0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
74 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang hasil assessment awal terhadap respons darurat erupsi Gunung Kelud pada 15-16 Februari 2014 di Kabupaten Kediri dan Blitar. Beberapa temuan utama adalah: (1) perencanaan evakuasi dilakukan namun letusan lebih cepat dari perkiraan, (2) koordinasi antar instansi dan pengungsi belum sempurna, dan (3) warga setempat memiliki kesiapan untuk menangani bencana melalui
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang hasil assessment awal terhadap respons darurat erupsi Gunung Kelud pada 15-16 Februari 2014 di Kabupaten Kediri dan Blitar. Beberapa temuan utama adalah: (1) perencanaan evakuasi dilakukan namun letusan lebih cepat dari perkiraan, (2) koordinasi antar instansi dan pengungsi belum sempurna, dan (3) warga setempat memiliki kesiapan untuk menangani bencana melalui
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang hasil assessment awal terhadap respons darurat erupsi Gunung Kelud pada 15-16 Februari 2014 di Kabupaten Kediri dan Blitar. Beberapa temuan utama adalah: (1) perencanaan evakuasi dilakukan namun letusan lebih cepat dari perkiraan, (2) koordinasi antar instansi dan pengungsi belum sempurna, dan (3) warga setempat memiliki kesiapan untuk menangani bencana melalui
Hasil Sementara assessment awal emergency response Kelud
15-16 Februai 2014
Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar
TATA KELOLA DAN KOHESI SOSIAL
Perencanaan evakuasi telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri dan Blitar. Dokumen rencana evakuasi bisa diakses oleh pihak pengungsi maupun pihak lain yang membutuhkan. Dokumen itu terpampang di posko utama/ posko induk di Sipang Lima Gumul dan Posko utama Kecamatan Nglegok, namun tidak ada yang dipasang di pos pengungsian.
Implementasi di lapangan jauh dari ideal perencanaan karena Gunung Kelud meletus lebih cepat dari yang diprediksi. Menurut kesaksian Mas Ipung, seorang relawan yang pada tanggal 14 Februari 2014 tengah berada di desa petung ombo kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri, cuaca sekitar cerah dan bulan hampir purnama sehingga gunung kelud bisa terlihat dengan jelas. Berdasar keterangnnya Pada senin sebelumnya satlak Kediri melakukan rapat koordinasi terkait rencana evakuasi dan status gunung kelud. Letusan pertama terjadi sekitar pukul 21.17WIB yang membumbung tinggi membentuk jamur raksasa yang menimbulkan kepanikan penduduk setempat. Letusan pertama disusul letusan kedua pada pada pukul 22.50 dan dentuman dentuman berikutnya yang tidak bisa diiperkirakan lagi antara dentuman yang berasal dari gunung berapi atau dari hiruk pikuk lainnya. Padahal pada hari kamis malam 13 Februari 2014 direncanakan akan ada sosialisasi untuk proses evakuasi ternak. Bahkan pada saat letusan pertama, dari kepala dinas peternakan kabupaten berangkat naik untuk melakukan sosialisasi evakuasi ternak dan berpapasan dengan pengungsi. Akibat kepanikan dan ditambah jalur evakuasi yang sempit mengakibat kemacetan. Saksi mata sendiri saat melakukan evakuasi, belum sampai pada titik sudah terkena hujan kerikil. Keterangan dari saksimata sekitar 40% warga desa petung ombo yang mengungsi secara serentak pada malam hari tersebut, Rencana evakuasi ternak misalnya, petugas telah memasang tanda pada ternak dan rencana lokasi pengungsian ternak. Rencana evakuasi ternak dalam perencanaan akan dilaksanakan hari Jumat, 14 Februari 2014, namun karena Kelud meletus malam sebelum pelaksanaan evakuasi dengan perubahan status kebencanaan yang sangat cepat menyebabkan ternak warga tidak terangkut ke lokasi pengungsian ternak yang sudah ditentukan. Salah satu lokasi pengungsian ternak yang untuk wilayah Sempu adalah desa stadion desa Tawang, Wates
Koordinasi masyarakat sipil dengan pemerintah belum tuntas. Secara umum sebelum terjadinya erupsi kelud tanggal 14 Februari 2014, masyarakat bersama pemerintah di tingkat desa banyak mengadakan koordinasi terkait rencana evakuasi. Namun prediksi erupsi besar terjadi lebih cepat (tak terduga) sehingga koordinasi pemerintah desa dengan level diatasnya belum lengkap. Termasuk koordinasi dengan pemerintah lokasi penapungan setempat perihal kesiapan yang diperlukan bagi pengungsi. Misal, di lokasi penampungan belum ada kesiapan perihal dapur umum, sehingga pengungsi mendapatkan makanan dalam keadaan terlambat bahkan kekurangan. Kesimpangsiuran pendataan pengungsi, sampai dengan kurang lengkapnya pemilahan data menjadikan kebutuhan bagi kelompok tertentu (manula, anak-anak, ibu hamil, balita) tidak terpenuhi.
Koordinasi antara dinas yang terhambat. Sebelum erupsi kelud, disdikpora telah melakukan koordinasi sampai ke tingkat UPTD perihal rencana pendidikan darurat yang dilakukan di lokasi pengungsian.
Setelah terjadi erupsi kelud tanggal 14 Februari 2014 Disdikpora melakukan pendataan kerusakan di sekolah-sekolah yang terdampak. Namun pendataan tersebut terkendala dengan lokasi yang terlarang dan susah untuk dijangkau.
Warga sekitar Kelud memiliki kapasitas yang memadai. Tim siaga bencana desa (KSB di Blitar, Jangkar Kelud) yang telah dibangun sejak lama mempermudah koordinasi untuk evakuasi. KSB (Blitar) mempunyai 60 relawan dengan 20 orang yang disipkan berjaga di titik-titik lokasi yang dianggap rawan. Diantaranya; 1) Dusun Gambar Anyar (Kel Sumbersari) 2) Dusun Candisewu (Kel Penataran) 3) Dusun Kalikuning (Kel Penataran) 4) Dusun Kalimbludag (Kel Penataran) 5) Dusun Pecoh (Kel Penataran) 6) Dusun Karangrejo (Kel Modangan) 7) Dusun Karangnongko (Kel Modangan) 8) Dusun Nggilik (kel Modangan) 9) Dusun Kedawung (Kel Nglegok) 20 orang tersebut dibekali dengan 10 buah pesawat HT 1 . Kesiasiagaan dalam hal evakuasi yang muncul dari relawan KSB (Blitar) dan tim relawan lain pada proses evakuasi sabtu 15 Februari jam 4 Sore. Seperti keterangan saksi, sabtu sore tersebut kelud mengeluarkan erupsi lagi. Tim gabungan langsung berkoordinasi dan berhasil melalukan proses evakuasi sekitar 1800 jiwa ke barak- barak pengungsian 2 yang telah disiapkan di Nglegok. Mayoritas pengungsi telah mempersiapkan diri dengan baik, hal ini dicontohkan dengan salah seorang anak SMP yang telah mempersiapkan seragam alat sekolah untuk bersekolah pada hari Senin. 3
1 Keterangan Juwito Kurniawan, Ketua KSB (Kampung Siaga Bencana) 2 Istilah setempat menggunakan Pos Pengungsian yang merujuk pada barak pengungsian yang umum digunakan dalam terminology kebencanaan 3 Keterangan Pengungsi di barak pengungsian balai desa Nglegok Menurut keterangan mas Ponco (Koordinator relawan posko induk Nglegok), pesawat HT ini sangat berguna sekali untuk memonitor dan saling berkoordinasi. Apresiasi warga anggota Jangkar Kelud diberikan kepada Kappala Indonesia yang telah melatih Jangkar kelud tentang hidup berkawan dengan bencana.
Terdapat perbedaan kelembagaan kebencanaan antara kabupaten Blitar dengan Kabupaten Kediri. Blitar memiliki BPBD sedangkan Kediri masih menggunakan Kesbanglinmas untuk merespon kedaruratan.
Blitar melalui BPBD Kabupaten Blitar memiliki struktur ramping dan komando yang jelas. Komandan insiden di lapangan lebih jelas. Komando tanggap darurat adalah wakil Bupati. Wakil Komando BPBD, sekretaris komando tanggap darurat membawahi bidang posko, logistic, keuangan. Terdapat bagian kesekretariatan, bagian Kluster dan para camat di wilayah terdampak yang memilki garis koordinasi dibawah Komandan tanggap darurat.
Sedangkan Kediri melalui satlak Kabupaten Kediri memiliki struktur yang gemuk dan tidak efektif 4 . Jabatan yang ada merepresentasikan struktur pemerintahan yang ada yaitu paling atas Pembina Muspida, Bupati, dandim dan kapolres, Dibawahnya terdapat Ketua Wakil Bupati Kediri, Dibawahnya lagi ada Ketua Harian Sekda Kabupaten Kediri, Dibawah Ketua harian ada bendahara, sekretaris dan para pelaksana harian, dibawah Pelaksana harian ada bidang-bidang (bidang kesehatan, bidang social dan logistic, bidang evakuasi, penerangan dan komunikasi, unit operasional PBA tingkat kecamatan (dikepalai oleh camat), satgas PBP bidang keamanan (dikomandoi oleh kabid linmas dari bakesbangpolinmas)
Kohesi Sosial antara pengungsi dan warga penampung mucul dari pemantauan beberapa titik pengungsian. Kohesi sosial ini berupa ikatan kekeluargaan dalam bentuk saling mengunjungi di antara pengungsi dengan warga penampung pada hari hari besar. Berdasarkan keterangan ..ikatan ini muncul semenjak erupsi 2007 yang lalu.
Temuan menarik yang terkait dengan pemindahan lokasi evakuasi warga desa Sumberpetung. Pada perencanaan awal, sesuai dengan proses evakuasi pada erupsi merapi 2007 yang lalu, warga akan dievakuasi di balai pamitran gereja segaran Wates. Namun dalam pembahasan perencaaan evakuasi, ada usulan warga yang meminta untuk dipindahkan ke lokasi lain dengan alasan mayoritas warga desa Semburpetung yang muslim dan ketidaknyamanan untuk melaksanakan ibadah. Sehingga diputuskan pengungsian dipindah di balai desa Pojok. Namun, ternyata tidak semua warga mengetahui perihal keputusan pemindahan ini yang mengakibatkan saat
4 Pengakuan BPBD Propinsi yang bertugas di posko utama Kabupaten Kediri. BPBD propinsi kesulitan melakukan koordinasi. proses evakuasi kemarin ada sebagian warga yang tercecer mengungsi dibalai pamitran gereja segaran Wates. 5
LIVELIHOOD
Matapencaharian mayoritas pengungsi adalah buruh pemetik cengkeh, buruh perkebunan kopi, buruh perkebunan teh, petani nanas, petani tebu, peternak sapi dan peternak kambing. Di Kabupaten Kediri dari dinas peternakan maupun dari dinas pertanian belum ada informasi mengenai kerusakan lahan pertanian ataupun kerugian ternak.
Dampak erupsi kelud terhadap matapencaharian warga di ring I adalah kerusakan pada tanaman yang mengakibatkan gagal panen. Adanya ternak yang ditinggalkan selama di pengungsian menyebabkan ternak kekurangan pakan bahkan terlantar. Namun informasi penyitas di Kediri menyebutkan erupsi kelud memang berdampak pada lahan perkebunan yang yang garap. Untuk komoditi nanas misalnya, apabila tanaman nanas rusak akibat timbunan material vulkanik, perlu sekitar 1,5 tahun untuk pemulihan kembali.
Temuan menarik dari pengungsi asal Candisewu Blitar, sebagian warga telah menjual ternak mereka, terutama ternak besar sebelum kejadian erupsi kelud tanggal 14 Februari 2014. Alasan mereka yang juga berdasar pengalaman erupsi kelud 2007, mengkhawtirkan ternak mereka akan terlantar saat mereka mengungsi.
PENDIDIKAN Sekolah di wilayah radius kurang dari 10 km belum ada penentuan sekolah aktif. Di wilayah terdampak erupsi hujan
Bp. Wardoyo, Kasi Kurikulum TK-SD Kab. Kediri, 15/2, kegiatan belajar mengajar sementara dihentikan mengingat hujan pasir dan kerikil yang cukup deras, terutama di empat kecamatan yang paling terdampak: Plosoklaten, Ngancar, Puncu dan Kepung. Sementara itu di 22 kecamatan yang lain diperkirakan pada hari senin sudah bisa dimulai lagi dengan bersih-bersih sekolah. Sementara ini belum ada laporan kerusakan di ke-22 kecamatan tersebut.
Di Kabupaten Kediri Guru-guru dilatih penangulanan bencana termasuk praktek PPGD (PERTOLONGAN Pertama pada Gawat Darurat). Modul-modul pengintegrasian PRB kedalam kurikulum sudah dilakukan oleh Dinas Pendidikan sebelum bencana. Namun tidak ada informasi sejauh mana modul tersebut ditersebut diterapkan sampai ke
5 Keterangan Bpk, Sumaji, Kades Sumberpetung sekolah-sekolah. 6 Anak-anak sekolah pernah mendapatkan pendidikan bencana dalam bentuk sesi di luar kelas yang dilakukan oleh Jangkar Kelud. 7
Pihak Diknas telah memerintahkan para petugas UPTD/sekolah untuk melakukan penilaian kerusakan di wilayah/sekolah masing-masing. Laporan yang sudah masuk ke Disdiknas Kab. Kediri per 15/2 telah terjadi kerusakan-kerusakan di beberapa sekolah:
Sekolah Desa Kecamatan Kerusakan Lain-lain SDN Puncu 1 Puncu Genting/atap rusak SDN Puncu 2 Puncu SDN Puncu 3 Puncu SDN Puncu 4 SDN Asmarabangun 1 Daerah terlarang, belum boleh dimasuki, sehingga petugas belum masuk. SDN Asmarabangun 2 SDN Asmarabangun 3 SDN Asmarabangun 4 UPTD SMPN 1 Puncu Sebagian atap/genting rusak
UPTD SMAN 1 Puncu Sebagian atap/genting rusak
SDN Sepawon 2 Plosoklaten Atap/genting rusak UPTD SMPN 2 Plosoklaten Teras TU, Koperasi Siswa dan parkiran rusak
UPTD SMPN 1 Ngancar Teras mushala ambruk
Siswa-siswa sekolah di atas semuanya mengungsi. Menurut Bp. Wardoyo mereka akan disekolahkan di sekolah terdekat apabila memungkinkan. Kalau tidak memungkinkan, akan disediakan sekolah-sekolah darurat. Namun sampai dengan wawancara dilakukan, diknas belum memiliki perangkat sekolah darurat.
Dari pemantauan 3 titik barak pengungsian (Nggadungan, Balai Pamitran dan Pojok) Kabupaten Kediri, anak-anak tidak membawa alat belajar siswa maupun seragam. Namun keterangan dari salah seorang guru yang ikut mengungsi, dan siswa SMP pada hari senin sudah masuk sekolah. Bahkan sebagian SMP pada hari senin tetap melakukan try out sepeti yang dijadwalkan . Siswa SMP yang sekolahnya berada di wilayah radius dari 10 km dipindahkan di sekolah lokasi pengungsian. Misal siswa SMP Ngancar dipindahkan ke SMP 1 Wates sehingga hari senin tetap bisa melaksanakan try out.
6 Keterangan Bpk Wardoyo, Kasi Kurikulum TK dan SD, Kabupaten Kediri 7 Keterangan Ibu Emi, Guru Matematika SMP 1 Ngancar yang mengungsi ke barak pengungsian balai desa Pojok Berdasar kerangan Deni, salah satu siswi SMP 1 Ngancar yang keluarganya mengungsi di Balai Pamitran, Proses trayout untuk murid murid SMP 1 Ngancar yang sekolahnya berada di ring I, digabung di SMP Negeri I Wates. Informan mendapatkan intruksi tersebut melalui SMS dari gurunya. Sedangkan untuk Anak-anak usia SD di lokasi pengungsian, mereka tidak tahu kapan akan kembali masuk sekolah dan bagaimana akan memulai masuk sekolah kembali.
Beberapa sekolah digunakan sebagai lokasi pengungsian berdasarkan rancangan evakuasi, adalah sebagai berikut: Sekolah Asal Pengungsi SDN Kepung V Purworejo Desa Wonorejo SDN Kepung VI Sukorejo Desa Wonorejo SMP 1 Kepung Desa Wonorejo SDN Asmarabangun IV Desa Asmorobangun SMP Airlanga Desa Asmorobangun SDN Gadungan IV Desa Asmorobangun SDN Asmorobangun II Desa Asmorobangun SDN Asmorobangun III Desa Asmorobangun SMAN I Puncu Desa Asmorobangun SDN Gadungan II Desa Asmorobangun SDN Puncu 2 Desa Puncu SMPN 1 Puncu Desa Puncu TK GuPPI Puncu Desa Puncu TK DWP Puncu Desa Puncu SLB Siman Desa Kampungbaru MTS Mujahidin Purworejo Desa Kampungbaru SMPI Fatahillah Kepung Desa Kampungbaru STMPutra Utama Kepung Desa Kampungbaru SDN V Kepung Desa Kampungbaru SDN Siman II Desa Besowo SDN Siman III Desa Besowo SMPN Kepung I Desa Besowo SDN Brumbung I Desa Besowo MTS Sunan Ampel Desa Besowo MI Nabatul Ulum Siman Desa Besowo TK Kusuma Mulya Siman Desa Besowo Ponpes LDII Siman Desa Besowo SDN Brumbung II Desa Besowo TK Budi Mulai Siman Desa Kebunrejo SDN Siman I Desa Kebunrejo SMP/SMK Brawijaya Desa Kebunrejo SDN Kepung I Utara Desa Kebunrejo SDN Kepung II Selatan Desa Kebunrejo SDN Kepung III Desa Kebunrejo SLB Siman Desa Kebunrejo MTS Sunan Ampel Siman Desa Kebunrejo MI Nabatul Ulum Siman Desa Kebunrejo TK Kusuma Mulya Siman Desa Kebunrejo Pencatatan ini tidak memasukkan nama sekolah yang menyebutkan ruangan non- kelas sebagai tempat evakuasi. Misalnya, di dalam daftar ini tidak menuliskan Aula TK/SD Puncu, karena jelas-jelas menuliskan aula, dan bukan kelas, sebagai tempat pengungsian. Sumber: Rancangan Evakuasi Daerah Terdampak Letusan Gunung Api Kelud, 11 Januari 2014.
Belum ada data yang memadai terkait alih fungsi sekolah menjadi tempat / lokasi pengungsian terkait dengan proses KBM yang terdapat di sekolah tersebut.
KESEHATAN
Terdapat posko yang mempunyai layanan kesehatan setiap waktu karena sebelumnya di posko itu sudah ada polindes (desa pojok). Namun hal ini berbeda dengan pengungsi di Segaran yang anya mendapat layanan kesehatan sewaktu- waktu karena petugas layanan kesehatan di barak kesehatan yang disediakan oleh Dinas kesehatan tidak stand-by.
Dari 3 barak pengungsian (Nggadungan, Balai Pamitran dan Pojok) di Kabupaten Kediri yang diamati, tidak ada pendataan khusus untuk ibu hamil. Seperti misalnya di Balai desa Pojok, terdapat 7 ibu hamil dari desa sumber petung yang mengungsi di balai desa Pojok. Dintaranya ada yang hamil muda dan bahkan ada yang hamil tua (8 bulan). 8
yang ada ada sejumlah ibu hamil dan manula. Namun untuk ibu hamil tidak dicatat terpilah dan tidak mendapatkan pelayanan khusus, misalnya adanya petugas kesehatan yang melayani konsultasi dan pelayanan gizi. Pengungsi juga mengeluhkan kebutuhan popok untuk manula yang kurang/tidak ada, sehingga menimbulkan kerentanan kesehatan. Ketersediaan pembalut untuk pengungsi perempuan, lansia dan bayi kurang diperhatikan saat hari H dan H+1, sehingga pengungsi perempuan masing-masing menyediakan sendiri untuk keperluan pembalut.
PANGAN Terdapat ketentun dari Pemerintah Desa cq pemerintah Kabupaten yang menginstruksikan bahwa bantuan pangan boleh diterima langsung oleh posko pengungsian. Pagi pasca erupsi besar yang pertama, pemerintah desa maupun kabupaten tidak memperiapkan kebutuhan pangan para pengungsi. Koordinator pengungsi dan lokasi
8 Keterangan Bpk Sumaji, Kadus Sumberpetung, Kediri yang ditempati pengungsilah yang harus mengusahakan ketercukupan pangan. Hal ini menyebabkan keterlambatan makanan /sarapan untuk pegungsi.
Ketersediaan makanan pasca erupsi (sarapan pagi) 14 Februari 2014
Posko Waktu makan penyedia makan Keterangan Balai Pamitran Segaran, Wates, Kediri 10.00 Jemaat dan warga sekita Instruksi disampaikan Balai Desa Pojok, Wates, Kediri 10.00 Warga sekitar berdasarkan instruksi desa kepada kepala dusun Aula Kecamatan Nglegok, Blitar 10.00 Seluruh SKPD Instruksi Wakil Bupati keseluruh SKPD 23.00 (makan malam 14 Februari) PMI dan dinas sosial
Pasca erupsi yang kedua pada tanggal 14 malam pengungsi di aula kecamatan Nglegok yang semula hanya 300 bertambah menjadi 1800. Akibat kedatangan pengungsi yang banyak, makan malm yang disediakan oleh dapur umum PMI sebanyak 400 tidak mencukupi. Pada jam 11.00 makan malam 1500 disiapkan oleh dinas Sosial Kabupaten Blitar.
Kebutuhan sembako untuk bekal pengungsi pulang ke lokasi belum masuk perencanaan, padahal selama mengungsi mereka tidak bekerja.
NON PANGAN Terdapat kebutuhan penyediaan Pakan ternak untuk ternak wara yang ditingal di lokasi ring II.
Menurut pengakuan pengungsi dari Desa Sugihwaras, kebutuhan pakan ternak ernah direspon oleh warga namun pemerintah tidak menyediakan alat angkut ke lokasi tenak yang berada di ring II. Akhirnya warga berinisiaif untuk menyewa truk untuk mengangkut pakan ternak.
Di Blitar terutama di Desa Sumberasri kecamatan Nglegok berinisitaif menjual ternak besar. Ternak kecil di beri makanan konsentrat sehinga kebutuhan pangan akan rumput untuk sementara belum diperlukan.
BARAK / posko pengungsian Rencana evakuasi di posko sudah ada termasuk rencana kebutuhan. Namun rencana kebutuhan secara detail belum dimilki oleh masing-,masing posko. Menurut petugas posko di Segaran, sudah terdapat koordinasi antara koordinator posko dengan pemerintah desa dan kecamatan, namun rencana detail belum pernah dibuat dan dibahas dalam rapat koordinasi.
Kebutuhan utama posko sampai tanggal 15 Februari adalah MCK, Tikar dan Tandon air. Ada posko yang tidak bisa mendapatkan air bersih dalam waktu lama karena ketiadaan tandon air.
PSYCO-SOCIAL Pengungsi kelompok rentan yang terdiri dari anak-anak tidak mendapatkan pendampingan trauma healing. Dari keterangan pengungsi yang ada di 3 barak pengungsian (Nggadungan, Balai Pamitran dan Pojok) Kabupaten Kediri, anak anak Adanya anak-anak pra usia dini dibiarkan bermain sendiri disekitar lokasi pengungsian dengan media permainan seadanya. Keterangan beberapa ibu yang menjadi pengungsi dibalai pamitran menyatakan ada perbedaan dengan dibandingkan saat mereka mengungsi di erupsi kelud 2007. Pada saat tersebut anak-anak mendapatkan perhatian dengan adanya bantuan alat-alat permainan dan buku buku bacaan.
WATSAN MCK yang tidak memadai di lokasi pengungsian
Realisasi Pemenuhan MCK di Lokasi Pengungsian Pos Pengunsian Daya tampung (Menurut Renkon) Jumlah Pengungsi Ketersediaan MCK Keterangan Balai Desa Nggadungan 1000 jiwa 920 jiwa 1 GKJW Segaran Balai Pamitran 1062 jiwa 1040 jiwa 2 - Tambah 10 titik MCK darurat yang akan dibangun pada saat 75% pengungsi sudah balik - Dickupi dengan Akses MCK di warga sekitar
Balai Desa Pojok 1700 jiwa 1044 1 - Dickupi dengan Akses MCK di warga sekitar
Pengelolaan sampah - Perihal pengelolaan sampah semua barak pengungsian tidak mempunyai pengelolaan sampah yang baik.
Ketersediaan Air di lokasi terdampak - Desa- desa yang mengungsi kebanyakan mengandalkan air dari PDAM. Akibat dari erupsi gunung kelud 14 Februari 2014 kemarin mengakibatkan kerusakan pipa pipa saluran sehingga mengganggu ketersediaan air bersih. - Upaya untuk memenuhi ketersediaan air bersih setelah para pengungsi kembali ke lokasi menurut pengalaman sebelumnya (2007) mendapatkan air bersih dari sumber dan dari bantuan air bersih melalui tanki tanki.
Ketersediaan Air di lokasi pengungsian - Ketersediaan air bersih di lokasi pengungsian kurang terpenuhi, sehingga untuk mencukupi kebutuhan air bersihnya mendapatkan dari warga sekitar. - Warga sekitar di lokasi pengungsian cukup terbuka untuk memberikan kesempatan pengungsi mengakses MCK dan kebutuhan air bersih, namun dari menurut pengungsi ada rasa sungkan untuk mengakses.
DATA dan INFORMASI
Informasi rencana evakuasi dipampang di posko utama Gumul maupun posko utama dan posko utama Kecamatan Nglegok, Blitar. Namn di posko tempat lokasi pengungsian informasi tentang rencana itu tidak kami temukan.
Sampai tanggal 15 Februari, warga belum mendapatkan sosialisasi tentang peta terdampak lahar hujan secara khusus. Warga melihat peta lahar hujan berdasarkan kebiasaan yang terjadi pada erupsi sebelumnya.
Kapasitas yang dimiliki warga dalam penyebarluasan informasi melalui jaringan telepon, HT Jangkar Kelud, KSB (Blitar) dan RAPI. Menurut mas Ponco di Posko Nglegok, HT inilah yang akan memberikan informasi tentang situasi di ring I dan II dengan posko di kecamatan.
Data ketersediaan tikar dan MCK dalam rencana evakuasi masih gelondongan, belum detail per barak pengungsian.
Informasi tanda-tanda lokasi di barak pengungsian tidak ada misal: toilet, tempat ibu menyusui, tempat informasi di Barak pengungsian Segaran Wates tidak jelas, tetapi barak pengungsian di Balai Desa Pojok memiliki ruang informasi , kontak, daftar kebutuhan sangat terbuka.
Yang menarik, dib alai Desa pojok, Wates terdapat kartu pengungsi yang berisi nama, alamat, anggota keluarga dan daftar bantuan yang sudah diterima. Hal ini tidak ditemukan di pengungsi di Aula Kecamatan Nglegok, kabupaten Blitar.
Pemerintah Blitar bekerja sama dengan provider mempunyai inisiatif untuk menyebarkan informasi kebencanaan melalui broadcast Tanggal Jam Isi informasi Pengirim 15 Februari 2014 20:04:42 Bencana Kelud bencana kita semua. Mari bergandeng tangan bantu sesama, salurkan antuan anda melalui posko Kelud pemkab Blitar. Informasi 0342-6817111
PEM BLITAR 15 Februari 2014 19:42:05 saat ini banyak issue dan informasi yang beredar di masyarakat, haraphati2, check kebenarannyake posko Kelud BPBD Kab. Blitar. Informasi call centre 0342-6817111
PEM BLITAR 15 Februari 2014 19:53:17 Ayo tunjukkan pedulimu, singsingkan lengan, bersihkan lokasi bencana dg kerja bakti minggu 16 Feb mulai jam 08.00 di daerah Sumberasri dsk. Info: 0342-6817111 PEM BLITAR
Lampiran 1:
No Nama Jabatan/ peran Unit/Instansi No Telepon Keterangan Kapasitas masyarakat KEDIRI 1 Zaenuri Logistik Posko pusat 08121798722 - Data ketersediaan logistik 2 Saleh Media Center Posko Pusat/ Satlak Kediri 08211921238 - Data titik pengungsian, jumlah pengungsi 3 Bpk Agus Pusdatim BPBD Prop Jatim 081330644593 4 Bpk Sugeng Yanu Santoso Pusdatim BPBD Prop Jatim 0811324393 5 Pur Sarana Prasarana Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan 081359087964 6 Widodo Kepala Dinas Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan 0853356858760 - Belum bisa ditemui - Belum ada/Tidak ada pendataan kerusakan lahan pertanian
Kadis Kesehatan Kediri Dinas Kesehatan kab kediri 081335533553 (Belum dikontak) Bpk, Wardoyo Kasi Kurikulum TK & SD Disdikpora 081359915813 - Mempunyai data kerusakan sekolah - Ibu Nur Kasi P2MS Dinas Kesehatan Kab Kediri 085853825025 081335796363 - Mempunyai data penyandang ODHA di kabupaten Kediri
- Kadus Sempu - Bpk. Sumaji Kepala Desa Sumber petung 085554451652 - - Bapak Sukadi Frontdesk/penerima tamu dari esame pengungsi 085790554086 - Pengungsi merasa betah karena dilayani oleh petugas dari esame warga sendiri
Romo Ignas Suparno Assesment Posko posko gereja dari kebutuhan masyarakat sekitar 082133636776 Sunardi Kadus Ringinsari 085815737469 Wiguno Kadus Sempu 085784542926 Puguh Penataran Relawan evakuasi Jangkar Kelud 082333762588 P Sumaji Kadus Sumberpetung 085554451652 Yudha Koordinator Relawan Guru Injil 082142182048 - Mengkoordinir relawan yang di gereja P Jasmani PJ Sekdes 081359111808 085645837300 Mengkoordinir pengungsi di posko di desa Ipung Pernah melakukan pendampingan di desa Sepawon dan Sempu untuk program PRBBK dengan dukungan dana dari Cordaid Staf Yayaysan Surya Sejahtera
Kapasitas Masyarakat Blitar
Mas Ponco Informasi dan komunikasi di posko Koordinator relawan posko 085855550600 Induk induk Nglegok Towil Umron Dinsos Kab Blitar 08123300758 Rosyid 08111203369 Pak Muslih Pihak pemerintah yang bertanggung Camat Nglegok 081333109888 Anindita Herlambang Koordinator Posko Kasi Linmas 082231668963 Juwito Kurniawan Ketua KSB (Kampung Siaga Bencana) 085745506398 Imam Ashari Camat Camat Gandosari 081333922700 Mas Glendem Relawan SAR Mahameru Malang 081334043141 Informan (Asal Malang) Nokek/ Darmono Relawan SAR Mahameru Malang 081217563633