Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SONIA

NIM : B1031201083
KELAS : AKUNTANSI B REG A
MATA KULIAH : KEWARNEGARAAN
TUGAS KE :7
1. Anda diminta untuk membuat pertanyaan, yakni mempertanyakan secara kritis tentang
masalah penegakan hukum oleh aparat penegak hokum yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila Anda telah berhasil membuat pertanyaan, coba diskusikan dengan teman dalam
kelompok kecil.
Jawab :
1. Baru-baru ini, Jakarta dihebohkan dengan acara Maulid Nabi dan pernikahan pemimpin
besar FPI Rizieq Shihab yang memicu kerumunan massa dan terkesan dibiarkan. Hanya,
Wagub DKI kemudian melarang kerumunan saat perayaan Natal dan Tahun Baru 2021.
Cukup ironis, ya?
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan bahwa Pemerintah Provinsi
(Pemprov) resmi melarang perayaan Hari Natal dan Tahun Baru 2021 yang memicu
kerumunan atau mengumpulkan massa. Hal ini cukup ironis mengingat baru-baru ini
terjadi keramaian di Jakarta yang seperti dibiarkan begitu saja.
Menurut Ahmad, kerumunan saat dua event yang akan datang ini dianggap bisa
menyebabkan penularan Covid-19 sehingga sebaiknya dilarang. Memang, jelang libur
panjang akhir tahun, kasus positif Covid-19 di Ibu Kota cenderung meningkat dengan
signifikan.
“Nggak boleh ada pengerahan massa seperti tahun-tahun sebelumnya. Konser musik atau
budaya, tarian, nggak boleh dulu,” ucap Ahmad pada Senin (16/11/2020).
Jika ada perayaan untuk Natal atau Tahun Baru 2021, Pemprov DKI Jakarta meminta
pelaksanaannya harus sesuai dengan protokol kesehatan dan nggak membuat banyak
orang berkerumun.
Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 yang merupakan Kepala BNPB Doni
Monardo mengaku memberikan 20 ribu masker kepada Front Pembela Islam (FPI). Hal
ini dilakukan karena organisasi masyarakat (ormas) ini menggelar acara Maulid Nabi
sekaligus pernikahan pemimpin besarnya, Rizieq Shihab pada Sabtu (14/11).
“Benar, kami memang memberikan bantuan masker kepada Satgas yang mengelola acara
Maulid Nabi dan perayaan akad nikah tersebut. Kami sudah menghubungi Bapak Wakil
Gubernur dan Pak Gubernur (DKI). Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat,” ucap
Doni.
Sayangnya, tetap saja massa berkerumun di acara tersebut. Penerapan protokol kesehatan
juga nggak benar-benar dilakukan. Hal ini membuat Satuan Polisi Pramong Praja (Satpol
PP) memberikan denda kepada Rizieq Shihab sebesar Rp 50 juta.
Rizieq nggak mempermasalahkan sanksi tersebut. Menurut Kepala Satpol PP DKI Arifin,
masalah ini sudah diselesaikan.
“Responsnya baik. Menerima kami untuk menegakkan aturan kedisiplinan. Intinya sudah
saya sampaikan dan sudah dikenakan denda. Sudah diselesaikan,” ucap Arifin pada
Minggu (15/11).
Sepertinya, masih sulit untuk meminta masyarakat menghindari kerumunan atau bahkan
menerapkan protokol kesehatan saat berada di luar rumah, ya Millens. Jadi, menurutmu,
apakah larangan perayaan besar-besaran saat Natal dan Tahun Baru memang tepat?
2. Untuk mengetahui tindakan atau perbuatan-perbuatan yang melawan hukum, silahkan
mempelajari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP untuk hukum pidana material) dan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPER untuk hukum perdata material). Selanjutnya
kemukakan sejumlah pasal hukum pidana material yang mengatur tentang kejahatan
menghilangkan nyawa orang lain.
Jawab :
 Dengan sengaja
Adapun unsur-unsur tindak pidana dalam Pasal 338 KUHP yang dikemukakan oleh Andi Abu
Ayyub Saleh adalah sebagai berikut:
Dengan sengaja;
Unsur sengaja meliputi tindakannya dan objeknya, artinya si pembuat atau pelaku mengetahui
atau mengkehendaki adanya orang mati dari perbuatannya tersebut. Hilangnya jiwa seseorang
harus dikehendaki dan harus menjadi tujuan, sehingga karenanya perbuatan yang dilakukan
tersebut dengan suatu maksud atau tujuan yakni adanya niat untuk menghilangkan nyawa orang
lain.
Jika timbulnya akibat hilangnya jiwa orang lain tanpa dengan sengaja atau bukan menjadi tujuan
atau bukan bermaksud dan tidak pernah diniatkan tidaklah dapat dikatakan sebagai pembunuhan
(doogslag) in casu tidak dapat dikenakan ketentuan tindak pidana pembunuhan tersebut tetapi
mungkin dapat dikenakan tindak pidana lain yang mengakibatkan orang mati tetapi tidak dengan
unsur sengaja.
Baik timbulnya akibat maupun perbuatan yang menimbulkannya harus dilakukan dengan
sengaja, jadi pelaku atau pembuat harus mengetahui dan menghendaki bahwa dari perbuatannya
itu dapat bahkan pasti mengakibatkan adanya orang mati.
Untuk memenuhi tindak pidana pembunuhan dengan unsur sengaja yang terkadang dalam Pasal
338 KUHP ini disyaratkan bahwa perbuatan pembunuhan tersebut harus dilakukan sesegera
mungkin sesudah timbulnya suatu maksud atau niat untuk membunuh tidak dengan pikir-pikir
atau tidak dengan suatu perencanaan.
Unsur sengaja ini dalam praktek seringkali sulit untuk membuktikannya, terutama jika pemuat
atau pelaku tersebut licik ingin menghindar dari perangkat tindak pidana tersebut. Karena unsur
dengan sengaja adalah unsur subjektif adalah unsur batin si pembuat yang hanya dapat diketahui
dari keterangan tersangka atau terdakwa di depan pemeriksaan penyidik atau didepan
pemeriksaan persidangan, kecuali mudah pembuktiannya unsur ini apabila tersangka atau
terdakwa tersebut memberi keterangan sebagai “pengakuan” artinya mengakui terus terang
pengakuannya bahwa kematian si korban tersebut memang dikehendaki atau menjadi tujuannya.
Pada umunya kasus-kasus tindak pidana pembunuhan si tersangka atau terdakwa berusaha
menghindar dari pengakuan unsur sengaja tetapi selalu berlindung bahwa kematian si korban
tersebut tidak dikehendaki atau bukan menjadi nia tujuannya yakni hanya ingin menganiaya saja
atau melukainya saja.
Untuk membuktikan unsur sengaja menurut ketentuan ini haruslah dilihat cara melakukan dalam
mewujudkan perbuatan jahatanya tersebut. Sehingga memang dikehendaki atau diharapkan
supaya korbannya meninggal dunia.
Menghilangkan jiwa orang lain;
Unsur ini disyaratkan adanya orang mati. Dimana yang mati adalah orang lain dan bukan dirinya
sendiri si pembuat tersebut.
Pengertian orang lain adalah semua orang yang tidak termasuk dirinya sendiri si pelaku.
Dalam rumusan tindak pidana Pasal 338 KUHP tidak ditentukan bagaimana cara melakukan
perbuatan pembunuhan tersebut, tidak ditentukan alat apa yang igunakan tersebut, tetapi
Undang-Undang hanya menggariskan bahwa akibat dari perbuatannya itu yakni menghilangkan
jiwa orang lain atau matinya orang lain.
Kematian tersebut tidak perlu terjadi seketika itu atau sesegera itu, tetapi mungkin kematian
dapat timbul kemudian.
Untuk memenuhi unsur hilangnya jiwa atau matinya orang lain tersebut harus sesuatu perbuatan,
walaupun perbuatan itu kecil yang dapat mengakibatkan hilangnya atau matinya orang lain.
Dalam perbuatan menghilangkan nyawa (orang lain) terdapat 3 (tiga) syarat yang harus dipenuhi
yaiatu:
a) Adanya wujud perbuatan
b) Adanya suatu kematian (orang lain)
c) Adanya hubungan sebab dan akibat (causal verband) antara perbuatan dan akibat
kematian (orang lain)
Antara unsur subjektif sengaja dengan wujud perbuatan menghilangkan nyawa terdapat syarat
yang harus juga dibuktikan adalah pelaksanaan perbuatan menghilangkan nyawa orang lain
harus tidak lama setelah timbulnya kehendak (niat) untuk menghilangkan nyawa orang lain itu.
Oleh karena apabila terdapat tenggang waktu yang cukup lama sejak timbulnya atau
terbentuknya kehendak untuk membunuh dengan pelaksanaannya, dimana dalam tenggang
waktu yang cukup lama itu petindak dapat memikirkan tentang berbagai hal, misalnya
memikirkan apakah kehendaknya itu akan diwujudkan dalam pelaksanaan ataukah tidak, dengan
cara apa kehendak itu akan diwujudkan. Maka pembunuhan itu masuk kedalam pembunuhan
berencana (Pasal 340 KUHP), dan bukan lagi pembunuham biasa.
Apabila kita melihat ke dalam rumusan ketentuan pidana menurut Pasal 338 KUHP, segera dapat
dilihat bahwa kata opzettelijk atau dengan sengaja itu terletak didepan unsur menghilangkan
nyawa orang lain, ini berarti bahwa semua unsur yang terletak dibelakang kata opzettelijk itu
juga diliputi opzet. Artinya semua unsur tersebut oleh penuntut umum harus didakwakan
terhadap terdakwa dan dengan sendirinya harus dibuktikan di sidang pengadilan, bahwa opzet
dari terdakwa juga telah ditujukan pada unsur-unsur tersebut. Atau dengan kata lain penuntut
umum harus membuktikan bahwa terdakwa:
a) Telah menghendaki (willens) melakukan tindakan yang bersangkutan dan telah
mengetahui (wetens) bahwa tindakannya itu bertujuan untuk menghilangkan nyawa
orang lain.
b) Telah menghendaki bahwa yang akan dihilangkan itu adalah nyawa, dan
c) Telah mengetahui bahwa yang hendak ia hilangkan itu ialah nyawa orang lain.
Unsur dengan sengaja (dolus/opzet) merupakan suatu yang dikehendaki (willens) dan diketahui
(wetens). Dalam doktrin, berdasarkan tingkat kesengajaan terdiri dari 3 bentuk, yakni:
a) Kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk)
b) Kesengajaan sebagai kepastian (opzet bij zakerheids bewustzijn)
c) Kesengajaan sebagai kemungkinan (opzet bij mogelijkheids bewustzijn atau dolus
eventualis).
Berdasarkan pandangan bahwa unsur opzettelijk bila dicantumkan dalam rumusan tindak pidana,
maka pengertian opzettelijk itu harus diartikan termasuk kedalam 3 bentuk kesengajaan tersebut.
Pandangan ini sesuai dengan praktik hukum yang dianut selama ini.
Rumusan Pasal 338 KUHP dengan menyebutkan unsur tingkah laku sebagai menghilangkan
nyawa orang lain, menunjukkan bahwa kejahatan pembunuhan adalah suatu tindak pidana
materil. Tindak pidana materil adalah suatu tindak pidana yang melarang menimbulkan akibat
tertentu (akibat yang dilarang).
Perbuatan menghilangkan nyawa dirumuskan dalam bentuk aktif dan abstrak. Bentuk aktif
artinya mewujudkan perbuatan itu harus dengan gerakan dari sebagaian anggota tubuh, tidak
boleh diam atau pasif. Disebut abstrak karena perbuatan ini tidak menunjukkan bentuk konkrit
tertentu. Oleh karena itu dalam kenyataan secara konkrit perbuatan itu dapat beraneka macam
wujudnya seperti menembak, memukul membacok, dan lain
3. Setelah anda mengenal masalah-masalah dan tantangan yang dihadapi dalam sistem hukum di
negara kita, apakah gagasan, pendapat kritis, usulan anda untuk memperbaikinya? Secara
berkelompok, anda dianjurkan untuk mendiskusikan masalah-masalah yang terkait dengan
penegakan hokum!
Jawab :
 Masih banyak warga negara negara oknum aparatur negara yang belum baik dan terpuji,
terbukti masih ada KKN, praktik suap, perilaku premanisme, dan perlaku lain yang tidak
terpuji.
 Masih ada potensi konflik dan kekerasan sosial yang bermuatan SARA, tawuran,
perjuangan HAM, dan sikap etnosentris.
 Maraknya kasus-kasus ketidakadilan sosial dan hukum yang belum diselesaikan dan
diselesaikan sepenuhnya. Banyak orang yang memprotes hukum negara yang terlibat
dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tidak baik dan terpujimasih perlu
ditegakkan. Persoalannya, penegakan hukum di Indonesia masih lemah.
Dalam beberapa kasus, masyarakat dihadapkan pada saat hukum. Rasa keadilan
masyarakat belum sesuai dengan harapan. Sebagian besar masyarakat menyukai otoritas
penegak hukum yang sering memberlakukan hukum bagaikan pisau yang tajam ke bawah
tetapi tumpul ke atas. Jika hal ini terjadi terus menerus bahkan harus menjadi suatu yang
dibenarkan atau dikenakan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi revolusi
hukum. Oleh karena itu, tantangan yang ditanggulangi oleh bangsa Indonesia saat ini
adalah pertentangan penegakan hukum di tengah maraknya melanggar hukum disegala
strata kehidupan masyarakat.

Penjelasan:
Jika Anda telah mengumpulkan dan mengkaji informasi pada subbab di atas, khusus tentang
lembaga negara yang terkait dengan otoritas kehakiman dan badan-badan serta aparatur penegak
hukum, makaSebenarnya Negara kita telah memiliki perangkat penegakan hukum yang
memadai. Persoalannya, apakah lembaga-lembaga negara dan badan-badan penegakan hukum
ini telah berjalan dan sesuai dengan tugasnya? Benarkah aparatur penegak hukum telah meminta
dengan baik? Diperlukan sebagai penegak hukum bukan warga negara biasa, ia harus menjadi
contoh teladan bagi warga negara lain yang statusnya bukan aparatur penegak hukum. Di era
globalisasi yang penuh dengan tantangan materialisme, banyak tantangan yang dilakukan oleh
penegak hukum. Mereka harus memiliki baja, akhlak mulia, dan karakter yang kuat dalam
menjalankan tugas. Dalam hal ini, penegak hukum harus kuat dan siap mendukungberbagai
cobaan, ujian, godaan yang dapat berakibat jatuhnya wibawa sebagai penegak hukum. Penegak
hukum harus tahan terhadap oknum masyarakat atau pejabat lain yang akan berusaha menyuap,
misalnya
4. Jelaskan strategi yang anda dapat tawarkan/usulkan untuk melaksanakan penegakan hukum di
Indonesia!
Jawab :
Saya memilih hukuman mati bagi koruptor.orang yang melakukan tindak pidana korupsi hukuman
mati,tak ada kata maaf bagi para penghambur uang Negara.

Anda mungkin juga menyukai