Anda di halaman 1dari 11

BAHAN AJAR

MATERI KONSEPSI AKSI PERUBAHAN KINERJA


PELAYANAN PUBLIK
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGK. 3

Oleh
Susi Susilawati Harahap
WIDYAISWARA AHLI MUDA

BADAN PENGEMBANGAN SDM PROVINSI


DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
MARET 2021

0
BAHAN AJAR KONSEPSI PEMBELAJARAN
AKSI PERUBAHAN KINERJA PELAYANAN
PUBLIK
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN
3 TAHUN 2021

Disampaikan pada tanggal 26 Maret 2021

Tujuan Umum Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu Menunjukkan


kompetensi kepemimpinan dalam mengelola perubahan dalam bentuk inovasi
yang bertujuan meningkatkan kualitas kinerja pelayanan public melalui
pembelajaran konsepsi aksi perubahan.

Indikator Hasil Belajar :

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat menjelaskan konsepsi


pembelajaran aksi perubahan kinerja pelayanan publik dengan baik sehingga
terbentuk karakter sebagai pemimpin agen perubahan pengendali kegiatan
pelayanan public pada jabatan unit organisasinya.

A. Pendahuluan

Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) merupakan program yang


mentransformasi peserta pelatihan menuju tujuan yang telah ditetapkan dalam
program PKP ini. Setiap peserta Diklat akan melalui serangkaian proses yang
telah disusun untuk membawa peserta kepada tujuan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, setiap peserta perlu memahami tujuan dan rangkaian proses
tersebut agar dapat mengikuti program PKP secara lebih terarah.

1
Melalui PKP, peserta diharapkan mempunyai kompetensi manajerial
Jabatan pengawas dan kompetensi pemerintahan sebagai pengawas
sebagaimana diatur dalam Peraturan Meteri Pendayagunaan Aparatur dan
Reformasi Birokrasi Nomor 18 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
Jabatan aparatur Sipil dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun
2017 tentang Kompetensi Pemerintahan.

Dengan penguasaan kompetensi tersebut secara terintegrasi, diharapkan


dapat mewujudkan sosok kepemimpinan berkinerja yang diperoleh melalui PKP
yang diindikasikan dnegan kemampuan sebagai berikut :

1. Membangun karakter dan sikap perilaku kepemimpinan Pancasila yang


berintegritas, menjunjung tinmggi etika birokrasi, dan bertanggungjawab
dalam pengendalian pelayanan publik di unit organisasinya sebagai bentuk
oerilaku kepemimpinan Pancasila dan bela negara, dam :

2. Mengaktualisasikan kepemimpinan pelayanan dan pengendalian pekerjaan


sesuai dnegan bidang tugasnya dnegan melakukan inovasi, kolaborasi, dan
mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal dalam
rangka implementasi peningkatan kinerja pelayanan publik yang dilakukan
oleh pejabat pelaksana.

Dengan dua kemampuan ditas melalui PKP ini kemampuan peserta


pelatihan dapat dibangun melalui agenda aktualisasi kepemimpinan
sebagaimana yang telah tersusun dalam struktur kurikulum pelatihan yang telah
dirancang sehingga apa yang diharapkan dari pelatihan ini dapat terwujud.

B. Keterkaitan Agenda Pembelajaran Lainnya dengan Aksi Perubahan

1. Agenda Pembelajaran

Agenda dalam Pembelajan aksi perubahan terdiri dari :

a. Agenda Kepemimpinan Pancasila dan Bela Negara

Agenda Pembelajaran ini membekali peserta dnegan pemahaman


Pancasila dan wawasana kebangsaan melalui pemaksnaan terhadap nilai-
nilai dan konsepsi bela negara, moral, dan etika dalam konteks penguatan
kedisiplinan dan kapasitas kepemimpinan bela negara dnegan

2
memperhatikan kearifan local, sehingga peserta memiliki kemampuan
untuk menjukkan perilaku kepemimpinan Pancasila dan bela negara
dalam mengendalikan pelayanan public sebagai bagian dari upaya bela
negara.

b. Agenda Kepemimpinan Melayani

Agenda pembelajaran ini membekali peserta dnegan kemampuan


mendiagnosa masalah dan menemukenali gagasan melalui berfikir kreatif
dnegan memberdayakan dan membangun tim yang disukung komunikasi
efektif dalam memimpin pengendalian pelayanan publik.

c. Agenda Pengendalian Pekerjaan

Agenda pembelajaran ini membekali peserta dnegan kemampuan


mengendalikan kegiatan pelayanan public dnegan mengedepankan
perencanaan kegiatan dan anggran pelayanan public yang berorientasi
terhadap manajemen mutu, pengawasan, dan pengendalian, serta mampu
mengoptimalkan pemanfaatnan teknologi informasi dan komunikasi.

d. Agenda Aktualisasi Kepemimpinan

Agenda pembelajaran ini membekali peserta dnegan kemampuan


mengaktualisasikan kapasitas kepemimpinan melayani melalui
pengalaman best practice pengendalian kegiatan pelayanan public dan
aplikasi dalam aksi perubahan kinerja pelayanan public dalam
peningkatan kualitas pelayanan publik.

2. Keterkaitan Agenda Pembelajaran

Dari kekempat agenda ynag telah dijelaskan diatas maka agenda 1-3 adalah
aagenda yang diperoleh peserta didalam kelas dnegan berbagai teori yang
termuat dari masing-masing agenda. Sehaingga teori-teori tersebut
diaktualisasikan kedalam aksi perubahan yang dilaksanakan ditempat tugas
peserta untuk memperbaiki kinerja pelayanan publik. KInerja yang
bermasalah dapat didiagnosa terlebih dahulu kemudian dianalisa dan
dicarikan solusi inovatif agar permaslaahan organisasi dapat datasi. Dengan
menerapkan kepemimpinana yang melayani diharapkan peserta dapat

3
mengendalikan pekerjaan dengan baik melalui pengawasan dan
pengendalian mutu pekerjaan. Gambar 1. berikut ini menunjukkan bagaimana
keterkaitan agenda pembelajaran dnegan aksi perubahan.

Gambar 1. Keterkaitan Agenda Pembelajaran lainnya dnegan aksi perubahan

3. Tahapan dalam Pembelajaran Aksi Perubahan

Adapun tahapan dalan pembelajaran aksi perubahan terdiri dari :

1. Konsepsi Pembelajaran Aksi Perubahan

2. Pembelajaran Merancang Aksi Perubahan

3. Pembimbingan Merancang Aksi Perubahan

4. Seminar AKsi Perubahan

5. Pembekalan Implementasi Aksi Perubahan

6. Pembimbingan Aksi Perubahan

7. Seminar LAporan Aksi Perubahan

8. Berbagi Pengalaman

C. Kepemimpinan Melayani

4
Kepemimpinan melayani adalah seorang pemimpin yang mengutamakan
pelayanan dengan perasaan alami seseorang yang ingin melayani dan untuk
mendahulukan pelayanan (Spears, 2002:255)

Pendapat lain terkait pengertian kepemimpinan pelayanan ini sebagaimana


diungkapkan oleh Vondey (2010), bahwa kepemimpinanan melayani
merupakan seorang pemimpin yang sangat peduli atas pertumbuhan dan
dinamika kehidupan pengikut, dirinya serta komunitasnya karena itu
mendahulukan hal-hal tersebut daripada pencapaian ambisius pribadi (personal
ambitious) dan kesukaannya semata.

Karakteristik Kepemimpinan melayani yaitu, :

1. Mendengarkan (listening)

2. Empati (Emphaty)

3. Penyembuhan (Healing)

4. Kesadaran (Awarness)

5. Persuasi (Persuasion)

6. Konseptualisasi (Conceptualization)

7. Kejelian (Foresight)

8. Keterbukaan (Stewarship)

9. Membangun Komunitas (Building Community)

Dalam kepemimpinana melayani ada 7 (tujuh) elemen manajemen kualitas yang


dapat dilakukan oleh seorang pemimpin untuk perbaikan kinerja yaitu :

1. Fokus pada pelanggan (Customer Focus).

Fokus utama manajemen mutu adalah guna memenuhi persyaratan


pelanggan dan untuk berupaya melebihi harapan pelanggan. Kesuksesan
berkesinambungan dicapai saat organisasi menarik dan mempertahankan
kepercayaan pelanggan dan pemangku kepentingan lain. Tiap aspek interaksi
pelanggan memberikan peluang untuk menciptakan nilai lebih kepada
pelanggan. Pemahaman kebutuhan saat ini dan masa depan dari pelanggan

5
memberikan sumbangsih kepada kesuksesan berkesinambungan dari
organisasi. Tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan fokus pada
pelanggan: a) Identifikasikan pelanggan langsung dan tidak langsung, b)
Pahami kebutuhan dan harapan tiap pelanggan pada saat ini dan masa
depan, c) Kaitkan sasaran organisasi dengan kebutuhan dan harapan
pelanggan, d) Komunikasikan kebutuhan dan harapan pelanggan di seluruh
organisasi, e) Rencanakan, rancang, kembangkan, hasilkan, berikan, dan
dukung produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan, f) Ukur dan pantau kepuasan pelanggan serta ambil tindakan
yang sesuai, g) Tentukan dan tanggapi kebutuhan dan harapan pemangku
kepentingan yang relevan, yang dapat memengaruhi kepuasan pelanggan,
h)Kelola hubungan dengan pelanggan untuk mencapai kesuksesan yang
berkesinambungan

2. Kepemimpinan (Leadership).

Pemimpin pada semua tingkatan menetapkan kesatuan sasaran dan arahan,


serta menciptakan kondisi yang membuat semua orang terlibat dalam
pencapaian sasaran mutu organisasi. Penciptaan kesatuan sasaran, arahan,
dan pelibatan ini memungkinkan organisasi untuk menyelaraskan strategi,
kebijakan, proses, dan sumber daya untuk mencapai sasaran
organisasi. Tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kepemimpinan: a) Komunikasikan misi, visi, strategi, kebijakan, dan proses ke
seluruh organisasi, b) Ciptakan dan pertahankan nilai bersama, keadilan, dan
model etika perilaku pada semua tingkatan organisasi, c) Terapkan budaya
kepercayaan dan integritas, d) Dorong komitmen menyeluruh terhadap mutu,
e) Pastikan semua pemimpin pada semua tingkatan dapat menjadi contoh
yang baik, f) Sediakan sumber daya, pelatihan, dan wewenang agar semua
orang dapat bertindak dengan bertanggung jawab, g) Berikan inspirasi,
dorongan, dan pengakuan terhadap kontribusi anggota organisasi.

3. Relationship Manajemen (engagement of People).

Organisasi perlu memastikan semua orang kompeten, diberdayakan, dan


dilibatkan dalam pemberian nilai organisasi. Orang-orang yang kompeten,
diberdayakan, dan dilibatkan di seluruh organisasi akan meningkatkan

6
kapasitas organisasi untuk menciptakan nilai. Untuk mengelola organisasi
secara efektif dan efisien, semua orang pada semua orang perlu dilibatkan
dan dihargai sebagai individu. Pengakuan, pemberdayaan, dan peningkatan
keterampilan dan pengetahuan memfasilitasi pelibatan orang dalam
pencapaian sasaran organisasi. Tindakan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pelibatan orang: a) Dorong pemahaman tentang pentingnya
kontribusi individu, b) Promosikan kolaborasi di seluruh organisasi, c)
Fasilitasi diskusi terbuka serta pembagian pengetahuan dan pengalaman, d)
Berdayakan orang untuk menentukan hambatan kinerja dan untuk tidak takut
berinisiatif, f) Akui dan hargai kontribusi, pembelajaran, dan perbaikan
individu, g) Terapkan evaluasi mandiri kinerja terhadap sasaran individu, h)
Lakukan survei kepuasan individu, komunikasikan hasil, dan ambil tindakan
yang sesuai.

4. Pendekatan proses (Process Aproach),

Hasil yang konsisten dan terprediksi dapat dicapai dengan lebih efektif dan
efisien saat aktivitas dipahami dan dikelola sebagai proses yang saling terkait
yang berfungsi sebagai suatu sistem yang terpadu. Sistem manajemen mutu
terdiri atas proses yang saling terkait. Pemahaman bagaimana suatu keluaran
dihasilkan oleh sistem ini, termasuk semua proses, sumber daya,
pengendalian, dan interaksi, memungkinkan pengoptimalan kinerja
organisasi. Tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendekatan
proses: a) Tentukan sasaran sistem serta proses yang diperlukan untuk
mencapai sasaran tersebut, b)Terapkan kewenangan, tanggung jawab, dan
akuntabilitas pengelolaan proses, c) Pahami kapabilitas organisasi dan
tentukan keterbatasan sumber daya sebelum melakukan tindakan, d)
Tentukan ketergantungan antarproses, serta analisis efek modifikasi pada
suatu proses terhadap keseluruhan system, e) Kelola proses dan hubungan
antarproses sebagai suatu sistem untuk mencapai sasaran mutu organisasi
secara efektif dan efisien, f) Pastikan ketersediaan informasi yang diperlukan
untuk menjalankan dan memperbaiki proses, serta untuk memantau,
menganalisis, dan mengevaluasi kinerja sistem secara menyeluruh. g) Kelola
risiko yang dapat memengaruhi keluaran proses dan keseluruhan hasil dari
sistem manajemen mutu

7
5. Perbaikan terus menerus (Improvement).

Organisasi yang sukses terus-menerus menekankan pada perbaikan.


Perbaikan penting bagi organisasi untuk memelihara tingkat kinerja saat ini,
untuk menanggapi perubahan kondisi internal dan eksternal, serta untuk
menciptakan peluang baru. Tindakan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan perbaikan: a) Dorong penetapan sasaran perbaikan pada
semua tingkatan organisasi, b) Didik dan latih orang pada semua tingkatan
tentang cara penerapan alat dan metodologi dasar untuk mencapai sasaran
perbaikan, c) Pastikan kompetensi SDM untuk menjalankan proyek
perbaikan, d) Kembangkan proses untuk menerapkan proyek perbaikan di
seluruh organisasi, e) Lacak, tinjau, dan audit perencanaan, penerapan,
penyelesaian, dan hasil proyek perbaikan, f) Integrasikan pertimbangan
perbaikan dalam pengembangan produk, layanan, dan proses yang baru atau
yang diubah, g) Akui dan hargai perbaikan

6. Pengambilan keputusan berbasi bukti (Evidence-Based Decision


Making)

Keputusan berdasarkan analisis dan evaluasi data dan informasi lebih


berpeluang untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pengambilan keputusan
dapat menjadi proses yang kompleks dan selalu melibatkan ketidakpastian.
Proses ini kadang melibatkan beragam jenis dan sumber masukan, serta
interpretasi terhadap masukan tersebut, yang dapat bersifat subjektif.
Diperlukan pemahaman terhadap hubungan sebab dan akibat serta potensi
dampak yang tidak diinginkan. Fakta, bukti, dan analisis data meningkatkan
objektivitas dan kepercayaan dalam pengambilan keputusan.. Tindakan yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan pengambilan keputusan berbasis bukti:
a) Tentukan, ukur, dan pantau indikator utama terhadap kinerja organisasi, b)
Sediakan data yang diperlukan bagi orang-orang yang relevan, c) Pastikan
bahwa data dan informasi cukup tepat, andal, dan aman, d) Analisis dan
evaluasi data dan informasi dengan metode yang tepat, e) Pastikan

8
kompetensi SDM untuk menganalisis dan mengevaluasi data sesuai
kebutuhan, f) Ambil keputusan dan tindakan berdasarkan bukti yang
diseimbangkan dengan pengalaman dan intuisi

7. Keterlibatan Pegawai (Relationship Management)

Guna mencapai kesuksesan yang berkesinambungan, organisasi mengelola


hubungannya dengan para pemangku kepentingan, seperti pemasok.
Pemangku kepentingan memengaruhi kinerja organisasi. Pengelolaan
hubungan dengan para pemangku kepentingan ini mengoptimalkan pengaruh
mereka terhadap kinerja organisasi. Manajemen hubungan dengan pemasok
dan jaringan mitra seringkali memiliki kepentingan tertentu. Tindakan yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan manajemen hubungan: a) Tentukan
pemangku kepentingan yang relevan (msl pemasok, mitra, pelanggan,
investor, karyawan, atau komunitas) serta hubungan mereka dengan
organisasi, b) Tentukan dan prioritaskan hubungan dengan pemangku
kepentingan yang perlu dikelola, c) Ciptakan hubungan yang
menyeimbangkan manfaat jangka pendek dengan jangka panjang, d)
Kumpulkan dan bagikan informasi, keterampilan, dan sumber daya dengan
pemangku kepentingan yang relevan, e) Ukur kinerja dan berikan umpan balik
kinerja kepada pemangku kepentingan sesuai kebutuhan guna meningkatkan
inisiatif perbaikan, f) Jalankan aktivitas pengembangan dan perbaikan
kolaboratif dengan pemasok, mitra, dan pemangku kepentingan lain, g)
Dorong dan hargai perbaikan dan pencapaian dari pemasok dan mitra

Sumber Bacaan :

1. Perka LAN Nomor 1006/K.1/PDP.07/2019 tentang Kurikulum Pelatihan


Kepemimpinan Pengawas

2. van Lanin, Director/Solution Leader Proxsis Banking &


Financewww.coremap.or.id/downloads,

3. LAN, RI (2019) Bahan Tayang Pembelajaran Aksi Perubahan Pelatihan


Kemimpinan Pengawas

4. halsi ,E.2013.Building Learning Commitment: Balai Diklat Keagamaan Padang

9
10

Anda mungkin juga menyukai