Anda di halaman 1dari 11

6 [Enam] Prinsip Inti Good Governance Dalam Pelayanan Publik

6. Melibatkan Pemangku Kepentingan dan Menjadikan Akuntabilitas Nyata


3. Mempromosikan
2. Berperan
nilai-nilai untuk
efektif dalam
seluruh organisasi
fungsi dan
dan menunjukkan
peran secara 1. Berfokus pada tata kelola yang baik
jelas tujuan organisasi melalui perilaku
dan pada hasil
untuk warga dan
pengguna 4. Mengambil
5. Mengembangkan layanan keputusan yang
kapasitas dan jelas dan
kemampuan badan transparan serta
pengatur agar efektif mengelola risiko
secara baik
1. Berfokus pada tujuan organisasi dan pada hasil untuk warga dan pengguna
layanan (Focusing on the organisation’s purpose and on outcomes for citi-
zen and service users)

a) Menjadi jelas tentang tujuan organisasi dan hasil yang dimaksudkan untuk warga
negara dan pengguna layanan (Being clear about the organisation’s purpose and its
intended outcomes for citizens and service users);

b) Memastikan bahwa pengguna menerima layanan berkualitas tinggi (Making


sure that users receive a high quality service);

c) Memastikan bahwa wajib pajak menerima nilai uang (Making sure that tax-
payers receive value for money)
2. Berperan efektif dalam fungsi dan peran secara jelas
(Performing effectively in clearly defined function and roles)
a) Menjadi jelas tentang fungsi-fungsi badan pengatur (Being clear about
the functions of the governing body);

b) Menjadi jelas tentang tanggung jawab non-eksekutif dan eksekutif, dan


memastikan bahwa tanggung jawab tersebut dilaksanakan (Being clear
about the responsibilities of non-executives and the executive, and
making sure that those responsibilities are carried out);

c) Menjadi jelas tentang hubungan antara pejabat dan publik (Being clear
about relationships between official and the public).
3. Mempromosikan nilai-nilai untuk seluruh organisasi dan menunjukkan tata kelola
yang baik melalui perilaku [promoting values for the whole organisation and
demonstrating the values of good governance through behaviour]

a) Menerapkan nilai-nilai organisasi ke dalam praktik (Putting organisational


values into practice);

b) Pejabat secara individu berperilaku dengan cara yang menjunjung tinggi dan
memberikan contoh yang efektif dalam tata kelola (Individual officials
behaving in ways that uphold and exemplify effective governance)
4. Mengambil keputusan yang jelas dan transparan serta mengelola risiko [taking
informed, transparent decisions and managing risk ]

a) Menjadi keras dan transparan tentang bagaimana keputusan diambil; [Being


rigorous and transparent about how decisions are taken]

b) Memiliki dan menggunakan informasi, saran, dan dukungan yang berkualitas


baik [Having and using good quality information, advice and support];

c) Memastikan bahwa sistem manajemen risiko yang efektif sedang beroperasi


[Making sure that an effective risk management system is in operation]
5. Mengembangkan kapasitas dan kemampuan badan pengatur agar efektif
[developing the capacity and capability of the governing body to be effective]

a) Memastikan bahwa gubernur yang ditunjuk dan dipilih memiliki keterampilan,


pengetahuan dan pengalaman yang mereka butuhkan untuk bekerja dengan baik
(Making sure that appointed and elected governors have the skills, knowledge and
experience they need to perform well );
b) Mengembangkan kemampuan orang dengan tanggung jawab pemerintahan dan
mengevaluasi kinerja mereka, sebagai individu dan sebagai kelompok (Developing
the capability of people with governance responsibilities and evaluating their perfor-
mance, as individuals and as a group);
c) Mencapai keseimbangan, dalam keanggotaan badan pengatur, antara kontinuitas
dan pembaruan (Striking a balance, in the membership of the governing body,
between continuity and renewal).
6. Melibatkan Pemangku Kepentingan dan Menjadikan Akuntabilitas Nyata
(Engaging stakeholders and making accountability real)

a) Memahami hubungan akuntabilitas formal dan informal (Understanding


formal and informal accountability relationships);
b) Mengambil pendekatan aktif dan terencana untuk dialog dengan dan per-
tanggungjawaban masyarakat (Taking an active and planned approach to
dialogue with and accountability to the public);
c) Mengambil pendekatan aktif dan terencana untuk bertanggung jawab kepada
staf (Taking an active and planned approach to responsibility to staff);
d) Terlibat secara efektif dengan pemangku kepentingan institusional (Engaging
effectively with institutional stakeholders).
Faktor Yang Menyebabkan Rendahnya Kualitas Pelayanan Publik

Konteks
Monopolistik

Tekanan Budaya
Lingkungan Patrimonial
1. 88 AREA DALAM REFORMASI BIROKRASI
1. ORGANISASI

2. TATA LAKSANA
3. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
4. SDM APARATUR
5. PENGAWASAN
6.
AKUNTABILITAS
7. PELAYANAN PUBLIK
8. POLA PIKIR DAN
BUDAYA KERJA
Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010 - 2025
REFORMASI BIROKRASI SEKTOR/AREA PELAYANAN PUBLIK

REFORMASI BIROKRASI

PELAYANAN PUBLIK

PELAYANAN
PRIMA

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003


tentang Pedoman Pelayanan Publik PRINSIP PELAYANAN PRIMA
PELAYANAN PRIMA SBG INTI (CORE) DARI PELAYANAN PUBLIK
1. Kesederhanaan Prosedur Pelayanan;
2. Kejelasan : Persayaratan Teknis, Administratif, Unit Kerja, Biaya
Pelayanan;
3. Kepastian Waktu Pelayanan;
4. Akurasi Produk Pelayanan Diterima Dengan Benar, Tepat dan Sah;
5. Keamanan, Proses dan Produk Pelayanan Memberi Kepastian Hukum;
6. Tanggungjawab Pimpinan Dalam Pelayanan Dan Penyelesaian Keluhan;
7. Tersedianya Kelengkapan Sarana Dan Prasarana;
8. Kemudahan Akses, Tempat dan Lokasi Pelayanan;
9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan Dalam Memberi Pelayanan; dan
10. Kenyamanan Lingkungan (Tertib, Teratur, Tersedia Ruang Tunggu).

Anda mungkin juga menyukai