Anda di halaman 1dari 82

MAKNA PESAN YANG TERKANDUNG DALAM POSTER FILM ZIARAH

(Analisis Semiotika Roland Barthes )

SKRIPSI

Diajaukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya “Almamater

Wartawan Surabaya” Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun oleh :

JULIZAR EDY SRI PRIHANTO

NIM : 14.31.0100

PEMINATAN : BROADCASTING

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI

ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA

2018

1
LEMBAR PERSETJUAN PEMBIMBING

2
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI

3
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

4
ABSTRAK

Poster merupakan sarana komunikasi terbaik dan paling efektif karena


bersifat mengajak (persuasif). Poster kemudian diperkaya dengan elemen -
elemen desain visual atau desain grafis seperti Tipografi, Teks, Visual, Warna dan
Objek yang memikat perhatian masyarakat atau audience. Serta visual yang
disajikan oleh poster film Ziarah menggambarkan seorang Nenek tua yang duduk
dideretan makam serta memegang sapu lidi seakan - akan menantikan seseorang
yang tak kunjung datang dan menantikan ajal menjemputnya. Penggambaran yang
dituangka pada poster film Ziarah mewakili adanya unsur budaya dari Indonesia,
khususnya budaya dari tanah Jawa karena dalam poster film Ziarah sendiri
terdapat simbol “Keris” yang menggatikan huruf “I” serta didalam poster film
Ziarah terdapat baju kebaya kuno dan kain batik, yang menandakan ciri dari
budaya Indonesia khususnya budaya dari tanah Jawa. Banyak masyarakat yang
tidak memperdulikan budaya, khususnya budaya Indonesia itu sendiri. Serta
didalam poster film Ziarah di dukung dengan adanya objek yang memikat
perhatian masyarakat atau audience yaitu bukit, dan makam yang mengingatkan
kita pada kematian, semua manusia berawal dari tanah dan matipun manusia akan
kembali menjadi tanah. Oleh sebab iu sang pembuat poster film Ziarah secara
tidak langsung mengingatkan kepada manusia agar tidak memikirkan duniawi saja
akan tetapi memikirkan dunia akhirat. Diantara banyaknya poster film lokal yang
dibuat, poster Ziarah berbeda dengan poster film lainnya. Karena dalam poster
Ziarah memasukkan unsur budaya Indoensia khususnya budaya dari tanah Jawa.
Peneliti menggunakan pendekatan analasis semitoika Roland Barthes serta
peneliti menggunakan penelitian komunikasi kualitatif dengan melihat denotasi,
konotasi dan mitos sesuai dengan teori Roland Barthes dalam poster film Ziarah.
Tujuan dari poster film Ziarah ini adalah untuk mengajak mayarakat agar mau
berpartisipasi atau ikut melestarikan budaya Indonesia kuhusnya budaya Jawa.
Dan mengingatkan kepada masyarakat agar mau melestarikan kebudayaan
Indonesia, sehingga kebudayaan tersebut akan selalu ada dan bisa diketahui oleh
penerus – penerusnya.

Kata kunci : Poster film Ziarah, Denotasi, Konotasi, Mitos, semiotika, Roland
Barthes.

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T, karena berkat limpahan rahmat dan

hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Serta tak lupa sholawat

serata salam selalu tercurahkan pada baginda Rasulullah Muhammad S.A.W.

Terimakasih atas pertolongan dan cinta kasih yang tak terhingga diberikan

kepada peneliti. Penyusunan skripsi ini juga tidak akan selesai tanpa ada bantuan,

bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak

langsung.

Skripsi yang berjudul “Makna Pesan Yang Terkandung Dalam Poster Film

Ziarah” ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

program sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - Almamater Wartawan

Surabaya. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi

materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan dalam penyusunan skripsi ini.

Terakhir peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang

beramanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi peneliti

juga. Dalam pembuatan skripsi ini, peneliti telah banyak mendapat bantuan,

dorongan, semangat dan bimbingan. Untuk itu peneliti ingin menyampaikan

terimakasih yang sebesar - besarnya kepada :

6
1. ALLAH S.W.T yang telah memberikan limpahan berkah dan nikmatnya.

2. Orang tua peneliti Ibu Arnesi dan Bapak Sriaji serta kedua kakak peneliti

yang begitu sabar dalam mengajarkan dan membesarkan peneliti. Orang

tua adalah alasan terbesar untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu. Dra. Hernani Sirikit Syah, M.A selaku dosen pembimbing yang penuh

kesabaran karena telah membimbing, meluangkan waktu dan memberikan

saran serta kritikan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Ismojo Herdono, M.Med.Kom selaku ketua STIKOSA - AWS

5. Bapak Jokhanan Kristiyono, S.T., M.Med.Kom

6. Kepada keluarga besar “The Medok’s terimakasih untuk semua

pengalaman serunya selama ini.

7. Fildzah Alif Achmada, Dwi Gusti Trivernando, Mohammad Choirur Rijal,

Dwi Wahyudi, Wijaya Sentosa, Perdana Imam, Paulus Ivan, Dewi

Muti’ah, Yuyun Puspita Sari, Rofiqoh Permata Sari dan semua yang tidak

bisa peneliti sebutkan satu persatu, terimakasih sudah memberikan

semangat dan dukungan dalam mengerjakan skripsi ini.

8. Kepada para angkatan 2014 dan teman - teman STIKOSA - AWS yang

banyak memberikan inspirasi kepada peneliti.

Suarabaya, Februari 2018

Peneliti

7
DAFTAR ISI

Persetujuan Pembimbing Skripsi

Lembar Persembahan

Motto

Kata Pengantar

Abstrak

Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

1.4 Manfaat penelitian

I.4.1 Teoritis ............................................................................................... 8

I.4.2 Praktis ................................................................................................ 9

1.5 Tinjauan Pustaka

I.5.1 Film Sebagai Komunikasi Massa ...................................................... 10

I.5.2 Komunikasi Grafis ............................................................................. 13

I.5.3 Poster Film ......................................................................................... 16

I.5.4 Semiotika ........................................................................................... 19

I.5.5 Semiotika Roland Barthes ................................................................. 20

I.6 Kerangka Berpikir....................................................................................... 27

8
I.7 Metodelogi Penelitian

I.7.1 Metode Penelitian .............................................................................. 28

I.7.2 Jenis Dan Sumber Data ...................................................................... 28

I.7.3 Fokus Penelitian................................................................................. 29

I.7.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................. 29

I.7.5 Teknik Analisis dan Interprestasi Data .............................................. 30

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

2.1 Sinopsis Tentang Film Ziarah.................................................................... 31

2.2 Poster Film Ziarah ..................................................................................... 33

2.3 Informasi Tentang Poster Ziarah ............................................................... 34

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

3.1 Penyajian Data ........................................................................................... 36

3.2 Poster Film Ziarah ..................................................................................... 37

3.3 Tabel Analisis Desain Visual Pada Poster Film Ziarah ............................. 38

3.4 Identifikasi Denotasi, Konotasi dan Mitos ................................................. 48

3.5 Tabel Analisis Semiotikas Roland Barthes ................................................ 49

9
3.6 Makna Keseluruhan Pada Poster Film Ziarah ........................................... 61

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 65

4.2 Saran

4.2.1 Kepada Para Pembuat Poster film di Indonesia .............................. 66

4.2.2 Saran Untuk Peneliti Selanjutnya.................................................... 66

Daftar Pustaka

10
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat sering atau

bahkan merupakan hal utama yang dilakukan oleh setiap individu atau

makhluk hidup yang ada di dunia. Dalam buku Ilmu komunikasi pengantar

milik Mulyana diungkapkan bahwa suatu transmisi informasi, gagasan,

emosi, keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan simbol - simbol,

kata - kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. (Mulyana, 2005 : 62).

Dalam kehidupan sehari - hari komunikasi memiliki berbagai macam wujud

dan bentuknya. Manusia melakukan berbagai macam bentuk komunikasi

dalam kehidupannya, baik komunikasi secara verbal maupun non verbal.

Dengan semakin berkembangnya zaman dan keberadaan teknologi

yang semakin canggih saat ini, komunikasi menjadi semakin lebih

berkembang pesat dengan hadirnya media massa. Media massa inilah yang

terkadang memberi pengaruh yang besar dalam berkomunikasi,

penyampaian pesan atau makna dalam komunikasi lebih cepat tersampaikan

dengan adanya peran media.

Oleh sebab itu ketika kita berbicara tentang komunikasi massa maka

hal itu tidak lepas dari peran media massa, khususnya media massa cetak

yaitu poster. Pada saat sebuah industri khususnya industri perfilman

membuat berbagai film, hal yang tak terlewatkan adalah membuat poster

dari film tersebut.

11
Poster adalah iklan atau pengumuman yang diproduksi secara massal.

Poster ditunjukkan kepada khalayak yang berisikan gambar ilustrasi dengan

warna - warna yang indah dan beberapa teks maupun memuat logo dari film

tersebut. Poster bisa disebut sebagai media utama dalam mempromosikan

suatu karya khususnya dalam bidang perfilman. Sebagian audience yang

datang mengunjungi bioskop untuk menonton film, belum tentu para

audience sudah menonton video trailer dari film tersebut. Oleh sebab itu

para cineas membuat poster yang sesuai dengan film mereka, agar audience

mengerti film apa yang mereka putar.

Keberadaan poster film sangat berpengaruh dalam membangun pesan

atas film tersebut. Sehingga, ketertarikan seseorang terhadap sebuah film

dapat tumbuh ketika melihat posternya. Poster adalah salah satu bagian dari

seni dan desain yang memiliki gaya, aliran maupun trend tersendiri yang

tidak lepas dari teknologi serta gaya hidup dari suatu zaman. (Kusrianto,

2007 : 338).

Poster juga bisa disebut seni desain komunikasi visual karena poster

menggunakan elemen - elemen visual berupa warna, ilustrasi, tipografi, tata

letak, konsep dan penggambarannya. Desain komunikasi visual adalah seni

menyampaikan informasi atau pesan dalam bahasa rupa/visual yang

disampaikan melalui media berupa desain yaitu poster. Penggunaan elemen

visual pada poster film menjadi salah satu cara untuk menaikkan popularitas

film tersebut. (Anggraini Lia dan Nathalia Kirana, 2014 :15).

12
Ada beberapa jenis poster yaitu poster niaga, poster kegiatan, poster

iklan layanan masyarakat, poster pendidikan dan masih banyak lagi. Dalam

pembuatan poster, seorang desain komunikasi visual memegang peranan

penting sebagai konseptor dan pencipta rancangan yang diwujudkan dalam

bentuk bahasa rupa yang komunikatif, efektif, dan informatif, selain itu

dituntut pula untuk berfikir kreatif. Dalam pembuatan poster film harus

memiliki rancangan yang bisa diterima oleh semua khalayak (audience),

seperti halnya dalam memilih warna, gambar, memilih bentuk huruf dan

tidak semata – mata dalam pembuatan poster dibuat asal – asalan tanpa ada

makna dan tujuan. Tujuan poster sendiri untuk mendorong adanya

tanggapan atau respon dari khalayak dan akan lebih baik digunakan sebagai

media diskusi.

Poster film memiliki kelebihan sendiri yaitu dapat menggambarkan

dramatisasi yang berseragaman, berbeda, dan menimbulkan konflik dengan

pandangan khalayak. Fokus dan tema poster sendiri perlu diperhatikan dan

harus memiliki relevasi dengan khalayak agar emosinya bisa ditangkap.

Dalam arti seseorang yang membuat poster atau karya seni harus tampak

hidup dan memiliki kesan emosional dalam membuat poster, agar orang

yang melihat poster memiliki perasaan yang sama ketika melihat poster

tersebut.

Poster juga bisa menjadi sarana iklan, pendidikan, propaganda dan

dekorasi. Di Indonesia sendiri, poster mulanya digunakan untuk

membangkitkan nasionalisme. Poster-poster tersebut merupakan poster

propaganda yang berperan sebagai media pendukung untuk membangkitkan

13
semangat perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Semua orang

menyukai poster, entah itu dari anak – anak atau orang dewasa. Poster

sendiri seperti objek di dinding yang merayu dan memikat orang dengan

permainan warna dan ilustrasi yang sesuai dan mampu mencuri perhatian

orang yang memandangnya. Poster harus dibuat dengan desain yang unik,

mimiliki maksud yang jelas dan tidak bertele - tele, serta bisa

mendeskripsikan atau memberikan informasi yang tepat. Poster harus

mampu menyampaikan informasi atau pesan pada khalayak atau audience

yang sedang sibuk.

Poster merupakan salah satu jenis iklan yang mengunggulkan dalam

penggunaan kata – kata dan gambar untuk menarik pembaca atau audience.

Kata – kata menjadi kekuatan utama dalam poster. Kata – kata yang

disampaikan dalam poster perlu disampaikan secara sederhana serta gambar

yang tidak terlalu kacau. Penulisan kata dalam poster, tidak boleh berbelit –

belit atau bertele - tele. Hal ini dapat memicu pembaca mengalami

kebingungan.

Poster merupakan suatu kalimat menarik dan biasanya berupa gambar

untuk menyampaikan informasi atau himbaun tertentu. Menurut Hamzah

Suleiman (1985) poster adalah gambar yang besar, yang memberi tekanan

pada satu atau dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya

sepintas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa poster merupakan

media gambar yang memiliki sifat persuasif atau bersifat mengajak yang

sangat tinggi karena menampilkan suatu persoalan yang menimbulkan

perasaan ingin tahu yang kuat dari khalayak.

14
Selain memiliki sifat persuasif yang tinggi poster juga memiliki tujuan

untuk mendorong adanya tanggapan atau respon dari masyarakat serta

digunakan sebagai media diskusi. Teks pada poster film biasanya berisi

judul film dalam huruf besar dan terdapat nama - nama aktor. Terdapat pula

tagline, nama direktur, nama pemain, kru pembuat film, tanggal rilis.

Pada umumnya, poster dipasang di tempat – tempat umum, yang

letaknya harus strategis. Biasanya poster film ditampilkan di dalam dan di

luar bioskop, dan di tempat lain seperti jalan raya atau di toko - toko.

Gambar yang sama muncul dalam film dan juga dapat digunakan di situs

Web, kemasan DVD box, brosur, iklan di koran dan majalah.

Hal tersebut penting untuk dilakukan karena sebuah poster akan

memberikan efek terhadap calon penonton. Secara tidak langsung poster

film menjelaskan atau menggambarkan sebuah isi film secara singkat dan

jelas, yang digambarkan oleh elemen-elemen visual poster.

Dalam sebuah poster terdapat komponen dasar yang telah

membentuknya menjadi suatu karya seni atau desain, yaitu “titik, garis,

bidang, bentuk, tipografi, tekstur, dan warna”. Komponen dasar ini juga

dapat disebut unsur visual. Dari unsur visual yang sederhana tersebut, dapat

membentuk sebuah karya seni dan desain. Seperti titik menjadi garis, garis

tersusun membentuk bidang, bidang berlapis membentuk volume, dan

bentuk akhir memiliki tekstur dan warna yang wujudnya figuratif atau non

figuratif, dan rangkaian tipografi membentuk kata.

15
Kata-kata membentuk satu kalimat yang dapat menarik perhatian dan

isi dari karya seni dan desain dapat mempengaruhi atau mengubah sikap dan

perilaku individu atau kelompok sasaran. Makna dari mendesain poster

yaitu keseluruhan dari suatu wujud yang sebelumnya telah terkonsepsikan

yang diapresiasikan kedalam sebuah sarana komunikasi visual yang

melibatkan, elemen – elemen gambar maupun tulisan yang semuanya

tercermin dalam karya – karya seni grafis yang mampu memberikan

informasi – informasi yang kompleks dan tepat. Poster memberikan

penekanan pada perpaduan antara gambar dengan kalimat maupun kata –

kata.

Banyak hal yang mempengaruhi bagus atau tidaknya sebuah poster.

Poster yang baik adalah poster yang mengkombinasikan gambar (prosedur

percobaan), garis, warna, dan kata - kata yang menarik perhatian orang.

(Yuliandi Kusuma. 2009).

Sebelum dipilihnya film Ziarah sebagai objek penelitian, peneliti

memilih berbagai film yang kurang lebih memiliki kandungan yang sama

seperti film Jelangkug, Gasing Tengkorak, Mereka yang tak terlihat.

Peneliti mencapai pada kepastian untuk memilih film Ziarah karena

memiliki simbol - simbol dari budaya Jawa.

Film “Ziarah” berhasil menjadi film yang menarik penontonnya

dengan cerita, serta tidak menghilangkan budaya asli Indonesia khususnya

budaya Jawa. Film Ziarah disutradarai oleh BW Purba Negara, di produksi

tahun 2016. Film ini berhasil masuk dalam empat kategori di ajang

16
penghargaan (AIFFA) Asean International Film Festival 2017. Yakni Best

Film, Best Screenplay, Best Director, dan Best Actress.

Film Ziarah ini berhasil membawa pulang dua penghargaan, yaitu

kategori “Best Screenplay” dan “Spesial Jury Awards”. Film Ziarah ini

berkisah tentang perjalanan Mbah Sri, seorang Nenek yang berusia 95

tahun. Pada saat agresi militer Belanda ke dua di tahun 1948, Mbah Sri

terpisah dengan Prawiro suaminya, yang kala itu pergi untuk berperang.

Setelah perang usai, Prawiro sang suami tak pernah kembali. Puluhan tahun

berlalu, Mbah Sri menjanda hingga masa tuanya. Sahabat - sahabat

terbaiknya mati satu persatu. Semuanya dimakamkan tepat di sebelah

makam suaminya masing-masing.

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur - unsur

besar maupun unsur - unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu

kebudayaan yang bersifat sebagai kesatuan. Definisi kebudayaan yang

diajukan beberapa ahli antropologi seperti C.Wissler, C.Kluckhohn,

A.Davis dan A.Hoebel mengatakan segala tindakan yang harus dibiasakan

oleh manusia dengan belajar (learned behavior). (Koentjaraningrat, 2009

:145).

Poster film Ziarah memang penuh dengan syarat akan makna yang

terkandung didalamnya seperti tulisan “Ziarah” kalau diperhatikan seperti

bahasa Jawa yakni (ha na ca ra ka, da ta sa wa la, pa dha ja ya nya, ma ga

ba tha nga). Tulisan “Ziarah” dicetak dengan tulisan biasa dan setiap

17
hurufnya terdapat garis. Simbol “Keris” menggantikan huruf “I” serta Mbah

Sri yang sedang duduk disebelah makam.

Hubungan antara simbol sebagai penanda dengan sesuatu yang

ditandakan (petanda) sifatnya konvensional. Berdasarkan konvensi itu pula

masyarakat menafsirkan ciri hubungan antara simbol dengan objek yang

diacu dan menafsirkan maknanya. Peneliti ingin mengungkap makna dari

poster film Ziarah, yang dikupas dengan teori disain komunikasi grafis

dengan memakai metode penelitian Semiotika Roland Barthes.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apa makna pesan yang terkandung dalam poster

film Ziarah?”

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna pesan yang

terkandung dalam poster film Ziarah.

I.4 Manfaat Penelitian

I.4.1 Teoritis :

 Penelitian ini dapat memperkaya teori tentang poster film dan

penggunaan metode analisis semiotika dalam penelitian tentang

poster film.

18
I.4.2 Praktis :

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

masyarakat penyuka film dan memberi masukan pada para

pembuat poster khususnya poster film.

19
I.5 Tinjauan Pustaka

I.5.I Film Sebagai Komunikassi Massa

Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass

communication, sebagai kependekan dari mass media comunication,

yang artinya komunikasi yang menggunakan media massa atau

komunikasi yang mass mediated, serta dimana organisasi media

membuat dan menyelenggarakan pesan kepada khalayak (publik). Ada

satu definisi komunikasi massa yang di kemukakan Michael W.

Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) sebagai berikut :

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan

modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat

kepada khalayak.

2. Komunikator menyebarkan pesan - pesannya bermaksud mencoba

berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak dikenal.

3. Pesan adalah milik publik.

4. Sebagai sumber, jaringan, ikatan, atau perkumpulan.

5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penepis informasi)

yang artinya pesan - pesan yang disebarkan atau dipancarkan

dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut.

6. Umpan balik dalam komuniksi massa sifatnya tertunda. (Nurudin.

2007 : 8-9)

Dengan demikian, media massa adalah alat - alat dalam

komunikasi yang bisa menyebar pesan secara serempak, cepat kepada

audience yang luas dan heterogen. Komunikasi massa tidak dapat

20
melepaskan diri dari kehidupan masyarakat secara keseluruhan oleh

karena itu, komunikasi massa pun dapat dipengaruhi oleh kebudayaan

dan peristiwa sejarah. Terkait dengan kehadiran media baru,

komunikasi massa juga akan mengalami perubahan karena adanya

kemungkinan dan tantangan teknologi baru dalam semua tahap - tahap

komunikasi.

Komunikasi massa ditujukkan kepada massa dengan melalui media

massa dan akan lebih mudah, logis apa bila didefinisikan menurut

bentuknya seperti : televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan

pita) (Effendy, Uchjana Onong, 2009 : 21).

Film digunakaan sebagai media yang merefleksikan realitas, atau

bahkan membentuk realitis, cerita yang ditayangkan lewat film dapat

berupa fiksi atau non fiksi. Film sebagai media komunikasi massa

sangat memegang peranan penting. Film adalah media komunikasi yang

bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada

sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Pesan film

sebagai media komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung

dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat

mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan

informasi.

Film sebagai komunikasi massa memiliki pesan yang harus

disampaikan kepada khalayak. Pesan dalam film adalah menggunakan

mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi

pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya. Film juga

21
dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang

menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual atau gambar dan

suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita

banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton sebuah film penonton

atau audience seakan - akan dapat menembus ruang dan waktu yang

dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat mempengaruhi

audience.http://www.e-jurnal.com/2014/01/film-sebagai-media

komunikasi-massa.

22
I.5.2 Komunikasi Grafis

Secara umum pengertian dari komunikasi grafis atau desain grafis

adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan

kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih,

menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan,

dan garis di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan

dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Desain grafis umumnya

diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-lain.

Untuk menginformasikan, mempengaruhi, hingga mengubah prilaku

target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan.

(Anggraini Lia dan Nathalia Kirana, 2014 :15)

Ada pun tujun dari komunikasi grafis yakni untuk menyampaikan

sebuah pesan kepada masyarakat dan menciptakan desain yang

menyampaikan kehendak pengirim pesan. Menurut Jessica Helfand :

merupakan kombinasi komplek kata - kata dan gambar, angka - angka

dan grafik, foto dan ilustrasi yg membutuhkan pemikiran khusus dari

seorang individu yang bisa menggabungkan elemen ini sehingga

menjadi sesuatu yang khusus, mengejutkan atau sesuatu yang mudah

diingat. Serta terdapat elemen - elemen grafis yang dianataranya :

23
1. Garis (Line)

Didefinisikan sebagai titik yang bergerak atau tanda yang dibuat

oleh alat untuk menggambar seperti pensil, ballpoint, pointed brush,

keyboard atau mouse. Serta pada elemen garis ini terdapat 3 kategori

garis yaitu :

 Tipe garis, Merupakan arah garis yang mengacu pada

gerakan garis dari awal sampai akhir, Tipe garis dapat

berupa garis lurus, lengkung ataupun siku - siku.

 Arah garis, Menggambarkan hubungan antara garis dengan

halaman. Arah garis ini berupa garis horizontal, vertikal dan

diagonal

 Kualitas garis, mengacu kepada bagaimana garis itu

digambarkan. Kualitas garis dapat berupa garis tegas, patah-

patah, tebal, tipis, tetap dan berubah-ubah

2. Bentuk (shape)

Merupakan gambaran umum sesuatu, formasi atau jalur yang

tertutup seperti lingkaran, elips, silinder, piramid atau kubus.

 Berdasarkan sifatnya bentuk dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Huruf (Character),

2. Simbol

3. Bentuk nyata (Form)

24
3. Warna

Merupakan kesan yang diperoleh oleh mata dari cahaya yang

dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya. Disebabkan karena

cahaya memiliki spektrum warna, maka manusia dapat mengenali

warna. Panjang gelombang spektrum warna yang dapat dilihat oleh

mata manusia adalah 400 nanometer hingga 700 nanometer, sedangkan

diatas 700 nanometer disebut dengan inframerah dan yang dibawah 400

nanometer disebut dengan sinar ultraviolet, sinar X dan sinar Gamma

4. Kontras

Hubungan antara elemen yang satu dengan elemen yang lain yang

berhubungan dengan kecerahan dan kegelapan sehingga memberikan

citra dan persepsi secara rinci untuk membaca kata atau tulisan pada

layar.

5. Tekstur

Merupakan kualitas permukaan, papan, kertas atau halaman

elektronik. Tekstur dibagi menjadi dua;

 Tekstur Tactile : tekstur yang nyata dimana kita bisa

merasakan permukaannya dengan jari kita

 Tekstur Visual : tekstur ilusi yang memberikan impresi

yang sederhana dari tekstur nyata. (Buku ajar komunikasi

grafis, Jokhanan).

25
I.5.3 Poster Film

Poster pada umumnya dibuat dengan ukuran besar di atas kertas

untuk didisplay pada khalayak. Sebuah poster biasanya berisikan

gambar ilustrasi dengan warna-warna yang indah dan beberapa teks.

Sebuah poster biasanya berguna secara komersial untuk mengiklankan

suatu produk, kegiatan pendidikan, acara entertainment, maupun alat

propaganda. Namun, banyak juga poster yang dibuat hanya untuk

tujuan seni maupun sebagai hiasan. Poster adalah salah satu bagian dari

seni dan desain yang memiliki gaya, aliran maupun trend tersendiri

yang tidak lepas dari tingkat penguasaan teknologi serta gaya hidup dari

suatu zaman. (Kusrianto, 2007:338)

Sebuah poster yang dikatakan estetis, baik, dan benar harus

memiliki kualitas visual yang mempertimbangkan aspek formal dalam

sebuah desain, yaitu material yang terbentuk dari karakter visual dan

karakter struktural, unsur visual yang terdiri dari titik, garis, bidang,

ruang, warna, dan tekstur. Serta unsur perseptual yaitu harmoni,

keseimbangan, kesatuan, intensitas, ukuran dan proporsi, irama serta

arah dan gerak. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan poster

adalah alur baca (movement).

Alur baca yang diatur secara sistematis dapat mengarahkan, mata

pembaca atau audience dalam menelusuri informasi satu bagian ke

bagian lain kedalam poster. Pesan disesuaikan dengan tema yang

diangkat dalam perancangan poster, terlebih dipertimbangkan pada

target audiencenya. Setelah tercapai semuanya, yang perlu

26
dipertimbangkan selanjutnya adalah kesatuan karya (unity). Kesatuan

atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada

keselarasan dari unsur-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya

maupun kaitannya dengan ide yang melandasinya. Kesatuan diperlukan

dalam suatu karya grafis yang mungkin terdiri dari beberapa elemen -

elemen di dalamnya. Dengan adanya kesatuan itulah, elemen-elemen

yang ada saling mendukung sehingga diperoleh fokus dan tujuan yang

ingin dituju. (Wisnu Adisukma, 2012 : 6).

Dalam membuat sebuah karya poster khususnya poster film harus

memiliki ciri - ciri dan syarat yang harus di penuhi yakni:

 Ciri - Ciri :

 Pada umumnya poster terdiri dari berbagai macam warna yang

kuat.

 Poster juga menggunakan bahasa yang singkat, padat dan jelas agar

mudah dipahami oleh audience.

 Agar lebih menarik perhatian poster yang akan disampaikan

sebaiknya disertai dengan gambar. Supaya audience tertuju pada

poster yang di buat.

 Syarat :

 Poster wajib menggunakan bahasa yang cepat dipahami.

 Poster harus mampu menarik minat khalayak.

 Poster harus mempergunakan bahan yang tidak mudah rusak.

27
 Jenis font sebaiknya adalah jenis yang mudah dibaca dan

dengan size yang besar.

Poster merupakan salah satu media promosi atau iklan yang efektif

dan juga bagian dari seni grafis yang memiliki gaya, aliran, maupun

trend tersendiri yang tidak lepas dari suatu zaman. Oleh karena itu

poster dibuat untuk menyampaikan pesan atau informasi. Poster film di

sebut juga dengan poster Film Industri yaitu film sangat memanfaatkan

poster untuk mempopulerkan film - filmnya. Hingga kini poster film

dibuat dengan menggunakan teknologi dan profesionalisme yang sangat

tinggi karena melibatkan ke mampuan finansial yang sangat luas. Maka

poster menjadi elemen dalam desain komunikasi visual.

28
I.5.4 Semiotika

Secara etimologis, istilat semiotika berasal dari kata yunani

Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai

suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat

dianggap mewakili sesuatu yang lainnya. Secara definitif, istilah

semiotika berasal dari kata seme (Yunani) yang berarti penafsiran tanda.

Karena itu, semiotika atau semiologi (istila yang digunakan Saussure)

diartikan sebagai ilmu yang mengkaji tanda - tanda dalam kehidupan

manusia. Tetapi secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan

sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek - objek, peristiwa -

peristiwa dan seluruh kebudayaan sebagai tanda. ( Indiawan Seto,

2011:5)

Lebih jelasnya lagi semiotika adalah suatu disiplin yang

menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana sign

‘tanda - tanda’ dan berdasarkan sign system (code) ‘sistem tanda’

(segers, 2000 : 4). Tanda - tanda itu hanya mengemban arti (significant)

dalam kaitannya dengan pembacanya. Pembaca itu lah yang

menghubungkan tanda dengan apa yang ditandakan (signifie) sesuai

dengan konvensi dalam sisitem bahasa yang bersangkutan. (Sobur,

2009 : 16 - 17)

Semiotika bertujuan untuk mengetahui makna - makna yang

terkandung dalam sebuah tanda atau menafsirkan makna tersebut

sehingga diketahui bagaimana komunikator mengkonstruksi pesan.

29
Konsep pemaknaan ini tidak terlepas dari perspektif atau nilai-nilai

ideologis tertentu serta konsep kultural yang menjadi ranah pemikiran

masyarakat.

I.5.5 Semiotika Roland Barthes

Semiotika atau dalam istilah Bartesh yaitu, semiologi pada

dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan “humanity”

memaknai hal - hal (things). Memaknai (to signified) Dalam hal ini

tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to

communicate). memaknai berarti bahwa objek - objek tidak hanya

membawa informsai.

Tanda - tanda (sign) adalah basis dari seluruh komunikasi. Dengan

tanda seseorang mencoba mencari keteraturan di tengah - tengah dunia

yang centang perenangan ini, setidaknya agar manusia sedikit punya

pegangan “apa yang dikerjakan oleh semiotika adalah mengajarkan kita

bagaimana menguraikan aturan - aturan tersebut dan membawanya pada

sebuah kesadaran” ujar pines (Sobur, 2009, 16)

Tanda itu sendiri dalam pandangan Saussure, merupakan

manifestasi konkret dari citra bunyi dan sering diidentifikasikan dengan

citra bunyi itu sebagai penanda. Jadi penanda dan petanda merupakan

unsur - unsur mentalistik, serta bersifat aritrer (bebas), baik secara

kebetulan maupun ditetapkan. (Sobur, 2009 : 32)

30
Menurut Pierce, sebuah analisis tentang esensi tanda mengarah

pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya. Pertama

dengan mengikuti sifat objeknya, ketika kita menyebut tanda sebagai

ikon. Kedua menjadi kenyataan dan keberadaanya berkaitan dengan

objek visual. Ketiga, kurang lebih perkiraan yang pasti bahwa hal ini

diinterpretasikan sebagai ojek denotasi sebagai akibat dari suatu

kebiasaan ketika kita menyebut tanda sebagai simbol (Sobur, 2009 : 35)

Salah satu area penting yang dirambah Barthes dalam studinya

tentang tanda adalah peran pebaca (the reader). Konotasi, walaupun

merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktifan pembaca agar dapat

berfungsi. Sistem Barthes ini disebut dengan konotasi, yang di dalam

Mythogies-nya secara tegas ia bedakan dari denotasi atau sistem

pemaknaan tataran pertama. (sobur, 2009 : 68 - 69)

1. Signifier (penanda) 2. Signified (petanda)

3. Denotative sign (tanda denotasi)

4. Connotative Signifier 5.ConnotativeSignified

(penanda konotasi) (petanda konotasi)

6. connotative sign (tanda konotasi)

Tabel 1.1

Peta tanda Roland Barthes.

31
Dari peta Barthes diatas terlihat bahwa tanda denotasi (3) terdiri

atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan,

tanda denotasi adalah juga penanda konotasi (4). Dengan kata lain hal

tersebut merupakan sebuah usur material seperti halnya jika anda

mengenal tanda “singa” barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan

dan keberanian menjadi mungkin. Jadi, dalam konsep Barthes, tanda

konotasi tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga

mengandung kedua bagian tanda sedngkan denotasi yang melandasi

keberadaannya. (Sobur, 2009 : 69).

Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai

makna harfiah, makna yang “sesungguhnya”. Bahkan kadang kala juga

dirancukan dengan referensi atau acuan. Dalam kerangka Barthes,

konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebut sebagai “mitos”

yang berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran

bagi nilai - nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.

(Sobur, 2099 : 70 - 71)

Mitos dalam pandangan Barthes berbeda dengan konsep mitos

dalam arti umum. Barthes mengemukakan mitos adalah sistem

komunikasi, bahasa dan sebuah pesan. Dalam uraiannya, ia

mengemukakan bahwa mitos dalam pengertian khusus ini merupakan

perkembangan dari konotasi.

32
Barthes juga mengatakan bahwa mitos merupakan sistem

semiologi, yakni sistem tanda - tanda yang dimaknai manusia, Contoh

mitos dalam pandangan Barthes; anggur (wine) adalah minuman

berakohol yang terbuat dari buah Angur. Anggur dimaknai sebagai ciri

ke-Perancis-an yang diberikan masyarakat dunia pada jenis minuman.

Dengan contoh ini Barthes ingin memperlihatkan bahwa gejala suatu

budaya dapat memperoleh konotasi sesuai dengan sudut pandang suatu

masyarakat. Jika konotasi itu sudah mantap, maka ia menjadi mitos,

sedangkan mitos yang sudah mantap akan menjadi ideologi. (Barthes,

dalam Rusman, 2005; Nawiroh, 2014 : 29)

Yang menjadi alasan atau pertimbangan Barthes memampatkan

ideologi dengan mitos ia memampatkan ideologi dengan mitos karena,

naik di dalam mitos maupun ideologi, hubungan antara penanda

konotasi dan petanda konotasi. Mitos tidak hanya berupa pesan yang

disampaikan dalam bentuk verbal (lisan atau pun tulisan) namun juga

dalam berbagai bentuk lain atau campuran antara bentuk verbal dan

nonverbal. Misalnya dalam bentuk film, lukisan, fotografi, iklan,

komik. Barthes juga memahami ideologi sebagai kesadaran palsu yang

membuat orang di dalam dunia yang imajiner dan idela, meski realitas

hidupnya yang sesungguhnya tidaklah demikian. (Sobur, 2009 : 71,

224)

33
Mitos berarti cerita - cerita anonim mengenai asal mula alam

semesta dan nasib serta tujuan hidup. Penjelasan - penjelasan yang

diberikan oleh suatu masyarakat kepada anak - anak mereka mengenai

dunia, tingkah laku manusia, citra alam, dan tujuan hidup manusia, dosa

dan penyucian, firdaus dan akhirat.

Pada dasarnya semua hal dapat menjadi mitos timbul untuk

sementara waktu dan tenggelam untuk waktu yang lain karena

digantikan oleh berbagai mitos lain, mitos menjadi pegangan atas tanda

- tanda yang hadir dan menciptakan fungsinya sebagai penanda pada

tingkatan yang lain.

Secara singkat kita dapat menyatakan bahwa analisis semiotika

merupakan cara atau metode untuk menganalisis dan memberikan

makna - makna terhadap lambang - lambang yang terdapat suatu pesan

atau teks. Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang

produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya

enam faktor dalam komunikasi diantaranya, pengirim, penerima kode,

sistem tanda, pesan, saluran komunikasi, acuan yang dibicarakan.

Sementara semiotika signifikasi tidak “mempersoalkan” adanya tujuan

berkomunikasi. (Indiawan Seto, 2011: 6-7)

Memaknai berarti menunjukkan bahwa objek - objek tidak hanya

membawa informasi, dalam hal dimana objek - objek itu hendak

berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda

(Barthes, 1988:179; Kurniawan, 2001:53; Sobur, 2009:15). Dalam

34
aspek ini peneliti akan memaknai tanda-tanda dalam bentuk visual yang

dikomunikasikan melalui sebuah poster film Ziarah. Yang dimana

didalam poster film Ziarah tersebut terdapat unsur denotasi, konotasi

dan mitos.

Serta di dalam poster film Ziarah terdapat pula adat khususnya adat

Jawa. Poster film Ziarah penulis menggunakan kode “Gnomik”

merupakan kode kultural yang mengacu pada teks ke benda - benda

yang telah diketahui dan berada didalam suatu lingkup budaya.

Seperti yang diteliti oleh penulis dalam poster Ziarah kata “I”

digantikan oleh benda yaitu “Keris”. Dengan paparan kode-kode

menurut Roland Barthes, penelitian ini akan bertumpu pada aspek

tersebut untuk melihat bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos

yang digambarkan didalam poster film Ziarah.

Setidaknya ada tiga unsur utama dalam analisis semiotika yang

dikembangkan Barthes yaitu :

 Makna Denotasi : Tingkat pertandaan yang menjelaskan

hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna

eksplisit, langsung, dan pasti. Makna ini tidak bisa dipastikan

dengan tepat, karena makna denotasi merupakan generalisasi.

Dalam semiotika Barthes, ia menyebutnya sebagai denotasi yaitu

makna yang paling nyata dari tanda (sobur, 2009:70)

35
 Makna Konotasi : Istilah konotasi digunakan Bathes untuk

menunjukkan signifikasi tahap kedua. Kata “konotasi” sendiri

berasal dari bahasa latin “connotare” yang memiliki arti “menjadi

tanda” serta mengarah pada makna. Makna konotasi adalah

gabungan antara makna denotasi dengan segala gambar, ingatan da

perasaan yang muncul ketika indera kita bersinggungan dengan

petanda. (Revandhika, 2017 : 32 - 33)

 Mitos : Dalam kerangka Barthes, konotasi identik

dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai mitos dan

berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikaan pembenaran

bagi nilai - nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode

tertentu, jadi mitos memiliki tugasnya untuk memberikan sebuah

justifikasi ilmiah kepada kehendak sejarah, dan membuat

kemungkinan tampak abadi (sobur, 2009 : 71). Selain itu, dalam

mitos biasanya terdapat pola tiga dimensi penanda, petanda, dan

tanda.. Mitos biasanya dianggap sama dengan dongeng, dan

dianggap sebagai cerita yang aneh serta sulit dipahami maknanya

kalau diterima kebenarannya karena kisahnya irasional. Terkadang

manusia banyak bertanya - tanya tentang segala hal yang terjadi

dalam kehidupannya sehari -hari. Menurut mitologi Yunani,

pertanyaan - pertanyaan manusia tentang kejadian dialam semesta

sudah dijawab, namun dikemas dalam bentuk mitos. (Revandhika,

2017 : 34)

36
I.6 Kerangka Berpikir

Hubungan Poster Film dengan Film.

Poster Film Ziarah

Teori Disain Grafis


Analisis Semiotika
 Tipografi Roland Barthes
 Teks
 Denotatis
 Visual
 Konotatis
 Warna
 Mitos
 Objek

Diskriptif Kualitatif

Kesimpulan

Makna pesan yang terkandung dalam poster film


Ziarah

37
I.7 Metodologi Penelitian

I.7.I Metode penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan dengan pendekatan

kualitatif, yaitu suatu penelitian yang menggunakan latar alamiah.

Tujuannya menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan

jalan melibatkan berbagai metode yang ada. (Moleong, 2006 : 5).

Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami denomena apa yang

dialami oleh subjek penelitian, misalnya prilaku, persepsi, motovasi dan

bahasa, pada suatu konteks yang khusus alamiah dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah. (Sugiyono, 2007 : 7)

Penelitian ini menggunakan metode semiotika Roland Barthes

yaitu sebagai sebuah ilmu yang mengkaji tanda - tanda yang ada di

dalam suatu poster film Ziarah yaitu untuk mencari makna denotasi,

konotasi serta mitos.

I.7.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif adalah

berupa kata - kata, gambar dan bukan angka - angka. Sumber data yang

digunakan dibagi menjadi dua, yakni data primer dan sekunder.

 Data Primer

Berupa bahan yang menyusun objek analisis penelitian dan

meupakan apa saja yang diteliti. Sebagai data utama, peneliti

menggunakan sumber data berupa poster film Ziarah

38
 Data Sekunder

Data yang diperoleh dari buku, artikel, jurnal ilmiah dan teori -

teori yang relevan yang berkaitan dengan komunikasi serta poster film

untuk mendukung penelitian.

I.7.3 Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada makna dan pesan yang terkandung

dalam poster film Ziarah. Peneliti akan melihat bagaimana makna dan

pesan yang terdapat dalam poster film Ziarah yang dibuat oleh BW

Purba Negara.

I.7.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapat

data. Tanpa menggunakan teknik pengumpulan data maka penelitian

tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan. (Sugiyono, 2015 : 224)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk menganalisis

poster film Ziarah adalah dengan mengambil data premier yaitu poster

film Ziarah , sedangkan data sekunder diperoleh dari browsing internet

dan studi pustaka yang dilakukan peneliti.

39
1.7.5 Teknik Analisis dan Interprestasi Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun data

secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan,

dan bahan bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya

dapat di informasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2015 : 244)

Analisis dan interpretasi data dalam skripsi ini dilakukan

berdasarkan analisis model semiotika Roland Barthes. Data analisis

yang diperoleh peneliti adalah data primer berupa ‘Print Screen’ (poster

film Ziarah) akan dianalisis menggunakan tiga tingkatan pemaknaan

Barthes yakni tingkatan denotasi, konotasi dan mitos dengan cara

mencari kecocokan tanda yang berupa visual tersebut. Poster yang di

gunakan sebagai sampel dianalisis secara spesifik lewat warna, objek,

bentuk dan judul dari poster film Ziarah tersebut.

40
BAB II

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

2.1 Sinopsis tentang film Ziarah

Ziarah adalah sebuah film yang naskahnya ditulis dan disutradarai

oleh sutradara asal Yogyakarta, BW Purba Negara. Film ini berkisah

mengenai Mbah Sri yang berkelana untuk mencari makam suaminya, yang

diduga tewas saat Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948. Tokoh utama

film ini diperankan oleh Mbah Ponco Sutiyem, yang sudah menginjak usia

95 tahun. Sosok Mbah Ponco Sutiyem sendiri bukanlah seorang aktris yang

sering terlihat di layar kaca Indonesia. Ia hanyalah seorang petani biasa,

namun dia mampu membuat penonton tersentuh dengan aktingnya di film

ini. Dalam film Mbah Ponco, yang berperan sebagai Mbah Sri, harus

menaiki bukit dan gunung, menyusuri waduk, hingga pelosok desa, untuk

mencari makam suaminya, seorang tentara bernama Prawiro Sahid.

Saat Agresi Militer Belanda ke-2 pada tahun 1948, Mbah Sri

terpisah dari suaminya yang bernama Prawiro. Waktu itu, kota Yogyakarta

sebagai ibu kota Republik Indonesia sedang diserbu oleh Belanda. Kala itu

Prawiro pamit pergi berperang melawan pasukan Belanda. Setelah perang

usai, Prawiro tak pernah kembali pulang.

Puluhan tahun pun berlalu, Mbah Sri menjanda hingga masa

tuanya, Sahabat-sahabat terbaiknya pun meninggal satu per satu. Semuanya

dimakamkan di sebelah makam suami masing - masing. Mbah Sri berharap

41
bisa menemukan, satu petak tanah di sebelah makam orang yang

dicintainya. Sayangnya, Mbah Sri tak tahu di mana makam suaminya. Suatu

sore, secara tidak sengaja Mbah Sri bertemu seorang veteran tentara yang

mengenal Prawiro dia mengaku mengetahui dimana Prawiro ditembak

Belanda pada tahun 1949.

Film Ziarah ini lebih banyak bercerita tentang perjalanan Mbah Sri

yang menyusuri lembah, gunung, perbukitan, dan berbagai bentang alam di

pelosok - pelosok desa demi mencari makam sang suami. Bagi Mbah Sri,

perjalanannya mencari makam sang suami ini tidak sekadar menjadi

perjalanan menyusuri sejarah cintanya, akan tapi juga menyusuri luka - luka

sejarah bangsanya. Perjalanan ini berujung pada sebuah temuan fakta yang

menyakitkan. Baginya rasa sakit itu berkah, karena dari situ ia bisa belajar

tentang hakikat pasrah.

Dengan sikap pasrah itulah, ia berhasil mengais satu bentuk

kemenangan, bahkan ketika ia terpuruk dalam kekalahan. Sikap pasrahnya

membuatnya berhasil menemukan cinta dengan cara yang tak pernah ia

duga. Film Ziarah yang dirilis pada 18 Mei 2017 dan disutradarai oleh BW

Purba Negara ini mendapatkan 4 nominasi di kejuaraan film dunia atau

(AIFFA) ASEAN International Film Festival Award 2017. Film Ziarah juga

mendapakan rating 3.7 pada situs “letterboxd”. Situs ini menilai film

menggunakan bahasa Rating dengan memberikan indikasi angka 0.0 – 10.0,

semakin besar angka yang diperoleh maka semakin bagus kualitas film

tersebut. https://letterboxd.com

42
2.2 Poster Film Ziarah

43
Poster film merupakan medium yang efektif untuk mempromosikan sebuah

karya film. Poster dirancang untuk menarik perhatian sekaligus menyampaikan

informasi. Umumnya poster terdiri dari teks dan elemen visual. Dalam suatu

poster terkandung elemen - elemen yang saling terhubung. Elemen - elemen

tersebut adalah ilustrasi, warna, tipografi, dan tata letak/ layout.

Pada poster fim Ziarah digambarkan seorang nenek yang tua duduk didekat

deretan makam. Dia memakai baju kebaya tempo dulu, dan kain batik. Di poster

ini sang Nenek membawa sapu lidi dengan mimik wajah menunggu seseorang.

Selain itu, poster ini menggunakan latar belakang makam serta bukit dan awan.

Huruf “I” pada kata Ziarah diganti dengan gambar “keris”.

 Informasi Tentang Poster

 Format : Portrait

 Bahan : Glossy Photopaper 210-230 gsm / Artpaper 210-230gsm

 Ukuran : 60,9x91,4 cm dan 68,6x99cm. (Yuliandi, 2009)

 Isi Poster Film Ziarah

 Headline = Ziarah

 Foto tokoh utama = Seorang nenek yang sedang duduk di

samping makam

 Background / setting = Perbukitan, makam dan awan

 Informasi tentang film = Poster film Ziarah yang di sutradarai oleh

BW Purba Negara dan bekerja sama dengan

limaenam film, Lotus Cinema, Hide Project

film dan super 8mm studio dan terdapat

44
nama tokoh pemaian di dalam poster film

Ziarah yakni Ponco Sutiyem, Rukman

Rosadi, Ledjar Subroto, Juga terdapat

sebuah moto di dalam poster film Ziarah

yang mengatakan “ Tentang Cinta Yang

Tak Biasa, Tentan Kenangan Yang Hilang

Arah Dalam Sejarah”.

Didalam poster film Ziarah juga menyertakan berbagai

nominasi diantaranya : Nominasi Penulis Skenario – Festival Film

Indonesia 2016, Nominasi Aktris Terbaik – ASEAN International

Film Festival and Awards (AIFFA) 2017, Nominasi Sutradara

Terbaik – ASEAN International Film Festival and Awards

(AIFFA) 2017, Nominasi Film Terbaik – ASEAN International

Film Festival and Awards (AIFFA) 2017, Nominasi Film Terbaik

Apresiasi Film Indonesia 2016, Kompetisi Film – Jogja Netpac

Asian Film Festival 2016, Seta terdapat tanggal dirilisnya film

Ziarah.

45
BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

3.1 PENYAJIAN DATA

Pada bab ini disajikan hasil analisis dan interprestasi data yang dilakukan

pada poster film Ziarah. Dimana peneliti akan memaparkan data yang akan

digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Dengan menggunkan metode

denotasi, konotasi serta mitos sesuai dengan teori Roland Bartesh.

Simbol dalam poster film Ziarah sebagai penanda dengan sesuatu yang

ditandakan (petanda) yang sifatnya konvensional. Berdasarkan konvensi itu

pula masyarakat menafsirkan ciri hubungan antara simbol dengan objek

yang diacu dan menafsirkan maknanya. Dalam poster film Ziarah terdapat

simbol “Keris” yang menggantikan huruf “I”, baju kebaya tempo dulu serta

deretan makam dan bukit sebagai backgroundnya. Po film Ziarah memiliki

berbagai elemen - elemen desain visual seperti “Tipografi, Text, Visual,

Warna serta objek”.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis dalam beberapa tahapan,

yaitu :

1. Analisis pada desain visual poster film Ziarah.

2. Identifikasi pada poster film Ziarah menggunakan semiotika yaitu

denotasi, konotasi dan mitos sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Roland Bartesh.

3. Makna keseluruhan pada poster film Ziarah.

46
3.2 POSTER FILM ZIARAH

47
3.3 TABEL ANALISIS DESAIN VISUAL PADA POSTER FILM

ZIARAH :

No Gambar / Visual Keterangan

1 Suatu ilmu dalam memilih

dan menata huruf dengan

pengaturan penyebarannya
Tipografi
pada ruang - ruang yang

tersedia, untuk menciptakan

kesan tertentu, sehingga

dapat menolong pembaca

untuk mendapatkan

kenyamanan dalam membaca

(Jokhanan Kristiyono).

Judul poster film Ziarah

ditempatkan pada posisi Rata

Tengah (Center) untuk

mempermudah audience

membaca, serta mempermuda

mencuri perhatian audience.

Dalam judul poster Ziarah,

terdapat bayangan yang

menempel pada setiap huruf

48
Ziarah, seakan - akan

mempertegas bahwa film

yang mereka sajikan syarat

akan makna budaya Indonesia

khususnya budaya Jawa.

Yang dipertegas dengan

adanya simbol “keris” yang

menggantikan huruf “I”.

2 Serangkaian kata atau kalimat

yang disusun dengan cara

tertentu dan juga sebagai

penyampaian suatu pesan

atau informasi

Dalam poster film Ziarah

terdapat nama pemain, nama

studio yang bekerja sama

dengan BW Purba Negara,

penghargaan yang

terpampang sangat jelas di


Text
samping makam dan tak lupa

tanggal dilirisnya film

Ziarah.

Dalam poster Ziarah terdapat

49
quotes “tentang cinta yang

tak biasa, tentang kenangan

yang hilang arah dalam

sejarah” yang memiliki arti

cinta yang tak lekang oleh

waktu dan zaman. Yang

didukung dengan warna putih

yang menandakan kesucian.

3 Poster film Ziarah terletak di

posisi tengah dengan poster -

poster lainnya yang akan

tayang di bioskop. Tulisan

judul Ziarah memiliki warna

tulisan secara keseluruhan

berwarna putih. Poster Ziarah

memiliki ukuran A0 Size 841

x 1189 mm.
Visual
Semua kreator pembuat

poster harus pandai dalam

memvisualisasikan karya

mereka. Terutama poster film

dimana harus pandai dan

kreativ dalam memadukan

50
warna dan gambar, agar

audience tertarik untuk

melihatnya.

Sang pembuat poster film

harus pandai dalam

menuangkan suasana tentang

film yang dibuatnya.

Seperti film yang bergenre

“Horror” maka poster yang

harus dibuat terlihat

“menyeramkan,menakutkan”.

Sedangkan film yang

bergenre “action” poster yang

di buat harus terlihat “keren”.

Dalam poster film Ziarah

memasukkan unsur visual

yang mewakili budaya Jawa.

Yang terlihat dari adanya

simbol “keris” yang

menggantikan huruf “I”, baju

kebaya kuno dan batik.

Poster film Ziarah memiliki

51
warna yang full colours.

secara rinci dapat

dikategorikan sebagai berikut

ini :

 Warna Latar : Warna

latar yang terdapat dalam

poster film Ziarah

didominasi warna biru.

Selain warna biru

terdapat pula warna hijau

pada bukit, warna putih

pada tulisan Ziarah dan

awan, warna merah pada

gambar bunga yang

terdapat dalam motif

kebaya, warna ungu pada

kain batik dan warna abu

- abu kehitaman pada

makam.

52
4 Warna yang dimaksudkan

disini adalah warna yang

melatari serta mendominasi

tampilan poster Ziarah yang

digunakan sebagai obyek

penelitian.

Pada akhirnya keseluruhan

dari warna yang muncul akan

menampilan makna yang


Warna secara implisit terdapat dalam

tampilan poster Ziarah

tersebut.

Adapun jenis warna yang

terdapat pada poster Ziarah

diantaranya :

 Putih : Awan, Judul

Ziarah, bekerja sama,

Nominasi, kelopak

bunga. Rambut,

tanggal liris.

 Yang memiliki makna

kesucian dan

53
kebersihan.

 Biru : Awan, tali

rafiah.

 Yang memiliki makna

damai dan

menyejukkan.

 Hijau Muda, tua :

Rumput, motif pada

baju kebaya (daun).

 Yang memiliki makna

menyejukkan dan

riang.

 Kuning : Rumput.

 Yang memiliki makna

menghangatkan.

 Abu - abu : Batu nisan,

Baju kebaya.

 Yang memiliki makna

memberi kesan humor

54
dan kreatifitas.

 Hitam : makam.

 Yang memiliki makna

Hampa, Duka dan

Misterius

 Coklat : kain batik,

sapu lidi, kulit Nenek.

 Yang memiliki makna

Keakraban dan Rasa

Aman.

 Merah : Bunga mawar,

motif batik.

 Yang memiliki makna

keberanian, kekuatan

dan semangat.

 Ungu : motif pada kain

batik.

 Yang memiliki makna

Keaakraban dan Rasa

55
Aman.

 Orange : Motif bunga

pada kebaya.

 Yang memiliki makna

Kehangatan,

Kenyamanan

5 Poster film Ziarah memiliki

beberapa objek yang

mendukung adanya unsur

kebudayaan Indonesia,

terutama kebudayaan ditanah

Jawa yang didukung adanya

objek “keris, kain batik dan

kebaya kuno”

Serta didalam poster film

56
Ziarah ada beberapa objek

yang mendukung seperti

“bukit, Nenek tua, serta

makam yang berdampingan”

Objek

57
3.4 IDENTIFIKASI DENOTASI, KONOTASI DAN MITOS

Pada poster film Ziarah terdapat “keris” yang menggantikan huruf “I”.

Tanda keris yang berwarna putih pada posisi kiri, memiliki maksud dan

tujuan agar audience melihat poster film Ziarah langsung tertuju pada

“Keris” serta mempertegas kepada audience bahwa film yang mereka

tayangkan merupakan film yang mengenai budaya Indonesia, khususnya

budaya dari tanah Jawa. Selain itu poster film Ziarah menempatkan gambar

seorang Nenek tua yang duduk di sebelah makam yang berdampingan

dengan membawa sapu lidi serta background bukit dan langit yang cerah.

Poster film Ziarah didominasi dengan warna full colour hal ini

dikarenakan untuk menunjukkan kepada audience bahwa hidup penuh

dengan warna warni. Penempatan unsur - unsur yang sesuai dan pas dengan

objek utama yaitu Nenek tua dan “Keris”, tampilan poster Ziarah tersebut

juga sangat menunjang dalam pemaknaan pesan. Pada poster Ziarah

terdapat kata - kata mutiara (quotes). Hal ini menunjukkan bawa hidup

didunia ini harus tetap bersyukur walaupun harus melewati berbagai lika

liku kehidupan dan jangan pernah menyerah atau putus asa dalam

menggapai cita - cita.

Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti kali ini, menggunakan

denotasi, konotasi serta mitos dalam teori yang di kemukakan oleh Roland

Bartesh. Pada poster Ziarah dapat di identifikasi-kan beberapa makna

denotasi, konotasi serta mitos yang ada di dalam poster film Ziarah yang di

jabarkan dalam tabel analisis semiotika milik Roland Bartesh berikut ini :

58
3.5 TABEL ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTESH

Potongan Gambar

Tabel 3.1 Potongan Gambar 1

Signifier Signified

(Penanda) (Petanda)

Langit biru Langit yang cerah dan tak

berawan

Tanda Denotatif/ Penanda Konotatif Petanda Konotatif

Hamparan langit biru menyejukkan yang tidak diselimuti Penuh dengan sukacita dan

awan atau mendung tidak ada kedukaan

Tanda Konotatif

Tidak ada kesedihan atau kemurungan yang sedang menyelimuti

Tabel 3.2 Penerapan Tanda Barthes

59
Makna Denotasi Makna Konotasi Makna Mitos

Ruang luas berwarna biru Nampak suka cita tanpa Sesuatu yang

terang yang terbentang di diselimuti kedukaan menyejukkan atau damai

atas bumi tanpa berawan memberikan kesan suka

cita

Tabel 3.3 Penggolongan Makna

Secara umum langit adalah atmosfer bumi dan tempat untuk menaungi

segala yang ada di atas bumi mulai dari matahari, bulan serta bintang.

Dalam poster film Ziarah sendiri digambarkan langit sebagai atap rumah

sejati manusia dan senantiasa menemani manusia yang tinggal dibumi.

Pembuat poster film Ziarah memasukkan gambar langit bertujuan untuk

memberi tahu kan kepada audience bahwa setiap perjalanan hidup yang

dilalui, langit senantiasa untuk menemani. Gambar langit yang ada didalam

poster film Ziarah memadukan warna biru muda, biru tua dan putih yang

sangat serasi untuk membuat audience terpanah.

60
Potongan Gambar

Tabel 3.4 Potongan Gambar 1

Signifier Signified

(Penanda) (Petanda)

Keris Senjata kuno dari zaman

dulu

Tanda Denotatif/ Penanda Konotatif Petanda Konotatif

Senjata yang dipenuhi dengan aura mistis Senjata tingkatan paling

atas atau tertinggi

Tanda Konotatif

Senjata yang dilestarikan hingga saat ini

Tabel 3.5 Penerapan Tanda Barthes

61
Makna Denotasi Makna Konotasi Makna Mitos

Segala hal yang kita Kesetiaan dalam Melambangkan kealiman,

gunakan untuk mencari berpegang teguh (pada kewibawaan dan

rizki atau untuk janji, pendirian) kedekatan antara pemilik

menyakiti seseorang. keris, makhluk halus dan

sang pencipta

Tabel 3.6 Penggolongan Makna

Keris adalah senjata kuno dari peninggalan zaman dulu yang sakti dan

mandraguna. Keris sendiri memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran

serta penutup keris (sarung) yang berbeda - beda. Keris memiliki arti dan

tujuan yang berbeda - beda tergantung seseorang yang memiliki keris,

misalnya keris bisa sebagai pajangan di rumah, sedangkan orang yang

memiliki ilmu “magic” bisa menjadi senjata yang sakti untuk melindungi

pemiliknya dari marah bahaya.

Pembuat poster film Ziarah memasukkan simbol keris yang menggantikan

huruf “I” memiliki maksud dan tujuan untuk menunjukkan bahwa film yang

mereka tayangakan berbau budaya Indonesia khususnya budaya Jawa. Keris

dalam poster film Ziarah menggunakan warna putih yang memiliki arti

kesucian. Karna terdapat simbol “keris”, Keris sediri telah menjadi ikon

bagi budaya Jawa, karena keris pasti berhubungan dengan ilmu - ilmu yang

sakti terutama bagi orang Jawa (kejawen). Menurut pandangan orang yang

beanggapan jika berhadapan atau membuat kesalahan dengan orang Jawa

(kejawen) maka akan tertimpa sial seumur hidup, kecuali orang yang

membuat salah meminta maaf.

62
Potongan Gambar

Tabel 3.7 Potongan Gambar 2

Signifier Signified

(Penanda) (Petanda)

Bukit hijau Gundukan tanah dengan

rerumputan yang hijau

Tanda Denotatif/ Penanda Konotatif Petanda Konotatif

Tumpukan tanah yang dipenuhi rumput-rumput hijau Nuansa alam yang masih

asri

Tanda Konotatif

Tempat untuk menenangkan jasmani dan rohani.

Tabel 3.8 Penerapan Tanda Barthes

63
Makna Denotasi Makna Konotasi Makna Mitos

Tumpukan tanah yang Tempat yang indah. Dipercaya menimbulkan

lebih tinggi dari pada ras damai dan sejahtera.

tempat sekelilingnya, dan

lebih rendah daripada

gunung

Tabel 3.9Penggolongan Makna

Bukit secara harfiah adalah tempat untuk menenangkan diri dari berbagai

aktivitas yang di jalani. Tidak hanya disungai, air terjun, goa serta gunung

tetapi bukit juga bisa sebagai tempat untuk bermeditasi. Poster film Ziarah

memakai gambar visual bukit yang menceritakan tentang lika liku

kehidupan yang di jalani Mbah Sri tokoh utama dalam film Ziarah, beliau

rela mendaki bukit, melewati halangan dan rintangan demi mencari makam

sang suami tercinta.

Maksud dan tujuan dari poster film Ziarah ini memakai latar belakang

bukit yang naik dan turun adalah untuk mengajak audience supaya jangan

pernah menyerah untuk menggapai cita - cita dan mencari cinta sejati

walaupun penuh dengan halangan dan rintangan yang menghambat. Serta

mengajak generasi muda agar lebih berusaha dalam menggapai impian

mereka masing - masing. Semua itu tampak dalam warna bukit yang

memadukan warna hijau muda dan kuning.

64
Potongan Gambar

Tabel 3.10 Potongan Gambar 3

Signifier Signified

(Penanda) (Petanda)

Makam umat muslim Tempat dikuburnya

manusia yang sudah tidak

bernyawa.

Tanda Denotatif/ Penanda Konotatif Petanda Konotatif

Manusia yang tutup usia berada di tempat khusus dan Tanah dan pusara adalah

memiliki sebuah pusara rumah peristirahatan abadi

yang ditempati manusia

Tanda Konotatif

Hunian masa akhir hidup manusia

Tabel 3.11 Penerapan Tanda Barthes

65
Makna Denotasi Makna Konotasi Makna Mitos

Tempat dikumpulkannya Tempat peristirahatan Setiap makhluk akan

manusia yang tidak terakhir manusia. kembali kepada Pencipta-

bernyawa. Nya dan kembali seperti

semula (tanah)

Tabel 3.12 Penggolongan Makna

Dalam poster film Ziarah ini mengingatkan kita bahwa apa yang kita

lakukan sekarang ini akan ada balasan yang setimpal dialam kubur, jika apa

yang kita lakukan selama masa hdup kita baik maka akan mendapatkan

balasan baik pula begitu sebaliknya jika kita melakukan kejahatan maka

akan di balas kejahatan pula.

Ada sebagain orang yang meyakini makam adalah tempat yang sakral dan

keramat bagi sebagaian masyarakat yang mempercayai, makam keramat

merupakan tempat keramat, karena disitu dikuburkan jasad oarang keramat.

Jasad orang keramat tidak seperti orang kebanyakan, karena diyakini bahwa

jasadnya tidak akan dimakan oleh binatang tanah seperti cacing tanah, ulat

dan lain - lain. (Nia Purnamasari, 2009 : 2)

Makam yang tergambarkan dalam poster film Ziarah memadukan warna

hitam dan abu - abu yang memiliki arti kepedihan dan kesusahan, makam

sendiri bisa dibilang sebagai tempat yang mistik. Oleh sebab itu di dalam

poster film Ziarah menampilkan sebuah makam yang berdampingan

bertujuan untuk mengingatkan para audience akan kematian.

66
Potongan Gambar

Tabel 3.13 Potongan Gambar 4

Signifier Signified

(Penanda) (Petanda)

Wanita lanjut usia Seorang wanita yang sudah

beruban dan renta yang tengah

duduk dengan sapu lidi di

tangannya

Tanda Denotatif/ Penanda Konotatif Petanda Konotatif

Seiring berjalannya waktu manusia juga bertambah usia. Manusia yang

terlihat tua dan renta

Tanda Konotatif

Bertambahnya usia manusia.

Tabel 3.14 Penerapan Tanda Barthes

67
Makna Denotasi Makna Konotasi Makna Mitos

Seorang nenek lanjut Orang yang dihormati. Memiliki banyak

usia. pengalaman hidup.

Tabel 3.15 Penggolongan Makna

Dalam poster Ziarah terdapat visual atau gambar seorang Nenek yang

duduk disebalah makam, dari gambar tersebut secara tidak langsung para

audience yang melihat poster film Ziarah di ajak berpikir bahwa tidak

selamanya seseorang akan mudah dan sehat, akan tetapi seiring

bertambahnya waktu, umur seseorang akan bertambah. Oleh sebab itu

sutradara BW Purba Negara menampilkan seorang Nenek tua yang sedang

duduk disebelah makam, seakan - akan mengiatkan kita pada kematian.

Tentu saja sang pembuat poster film Ziarah memiliki maksud dan tujuan

tertentu yakni untuk mengajak generasi muda agar lebih beretika kepada

orang tua. Etika sendiri adalah nilai - nilai dan norma - norma moral yang

menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya juga

adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan tindakan yang

baik seperti menghormati, sopan santun kepada orang yang lebih tua dari

kita. Karena dari beliau lha kita lahir dan mendapatkan pengalaman tentang

bagaimana kerasnya hidup di dunia yang sementara.

68
Potongan Gambar

Tabel 3.16 Potongan Gambar 5

Signifier Signified

(Penanda) (Petanda)

Batik wanita Busana tradisional atau

budaya khas daerah

Tanda Denotatif/ Penanda Konotatif Petanda Konotatif

Pakaian yang menjadi ciri khas suatu daerah Peninggalan jaman dulu

Tanda Konotatif

Pakaian yang motifnya terbuat dari lilin “malam”.

Tabel 3.17 Penerapan Tanda Barthes

69
Makna Denotasi Makna Konotasi Makna Mitos

Kain lusuh yang warnanya Busana perempuan Jawa Menggambarkan tradisi

sudah kusam. kuno. dan budaya berbusana.

Tabel 3.18 Penggolongan Makna

Poster film Ziarah menunjukkan kepada audience bahwa budaya

Indonesia khususnya budaya Jawa masih tetap dipegang erat dan harus tetap

dilestarikan, karena dalam poster Ziarah terdapat kain batik. Batik berasal

dari “amba” (Jawa), yang artinya menulis dan “nitik”. Kata batik sendiri

merujuk pada teknik pembuatan corak yang menggunakan canting atau cap

dan pencelupan kain, dengan menggunakan bahan warna corak, bernama

“malam” (lilin) yang diaplikasikan di atas kain. (Hamidin, 2010: 7)

Industri batik di Indonesia sendiri secara tidak langsung telah muncul sejak

adanya tradisi membatik di Nusantara. Dengan perjalanannya yang panjang,

industri batik Indonesia tetap eksis hingga sekarang. Bahkan dengan adanya

pengukuhan dari PBB (Perserikatan Bangsa - Bangsa) bahwa batik adalah

warisan budaya dunia asli dari Indonesia, muncul semangat baru untuk

melestarikan dan mengembangkan batik (Wulandari, 2011: 158)

Oleh sebab itu sang sutradara BW purba Negara memasukan gambar batik

yang sudah menjadi ciri - ciri orang Indonesia. Kain batik sendiri memiliki

motif dan warna tersendiri yang menggambarkan sifat kepribadian

seseorang yang memakainya.

70
3.6 MAKNA KESELURUHAN PADA POSTER FILM ZIARAH.

Tampilan poster film Ziarah memiliki makna dan syarat akan budaya

Indonesia khususnya budaya di pulau Jawa. Sebagaimana yang sering kita

ketahui poster film merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam

proses pemasaran atau mempromosikan film mereka, hal itu yang membuat

tampilan poster Ziarah memiliki daya tarik sendiri, karena pada poster film

Ziarah masih mempertahankan dan memegang teguh budaya Indonesia

khususnya budaya Jawa.

Poster film Ziarah yang dianalisis dalam penelitian kali ini memiliki

keunikan dari segi visual. Poster film Ziarah ini didominasi dengan warna

full colours, Serta menunjukan bahwa poster film Ziarah adalah salah satu

jenis poster film budaya yang dimana poster film Ziarah mempertegas

dengan adanya gambar “keris, baju kebaya dan batik”

Visual yang terdapat dalam poster film Ziarah juga sangat menarik untuk

dianalisis, karena terdapat gambar seorang Nenek tua, makam yang

berdampingan, baju kebaya tempo dulu, kain batik dan sebuah “keris” yang

menggantikan huruf “I”. Jika hal ini dilihat secara sekilas mungkin tidak

akan memberikan sebuah pesan atau menunjukkan hal yang menarik

didalammnya. Namun apabila diperhatikan secara seksama ternyata ada

makna tersebunyi di balik poster fim Ziarah.

71
Dalam penelitian kali ini, peneliti mengungkapkan makna dari poster film

Ziarah serta hal - hal penunjang yang terdapat dalam poster film Ziarah

misalnya keris, baju kebaya, batik. Peneliti menggunakan analisis semiotika

guna menganalisis makna apa yang ada didalam poster flm Ziarah ini.

Pemilihan simbol “keris” yang menggantikan huruf “I” menunjukkan

bagaimana budaya Jawa masih ada dan harus tetap dilestarikan. Hal ini

tampak berbeda ketika muncul gambar makam yang berdampingan, dari

segi warna, penampilan makam memberikan pengertian sendiri dan

memiliki maksud tertentu.

Gambaran ini memberikan makna kepada seseorang yang harus mampu,

berani dan bertanggung jawab atas perbuatannya dan jangan terlalu terlena

dengan duniawi.

Setelah melakukan analisis semiotika terhadap poster film Ziarah, maka

peneliti dapat menyimpulkan tentang maksud atau pun makna yang terdapat

dalam poster film Ziarah ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

analisis semiotika Roland Bartesh yang membagi denotsai, konotsi serta

mitos. Dalam analisis poster ini terdapat gambar keris yang merupakan

objek utama dalam poster ini, tampilan keris dalam poster film Ziarah

mewakili konsep dari film tersebut yang menggambarkan tentang budaya

dan cinta.

Perpaduan dari tata letak serta posisi gambar keris, Nenek yang memegang

sapu lidi serta terdapat makam yang berdampingan, dapat menyampaikan

makna atau pesan yang terdapat dalam poster film Ziarah tersebut, sehingga

72
makna yang disampaikan dalam poster film Ziarah ini, bagaimana

seseorang harus berani serta saling bergotong royong dan mampu

bertanggung jawab atas perbuatannya didunia.

Penyampaian makna yang disampaikan dan disusun dalam poster film

Ziarah, yang penyampaiannya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang

lainnya. Pembuat poster film Ziarah ingin menyampaikan makna bagaimana

seseorang harus memiliki keberanian dalam menjalani kehidupan yang

penuh lika - liku, halangan dan rintangan. Serta bagaimana cara

memperjuangkan cinta yang tak biasa dan mengikhlaskan seseorang yang

dicintainya, walaupun harus berat menerima kenyataan pahit. Dalam poster

film Ziarah kesatuan gambar antara judul dari poster tersebut “Ziarah”

memberikan makna bahwa masih ada kebudayaan Indonesia yang harus

dilestarikan dan di tunjukkan kepada dunia.

Apalagi diperkuat dengan simbol “keris” yang menggantikan huruf “I”,

makam yang berdampingan, seorang Nenek yang memakai baju kebaya

tempo dulu dan memakai kain batik serta menunggu di samping makam dan

tulisan quotes “tentang cinta yang tak biasa, tentang kenangan yang hilang

arah dalam sejarah”. Hal ini juga bisa mempengaruhi daya tarik audience

agar melestarikan budaya Indonesia khususnya buda Jawa.

Secara keseluruhan makna yang ditampilkan dalam poster fim Ziarah ini

merupakan salah satu cara untuk menunjukkan bahwa budaya asli Indonesia

khususnya budaya Jawa masih ada dan harus tetap dilestarikan, jangan

sampai kebudayaan Indonesia direbut dan diakui oleh Negara lain. Makna

73
dari simbol “keris” yang menggantikan huruf “I”, makam yang

berdampingan serta Nenek yang duduk di sebelah makam ini adalah

bagaimana sesorang harus bertanggung jawab dan bisa mengikhlaskan

orang yang dicintainya. Dari poster film Ziarah sendiri dimaksudkan agar

para audience harus berani keluar dari zona nyaman mereka, agar tidak

selamanya terpuruk dalam kesedihan dan mengambil kesempatan untuk

memperkenalkan budaya Indonesia di kanca dunia internasional.

74
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.I KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan data pada bab sebelumnya mengenai

“Makna pesan yang terkandung dalam poster film Ziarah”, maka ada

beberapa kesimpulan yang dapat peneliti sampaikan dalam bab ini :

1. Poster Ziarah memasukkan unsur budaya Indonesia terutama

budaya di tanah Jawa, yang di gambarkan dalam huruf “I” di

gantikan dengan simol “Keris” dan busana Nenek. Warna - warna

cerah menggambarkan kehidupan yang warna warni.

2. Poster film Ziarah memberikan makna dan tujuan kepada

masyarakat bahwa masih ada kebudayaan negara Indonesia

khususnya budaya Jawa yang harus tetap dilestarikan dan di

tunjukkan kepada dunia. Yang didukung dengan gambar keris, baju

kebaya tempo dulu dan kain batik. Dan didalam poster Ziarah

memiliki pesan kepada semua orang bahwa jangan pernah

menyerah untuk mencari cinta sejati. Dan untuk generasi muda

jangan sampai menyerah dalam menggapai cita - cita.

75
3. Penyampaian pesan pada poster film Ziarah ini bagaimana

seseorang harus berani bertanggung jawab serta saling bergotong

royong, bagaimana seseorang harus memiliki keberanian,

ketekunan dan kesetiaan.

4.2 SARAN

4.2.1 Kepada para pembuat poster film di Insonesia

Bagi sang kreator pembuat poster di seluruh Indonesia agar lebih

meningkatkan dan mempertahankan kreativitas. Serta lebih menghadirkan

poster - poster yang lebih kretiv dan tentunya berbeda dengan poster - poster

film pada umunya, misalnya dengan membuat poster kebudayaan Indonesia

yang bertujuan untuk mengingatkan kepada masyarakat agar mau

melestarikan kebudayaan Indonesia, sehingga kebudayaan tersebut akan

selalu ada dan bisa diketahui oleh penerus – penerusnya , karena jika tidak

dilestarikan kebudayaan bangsa Indonesia tidak hanya diklaim tapi akan

hilang dan digantikan oleh kebudayaan – kebudayaan asing yang masuk ke

Indonesia.

4.2.2 Saran untuk penelitian selanjutnya

Diharapkan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai salah satu

sumber data untuk penelitian selanjutnya sehingga hasil penelitian

selanjutnya akan semakain baik serta dapat memperoleh ilmu pengertahuan

yang baru.

76
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

 Adisukma, Wisnu. 2012. Estetika Poster Ilmiah. Semarang: Universitas

Dian Nuswantoro.

 Anggraeni, Lia. Nathalia, Kirana. 2014. Desain Komunikasi Visual.

Bandung : Nuansa cendekia.

 Amelia, Ratna.2014.Makna Pesan Iklan L.A Lights Versi Lihat Peluang

Let’s Do It. Surabaya : Stikosa-AWS

 Effendy, Uchjana Onong. 2009. Ilmu Komunikasi. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

 Ekawati, Julia. 2016. Representasi Feminisme Dalam Film Siti. Surabaya :

Stikosa-AWS

 Hamzah Suleiman, 1985. Media Audio-Visual. Jakarta. Gramedia.

 Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka

Cipta.Yuliandi, Kusuma. 2009. Trik Paten Poster Keren. Jakarta.

Grasindo.

 Kusrianto, Andi. 2007. Pengantar desain komunikasi Visual. Yogyakarta:

Andi Offset

 Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

rosdakarya.

77
 Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

 Maulana, Revandhika. 2017. Representasi jihad dalam lirik lagu purgatory

- downfall : the battle of uhud. serang: Universitas sultan ageng tirtayasa.

 Naimah, Laelin. 2013. Analisis Batik “Jogja Istimewa” Karya Irawan

Hadi. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Yogyakarta.

 Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT Rajagrafindo

Persada.

 Purnamasari, Nia. 2009. Makam Keramat Dan Perubahan Sosial. Jakarta:

Universitas Islma Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

 Rukiah, Yayah. 2016. KAJIAN ESTETIKA POSTER TADANORI YOKOO

– 1965. Jakarta: Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta

PGRI.

 Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

 Sugiyono.2007.Penelitian pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung. Alpabeta.

 Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika Dalam riset Komunikasi. Bogor. Penerbit

Ghalia Indonesia.

 Wibowo, Indiawan Seto Wahyu. 2011. Semiotika Komunikasi. Jakarta.

Mitra wacana media.

78
Internet :

 http://www.academia.edu/8944806/Ebook_metode_penelitian.Prof.Dr.Sur

yana.2010.Teknik pegumpulan data. (E-book). Diakses pada tanggal 8

Desember 2017, pada pukul 14.00 WIB

 https://books.google.co.id/books?id=cpDAPMAmimcC&pg=PA98&sourc

e=gbs_selected_pages&cad=3#v=onepage&q&f=false

Eriyanto.2010.Analisis Wacana : Pengantar analisis Test Media.

Yogyakarta. LkisYogyakarta. (E-book). Diakses pada tanggal 10

Desember 2017, pada pukul 10.30 WIB

 https://books.google.co.id/books?id=W0EfZcjqMT0C&pg=PA4&lpg=PA

4&dq=informasi+tentang+poster&source=bl&ots=Y6QaOWCM_S&sig=

F15qJEGUsO73LEVaDI_uMtsMNk&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwizg6a

M84PYAhXLuI8KHbKpDcEQ6AEIazAH#v=onepage&q=informasi%20t

entang%20poster&f=false . Diakses pada tanggal 13 Desember 2017, pada

pukul 16:53 WIB.

 http://www.e-jurnal.com/2014/01/film-sebagai-media-komunikasi-

massa.html. Diakses pada tanggal 14 Desember 2017, pada pukul 14.00

WIB

 https://yokhanan.wordpress.com/materi-kuliah/komunikasi-grafis/.

Diakses pada tanggal 20 Desember 2017, pada pukul 12.30 WIB.

 https://letterboxd.com/film/ziarah/. Diakses pada tanggal 1 Desember

2017, pada pukul 10.30 WIB.

79
 https://www.wisnu.dosen.isi-ska.ac.id/files/.../ESTETIKA-POSTER-

ILMIAH.pdf. Diakses pada tanggal 20 Desember 2017, pada pukul 14.15

WIB.

 https://www.journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Jurnal_Desain/article/...

/626. Diakses pada tanggal 20 Desember 2017, pada pukul 14.20 WIB

80
LAMPIRAN

81
82

Anda mungkin juga menyukai