan Membina 4. Senantiasa Berusaha Mencapai yang
Kerja Sama Terbaik

18
Visi
1. Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik
dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan
kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan
yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi.
2. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab social serta ramah
lingkungan.
Misi
Sejahtera Bersama bangsa dengan memberikan nilai terbaik kepada stakeholder
kami.

2.3 Struktur Grup Astra

Tabel 2. 3 Struktur Grup Astra

19
BAB III

PEMBAHASAN
Kinerja Grup Astra mendapatkan keuntungan signifikan dari
kembalinya profitabilitas Bank Permata dan keuntungan yang lebih tinggi
dari bisnis alat berat dan pertambangan yang disebabkan naiknya harga
komoditas yang terus berlanjut, yang juga berdampak positif terhadap kinerja
usaha divisi agribisnis. Namun, kontribusi dari bisnis otomotif menurun
akibat meningkatnya persaingan di pasar mobil, yang secara keseluruhan
tidak menunjukkan pertumbuhan. Kinerja operasional bisnis sepeda motor
tetap stabil di tengah menurunnya pasar motor secara keseluruhan.

Berikut ini adalah pembahasan yang terperinci mengenai kinerja


keuangan Grup Astra untuk tahun buku 2017 dibandingkan tahun buku 2016.
Tinjauan keuangan ini disusun berdasarkan Laporan Posisi Keuangan
Konsolidasian PT Astra International Tbk pada dan untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2017 dan 2016, yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (anggota jaringan
global PricewaterhouseCoopers) dengan opini wajar dalam semua hal yang
material.

20
Per 31 Desember As Perubahan
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian (Rp miliar) at 31 December Change
Consolidated Statements of Financial Position (Rp billion)
2017 2016 Rp %
Aset | Assets
Kas & Setara Kas | Cash & Cash Equivalents 31,574 29,357 2,217 8%
Piutang Usaha | Trade Receivables 25,351 18,946 6,405 34%
Piutang Pembiayaan | Financing Receivables 31,882 33,216 (1,334) -4%
Persediaan | Inventories 19,504 17,771 1,733 10%
Aset Lancar Lainnya | Other Current Assets 12,982 11,113 1,869 17%
Jumlah Aset Lancar | Total Current Assets 121,293 110,403 10,890 10%
Piutang Usaha | Trade Receivables 69 480 (411) -86%
Piutang Pembiayaan | Financing Receivables 31,370 31,423 (53) 0%
Tanah untuk Pengembangan | Land for Development 3,144 - 3,144 100%
Investasi pada Ventura Bersama & Entitas
Asosiasi Investments in Joint Ventures & 39,260 33,987 5,273 16%
Associates
Properti Investasi | Investment Properties 8,381 6,183 2,198 36%
Tanaman Perkebunan | Plantations 6,747 6,675 72 1%
Aset Tetap | Fixed Assets 48,402 43,237 5,165 12%
Properti Pertambangan | Mining Properties 5,877 4,613 1,264 27%
Hak Konsesi | Concession Rights 7,081 5,987 1,094 18%
Aset Tidak Lancar Lainnya | Other Non-current Assets 24,022 18,867 5,155 27%
Jumlah Aset Tidak Lancar | Total Non-current Assets 174,353 151,452 22,901 15%
Jumlah Aset | Total Assets 295,646 261,855 33,791 13%
Liabilitas & Ekuitas | Liabilities & Equity
Pinjaman Jangka Pendek | Short-term Borrowings 16,321 18,764 (2,443) -13%
Utang Usaha | Trade Payables 29,468 22,489 6,979 31%
Bagian Jangka Pendek dari Utang Jangka Panjang Current 27,263 27,056 207 1%
Portion of Long-term Debt
Liabilitas Jangka Pendek Lainnya | Other Current Liabilities 25,670 20,770 4,900 24%
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek | Total Current Liabilities 98,722 89,079 9,643 11%
Utang Jangka Panjang | Long-term Debt 31,394 25,090 6,304 25%
Liabilitas Jangka Panjang Lainnya | Other Non-current Liabilities 9,201 7,780 1,421 18%
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Total Non- 40,595 32,870 7,725 24%
current Liabilities
Jumlah Liabilitas | Total Liabilities 139,317 121,949 17,368 14%

Jumlah Ekuitas | Total Equity 156,329 139,906 16,423 12%


Jumlah Liabilitas dan Ekuitas | Total Liabilities and Equity 295,646 261,855 33,791 13%

Tabel 3. 1 Laporan Keuangan PT Atra International Tbk

21
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Untuk tahun yang berakhir For Perubahan Change
Konsolidasian (Rp miliar) the years ended
Consolidated Statements of Profit or Loss and Other 2017 2016 Rp %
Comprehensive
Income (Rp billion)
Pendapatan Bersih | Net Revenue 206,057 181,084 24,973 14%
Beban Pokok Pendapatan | Cost of Revenue (163,689) (144,652) (19,037) 13%
Laba Bruto | Gross Profit 42,368 36,432 5,936 16%
Beban Usaha | Operating Expense (22,042) (18,898) (3,144) 17%
Biaya Keuangan - bersih | Finance Costs - net (60) (46) (14) 30%
Kerugian Selisih Kurs - bersih | Foreign Exchange Losses - net (9) (155) 146 -94%
Bagian atas Hasil Bersih Ventura Bersama dan Entitas Asosiasi 6,694 3,349 3,345 100%
Share of Results of Joint Ventures and Associates
Pendapatan Lain Lain - bersih | Other Income – net 2,245 1,571 674 43%
Laba Sebelum Pajak Penghasilan | Profit Before Income Tax 29,196 22,253 6,943 31%
Beban Pajak Penghasilan | Income Tax Expenses (6,031) (3,951) (2,080) 53%
Laba Tahun Berjalan | Profit for the Year 23,165 18,302 4,863 27%
Laba yang diatribusikan kepada: Profit
Attributable to:
- Pemilik Entitas Induk | Owners of the Parent 18,881 15,156 3,725 25%
- Kepentingan Nonpengendali | Non-controlling Interests 4,284 3,146 1,138 36%
Laba per Saham | Earnings per Share 466 374 92 25%
Jumlah Penghasilan Komprehensif Tahun Berjalan Total 22,636 19,804 2,832 14%
Comprehensive Income for the Year

Tabel 3. 2 Laporan Laba Rugi PT Astra International Tbk

Pendapatan Bersih (Rp miliar) Net


2017 2016 Perubahan Change
Revenue (Rp billion)

Otomotif | Automotive 95,210 94,440 1%


Jasa Keuangan | Financial Services 18,641 17,762 5%
Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi Heavy 64,429 45,112 43%
Equipment, Mining, Construction and Energy
Agribisnis | Agribusiness 17,306 14,121 23%
Infrastruktur dan Logistik | Infrastructure and Logistics 6,841 7,189 (5%)
Teknologi Informasi | Information Technology 3,610 2,451 47%
Properti | Property 20 9 122%
Pendapatan Bersih | Net Revenue 206,057 181,084 14%

Tabel 3. 3 Pendapatan Bersih Grup Astra

22
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember
Laba Bersih yang diatribusikan kepada Astra International (Rp For the year ended 31st December
miliar)
Net Income Attributable to Astra International (Rp billion) Perubahan
2017 2016
Change
Otomotif | Automotive 8,868 9,166 (3)%
Jasa Keuangan | Financial Services 3,752 789 376%
Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi 4,469 3,032 47%
Heavy Equipment, Mining, Construction and
Energy
Agribisnis | Agribusiness 1,602 1,599 0%
Infrastruktur dan Logistik | Infrastructure and Logistics (231) 263 (188)%
Teknologi Informasi | Information Technology 198 196 1%
Properti | Property 223 111 101%
Laba Bersih yang diatribusikan | Attributable Net Income 18,881 15,156 25%

Tabel 3. 4 Laporan Laba Rugi

Dividen Dividends
2017 2016

Jenis Dividen | Type of Dividend Cash Cash


Jumlah Pembayaran Dividen (Rp miliar) | Total Dividend Paid Out (Rp 7,489 6,801
billion)
Dividen Interim (Rp miliar) | Interim Dividend (Rp billion) 2,226 2,226
Dividen Tahunan (Rp miliar) | Final Dividend (Rp billion) 5,263 4,575
Jumlah Laba Bersih (Rp triliun) | Total Net Income (Rp trillion) 18,881 15,156
Rasio Dividen | Payout Ratio 40% 45%

Jumlah Per Saham | Per Share amounts


Jumlah Dividen | Total Dividend 185 168
Dividen Interim | Interim Dividend 55 55
Dividen Tahunan | Final Dividend 130 113

Tanggal Pembayaran | Payment Date


Dividen Interim | Interim Dividend 27 Oct 2017 21 Oct 2016
Dividen Tahunan | Final Dividend proposed in AGMS 19 May 2017

Tabel 3. 5 Laporan DIviden

Dalam bagian ini akan disajikan hasil dari analisis data berdasarkan
laporan keuangan pada PT. Astra International Tbk. Data yang disajikan
merupakan perhitungan dari hasil penelitian akan laporan keuangan untuk
kepentingan penelitian. Adapun tujuannya yaitu adalah untuk menganalisia
rasio keuangan perusahaan PT. Astra International Tbk. Dalam bagian ini di
Analisa sesuai hasil analisis rasio keuangan yang ditetapkan pada bagian
sebelumnya, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.1 sampai Tabel 3.5.

23
No. Rasio Tahun Pengamatan
2016 2017
1. Likuidity Ratio
a. Current Ratio 123% 122%
b. Quick Ratio 104% 103%
2. Activity Ratio
a. Receivable Turn Over (RTO) 3,47 kali 3,60 kali
b. Average Collection Period (ACP) 104 hari 100 hari
c. Inventory Turn Over (ITO) 8,12 kali 8,39 kali
d. Average Days in Inventory (ADI) 45 hari 43 hari
e. Total Assets Turn Over (TATO) 0,69 0,69
3. Leverage Ratio
a. Debt to Total Assets Ratio 46% 47%
b. Debt to Equity Ratio 87% 89%
c. Time Interest Earned Ratio 28,17 24,21
4. Profitability Ratio
a. Gross Profit Margin (GPM) 20% 20%
b. Net Profit Margin (NPM) 10% 11%
c. Return On Investment (ROI) 7% 8%
d. Return On Equity (ROE) 13% 15%
5. Market Value Ratio
a. Earning Per Share (EPS) 374 lembar 466 lembar
b. Dividen Payout Ratio (DPR) 16,26% 16,07%
c. Price Earning Ratio (PER) 0,13 0,10

Tabel 3. 6 Rangkuman Hasil Analisis Rasio Keuangan PT Astra International Tbk


(2016-2017)

Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 3.6, dapat dijelaskan secara
berturut-turut sebagai berikut :

3.1 Likuidity Ratio


a. Current Ratio
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
110.403
𝐶𝑅 2016 = = 1,23 = 123%
89.079
121.293
𝐶𝑅 2017 = = 1,22 = 122%
98.722
Hasil perhitungan menunjukkan berapa kali asset lancar dapat
membiayai hutang lancar perusahaan. Semakin tinggi rasio ini
maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan. Dilihat dari
hasil analisis data pada Tabel 3.6, ternyata bahwa pada Tahun

24
2016 sekitar 123% dan pada Tahun 2017 sekitar 122%. Pada
Tahun 2017 mengalami penurunan, yang artinya bahwa aktiva
lancar menjamin hutang lancar tahun 2017 hanya sebanyak 122
kali sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT.
Astra International Tbk Tahun 2016-2017 memperlihatkan kinerja
keuangan dari Current Ratio “menurun atau tidak baik”.
b. Quick Ratio
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
110.403 − 17.771
𝑄𝑅 2016 = = 1,04 = 104%
89.079
121.293 − 19.504
𝑄𝑅 2017 = = 1,03 = 103%
98.722
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa quick rasio pada PT. Astra International Tbk
Tahun 2016 sebesar 104% atau 1,04 kali dan pada Tahun 2017
sebesar 103% atau 1,03 kali. Berada dibawah standar rasio yang
dikemukakan Kasmir (2008) adalah 1,5 kali atau 150%. Artinya
bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dapat dijamin oleh aktiva
lancar yang cepat cair sebesar Rp 1,04 pada Tahun 2016 dan
sebesar Rp 1,03 pada Tahun 2017. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kinerja keuangan PT. Astra International Tbk Tahun 2016-
2017 memperlihatkan kinerja keuangan dari Quick Ratio
“menurun atau tidak baik”.
3.2 Activity Ratio
a. Receivable Turn Over (RTO)
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 =
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
181.084
𝑅𝑇𝑂 2016 = = 3,47 𝐾𝑎𝑙𝑖
52.162
206.057
𝑅𝑇𝑂 2017 = = 3,60 𝐾𝑎𝑙𝑖
57.233
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa rasio perputaran piutang pada PT. Astra

25
International Tbk Tahun 2016 sebesar 3,47 kali dan pada Tahun
2017 sebesar 3,60 kali, mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan PT. Astra International Tbk Tahun 2016-2017
memperlihatkan kinerja dari receivable turn over “semakin baik”.
b. Average Collection Period (ACP)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐴𝐶𝑃 =
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
360
𝐴𝐶𝑃 = = 104 𝐻𝑎𝑟𝑖
3,47
360
𝐴𝐶𝑃 = = 100 𝐻𝑎𝑟𝑖
3,60
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa rata-rata waktu pengumpulan piutang pada
PT.Astra International Tbk Tahun 2016 selama 104 hari dan
pada Tahun 2017 selama 100 hari, semakin pendek waktunya
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Astra International
Tbk Tahun 2016-2017 memperlihatkan kinerja dari average
collection period “semakin baik”.
c. Inventory Turn Over
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 =
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
144.652
𝐼𝑇𝑂 2016 = = 8,12 𝐾𝑎𝑙𝑖
17.771
163.689
𝐼𝑇𝑂 2017 = = 8,39 𝐾𝑎𝑙𝑖
19.504
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa rasio perputaran persediaan pada PT. Astra
International Tbk Tahun 2016 sebesar 8,12 kali dan pada Tahun
2017 sebesar 8,39 kali, mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kinerja keuangan PT. Astra International Tbk Tahun 2016-2017
memperlihatkan kinerja dari inventory turn over “semakin baik”.

26
d. Average Days in Inventory
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐴𝐷𝐼 =
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
360
𝐴𝐷𝐼 2016 = = 45 𝐻𝑎𝑟𝑖
8,12
360
𝐴𝐷𝐼 2017 = = 43 𝐻𝑎𝑟𝑖
8,39
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa rata-rata waktu perputaran persediaan pada PT.
Astra International Tbk Tahun 2016 selama 45 hari dan pada
Tahun 2017 selama 43 hari, semakin pendek waktu
dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kinerja keuangan PT. Astra International Tbk Tahun
2016-2017 memperlihatkan kinerja dari average days in
inventory “semakin baik”.
e. Total Assets Turn Over
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑇𝐴𝑇𝑂 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
181.084
𝑇𝐴𝑇𝑂 2016 = = 0,69
261.855
206.057
𝑇𝐴𝑇𝑂 2017 = = 0,69
295.646
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa perputaran total aktiva pada PT. Astra
International Tbk Tahun 2016 sebesar 0,69 dan pada Tahun 2017
sebesar 0,69, yang artinya konstan atau tetap sama dengan tahun
sebelumnya. Perputaran Total Aktiva dapat dinilai baik jika
diatas 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
PT. Astra International Tbk Tahun 2016-2017 memperlihatkan
kinerja dari total assets turn over “kurang baik”.

27
3.3 Leverage Ratio
a. Debt to Total Assets Ratio
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝐴𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
121.949
𝐷𝐴𝑅 2016 = = 0,46 = 46%
261.855
139.317
𝐷𝐴𝑅 2017 = = 0,47 = 47%
295.646
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai
dengan hutang pada PT. Astra International Tbk Tahun 2016
sebesar 46% dan pada Tahun 2017 sebesar 47%, terlihat semakin
tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Astra International Tbk
Tahun 2016-2017 memperlihatkan kinerja dari debt to total assets
ratio “kurang baik”.
b. Debt to Equity Ratio
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝐸𝑅 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
121.949
𝐷𝐸𝑅 2016 = = 0,87 = 87%
139.906
139.317
𝐷𝐸𝑅 2017 = = 0,89 = 89%
156.329
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa debt to equity ratio pada PT. Astra International
Tbk Tahun 2016 sebesar 87% dan pada Tahun 2017 sebesar 89%,
terlihat semakin tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Astra
International Tbk Tahun 2016-2017 memperlihatkan kinerja dari
debt to equity ratio “kurang baik”.
c. Time Interest Earned Ratio
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑇𝐼𝐸𝑅 =
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎
22.253
𝑇𝐼𝐸𝑅 2016 = = 28,17
790

28
29.196
𝑇𝐼𝐸𝑅 2017 = = 24,21
1.206
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa time interest earned ratio pada PT. Astra
International Tbk Tahun 2016 sebesar 28,17 dan pada Tahun 2017
sebesar 24,21, terlihat semakin menurun dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan PT. Astra International Tbk Tahun 2016-2017
memperlihatkan kinerja dari time interest earned ratio “semakin
baik”.
3.4 Profitability Ratio
a. Gross Profit Margin
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 − 𝐻𝑃𝑃
𝐺𝑃𝑀 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
181.084 − 144.652
𝐺𝑃𝑀 2016 = = 0,20 = 20%
181.084
206.057 − 163.689
𝐺𝑃𝑀 2017 = = 0,20 = 20%
206.057
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa gross profit margin pada PT. Astra International
Tbk Tahun 2016 sebesar 20% dan pada Tahun 2017 sebesar 20%,
terlihat konstan atau sama dengan tahun sebelumnya. Akan
semakin baik jika profit yang dihasilkan meningkat. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Astra
International Tbk Tahun 2016-2017 memperlihatkan kinerja dari
gross profit margin “baik”.
b. Net Profit Margin
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐸𝐴𝑇)
𝑁𝑃𝑀 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
18.302
𝑁𝑃𝑀 2016 = = 0,10 = 10%
181.084
23.165
𝑁𝑃𝑀 2017 = = 0,11 = 11%
206.057

29
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa keuntungan bersih dengan total penjualan yang
diperoleh pada PT. Astra International Tbk Tahun 2016 sebesar
10% dan pada Tahun 2017 sebesar 11%, terlihat meningkat
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Astra International Tbk
Tahun 2016-2017 memperlihatkan kinerja dari net profit margin
“baik”.
c. Return On Investement
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐸𝐴𝑇)
𝑅𝑂𝐼 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
18.302
𝑅𝑂𝐼 2016 = = 0,07 = 7%
261.855
23.165
𝑅𝑂𝐼 2017 = = 0,08 = 8%
295.646
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa return on investment pada PT. Astra
International Tbk Tahun 2016 sebesar 7% dan pada Tahun 2017
sebesar 8%, terlihat meningkat dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
PT. Astra International Tbk Tahun 2016-2017 memperlihatkan
kinerja dari return on investment “baik”.
d. Return On Equity
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐸𝐴𝑇)
𝑅𝑂𝐸 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
18.302
𝑅𝑂𝐸 2016 = = 0,13 = 13%
139.906
23.165
𝑅𝑂𝐸 2017 = = 0,15 = 15%
156.329
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa return on equity pada PT. Astra International
Tbk Tahun 2016 sebesar 13% dan pada Tahun 2017 sebesar 15%,
terlihat meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan

30
menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi
pemegang saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan PT. Astra International Tbk Tahun 2016-2017
memperlihatkan kinerja dari return on equity “baik”.
3.5 Market Value Ratio
a. Earning Per Share
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐸𝐴𝑇)
𝐸𝑃𝑆 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
𝐸𝑃𝑆 2016 = 374 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 (𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 𝑑𝑖 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛)
𝐸𝑃𝑆 2017 = 466 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 (𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 𝑑𝑖 𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑛)
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa return on investment pada PT. Astra
International Tbk Tahun 2016 sebanyak 374 lembar dan pada
Tahun 2017 sebanyak 466 lembar, terlihat meningkat
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Astra International Tbk
Tahun 2016-2017 memperlihatkan kinerja dari earning per share
“baik”.
b. Dividen Payout Ratio
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
𝐷𝑃𝑅 =
𝐸𝑃𝑆
6.081
𝐷𝑃𝑅 2016 = = 16,26
374
7.489
𝐷𝑃𝑅 2017 = = 16,07
466
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa dividen payout ratio pada PT. Astra
International Tbk Tahun 2016 sebesar 16,26% dan pada Tahun
2017 sebesar 16,07%, terlihat menurun dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan PT. Astra International Tbk Tahun 2016-2017
memperlihatkan kinerja dari dividen payout ratio “kurang baik”.

31
c. Price Earning Ratio
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
𝑃𝐸𝑅 =
𝐸𝑃𝑆
50
𝑃𝐸𝑅 2016 = = 0,13
374
50
𝑃𝐸𝑅 2017 = = 0,10
466
Mengacu pada hasil analisis data melalui Tabel 3.6 dapat
dijelaskan bahwa price earning ratio pada PT. Astra International
Tbk Tahun 2016 sebesar 0,13 dan pada Tahun 2017 sebesar 0,10,
terlihat menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Astra
International Tbk Tahun 2016-2017 memperlihatkan kinerja dari
price earning ratio “kurang baik”.

32
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil-hasil analisis data melalui analisis rasio keuangan


untuk mengukur kinerja keuangan PT. Astra International Tbk, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan PT, Astra


International Tbk dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
melalui indikator Current Ratio dan Quick Ratio berada pada kategori
kinerja “kurang baik”.
2. Rasio Aktivitas untuk mengukur sejauh mana efektivitas PT. Astra
International Tbk dalam menggunakan sumber daya-sumber dayanya
melalui indicator Receivable Turn Over, Average Collection Period,
Inventory Turn Over, Average Days in Inventory, dan Total Assets
Turn Over berada pada kategori kinerja “cukup baik“.
3. Rasio Solvabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaaan PT.
Astra International Tbk dalam membayar kewajiban jangka panjang
jika perusahaan tersebut dilikuidasi, melalui indikator Debt to Equity
Ratio (DER), Debt to total Asset Ratio (DAR), dan Time Interest
Earned Ratio (TIER) berada pada kategori kinerja “kurang baik“.
4. Rasio Profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan PT.
Astra International Tbk dalam memperoleh laba atau keuntungan
melalui indikator Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin
(NPM), Return On Investment (ROI) berada pada kategori kinerja
“cukup baik”.
5. Rasio Nilai Pasar untuk memberi pemahaman bagi PT. Astra
International Tbk terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan
dan dampaknya pada masa yang akan dating melalui indikator
Earning per Share (EPS), Dividen Payout Ratio (DPR), dan Price
Earning Ratio (PER) berada pada kategori kinerja “kurang baik”.

33
DAFTAR PUSTAKA

https://www.astra.co.id/About-Astra diakses pada tanggal (25 Maret)


https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/
diakses pada tanggal (25 Maret)

34

Anda mungkin juga menyukai