HARIAN KOMPAS
Oleh :
E31108264
HARIAN KOMPAS
Oleh :
E31108264
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan. Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus
Kristus dan Bunda Maria atas limpahan berkat rahmat dan perlindungan yang
diberikan kepada saya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan guna memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Jurusan Ilmu Komunikasi
tua saya, Ayahanda FX. Jawadi dan Ibunda Aloysia Hari Marwati. Terima kasih
buat semua pengorbanan, doa, dukungan dan kasih sayang yang selama ini Ayah
dan Ibu berikan. Semoga Tuhan Yesus selalu menjaga dan memberikan kesehatan
kepada Ayah dan Ibu. Terima kasih juga buat kakakku, Hermawan Wahyu Nugroho
yang telah sabar menghadapi mood saya yang kadang menyebalkan. Terima kasih
telah membantu, memberi dukungan dan motivasi. Tetap jadi kakak yang terbaik
ya!
Dalam penyusunan dalam penulisan skripsi ini tisak lepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, saya
sampai pada penyelesaian skripsi ini dan Bapak Muliadi Mau, S.Sos, M.Si
selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan, saran, kritikan, dan ilmu.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Farid, M.Si dan Drs. Sudirman Karnay, M.Si selaku
3. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Unhas yang telah memberikan
4. Staf jurusan Ilmu Komunikasi dan staf fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik
Unhas.
5. Bapak Sapri (Staf Harian Kompas) yang telah meminjamkan korannya untuk
penelitian ini.
6. Sahabat-sahabatku Conny Helu dan Angela Helu (teman berbagi suka duka dan
cerita), Ade Ramayana, Finthya Sari, Evy Novianty, Anak Becuk a.k.a
Beacukai (Ummy, Mitha, Ayu, Visit), Asrul Nur Iman dan Andi Maulana
7. Terima kasih EXIST‟ 08 kalian teman, sahabat dan saudara terbaik yang
pernah saya miliki. Saya sangat menikmati kehidupan kita yang penuh drama,
8. Kak Ary Santoso dan Kak Ricky Christian Hermanto, kakak-kakak baik hati
skripsi ini.
5
dan Sadra. Terima kasih kawan untuk senyum hangat dan keakraban kita.
10. Buat Senior-senior Kosmik, terutama kakanda Harwan dan kak Aidil yang
telah memberi masukan dan pencerahan saat saya mulai putus asa dalam
11. Buat Kosmik yang memberi banyak pelajaran dan pengalaman berharga, adik-
13. Laptopku, Whitney. Tanpa kamu, saya tidak mungkin dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan lancar. Akhirnya, perjuangan kita berdua terbayar.
kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang akan
memperbaiki dan menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, saya berharap dapat
memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah………………………………………………….. 7
D. Kerangka Konseptual……………………………………………… 8
E. Definisi Operasional……………………………………………….. 17
F. Metode Penelitian………………………………………………….. 18
A. Hasil Penelitian……………………………………………………… 64
B. Pembahasan…………………………………………………………. 94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………..
118
B. Saran……………………………………………………..………… 119
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
9
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Hasil Analisis Framing Model Entman Berita Headline Freeport di
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Freeport McMoRan Copper & Gold Inc. perusahaan ini disebut-sebut sebagai
pembayar pajak terbesar kepada Indonesia dan merupakan salah satu perusahaan
Provinsi Papua.
penyebabnya adalah aksi mogok kerja karyawan PT. Freeport Indonesia di Papua.
Terhitung sejak Kamis (15/9/2011) dini hari, sekitar 8000 pekerja non-staf di
persoalan bagaimana meningkatkan upah bagi para pekerja di PT. Freeport yang
tembaga, di luar hasil emas dan perak. Laba yang besar itu juga belum termasuk
mempunyai timbunan emas, perak, dan tembaga senilai 60 juta miliar dolar AS.
produksinya hingga 5,5 juta ton tembaga, 828 ton perak dan 533 ton emas. Pada
1,71 miliar pon tembaga dan 2,77 juta ons emas. ( Majalah Tambang On Line
itu, kesejahteraan masyarakat Papua hingga kini belum ada peningkatan yang
signifikan.
Selain kisruh demonstrasi karyawan, Perusahaan asal Paman Sam itu juga
Sebanyak 40 kasus penembakan oleh orang tak dikenal atau kelompok orang
bersenjata terjadi di area Freeport dalam kurun waktu Oktober 2009 hingga
Oktober 2011. Dalam kasus sebanyak itu, tidak ada satupun tersangka yang
bahwa aparat ikut bermain, berdasarkan fakta-fakta yang ada terlihat dengan jelas
titik lokasi dan waktu penembakan diketahui pada wilayah yang sama. Gandung
mengatakan aparat ikut bermain di Papua ini, karena mengapa aparat tidak pernah
Banyak sekali hal yang telah di lakukan oleh Freeport dalam rangka
keuntungan hanya pada tingkatan pemerintah atas, tetapi warga di bawah atau
khususnya rakyat papua tidak sama sekali mendapat keuntungan. Rakyat Papua
mencari sisa-sisa serpihan emas dari saluran pembuangan PT. Freeport tetapi tetap
pihak Freeport tidak menyukai dan banyak melakukan tindakan represif. Betapa
tragisnya, ketika rakyat Indonesia di tanahnya sendiri ingin memiliki sumber daya
miliknya tetapi di hadang oleh pihak asing yang hanya mencari keuntungan.
Selain itu cerita rusaknya lingkungan akibat ulah Freeport, sebetulnya tak
menghentikan asuransi pada Freeport untuk enam bulan, karena alasan perusakan
drainase (air asam tambang) dan limbah tailling (butiran pasir alami hasil
250.000 metrik ton bahan tambang. Material bahan yang diambil hanya 3 persen.
Inilah yang diolah menjadi konsentrat kemudian diangkut ke luar negeri melalui
14
persen berbentuk tailing. Alhasil, aktivitas ini menimbulkan fenetasi hutan daratan
ekosistem sekitar.
ketepatan jumlah pesan yang disampaikan dalam waktu yang singkat. Pada masa
sekarang ini, komunikasi massa memberikan informasi, gagasan dan sikap pada
khalayak yang beragam dan besar jumlahnya dengan menggunakan media. Dari
komunikasi mekanis, seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Media massa
Salah satu jenis media massa yang sifatnya statis dan mengutamakan
pesan-pesan visual adalah media cetak, Media cetak terdiri dari dua macam yaitu
surat kabar dan majalah. Surat kabar dinilai lebih up to date dalam menyajikan
berita yang akan disampaikan kepada khalayak jika dibandingkan dengan majalah.
Surat kabar adalah penerbitan yang berupa lembaran-lembaran yang berisi berita-
berita, karangan-karangan dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap dan
Media ini mempunyai beberapa kelebihan dibanding yang lain yaitu dapat
dibaca berulang kali dan menjangkau khalayak luas karena harganya yang relatif
murah. Diantara sekian banyak Koran lokal yang ada di Makassar yang rutin
Kompas Makassar. Kompas adalah surat kabar berskala nasional terbesar dan
yang kritis dan obyektif dalam memberitakan suatu peristiwa, termasuk dalam
dan dijelaskan secara tertentu kepada khalayak. Berita adalah produk dari
dikonstruksi (Eriyanto, 2009: 80). Dalam pemberitaan Freeport tersebut tentu ada
16
proses dimana media mengkonstruksi realitas yang ada. Salah satu metode untuk
framing telah digunakan secara luas dalam literature ilmu komunikasi untuk
realita oleh media (Sobur, 2009: 162). Framing memberi tekanan lebih pada
bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan atau
dianggap penting agar informasi dapat terlihat lebih jelas, lebih bermakna, atau
perspektifnya.
B. Rumusan Masalah
diatas, maka terdapat beberapa masalah penelitian yang dituangkan dalam bentuk
Freeport?
17
1. Tujuan Penelitian
Freeport
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
Kompas.
18
3. Untuk pembuatan skripsi sebagai salah satu syarat guna meraih gelar
sarjana pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
D. Kerangka Konseptual
dan bahkan sering menjadi headline dalam setiap edisinya. Bila media menaruh
sebuah kasus sebagai headline diasumsikan kasus itu pasti memperoleh perhatian
yang besar oleh khalayak (Sobur, 2009: 167). Berkaitan dengan hal tersebut,
kepada masyarakat. Menurut A.M. Resenthal dalam (Pardede, 2001: 17), seorang
kolumis pada New York Times, objektivitas adalah bagian penting dari karakter
Sekalipun objektivitas total mungkin mustahil, karena setiap berita ditulis oleh
manusia yang memiliki muatan emosi, kewajiban setiap reporter dan redaktur
sejak diperkenalkan oleh Peter L.Berger dan Thomas Luckmann melalui bukunya
realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. (Bungin, 2006: 202)
Analisis framing adalah salah satu metode analisis teks yang berada dalam
terhadap media dan teks berita yang dihasilkannya. Pertanyaan utama dalam
sesuatu yang terberi, melainkan ada dalam benak kita, yang melihat fakta tersebut.
Kitalah yang memberi definisi dan menentukan fakta tersebut sebagai kenyataan
salah satu teknik analisis isi. Tetapi pada perkembangan berikutnya, analisis
framing telah berubah menjadi seperangkat teori yang oleh sejumlah pakar
20
aspek tertentu dan membesarkan cara bercerita tertentu dari suatu realitas. Media
tersebut lebih mudah diingat oleh khalayak. Karenanya, seperti yang dikatakan
Frank D. Durham, framing membuat dunia lebih diketahui dan lebih dimengerti .
Menurut pandangan subjektif, realitas sosial adalah suatu kondisi yang cair dan
2006: 34).
konsep, kesadaran umum, wacana publik sebagai hasil dari konstruksi sosial.
Realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh
untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok atau apa saja)
21
dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses konstruksi.
menonjol dengan analisis isi (content analysis). Analisis isi dalam studi
dengan mengkategorisasikan isi pesan teks media. Pada analisis isi, pertanyaan
yang selalu muncul seperti apa saja yang diberitakan oleh media dalam sebuah
peristiwa itu dibingkai. Analisis framing yang menjadi pusat perhatian adalah
Metode analisis framing yang kita lihat adalah bagaimana cara media
semacam ini tentu saja berusaha mengerti dan menafsirkan makna dari suatu teks
22
untuk menganalisa teks media , salah satunya model analisis Robert N. Entman
yang digunakan dalam penelitian ini. Menurut Robert N. Entman apa yang kita
ketahui tentang realitas atau tentang dunia tergantung pada bagaimana kita
Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan
dijalankan oleh media dengan menseleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang
cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis
berita.
Tabel 1.1. Dua Unsur Framing Media Versi Entman (Eriyanto, 2011: 222)
informasi menjadi lebih bermakna. Realitas yang disajikan secara menonjol atau
dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu lain,
serta menonjolkan aspek isu tertentu dan menggunakan pelbagai strategi wacana
2009: 164).
khalayak. Seperti yang dikatakan Edelman, apa yang kita tahu tentang realitas
sosial pada dasarnya tergantung bagaimana kita melakukan frame atas peristiwa
sebuah cara untuk mengungkap the power of a communication text. Framing pada
berikut :
membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor dari suatu peristiwa. Penyebab
disini bisa berarti apa (what), tetapi bisa juga berarti siapa (who). Bagaimana
peristiwa dipahami, tentu saja menentukan apa dan siapa yang dianggap sebagai
sumber masalah. Oleh sebab itu, masalah yang dipahami secara berbeda, maka
penyebab masalahnya akan dipahami secara berbeda pula. Dengan kata lain,
Elemen keempat ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh
itu tentu saja sangat tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa
E. Definisi Operasional
a. Analisis framing merupakan salah satu cara menganalisis teks media untuk
Makassar dalam mengangkat isu tentang Freeport dan aspek apa yang ingin
diangkat.
27
yang berkaitan dengan aksi mogok pekerja Freeport dan penembakan yang
elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor atau
g. Make moral judgement (membuat keputusan moral) adalah nilai moral yang
F. Metode Penelitian
hingga awal November 2011. Penelitian ini berlangsung dari bulan Februari
2. Tipe Penelitian
sebuah realitas yang dibingkai oleh Harian Kompas menjadi sebuah berita
yang kemudian menjadi realitas media dalam hal ini pemberitaan mengenai
masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu
ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran
memandang bahwa tidak ada realitas yang obyektif, karena realitas tercipta
a. Populasi
29
b. Sampel Penelitian
2011.
adalah analisis framing. Dalam hal ini, analisis framing dirasa mampu untuk
membantu peneliti dalam mencari tahu keputusan moral yang diangkat oleh
media. Kemudian pada tahap akhir, perangkat framing Entman ini akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
batas kontrol struktur dan pranata sosialnya di mana individu berasal. Manusia
stimulus dalam dunia kognitifnya. Karena itu, paradigma definisi sosial lebih
tertarik terhadap apa yang ada dalam pemikiran manusia tentang proses sosial,
terutama para pengikut interaksi simbolis. Dalam proses sosial, individu manusia
dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam dunia
sosialnya.
konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian kebenaran suatu
realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai
menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann
suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif (Bungin, 2006:
202).
itu dimaksud sebagai yang disebut oleh George Simmel dalam Bungin (2006:
201), bahwa realitas dunia sosial itu berdiri sendiri di luar individu, yang menurut
kesan kita bahwa realitas itu “ada” dalam diri sendiri dan hukum yang
menguasainya.
Peter L.Berger berpendapat bahwa realitas tidak terjadi begitu saja tetapi
dibentuk dan dikonstruksikan. Hasil akhir yang diperoleh adalah realitas yang
sama dapat dipahami secara berbeda oleh setiap orang tergantung dari konstruksi
Berger dan Luckman dalam Bungin (2008: 14) mulai menjelaskan realitas
sebagai memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung kepada kehendak kita
internalisasi.
ke dalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Proses ini merupakan
sifat dasar manusia. Manusia akan selalu mencari dan mencurahkan dirinya
34
dimana dia berada. Manusia tidak dapat kita mengerti sebagai ketertutupan yang
lepas dari dunia luarnya. Manusia berusaha menangkap dirinya, dalam proses
inilah dihasilkan suatu dunia dengan kata lain, manusia menemukan dirinya
Kedua, objektivasi yaitu hasil yang didapatkan baik mental maupun fisik
dari kegiatan eksternalisasi manusia. Hasil itu menghasilkan realitas objektif yang
bisa jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisitas yang
berada di luar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya. Lewat proses
sebagai realitas objektif, ada diluar kesadaran manusia, ada “di sana” bagi setiap
struktur dunia sosial. Dalam peoses ini, wartawan akan berhadapan dengan
pandang tersendiri. Pada dasarnya studi media massa merupakan proses pencarian
pesan dan makna. Media massa semakin banyak dijadikan sebagai objek studi
intitusi yang tergolong penting dalam masyarakat saat ini. Media massa
25).
sebuah proses konstruksi (Eriyanto, 2011: 15). Hal ini menyebabkan setiap orang
Menurut Eriyanto (2011: 18), berita yang muncul merupakan sebuah proses
dan realitas bukanlah sesuatu yang sudah ada, tersedia dan tinggal diambil untuk
menjadi bahan sebuah berita. Realitas yang tertuang dalam berita adalah sesuatu
yang dikostruksi dan dibentuk oleh pandangan tertentu. Fakta atau realitas pada
sudah ada seperti itu, melainkan apa yang ada di benak dan pikiran kita. Kita
sendirilah yang memberikan definisi dan makna atas fakta tersebut sebagai sebuah
kenyataan. Fakta yang ada dalam sebuah berita bukanlah sebuah peristiwa yang
sebagai sarana penyalur pesan tidak hanya berfungsi sebagai saluran pesan dari
institusi yang netral dalam menyampaikan pesan. Media bukanlah saluran yang
bias, dan pemihakannya (Eriyanto, 2011: 26). Sebagai contoh media juga
menentukan dari sekian banyak peristiwa yang terjadi, peristiwa mana yang harus
diliput oleh wartawannya kemudian dari sisi mana si wartawan harus melihat
37
memandang realitas tetapi kehidupan politik tempat media itu berada. Sistem
politik yang diterapkan sebuah negara ikut menentukan mekanisme kerja media
dramatisasi terhadap fakta. Karena hal itu langsung ataupun tidak langsung akan
memicu konflik lanjutan dan menjadi provokasi bagi pihak-pihak yang bertikai.
Menjadi suatu hal yang menarik ketika kebanyakan orang awam melihat
media atau berita yang disuguhkan oleh media massa adalah sesuatu yang benar-
benar apa adanya tanpa adanya konstruksi realitas di dalamnya. Mereka kemudian
menjadi sepenuhnya percaya akan apa yang disampaikan oleh media massa.
38
Dengan melihat realitas, berita dan media massa atau dengan kata lain tidak
mudah mempercayai apa yang disampaikan oleh media karena begitu banyak
Fakta atau realitas yang diliput kemudian ditampilkan dalam media lewat
pemberitaan. Pada dasarnya berita adalah laporan dari suatu peristiwa atau
realitas. Namun gambaran realitas atas peristiwa dalam media bukanlah realitas
yang sebagaimana adanya, yang diambil oleh sang wartawan dan dituangkan.
Berita adalah hasil dari konstruksi yang selalu melibatkan pandangan ataupun
nilai-nilai dari wartawan dan media yang bersangkutan. Bagaimana sebuah realita
dijadikan berita sangat tergantung pada bagaimana ia dimaknai dan dipahami oleh
mustahil berita merupakan pencerminan dari realitas (Eriyanto, 2011: 28). Proses
pemaknaan realitas oleh wartawan sebagai aktor atau agen pembentuk realitas.
Wartawan bukanlah pemulung yang mengambil fakta begitu saja. Dia tidak hanya
luar”, objektif, benar dan seakan-akan ada sebelum wartawan meliputnya. Ada
suatu realitas baru. Laporan-laporan jurnalistik yang ada di media pada dasarnya
tidak lebih dari hasil penyusunan realitas-realitas dalam bentuk cerita (Barata
realitas hasil konstruksi itu selalu terbentuk melalui konsep dan kategori, tanpa
kita buat, kita tidak bisa melihat dunia tanpa kategori, tanpa konsep. Artinya,
dengan objek yang hendak dia liput. Karena ketika ia meliput suatu peristiwa dan
ketika memahami masalah. Dengan begitu, realistas yang kompleks dan tidak
beraturan ditulis dan dipahami, untuk semua proses itu melibatkan konsepsi,
pemahaman yang mau tidak mau sukar dilepaskan dari unsur subjektif.
pihak yang berkaitan dengan peristiwa. Berita bukan representasi dari realitas.
Berita yang kita baca pada dasarnya adalah hasil dari konstruksi kerja jurnalistik,
bukan kaidah baku jurnalistik. Semua proses konstruksi (mulai dari memilih fakta,
40
Bila satu media, apalagi sejumlah media, menaruh sebuah kasus sebagai
headline, diasumsikan kasus itu memperoleh perhatian yang besar dari khalayak.
Ini tentu berbeda jika, misalnya kasus tersebut dimuat di halaman dalam, bahkan
yang tidak dimuat oleh media, yang boleh jadi kasus itu justru sangat penting
untuk masyarakat.
selalu dijadikan headline atau diletakkan pada halaman muka surat kabar.
Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa umumnya pembaca ketika akan
membaca atau membeli sebuah surat kabar, yang pertama dilihatnya adalah
headline berita pada hari itu atau berita-berita yang ada di halaman mukanya. Hal
ini didukung oleh pendapat Rivers dan Mathews dalam Sobur (2009: 167) yang
menyatakan bahwa sekitar 98% dari semua pembaca surat kabar membaca berita
Pembaca media saat ini terkena dengan apa yang disebut headline
terhadap headline. Pembaca seperti ini lebih suka menelusuri judul-judul berita
kabar Amerika sering disebut sebagai “headline reader”, pembaca judul atau
pembaca kepala berita. Hal ini tidak menjadi masalah jika judul-judul berita
tersebut mencerminkan isi berita. Persoalannya bisa muncul jika judul berita yang
headline merupakan aspek seintaksis atau cara wartawan menyusun fakta dari
dalam membuat pengertian isu dan peristiwa sebagaimana dibeberkan oleh media.
media, sebab bagaimana realitas itu dijadikan sebagai headline (berita utama)
sangat bergantung pada bagaimana fakta itu dipahami dan dimaknai pada
menghasilkan berita yang berbeda, dengan porsi pemberitaan yang berbeda dan
serta beberapa wartawan. Dalam rapat ini dikumpulkan semua berita yang masuk
dan kemudian dibahas, berita mana saja yang layak dan harus dimuat. Dari rapat
itu, diputuskanlah berita yang akan menjadi headline. Pada umumnya, ukuran dan
pertimbangan semua media dalam memilih headline sama. Ukuran tersebut pada
umumnya adalah berita yang dinilai actual, besar dan sangat penting bagi banyak
Pemilihan judul berita memang merupakan hak prerogatif dari surat kabar
yang bersangkutan. Juga terkadang merupakan gaya (style) atau ciri khas dari
masing-masing surat kabar. Namun sesuai dengan prinsip jurnalistik, judul berita
kata lain, jurnalis atau editor sebaiknya tidak membuat judul yang provokatif
dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing dapat dipandang
tertentu mendapat alokasi lebih besar dari pada isu lain. Framing memberi tekanan
lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang
didefinisikan membuat informasi lebih terlihat jelas, lebih bermakna, atau lebih
diterima oleh khalayak, lebih terasa dan tersimpan dalam memori dibandingkan
budaya yang akrab dibenak khalayak. Dengan bentuk seperti itu, sebuah
kemenonjolan adalah produk interaksi antara teks dan penerima, kehadiran frame
dalam teks bisa jadi tidak seperti yang dideteksi oleh peneliti, khalayak sangat
mungkin mempunyai pandangan apa yang dia pikirkan atas suatu teks dan
bagaimana teks tersebut dikonstruksi dalam pikiran khalayak (Eriyanto 2011: 220)
D. Konsep Framing
Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955.
kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan
individu dalam membaca realitas. Menurut Gitlin, frame adalah bagian yang pasti
informasi yang tersedia dengan jalan yang mengemasnya sedemikian rupa dalam
konsep ini bisa ditemui di berbagai literature lintas ilmu sosial dan ilmu perilaku.
pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti
perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu
dan menulis berita. Cara pandang atau fakta apa yang diambil, bagian mana yang
ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa ke mana berita tersebut (Sobur,
2009: 162)
diberitakan. Menurut mereka, frame adalah cara bercerita atau gugusan ide-ide
tentangisu yang dibicarakan dan peristiwa mana yang relevan dengan wacana
yang terbentuk. Package adalah semacam skema atau struktur pemahaman yang
memilih fakta ini ditujukan pada asumsi, wartawan tidak mungkin melihat
peristiwa tanpa perspektif. Dalam memilih fakta ini selalu terkandung dua
kemungkinan: apa yang dipilih (included) dan apa yang dibuang (excluded).
Bagian mana yang ditekankan dalam realitas, bagian mana dari realitas yang
diberitakan dan bagian mana yang tidak diberitakan. Penekanan aspek tertentu itu
dilakukan dengan memilih angel tertentu, memilih fakta tertentu, dan melupakan
fakta yang lain, memberitakan aspek tertentu dan melupakan aspek lainnya.
Intinya, peristiwa dilihat dari sisi tertentu. Akibatnya, pemahaman dan konstruksi
atas suatu peristiwa bisa jadi berbeda antara satu media dengan media lain. Media
yang menekankan aspek tertentu, memilih fakta tertentu akan menghasilkan berita
yang bisa jadi berbeda kalau media menekankan aspek atau peristiwa yang lain.
yang dipilih itu disajikan kepada khalayak. Gagasan itu diungkapkan dengan kata,
kalimat dan proposisi apa, dengan bantuan aksentuasi foto dan gambar apa, dan
penonjolan realitas. Pemakaian kata, kalimat atau foto itu merupakan implikasi
dari memilih aspek tertentu dari realitas. Akibatnya, aspek tertentu yang
besar dibandingkan aspek lain. Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi
tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak.
suatu realitas.
Konsep framing dapat dilihat dari dua tradisi, yaitu psikologi dan
sosiologi. Hal ini disebabkan karena framing banyak mendapat pengaruh dari
sesuatu, dan gagasan tertentu. Selain itu framing dalam kondisi ini dilihat sebagai
bentuk penempatan informasi dalam konteks yang unik, hingga elemen tertentu
suatu ilmu membentuk alokasi sumber kognitif individu yang lebih besar (Sobur,
2009: 163).
48
mencolok dan mendapat perhatian oleh publik. Upaya membuat pesan (dalam hal
ini teks berita) lebih menonjol dan mencolok ini, pada taraf awal tidak dapat
tertentu.
lapangan sosiologi. Garis sosiologi ini terutama ditarik dari Alfred Schutz, Erving
Goffman hingga Peter L. Berger. Pada level sosiologis, frame dilihat terutama
untuk menjelaskan bagaimana organisasi dari ruang berita dan pembuat berita
pengalaman hidup kita untuk memahaminya. Dengan konsep yang sama Gitlin
besar informasi secara cepat dan rutin, sekaligus mengemas informasi demi
kompleks tersebut diorganisasi secara subjektif. Lewat frame itu, orang melihat
realitas dengan pandangan tertentu dan melihat sebagai sesuatu yang bermakna
khalayak memiliki reaksi berbeda. Dalam konteks ini, lanjut Entman, framing
memainkan peran utama dalam mendesakkan kekuasaan politik, dan frame dalam
framing dapat menjelaskan dengan cara yang tepat pengaruh atas kesadaran
manusia yang didesak oleh transfer (atau komunikasi) informasi dari sebuah
lokasi, seperti pidato, ucapan/ungakapan, news report, atau novel. Framing kata
adalah menseleksi beberapa aspek dari suatu pemahaman atas realitas, dan
hadapan pembaca. Apa yang kita tahu tentang realitas sosial pada dasarnya
tergantung pada bagaimana kita melakukan frame atas peristiwa itu yang
dapat mengakibatkan suatu peristiwa yang sama dapat menghasilkan berita yang
secara radikal berbeda apabila wartawan mempunyai frame yang berbeda ketika
organisasidan ideologi profesional tersebut, ada satu aspek lain yang sangat
keseluruhan produksi teks, yakni bagaimana berita itu bisa bermakna dan berarti
bagi khalayak. Stuart Hall dalam Eriyanto (2011: 141) menyebut aspek ini sebagai
bagaimana realitas itu dijelaskan dengan cara tertentu kepada khalayak. Diantara
berbagai fungsi dari media dalam mendefinisikan realitas, fungsi pertama dalam
dijalankan.
Sebuah teks, kata Aart van Zoest (Sobur, 2011: 60), tak pernah lepas dari
analisis wacana karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik
Istilah Ideologi menurut Jorge Larrain (1996) dalam Sobur (2011: 61)
kesadaran palsu, yaitu suatu kebutuhan untuk melakukan penipuan dengan cara
atau, secara lebih luas, dari sebuah kelas atau kelompok tertentu”. Sedangkan John
B. Thomson dalam Sobur (2011: 64) menyatakan bahwa ideologi hanya dapat
simbolis dipakai oleh mereka yang memiliki kekuasaan untuk “membangun dan
namun pada hakikatnya semua arti itu, menurut Magnis-Suseno dalam Sobur
(2011: 66) dapat dikembalikan pada salah satu (atau kombinasi) dari tiga arti,
yakni:
negatif, sebagai claim yang tidak wajar atau sebagai teori yang tidak berorientasi
Biasanya ideologi sekaligus dilihat sebagai sarana kelas ataupun kelompok yang
dari ideologi netral ialah keseluruhan sistem pikir, nilai-nilai, dan sikap dasar
tergantung isinya: kalau isinya baik, ideologi itu baik, kalau isinya buruk
termasuk ideologi. Arti ketiga ini maunya netral, tetapi dalam penilaian Magnis
dipahami secara sama antara berbagai anggota komunitas. Peristiwa PKI masuk
dalam wilayah penyimpangan karena dipandang sebagai sesuatu yang buruk dan
kontroversi. Kalau pada bidang yang paling luar ada kesepakatan umum bahwa
dipahami dan disepakati secara bersama-sama sebagai realitas yang sesuai dengan
Sebagai area ideologis, peta semacam ini dapat dipakai untuk menjelaskan
bagaimana prilaku dan realitas yang sama bisa dijelaskan secara berbeda karena
yang berbeda akan menjelaskan dan meletakkan peristiwa yang sama tersebut ke
dalam peta yang berbeda, karena ideologi yang menempatkan bagaimana nilainilai
Eriyanto (2011: 154), berita tidaklah dibentuk dalam ruang hampa. Berita
Ideologi yang dimaksud disini tidaklah selalu harus dikaitkan dengan ide-ide
F. Efek Framing
kepada khalayak. Dari definisi yang sederhana ini saja sudah tergambar apa efek
framing. Salah atu efek framing yang paling mendasar adalah realitas sosial yang
kompleks, penuh dimensi dan tidak beraturan disajikan dalam berita sebagai
dalam kategori yang dikenal khalayak. Karena itu, framing menolong khalayak
untuk memproses informasi ke dalam kategori yang dikena, kata-kata kunci dan
citra tertentu. Kahalyak tidak disediakan atau disajikan informasi yang rumit,
membuat simplikasi, prioritas, dan struktur tertentu dari peristiwa. Untuk itu,
bagaimana dipahami oleh media dan hasilnya yang berupa konstruksi media yang
penulisan sering disebut sebagai fokus. Berita secara sadar atau tidak diarahkan
pada aspek tertentu. Akibatnya, ada aspek lain yang tidak mendapatkan perhatian
luka-luka. Dengan menampilkan sisi ini dalam berita, ada sisi lain yang dilupakan.
Seolah dengan menggambarkan berita seperti itu, demonstrasi tersebut tidak ada
57
Berita seringkali juga memfokuskan pemberitaan pada aktor tertentu. Ini tentu
tidak salah. Tetapi efek yang segera terlihat adalah memfokuskan pada satu pihak
atau aktor tertentu menyebabkan aktor lain yang mungkin relevan dan penting
1) Mobilisasi Massa
Framing berkaitan dengan opini publik. Karena isu tertentu ketika dikemas
atas suatu isu. Misalnya, mengirim pasukan ke Timor Timur adalah upaya
dari Indonesia, karena itu, meski pasukan internasional telah datang tetap harus
dukungan masyarakat dan mobilisasi massa. Framing atas isu umumnya banyak
dipakai dalam literature gerakan sosial, ada strategi bagaimana supaya khalayak
mempunyai pandangan yang sama atas suatu isu. Itu sering ditandai dengan
berasal dari apa yang diberitakan oleh media. Misalnya, khalayak menilai sosok
Gus Dur, apakah Gus Dur terlibat dalam skandal Bulog dan Brunei ataukah tidak,
sebagian besar di antaranya berasal dan bersumber dari media. Media adalah
sosial yang terjadi di sekitar mereka. Karena itu, bagaimana media membingkai
tersebut. Dengan kata lain, frame yang disajikan oleh media ketika memaknai
icon). Apa yang khalayak tahu tentang sedikit banyak tergantung pada
Robert N. Entman adalah salah satu seorang ahli yang meletakkan dasar-
dasar bagi analisis framing untuk studi isi media. Konsep mengenai framing
ditulis dalam sebuah artikel untuk Journal of Political Communication dan tulisan
lain yang mempraktikan konsep itu dalam suatu studi kasus pemberitaan media.
dan menonjiolkan aspek tertentu dari realitas oleh media (Eriyanto 2011: 220).
Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan
dijalankan oleh media dengan menseleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang
lain dan menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai
karakteristik dari teks berita. Misalnya, frame anti-militer yang dipakai untuk
spesifik dari narasi berita yang dipakai untuk membangun pengertian mengenai
peristiwa. Frame berita dilihat dari kata kunci, metafora, konsep, simbol, citra
oleh wartawan. Ketika ada masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu
tersebut dipahami. Peristiwa yang sama dapat dipahami secara berbeda. Ketika
ini dipahami. Peristiwa ini bisa dipahami sebagai anarkisme gerakan mahasiswa,
dianggap sebagai aktor dari suatu peristiwa. Penyebab disini bisa berarti apa
(what), tetapi bisa juga berarti siapa (who). Bagaimana peristiwa dipahami, tentu
saja menentukan apa dan siapa yang dianggap sebagai sumber masalah. Oleh
sebab itu, masalah yang dipahami secara berbeda, maka penyebab masalahnya
akan dipahami secara berbeda pula. Dengan kata lain, pendefinisian sumber
masalah ini menjelaskan siapa yang dianggap sebagai pelaku dan siapa yang
yang sudah dibuat. Setelah masalah didefinisikan dan penyebab masalah sudah
tersebut. Gagasan yang dikutip berhubungan dengan sesuatu yang familiar dan
BAB III
A. Sejarah Kompas
Menurut ST. Sularto dalam bukunya yang berjudul Kompas Menulis Dari
Dalam, ide menerbitkan surat kabar harian Kompas berawal pada awal tahun
1965, dimana pada saat itu Letjen Ahmad Yani selaku Menteri atau Panglima
TNI-AD menelpon rekannya sekabinet, Drs. Frans Seda. Yani mengusulkan agar
Indonesia). Frans Seda menanggapi ide itu, membicarakan dengan Ignatius Josef
menyampaikan tawaran itu kepada dua orang professional di bidang media massa.
Beliau adalah Auwjong Peng Koen atau biasa dikenal dengan nama PK Ojong dan
Jakob Oetama. Pengalaman Jakob Oetama sebagai editor Mingguan Penabur dan
tokoh ini dalam menerbitkan majalah Intisari, membuat mereka dapat melihat
tantangan besar yang menghadang di depan. Kedua pendiri Harian Kompas ini
politik.
63
Rakyat”, karena nama Bentara sesuai dengan orang Flores dan majalah Bentara
mengimbangi Harian Rakyat milik PKI, sementara rakyat bukan monopoli PKI.
bahwa pembela rakyat yang sebenarnya bukanlah PKI. Dalam keperluan dinas
Istana Merdeka. Soekarno telah mendengar bahwa Seda akan menerbitkan sebuah
koran lalu menyarankan nama “Kompas” pemberi arah dan jalan dalam
mengarungi lautan atau hutan rimba. Maka jadilah nama harian Kompas hingga
saat ini, sementara nama Yayasan Bentara Rakyat sebagai penerbit harian
Kompas.
yayasan terdiri dari ketua : I.J. Kasimo, Wakil Ketua : Drs. Frans Seda , Peneliti I
berdirinya yayasan Bentara Rakyat tidak membuat Kompas terbit dengan lancar.
Persyaratan terakhir untuk dapat terbit harus ada bukti 3.000 orang pelanggan
64
yang dikeluarkan oleh Kodam Jaya, dianggap sebagai salah satu upaya
kebingungan harus mencari dimana tanda tangan sebanyak itu, sedangkan surat
kabar mereka saja belum terbit. Untunglah tokoh-tokoh Katolik punya akal,
sekolah, dan anggota Koperasi Kopra di Kabupaten Ende Lio, Sikka, dan Flores
lengkap dengan alamat dan tanda tangan yang dikirim ke Jakarta dengan
Harian Kompas resmi terbit pada tanggal 28 Juni 1965 dengan motto
“Amanat Hati Nurani Rakyat”. Harian Kompas pertama terbit empat halaman.
Kompas edisi pertama memasang sebelas berita luar negeri dan tujuh berita dalam
negeri di halaman pertama. Berita utama di halaman satu ketika itu berjudul
memperkenalkan diri “Mari ikat hati, mulai hari ini dengan …. Mang Usil” di
halaman pertama, pojok kiri atas tertulis nama : Pemimpin Redaksi Drs. Jakob
Oetama, Staf Redaksi : Drs. J Adisubrata, Lie Hwat Nio SH Marcel Beding, TH
Susulaastuti, Tai Soe Sing, J. Lambangdjaja, Tan Tik Hong, Th Ponis Purba,
Sementara istilah tajuk rencana ketika itu belum ada, namun halaman II
ada lahirnya Kompas, tajuk surat kabar ini. Di halaman II pula terdapat berita
antara lain berita luar negeri dan dua berita dalam negeri. Ditambah tiga artikel,
satu diantaranya menyangkut luar negeri. Di halaman ini ada kolom hiburan
Senyum Simpul. Halaman III ketika itu antara lain berisi tiga artikel, satu
diantaranya mengenai luar negeri. Ada pula alasan mengenai penyakit ayan dari
dr.Kompas. sedangkan halaman IV antara lain berita dan artikel luar negeri dua
dan satu dalam negeri. Di halaman ini hanya tercatat dua berita olahraga, satu
majalah Intisari yang menempati salah satu ruang di kantor percetakan PT. Kinta,
jalan Pintu Besar Selatan 86-88, Jakarta Kota. Kompas memang tak memiliki
modal saat terbit. Malah, semua peralatan yang digunakan sepertik mesin ketik,
kertas, semuanya adalah milik majalah Intisari. Karena percetakan jauh dari
tempat ini jika malam redaksi beralamat di kantor redaksi majalah Penabur, jalan
Keramat 45 agar dekat dengan percetakan Eka Grafika. Harga langganan Rp.
500,- per bulan termasuk ongkos kirim, sementara harga eceran Rp. 25,-
di masyarakat. Bahkan di beberapa kota, edisi hari ini baru dapat diterima
Kompas “Harian Pagi Untuk Umum” diubah menjadi “Harian Untuk Umum”.
Kompas dicetak di PT. Kinta dan lebih pagi setelah dicetak di percetakan milik
berusaha agar dari hari ke hari mutu Kompas mengalami kemajuan. Karena itu,
setelah sebulan di cetak di Eka Grafika, harian ini kemudian di cetak di percetakan
Masa Merdeka, Jalan Sangaji, Jakarta. Percetakan ini memang lebih baik.
sudah menggunakan mesin rotasi. Karena itu, daya cetaknya lebih cepat. Dan
memang, semenjak itu oplah Kompas naik dari semula 4.800 di masa Eka
Grafika, menjadi 8.003 eksemplar. Pada tanggal 26 Juni 1969 oplah Kompas telah
Kompas semakin besar. Dan itu sangat penting bagi kemajuan sebuah perusahaan
perusahaan). Tapi adanya pningkatan oplah itu ternyata tak sepenuhnya membuat
pengelola harian ini menjadi lega karena masih menumpang cetak pada
akan tetap tergantung dari orang lain. Percetakan sangat vital bagi kelangsungan
hidup koran.
67
percetakan sendiri yang diberi nama PT. Gramedia. Sejak memiliki percetakan
sendiri, kualitas cetak Kompas terus meningkat. Jumlah oplah pun terus
memperkuat barisan redaksi. Sejak itu, barisan redaksi makin diperbesar dengan
banyaknya wartawan baru yang bergabung. Isi harian ini makin bervariasi dan
mantap. Untuk lebih memantapkan penyebaran data audit ini di luar negeri, sejak
Sydney, Australia, suatu badan internasional yang dibentuk bersama oleh para
penerbit, pemasang iklan, dan biri-biro iklan.fungsi badan ini adalah mencatat dan
anggotanya.
kota besar di Indonesia dan satu di luar negeri, yaitu : Banda Aceh, Medan,
visi, misi dan motto dari Harian Kompas. Motto yang dianut adalah “Amanat Hati
Nurani Rakyat” dibawah logo Kompas, menggambarkan visi dan misi bagi
disuarakannya hati nurani rakyat. Kompas ingin berkembang sebagai institusi pers
suku, agama, ras dan golongan. Kompas ingin berkembang menjadi “Indonesia
Mini”, karena Harian Kompas sendiri adalah lembaga yang terbuka, kolektif ingin
kemanusiaan sebagai nilai tertinggi, mengarahkan fokus perhatian dan tujuan pada
Kompas.
1) Visi Kompas
Tinggi Asas Dan Nilai Kemanusiaan”. Dalam kiprahnya di industri pers “Visi
2) Misi Kompas
visi dan misi yang dirumuskanpada tahun 2000 tersebut disatukan pada akhir
tahun 2006. Dimana kemudian visi dan misi yang dianut Kompas adalah
dalam semua usaha diantara usaha-usaha lain yang sejenis dalam kelas yang
sama. Hal tersebut dicapai melalui etika usaha bersih dengan melakukan
sasaran operasional :
tiras.
keuntungan dari usaha. Namun keuntungan yang dicari bukan sekedar demi
sebagai berikut :
martabatnya.
3. Profesionalisme
Pemimpin Umum dibantu oleh Wakil Pemimpin Umum bidang Non bisnis: ST.
Sularto dan Wakil Pemimpin Umum bidang bisnis: Agung Adiprasetyo Lalu ada
Natsir.
72
Pemimpin Umum
Wakil
Hal Opini
Sekretaris
Email : kompas@kompas.com
Website : www.kompas.com
Format : Koran
BAB IV
A. Hasil Penelitian
cerita atau wacana yang bermakna. Dengan demikian, seluruh isi media adalah
Papua. Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud melihat bagaimana media dalam
mogok kerja oleh pekerja Freeport yang dilakukan yang memulai aksi tersebut
seperti upah pokok, nilai persentase asuransi dan tabungan hari tua. Padahal
tawaran yang diajukan oleh pekerja kepada manajemen tidak sebesar upah pekerja
Freeport di Amerika.
menekankan fakta bahwa upah pekerja Freeport Indonesia 10 kali lipat jauh lebih
Indonesia dianggap tidak adil karena upah tersebut tidak sesuai dengan kinerja
dan kontribusi yang mereka berikan kepada PT. Freeport Indonesia. Berikut
tersebut dapat segera ditemukan solusinya. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan
Define Problem. Aksi mogok yang dilakukan pekerja Freeport sejak Kamis
lalu berbuah intimidasi dari pihak Freeport. Para pekerja Freeport menerima
Diagnose causes. Akibat aksi mogok yang dilakukan pekerja sejak Kamis
lalu, pihak pekerja menerima beberapa laporan terkait intimidasi. Hal tersebut
Freeport Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya
kerja. Belum terjadi kesepakatan antara dua belah pihak. Kedua pihak masih
Diagnose causes. Kedua belah pihak masih kukuh pada konsep masing-
penawaran yang diberikan oleh pekerja, padahal mereka tidak menuntut harga
mati atas nilai upah pokok yang mereka ajukan. Upah pekerja Freeport tidak
memadai dengan kontribusi yang diberikan oleh PT. Freeport Indonesia. Berikut
dialog sehingga pemogokan pekerja dapat terhenti dan produksi Freeport dapat
79
berjalan kembali. Hal ini disampaikan oleh juru bicara PT Freeport Indonesia,
Define problem. Satu orang tewas dan beberapa lainnya terluka, termasuk
aparat keamanan dalam bentrok yang terjadi di Freeport. Petrus Ayamiseba (36)
tertembus peluru polisi. Selain itu, Briptu Jamil yang ditemukan terluka parah
terkapar di Mil 26-27 masih dirawat di RSUD Mimika dalam kondisi sangat kritis.
Indonesia beda pendapat. Menurut Juru Bicara SPSI, bentrok yang terjadi antara
pekerja Freeport dan polisi adalah dampak dari akumulasi kekecewaan pekerja
atas sikap manajemen PT FI yang dinilai arogan seperti kutipan teks berita
dibawah ini:
80
pekerja telah melakukan berbagai pelanggaran. Berikut ini kutipan teks beritanya :
ikut mogok bahkan merekrut tenaga kerja baru. Berikut kutipan teks beritanya :
agar segera ditangani. Hal ini dikatakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Darwin Zahedy Saleh sebagaimana kutipan teks berita dibawah ini :
yang kerap terjadi sejak Juli 2009. Tiga karyawan PT Puri Fajar Mandiri yang
penembakan ini.
pasti akan tertekan dan takut jika dalang dari rentetan kasus penembakan ini tidak
diusut tuntas. Hal itu itu disampaikan oleh Presiden Direktur dan CEO PT
dibawah ini :
82
Define problem. Ribuan pekerja Freeport menilai tidak ada itikad baik dari
pihak karyawan sudah tujuh kali menurunkan tuntutan besaran upah. Hal ini bisa
dilihat dari pernyataan Ketua Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Seluruh
pernyataannya :
pihak ikut berpartisipasi dalam mediasi yang dilakukan oleh Komnas HAM, pihak
pekerja juga diminta untuk tidak bertindak anarkistis. Berikut kutipan teks
beritanya :
pekerja dan manajemen Jumat (21/10) ini. Berikut kutipan teks beritanya :
untuk mencari kesepakatan agar masalah yang ada tidak sampai masuk ke
Fakta tersebut kembali diperjelas oleh Bupati Mimika Klemen Tinal, sebagaimana
belah pihak bersedia untuk berunding, namun keduanya masih bersikukuh dengan
belah pihak dapat mengubah sikap untuk mendapatkan titik temu yang disepakati
bersama sehingga permasalahan ini tidak sampai ke meja hijau. Berikut kutipan
teks beritanya :
PT Freeport yang buntu, aparat juga masih belum menemukan titik terang
mengenai kasus penembakan yang menewaskan tiga orang di Mil 38-40 areal
Freeport Indonesia. Dua korban, Albertus Laitawono (29) dan Yunus (25), bekerja
sebagai penjaga toko di Mil 40. Satu korban lainnya, Aloysius Margono,
penembakan dilakukan sejak penembakan terjadi Jumat pagi hingga Sabtu pagi,
korban bekerja. Pelaku merupakan orang yang terlatih dan tidak ada saksi yang
melihat pelaku dengan jelas. Polisi belum bisa menyimpulkan pelaku penembakan
ini sama dengan pelaku penembakan di Mil 37 yang terjadi 14 Oktober lalu,
“Dari pemeriksaan saksi, tidak ada yang melihat pelaku secara jelas”
tempat penembakan merupakan lokasi yang tertutup dan aman. Hal ini
diungkapkan oleh Anggota Komisi I DPR yang juga keponakan korban, Roy
dapat duduk bersama dan berdialog dengan warga Papua dan menyelesaikan
Indonesia, kali ini Kapolsek Mulia Dominggus Otto Awes tewas ditembak. Situasi
di Papua kian memanas, kerusuhan massa, kontak senjata antara aparat keamanan
Indonesia, dan sejumlah penembakan yang kerap terjadi. Berikut ini kutipan
beritanya :
penembakan yang terjadi pada Kapolsek Mulia Dominggus Otto Awes. Selain
88
Make moral judgement. Kondisi keadaan di papua tidak aman. Warga dan
karyawan Freeport selalu dihantui rasa cemas dan takut karena banyak ancaman
melakukan strategi baru dalam memutus kekerasan yang terjadi di Papua. Hal ini
dilihat dari pernyataan Elisabeth yang menjadi salah satu penyusun buku Papua
“Harus ada strategi baru memutus kekerasan itu. Tidak lagi dengan
pendekatan selama ini, seperti penempatan pasukan yang
berlebihan.”
89
patroli Route Patrol 15 dihujani tembakan oleh orang tak dikenal di areal PT
Freeport. lima orang yang ada di mobil RP 15 tidak terluka. Ini merupakan
peristiwa ketiga dalam dua pekan terakhir yang terjadi di areal PT Freeport. Dua
karyawan Freeport dan dua penjaga kios di Mil 40. Berikut kutipan teks beritanya:
diperketat dengan penambahan keamanan yang biasanya 635 personel TNI dan
menimbulkan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Hal ini bisa dilihat dari
berikut :
Selain itu hal ini juga diperjelas oleh Sekertaris Eksekutif Komisi
gerakan separatis di Papua. Hal tersebut tentu saja dibantah oleh Serikat Pekerja
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya angkat bicara soal kerusuhan yang
menghentikan operasi militer secara masif dan tidak lagi melakukan pendekatan
untuk fokus pada upaya penegakan hukum. Aparat keamanan juga dinilai
memperketat pengamanan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Ketua Tim Kajian
pembubaran Kongres Rakyat Papua III pun dinilai tidak manusiawi. Rakyat yang
tidak bersenjata dikejar dan dipukuli bahkan beberapa dari mereka mengalami
pemerintah pusat membuka dialog dengan masyarakat Papua dan menindak tegas
Tokoh masyarakat Papua, Pendeta Phil Erari dan Ketua Tim Kajian Papua
berikut ini:
Dalam surat tersebut disebutkan bahwa mogok kerja dan blokade ke areal
menilai aksi mogok telah berubah menjadi unjuk rasa yang mengusik dan
“Polisi menilai aksi mogok telah berubah menjadi unjuk rasa tanpa
pemberitahuan kepada polisi, memblokade akses jalan ke obyek vital
nasional. Karyawan dinilai merusak fasilitas yang ada pada obyek
vital nasional, dalam hal ini fasilitas umum dan barang milik PT
Freeport Indonesia.”
makin menguatkan dugaan sejumlah pihak mengenai kucuran dana yang diterima
aparat keamanan dari PT Freeport. Hal ini disampaikan oleh Komisioner Komnas
Mimika, Atanasius Allo Rafra, sebagaimana kutipan teks berita berikut ini :
persoalan yang terjadi di tanah Papua ini tidak berlarut-larut. Namun upaya
konflik yang terjadi tidak disebabkan oleh perebutan uang atau kekuasaan.
warga, mereka dipukul, ditikam, diseret dan dicaci oleh oknum TNI karena
dituding sebagai kelompok separatis yang sedang berkumpul. Hal ini dapat dilihat
dari pernyataan anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Oktavianus Pogou
sebagai berikut :
ibarat tanah jajahan karena jika ada orang yang berkumpul langsung diberi label
yang terlibat dalam konflik ini. Hal ini dituturkan oleh aktivis Komisi untuk
Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) Usman Hamid sebagai berikut :
mogok kerja yang mereka lakukan sampai 15 November 2011, jika tuntutan
belum adanya titik temu soal kenaikan upah dalam perjanjian kerja. Selain aksi
mogok, pekerja juga akan menutup akses ke areal PT Freeport seperti yang sudah
dilakukan dua bulan terakhir. Hal ini disampaikan oleh Ketua Bidang Organisasi
ini :
perpanjangan mogok kerja merupakan hak karyawan. Hal ini disampaikan oleh
untuk berdialog agar dicapai kesepakatan upah yang adil dan wajar bagi kedua
Treatment
Judul Berita Define Problem Diagnose Causes Make Moral
Recommendation
Judgement
Pekerja Freeport Ribuan pekerja Manajemen Freeport tidak Manajemen PT Freeport Pemogokan kerja tidak
Mogok Kerja Freeport melakukan merespon tuntutan tidak adil dalam terjadi berlarut-larut
aksi mogok kerja penyesuaian upah pemberian upah kepada dan dapat segera
pekerja ditemukan solusinya
Pekerja Freeport Aksi mogok pekerja Freeport melakukan Pemogokan pekerja sah Menengahi kekisruhan
Keluhkan Intimidasi Freeport berbuah berbagai tindakan yang dan didukung oleh yang terjadi antara
intimidasi dari pihak dinilai sebagai bentuk Undang-Undang pekerja dan manajemen
intimidasi
Freeport PT Freeport
Produksi Freeport Produksi PT Freeport Belum ada kesepakatan, Pekerja Freeport ingin Pekerja dan menajemen
Stop terhenti kedua belah pihak masih kehidupan yang lebih Freeport melanjutkan
kukuh pada konsep memadai perundingan
masing-masing
Satu Tewas di Satu tewas tertembus Bentrok merupakan PT Freeport dinilai Melaporkan bentrokan
Freeport peluru polisi dan akumulasi dari arogan dan melakukan kepada Presiden SBY
beberapa lainnya kekecewaan dari kedua tindakan yang agar segera ditangani.
terluka saat bentrok belah pihak bertentangan dengan
dengan aparat Undang-Undang
keamanan Ketenagakerjaan
Freeport Desak Polisi Freeport mendesak Pihak berwenang belum Karyawan Freeport dan Aparat keamanan
Usut Tuntas Kasus polisi mengusut tuntas mengetahui pelaku masyarakat mengalami segera menangkap
101
Penembakan kasus penembakan penembakan di areal tekanan dan ketakutan. dalang di balik kasus
yang terjadi di Freeport penembakan
kawasan PT Freeport
dua tahun belakangan
ini
Freeport Tak Freeport tak memiliki Manajemen Freeport Pekerja bukan mesin Kedua belah pihak
Beritikad Baik itikad baik membatalkan pertemuan harus ikut
dengan pekerja Freeport berpartisipasi dalam
mediasi yang dilakukan
oleh Komnas HAM
Titik Temu Terus Pertemuan untuk Jika tak ada kesepakatan, Kedua belah pihak Kedua belah pihak
Dicari mencari titik temu masalah akan masuk ke berikukuh dengan sikap harus mengubah sikap
terus diupayakan pengadilan hubungan masing-masing agar titik temu bisa
dicapai
industrial
Pengejar Belum Aparat belum Tidak ada yang melihat Petugas keamanan Aparat dapat duduk
Menemukan Pelaku menemukan pelaku pelaku secara jelas Freeport tidak bersama dan berdialog
kasus penembakan melakukan tugas dengan dengan warga Papua
yang menewaskan tiga baik dan menyelesaikan
orang di areal Freeport konflik yang terjadi
Indonesia
Situasi di Papua Situasi di Papua kian Rentetan kasus Papua tidak aman Melakukan strategi
Memanas memanas penembakan, kerusuhan baru dalam memutus
massa, kontak senjata kekerasan yang terjadi
antara aparat keamanan di Papua
dengan pekerja dan
pembubaran Kongres
102
Hentikan Kekerasan Masyarakat meminta Warga dan karyawan Pemerintah melakukan Membuka dialog
di Papua pemerintah untuk Freeport menjadi korban tindakan represif dengan masyarakat dan
menghentikan aksi kekerasan yang dilakukan pemimpin politik di
kekerasan di Papua oleh kelompok bersenjata. Papua
Tak Terkait Aksi mogok karyawan Aksi mogok murni demi Aksi mogok untuk Pemerintah
Separatisme tak terkait tindakan kesejahteraan memperjuangkan harkat memfasilitasi negosiasi
separatis dan martabat bangsa antara pekerja dan
manajemen PT
Freeport
SBY : Tak Ada Presiden meminta Aparat keamanan Pendekatan keamanan Pemerintah pusat
Operasi Militer untuk menghentikan melakukan operasi militer tidak efektif dan dinilai membuka dialog
operasi militer yang berlebihan. tidak manusiawi dengan masyarakat
Pendekatan keamanan Papua dan menindak
diubah menjadi tegas kelompok yang
pendekatan kesejahteraan mengacaukan
dengan menjalankan keamanan di Papua
otonomi khusus Papua.
Polisi Ultimatum Polisi memberikan Polisi menilai aksi mogok Ultimatum yang Aparat sebaiknya
Pekerja Freeport ultimatum kepada telah berubah menjadi diberikan polisi mengedepankan
pekerja Freeport unjuk rasa yang menunjukkan perundingan dan
mengganggu dan merusak keberpihakan polisi menghindari kekerasan
obyek vital nasional kepada PT Freeport dalam penyelesaian
konflik
Upaya Pemerintah Otonomi khusus tidak Masalah baru muncul, Papua ibarat tanah Hentikan pendekatan
Tak Menjawab menjawab kebutuhan aparat keamanan jajahan kekerasan danhukum
Kebutuhan bahkan menimbulkan melakukan kekerasan harus ditegakkan
masalah baru terhadap warga, mereka
103
B. Pembahasan
pekerja Freeport
Juli 2011 lalu tuntutan kenaikan upah yang mereka ajukan tidak dipenuhi oleh
manajemen Freeport. Pada berita Kompas edisi 16 September 2011 dengan judul
“Pekerja Freeport Mogok Kerja” dapat dilihat bahwa upah pekerja Freeport
beroperasi di Amerika yang mencapai 230 dollar AS per jam. Para karyawan
merasa tidak puas dengan gaji yang sekarang karena tidak masuk standar. Mereka
menginginkan kenaikan gaji yang masuk standar perusahaan. Pada pemberitaan ini
pekerja Freeport di Amerika. Selama ini pekerja Freeport Indonesia hanya diberi
upah 2,1 dollar AS - 11 dollar AS per jam. Persoalan ini berkaitan masalah
ekonomi perihal upah atau gaji yang diterima. Tuntutan kerja terhadap kinerja
karyawan dirasa tidak cukup sebanding dengan upah atau gaji yang diberikan
perusahaan. Upah pekerja Indonesia jauh dari memadai juga tidak sesuai dengan
kinerja dan kontribusi yang telah mereka berikan kepada PT Freeport Indonesia.
105
dengan judul “Pekerja Freeport Keluhkan Intimidasi”. Dari berita ini PT Freeport
intimidasi terhadap pekerja yang melakukan pemogokan. Ini dapat dilihat pada
berita edisi 30 Oktober 2011 dengan judul “Polisi Ultimatum Pekerja Freeport”.
tidak segera dibuka. PT Freeport dan polisi menganggap mogok kerja dan blokade
menilai aksi mogok itu tidak sah karena telah berubah menjadi unjuk rasa tanpa
supaya kembali bekerja seperti biasa. Aksi mogok yang dilakukan oleh pekerja
Freeport dengan menutup gerbang keluar masuk pekerja dari dan ke areal
Tidak hanya menyoroti aksi mogok para pekerja Freeport, Kompas juga
dilihat pada berita edisi 22 September 2011 dengan judul “Produksi Freeport
Freeport yang tergolong minim dan tidak memadai. Kompas kembali menuliskan
bahwa pekerja hanya ingin menuntut penyesuaian upah mereka sesuai dengan
kontribusi yang mereka berikan kepada PT Freeport. Pada berita ini Kompas
memberi sub judul “Freeport minta berunding”, di sini terlihat bahwa PT Freeport
dialog agar pekerja dapat kembali aktif bekerja. Terhentinya produksi Freeport
kecewa. Hal ini dapat dilihat pada berita harian Kompas edisi 20 Oktober 2011
dengan judul “Freeport Tak Beritikad Baik”. Ketiadaan itikad baik itu ditunjukkan
Freeport. Kompas beberapa kali menggunakan kata “beritikad baik” dan “tak
beritikad baik”. Kata beritikad baik ditujukan Kompas untuk pekerja Freeport
yang terus merevisi tuntutan sekaligus membuka pintu negosiasi dengan pihak
Freeport tersebut telah melakukan banyak hal untuk menuntut hak mereka. Efek
pekerja Freeport dengan menulis berita “Titik Temu Terus Dicari” pada edisi 21
Oktober 2011. Disini Kompas memperlihatkan peran pemerintah daerah dan pusat
untuk mencari kesepakatan agar masalah ini tidak sampai ke pengadilan. Kompas
sebulan permasalahan aksi mogok ini ditengarai oleh pemerintah dengan respon
ala kadarnya yang bersifat abstrak tanpa memberi solusi yang jelas.
belum ditemukannya kesepakatan kedua belah pihak. Foto ini dapat dipahami
dengan mengaitkan judul dan keterangan foto dimana terlihat pekerja Freeport
upah.
semakin menguatkan frame Kompas bahwa aksi mogok pekerja serta pemblokiran
Indonesia mati suri. Hal ini tidak akan terjadi jika PT Freeport Indonesia mau
109
kenaikan upah. Kedua belah pihak masih bersikukuh dengan sikapnya sehingga
belum terjadi kesepakatan yang adil dan wajar. Beberapa hal berusaha
ditempatkan sebagai manusia biasa yang bisa saja tidak terkontrol emosinya bila
terlalu “ditindas” oleh orang lain. Jadi sangat wajar bila kemudian pekerja
Freeport melakukan aksi mogok untuk menuntut hak mereka kepada PT Freeport
Indonesia.
Freeport Indonesia sebagai penyebab masalah. Polemik yang terjadi tidak lain
disebabkan oleh PT Freeport sendiri yang tidak mau membahas tuntutan pekerja.
Dapat kita lihat pada edisi 20 Oktober 2011 PT Freeport Indonesia tetap kukuh
pada sikapnya dengan besaran upah dari semula 22 persen dari gaji pokok menjadi
25 persen. Frame Kompas ini diperkuat dengan kalimat yang dipilih Kompas
bahwa pekerja Freeport sudah tujuh kali menurunkan tuntutan besaran upah, Hal
itu juga dipertegas oleh pernyataan Ketua DPC SPSI Mimika Virgo H Salossa :
Dari kutipan tersebut sudah jelas penggambaran Kompas tentang masalah yang
Aksi ribuan buruh dijawab oleh arogansi PT Freeport yang menggunakan aparat
satunya nampak dari berita Kompas edisi 11 Oktober 2011 dengan judul “Satu
berusaha membubarkan aksi ribuan buruh ini sehingga terjadi bentrokan dan juga
Tidak hanya itu, aksi mogok karyawan juga dipandang sebagai tindakan
separatis dan perlawanan terhadap negara. Pandangan ini datang dari aparat
pandangan itu. Pandangan Kompas ini dapat dilihat pada berita berjudul “Tak
kesejahteraan. Aksi mogok mereka tak terkait tindakan separatisme apalagi teror
peristiwa penembakan
belakangan ini. Pada edisi 16 Oktober 2011 dengan judul Freeport Desak Polisi
Indonesia sebagai pihak yang sedang berusaha untuk mendesak polisi dalam
Salah satu kalimat dalam teks berita merupakan penekanan yang sangat
tegas, dimana Kompas membuat sebuah kalimat yang dibuat lebih menonjol.
Yaitu “Sejak Juli 2009 rentetan penembakan di areal Freeport telah menewaskan
112
mengandung makna pembenaran, apa yang terjadi merupakan sebuah bukti dari
Pada edisi 25 Oktober 2011 Kompas menurunkan berita dengan judul Situasi di
Papua Memanas. Pada berita ini pun Kompas menggunakan kata „memanas‟
secara berulang-ulang, ini menunjukkan fakta bahwa kondisi Papua yang tidak
aman. Disini kata-kata tersebut adalah tafsir yang dilakukan oleh Kompas
terhadap situasi politik dan keamanan di Papua pasca insiden penembakan dan
aksi massa di PT Freeport Indonesia. Pada pemberitaan ini pun Kompas membuat
sosok orang asli Papua yang sedang memegang senjata tradisional dengan berlatar
belakang peta pulau Papua. Hal ini memperjelas bahwa keadaan di Papua memang
sedang bermasalah.
secara detail. Kronologis kejadian dan jumlah korban yang disertai dengan
Masih terkait dengan pemberitaan ini, Kompas juga menyertakan foto para
mengejar pelaku penembakan. Foto tersebut diberi judul dengan caption foto
“Aparat gabungan TNI/Polri di Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya Papua,
Kepolisian Sektor Kota Mulia Ajun Komisaris Dominggus Otto Awe di Bandara
Mulia”. Foto ini dapat dipahami dengan mengaitkan judul dan keterangan foto
serta teks-teks berita lainnya yang menunjukkan kondisi di Papua tidak aman
akibat konflik, kerusuhan massa, bentrok polisi dengan pekerja Freeport, kontak
114
penulisan teks judul ingin memaparkan bahwa masih banyak konflik dan
dengan senjata. Bagi aparat gabungan TNI dan Polisi kehadiran kaum separatis ini
(NKRI).
Selain itu dimensi politik nampak dari disiapkannya aparat keamanan yang
cukup besar. Saat ini ada Satgas Brimob di Freeport sebanyak 635 anggota, serta
100 anggota dari Mabes Polri dan 114 anggota dari Kepolisian Daerah Papua.
jumlah besar. Aparat pun cenderung melakukan pendekatan secara militer dalam
era demokrasi saat ini pemerintah dituntut mampu mengembangkan strategi dalam
manusia.
dan dilakukannya penyerbuan oleh aparat di Kampus, seminari dan biara yang
penembakan ini sebagai gerakan politik. Dapat kita lihat Pada edisi 28 Oktober
2011 dengan judul SBY: Tak Ada Operasi Militer. Penempatan opini Presiden
dengan mejalankan otonomi khusus Papua. Presiden mengakui bahwa masih ada
116
kesejahteraan.
Yudhoyono bahwa kebijakan otonomi khusus Papua dalam mengatasi masalah ini
sudah tepat. Kompas mengutip penjelasan J Kristiadi, pengamat politik Center for
tahun 2008 mengenai kucuran dana otonomi khusus. Penggunaan grafis dilakukan
Grafis dibuat untuk mempermudah pembaca memahami dan melihat dengan cepat
Dimensi politik di Freeport dapat dilihat dari mata para politikus, Freeport
Pandangan itu tidak keliru, karena sikap pemerintah pusat selalu menunjukkan hal
itu. Buktinya adalah, gejolak apa pun yang terjadi di Freeport, respons pemerintah
sangat cepat. Tidak hanya pejabat pemda saja, tapi juga Presiden Susilo Bambang
khusus juga ditekankan Kompas tidak berhasil. Hal itu dapat dilihat pada berita
Kebutuhan. Konflik yang terjadi tidak disebabkan oleh perebutan uang atau
tanah jajahan, jika ada yang berkumpul langsung diberi label separatis dan terjadi
dilihat pada Kompas edisi 23 Oktober 2011 dengan judul Pengejar Belum
Menemukan Pelaku. Upaya pengejaran yang dilakukan aparat gabungan TNI dan
masyarakat menjadi korban. Warga yang berkumpul dan bersenjata di cap sebagai
kelompok separatis. Banyak dari mereka yang memar dan luka-luka karena
keamanan di Papua harus dihentikan karena tidak efektif dan membuat konflik
kian berlarut-larut
119
yang dimaksudkan Kompas adalah ada tidaknya saling pengertian dan saling
dari perusahaan pers bersangkutan. Hal ini dapat dilihat dari proses pemilihan
judul, lead, visual image, serta penempatan sebagai headline maupun paging.
Dalam dunia jurnalistik, berita dan framing adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan bahkan satu sama lain tidak bisa berdiri sendiri. Sebab setiap peristiwa
yang kemudian akan ditulis atau dibuat dalam suatu laporan kejadian, keberadaan
sang penulislah yang paling berperan. Siapa yang akan dijadikan pahlawan dan
siapa yang akan jadi penjahat dibentuk dari sudut pandang pers (framing).
menjunjung tinggi asas serta nilai kemanusiaan. Kompas yang mengusung slogan
belakang suku, agama, ras dan golongan serta tidak berada di bawah pengaruh
kasus Freeport.
121
Freeport pada setiap pemberitaannya. Namun, bila kita mengamati secara garis
Freeport untuk „membujuk‟ pekerja agar kembali bekerja. Pada berita edisi 17
bentuk intimidasi dilakukan oleh pihak manajemen PT FI kepada pekerja. Hal ini
dapat dilihat pada paragraf kedua, tiga dan empat sebagai berikut :
Hal ini dianggap sebagai bentuk intimidasi oleh pekerja Freeport untuk
yang mengintimidasi pekerja dinilai arogan. Berikut ini kutipan teks beritanya :
dalam pemberitaan Kompas dengan judul “Freeport Tak Beritikad Baik”, dari
judul berita ini Kompas ingin membentuk citra negatif kepada PT Freeport.
tidak memiliki itikad baik dalam menyelesaikan masalah dengan pekerja Freeport.
“Tidak adanya itikad baik dari manajemen itu pula yang mendasari
7.612 karyawan Freeport masih mogok kerja dan memblokir akses
masuk ke areal pertambangan.
Hal ini semakin mempertegas bahwa aksi pekerja ini disebabkan oleh PT
Freeport Indonesia itu sendiri. Pemberitaan seperti ini tentunya membuat citra PT
Tak hanya sampai disitu, Kompas kembali mengangkat citra yang kurang
fasilitas.
Hal ini secara tidak langsung menjelaskan isu yang muncul mengenai
aliran dana dari Freeport yang membuat posisi aparat keamanan lebih cenderung
Kompas seolah-olah menekankan aliran dana setoran itu yang membuat aparat
kurang, padahal aparat keamanan dalam hal ini polisi adalah pelayan masyarakat,
Independen dan objektif, merupakan dua kata kunci yang menjadi kiblat
dan klaim setiap jurnalis di seluruh dunia. Seorang jurnalis selalu emnyatakan
kemanusiaan. Memang ada kriteria jurnalistik untuk memilih suatu kejadian atau
124
suatu masalah menjadi berita. Namun pemilihan dan presentasinya sebagai berita,
tidak akan terlepas dari visi dasar serta kerangka referensinya. Dalam makna
itulah media massa senantiasa aktif, kejadian dan permasalah dipilih dan disusun
menjadi berita.
Netralitas Kompas pun seperti sesuatu kamuflase, ini terlihat dari adanya
tidak bertindak sebagai suatu institusi yang netral dalam menyampaikan pesan.
Media bukanlah saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas,
Peristiwa mana yang harus diliput oleh wartawan kemudian dari sisi mana
wartawan menurut pandangan pribadi atau pandangan titipan dari media. Disini,
sejalan dan bisa pula saling berseberangan. Lalu penentuan publikasi akan
mengaburkan dan mengelimirnya. Hal itu terjadi pada peristiwa penembakan dan
utama dalam mengatasi masalah kekerasan yang terjadi di areal PT Freeport dan
Papua.
pada penyelesaian masalah yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan aparat
malah menambah masalah baru. Dan aparat keamanan diharapkan dapat segera
menemukan pelaku penembakan yang selama ini membuat masyarakat cemas dan
takut.
Hal ini mengingat kebijakan pemerintah yang selama ini kita lihat dalam
ditangani dengan cermat oleh pemerintah. Faktanya persoalan ini malah terkesan
jurnalistik. Ini terlihat bagaimana Kompas selalu memposisikan diri sebagai media
televisi swasta. Koran besutan Jakob Oetama dan mendiang P. K. Ojong ini sering
memilih jalur hati-hati ketika berhadapan dengan sebuah isu yang sarat
Kompas memang sering memilih aman, namun inilah yang menjadi kekuatan dan
dasawarsa lebih.
Independen dan objektif merupakan dua kata kunci yang menjadi kiblat
dan klaim setiap jurnalis di seluruh dunia. Dalam melaporkan sebuah peristiwa
atau berita seirang jurnalis harus objektif dan laporan beritanya juga harus
berdasarkan fakta, ini umumnya dilakukan dengan memberi pemisahan yang tegas
konsep cover both sides. Walaupun pada beberapa berita Kompas terkesan
sebagai narasumber yang berperan dalam membela diri. Bagi Kompas cover both
127
sides sesuai dengan arus masyarakat karena mereka ingin memperoleh informasi
dan interpretasi tentang peristiwa serta arah kejadian yang lengkap tidak apriori
memihak, dan karena itu memberikan hormat pada penilaian masyarakat sendiri
sebagai lembaga sosial, pers dikenal ampuh menjadi jembatan komunikasi antara
pihak-pihak kepentingan lainnya (interst group). Pada posisi ini pers berperan
masing kelompok.
128
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kontruksi peristiwa Freeport dalam Kompas dilihat berdasarkan dua isu yang
ditonjolkan Kompas yaitu aksi mogok pekerja dan peristiwa penembakan, yaitu
sebagai berikut :
terhadap PT Freeport.
B. Saran
1. Limitasi atau keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini hanya terbatas pada
analisis teks media saja, tanpa meneliti faktor lain terkait di dalam media yang
pada teks saja. Hal ini bertujuan memberikan temuan-temuan baru terkait
2. Berita pada dasarnya dibentuk lewat proses aktif dari pembuat berita. Khalayak
diharapkan lebih kritis dalam melihat, memahami dan menyikapi sebuah berita
yang dhadirkan media massa. Jadi hendaknya sebuah teks berita tidak ditelan
pemahaman dangkal. Oleh karena itu, khalayak pembaca sebaiknya lebih selektif
dalam memilih media sesuai dengan fakta atau kejadian yang sebenarnya.
130
harian umum nasional yang paling berpengaruh dan memiliki pembaca yang
perkembangan informasi.
131
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2008. “Konstruksi Sosial Media Massa”. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Effendi, Onong Uchjana 2003. “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi”. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Hamad, Ibnu. 1999. “Media Massa dan Konstruksi Realitas”, dalam Jurnal Pantau.
ISAI, 6 Oktober-November 1999.
Littlejohn, Stephen W. & Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi: Theories of Human
Communication”. Edisi Kesembilan. Terjemahan oleh Mohammad Yusuf
Hamdan. Jakarta: Salemba Humanika
Nurudin, 2007. “Pengantar Komunikasi Massa”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Pareno, Sam Abede. 2005. “Media Massa Antara Realitas dan Mimpi”. Surabaya:
Papyrus
Saripudin & Quisyaini Hasan. 2003. “Tomy Winata Dalam Citra Media: Analisis
Berita Pers Indonesia”. Jakarta: JARI.
Siahaan, Hotman M, dkk. 2001. “Pers yang Gamang Studi Pemberitaan Jajak
Pendapat Timor Timur”. Surabaya: Lembaga Studi Perubahan Sosial dan
Jakarta Institut Studi Arus Informasi.
Severin, Werner J dan James W Tankard. 2008. “Teori Komunikasi : Sejarah, Teori
dan Terapan di Dalam Media Massa”
Sobur, Alex. 2009. “Analisis Teks Media : Suatu Pengantar analisis wacana, analisis
semiotika, dan analisis framing”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Vivian, John. 2008. “Teori Komunikasi Massa”. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
http://regional.kompas.com/read/2011/09/15/09025427/Mulai.Hari.Ini.Karyawan.Freep
ort.Mogok.Kerja diakses pada tanggal 19 November 2011
http://nasional.kompas.com/read/2011/11/13/17521224/Dua.Tahun.40.Kali.Penembaka
n.di.Freeport diakses pada tanggal 22 November 2011 pukul 19.45 WITA