Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN CRITICAL BOOK REVIEW ( CBR )

PENDIDIKAN PANCASILA

Disusun guna memenuhi tugas individu

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pengampu : Parlaungan Gabriel Siahaan, S.H., M.Hum


: Novridah Reanti Purba, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh:

Nama : Arsiska Sari

Nim 7223540007

Kelas :B

PROGRAM STUDI S-1 ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, atas berkat karunia-Nyalah saya dapat
menyelesaikan tugas Critical Book Review ini tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat
pada waktunya.

Dalam penyusunan tugas ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Parlaungan Gabriel Siahaan, S.H., M.Hum dan ibu Novridah Reanti Purba,
S.Pd.,M.Pd yang telah memberikan tugas Critical Book Review ini sehingga saya dapat lebih
memahami lebih jauh mengenai seperti apakah sebenarnya yang dibahas dalam buku yang
saya review serta apa kelebihan serta kekurangannya dan oleh karena itu saya dapat
menyelesaikan penyusunan laporan ini dengan baik.

CBR ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua mengenai serta memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Apabila dalam tugas
ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Akhir kata saya berharap semoga book
review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kita khususnya. Atas
perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.

Medan, 24 Agustus 2023

Arsiska Sari
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................... ………………………..……3

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENGANTAR .......................................................................................................................... 4

1.1 Identitas Buku .................................................................................................................. 4

A. Buku Utama ................................................................................................................... 4

B. Buku Pembanding 1 ....................................................................................................... 4

C. Buku Pembanding 2 ....................................................................................................... 5

BAB II ....................................................................................................................................... 6

RINGKASAN BUKU............................................................................................................... 6

2.1 Ringkasan Buku Utama ( Prof. Dr. Kaelan, M.S.) ........................................................... 6

2.2 Ringkasan Buku Pembanding 1 ( Paristiyanti Nurwadani, Hestu Yoga Saksama, Dkk )
..............................................................................................................................................17

2.3 Ringkasan Buku Pembanding 2 ( Drs.Ali Amran,S.H., M.H ) ...................................... 19

BAB III .................................................................................................................................... 24

KEUNGGULAN BUKU ........................................................................................................ 24

BAB IV .................................................................................................................................... 28

KELEMAHAN BUKU .......................................................................................................... 28

BAB V ..................................................................................................................................... 30

HASIL ANALISIS.................................................................................................................. 30

BAB VI .................................................................................................................................... 31

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 31

A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 31

B. SARAN ......................................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 32


BAB I

PENGANTAR
1.1 Identitas Buku
A. Buku Utama

Judul PENDIDIKAN PANCASILA


Penulis Prof. Dr. Kaelan, M.S.
Penerbit Paradigma
Tahun Terbit 2016
ISBN 9789798658112
Halaman 265 Hal
Edisi Edisi Reformasi 2016

B. Buku Pembanding 1

Judul PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PRGURUAN


TINGGI
Penulis Paristiyanti Nurwadani, Hestu Yoga Saksama, Dkk
Penerbit Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Tahun Terbit 2016
ISBN 978-602-6470-01-0
Halaman 239 Hal
Edisi 1
C. Buku Pembanding 2

Judul PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN


TINGGI
Penulis Drs.Ali Amran,S.H., M.H
Penerbit PT Raja Grafindo Persada
Tahun Terbit 2016
ISBN 978-602-425-045-4
Halaman 344 Hal
Edisi 1
BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1 Ringkasan Buku Utama ( Prof. Dr. Kaelan, M.S.)


1. Bab 1

Pendahuluan Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD
1945, yang diundangkan dengan batang tubuh UUD 1945. Landasan Landasan pendidikan
pancasila terbagi menjadi 3 yakni: a. Historis b. Kultural c. Yuridis d. Filosofis

a. Landasan Historis

Terbentuk melalui proses panjang sejak zaman kerajaan - Suatu prinsip tersimpul dalam
pandangan dan filsafat hidup bangsa berupa ciri khas, sifat, dan karakter - Nasionalisme
Indonesia bukan dengan kekuasaan atau hegemoni ideology tetapi dengan kesadaran berbangsa
dan bernegara yang berakar pada sejarah

b. Landasan Kultural

Setiap bangsa memiliki ciri khas dan pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain -
Sila-sila Pancasila merupakan karya besar bangsa yang dimiliki melalui proses refleksi filosofis
pendiri Negara, diantaranya: 1) Soekarno 2) Moh. Yamin 3) Moh. Hatta 4) Soepomo - Sila-sila
Pancasila merupakan hasil pemikiran tentang bangsa dan Negara yang mendasarkan
pandangan hidup suatu prinsip nilai.

c. Landasan Yuridis

UU No. 2 Tahun 1989 memuat Sistem Pendidikan Nasional di Perguruan tinggi - Pasal 39
berisi kurikulum (jenis/jalur/jenjang) dinyatakan wajib memuat pendidikan: 1) Pancasila 2)
Agama 3) Kewarganegaraan - SK Mendiknas No. 232/U/2000: Berisi tentang pedoman
penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa. Pasal 10 ayat
1 menyatakan setiap pelajaran wajib memuat agama, Pancasila, dan Kewarganegaraan.

d. Landasan Filosofis

Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia -
Sebelum mendirikan Negara, bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang berketuhanan dan
berkemanusiaan, berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia adalah mahluk Tuhan yang
Maha Esa.

2. Bab 2

Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Pancasila Untuk memahami Pancasila secara
lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak
diperlukan pemahaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu negara
yang berdasarkan suatu asa hidup bersama demi kesejahteraan hidup bersama, yaitu negara
yang berdasarkan Pancasila.

a. ZAMAN KUTAI

Masyarakat Kutai memebuka sejarah Indonesia pertama kalinya menampilkan nilai social
politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan kenduri serta sedekah pada para Brahmana.

b. ZAMAN SRIWIJAYA

Tiga tahap pembentukan negara Indonesia : 1. Sriwijaya/ syailendra (600-1400) - kedatuan 2.


Majapahit (1293-1525) – keprabuan, 3. Modern (17 Agustus 1945-sekarang)

c. ZAMAN KERAJAAN SEBELUM MAJAPAHIT

Banyak kerajaan kecil yang mendukung akan lahirnya kerajaan Majapahit seperti Isana,
Kalasan, Darmawangsa,dll.

d. ZAMAN MAJAPAHIT

Empu Prapanca menilis Negarakertagama yang memuat istilah Pancasila. Begitu juga
Empu Tantular yang mengarang kitab Sutasoma yang memuat Bhineka Tunggal Ika Tan Hana
Dharma Magrua yang berarti walau berbeda namun satu jua adanya sebab tidak ada agama
yang memiliki Tuhan yang berbeda. Hal ini menunjukkan adanya realitas kehidupan agama
pada saat itu, yaitu Hindu dan Budha. Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah
Mada dalam sidang Ratu dan Menteri-menteri di paseban keprabuan Majapahit tahun 1331,
yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut : “Saya barua akan
berhenti berpuasa makan pelapa, jikalau seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan
negara. Impian ini telah mempersatukan silayah nusantara dalam sebuah kesatuan menjadi
kenyataan hingga saat ini.

e. ZAMAN PENJAJAHAN
Belanda terbukti menindas rakyat Indonesia melalui berbagai cara, namun berkat kegigihan
para pejuang untuk bebas dari penjajah, kerajaan dan pemerintahan yang ada saat itu
melakukan perundingan silih berganti. Namun, semua perlawanan senantiasa kandas karena
tidka disertai rasa persatuan dan kesatuan dalam menaklukkan penjajah.

f. KEBANGKITAN NASIONAL

Terjadinya pergolakkan kebangkitan dunia timur mendorong bangkitnya semangat


kesadaran berbangsa yang ditandai dengan lahirnya Budi Utomo, disusul dengan lahirnya SDI,
SI, Indische Partij, PNI, dll. Munculnya organisasi kepemudaan menunjukkan bahwa persatuan
untuk melawan penjajah mulai terealisasikan.

g. ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG

Indonesia jatuh ke tangan Jepang karena Belanda takluk pada Jepang. Tak ada bedanya
dengan Belanda, Jepang pun memeras tenaga rakyat untuk kepentingan Jepang. Janji merdeka
diberikan pada Indonesia berkali-kali melalui BPUPKI dan PPKI. BPUPKI mengadakan
sidang untuk mewujudkan keinginan merdeka, yaitu pada :

1. 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945

Membahas usulan-usulan rumusan dasar negara. Sidang ini dihadiri oleh beberapa tokoh
penting, seperti : • Mr. Muh. Yamin • Prof. Dr. Soepomo • Ir. Soekarno

2. 10 Juli 1945 – 16 Juli 1945

Membentuk “Panitia Sembilan” untuk membuat pembukuan hukum dasar yang lebih kita kenal
dengan istilah Undang-Undang Dasar.

h. SIDANG BPUPKI

1. Sidang Pertama (18 Agustus 1945)

Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan-keputusan


sebagai berikut : • Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang kemudian
berfungsi sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. • Menetapkan rancangan Hukum
Dasar yang telah diterima dari Badan Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami
berbagai perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta, kemudian berfungsi
sebagai Undang-Undang Dasar 1945. • Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama. •
Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan musyawarah darurat.
2. Sidang Kedua (19 Agustus 1945)

Pada sidang kali ini, PPKI berhaisl menetapkan daerah Propinsi sebagai berikut : • Jawa
Barat • Jawa Tengah • Jawa Timur • Sumatera • Borneo • Sulawesi • Maluku• Sunda Kecil

3. Sidang Ketiga (20 Agustus 1945)

Sidang ketiga ini dilakukan pembahasan terhadap agenda tentang ‘Badan Penolong
Keluarga Korban Perang’, adapun keputusan yang dihasilkan adalah terdiri atas delapan pasal.
Salah satu dari pasal tersebut yaitu, pasal 2 dibentuklah suatu badan yang disebut ‘ Badan
Keamanan Rakrat’ (BKR)

4. Sidang Keempat (22 Agustus 1945)

Pada sidang keempat PPKI membahas agenda tentang Komite Nasional Partai Nasional
Indonesia, yang pusatnya berkedudukan di Jakarta.

i. PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN SIDANG PPKI

Proklamasi Jepang kalah perang melawan tentara sekutu, Jepang terdesak memberikan
kemerdekaan Indonesia melalui PPKI sebagai tim perncang kemerdekaan Indoensia. PPKI
beranggotakan 21 orang, yang tidak satupun anggotanya dari pihak Jepang sehingga dapat
leluasa merundingkan proklamasi untuk kemerdekaan Indonesia.

j. MASA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN

Arti proklamasi kemerdekaan bagi Indonesia : 1. Secara yuridis, Proklamasi menjadi awal
tidak berlakunya hukum kolonial, dan mulai berlakunya hukum masional. 2. Secara politis
ideologis, Proklamasi berarti bahwa Indonesia terbebas dari penjajahan dan memiliki kedulatan
untuk menentukan nasib sendiri. Pembentukan Negara RIS Sebelum persetujuan KMB, bangsa
Indonesia telah memeliki kedaulatan. Oleh karena itu, persetujuan KMB bukanlah penyerahan
kedaulatan, melainkan pengalihan atau pengakuan kedaulatan. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Ketidakstabilan negara disegala bidang membuat Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit
Presiden yang berisi :

• Membubarkan Konstituante • UUDS 1950 tidak berlaku lagi dengan diberlakukannya UUD
1945 • Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Landasan hukum
Dekrit adalah hukum darurat : • Hukum tata negara darurat subjektif • Hukum tata
negara darurat objektif Masa Orde Baru Muncul Tritura akibat adanya peristiwa
pemberontakan PKI yang berisi : • Pembubaran PKI • Pembersihan kabinet dari unsur PKI •
Penurunan harga kebutuhan pokok.

Pemerintahan orde baru melaksanakan program-programnya dalam upaya merealisasikan


pembangunan nasional sebagai perwujudan pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen.

3. Bab 3

Jika seseorang percaya bahwa kebenaran pengetahuan adalah sumber hubungan, maka
dia berfilsafat tentang rasionalisme. Jika seseorang meyakini bahwa yang terpenting dalam
hidup adalah kenikmatan, kenikmatan dan kepuasan lahiriah, maka paham ini disebut dengan
hedonisme. Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani:

1. Philein yang artinya cinta

2. Sophos artinya kebijaksanaan/kebijaksanaan/kebijaksanaan

Secara harfiah, filsafat berarti kebijaksanaan. Bidang ilmu yang termasuk dalam
filsafat: 1. Manusia 2. Alam 3. Pengetahuan 4. Etika 5. Logika.

Filsafat secara keseluruhan mempunyai arti:

A. Filsafat sebagai produk yang mengandung pemahaman 1. Filsafat sebagai salah satu
jenis ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, konsep, pemikiran para filosof zaman
dahulu, yang biasanya merupakan aliran. 2. Filsafat sebagai suatu jenis permasalahan
yang dihadapi manusia sebagai akibat dari kegiatan filsafat. Dengan demikian, manusia
mencari kebenaran yang muncul dari permasalahan yang bermula dari pikiran manusia.
B. Filsafat merupakan suatu sistem pengetahuan yang bersifat dinamis. 1. Metafisika
Membahas hal-hal yang ada di luar ilmu fisika, antara lain bidang ontologi, kosmologi,
dan antropologi. 2. Epistemologi adalah tentang hakikat pengetahuan. 3. Metodologi
Berhubungan dengan permasalahan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan. 4. Logika
berkaitan dengan masalah filsafat berpikir, yaitu rumusan dan dalil berpikir yang benar.
5. Etika berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia. 6. Estetika berkaitan dengan
hakikat keindahan.
KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM

Sistem adalah kumpulan bagian-bagian yang saling berhubungan yang bekerja sama
untuk suatu tujuan tertentu dan merupakan suatu kesatuan utuh yang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut: a. Pancasila yang terdiri dari bagian-bagian atau sila-sila Pancasila, masing-
masing sila pada hakekatnya mempunyai asas tersendiri, tugasnya tersendiri, tetapi
keseluruhannya merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Secara filosofis, Pancasila sebagai
suatu kesatuan sistem filsafat mempunyai landasan ontologis, landasan epistemologis, dan
landasan oskologis tersendiri, yang berbeda dengan sistem filsafat lain seperti materialisme,
liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme, dan pandangan filsafat lainnya. 1. Landasan
Antropologi Sila Pancasila 2. Landasan Epistemologis Sila Pancasila 3. Landasan Aksiologis.

4. Bab 4

Filsafat Pancasila meliputi pemikiran kritis, mendasar, rasional, sistematis, dan menyeluruh
(fundamental), dan sistem pemikiran tersebut merupakan suatu nilai. Oleh karena itu,
pemikiran filosofis tidak secara langsung menghadirkan norma-norma yang menjadi pedoman
atau aspek praktis, melainkan sebagai nilai-nilai fundamental. Standar moral: Standar yang
berkaitan dengan perilaku manusia dapat diukur dari sudut pandang baik atau buruk. Dalam
peranan inilah nilai-nilai Pancasila diterjemahkan menjadi standar moral atau standar etika,
sehingga Pancasila menjadi sistem etika bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2. Standar
hukum: Sistem hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia.

DEFINISI NILAI, STANDAR DAN MORAL

a) DEFINISI NILAI: Nilai adalah kemampuan yang dirasakan suatu objek untuk
memuaskan orang. Pada dasarnya nilai adalah suatu kualitas atau sifat yang
diasosiasikan dengan suatu benda, bukan benda itu sendiri. Nilai-nilai inti tidak dapat
dirasakan oleh indera manusia, tetapi mengacu pada perilaku manusia atau seluruh
aspek kehidupan manusia yang nyata.
b) NILAI INSTRUMENTAL: Merupakan pedoman yang dapat diukur dan diarahkan
sehingga dapat dikatakan bahwa nilai instrumental juga tersurat dalam nilai-nilai inti.
c) NILAI PRAKTIS: merupakan penggabungan nilai-nilai instrumental sedemikian rupa
sehingga dapat mengambil bentuk yang berbeda-beda, tetapi tidak boleh berbeda atau
bahkan bertentangan satu sama lain, karena nilai-nilai inti, nilai-nilai instrumental, dan
nilai-nilai praktis merupakan suatu sistem yang diwujudkan.

5. Bab 5

Pancasila terbentuk melalui proses panjang dalam sejarah bangsa Menurut kausalitas,
Pancasila menjadi dasar filsafat negara sebelum diundangkan, nilai-nilai tersebut sudah ada
dan berasal dari masyarakat Indonesia sendiri dalam bentuk nilai adat istiadat, budaya, dan
nilai-nilai agama. Teori sebab-akibat ini dikembangkan oleh Aristoteles karena mengacu pada
asal usul Yang berhubungan langsung dengan Pancasila adalah asal usul langsung Pancasila
sebagai landasan falsafah negara, yaitu karena asal usul dan sebelum proklamasi Kemerdekaan
yakni sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri negara sejak rapat BPUPKI yang pertama.
Rincian asal usul langsung Pancasila adalah sebagai berikut: Asal usul materi Pancasila adalah
bangsa Indonesia yang termasuk didalamnya Lahirnya Pancasila adalah Ir. Dr Sukarno Oh,
Hatta juga anggota BPUPKI lainnya yang merumuskan dan membahas khususnya Pancasila
Bentuk, Susunan dan Nama Pancasila. Asal mula kiprahnya adalah PPKI sebagai pembangun
negara dan berkuasa membentuk negara yang mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara
yang sah. Soekarno dan Hatta mendefinisikan tujuan rumusan Pancasila sebelum mulai berlaku
Menurut PPKI, sebagai dasar negara yang sah. Asal usulnya tidak secara langsung terdapat
pada kepribadian dan pendapat masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dengan
rincian sebagai berikut:

a.) Unsur-unsur Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar falsafah negara,


b.) Termasuk dalam pandangan hidup masyarakat sebelum terbentuknya negara,
c.) Asal muasal Pancasila yang tersirat adalah alasan atau asal muasal yang bersifat
materialistis secara tidak langsung nilai-nilai Pancasila.

Bangsa Indonesia berkomitmen pada Pancasila dalam “Tiga Prakara” Pancasila


terbentuk melalui proses panjang dalam sejarah negara Indonesia yang terangkum dalam tiga
prinsip atau Tri Prakara yaitu: a) Pancasila sebagai sila kebudayaan b) Pancasila sebagai prinsip
agama c) Pancasila sebagai asas negara.

A. LOKASI DAN FUNGSI PANCASILA


Setiap kedudukan dan fungsi Pancasila pada dasarnya mempunyai makna dan dimensi.
1. Pancasila sebagai visi bangsa Pandangan hidup yang terdiri dari satu kesatuan nilai-nilai
luhur adalah manusia dalam masyarakat dan lingkungan alam. Hal ini dapat disebut dengan
pandangan hidup suatu bangsa. Apa yang bisa disebut dengan ideologi (nasional) bangsa
dan pandangan hidup bernegara.

2. Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Kedudukan Pancasila


sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut: a) Pancasila sebagai dasar negara
merupakan sumber dari segala sumber hukum mengikuti cita-cita moral yang tinggi dari
masyarakat.

3. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Pancasila sebagai ideologi
bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan dunia dan budaya nasional. ambisi
Ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai seperangkat gagasan, gagasan, keyakinan,
keyakinan yang komprehensif dan sistematis mengenai: Ideologi negara, yaitu tatanan
negara bagi rakyat dan bangsa Pada dasarnya merupakan prinsip spiritual dengan sifat-sifat
seperti: Memiliki kedudukan tertinggi sebagai nilai kehidupan berbangsa dan bernegara.
pedoman hidup yang dipegang, dikembangkan, diamalkan dan dipelihara secara turun
temurun Ideologi tertutup adalah sistem pemikiran tertutup yang membenarkan Bukan
hanya berupa nilai dan cita-cita tertentu saja, melainkan Ideologi terbuka adalah suatu
sistem pemikiran Ideologi tertentu diartikan sebagai keyakinan yang terorganisir secara
teratur sistematis dan berkaitan erat dengan kepentingan kelas sosial tertentu hadirin
Ideologi holistik diartikan sebagai sistem pemikiran yang holistik

B. Hubungan antara filsafat dan ideologi

Hal ini dapat ditunjukkan dari sejarah tradisi filsafat Barat yang berkembangnya ideologi.

1. Ideologi Pancasila Ideologi


Pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai makhluk Ideologi
Pancasila mengakui kebebasan dan kemerdekaan individu yang berarti tetap mengakui
dan menghargai kebebasan individu lain.
2. Pancasila Berdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu negara.
Indonesia mendirikan negara dengan ciri-ciri tertentu, ciri-ciri tertentu mendirikan
negara berdasarkan falsafah Pancasila yaitu negara kesatuan, Kewarganegaraan dan
negara integralis. Merupakan kesatuan unsur-unsur penyusunnya berupa manusia,
wilayah, dan masyarakat Bangsa dan negara Indonesia terdiri dari beberapa suku
bangsa adalah persatuan, yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia. Suatu bangsa
tumbuh dan berkembang dari unsur dan akarnya Ide dasar bangsa adalah sebagai
berikut: -Bangsa adalah jiwa, prinsip spiritual. - Bangsa ini merupakan solidaritas yang
besar, hasil sejarah. -Bangsa bukanlah sesuatu yang abadi. - Daerah dan ras bukanlah
penyebab lahirnya suatu bangsa. “Negara adalah organisme hidup yang mempunyai
hubungan suatu wilayah geografis dengan suatu bangsa."

6. Bab 6

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan asas spiritual ilmu pengetahuan Nasionalisme
pada umumnya disebut sebagai landasan filsafat negara yang merupakan sumber nilai dan
standar dalam semua bidang administrasi publik, antara lain sebagai sumber ketertiban hukum
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Segala peraturan perundang-undangan dan dasar
perumusannya selalu merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam peraturan Pancasila.
Pancasila merupakan sumber konstitusi negara, baik konstitusi tertulis maupun tidak tertulis
atau perjanjian. keadilan sosial dan lain-lain diatur dalam konstitusi negara. UUD 1945
mempunyai kedudukan dalam konteks ketatanegaraan negara kesatuan Republik Indonesia.
Pembukaan dan Pasal UUD 1945 dari segi hukum, pembukaan UUD 1945 lebih diutamakan
dibandingkan pasal-pasalnya. Oleh karena itu keduanya mempunyai kedudukan hukum yang
berbeda,.

1. Pembukaan UUD 1945 ibarat perintah Mahkamah Agung Kedudukan Pembukaan UUD
1945 terhadap sistem hukum Indonesia. Bergabung dengan sistem hukum Indonesia sebagai
sistem hukum tertinggi Sebagaimana tercantum di awal UUD 1945, ada sumbernya dari semua
sumber hukum Indonesia.

2. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sistem hukum Indonesia

3. Pembukaan UUD 1945 sebagai asas dasar negara Pembangun negara menemukan dan
memasukkan ini ke dalam pengumuman kelahiran landasan negara yang didirikannya.

4. Pembukaan UUD 1945 tetap mengacu pada kelestarian negara republik Indonesia.
Berdasarkan status pembukaan UUD 1945 sebagai teks deklaratif yang merupakan wujudan
rinci baik dari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia maupun ilmu hukum mematuhi
persyaratan hukum dan prinsip umum Indonesia. Menjelaskan cita-cita yang ingin dicapai
Indonesia setelah kemerdekaan landasan yang mulia dan sakral bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara seluruh bangsa Indonesia Di bawah lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Jadikan segala
sesuatunya sebagai landasan yang kokoh sebagai petunjuk dan arahan yang tetap dan praktis,
yaitu dalam pelaksanaannya tinggal di satu negara, Indonesia. Pembukaan UUD 1945.
Menempatkan ketentuan UUD 1945 pada pembukaan IV UUD 1945 pada tempat yang sangat
penting.

7. Bab 7

Paradigma adalah asumsi-asumsi dasar dan asumsi teoritis yang ada umum, sehingga
merupakan sumber hukum, metode dan penerapan ilmu pengetahuan sedemikian rupa sehingga
dapat mendefinisikan hakikat, ciri-ciri dan hakikat ilmu pengetahuan diri. Dalam permasalahan
ini, konsep tersebut berkembang menjadi terminologi paradigmatik membawa makna sumber
nilai, kerangka, rencana induk, pengertian sumber prinsip-prinsip perkembangan, perubahan
dan proses serta arah dan tujuan di sektor-sektor tertentu termasuk sektor pembangunan,
reformasi dan pelatihan. Pembangunan nasional harus mencakup aspek jiwa yang meliputi
akal, rasa dan kemauan, penampilan fisik, penampilan individu, sifat sosial, penampilan pribadi
dan juga penampilan kehidupan ilahinya. Setelah itu dikembangkan di berbagai bidang
pembangunan termasuk politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pendidikan, ilmu
pengetahuan, teknologi dan agama. Berinovasi dengan sering melakukan perubahan di
berbagai bidang diteriakkan dengan bahasa reformasi total, yang tidak mungkin dilakukan
perubahan sumber itu sendiri. Reformasi harus mempunyai tujuan, landasan, cita-cita dan
landasan Jelas sekali nilai-nilai Pancasila menjadi paradigma masyarakat Indonesia Perbaikan
lengkap. Awal mula keberhasilan gerakan reformasi agama ditandai dengan mundurnya
presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 yang dilanjutkan dengan pelantikan Wakil
Presiden Prof. Dr. Presiden digantikan oleh B.J. Habibie. Kemudian diikuti pembentukan
kabinet reformasi pembangunan. Pemerintahan Habibie itu apa merupakan pemerintahan
peralihan untuk memimpin rakyat Indonesia melaksanakan reformasi secara menyeluruh,
khususnya dengan mengubah 5 paket undang-undang. bersama Oleh karena itu, reformasi juga
harus diikuti dengan reformasi hukum secara hardware implementasi dan reformasi di berbagai
instansi pemerintah. Oleh karena itu, perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat dari waktu
ke waktu juga dengan mentalitas orang yang menyukai hal-hal yang dinamis. Semakin banyak
penemuan atau penyelidikan buatan manusia, tidak untuk menutup kemungkinan potensi
kelemahannya, lalu dimana dibuat atau berasal dari penelitian harus didasarkan nilai-nilai yang
menjadi tolak ukur kesetaraan masyarakat, bangsa dan masyarakat patriotik Ini adalah sila
Pancasila. Berpedoman pada nilai-nilai Pancasila, apapun boleh dilakukan seseorang
Mengembangkan ilmu pengetahuan sangat bermanfaat dalam mencapai tujuan masyarakat,
bangsa, dan negara Indonesia untuk mencapai pembangunan dengan negara, reformasi dan
pendidikan. Politik mempunyai peranan penting dalam meningkatkan harkat dan martabat
manusia sistem politik negara harus didasarkan pada hak asasi manusia atau yang lebih dikenal
dengan hak asasi manusia. Bahwa sistem politik negara Pancasila dapat memberikannya
landasan moral, elit politik dan manajernya diharapkan memilikinya berakhlak mulia dan
mengikuti cita-cita moral luhur masyarakat. menyukai Warga negara Indonesia harus menjadi
subjek atau aktor politik, bukan sekadar objek politik yang diharapkan dapat menjalankan
kekuasaan tertinggi atas rakyat. Kekuasaan adalah milik rakyat, rakyat dan rakyat. Sejak
Pancasila sebagai paradigma politik, sistem politik Indonesia didasarkan pada demokrasi, tidak
berwibawa. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pembangunan politik Indonesia harus
berlandaskan hal tersebut di atas moralitas ketuhanan, moralitas kemanusiaan, moralitas
persatuan, moralitas kerakyatan dan moralitas keadilan seiring dengan berkembangnya aktor-
aktor politik, baik warga negara maupun administrator atas dasar moral ini menghasilkan
perilaku politik yang santun dan moral yang baik Menurut paradigma pembangunan ekonomi
Pancasila, sistem dan Pembangunan ekonomi didasarkan pada nilai-nilai moral, bukan Pancas.
Khususnya Sistem perekonomian harus berlandaskan moralitas ketuhanan dan kemanusiaan.
masalah ini mencegah perkembangan ekonomi apa pun yang mengarah ke sana persaingan
bebas, mis kemenangan terkuat, seperti sebelumnya pada abad ke 18 yaitu tumbuhnya
perekonomian kapitalis. Dengan apa yang terjadi Pada abad ke-18, kemudian Eropa pada awal
abad ke-19 merespon perubahan tersebut Pembangunan ekonomi seperti itu menjadi
sosialisme-komunisme yang dicita-citakannya nasib kaum proletar yang sebelumnya ditindas
oleh kaum kapitalis. Ekonomi humanistik didasarkan pada tujuan kesejahteraan manusia,
Sistem ekonomi ini dikembangkan oleh Mubyarto yang tidak sekedar mencoba pertumbuhan
ekonomi, namun demi kesejahteraan umat manusia dan seluruh bangsa. Tujuan Tujuan
perekonomian adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat menjadi
lebih kaya oleh karena itu kita harus menghindari persaingan bebas, monopoli dan lain-lain
menyebabkan penderitaan dan penindasan bagi manusia. Penerapan Pancasila dibedakan
menjadi dua macam, yaitu penerapan objektif dan subjektif. Perwujudan obyektifnya adalah
penerapan Pancasila di berbagai bidang kehidupan masyarakat, yang meliputi lembaga-
lembaga negara, termasuk kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif serta sah. Namun realisasi
subjektifnya adalah realisasi Pancasila setiap individu terutama secara moral dalam kaitannya
dengan kehidupan bumi dan hadirin Perguruan tinggi sebagai institusi sosial bukanlah sebuah
menara gading yang jauh dari kemaslahatan masyarakat, namun selalu membawa serta untuk
melayani masyarakat. Jadi menurut PP Nomor 60 Tahun 1999, perguruan tinggi ini Perguruan
Tinggi mempunyai tiga fungsi pokok yang dikenal dengan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu:
1) Pendidikan tinggi 2) Penelitian 3) Kerja komunitas.

2.2 Ringkasan Buku Pembanding 1 ( Paristiyanti Nurwadani, Hestu Yoga Saksama,


Dkk )

1. Bab 1

Pengantar Pendidikan Pancasila

Pentingnya urgensi pendidikan Pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa kebangsaan


mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan (leitstar)
bagi calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa di berbagai bidang dan tingkatan.
Selain itu, agar calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa tidak mudah
terpengaruh oleh pahampaham asing yang dapat mendorong untuk tidak dijalankannya nilai-
nilai Pancasila. Pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk menjawab
tantangan dunia dengan mempersiapkan warga negara yang mempunyai
pengetahuan,pemahaman, penghargaan, penghayatan, komitmen, dan pola pengamalan
Pancasila. Hal tersebut ditujukan untuk melahirkan lulusan yang menjadi kekuatan inti
pembangunan dan pemegang estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-
lembaga negara, badan-badan negara, lembaga daerah, lembaga infrastruktur politik, lembaga-
lembaga bisnis, dan profesi lainnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

2. Bab 2

Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa

Membahas sejarah perumusan Pancasila. Bahasan ini penting agar mengetahui dan
memahami proses terbentuknya Pancasila sebagai dasar negara. Tujuannya adalah agar dapat
menjelaskan proses dirumuskannya Pancasila sehingga terhindar dari anggapan bahwa
Pancasila merupakan produk rezim Orde Baru. Pembahasan pada bab kedua ini, diawali
dengan penelusuran tentang konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia.

3. Bab 3

Pancasila Menjadi Dasar Negara Indonesia


Bab ketiga membahas kedudukan Pancasila sebagai dasar negara. Pokok bahasan ini
mengkaji hubungan antara Pancasila dan Proklamasi, hubungan antara Pancasila dan
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, penjabaran Pancasila dalam pasal-
pasal UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, implementasi Pancasila dalam pembuatan
kebijakan negara, khususnya dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam. Pada
bab ini, mahasiswa diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan pentingnya Pancasila sebagai
dasar negara, ideologi negara, atau dasar filsafat negara Republik Indonesia dalam kehidupan
bernegara.

4. Bab 4

Pancasila Menjadi Dasar Ideologi Negara

Ideologi merupakan seprangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

A. Menulusuri Konsep Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara 1. Konsep Pancasila


Sebagai Ideologi Negara

Istilah ideologi berasal dari kata Idea, yang artinya gagasan, konsep, pengertian dasar,
cita- cita, dan logos yang berarti ilmu. Ideologis secara etimologis artinya ilmu tentang ide-ide
(the scince of ideas), atau ajaran tentang pengertian dasar (Kaelan, 2013:60-61).

Sejarah konsep ideologi dapat ditelusuri jauh sebelum istilah tersebut digunakan Destut
de Tracy pada penghujung abad kedelapan belas. Tracy menyebut ideologi sebagai Science of
Ideas, yaitu suatu program yangdiharapkan dapat membawa perubahan institusional bagi
masyarakat perancis.

5. Bab 5

Pancasila Merupakan Sistem Filsafat

A. Menanya Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.

1. Filsafat Pancasila Sebagai Genetivus Objektivus dan Genetivus Subjektivus

Pancasila sebagai genetivus-objektivus, artinya nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai


objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan sistem-sistem dan cabang-cabang filsafat
yang berkembang dibarat. Pancasila sebagai genetivus-subjektivus, artinya Nilai-nilai
Pancasila dipergunakan untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat yang berkembang, baik untuk
menemukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Ontologis Filsafat Pancasila

Pancasila sebagai Genetivus Subjektivus memerlukan landasan pijak filosofis yang


kuat yang mencakup tiga dimensi, yaitu landasan ontologis, landasan epistemologis dan
landasan aksieologis. Ontologi menurut pandangan Bakker adalah ilmu yang paling universal
karena objeknya meliputi segala-galanya (ekstensif) dan menurut segala aspeknya (intesif).

Manusia adalah makhluk individu sekaligus sosial (monodualisme), yang secara


universal berlaku pula bagi substansi infrahuman, manusia dan Tuhan. Kelima sila Pancasila
menurut Bakker menunjukkan dan mengandaikan kemandirian masing-masing, tetapi
menekankan kesatuan yang mendasar dan ketrkaitan dalam relasi-relasi. Landasan ontologis
Pancasila artinya sebuah pemikiran filosofis atas hakikat dan rasion d'etre sila-sila Pancasia
sebagai dasar filosofis negara Indonesia.

6. Bab 6

Pancasila Menjadi Sistem Etika

Pancasila dikaji sebagai sistem etika yang meliputi: pengertian etika, etika Pancasila,
Pancasila sebagai solusi problem bangsa, seperti korupsi, kerusakan lingkungan, dekadensi
moral, dan lain-lain. Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa
Indonesia juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau
panduan kepada setiap warga negara Indonesia untuk bersikap dan bertingkah laku. Pancasila
sebagai sistem etika dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap
individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2.3 Ringkasan Buku Pembanding 2 ( Drs.Ali Amran,S.H., M.H )


1. Bab 1

Tujuan, Manfaat dan Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila

1. Tujuan Pendidikan Pancasila


Secara umum tujuan pendidikan pancasila adalah untuk menambahkan wawasan dan
kesadaran berbangsa dan bernegara,sikap dan perilaku cinta tanah air dan bersendikan
kebudayaan bangsa wawasan nusantara,serta ketahanan nasional dalam diri para mahasiswa
calon sarjana/ilmuan negara NKRI yang sedang mengkaji dan akan menguasai IPTEK.
Menurut hasil lokakarya mata kuliah pancasila 1978:tujuan perkulian Pancasila diperguruan
tinggi adalah:

a. Mahasiswa mengerti dan menghayati tentang pancasila yang sah dan benar sebagai mana
yang telah dirumuskan secara formal dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV

b. Mahasiswa mengamankan pancasila dari segala macam dari mana pun datangnya.

c. Mahasiswa dapat mengamalkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat


sesuai dengan keahlian masing -masing.

d. Mahasiswa ikut aktif berperan dalam mengusahakan kelestarian Pancasila ,pandangan hidup
bangsa dan dasar negara repulik Indonesia.

2. Manfaat pendidikan pancasila

Mempelajari pancasila merupakan upaya untuk memahami dan memperoleh


pengetahuan pancasila secara baik dan benar, dalam arti yuridis konstitusional dan objek
ilmiah. Untuk memahami dan mengetahui pengetahuan tentang pancasila yang baik dan benar
diatas,maka dibutuhkan upaya yakni salah satunya melalui pendidikan pancasila.

3. Kompetensi dasar Pendidikan Pancasila

Dalam Undang-Undang nomor 12 tahun 2003 (pasal 35 ayat 3)tentang pendidikan


tinggi. Dijelaskan bahwa kurikulum pendidikan wajib memuat mata kuliah

a). Pancasila

b). Agama

c). Kewarganegaraan

d). Bahasa indonesia

Winataputra,US (2009)menjelaskan makna -makna tersebut sebagai berikut :

a. Secara filosofis sistem pendidikan nasional merupakan keniscayaan dari sistem nilai yang
terkandung dalam pancasila.
b. Secara substantif-edukatif sistem pendidikan nasional harus bertujuan menghasilkan
manusia yang dewasa bertaqwa kepada tuhan yang maha esa indonesia yang beriman.

c. Secara sosio-politik,manusia dewasa indonesia yang "beriman dan dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa,beraklak mulia,cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis".

d. Secara praksis- pedagogis dan andragogis,sistem nilai yang terkandung dalam pancasila itu
harus diwujudkan sebagai proses belajar anak dan orang dewasa sepanjang hayat melalui
proses belajar.

2. Bab 2

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Generasi penerus bangsa harus dipersiapkan dengan pola zaman bukan berarti
menghilangkan nilai dasar (Pancasila) dan mengubah standar nilai dasar Tantangan Globalisasi
adalah mengubah paradigma warga negara terhadap selama ini dianutnya Warga negara
dihadapkan dengan berbagai informasi yang bermuatan berbagai nilai dasar Sehingga,
pendekatan dalam memahamkan kebenaran pancasila kepada generasi menjadi tantangan bagi
program pendidikan kewarga negaraan khususnya Pancasila.

Pancasila harus menjadi ideologi yang mampu melintasi berbagai perkembangan yang
dialami masyarakat nusantara akibat kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini
Pancasila harus dapat menjadi solusi dari berbagai kritis yang terjadi nilai-nilai dasar pancasila
harus mampu memiliki sift aktual dengan berbagai kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi sehingga pancasila sebagai ideologi yang terus menjadi pijakan utama ditengah
perubahan oleh karna itu ,kebenaran niali pancasila harus benar benar dimengerti dan dipahami
oleh setiap warga negara agar nilai-nilai pancasila dapat terus diyakini dan diamalkan oleh
warga negara Indonesia yang pada akhirnya merupakan proses penjagaan bagi berlangsung
ideologi.

Pancasila merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang harus tetap dipertahankan dimasa
yang akn datang .Nilai-nilai Pancasila harus tetap dapat diwariskan sebagai langkahestafet
mewariskan negara kebangsaan Indonesia. Kegagalan mewariskan Pancasila merupakan
kegagalan mempertahankan keutuhan NKRI .Oleh karna itu ,sistem pendidikan diIndonesia
harus mampu menghasilkan warga negara yang Pancasila yang meyakini kebenaran nilai-nilai
Pancasila.
Pancasila dasar negara merupakan produk auntentik pendiri Negara Indonesia The
Founding Fathers Dari bermacam-macam rumusan Pancasila dalam atau sejarah bangsa
indonesia,yang diakui sah sebagai sebagai dasar negara ialah Pancasila dalam pembukaan
UUD 1945.

3. Bab 3

Pancasila dan Dasar Negara

Pancasila merupakan kritalisasi nilai yang hidup dan tumbuh berkembang serta digali
dalam masyarakat indonesia,sehingga Pancasila memiliki kebenaran serta secara rasional hal
ini dapt dibuktikan bahwa Pancasila merupakan suatu sistem filsafat karena kebenaran nilai-
nilai yang ada di dalam pancasila dapat menerima secar rasional Pancasila harus dapat
dibuktikan kebenarannya dengan secara ilmiah Pancasila sebagai dasr negara Indonesia
merupakan proses kritalisasi nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat nusantara yang
bertransformasi menjadi bangsa indonesia ,dan dalam mewujudkan cita- cita negara
kebangsaan Indonesia yaitu keadilan bagi seluruh rakyat indonesia harus berdasarkan kepada
nilai –nilai :

• Ketuhanan
• Kemanusiaan
• Persatuan (nasionalisme)
• Kerakyatan (musyawarah,hikmat dan kebijaksanaan )

4. Bab 4

Pancasila dan Sistem Filsafat

Pancasila sebagai filsafat didasarkan atas dasar pendapat para ahli. Pancasila sebagai
sutu sistem filsafat merupakan dasar negara dari hasil perenungan mendalam dari para pejuang
bangsa indonesia yang kemudian merupakan sistem filsafat karen telah memenuhi ciri-ciri
berpikir kefilsafatan.Perlunya pancasila sebagai sistem filsafat ialah agar dapat bertanggung
jawab rasional yang mendasar mengenai sila- sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip
politik agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional dalam penyelenggaraan
negara. Komunisme adalah sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas perkembangan
kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal.Komunisme merupakan aliran yang menyakini
bahwa kepemilikan modal dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata.
5. Bab 5

Pancasila dan Etika Politik

Kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno yakni "ethos) berarti timbul dari kebiasaan"
adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai
atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar penilaia moral.

Konsep etika dan etiket dalam pengunaanya berbeda. Etika adalah kajia ilmiah terkait
dengan etiket atu moralitas.Etika secar sederhana dapat diartikan sebagai aturan kesusilaan
sopan santun. Etika berhubungan dengan moralitas maka istilah :etika" dapat dilakukan melalui
bermacam-macam pendekatan yang memahaminya yaitu etika deskriptif, etika normatif, dan
mateatika.

Pancasila sebagai suatu sistem etika artinya pancasila sebagai sarana orientasi bagi
usaha manusia indonesia untuk menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental:
bagaimana saya harus hidup dan bertindak dalam berinteraksi dengan sesama manusia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.Pancasila sebagai sistem etika pancasila merupakan
kesatuan sila sila, sila sila pancasila itu saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan kesatuan yang utuh.Pancasila sebagai sistem
etika bertujuan mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegaraPerlunya Pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan bermasyarajkat
berbangsadan bernegara bertujuan untuk:

a) Memberikan landasan etika moral bagi seluruh komponen bangsa dalam menjalankan
kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek.

b) Menentukan pokok-pokok etika kehidupan kebangsaanbernegara, dan bermasyarakat.

c) Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalm
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
BAB III

KEUNGGULAN BUKU
Buku Utama (Prof. Dr. • Keterkaitan antar bab ( Kohesi dan Koherensi antar
Kaelan, M.S. ) bab )
Bab-bab dalam buku Pendidikan Pancasila" karya Prof.
Dr. Kaelan, M.S. saling terkait dan membentuk satu
kesatuan yang utuh dalam membahas konsep Pancasila
dan penerapannya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Bab V membahas tentang kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi dalam
berbangsa dan bernegara, yang merupakan suatu
tinjauan kausalitas. Bab ini membahas tentang asal mula
bahan (kausa materialis) Pancasila, yaitu Bangsa
Indonesia sebagai asal dari nilai-nilai Pancasila.
Keterkaitan antar bab dalam buku ini membentuk suatu
pemahaman yang utuh tentang konsep Pancasila dan
penerapannya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

• Kemutakhiran isi buku ( Kemutakhiran teori yang


ditawarkan )
Buku "Pendidikan Pancasila" karya Prof. Dr. Kaelan,
M.S. menawarkan teori-teori terbaru tentang pendidikan
Pancasila. Namun, tidak ada informasi rinci yang
tersedia secara online tentang teori-teori spesifik yang
disajikan dalam buku tersebut. Dalam sebuah
konferensi, Prof. Dr. Kaelan, M.S. menyatakan bahwa
Pancasila adalah sistem filsafat yang menjadi sumber
dari semua norma, termasuk norma hukum, moral, dan
negara. Filsafat Pancasila bersifat kritis, fundamental,
rasional, sistematis, dan komprehensif, dan mengandung
nilai-nilai etis yang menjadi sumber dari norma moral
dan hukum. Nilai-nilai Pancasila bukanlah pedoman
normatif atau praktis, tetapi merupakan sistem nilai etis
yang harus diterjemahkan ke dalam norma yang jelas
yang berfungsi sebagai pedoman konkret dan
operasional.

• Keterkaitan antara isi buku dengan bidang ilmu


yang dikaji
Buku "Pendidikan Pancasila" karya Dr. Kaelan berkaitan
erat dengan bidang ilmu pendidikan Pancasila. Berikut
adalah beberapa keterkaitan isi buku dengan bidang ilmu
tersebut:
1. Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila: Buku ini
membahas konsep dan urgensi pendidikan Pancasila,
yang merupakan salah satu aspek penting dalam
bidang ilmu pendidikan Pancasila.
2. Landasan Hukum Pendidikan Pancasila: Buku ini
juga membahas landasan hukum pendidikan
Pancasila, yang menjadi dasar bagi pengembangan
bidang ilmu pendidikan Pancasila.
3. Kerangka Konseptual Pendidikan Pancasila: Buku
ini menyajikan kerangka konseptual pendidikan
Pancasila, yang menjadi landasan bagi
pengembangan teori dan praktik pendidikan
Pancasila.
4. Visi dan Misi Pendidikan Pancasila: Buku ini juga
membahas visi dan misi pendidikan Pancasila, yang
menjadi tujuan utama dari bidang ilmu pendidikan
Pancasila.
5. Dengan demikian, buku "Pendidikan Pancasila"
karya Dr. Kaelan sangat relevan dengan bidang ilmu
pendidikan Pancasila dan dapat menjadi referensi
penting bagi mahasiswa dan praktisi pendidikan
Pancasila.
Buku Pembannding 1 • Keterkaitan antar bab ( Kohesi dan Koherensi antar
(Paristiyanti bab )
Nurwadani, Hestu Yoga Bab – bab dalam buku ini sudah sesuai dengan
Saksama, Dkk ) pembahasan tentang Pancasila, dan buku ini sangat
bagus untuk pemula yang ingin memahami Pancasila
lebih dalam lagi.

• Kemutakhiran isi buku ( Kemutakhiran teori yang


ditawarkan )
Dalam buku ini pembahasan mengenai Sejarah
Indonesia sangat mendekati lengkap dan menjadi dasar
atau refrensi untuk buku-buku selanjutnya.

• Keterkaitan antara isi buku dengan bidang ilmu


yang dikaji
Buku ini sesuai dengan konsep Pelajaran pada
matakuliah yang di pelajari.
Buku Pembanding 2 • Keterkaitan antar bab ( Kohesi dan Koherensi antar
(Drs.Ali Amran,S.H., bab )
M.H ) Kata-kata dalam buku pembandinng ini lebih mudah
dipahami, penjelasan materi perbabnya cukup padat dan
jelas sehingga dapat mudah dimengerti.

• Kemutakhiran isi buku ( Kemutakhiran teori yang


ditawarkan )
Buku ini membahas tujuan, manfaat, dan kompetensi
dasar pendidikan Pancasila, dasar pemikiran perlunya
pendidikan Pancasila, sumber historis, sosiologis, dan
politis pendidikan Pancasila, serta materi-materi yang
harus diajarkan dalam pendidikan Pancasila.
Meskipun tidak ada informasi rinci tentang
kemutakhiran teori dalam buku tersebut, buku ini dapat
menjadi referensi penting bagi mahasiswa dan praktisi
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.

• Keterkaitan antara isi buku dengan bidang ilmu


yang dikaji
Buku "Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi" karya
Drs. Ali Amran, S.H., M.H. sangat sesuai dengan bidang
ilmu pendidikan Pancasila. Buku ini membahas tujuan,
manfaat, dan kompetensi dasar pendidikan Pancasila,
dasar pemikiran perlunya pendidikan Pancasila, sumber
historis, sosiologis, dan politis pendidikan Pancasila,
serta materi-materi yang harus diajarkan dalam
pendidikan Pancasila. Isi buku ini sangat relevan dengan
bidang ilmu pendidikan Pancasila dan dapat menjadi
referensi penting bagi mahasiswa dan praktisi
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.
BAB IV

KELEMAHAN BUKU
• Keterkaitan antar bab ( Kohesi dan Koherensi antar
Buku Utama (Prof. Dr.
bab )
Kaelan, M.S.
Penjelasan pada kalimat disetiap bab nya sulit dipahami
karena penjelasannya berbelit-belit.

• Kemutakhiran isi buku ( Kemutakhiran teori yang


ditawarkan )
Tidak ada informasi rinci yang tersedia secara online
tentang teori-teori spesifik yang disajikan dalam buku
tersebut.

• Keterkaitan antara isi buku dengan bidang ilmu


yang dikaji
Buku ini sulit ditemukan atau di perjualbelikan sehingga
mahasiswa kesulitan dalam penambahan pemahaman
materi.

Buku Pembanding 1 • Keterkaitan antar bab ( Kohesi dan Koherensi antar


(Paristiyanti bab )
Nurwadani, Hestu Yoga Penyusunan sub bab yang masih sedikit
Saksama, Dkk ) membingungkan para pembaca, dimana sub bab dari
masing-masing buku ditinjau dari sudut pandang yang
sama.

• Kemutakhiran isi buku ( Kemutakhiran teori yang


ditawarkan )
Kurang menjelaskan tentang keadaan Indonesia yang
sekarang dan lebih fokus pada Sejarah saja.
• Keterkaitan antara isi buku dengan bidang ilmu
yang dikaji
Kurang memaparkan contoh-contoh mengenai
pembelajaran yang dipelajari.
Buku Pembanding 2 • Keterkaitan antar bab ( Kohesi dan Koherensi antar
(Drs.Ali Amran,S.H., bab )
M.H ) Terlalu banyak halaman yang diberikan sehingga
membuat para pembaca menjadi malas untuk membaca
materi lebih jauh lagi.

• Kemutakhiran isi buku ( Kemutakhiran teori yang


ditawarkan )
Pembahasan tentang Pancasila kurang luas. dan tidak
ada informasi rinci tentang kemutakhiran teori dalam
buku tersebut

• Keterkaitan antara isi buku dengan bidang ilmu


yang dikaji
Buku ini juga kurang memuat contoh-contoh untuk
materi yang dipelajari.
BAB V

HASIL ANALISIS
Hasil analisis yang diperoleh dari critical book review ini yaitu buku Pendidikan
Pancasila" karya Prof. Dr. Kaelan, M.S. saling terkait dan membentuk satu kesatuan yang utuh
dalam membahas konsep Pancasila dan penerapannya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Bab V membahas tentang kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
dalam berbangsa dan bernegara, yang merupakan suatu tinjauan kausalitas. Bab ini membahas
tentang asal mula bahan (kausa materialis) Pancasila, yaitu Bangsa Indonesia sebagai asal dari
nilai-nilai Pancasila. Keterkaitan antar bab dalam buku ini membentuk suatu pemahaman yang
utuh tentang konsep Pancasila dan penerapannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun pada buku pemahaman untuk materinya lebih sulit karena banyak kata-kata atau
kalimat yang sulit dipahami oleh pereview sendiri.

Tetapi dari segi penyajian materi buku karya prof. Dr. Kaelan, M.S ini cukup bagus
untuk mengemukakan Sejarah Indonesia setelah buku pembanding 1 karya Paristiyanti
Nurwadani, Hestu Yoga Saksama, Dkk.

Pada akhir analisis ini periview merekomendasikan buku pembanding ke 2 karya


Drs.Ali Amran,S.H., M.H untuk dipelajari para pemula. Buku ini membahas tujuan, manfaat,
dan kompetensi dasar pendidikan Pancasila, dasar pemikiran perlunya pendidikan Pancasila,
sumber historis, sosiologis, dan politis pendidikan Pancasila, serta materi-materi yang harus
diajarkan dalam pendidikan Pancasila.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Membahas sejarah perumusan Pancasila. Bahasan ini penting agar mengetahui dan
memahami proses terbentuknya Pancasila sebagai dasar negara. Tujuannya adalah agar dapat
menjelaskan proses dirumuskannya Pancasila sehingga terhindar dari anggapan bahwa
Pancasila merupakan produk rezim Orde Baru.
Secara umum tujuan pendidikan pancasila adalah untuk menambahkan wawasan dan kesadaran
berbangsa dan bernegara,sikap dan perilaku cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa
wawasan nusantara,serta ketahanan nasional dalam diri para mahasiswa calon sarjana/ilmuan
negara NKRI yang sedang mengkaji dan akan menguasai IPTEK.

Filsafat Pancasila meliputi pemikiran kritis, mendasar, rasional, sistematis, dan menyeluruh
(fundamental), dan sistem pemikiran tersebut merupakan suatu nilai. Oleh karena itu,
pemikiran filosofis tidak secara langsung menghadirkan norma-norma yang menjadi pedoman
atau aspek praktis, melainkan sebagai nilai-nilai fundamental. Standar moral: Standar yang
berkaitan dengan perilaku manusia dapat diukur dari sudut pandang baik atau buruk. Dalam
peranan inilah nilai-nilai Pancasila diterjemahkan menjadi standar moral atau standar etika,
sehingga Pancasila menjadi sistem etika bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Standar
hukum: Sistem hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia.

B. SARAN
Saran yang dapat pereview berikan untuk penulisan buku ini kedepannya yaitu :

1. Diharapkan penulis kedepan memaparkan teori yang jelas dan tertulis dalam buku
selanjutnya
2. Memberikan ilustrasi dengan gambar agar kedepannya dapat menarik perhatian para
pembaca.
3. Memaparkan materi secara singkat, padat dan jelas tanpa berbelit-belit.
DAFTAR PUSTAKA

PENDIDIKAN PANCASILA [Book] / auth. Prof. Dr. Kaelan M.S. - [s.l.] : Paradigma, 2016. -
9789798658112.

PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI [Book] / auth. Drs. Ali Amran
S.H., M.H. - [s.l.] : PT Raja Grafindo Persada, 2016.

PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI [Book] / auth. Paristiyanti


Nurwadani Hestu Yoga Saksama, DKK. - [s.l.] : Direktorat Jendral Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, 2016.

Anda mungkin juga menyukai