Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REVIEW

KEPEMIMPINAN

Disusun Oleh:
ABIYYU AGUNG (5182151013)
DIMAS VIO KARIM (5183151015)
RIVALDO EFFENDI (5181151013)
BAGAS BASKORO (5181151009)
ALFI FAJRIN HSB (5182151014)

PTIK – B

Dosen Pengampu: Dr.Baharuddin ,ST.M,Pd

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat kemurahan-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review Kepemimpinan ini. Dan saya
juga tidak lupa berterimakasih kepada Ibu Dr. Baharuddin ,ST. M,Pd selaku Dosen mata
kuliah Kepemimpinan yang telah memberikan tugas ini kepada saya
Saya sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Tentu saja tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah saya buat.
Semoga tugas ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Medan, 05 November 2018

Tertanda, Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................


Daftar Isi...............................................................................................................................
Bab I Pendahuluan ..............................................................................................................
A.Rasionalisasi ..................................................................................................................
B.Tujuan ............................................................................................................................
C.Manfaat..........................................................................................................................
D.Identitas Buku ...............................................................................................................
Bab II Ringkasan Isi Buku .................................................................................................
Bab III Pembahasan ............................................................................................................
A.Pembahasan Buku .......................................................................................................
B.Kelebihan dan Kekurangan Buku..............................................................................
Bab IV Penutup ...................................................................................................................
Kesimpulan ......................................................................................................................
Rekomendasi ....................................................................................................................
Daftar Pustaka .....................................................................................................................
Lampiran ..............................................................................................................................

3
BAB I PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI
Kadang kala kita bingung saat memilih buku referensi untuk dibaca dan
pahami. Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Oleh
karena itu, saya membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih buku referensi yang tepat, terkhusus pada pokok bahasan tentang
kepemimpinan kepala sekolah.

B. TUJUAN

Mengkritisi/membandingkan satu topik materi kuliah kepemimpinan dalam


tiga buku yang berbeda.

C. MANFAAT
- Untuk mengetahui prinsip apa yang ditanam dalam pemimpin.

- Untuk mengetahui metode dan sifat-sifat seorang pemimpin.

- Untuk menambah wawasan tentang kepemimpinan.

D. IDENTITAS BUKU YANG DI REVIEW

1. Judul : Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah


2. Edisi : Pertama, Juli 2011
3. Pengarang : Prof. Dr. H.E. Mulyasa, M.Pd.
4. Penerbit : PT Bumi Aksara
5. Kota Terbit : Jakarta
6. Tahun Terbit : 2011
7. ISBN : 978-602-217-000-6

4
BAB II RINGKASAN ISI BUKU

A. BAB I : PENDAHULUAN

Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah yang dikaji dalam buku ini
berkaitan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan yang tercermin dalam kualitas
sekolah, dengan mengkaji berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hal ini terutama
dimaksudkan agar setiap kepala sekolah dapat mengelola dan mengembangkan
berbagai potensinya secara optimal dalam kaitannya dengan manajemen sekolah,
baik potensi peserta didik, potensi tenaga kependidikan, maupun potensi masyarakat
yang dapat digali di sekitar sekolah.
Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah dewasa ini, memberikan
kebebasan kepada setiap sekolah untuk menekankan dan mengedepankan
kompetensi tertentu sesuai dengan visi, misi sekolah dan daerah masing-masing.
Dalam kaitannya dengan manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, guru dan
kepala sekolah dituntut untuk senantiasa belajar dan mendapatkan informasi baru
tentang pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Membaca
juga sangat diperlukan dalam mendapat informasi dan menerapkan ide-ide
baru(inovasi) di sekolah, untuk melakukan reformasi (school reform) sejalan dengan
perubahan masyarakat dan perkembangan zaman. Untuk kepentingan tersebut,
diperlukan berbagai sumber belajar bagi para guru dan kepala sekolah dalam
mengembangkan sekolah efektif, efisien, mandiri, produktif, dan akuntabel.

B. BAB II : KUNCI SUKSES KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan


yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat. Untuk itu setiap kepala sekolah
harus memahami kunci sukses kepemimpinannya, yang mencakup:
1. Pentingnya Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan
hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan

5
manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien, produktif, dan akuntabel. Oleh karena itu kepala sekolah memiliki posisi
yang sangat penting dalam menggerakkan manajemen sekolah agar dapat
berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan kebutuhan
zaman; khususnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni.

2. Indikator Kepemimpinan Kepala sekolah Efektif


Indikator kepala sekolah efektif secara umum dapat diamati dari tiga hal
pokok sebagai berikut: pertama: komitmen terhadap visi sekolah dalam
menjalankan tugas dan fungsinya, kedua; menjadikan visi sekolah sebagai
pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah, dan ketiga; senantiasa
memfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru di kelas
(Greenfield, 1987).

3. Sepuluh Kunci Sukses Kepemimpinan Kepala Sekolah


Kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan berbagai tugas dan fungsi
yang harus diembannya dalam mewujudkan sekolah efektif, produktif, mandiri,
dan akuntabel. Sedikitnya ada sepuluh kunci sukses kepemimpinannya, yaitu :
Visi yang Utuh, Tanggung Jawab, Keteladanan, Memberikan Layanan Terbaik,
Mengembangkan Orang, Memberdayakan Staf, Fokus Pada Peserta Didik,
Manajemen yang Mengutamakan Praktik, Mendengarkan Orang Lain, dan
Memberdayakan Sekolah

4. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Ideal


Agar suatu lembaga pendidikan mempunyai daya dukung dan daya lenting
dalam era desentralisasi pendidikan, diperlukan kepala sekolah ideal yang
mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu: Fokus pada Kelompok, Melimpahkan
Wewenang, Merangsang Kreativitas, Memberi Semangat dan Motivasi,
Memikirkan Program Penyertaan Bersama, Kreatif dan Proaktif, Memperhatikan
Sumber Daya Manusia, Membicarakan Persaingan, Membangun Karakter,
Kepemimpinan yang Tersebar, Bekerja Sama dengan Masyarakat.

6
5. Masa Depan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Posisi Kepala Sekolah biasanya selalu dianggap penting; sehingga masyarakat
berharap ia mampu mewujudkan cita-cita pendidikan serta mampu menjadi
figur.

6. Harapan Guru terhadap Kepala Sekolah


Kepala Sekolah yang Bijaksana mengetahui apa yang diharapkan tenaga
kependidikan kepadanya, sehingga ia harus: Mampu bersikap tanggap, Memiliki
sikap positif dan optimis, Jujur dan Tranparan, Berpegang teguh pada keputusan
yang diambil, Pengertian dan tepat waktu dalam mengunjungi kelas, Menerima
Perbedaan pendapat, Memiliki rasa humor, Terbuka mau mendengar dan
menjawab pertanyaan, Memahami tujuan pendidikan, Dapat diterima oleh guru,
Memiliki pengetahuan tentang metode mengajar, Memiliki hubungan yang baik
dengan masyarakat, Tanggap terhadap kamampuan guru dan memberi
kebebasan kerja, dan bersikap Manusiawi.

7. Etika Kepemimpinan Kepala Sekolah


Perilaku standar kepala sekolah dalam menjalankan tugas kepemimpinannya

C. BAB III : MENCIPTAKAN SEKOLAH EFEKTIF

Setiap kepala sekolah pasti memiliki keinginan untuk membangun sekolah


efektif. Sedikitnya terdapat sembilan aspek yang harus diperhatikan dalam
menciptakan sekolah efektif, yaitu:

1. Perencanaan dan Pengembangan Sekolah

Perencanaan pengembangan sekolah perlu dirumuskan dengan jelas, baik


dalam jangka panjang, menengah, maupun dalam jangka pendek.

2. Pengembangan Guru dan Staf


Pengembangan guru dan staf merupakan pekerjaan yang harus dilakukan
kepala sekolah dalam manajemen personalia pendidikan, yang bertujuan untuk
7
mendayagunakan guru dan staf secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil
yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Pengembangan
guru dan staf mencakup : (1)Perencanaan, (2)Pengadaan, (3)Pembinaan,
(4)Promosi dan Mutasi, (5)Pemberhentian, (6)Kompensasi, (7)Penilaian.

3. Pengembangan Peserta Didik


Pengembangan peserta didik adalah penataan dan pengaturan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai keluar
sekolah. Pengembangan peserta didik bertujuan untuk mengatur berbagai
kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat
berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan
sekolah.

4. Perlibatan Orang Tua dan Masyarakat


Hubungan sekolah dan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana
yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan
pribadi peserta didik di sekolah. Perlibatan orang tua dan masyarakat dalam
program sekolah bertujuan untuk (1) memajukan kualitas pembelajaran dan
pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan
kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat
untuk menjalin hubungan dengan sekolah.

5. Penghargaan dan Insentif


Sekolah yang efektif menyadari bahwa pemberian penghargaan jauh lebih
penting ketimbang menghukum atau menyalahkan peserta didik. Penghargaan
dan insentif mendorong munculnya perilaku positif dan dalam beberapa hal
mengubah perilaku peserta didik dan juga guru.

6. Tata Tertib dan Disiplin


Kerakteristik ini sangat penting artinya dalam mewujudkan sekolah efektif
melalui penciptaan disiplin belajar. Pada dasarnya tata tertib dan disiplin

8
merupakanharapan yang dinyatakan secara eksplisit yang mengandung
peraturan tertulis mengenai perilaku peserta didik yang dapat diterima, prosedur
disiplin, dan sanksi-sanksinya (Moedjiarto, 1990).

7. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran


Pengembangan kurikulum dan program pembelajaran mencakup kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum.

8. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan


Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar
dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu (1)pemerintah; (2)orang tua
peserta didik; (3)masyarakat.

9. Pendayagunaan Sarana dan Prasarana


Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta penataan.

D. BAB IV : MANAJEMEN IKLIM DAN BUDAYA SEKOLAH


Perubahan iklim sekolah perlu dilakukan untuk merespons kondisi
pendidikan dewasa ini yang semakin terpuruk. Perlunya manajemen kepemimpinan
kepala sekolah dalam menciptakan iklim dan budaya sekolah yang kondusif, untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien, mandiri, produktif, dan akuntabel.
1. Hakikat Iklim dan Budaya Sekolah
Iklim dan budaya sekolah yang kondusif ditandai dengan terciptanya
lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan tertib, sehingga pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif.

2. Perlunya Iklim dan Budaya Sekolah yang Kondusif

9
Iklim dan budaya sekolah yang kondusif diharapkan dapat menunjang proses
pembelajaran yang efektif, sehingga semua pihak yang terlibat di dalamnya,
khususnya peserta didik merasa nyaman belajar.
3. Strategi Pembinaan Iklim dan Budaya Sekolah
Beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam membina
iklim dan budaya sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, antara lain
dapat dilakukan dengan program akselerasi, mendongkrak prestasi belajar,
mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah, melibatkan masyarakat, dan
mengembangkan program kewirausahaan.

4. Faktor Penentu Iklim dan Budaya Sekolah


Manajemen iklim dan budaya sekolah memiliki arti yang sangat luas, tidak
terbatas pada masalah manajemen saja. Dalam hal ini sekolah diharapkan
mampu menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan pribadi peserta
didik, tidak menjadi lembaga mekanik, birokratik, dan kaku, tetapi menjadi
sebuah lembaga sosial yang organik, demokratik, dan inovatif.

5. Pengembangan Iklim dan Budaya Sekolah


Proses pendidikan di sekolah bisa jadi meliputi arena yang luas, namun perlu
dipertimbangkan adanya prioritas dan usaha. Prioritas yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan iklim sekolah meliputi (1)Modernisasi pengelolaan
sekolah, (2)Modernisasi guru, (3)Modernisasi pembelajaran, dan (4)Perencanaan
perubahan iklim sekolah.

6. Sekolah Sebagai Miniatur Kehidupan


Sebagaimana masyarakat pada umumnya sekolah sebagai mini society di
representasikan oleh watak para penghuninya, yaitu para pengelola sekolah.

7. Akuntabilitas Sekolah
Tujuan akhir desentralisasi pendidikan adalah pemberian kewenangan yang
seluas-luasnya kepada sekolah dalam pengelolaan pendidikan.

10
E. BAB V : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH ERA OTONOMI DAERAH
Era otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan sekarang ini menempatkan
tanggung jawab dan kualitas pendidikan pada pundak-pundak kepemimpinan
daerah, terutama Bupati/Wali Kota, DPRD, beserta Kepala Dinas Pendidikan dan
jajarannya.
1. Kunci Sukses Kepala Sekolah dalam Era Otonomi Daerah
Manajemen berbasis sekolah diarahkan untuk memandirikan atau
memberdayakan sekolah melalui pemberian wewenang dan keluwesan untuk
peningkatan mutu pendidikan.

2. Memahami Keberadaan Komite Sekolah


Dalam Undang-Undang Sisdiknas (2003) dikemukakan bahwa komite
sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali murid,
komunitas sekolah serta tokoh masyarakat, dan berfungsi memberikan
pertimbangan tentang manajemen sekolah.

F. BAB VI : MANAJEMEN STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN


Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan agar
pelanggan puas, meliputi: (1) keterpercayaan (reliability); (2)keterjaminan
(assurance); (3)penampilan (tangible); (4)perhatian (emphaty); (5)ketanggapan
(responsiveness).
1. Hakikat Mutu Pendidikan
Secara umum, mutu dapat diartikan sebagai gambaran dan karakteristik
menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkankemampuannya dalam
memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks

11
pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan
(Depdiknas, 2001).

2. Manajemen Strategi
Manajemen strategis merupakan serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi,
serta evaluasi dan pengendalian (Wheelen and Hunger, 1995).

3. Manajemen Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan


Mutu atau kualitas ditafsirkan secara beragam, bergantung dari sudut
pandang mana konsep tersebut diartikan. Dalam kaitannya dengan mutu
pendidikan, pengertian tersebut harus dihubungkan dengan apa yang dihasilkan
dan siapa pemakai pendidikan. Pengertian tersebut merujuk kepada nilai
tambah yang diberikan oleh pendidikan, dan pihak-pihak yang memproses serta
menikmati hasil-hasil pendidikan.

4. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah


Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) merupakan sistem
pengelolaan persekolahan yang memberikan kewenangan dan kekuasaan
kepada sekolah untuk mengatur kehidupannya sesuai dengan potensi, tuntutan,
dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan.

5. Peran Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan


Kepala sekolah harus mampu menjadi supervisor tim yang terdiri dari guru,
staf, dan siswa dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif dan
efisien sehingga tercapai produktivitas belajar yang pada akhirnya dapat
meningkatkan mutu pendidikan.

12
G. BAB VII : MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN DI SEKOLAH
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah dikemukakan bahwa setiap kepala sekolah/
madrasah harus memiliki 5 (lima) kompetensi dasar; yaitu kompetensi kepribadian,
manajerial, supervisi, sosial, dan kewirausahaan.
1. Hakikat Kewirausahaan
Seorang kepala sekolah yang berjiwa wirausahawan harus memiliki kemauan
dan kemampuan untuk menemukan berbagai peluang dalam setiap kegiatan
pengembangan sekolahnya, menuju sekolah yang efektif, efisien, produktif,
mandiri, dan akuntabel. Kepala sekolah harus yakin dan teguh pada dirinya dan
kemampuannya mengambil keputusan secara tepat. Kemampuan mengambil
keputusan inilah yang merupakan ciri khas dari wirausahawan.

2. Strategi Mengembangkan Kewirausahaan di Sekolah


Berwirausaha dalam bidan pendidikan (di sekolah) berarti memadukan
kepribadian, peluang, keuangan, dan sumber daya yang terdapat di lingkungan
sekolah untuk mengambil keuntungan. Kepribadian tersebut mencakup
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku.

3. Jiwa Kreatif, Inovatif, dan Kewirausahaan di Sekolah


Dalam perwujudan diri manusia, kreativitas dan inovasi merupakan
manifestasidari individu yang memiliki fungsi penuh (Maslow, 1968).

4. Membangun Jiwa Kewirausahaan di Sekolah


Implementasi program merupakan masalah utama yang dihadapi oleh
sejumlah organisasi sekolah. Proses manajemen kegiatan sekolah yang fleksibel
menambah peluang bagi keberhasilan pimpinan sekolah dalam menerapkan
solusi kreatif dan menjadikan pimpinan sekolah berkonsentrasi melakukan
kegiatan yang dipilih.

13
5. Etika Kewirausahaan
Etika kewirausahaan adalah suatu kode etik perilaku aktor berdasarkan
nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan
danmemecahkan persoalan. Etika kewirausahaan sangat penting untuk
mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat keputusan dan
memecahkan persoalan organisasi.
6. Menggalang Sumber Daya
Penggalangan sumber daya sekolah didasarkan atas tuntutan kebutuhan
kemandirian sekolah yang tertuang dalam konsep manajemen berbasis sekolah.

7. Mengembangkan Gagasan dan Kreativitas


Melalui akal pikirannya, manusia dapat mengembangkan berbagai gagasan
dan kreativitas, sehingga kehidupannya semakin hari semakin baik. Melalui akal,
gagasan, dan kreativitas pula manusia mampu mengenal dirinya, dan mengenal
sang penciptanya.

H. BAB VIII : MANAJEMEN SUPERVISI


Manajemen supervisi merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai
oleh kepala sekolah, dan sebagai dimensi utama dati tiga dimensi yang harus
diperhatikan dalam manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. Dimensi lainnya
adalah koordinasi dan komunikasi; yang sama-sama menentukan keberhasilan,
kemandirian, efektivitas, efisiensi, produktivitas, dan akuntabilitas sekolah.
1. Hakikat Koordinasi
Pada hakikatnya koordinasi merupakan proses penyatupaduan kegiatan
yang dilakukan pegawai dari berbagai satuan lembaga sehingga dapat berjalan
selaras dan serasi, sehingga tujuan lembaga secara keseluruhan dapat
diwujudkan secara optimal.

2. Hakikat Komunikasi

14
Sebagaimana halnya koordinasi, komunikasi meliputi komunikasi internal
dan eksternal. Kedua komunikasi tersebut sangat berpengaruh terhadap
kelancaran, kemudahan, dan kenyamanan kepala sekolah dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya.

3. Hakikat Supervisi
Dalam kaitannya dengan manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah,
supervisi lebih ditekankan pada pembinaan dan peningkatan kemampuan dan
kinerja tenaga kependidikan di sekolah dalam melaksanakan tugas.

4. Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru, melalui siklus
perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang
objektif dan segera.

5. Kepala Sekolah sebagai Supervisor


Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu
mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.

6. Tips dan Trik Supervisi Klinis


Terdapat beberapa tips dan trik yang harus diperhatikan kepala sekolah
dalam melaksanakan supervisi klinis yaitu sebagai berikut: (1)Membangun
Kesadaran, (2)Meningkatkan Pemahaman, (3)Kepedulian, (4)Komitmen.

I. BAB IX : MANAJEMEN KONFLIK DAN STRES

Banyaknya tugas kepala sekolah yang tidak sesuai dengan fungsi dan
penghargaannya sebagai guru yang diberi tugas tambahan seringkali menimbulkan
konflik; bahkan tidak sedikit yang menyebabkan stres. Menghadapi hal tersebut,
kepala sekolah harus memiliki kiat manajemen konflik dan stres di sekolah.
15
1. Konflik dan Masalahnya
Kehadiran konflik biasanya diawali dengan munculnya bibit konflik,
sehingga para pemimpin baik formal maupun informal bertanggung jawab
untuk mengidentifikasi sumber dan tipe bibit-bibit konflik secara dini,
menganalisa akibat yang harus di tanggung, serta mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahannya untuk menentukan langkah preventif secara tepat.

2. Dampak Konflik
Konflik di sekolah dapat menimbulkan dampak positif dan negatif, serta
dapat mendorong inovasi, kreativitas dan adaptasi. Meskipun konflik sering
bermanfaat bagi kemajuan sekolah, tetapi dapat menurunkan kinerja,
menimbulkan ketidakpuasan, meningkatkan ketegangan, dan stres.

3. Manajemen Konflik
Manajemen konflik sedikitnya memiliki tiga tahapan sebagai berikut:
Pertama, perencanaan analisis konflik; kedua, penilaian konflik; ketiga,
pemecahan konflik.

4. Manajemen Stres
Davis (1997 : 86), mengemukakan bahwa: “stres adalah bentuk reaksi
terhadap tekanan yang intensitasnya sudah terlalu tinggi”. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa: “stres adalah gangguan
atau kekacauan mental, dan emosional; tekanan”.

5. Penyebab Stres
Stres dapat disebabkan oleh dua hal, yakni dari lingkungan organisasi dan
dari luar organisasi. Hampir setiap kondisi pekerjaan dapat menyebabkan stres;
hal tersebut bergantung pada individu yang bersangkutan, khususnya jika ada
perubahan-perubahan dalam jenis atau prosedur pekerjaan.

6. Reaksi dan Dampak Stres

16
Stres dapat berdampak positif atau membantu (fungsional), dapat pula
berdampak salah (disfungsional) atau merusak prestasi kerja secara sederhana.
Hal tersebut berarti bahwa stres memiliki potensi untuk mendorong atau
mengganggu pelaksanaan kerja, bergantung seberapa besar tingkat stres
tersebut.
7. Mengendalikan Stres
Cara terbaik untuk mengndalikan stres adalah dengan mengetahui
penyebab-penyebabnya, dan berusaha menghilangkannya. Cara mengatasi stres
dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yakni pendekatan individual dan
organisasional.

8. Tips untuk Kepala Sekolah dalam Manajemen Konflik dan Stres


Tidak semua kepala sekolah memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
konflik dengan baik, bahkan tanpa pengalaman yang memadai bisa salah
langkah, dan justru terlibat dalam koflik tersebut, atau “kena getahnya”. Untuk
menghindari hal tersebut, kepala sekolah harus melatih diri dalam tiga hal, yakni
mengelola waktu, mengembangkan energi, dan memecahkan masalah.

17
BAB III PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN ISI BUKU


a. Pembahasan Bab 1 Pendahuluan
Manajemen dan kepemimpinan menjadi dua bahasan yang selalu
mendapatkan tempatnya dalam praktik pendidikan maupun dalam bidang
lain. Manajemen sebagai suatu kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, dan mengawasi, membutuhkan keterlibatan dan kemampuan
pemimpin.

Menurut buku ke 2 Bab 1 Studi Manajemen Dalam Organisasi


Kepemimpinan menurut buku yang direview adalah secara terminologi
George R. Terry (1982) mendefinisikan manajemen adalah cara pecapain
tujuan yang ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.

Menurut buku ke 3 Bab 1 Pendahuluan


Bermunculannya teori teori tentang kepemimpinan mengindikasikan bahwa
kepemimpinan memegang peranan penting dalam kemajuan lembaga.
Demikian pula adanya praktik-praktik terkini tentang kepemimpinan dalam
organisasi menunjukan adanya perhatian besar terhadapnya. Perhatian ini
sejalan dengan era yang ditandai dengan era yang ditandai dengan perubahan-
perubahan dramatis dalam berbagai bidang kehidupan.

b. Pembahasan Bab 2 KUNCI SUKSES KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH


Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan
hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan
manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien, produktif, dan akuntabel

Menurut buku ke 2 Bab 2 STUDI KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN


18
Menurut buku yang direview Stephen P.Robbins (2006) mengatakan
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengaruhi sekelompok anggota
agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.

Menurut buku ke 3 Bab 2 Kepemimpinan Visioner Perspektif Teori


Kepemimpinan merupakan faktor penting yang membedakan keberhasilan
dengan kegagalan, kemenangan atau kekalahan, kegemilangan atau kelesuan
di antara orang-orang dalam organisasi atau negara-bangsa. Ismail noor
mengatakan bahwa tanpa kepemimpinan visioner atau strategis, banyak yang
tidak berhasil atau bahkan bisa bertahan. Nanus juga menyatakan bahwa
kepemimpinan visioner krusial bagi top management juga sangat mendesak
bagi lower management. Dengan kata lain, organisasi modern membutuhkan
kepemimpinan visioner di seluruh organisasi.

c. Pembahasan Bab 3 MENCIPTAKAN SEKOLAH EFEKTIF


Setiap kepala sekolah pasti memiliki keinginan untuk membangun sekolah
efektif. Sedikitnya terdapat sembilan aspek yang harus diperhatikan dalam
menciptakan sekolah efektif, yaitu:
Perencanaan dan Pengembangan Sekolah
Pengembangan Guru dan Staf
Pengembangan Peserta Didik
Perlibatan Orang Tua dan Masyarakat
Penghargaan dan Insentif
Tata Tertib dan Disiplin
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
pendayagunaan Sarana dan Prasarana

19
Menurut buku ke 2 Bab 3 MANAJEMEN STARTEGIS DALAM PENDIDIKAN
Ada banyak indikator yang menunjukkan bahwa pendidikan Indonesia kurang
berhasil atau bahkan secara ekstrem telah gagal dalam menjalankan peran dan
fungsinya. Salah satu indikator yang sangat tampak dari hal tersebut adalah
kekurang mampuan lulusan untuk menjadi manusia yang kritis, mandiri,
kreatif, dan mampu menjadi motor penggerak dalam perubahan.

Menurut buku ke 3 Bab 3 Kepemimpinan Visioner Dalam Perspektif Islam


Kepemimpinan visioner dalam pandangan islam adalah kepemimpinan
visoner sebagaimna yang telah di praktikan oleh Rasulullah Saw, yaitu
memimpin dengan visi. Untuk mencapai visi, menurut ismail noor ada tiga
prinsip kepemimpinan islam yang sudah dilakukan oleh Rasulullah Saw, yaitu
syura’ (musyawarah), ‘adl bi al-qitsh (keadilan dengan kesetaraan), dan
hururriyah al-kalam (kebebasan berekspresi dengan adab al-ikhtilaf).

d. Pembahasan Bab 4 MANAJEMEN IKLIM DAN BUDAYA SEKOLAH


Perlunya manajemen kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan iklim
dan budaya sekolah yang kondusif, untuk mencapai tujuan pendidikan secara
efektif, efisien, mandiri, produktif, dan akuntabel.

Buku ke 2 Bab 4 KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DI ERA DESENTRALISASI


Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus dapat mengoptimalkan
sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia yang terdiri dari guru, staf,
siswa, dan orangtua maupun sumber daya dalam bentuk sarana dan
prasarana, media dan alat belajar, perpustakaan, maupun laboratorium
sekolah.

Menurut buku ke 3 Bab 4 Mengkaji Konsep Mutu Pendidikan

20
Mutu atau kualitas banyak dibicarakan orang, kelompok, organisasi, maupun
suatu lembaga. Bagi setiap institusi, mutu merupakan hal utama yang harus
selalu di tingkatkan. Dalam kehidupan sehari hari biasanya orang memiliki
keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang bermutu. Walaupun demikian,
jika diminta untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mutu yang di inginkan,
akan tampak perbedaan standar yang mereka gunakan dalam memakai mutu
yang di inginkan.

e. Bab 5 KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH ERA OTONOMI DAERAH


Era otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan sekarang ini menempatkan
tanggung jawab dan kualitas pendidikan pada pundak-pundak kepemimpinan
daerah, terutama Bupati/Wali Kota, DPRD, beserta Kepala Dinas Pendidikan
dan jajarannya.

Menurut buku ke 2 Bab 5 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM


MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara leksial berasal dari tiga
kata ,yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses
menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.

Menurut buku ke 3 Bab 5 Mutu Pendidikan Dalam Perspektif Islam


Islam sangat memerhatikan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dalam islam
tampak pada perintah Allah dan Rasul -Nya tentang kewajiban menuntut ilmu.
Bahkan dalam islam, kewajiban menuntut ilmu tidak dibatasi oleh waktu,
tetaoi dilakukan sepanjang hayat (long life education). Di disamping itu, Allah
juga memerintahkan seseorang untuk selalu membaca (belajar).

f. Bab 6 MANAJEMEN STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

21
Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan agar pelanggan
puas, meliputi: (1) keterpercayaan (reliability); (2)keterjaminan (assurance);
(3)penampilan (tangible); (4)perhatian (emphaty); (5)ketanggapan
(responsiveness).

Menurut buku ke 2 Bab 6 KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH YANG EFEKTIF


Berdasarkan kualifikasi secara umum maupun secara khusus yang dimiliki
oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
diharpakan kepala sekolah dapat meningkatkan kualitas kerjanya
mewujudkan sekolah yang berhasil.

Menurut buku ke 3 Bab 6 Peran Kepemimpinan Visioner Di Madrasah


Sebagai seorang pemimpin visioner, Abdul Djalil telah berhasil membangun
MAN 3 Malang dengan semangat ruh al-jihad yang tinggi, mengedapankan
keteladanan (uswah), kesederhanaan, memotivasi sivitas akademika, disiplin
tinggi, sabar membimbing orang-orang, tekun, ikhlas, humanis, dan bekerja
penuh profesional.

g. Pembahasan Bab 7 tentang MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN DI SEKOLAH


Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah dikemukakan bahwa setiap kepala
sekolah/ madrasah harus memiliki 5 (lima) kompetensi dasar; yaitu
kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, sosial, dan kewirausahaan.

Menurut buku ke 2 Bab 7 MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM


IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Kepala sekolah yang profesional adalah kepala sekolah yang memiliki
sejumlah kompetensi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
terutama dalam mewujudkan keberhasilan Kurikulum 2013.

22
Menurut buku ke 3 Bab 7 Peran kepemimpinan Visioner Berkarakter
Integritas Religius
Kepemimpinan visioner memiliki peran yang penting dalam memajukan
sebuah lembaga, tidak terkecuali lembaga pendidikan. Kepemimpinan visioner
merupakan salah satu kepemimpinan yang di anggap relevan untuk
peningkatan kualitas pendidikan saat ini.

h. Pembahasan Bab 8 tentang MANAJEMEN SUPERVISI


Manajemen supervisi merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai
oleh kepala sekolah, dan sebagai dimensi utama dati tiga dimensi yang harus
diperhatikan dalam manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. Dimensi
lainnya adalah koordinasi dan komunikasi; yang sama-sama menentukan
keberhasilan, kemandirian, efektivitas, efisiensi, produktivitas, dan
akuntabilitas sekolah.

Menurut buku ke 2 Bab 8 INOVASI PENDIDIKAN


Menurut Triatna dan Komariah (2005), istilah inovasi diadopsi dari bahasa
inggris yang berasal dari kata innovation, artinya adalah segala hal yang baru
atau pembaruan, dan ada pula yang menyebutkan dengan arti penemuan yang
dalam bahasa inggris disebutkan dengan istilah discovery dan ivention, karena
ditemukannya sesuatu yang baru, baik yang baru dalam arti rekayasa atau
yang memang benar-benar baru karena tidak ada sebelumnya.

Menurut buku ke 3 Bab 8 Kesimpulan Dan Implikasi


Seperti yang dipaparkan pada rumusan masalah tentang bagaimana peran
kepemimpinan visioner di MAN 3 Malang dan MA Unggulan PP Amanatul
Ummah Surabaya, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Pertama,
kepemimpina visioner di dua madrasah telah menjalankan peran secara aktif
dan optimal yang berkarakter integritas dan religius, yaitu kepemimpinan

23
bentuk pengabdian kepada Allah, semangat ruh al-jihad, tulus, jujur, ikhlas,
berakhlak mulia, dan uswah hasanah. Kedua, peran-peran tersebut adalah
- Penentu arah
- Perancang
- Agen perubahan
- Pelatih
- Motivator
- Juru bahasa
- Pemecah hambatan
- Bekerja di atas standar
- Model

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU


1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview menarik
dan enak dibaca.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
cukup sederhana dan simple jadi mudah dibaca
3. Dari aspek isi buku: sangat baik dan mudah di pahami
4. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut sangat baik karena memakai bahasa
yang mudah di mengerti

24
BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN
Yang dapat saya simpulkan dari buku-buku tersebut adalah tidak mudah
untuk menjadi kepala sekolah yang teguh, ia harus mempunyai jiwa
kepemimpinan di dalam dirinya. Kepala sekolah harus mampu memimpin
sekolahnya menjadi sekolah yang baik dan mencapai segala tujuan.

B. REKOMENDASI
Saya merekomendasikan buku-buku ini untuk kepala sekolah dan siapapun
yang ingin mengetahui bagaimana manajemen kepala sekolah yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Andang. 2014. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media.
Hidayah, Nurul.2016. Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Mulyasa, H. E. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

25
LAMPIRAN

26
27

Anda mungkin juga menyukai