KEPEMIMPINAN
Disusun Oleh:
ABIYYU AGUNG (5182151013)
DIMAS VIO KARIM (5183151015)
RIVALDO EFFENDI (5181151013)
BAGAS BASKORO (5181151009)
ALFI FAJRIN HSB (5182151014)
PTIK – B
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat kemurahan-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review Kepemimpinan ini. Dan saya
juga tidak lupa berterimakasih kepada Ibu Dr. Baharuddin ,ST. M,Pd selaku Dosen mata
kuliah Kepemimpinan yang telah memberikan tugas ini kepada saya
Saya sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Tentu saja tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah saya buat.
Semoga tugas ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Tertanda, Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
A. RASIONALISASI
Kadang kala kita bingung saat memilih buku referensi untuk dibaca dan
pahami. Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Oleh
karena itu, saya membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih buku referensi yang tepat, terkhusus pada pokok bahasan tentang
kepemimpinan kepala sekolah.
B. TUJUAN
C. MANFAAT
- Untuk mengetahui prinsip apa yang ditanam dalam pemimpin.
4
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
A. BAB I : PENDAHULUAN
Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah yang dikaji dalam buku ini
berkaitan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan yang tercermin dalam kualitas
sekolah, dengan mengkaji berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hal ini terutama
dimaksudkan agar setiap kepala sekolah dapat mengelola dan mengembangkan
berbagai potensinya secara optimal dalam kaitannya dengan manajemen sekolah,
baik potensi peserta didik, potensi tenaga kependidikan, maupun potensi masyarakat
yang dapat digali di sekitar sekolah.
Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah dewasa ini, memberikan
kebebasan kepada setiap sekolah untuk menekankan dan mengedepankan
kompetensi tertentu sesuai dengan visi, misi sekolah dan daerah masing-masing.
Dalam kaitannya dengan manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, guru dan
kepala sekolah dituntut untuk senantiasa belajar dan mendapatkan informasi baru
tentang pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Membaca
juga sangat diperlukan dalam mendapat informasi dan menerapkan ide-ide
baru(inovasi) di sekolah, untuk melakukan reformasi (school reform) sejalan dengan
perubahan masyarakat dan perkembangan zaman. Untuk kepentingan tersebut,
diperlukan berbagai sumber belajar bagi para guru dan kepala sekolah dalam
mengembangkan sekolah efektif, efisien, mandiri, produktif, dan akuntabel.
5
manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien, produktif, dan akuntabel. Oleh karena itu kepala sekolah memiliki posisi
yang sangat penting dalam menggerakkan manajemen sekolah agar dapat
berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan kebutuhan
zaman; khususnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni.
6
5. Masa Depan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Posisi Kepala Sekolah biasanya selalu dianggap penting; sehingga masyarakat
berharap ia mampu mewujudkan cita-cita pendidikan serta mampu menjadi
figur.
8
merupakanharapan yang dinyatakan secara eksplisit yang mengandung
peraturan tertulis mengenai perilaku peserta didik yang dapat diterima, prosedur
disiplin, dan sanksi-sanksinya (Moedjiarto, 1990).
9
Iklim dan budaya sekolah yang kondusif diharapkan dapat menunjang proses
pembelajaran yang efektif, sehingga semua pihak yang terlibat di dalamnya,
khususnya peserta didik merasa nyaman belajar.
3. Strategi Pembinaan Iklim dan Budaya Sekolah
Beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam membina
iklim dan budaya sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, antara lain
dapat dilakukan dengan program akselerasi, mendongkrak prestasi belajar,
mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah, melibatkan masyarakat, dan
mengembangkan program kewirausahaan.
7. Akuntabilitas Sekolah
Tujuan akhir desentralisasi pendidikan adalah pemberian kewenangan yang
seluas-luasnya kepada sekolah dalam pengelolaan pendidikan.
10
E. BAB V : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH ERA OTONOMI DAERAH
Era otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan sekarang ini menempatkan
tanggung jawab dan kualitas pendidikan pada pundak-pundak kepemimpinan
daerah, terutama Bupati/Wali Kota, DPRD, beserta Kepala Dinas Pendidikan dan
jajarannya.
1. Kunci Sukses Kepala Sekolah dalam Era Otonomi Daerah
Manajemen berbasis sekolah diarahkan untuk memandirikan atau
memberdayakan sekolah melalui pemberian wewenang dan keluwesan untuk
peningkatan mutu pendidikan.
11
pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan
(Depdiknas, 2001).
2. Manajemen Strategi
Manajemen strategis merupakan serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi,
serta evaluasi dan pengendalian (Wheelen and Hunger, 1995).
12
G. BAB VII : MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN DI SEKOLAH
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah dikemukakan bahwa setiap kepala sekolah/
madrasah harus memiliki 5 (lima) kompetensi dasar; yaitu kompetensi kepribadian,
manajerial, supervisi, sosial, dan kewirausahaan.
1. Hakikat Kewirausahaan
Seorang kepala sekolah yang berjiwa wirausahawan harus memiliki kemauan
dan kemampuan untuk menemukan berbagai peluang dalam setiap kegiatan
pengembangan sekolahnya, menuju sekolah yang efektif, efisien, produktif,
mandiri, dan akuntabel. Kepala sekolah harus yakin dan teguh pada dirinya dan
kemampuannya mengambil keputusan secara tepat. Kemampuan mengambil
keputusan inilah yang merupakan ciri khas dari wirausahawan.
13
5. Etika Kewirausahaan
Etika kewirausahaan adalah suatu kode etik perilaku aktor berdasarkan
nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan
danmemecahkan persoalan. Etika kewirausahaan sangat penting untuk
mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat keputusan dan
memecahkan persoalan organisasi.
6. Menggalang Sumber Daya
Penggalangan sumber daya sekolah didasarkan atas tuntutan kebutuhan
kemandirian sekolah yang tertuang dalam konsep manajemen berbasis sekolah.
2. Hakikat Komunikasi
14
Sebagaimana halnya koordinasi, komunikasi meliputi komunikasi internal
dan eksternal. Kedua komunikasi tersebut sangat berpengaruh terhadap
kelancaran, kemudahan, dan kenyamanan kepala sekolah dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya.
3. Hakikat Supervisi
Dalam kaitannya dengan manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah,
supervisi lebih ditekankan pada pembinaan dan peningkatan kemampuan dan
kinerja tenaga kependidikan di sekolah dalam melaksanakan tugas.
4. Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru, melalui siklus
perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang
objektif dan segera.
Banyaknya tugas kepala sekolah yang tidak sesuai dengan fungsi dan
penghargaannya sebagai guru yang diberi tugas tambahan seringkali menimbulkan
konflik; bahkan tidak sedikit yang menyebabkan stres. Menghadapi hal tersebut,
kepala sekolah harus memiliki kiat manajemen konflik dan stres di sekolah.
15
1. Konflik dan Masalahnya
Kehadiran konflik biasanya diawali dengan munculnya bibit konflik,
sehingga para pemimpin baik formal maupun informal bertanggung jawab
untuk mengidentifikasi sumber dan tipe bibit-bibit konflik secara dini,
menganalisa akibat yang harus di tanggung, serta mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahannya untuk menentukan langkah preventif secara tepat.
2. Dampak Konflik
Konflik di sekolah dapat menimbulkan dampak positif dan negatif, serta
dapat mendorong inovasi, kreativitas dan adaptasi. Meskipun konflik sering
bermanfaat bagi kemajuan sekolah, tetapi dapat menurunkan kinerja,
menimbulkan ketidakpuasan, meningkatkan ketegangan, dan stres.
3. Manajemen Konflik
Manajemen konflik sedikitnya memiliki tiga tahapan sebagai berikut:
Pertama, perencanaan analisis konflik; kedua, penilaian konflik; ketiga,
pemecahan konflik.
4. Manajemen Stres
Davis (1997 : 86), mengemukakan bahwa: “stres adalah bentuk reaksi
terhadap tekanan yang intensitasnya sudah terlalu tinggi”. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa: “stres adalah gangguan
atau kekacauan mental, dan emosional; tekanan”.
5. Penyebab Stres
Stres dapat disebabkan oleh dua hal, yakni dari lingkungan organisasi dan
dari luar organisasi. Hampir setiap kondisi pekerjaan dapat menyebabkan stres;
hal tersebut bergantung pada individu yang bersangkutan, khususnya jika ada
perubahan-perubahan dalam jenis atau prosedur pekerjaan.
16
Stres dapat berdampak positif atau membantu (fungsional), dapat pula
berdampak salah (disfungsional) atau merusak prestasi kerja secara sederhana.
Hal tersebut berarti bahwa stres memiliki potensi untuk mendorong atau
mengganggu pelaksanaan kerja, bergantung seberapa besar tingkat stres
tersebut.
7. Mengendalikan Stres
Cara terbaik untuk mengndalikan stres adalah dengan mengetahui
penyebab-penyebabnya, dan berusaha menghilangkannya. Cara mengatasi stres
dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yakni pendekatan individual dan
organisasional.
17
BAB III PEMBAHASAN
19
Menurut buku ke 2 Bab 3 MANAJEMEN STARTEGIS DALAM PENDIDIKAN
Ada banyak indikator yang menunjukkan bahwa pendidikan Indonesia kurang
berhasil atau bahkan secara ekstrem telah gagal dalam menjalankan peran dan
fungsinya. Salah satu indikator yang sangat tampak dari hal tersebut adalah
kekurang mampuan lulusan untuk menjadi manusia yang kritis, mandiri,
kreatif, dan mampu menjadi motor penggerak dalam perubahan.
20
Mutu atau kualitas banyak dibicarakan orang, kelompok, organisasi, maupun
suatu lembaga. Bagi setiap institusi, mutu merupakan hal utama yang harus
selalu di tingkatkan. Dalam kehidupan sehari hari biasanya orang memiliki
keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang bermutu. Walaupun demikian,
jika diminta untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mutu yang di inginkan,
akan tampak perbedaan standar yang mereka gunakan dalam memakai mutu
yang di inginkan.
21
Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan agar pelanggan
puas, meliputi: (1) keterpercayaan (reliability); (2)keterjaminan (assurance);
(3)penampilan (tangible); (4)perhatian (emphaty); (5)ketanggapan
(responsiveness).
22
Menurut buku ke 3 Bab 7 Peran kepemimpinan Visioner Berkarakter
Integritas Religius
Kepemimpinan visioner memiliki peran yang penting dalam memajukan
sebuah lembaga, tidak terkecuali lembaga pendidikan. Kepemimpinan visioner
merupakan salah satu kepemimpinan yang di anggap relevan untuk
peningkatan kualitas pendidikan saat ini.
23
bentuk pengabdian kepada Allah, semangat ruh al-jihad, tulus, jujur, ikhlas,
berakhlak mulia, dan uswah hasanah. Kedua, peran-peran tersebut adalah
- Penentu arah
- Perancang
- Agen perubahan
- Pelatih
- Motivator
- Juru bahasa
- Pemecah hambatan
- Bekerja di atas standar
- Model
24
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Yang dapat saya simpulkan dari buku-buku tersebut adalah tidak mudah
untuk menjadi kepala sekolah yang teguh, ia harus mempunyai jiwa
kepemimpinan di dalam dirinya. Kepala sekolah harus mampu memimpin
sekolahnya menjadi sekolah yang baik dan mencapai segala tujuan.
B. REKOMENDASI
Saya merekomendasikan buku-buku ini untuk kepala sekolah dan siapapun
yang ingin mengetahui bagaimana manajemen kepala sekolah yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN
26
27