Anda di halaman 1dari 29

TUGAS BAHASA INDONESIA

“PENULISAN KARANGAN : TOPIK, TEMA, DAN KERANGKA

KARANGAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

DINIA HENDI AGESTI (191131

GINA FAYZAH ZEIN (1911311005)

KHAIRUNNISA HAZIRA (1911313001)

ROTUA LASTRI MANURUNG (1911311035)

KELAS : 2A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG, 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kepada Allah SWT karena atas izin dan kehendakNya

makalah yang berjudul “Penulisan Karangan : Topik, Tema, dan Kerangka

Karangan” ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan

didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam

penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa

masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.

Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi

para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki

makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana

ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para

pembaca untuk mengangkat permasalah lain yang berkaitan pada makalah-

makalah selanjutnya.

Padang, 21 September 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan

sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,

keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa

yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa

yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau

pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan

kalimat efektif.

Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar

karangan berdasarkan tingkat kepentingannya (teratur tentang pembagian dan

penyusunan gagasan), serta pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu

karangan. Kerangka karangan yang belum final disebut outline sementara,

sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut

outline final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangka karangan membantu

penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat

dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu

sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis

dalam perimbangannya.

Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah

karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis,

dan dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas-lepas.


I.2. Permasalahan

1. Apa yang dimaksud dengan topik dan tema?

2. Apa saja pola kerangka karangan?

3. Bagaimana langkah-langkah mengarang yang baik dan benar?

4. Apa saja jenis-jenis karangan?

I.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian topik dan tema

2. Untuk mengetahui apa saja pola yang terdapat dalam kerangka karangan

3. Untuk mengetahui langkah-langkah atau cara mengarang yang baik dan benar

4. Untuk mengetahui jenis-jenis karangan

I.4. Kegunaan

1. Untuk menyusun karangan secara teratur.

2. Memudahkan penulis mencari materi pembantu.

3. Mempermudah menentukan topik per paragraf

4. Membantu penyusunan karangan menjadi lebih baik

5. Mempermudah penulisan karangan


I.5. Metode Penulisan

Metode yang kami gunakan untuk menjelaskan rumusan masalah diatas adalah

literatur atau studi pustaka dan media internet.

I.7. Kerangka Teori

Karangan pada umumnya, karangan dipandang sebagai suatu perbuatan atau

kegiatan komunikatif antara penulis dan pembaca berdasarkan teks yang telah

dihasilkan (Ahmadi, 1988: 20).

Begitu juga istilah karangan (komposisi) yang dikemukakan Ahmadi (1990:

1) bahwa karangan diartikan sebagai rangkaian kata-kata atau kalimat.

Selain itu, karangan menurut Gie (1995: 17) memiliki pengertian hasil

perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan

dimengerti oleh pembaca.

Sirait, dkk (1985: 1) memberi batasan pengertian karangan yaitu setiap

tulisan yang diorganisasikan yang mengandung isi dan ditulis untuk suatu tujuan

tertentu biasanya berupa tugas di kelas.

Widyamartaya (1990) mengatakan bahwa mengarang dapat dipahami

sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan

gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk

dipahami dengan tepat seperti yang dimaksud oleh pengarang.

Karangan merupakan suatu proses menyusun, mencatat, dan

mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan

untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda


konvensional yang dapat dilihat.Karangan terdiri dari paragraf-paragraf yang

mencerminkan kesatuan makna yang utuh.

Menurut Keraf (1994: 2) karangan adalah bahasa tulis yang merupakan

rangkaian kata demi kata sehingga menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan

akhirnya menjadi sebuah wacana yang dibaca dan dipahami.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan karangan adalah hasil rangkaian kegiatan seseorang dala mengungkapkan

gagasan atau buah pikirannya melalui bahasa tulis yang dapat dibaca dan

dimengerti oleh orang lain yang membacanya.

I.7. Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas makalah ini, maka materi-materi yang tertera pada

makalah ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika

penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode

penulisan, kerangka teori, dan sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

Berisi pengertian topik dan tema, kerangka karangan, penulisan karangan, dan

jenis karangan.
BAB III PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan materi penulisan

karangan berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.


BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Topik

Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang

hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Topik adalah

hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang

masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang

lebih sempit atau lebih luas (Wikipedia: 2013).

Syarat Pembuatan Topik

Dalam pembuatan topik, terdapat beberapa persyaratan (Tim Pengajar

Bahasa Indonesia Universitas Hasanuddin: 2008) :

1. Topik menarik perhatian penulis

Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha

terus-menerus mencari data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

Penulis akan didorong terus menerus agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-

baiknya.

2. Topik diketahui dengan baik

Yang dimaksud dengan sebuah topic dikenal/diketahui dengan baik adalah bahwa

sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiahnya diketahui oleh penulis.

Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya. Penulis akan berusaha

sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan

sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam.


3. Bahannya dapat diperoleh

Sebuah topik yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di

sekitar kita atau tidak. Bila bahannya cukup tersedia, hal ini memungkinkan

penulis untuk memperolehnya, kemudian mempelajari dan menguasai

sepenuhnya.

4. Topik dibatasi ruang lingkupnya

Topik yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuan

untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

Cara Membatasi Topik

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara

sebagai berikut (Eennuu: 2011) :

1. Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.

2. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral

itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar

lingkaran topik pertama tadi.

3. Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.

4. Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut

atau tidak.

Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan “Masalah apa yang akan

ditulis? dan hendak menulis tentang apa?”

Ciri topik → permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai.


Sumber Topik

Tak jarang seorang penulis bingung saat menentukan hendak menulis apa,

rasanya semua menarik dan banyak yang sudah ditulis orang sebenarnya banyak

hal yang dapat dijadikan topik tulisan. Untuk membantu menentukan topik,

seperti yang disampaikan Wayne N. Thompson dalam Rakhmat , seorang penulis

daat menemukan sumber topik dengan cara sebagai berikut (Ichi, San : 2013) :

1. Pengalaman Pribadi

2. Hobi dan Keterampilan

3. Pengalaman Pekerjaan atau Profesi

4. Pelajaran Sekolah/Kuliah

5. Pendapat pribadi

6. Peristiwa Hangat dan Pembicaraan publik

Manfaat Pembatasan Topik

Manfaat dalam pembatasan topic adalah (Mutaqodaswaja: 2013) :

1. Memungkinkan penulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa

topik tersebut benar-benar diketahuinya.

2. Memungkinkan penulis mengadakan penelitian lebih intensif mengenai

masalahnya.

Tema

Pengertian Tema

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat

suatu tulisan. Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang

telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat
utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang

mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan

disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun

menjadi tulisan (Maikylamasia: 2012).

Sumber Tema

Sumber tema dapat berupa (Maikylamasia: 2012) :

1. Pengalaman

2. Penelitian atau pengamatan

3. Pendapat atau keyakinan

4. Daya khayal atau imajinasi (khusus karangan fiksi)

Pengertian Kerangka Karangan

Berikut ini pengertian dari outline (kerangka karangan) adalah sebagai

berikut :

Pengertian Outline

Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, garis

besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat

garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian

ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

Pengertian Karangan

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk

mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada


pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam

keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan

penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline

sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap

disebut outline final.

Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-

garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan

sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan

menjadi pokok tulisan.

Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-

garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,

susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang

akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode

dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik

dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.
Bentuk Kerangka Karangan

a) Kerangka karangan diungkapkan dalam bentuk kata : kerangka karangan

topik.

b) Kerangka karangan diungkapkan dalam bentuk kalimat : kerangka

kalimat.

c) Dalam beberapa kalimat : kerangka alinea.

d) Dalam beberapa paragraf : proposal (harus dilengkapi dana dan waktu

yang diperlukan.

Berdasarkan bentuk karangan :

 Karangan Deskripsi

Bentuk karangan seperti ini banyak di jumpai dalam berbagai betuk

karangan, misalnya novel, cerpen , laporan atau berita. Deskripsi adalah Tulisan

yang menggambarkan bentuk objek pengamatan, rupa, sifat, rasa atau corak yang

melukiskan perasaan.

Sebuah deskripsi di buat untuk membantu pembaca membayangkan

suasana mengenal ciri orang, dan untuk memahami suat sensasi atau perasaan

melalui ungkapan bahasa. Oleh karenanya dalam membuat deskripsi harus

berdasar pada pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat yang tepat yang

harus diawali dengan sebuah gambaran yang umum, yang berupa kalimat atau

frasa.

Ada berbagai jenis deskripsi yang berupa deskripsi penampilan, kesopanan

perilaku, sifat, suara, cara bicara, dan sikap dan ada pula deskripsi melalui
pencerapan salah satu pancaindera kita yang harus disusun secara kronologis dan

logis.

 Karangan Narasi

Secara sederhana di kenal sebagai cerita, peristiwa atau kejadian dalam satu

urutan waktu yang ada pula tokoh yang menghadapi suat konflik yang berisi fakta

atau fiksi.

 Karangan Eksposisi

Tulisan yang memberikan informasi, penjelasan, keterangan atau

pemahaman kepada pembaca yang dapat di temui pada tulisan edotorial, esai,

petunjuk penggunaan atau ulasan yang didasarkan pada perincian yang khusus

dan cermat, penalaran, dan penggunaan contoh.

 Karangan Argumentasi

Karangan yang bertjuan untuk meyakinkan orang, membuktikan pendapat

atau pendirian pribadi atau membujuk pihak lain agar sebuah pendapat pribadi di

terima yang dibuat dengan menyusun alasan atau pembuktian untuk menunjang

kalimat topik dengan memberikan penjelasan dan fakta yang tepat.

 Karangan Persuasi

Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.


Pola Penyusunan Kerangka Karangan

Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur

biasanya digunakan beberapa tipe susunan, pola alamiah dan pola logis.

Pola Alamiah

Pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai

dengan keadaan yang nyata di alam, sebab itu susunan alamiah itu didasarkan

pada ketiga atau keempat dimensi dalam kehidupan manusia : atas – bawah,

melintang – menyebrang, sekarang – nanti, dulu - sekarang, timur – barat, dan

sebagainya. Oleh sebab itu susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian

utama yaitu :

a. Urutan waktu atau urutan kronologis

Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap

kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat

pembaca.

Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)

• asal usul penulis

• pendidikan si penulis

• kondisi kehidupan penulis

• keinginan penulis

• karir penulis
b. Urutan ruang (sposial)

Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan

mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat .

Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat

deskriptif .

Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)

• Di daerah Kalimantan

• Di daerah Sulawesi

• Di daerah Sumatra

c. Topik yang ada

Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah

adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah

di kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan

hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu

harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa

mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa

memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.


Pola Logis

Manusia mempunyai suatu kesanggupan dimana manusia lebih sempurna

dari makhluk yang lain, yaitu sanggup menghadapi segala sesuatu yang berada di

sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. Urutan logis sama sekali tidak ada

hubungannya dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi kiat dengan

tanggapan penulis. Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk

menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan

atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri

yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.

Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau

cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.

Macam-macam, urutan logis yang dikenal adalah :

a. Urutan klimaks dan anti klimaks

Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa

posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi

kedudukannya atau yang paling menonjol.

Contoh : Topik (turunnya Suharto)

• Keresahan masyarakat

• Merajalela nya praktek KKN

• Keresahan masyarakat

• Kerusuhan social

• Tuntutan reformasi menggema


b. Urutan kausal

Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke

sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang

kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri

akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam

penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di

hadapi umat manusia pada umumnya.

Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)

• Tingginya harga bahan pangan

• Penyebab krisis moneter

• Dampak terjadi krisis moneter

• Solusi pemecahan masalah krisis moneter

c. Urutan pemisahan masalah

Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju

kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-

kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah

terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau

persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari

masalah yang di hadapi tersebut.

Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)

• Apa itu virusH1N1


• Bahaya virus H1N1

• Cara penanggulangannya

d. Urutan umum – khusus

Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti

dengan pembahasan secara terperinci (khusus).

Contoh : Topik (pengaruh internet)

• Para pangguna internet

o Anak–anak

o Remaja

o Dewasa

• Manfaat internet

o Media informasi

o Bisnis

o Jaringan social

e. Urutan familitas

Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di

kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di

kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini

misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.


f. Urutan akseptabilitas

Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan

familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal

atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan

apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah

suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.

Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah

awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita

dalam mengembangkan karangan.

Macam-macam Kerangka Karangan

Berdasar Sifat Rinciannya:

1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:

cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:

a) topiknya tidak kompleks

b) akan segera digarap

2) Kerangka Karangan Formal:

terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:

topiknya sangat kompleks

topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-

ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi

dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat

disebut Kerangka Karangan Formal.

Berdasar Perumusan Teksnya

1) Kerangka Kalimat

2) Kerangka Topik

3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Karangan

1. Menentukan tema dan judul

Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau

kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis?

A. Tema

Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan

yang mendasari suatu karangan.

B. Judul

Syarat judul yang baik.

1. harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau

dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.


2. judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku

atau karangan.

3. harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang

panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila

harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat

dengan judul tambahan yang panjang.

tidak provokatif.

2. Mengumpulkan bahan

Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum

melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan

eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada

hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau

tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.

Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu

(biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu

dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat

membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara

mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai juga dengan

tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi bahasa

Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa?

agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan

tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah

dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya:

a. Catat hal penting semampunya.

b. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.

c. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

4. Membuat kerangka

Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun

selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau

melebar ditengah jalan. Kerangkakarangan menguraikan tiap topik atau masalah

menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.

Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab.

Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan

tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

5. Mengembangkan kerangkakarangan

Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan

kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi

dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.
Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan

wawasan untuk mengembangkan karangan.

Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok

permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan

terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin

sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula

tulisan yang dihasilkan.

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :

a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran

(diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul)

b. Mengatur urutan gagasan.

c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab

d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

Syarat Kerangka Karangan yang baik

a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. Pilihlah topik yang

merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Lalu

buatlah tesi atau pengungkapan masksud.

b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.Bila satu unit terdapat

lebih dari satu gagasan, maka unit tersbut harus dirinci.

c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis,


sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.

d. Harus menggunakan simbol yang konsisten. Pada dasarnya untuk

menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk

kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam

mengembangkan karangan. kali ini kita coba tinjau terlebih dahulu

langkah-langkah menyusun karangan satu per satu.

Fungsi dan Peran Kerangka Karangan

Berikut fungsi dan peran kerangkakarangan :

a) Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.

b) Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.

c) Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.

d) Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.

e) Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.

f) Sebagai pedoman untuk menentukan jenis data yang harus dikumpulkan.

g) Sebagai patokan bagi penulis dalam menguraikan karangan secara

sistematis.

h) Memberi gambaran umum mengenai pokok yang akan dibahas atau di

analisis dalam karangan.


BAB III

PENUTUP

I.1. Kesimpulan

Bahwa setiap kita membuat suatu topik kita memerlukan kerangka

karangan agar kita dapat membuat kerangka karangan secara teratur, logis dan

sistematis. Setiap membuat kerangka karangan harus melalui tahap atau langkah-

langkah agar rencana pembuatannya bisa teratur dan mudah sehingga

memudahkan penulis untuk membuat kerangka karangan tersebut.

Kerangka karangan secara garis besar suatu rencana yang memuat garis-

garis besar dan suatu karangan yang akan dikerjakan. Agar dalam pembuatan

tidak terjadi penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih sehingga kita

perlu mengevaluasi setiap topik yang akan kita kerjakan.

Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus

membuat Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah

tersebut terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan

merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan

atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran

utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.

 Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat

dilakukan dengan menggunakan pola alamiah dan pola logis.


 Macam–macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas :

sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.

 Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :

a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.

b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.

c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara

logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.

d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.

I.2. Saran

Banyak orang beranggapan bahwa topik = judul. Topik merupakan pokok

yang akan diperikan atau masalah yang akan dikemukakan.

Judul adalah nama karya tersebut. Tema lebih luas lingkupnya dan

biasanya lebih abstrak; tema dapat dibagi-bagi menjadi beberapa topik.

Dari topik dapat muncul judul-judul.

Walaupun topik yang dipilih sama, tetapi maksudnya berlainan, maka

tema yang dihasilkan juga lain. Selanjutnya penggarapan dan materi-

materi yang dipilih pun berbeda. Setelah topik ditetapkan, maksud topik

diuraikan langkah selanjutnya membuat sebuah rumusan tentang masalah

dan tujuan yang akan dicapai. Perumusan itu tidak lain adalah tema

karangan. Tema karangan itu berbentuk satu kalimat, satu alinea.


DAFTAR PUSTAKA

 Suhandiah.ppt.bahasaIndonesiapksm.mercubuana.ac.id/new/…/files…/990

09-8-555911592468.doc

 Lamudin Finoza. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: DIKSI

 Kunjana Rihardi. 2009. Penyuntingan BAHASA INDONESIA untuk

Karang-Mengarang. Yogyakarta: Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai