Anda di halaman 1dari 9

Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PERTEMUAN 16
MEDIA TIGA DIMENSI

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi pengertian media tiga dimensi dengan benar.
2. Mengidentifikasi jenis dan karakteristik media tiga dimensi dengan benar.
3. Mengidentifikasi desain pembelajaran menggunakan media tiga dimensi
dengan benar.

B. Uraian Materi
1. Pengertian Media Tiga Dimensi
Menurut H. Ryandra Ashar media tiga dimensi memiliki arti sebuah
media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan
mempunyai dimensi panjang, lebar dan tinggi/tebal, kebanyakan
merupakan objek sesungguhnya (real object).18 Sedangkan menurut
Moedjiono bahwa media tiga dimensi memiliki beberapa kelebihan
diantaranya dapat menunjukkan objek secara utuh baik konstruksi maupun
cara kerja, dapat memberikan pengalaman secara langsung, penyajiannya
secara konkrit dan menghindari verbalisme.
Menurut para ahli (Nana Sudjana, 2011:101) adalah suatu alat
peraga yang mempunyai panjang, lebar, serta tinggi dan dapat diamati dari
sudut pandang mana saja. Sedangkan menurut Rondhi & sumartono
media tiga dimensi adalah karya seni rupa yang mempunyai ukuran lebar,
panjang, dan tinggi atau karya seni yang memiliki volume dan menempati
ruang. Contoh karya seni rupa tiga dimensi adalah keramik, patung dan
sebagainya.
Media tiga dimensi yang digunakan dalam pembelajaran pkn di
sekolah umumnya memiliki bentuk yang sederhana baik dalam
penggunaan dan pemanfaatannya maupun dalam proses produksinya
karena tidak memerlukan keahlian khusus dalam penggunaannya, dapat
dibuat sendiri oleh guru dan bahannyapun dapat diperoleh dengan mudah
di lingkungan sekitar kita.

2. Jenis dan Karakteristik Media Tiga Dimensi


Setiap jenis media memiliki jenis dan karakteristik masing-masing
begitu juga pada media tiga dimensi. Masing-masing menampilkan fungsi
tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik.
Dalam bukunya Nana Sudjana mengatakan media tiga dimensi memiliki
lima model, yakni model padat, model penampang, model kerja, mocks-up
dan diorama.
a) Model Padat (solid model)
Yaitu memperlihatkan bagian permukaan luar dari pada objek dan
sering kali membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-
gagasan utamanya dari bentuk, warna dan susunannya. Contoh model
padat yaitu boneka, bendera, bola, anatomi manusia. Guna model padat
untuk membantu dan melayani para siswa sebagai informasi berbagai
pengetahuan agar siswa lebih paham dalam pelajaran.

Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Page 1


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Dalam model ini siswa dapat melakukan kegiatan membuat model


yang sangat bermanfaat dalam mengembangkan konsep realisme bagi
dirinya. Melalui kegiatan konstruksi, menciptakan dan membentuk objek
tertentu mereka ditantang untuk memecahkan masalah-masalah
pengajaran dalam berbagai bidang studi yang mereka pelajari. Melalui
transformasi sederhana, menggunakan bahan-bahan murah para siswa
menciptakan berbagai bentuk objek studi, sehingga hasil belajar lebih
mendalam dan lebih mantap.

Kelebihan dari model padat


 Dapat memberikan pengalaman secara langsung
 Dapat dibuat dengan biaya yang murah
 Dapat mengembangkan konsep realisme siswa

Kekurangan dari model padat


 Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
 Anak tuna netra sulit untuk mengaplikasikannya.

Penggunaan model padat (bangun ruang) media tiga dimensi


memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Praktis dalam penggunaannya
 Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu
 Melibatkan siswa dalam penggunaannya
 Pesan yang sama dapat disebarkan kepada siswa secara
serentak
 Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indera

b) Model penampang (cuteway model)


Yaitu memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak,
apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan
bagian dalamnya. Model ini berguna untuk mata pelajaran biologi,
karena berfungsi untuk mengganti objek sesungguhnya.

Beberapa contoh model penampang adalah:


 Anatomi manusia dan hewan : mata, gigi, kepala, otak, tulang
belulang, paru-paru, jantung, bagian ginjal.
 Kehidupan tumbuh-tumbuhan: daun, batang, tangkai, akar, biji,
tunas, bunga, buah-buahan.

Model penampang dibuat dengan beberapa alasan yang antara


lain benda aslinya tertutup dan terlalu besar atau terlalu kecil, misalnya
gunung berapi, sedang murid memerlukan penjelasan tentang struk-tur
bagian dalamnya.
Fungsi dari model ini adalah menggantikan objek sesungguhnya.
Selain itu model penampang bisa memperjelas objek yang sebenarnya,
karena bisa diperbesar atau diperkecil. Yang perlu diperhatikan dalam
membuat model penampang adalah, hanya bagian-bagian terpenting

Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Page 2


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

saja yang harus ditonjolkan, biasanya dibubuhi warna-warna yang


kontras, sedangkan rincian yang tidak begitu penting dihilangkan.

Kelebihan dari model penampang


 Dapat memberikan pengalaman secara langsung
 Hasil belajar lebih mendalam dan mantap.
 Dapat mempermudah pehaman karena merupakan pengganti
obyek yang sesungguhnya.
 Dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah.
 Belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-penting saja

Kekurangan dari model penampang


 Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah yang banyak.
 Penyimpanan memerlukan ruang dan perawatan.
 Anak tunanetra sulit membandingkannya.
 Jika membeli alat perga membutuhkan biaya yang besar.

c) Model kerja (working model)


Yaitu tiruan dari objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli.
Gunanya untuk memperjelas dalam pemberian materi kepada siswa.
Beberapa contoh model kerja adalah:
 Alat-alat matematika: mistar-sorong, busur derajat.Peralatan
musik: biola, seruling, terompet, piano, tamburin.
 Mock-ups, yaitu penyederhanaan susunan bagian pokok dan
suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Guru menggunakan
mock-up untuk memperlihatkan bentuk berbagai objek nyata
seperti kondensator-kondensator, lampu-lampu tabung,serta
pengeras suara, lambang-lambang yang berbeda dengan apa
yang tertera di dalam diagram.
 Diorama, yaitu sebuah pemandangan 3 dimensi mini bertujuan
menggambarkan pemandangan sebenarnya. Contoh: Diorama di
bagian bawah Monas Jakarta.

Model kerja dirancang untuk menunjukkan kepada para siswa


bagaimana mekanisme suatu objek itu berfungsi. Berbagai model yang
baik seringkali mempergunakan pewarnaan yang kontras pada bagian-
bagian terpenting seperti pada blok mesin, kabel, sikuit, atau berbagai
komponen menunjukkan hubungan satu sama lain. model kerja sangat
mendorong rasa keingintahuan siswa.

Kelebihan dari model kerja


 Memberikan pengalaman secara langsung.
 Dapat menunjukkan objek secara utuh baik cara kerjanya.
 Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.
 Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.

Kekurangan dari model kerja

Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Page 3


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

 Tidak dapat menjaangkau sasaran dalam jumlah besar.


 Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan
yang rumit.
- Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar.
- Anak tunanetra sulit untuk mengaplikasikannya secara sempura.

d) Model Susun (Builed-up Model)


Model susun terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap,
atau sedikitnya suatu bagian penting dari objek itu. Contoh: anatomi
manusia dan binatang, seperti: mata, telinga, jantung, tengkorak, otak.
Model susunan dimaksudkan struktur bagian dalam dari suatu
benda, disamping memperlihatkan bagian dalam obyek juga dapat
dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu per satu sehingga
memperjelas pengertian. Dan bila sudah selesai dapat diletakkan
kembali pada posisinya semula. Model ini dapat berupa variasi dari
model irisan. Untuk model terbuka sebaiknya siswa disuruh hati-hati
waktu mempelajarinya. Karena disamping mahal harganya, juga agak
mudah rusak dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu
penampilan model tersebut dan mungkin tidak dapat disusun seperti
semula

Kelebihan dari model susun


 Memberikan pengalaman secara langsung.
 Penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme.
 Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun
cara kerjanya.
 Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.
 Dapat menunjkkan alur suatu proses secara jelas.

Kekurangan dari model susun


 Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
 Anak tuna netra sulit untuk membandingkannya.
 Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan
yang rumit.

Berdasarkan jenis media tiga dimensi maka sebuah


pembelajaran dapat didesain sesuai dengan kompetensi dasar dan
kebutuhan peserta didik agar tercapai kompetensi dasar tersebut.
Selain jenis media tiga dimensi, dalam bab ini dibahas pula
karakteristik media tiga dimenasi. Karakteristik media dapat dilihat dari
kemampuan membangkitkan rangsangan indra penglihatan,
pendengaran, perabaan percakapan, maupun penciuman atau
kesesuainnya dengan tingkat hirarki belajar. Secara umum karakteristik
media tiga dimensi adalah sebagai berikut:
 Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara
serentak
 Penyajiannya berada dalam kontrol guru
 Cara penyimpanannya mudah (praktis)

Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Page 4


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

 Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera


 Menyajikan objek-objek secara diam
 Terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap
 Lebih mahal dari kelompok media grafis
 Sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu
 Sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual
 Praktis digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas
 Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu.

Kelebihan dan Kekurangan Media Tiga Dimensi


Menurut Moedjiono (1992) kelebihan dari media visual tiga dimensi:
 Memberikan pengalaman secara langsung
 Penyajian secara konkrit dan menghindari verbalisme
 Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara
kerjanya
 Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas
 Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.

Kelemahan media tiga dimensi yaitu:


 Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah
 Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan
yang rumit
 Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar
 Anak tuna netra sulit untuk membandingkannya

3. Desain Pembelajaran Menggunakan Media Tiga Dimensi


a) Penggunaan media tiga dimensi dalam pembelajaran
Optimalisasi proses dan hasil belajar mengacu pada upaya agar
proses belajar dapat berlangsung dengan baik sehingga para siswa
dapat mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan dengan kata lain
optimalisasi proses dan hasil belajar adalah upaya memperbaiki proses
pembelajaran sehingga para siswa mencapai keberhasilan proses dan
hasil belajar.
Pencapaian hasil belajar yang optimal merupakan perolehan dari
proses belajar yang optimal pula. Oleh karena itu, agar proses dan hasil
belajar optimal maka dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran, dan sampai pada tahap penilaian harus dipersiapkan dan
dilaksanakan secara baik pula.
Penggunaan media tiga dimensi pada mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan harus berkenaan dengan metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar. Dalam
proses belajar mengajar terkadang diperlukan adanya interaksi
langsung antara siswa dengan guru sehingga media belajar memiliki
posisi penting yang diharapkan dapat menjembatani antara kualitas
kemampuan siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Pemanfaatan media pembelajaran dikaitkan erat dengan
peningkatan kualitas pembelajaran yang diharapkan. Pemanfaatan
media pembelajaran oleh guru diharapkan dapat menciptakan

Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Page 5


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

pengalaman belajar yang lebih bermakna, memfasilitasi proses interaksi


antara siswa dan guru, sesama murid, serta memeperkaya pengalaman
belajar siswa. Hal ini dipercaya mampu mengubah suasana belajar
yang pasif menjadi aktif melalui beragam sumber belajar yang tersedia.
Penggunaan media tiga dimensi merupakan salah satu metode
guru dalam menyampaikan materi atau bahan pembelajaran. Siswa
akan lebih mudah menyerap informasi yang diberikan guru karena
dengan menggunakan media tiga dimensi siswa dapat melihat langsung
benda-benda yang dimaskud.

b) Desain pengembangan pembelajaran dengan menggunakan media


tiga dimensi
Ketersediaan media pembelajaran di berbagai sekolah bisa
dikatakan belum merata, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya; kondisi lingkungan, kemampuan pengelolaan sekolah dan
wilayah keberadaan sekolah dapat mempengaruhi ketersediaan media
pembelajaran. Hal ini menyebabkan banyak ragam media pembelajaran
yang digunakan guru sebagai alat untuk menyampaikan materinya.
Pada kondisi dimana ragam dan jumlah media pembelajaran yang
tersedia masih sangat kurang, maka perlu dilakukan pengembangan
dan produksi media pembelajaran secara bertahap oleh guru, baik
secara berkelompok, sendiri, atau melibatkan pihak lain (siswa, guru,
masyarakat).
Pengembangan media pembelajaran sangat penting artinya untuk
mengatasi kekurangan dan keterbatasan media persediaan media yang
ada. Disamping itu media yang dikembangkan sendiri oleh guru atau
pendidik dapat menghindari ketidaktepatan (mis match) karena
dirancang sesuai kebutuhan, potensi sumber daya dan kondisi
lingkungan masing-masing. Lebih dari itu, juga dapat meningkatkan
kreatifitas dan kemampuan inovasi para guru sehingga lahirlah
profesionalitas pendidik.
Pengembangan media pembelajaran merupakan kegiatan yang
terintegrasi dengan penyusunan dokumen pembelajaran lainnya seperti;
kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lain-lainnya.
Yang artinya setelah dokumen pembelajaran tersebut siap disusun
dilanjutkan dengan pengadaan atau persiapan media pembelajarannya
sebagai sumber belajar dan alat bantu dalam proses pembelajaran. Hal
tersebut dapat diaplikasikan dalam proses pengajaran dimana media
tiga dimensi yang digunakan haruslah sesuai dan terintegrasi dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
Kedudukan media pembelajaran dalam komponen metode
mengajar sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki proses interaksi
guru-siswa, dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh
sebab itu, fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat
bantu mengajar yakni sebagai penunjang penggunaan metode
mengajar yang dipergunakan oleh guru.

Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Page 6


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

C. Soal Latihan/Tugas
1. Jelaskan macam-macam model media tiga dimensi!
2. Buatlah desain pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan
menggunakan macam-macam model media tiga dimensi!

D. Referensi

Aeng muhidin & Ubaid Al Faruq. 2018. Pengembangan bahan ajar. Tangerang Selatan:
Unpam press

Azhar Arsyad, 2003, Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Andi Prastowo. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Diva press

Bahri, Syaiful dan Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit: Rinekan Cipta

Benni Agus Pribadi, 1996, Media Pendidikan, Jakarta: Universitas Terbuka.

Denny Setiawan dkk. 2012. Pengembangan Bahan Ajar. Tangerang selatan :


Universitas Terbuka

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit: Rineka Cipta

Ika lestari. S.Pd.M.Si. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi.


Academia

M.Djauhar Siddiq, dkk. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi Depdikdas.

Nana Sudjana, 1990, Media Pendidikan, Bandung: Sinar Baru.

Nurani, Yuliani. 2003. Strategi Pembelajaran. Pusat Penerbit Universitas Terbuka

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan makna Pembelajaran. Penerbit: Alfabeta Bandung

Sudjana, Nana,1991, Media Pengajaran, Bandung: CV Sinar Baru.

Suyatman,M.Pd. 2013. Pengembangan Bahan Ajar. Surakarta: FATABA Press IAIN


Surakarta

Usman, Basyiruddin, 2002, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers.

Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Pendidikan Nasional.

Pengembangan Modul. Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Teknologi Informasi


Dan Komunikasi Pendidikan.

Wahab, Aziz dan Udin.2005. Pendidikan Pancasila dan Keawrganegaraan (PPKn).


Penerbit: Universitas Terbuka

Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Page 7


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Tian Belawati.,Phd. 2001. Pengembangan Bahan Ajar. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/1946012
91981012-PERMASIH/PENGEMBANGAN_BAHAN_AJAR.pdf

Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Page 8


Universitas Pamulang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pengembangan Bahan Ajar 9

Anda mungkin juga menyukai