Anda di halaman 1dari 31

SOSIALISASI

Keputusan Menteri Kesehatan


Nomor HK.01.07/MENKES/156/2023
tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Aparatur Sipil Negara
di Lingkungan Kementerian Kesehatan

Jakarta, 13 Juni 2023

Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia

1
Latar Belakang

UU ASN 2021 KMK 1179/2022


Pasal 3 Huruf b tentang Pedoman Implementasi Core
Pasal 5 ayat (1) Values dan Employer Branding
Aparatur Sipil Negara di Lingkungan
Kementerian Kesehatan
PP 42/2004

PP 11/2017
Pasal 134 Ayat (2)

PP 49/2018

PP 17/2020

TUJUAN KHUSUS:
TUJUAN UMUM:
Meningkatkan kesadaran ASN untuk selalu menjunjung tinggi Kode Etik dan Kode
Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas,
Perilaku dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
meningkatkan disiplin, serta kualitas dan perilaku kerja
berdasarkan nilai-nilai Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Menjadikan Kode Etik dan Kode Perilaku sebagai jati diri yang melekat pada diri ASN.
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif Meningkatkan kekuatan dan percepatan transformasi sistem dan budaya organisasi
sehingga dapat meningkatkan citra Aparatur Sipil Negara Kementerian Kesehatan melalui penegakan Kode Etik dan Kode Perilaku ASN.
Kementerian Kesehatan, mendukung tercapainya Smart ASN Meningkatkan kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh ASN
2024, dan tercapainya transformasi sistem kesehatan. Kementerian Kesehatan. 2
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN
DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN

Mengacu pada:

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


HK.01.07/MENKES/1179/2022 tentang
Pedoman Implementasi Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara
di Lingkungan Kementerian Kesehatan

3
Core Values Kode Etik Kode Perilaku
a. memahami 1) mengidentifikasi kebutuhan kebijakan, program, dan kegiatan
dan pelayanan kesehatan serta dukungan manajemen secara tepat;

1 memenuhi
kebutuhan
2) melengkapi kebutuhan layanan dengan menggali dan memahami
permasalahan kesehatan di masyarakat; dan
masyarakat 3) memastikan kebijakan, program, dan kegiatan pelayanan
kesehatan serta dukungan manajemen yang dapat
dipertanggungjawabkan dan terpercaya dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Berorientasi
b. ramah, 1) proaktif, responsif, serta ramah bersahabat melalui senyum,
pelayanan, cekatan, sapa, dan salam;
yaitu solutif, dan 2) bertindak cepat, tepat, cekatan, dan dapat diandalkan dalam
komitmen dapat menyelesaikan permasalahan kebijakan, program, dan kegiatan
diandalkan pelayanan kesehatan serta dukungan manajemen; dan
memberikan 3) bersikap ramah dan dapat diandalkan dalam memenuhi setiap
pelayanan tuntutan kebijakan, program, dan kegiatan pelayanan kesehatan
prima demi serta dukungan manajemennya.
kepuasan c. melakukan 1) memastikan kebijakan, program, dan kegiatan pelayanan
masyarakat perbaikan kesehatan serta dukungan manajemen yang berlangsung secara
Berorientasi tiada henti baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
2) melakukan reviu pada setiap kebijakan, program, dan kegiatan
pelayanan pelayanan kesehatan serta dukungan manajemen agar terjadi
perbaikan yang lebih baik; dan
3) memberikan ide/masukan untuk melakukan perbaikan secara
terus menerus agar dihasilkan kebijakan, program, dan kegiatan
pelayanan kesehatan serta dukungan manajemen yang lebih
baik. 4
Core Values Kode Etik Kode Perilaku
a. melaksanakan 1) dalam bekerja selalu berpegang teguh pada ketentuan hukum
tugas dengan dan etika yang berlaku;
jujur, 2) berani berbicara dan bertindak jujur dengan tepat sesuai data
2 bertanggung
jawab, 3)
dan fakta; dan
melaksanakan tugas dengan benar untuk kepentingan instansi.
cermat,
disiplin, dan
berintegritas
tinggi
Akuntabel,
yaitu b. menggunakan 1) bertanggung jawab menjaga keamanan serta penggunaan
bertanggung kekayaan dan kekayaan dan barang milik negara;
jawab atas barang milik 2) memanfaatkan kekayaan dan barang milik negara dengan
kepercayaan negara secara efektif dan efisien hanya untuk kepentingan tugas
bertanggung kantor/organisasi; dan
yang jawab, efektif, 3) melaporkan data dan informasi aset kekayaan dan barang milik
diberikan dan efisien negara dengan tepat sesuai fakta.

c. tidak 1) berkomitmen menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung

Akuntabel menyalahgun
akan 2)
jawab dan tanggung gugat kepada publik;
bertanggung jawab melaksanakan tugas wewenang dan
kewenangan kewajiban jabatan sesuai aturan yang berlaku; dan
jabatan 3) menjaga konsistensi tindakan sesuai mekanisme tanggung
jawab sosial dan akuntabilitas kepada publik.

5
Core Values Kode Etik Kode Perilaku
a. meningkatkan 1) meningkatkkan keahlian yang dapat mendukung hasil

3 kompetensi
diri untuk
pekerjaan dalam penyusunan kebijakan, program, dan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dukungan
menjawab manajemennya;
tantangan 2) selalu memperbaharui kompetensi diri dalam segala hal
yang selalu dengan meningkatkan kemampuan secara terus menerus;
berubah dan
3) kemampuan belajar dan aktif mengikuti pelatihan dalam
rangka mengembangkan potensi kreatif dan inovatif.
Kompeten, b. membantu 1) menyampaikan informasi terbaru tentang peraturan,
yaitu terus orang lain pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan orang
belajar dan belajar lain;
mengembangkan 2) memberikan bantuan untuk peningkatan kapasitas diri
orang lain; dan
kapabilitas 3) berbagi pengalaman pada orang lain guna menghindari
risiko atau permasalahan dalam pekerjaan.
c. melaksanakan 1) mengerjakan tugas dengan teliti, cepat, tepat, dan dapat
tugas dengan dipertanggungjawabkan;
kualitas 2) mengelola waktu secara efektif dan efisien dalam

Kompeten terbaik
3)
penyelesaian tugas sesuai prioritas; dan
memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dalam
memberikan kualitas terbaik sesuai dengan target waktu
yang ditentukan.

6
Core Values Kode Etik Kode Perilaku
a. menghargai 1) menghargai pendapat, ide atau gagasan orang lain dengan

4 setiap orang
apa pun latar 2)
menyimak secara kritis dan santun sampai tuntas;
menjaga tata krama sopan santun saat menyampaikan
belakangnya perbedaan pendapat; dan
3) melibatkan semua pihak dengan menghargai perbedaan
latar belakang, sifat, dan karakter orang lain.

b. suka 1) menawarkan bantuan kepada orang lain yang


Harmonis, menolong membutuhkan;
yaitu saling orang lain 2) bersedia dan terbuka membantu orang lain tanpa pamrih;
dan
peduli dan 3) berbagi ilmu pengetahuan, saran, kritik, dan solusi yang
menghargai membangun kemajuan bersama untuk kepentingan
perbedaan organisasi.

c. membangun 1) menciptakan suasana nyaman dengan senyum sapa


Harmonis lingkungan
kerja yang 2)
salam kepada setiap orang;
mengapresiasi dengan tulus setiap prestasi dan
kondusif keunggulan yang ditunjukan orang lain; dan
3) memberikan dukungan, berbagi ide/masukan, saling
menghargai, dan menjaga kehormatan dalam berinteraksi
satu sama lain.

7
Core Values Kode Etik Kode Perilaku
a. memegang teguh 1) melaksanakan tugas dengan memegang teguh nilai
ideologi Pancasila, dasar ideologi pancasila dan UUD 1945;

5 Undang-Undang Dasar
Negara Republik
2) memiliki semangat juang yang tinggi, tidak terlibat
dalam organisasi terlarang, dan setia dalam
Indonesia tahun 1945, menjaga keutuhan NKRI serta pemerintahan yang
setia kepada Negara sah; dan
Kesatuan Republik 3) rela berkorban dalam mengabdi dengan
Indonesia serta mengutamakan kepentingan negara dan rakyat
pemerintahan yang sah Indonesia di atas kepentingan pribadi dan
Loyal, golongan.
yaitu
b. menjaga nama baik 1) memberikan informasi positif tentang ASN,
berdedikasi sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara kepada orang lain;
dan pimpinan, instansi, dan 2) bekerja sepenuh hati dengan taat dalam
mengutamakan negara menjalankan kebijakan pimpinan, instansi, dan
negara sesuai hukum dan etika; dan
kepentingan 3) membela dan menjaga nama baik ASN, pimpinan,
bangsa dan instansi, dan negara dengan berani mengingatkan
negara ketika bertentangan dengan hukum dan etika.
Loyal c. menjaga rahasia 1) menjaga data, kerahasiaan jabatan dan negara,
jabatan dan negara serta tidak membocorkan kepada pihak-pihak yang
tidak berkepentingan;
2) memberikan informasi penting milik negara sesuai
aturan yang berlaku; dan
3) menggunakan informasi penting milik negara
sepenuhnya untuk kepentingan instansi bukan
kepentingan pribadi. 8
Core Values Kode Etik Kode Perilaku
a. cepat 1) berpikir terbuka dalam merespon perubahan yang terjadi
menyesuaikan dalam kebijakan, program, dan kegiatan pelayanan

6 diri
menghadapi 2)
kesehatan;
selalu memperbaharui informasi dan pengetahuan dalam
perubahan memahami dan mengantisipasi tuntutan perubahan yang
terjadi; dan
3) menerima dan mempelajari umpan balik terhadap
perubahan yang terjadi secara cepat.
Adaptif, b. terus 1) proaktif dan terus menciptakan inovasi sesuai kebutuhan
yaitu terus berinovasi dan tuntutan transformasi kebijakan, program, dan
dan kegiatan pelayanan kesehatan serta dukungan
berinovasi dan mengembang manajemen;
antusias dalam kan kreativitas 2) membuka diri untuk memberikan dan
menggerakkan mengimplementasikan ide-ide sesuai dengan
perkembangan teknologi; dan
serta 3) selalu menambah wawasan atau pengetahuan dan
menghadapi keterampilan terkait teknologi dalam melakukan inovasi
perubahan secara konsisten dan berkelanjutan.
c. bertindak 1) memberikan respon positif terhadap perubahan kebijakan,
Adaptif proaktif
2)
program, dan kegiatan pelayanan kesehatan;
mengomunikasikan hal positif terkait transformasi yang
sedang terjadi pada rekan kerja sesuai dengan data dan
fakta yang ada; dan
3) berperan aktif dan mengajak orang lain untuk mendukung
transformasi kebijakan, program, dan kegiatan pelayanan
kesehatan. 9
Core Values Kode Etik Kode Perilaku
a. memberikan 1) aktif melibatkan pihak lain dalam menyelesaikan
7 kesempatan
kepada 2)
pekerjaan;
mendukung inisiatif dan ide pihak lain dengan memberikan
berbagai komentar atau pendapat yang positif dan membangun; dan
pihak untuk 3) mendorong pihak lain untuk berkontribusi memberikan
berkontribusi pendapat dalam mencari solusi.
b. terbuka dalam 1) berinisiatif secara proaktif untuk terlibat dalam sebuah tim
bekerja sama pada kegiatan yang menghasilkan nilai tambah pada
Kolaboratif, untuk kebijakan, program, dan kegiatan pelayanan kesehatan
yaitu menghasilkan serta dukungan manajemen;
nilai tambah 2) terbuka, responsif serta saling berbagi masukan dan
membangun bantuan dari pihak lain agar diperoleh hasil yang lebih
kerja sama yang maksimal dari apa yang ditargetkan oleh organisasi; dan
sinergis 3) selalu kompak dalam mencapai tujuan organisasi yang
lebih baik dari yang ditargetkan.
Kolaboratif c. menggerakan 1) melibatkan rekan kerja dari berbagai fungsi dan keahlian
pemanfaatan dalam mencapai tujuan organisasi;
berbagai 2) mengutamakan inklusivitas dan kolektivitas dalam
sumber daya mendayagunakan sumber daya yang dimiliki untuk
untuk tujuan mencapai tujuan organisasi; dan
bersama 3) membuka akses sumber lain dalam proses pekerjaan
untuk mempermudah pencapaian tujuan organisasi.

10
PENERAPAN KODE
ETIK DAN KODE
PERILAKU

11
Alur Penerapan Kode Etik dan Kode Perilaku

PERNYATAAN INTERNALISASI INSTITUSIONALISASI EKSTERNALISASI


KOMITMEN

- modul, leaflet, buku a. Pemeliharaan komitmen - sosialisasi kepada masyarakat


saku, dan media lainnya Monitoring, wbs, budaya - Memasukkan dalam klausul
- Sosialisasi kepada beretika, reward and kerja sama, kontrak kerja dan
CASN, Pejabat, ASN punishment, konsultasi dan perjanjian kerja sama lainnya
- Menginternalisasi bimbingan, pelatihan mengenai ketentuan-ketentuan
pedoman perilaku b. Pencegahan terkait kode etik dan kode
Idenntifikasi resiko, Analisa perilaku
dampak, identifikasi langkah
❑ ASN Kementerian Kesehatan harus pencegahan, respon,
menandatangani pernyataan komitmen pembentukan tim
kepatuhan Kode Etik dan Kode Perilaku penanganan pengaduan
❑ Pernyataan komitmen kepatuhan Kode
Etik dan Kode Perilaku sesuai dengan
format
❑ Pernyataan komitmen kepatuhan Kode
Etik dan Kode Perilaku yang telah
ditandatangani diarsipkan oleh unit
kerja/satuan kerja yang fungsinya
menangani kepegawaian.

Unit Utama, satuan kerja/unit kerja wajib melakukan penerapan Kode Etik dan Kode Perilaku di lingkungannya melalui kegiatan
INTERNALISASI, INSTITUSIONALISASI, dan EKSTERNALISASI secara berkelanjutan.
12
PENANGANAN DUGAAN
PELANGGARAN KODE
ETIK DAN KODE
PERILAKU

13
SUSUNAN KEANGGOTAAN
Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku
Tingkat Pusat Tingkat Satuan Kerja/Unit Kerja
Penanggung jawab : Sekretaris Jenderal Terdiri dari:
Dalam rangka Ketua
Wakil Ketua
:
:
Inspektur Jenderal
Kepala Biro Hukum
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota;
b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota;
pengawasan dan Sekretaris : Kepala Biro Organisasi dan SDM dan
c. sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Anggota.
pelaksanaan Anggota:
1. Sesditjen Pelayanan Kesehatan
Kode Etik dan 2. Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
3. Sesditjen Kesehatan Masyarakat Ad hoc
Kode Perilaku 4. Sesditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan
ASN, dibentuk 5. Sesditjen Tenaga Kesehatan
6. Sesbadan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Majelis Kode Etik 7. Kapus Pengembangan Kompetensi ASN
Kementerian Kesehatan
ASN Catatan:
Kementerian Dibentuk Ad hoc (dibentuk
hanya saat terjadi
1 kali
Kesehatan pelanggaran)

14
a. meneliti berkas laporan dugaan pelanggaran Dalam menjalankan tugas dan
kode etik dan kode perilaku; wewenangnya, Majelis wajib:
b. melakukan pemanggilan terhadap ASN yang a. Merahasiakan:
diduga melakukan pelanggaran kode etik dan 1) identitas pelapor, terlapor,
kode perilaku; dan/atau saksi;
c. melakukan pemeriksaan terhadap ASN yang 2) semua informasi yang diperoleh
diduga melakukan pelanggaran kode etik dan karena kedudukannya sebagai
kode perilaku;
TUGAS d. menghadirkan saksi untuk didengar
majelis; dan
3) dokumen pengaduan, berita
keterangannya guna kepentingan acara pemeriksaan pelanggaran
DAN pemeriksaan;
e. memutuskan pelanggaran kode etik dan kode
kode etik dan kode perilaku,
serta keputusan pelanggaran
perilaku;
WEWENANG f. memutuskan rekomendasi pemberian sanksi
kode etik dan kode perilaku yang
bersifat tertutup.
moral dan/atau sanksi administratif kepada b. mengundurkan diri dari
MAJELIS pejabat yang berwenang menghukum;
g. menyampaikan putusan majelis dalam bentuk
pemeriksaan atas dugaan
pelanggaran Kode Etik dan Kode
laporan hasil sidang majelis; Perilaku, apabila terdapat konflik
h. menyampaikan laporan hasil sidang majelis kepentingan yang dapat
kepada pejabat yang berwenang mengganggu objektivitas
menghukum; pemeriksaan.
i. melakukan pemantauan terhadap penerapan
kode etik dan kode perilaku di lingkungan
Kementerian Kesehatan; dan Kewenangan Majelis Kode
j. menyampaikan laporan monitoring dan Etik dan Kode Perilaku
evaluasi kepada Menteri Kesehatan. Tingkat Pusat 15
Ketua Majelis wajib:
a. melaksanakan koordinasi dengan anggota majelis untuk mempersiapkan
pelaksanaan sidang dengan mempelajari dan meneliti berkas pengaduan
pelanggaran kode etik dan kode perilaku;
b. menentukan jadwal, memimpin, dan membacakan putusan sidang;
c. menentukan saksi-saksi yang perlu didengar keterangannya;
d. menjelaskan alasan dan tujuan persidangan;
e. mempertimbangkan saran dan pendapat baik dari anggota majelis maupun saksi
untuk merumuskan keputusan sidang;
f. menandatangani berita acara pemeriksaan dan laporan hasil sidang majelis.

KEWAJIBAN Sekretaris Majelis wajib:


a. menandatangani surat panggilan sidang, berita acara pemeriksaan, dan laporan
MAJELIS hasil sidang majelis;
b. menyusun berita acara sidang;
c. menyiapkan konsep laporan hasil sidang majelis;
d. menyerahkan laporan hasil sidang majelis kepada pejabat yang berwenang
menghukum.

Anggota Majelis wajib:


a. menghadiri dan mengikuti persidangan kode etik dan kode perilaku;
b. menandatangani berita acara pemeriksaan dan laporan hasil sidang majelis.

16
Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Tingkat Pusat dibentuk 1 (satu) kali dan berlaku
tetap, kecuali ada perubahan organisasi.

Dalam hal Anggota Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku lebih dari 5 (lima) orang, maka
jumlahnya harus ganjil.

Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Tingkat Satuan Kerja/Unit Kerja (Ad hoc) dibentuk
paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak ditetapkannya laporan hasil penelitian.

YANG PERLU Pembentukan Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Tingkat Satuan Kerja/Unit Kerja
ditetapkan melalui surat perintah dari Pimpinan Satuan Kerja/Unit Kerja dengan format
DIPERHATIKAN yang tercantum dalam Lampiran Keputusan Menteri ini.
DALAM Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Tingkat Satuan Kerja/Unit Kerja terdiri dari unsur
PEMBENTUKAN atasan langsung, unsur kepegawaian, serta paling kurang salah satu berasal dari unsur
Satuan Pengawas Internal (SPI), Satuan Kepatuhan Internal (SKI) dan/atau Komite Etik.
MAJELIS
Jabatan atau pangkat Anggota Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Tingkat Satuan
Kerja/Unit Kerja tidak boleh lebih rendah dari jabatan atau pangkat ASN yang diperiksa.

Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Tingkat Satuan Kerja/Unit Kerja berakhir masa
tugasnya setelah menyampaikan laporan hasil sidang majelis.

17
Menggunakan Sering terlambat
Flexing
CONTOH kata2 tdk baik masuk kerja
saat berMedsos
PELANGGARAN
KODE ETIK DAN
KODE
PERILAKU

Pelit ilmu, tdk


Pelayanan yg mau sharing Toxic di tempat
tdk ramah knowledge kerja

18
PROSEDUR PENANGANAN DUGAAN PELANGGARAN KODE ETIK DAN KODE PERILAKU
Diperoleh dari pengaduan tertulis,
Pelanggaran media sosial, laporan • Dilakukan dalam sidang Rekomendasi
Atasan/SPI/SKI/ Itjen, media Jarak waktu antara tanggal surat tertutup Sanksi Moral
pengaduan lainnya • Daring maupun luring
panggilan dengan tanggal Dituangkan dalam
• Dihadiri seluruh anggota
pemeriksaan paling lambat 7 Majelis/seluruh unsur Majelis Laporan Hasil Bersalah Rekomendasi
(tujuh) hari kerja terpenuhi Sidang Majelis Hukuman
Disiplin
Disampaikan kpd Memenuhi Keputusan
Pelaporan Pimpinan Satker/Uker Pemeriksaan
panggilan Majelis
15 hari kerja Rekomendasi
Mufakat/ Tidak
Pernyataan
Pembentukan Panggilan Voting Bersalah
Tdk Bersalah
Benar
Majelis I
Penelitian Tertulis
oleh Tidak
Atasan Tidak
memenuhi Panggilan II memenuhi Sanksi Moral
Langsung Penghentian
panggilan panggilan
penelitian dan
Tidak penerbitan
Benar surat
7 hari Majelis merekomendasikan sanksi
kerja pernyataan moral berdasarkan alat bukti dan
14 hari tidak bersalah Paling lambat 7 (tujuh) hari keterangan yang ada tanpa
PyBM
kerja kerja sejak Terlapor seharusnya dilakukan pemeriksaan
hadir pada panggilan pertama
Itjen LAPORAN HASIL
Tembusan Biro PENELITIAN KPD ITJEN
OSDM Tembusan Biro OSDM

Penyampaian pengaduan dilakukan Penelitian terhadap dokumen Pimpinan Satuan Kerja/Unit Kerja dari ASN yang tidak ❖ Dalam proses pemeriksaan, Terlapor
secara TERTULIS dan paling sedikit pengaduan dilakukan dalam hal: menyampaikan Laporan Hasil Penelitian dugaan diberikan kesempatan untuk melakukan
memuat: 1. kesesuaian identitas terlapor pelanggaran kepada Ketua Majelis Kode Etik dan Kode klarifikasi.
a. identitas pelapor dan terlapor; dengan satuan kerja/unit Perilaku tingkat pusat dan ditembuskan kepada Kepala ❖ Dalam hal diperlukan, Majelis dapat
b. waktu dan tempat kejadian; kerja yang dituju; Biro Organisasi dan SDM, dianggap tidak menghadirkan saksi sesuai kapabilitasnya
c. jenis pelanggaran; dan 2. ada dan/atau tidaknya bukti melakukan upaya pembinaan dan dikenakan dan harus menjaga kerahasiaan proses 19
d. bukti-bukti atau saksi pelanggaran. pelanggaran sanksi yang sama dengan pelanggar. pemeriksaan.
REKOMENDASI MAJELIS

• PyBM menerbitkan keputusan memberikan sanksi sesuai format yang


tercantum dalam Lampiran Keputusan Menteri ini.
SANKSI MORAL • Pelaksanaan keputusan sanksi moral oleh PyBM dilakukan paling lama 15 (lima
belas) hari kerja sejak diterimanya Laporan Hasil Sidang Majelis.

• PyBM menerbitkan surat pernyataan tidak bersalah bagi Terlapor dalam


waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak menerima Laporan Hasil Sidang Majelis
PERNYATAAN sebagai upaya pemulihan nama baik Terlapor.
TIDAK • Selain disampaikan kepada Terlapor, surat pernyataan tidak bersalah bagi
BERSALAH Terlapor disampaikan melalui forum-forum pertemuan resmi ASN seperti
apel rutin, upacara bendera, media massa, papan pengumuman, situs web
(website), dan forum lainnya.

HUKUMAN PyBM menindaklanjuti dugaan pelanggaran disiplin tersebut sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
DISIPLIN
JENIS PELANGGARAN

TINGKAT RINGAN TINGKAT SEDANG TINGKAT BERAT


Jika pelanggaran TIDAK MENGANDUNG unsur Jika pelanggaran MENGANDUNG unsur Jika pelanggaran MENGANDUNG unsur
kesengajaan/ berencana, unsur kesengajaan/berencana dan tanpa kesengajaan/ berencana dan tanpa
pengulangan, dan berdampak terhadap paksaan, mengandung unsur pengulangan, paksaan, mengandung unsur pengulangan,
kinerja, citra, dan/atau merugikan SATUAN dan berdampak terhadap kinerja, citra, dan/atau dugaan pelanggaran yang
KERJA/UNIT KERJA dan/atau merugikan INSTANSI mengandung unsur suku, agama, ras dan
antar golongan, tindakan asusila, serta
berdampak terhadap kinerja, citra, dan/atau
merugikan SATUAN KERJA/INSTANSI/ NEGARA

SANKSI
PERNYATAAN SECARA TERTUTUP PERNYATAAN SECARA TERBUKA
• jenis pelanggaran tingkat ringan • jenis pelanggaran tingkat sedang dan/atau berat.
Sanksi • disampaikan PyB/ pejabat lain menjatuhkan • disampaikan secara terbuka (forum pertemuan resmi ASN seperti apel rutin,
MORAL sanksi moral di dalam ruang tertutup dihadiri upacara bendera, media massa, papan pengumuman, situs web (website))
pegawai yang bersangkutan serta pejabat / • sanksi moral disampaikan forum pertemuan resmi seperti apel rutin, upacara
pihak terkait bendera, sanksi moral disampaikan sebanyak 1 (satu) kali dan keputusan
• Keputusan penetapan sanksi berlaku sejak penetapan sanksi berlaku sejak tanggal disampaikan oleh PyB kpd ASN ybs.
tanggal disampaikan oleh PyB kepada ASN ybs • sanksi moral disampaikan secara terbuka melalui papan pengumuman
atau situs web (website) satuan kerja/unit kerja, penetapan sanksi berlaku
paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal ditetapkannya surat keputusan
pengenaan sanksi moral.

Hukuman Dalam hal ASN yang dikenakan sanksi moral tidak melaksanakan keputusan sanksi moral, dijatuhi salah satu jenis
Disiplin hukuman disiplin tingkat ringan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam pemberian sanksi moral harus disebutkan jenis pelanggaran Kode Etik dan
Kode Perilaku yang dilakukan oleh ASN tersebut.

Penyampaian sanksi moral disampaikan sebanyak 1 (satu) kali dan wajib dihadiri oleh
ASN ybs dalam hal sanksi moral disampaikan melalui forum pertemuan resmi seperti
apel rutin, upacara bendera.

Dalam hal sanksi moral disampaikan melalui forum pertemuan resmi seperti apel rutin,
upacara bendera dan ASN yang dikenakan sanksi moral tidak hadir tanpa alasan yang
sah pada waktu penyampaian keputusan sanksi moral, maka dianggap telah menerima
keputusan sanksi moral tersebut.

Dalam hal tempat kedudukan PyBM dan tempat ASN yang dikenakan sanksi moral
berjauhan, PyBM dapat menunjuk pejabat lain di lingkungannya atau atasan
HAL-HAL YANG langsungnya untuk menyampaikan sanksi moral dimaksud, dengan ketentuan jabatan
HARUS pejabat yang ditunjuk tidak lebih rendah dari ASN yang dikenakan sanksi.
DIPERHATIKAN
Sanksi moral harus dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak keputusan
sanksi moral disampaikan.

ASN yang dikenakan sanksi moral harus membuat pernyataan permohonan maaf
dan/atau penyesalan secara tertulis.

22
PEJABAT YANG
BERWENANG
MENGHUKUM

23
Pemberian kewenangan untuk menjatuhkan sanksi moral terhadap ASN yang
melakukan pelanggaran kode etik dan kode perilaku adalah sebagai berikut:
Pejabat yang
berwenang MENTERI KESEHATAN PIMPINAN SATKER/UKER
menghukum Menteri Kesehatan Pimpinan Satuan
menjatuhkan berwenang menjatuhkan Kerja/Unit Kerja
sanksi apabila hukuman kepada: berwenang menjatuhkan
Laporan Hasil a. Pejabat Pimpinan hukuman kepada:
Sidang Majelis Tinggi Utama; a. Pejabat Administrator;
b. Pejabat Pimpinan b. Pejabat Pengawas;
menyebutkan Tinggi Madya; c. Pejabat Fungsional;
rekomendasi untuk c. Pejabat Pimpinan dan
dikenakan sanksi Tinggi Pratama; dan d. Pejabat Pelaksana;
moral d. Pimpinan Satuan di lingkungan kerjanya.
Kerja/Unit Kerja di
lingkungan
Kementerian
Kesehatan.

24
PENGAWASAN

25
UPAYA PENCEGAHAN PELANGGARAN KODE ETIK DAN KODE PERILAKU
SELURUH PIMPINAN UNIT ESELON I

Memberdayakan Satuan Pengawas Internal (SPI) atau Satuan Kepatuhan Internal (SKI)

Berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal dalam melaksanakan pengawasan internal

Berkoordinasi dengan Pusat Pengembangan Kompetensi ASN dan Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan dalam hal
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, serta Biro Organisasi dan SDM atau Pengelola Kepegawaian di lingkungan masing2
dalam mengupayakan pemahaman kode etik dan kode perilaku bagi ASN

Menginternalisasikan nilai-nilai BerAKHLAK dan ketentuan yang berhubungan dengan penegakan kode etik dan kode perilaku
kepada ASN di lingkungan kerjanya

Melakukan monitoring melalui pimpinan satuan kerja dibawahnya secara berkala

Upaya Lain
Sebagai bagian dari pencegahan terjadinya pelanggaran kode etik dan kode perilaku, atasan langsung agar mengupayakan
pemahaman dan penegakan kode etik dan kode perilaku dengan melakukan tindakan-tindakan seperti memberikan keteladanan,
melakukan pengawasan, dan pembinaan terhadap bawahannya.

Selain pengawasan penerapan kode etik dan kode perilaku dengan nilai-nilai BerAKHLAK, Aparatur Sipil Negara
sebagai profesi dan para pejabat fungsional juga harus mematuhi ketentuan kode etik dan kode perilaku sesuai
profesi dan jabatan fungsional masing-masing
MONITORING
DAN
EVALUASI

27
Monitoring dan Evaluasi

Setiap satuan kerja/unit kerja Dokumentasi proses pengawasan dan Pimpinan Unit Eselon I menyampaikan Laporan
WAJIB mendokumentasikan penerapan kode etik dan kode Capaian dan Laporan Pelanggaran Kode Etik
proses pengawasan dan perilaku disusun dalam bentuk dan Kode Perilaku di lingkungannya secara
penerapan kode etik dan kode Laporan Capaian dan Laporan tertulis kepada Ketua Majelis Kode Etik dan
perilaku, berupa: Pelanggaran Kode Etik dan Kode Kode Perilaku Tingkat Pusat dengan tembusan
dokumen pengaduan; Perilaku yang dibuat setiap 6 (enam) Kepala Biro Organisasi dan SDM secara
• laporan hasil penelitian; bulan, dan disampaikan kepada unit berjenjang melalui saluran hierarki, yang
• surat perintah majelis; eselon I masing-masing sebagai memuat paling sedikit:
• laporan hasil sidang majelis; bahan penyusunan laporan • rekap jumlah capaian dan pelanggaran;
dan monitoring dan evaluasi. • bukti capaian;
• keputusan pengenaan sanksi • sanksi yang diberikan terhadap pegawai
moral. yang melanggar; dan
• evaluasi.

Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Tingkat Pusat menyusun Laporan Capaian dan Laporan Pelanggaran Kode Etik dan Kode
Perilaku Tingkat Kementerian Kesehatan, dan selanjutnya disampaikan kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal.
Koordinasi Inspektorat Jenderal dengan Pimpinan Satuan Kerja/Unit Kerja

Pimpinan Satuan Kerja/Unit Kerja belum Terdapat ketidaksesuaian dalam Pejabat yang berwenang tidak
melakukan penelitian atas dugaan menentukan simpulan dan menindaklanjuti hasil rekomendasi dari
pelanggaran kode etik dan kode perilaku rekomendasi hasil penelitian Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku
yang dilakukan oleh ASN di lingkungannya
LAMPIRAN-LAMPIRAN

29
Format pendokumentasian proses pengawasan dan penerapan Kode Etik
dan Kode Perilaku, berupa:
1. pernyataan komitmen kepatuhan kode etik dan kode perilaku;
2. laporan hasil penelitian;
3. keputusan pembentukan majelis kode etik dan kode perilaku
Keputusan Menteri tingkat satuan kerja/unit kerja;
ini mulai berlaku 4. surat perintah pemeriksaan;
5. surat panggilan;
pada tanggal 6. berita acara pemeriksaan;
ditetapkan 7. laporan hasil sidang Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku;
 8. surat pernyataan tidak bersalah;
9. keputusan pengenaan sanksi moral; dan
10.berita acara penyampaian sanksi moral
8 Maret 2023
Tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

30

Anda mungkin juga menyukai