Anda di halaman 1dari 24

SUMMARY MODUL MATA PELATIHAN

AGENDA BerAKHLAK
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

DISUSUN OLEH:
Ir. H. BAHARUDDIN, MM
Nip. 19600909 198603 1 029
WIDYAISWARA AHLI UTAMA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
Makassar, 2022
Program Pelatihan : Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Agenda Peminatan : Agenda 2 (BerAKHLAK)
Mata Pelatihan : 1. Berorientasi Pelayanan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif

Mata Pelatihan : 1. BERORIENTASI PELAYANAN


Komponen Deskripsi/Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan : Untuk memfasilitasi pembentukan nilai berorientasi
pelayanan pada peserta melalui substansi pembelajaran
yang terkait dengan bagaimana memahami dan memulai
kebutuhan masyarakat, ramah, cekatan, solutif, dan dapat
diandalkan serta melakukan perbaikan tiada henti
Tujuan/Hasil Belajar : Peserta mampu mengaktualisasikan nilai berorientasi
pelayanan dalam pelaksanaan tugas jabatannya
Indikator Hasil Belajar : Agar peserta mampu:
1. Memahami dan menjelaskan pelayanan public secara
konseptual / teoritis
2. Memahami dan menjelaskan panduan perilaku (kode
etik) nilai berorientasi pelayanan serta memberikan
contoh perilaku spesifik yang kontekstual dengan
jabatan dan/atau organisasinya.
3. Mengaktualisasikan nilai berorientasi pelayanan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya masing-masing, dan
4. Menganalisis kasus dan/atau menilai contoh penerapan
berorientasi pelayanan secara tepat.
Materi Pokok 1 : PELAYANAN PUBLIK
A. Pengertian Pelayanan Publik
Adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik (UU No. 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik).
a) Asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik
1) Kepentingan umum;
2) Kepastian hukum;
3) Kesamaan hak;
4) Keseimbangan hak dan kewajiban;
5) Keprofesionalan;
6) Partisipatif;
7) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
8) Keterbukaan;
9) Akuntabilitas;
10) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok
rentan;
11) Ketepatan waktu; dan
12) Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
b) Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak diskriminatif
5) Mudah dan Murah
6) Efektif dan Efisien
7) Aksesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan
B. Membangun Budaya Pelayanan Prima
a) Konsep Budaya Pelayanan
Budaya pelayanan oleh ASN akan sangat menentukan
kualitas pemberian layanan kepada masyarakat.
b) Budaya Birokrasi yang Melayani
c) Enam Elemen untuk Menghasilkan Pelayanan
Publik Berkualitas
d) Tingkatan Pelayanan Prima
e) Perilaku Pelayanan Prima
f) Prinsip-Prinsip Pelayanan Prima
1) Responsif terhadap pelanggan/memahami
pelanggan,
2) Membangun visi dan misi pelayanan,
3) Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja
pelayanan,
4) Pemberian pelatihan dan pengembangan
pegawai terkait bagaimana
memberikan pelayanan yang baik, dan
5) Memberikan apresiasi kepada pegawai.
C. ASN sebagai Pelayan Publik
a) Fundamen (Pemahaman Dasar) Pelayanan
Publik
b) Tugas ASN
c) Perilaku Pelaksana Pelayanan Publik
1) Adil dan tidak diskriminatif;
2) Cermat;
3) Santun dan ramah;
4) Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang
berlarutlarut;
5) Profesional;
6) Tidak mempersulit;
7) Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;
8) Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan
integritas institusi penyelenggara;
9) Ttidak membocorkan informasi atau dokumen
yang wajib dirahasiakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
10) Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk
menghindari benturan kepentingan;
11) Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana
serta fasilitas pelayanan publik;
12) Tidak memberikan informasi yang salah atau
menyesatkan dalam menanggapi permintaan
informasi serta proaktif dalam memenuhi
kepentingan masyarakat;
13) Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan,
dan/atau kewenangan yang dimiliki;
14) Sesuai dengan kepantasan; dan
15) Tidak menyimpang dari prosedur.
D. Nilai Berorientasi Pelayanan dalam Core Values ASN
a) Kriteria Operasional Berorientasi Pelayanan
b) Panduan Perilaku (Kode Etik) Nilai
Berorientasi Pelayanan
Materi Pokok 2 : BERORIENTASI PELAYANAN
A. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan
a) Prinsip ASN sebagai Profesi
b) Panduan Perilaku 1 : Memahami dan
Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
c) Panduan Perilaku 2 : Ramah, Cekatan, Solutif,
dan Dapat Diandalkan
d) Panduan Perilaku 3 : Melakukan Perbaikan
Tiada Henti
B. Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan
a) Tantangan Eksternal
1) Kondisi geografis yang sulit,
2) Infrastruktur yang belum memadai,
3) Masyarakat yang tinggal di pedalaman dengan
adat kebiasaan atau sikap masyarakat yang kolot,
dan
4) Masyarakat yang tinggal di perkotaan dengan
kebutuhan yang dinamis dan senantiasa berubah.
b) Tantangan Internal
1) Anggaran yang terbatas,
2) Kurangnya jumlah SDM yang berkompeten, dan
3) Belum terbangunnya sistem pelayanan yang baik.
c) Upaya Menghadapi Tantangan
1) Pemanfaatan informasi teknologi dan internet of
things,
2) Akselerasi reformasi birokrasi, dan
3) Melakukan terobosan/inovasi pelayanan publik
Mata Pelatihan : 2. AKUNTABEL
Komponen Deskripsi/Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan : Membekali peserta melalui substansi pembelajaran yang
terkait dengan pelaksanaan tugas dengan jujur,
bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi,
penggunaan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien serta tidak
menyalahgunakan kewenangan jabatannya
Tujuan/Hasil Belajar : Peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai akuntabel
dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya
Indikator Hasil Belajar : Peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan akuntabel secara konseptual/teoritis yang
bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan
2. Menjelaskan panduan perilaku (kode etik akuntabel)
3. Memberikan contoh perilaku dengan pelaksanaan
tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi, penggunaan kekayaan dan
barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif
dan efisien serta tidak menyalahgunakan kewenangan
jabatan
4. Menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan.
Materi Pokok 1 : POTRET PELAYANAN PUBLIK NEGERI INI
A. Potret Layanan Publik di Indonesia
a) Biayanya yang mahal;
b) Prosedurnya sulit dipenuhi dan harus melalui tahapan
yang berbelit-belit;
c) Pemberi layanan tidak ramah;
d) Diskriminatif;
e) Tidak ada kepastian kualitas dan waktu penyelesaian
layanan;
f) Tidak transparan;
g) Tidak responsif terhadap kebutuhan warga negara; dan
h) Ditandai praktik KKN.
B. Tantangan Layanan Publik
a) Asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik
1) Kepentingan umum;
2) Kepastian hukum;
3) Kesamaan hak;
4) Keseimbangan hak dan kewajiban;
5) Keprofesionalan;
6) Partisipatif;
7) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
8) Keterbukaan;
9) Akuntabilitas;
10) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok
rentan;
11) Ketepatan waktu; dan
12) Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
b) Tantangan Layanan Publik yang Tidak Statis
C. Keutamaan Mental Melayani
Materi Pokok 2 : KONSEP AKUNTABILITAS
A. Pengertian Akuntabilitas
 Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab yang berangkat dari moral individu,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab kepada seseorang/ organisasi
yang memberikan amanat.
 Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan
kepadanya.
 Panduan Perilaku (Kode Etik) Akuntabel dalam Core
Values ASN
a) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur,
bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi;
b) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang
milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien; dan
c) Kemampuan menggunakan Kewenangan
jabatannya dengan berintegritas tinggi.
B. Aspek-Aspek Akuntabilitas
a) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan : hubungan
dua pihak antaraindividu/kelompok/ institusi dengan
negara dan masyarakat.
b) Akuntabilitas berorientasi pada hasil : hasil yang
diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat
pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan
inovatif.
c) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan :
Laporan kinerja adalah perwujudan dari
akuntabilitas.
d) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi : Akuntabilitas
adalah kewajiban.
Kewajiban menunjukkan tanggung jawab, dan
tanggung jawab menghasilkan konsekuensi.
e) Akuntabilitas memperbaiki kinerja : tujuan utama
dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja
PNS dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
C. Pentingnya Akuntabilitas
D. Jenis dan Tingkatan Akuntabilitas
Materi Pokok 3 : PANDUAN PERILAKU AKUNTABEL
A. Akuntabilitas dan Integritas
 Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang
menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi
sebuah negara.
 Sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik
akan mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas
itu sendiri, dan Transparansi.
B. Integritas dan Anti Korupsi
 Integritas adalah salah satu pilar penting dalam
pemberantasan korups. integritas bisa diartikan
sebagai bersatunya antara ucapan dan perbuatan.
 Tidak ada orang tiba-tiba menjadi berintegritas,
butuh peran lingkungan dalam membentuk pola
pikir dan prinsip memegang teguh prinsip
kebenaran.
C. Mekanisme Akuntabilitas
a) Dimensi Mekanisme Akuntabilitas
b) Alat Akuntabilitas di Indonesia
c) Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel
d) Langkah-Langkah Menciptakan Framework
Akuntabilitas
D. Konflik Kepentingan
E. Membangun Pola Pikir Anti Korupsi
F. Perilaku Individu PNS/ASN yang Akuntabel
Materi Pokok 4 : AKUNTABEL DALAM KONTEKS ORGANISASI
PEMERINTAHAN
A. Transparansi dan Akses Informasi
 Keterbukaan informasi telah dijadikan standar
normatif untuk mengukur legitimasi sebuah
pemerintahan dengan terbitnya UU Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik(kip).
 Adanya Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
(PPID) di setiap Instansi.
 Prinsip-Prinsip Keterbukaan Informasi Publik :
a) Maximum Access Limited Exemption (MALE)
b) Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan
c) Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat
d) Informasi Harus Utuh dan Benar
e) Informasi Proaktif dari Badan Publik
f) Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik
B. Praktek Kecurangan (fraud) dan Perilaku Korup
 Penyalahgunaan wewenang akan berdampak pada
praktik kecurangan (fraud).
 Faktor Penyebab Fraud : Peluang, Insentif
atau tekanan dan Sikap atau rasionalisasi untuk
membenarkan tindakan fraud.
C. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara
 Ketentuan Umum Penggunaan Sumber Daya Milik
Negara
 Perilaku PNS Terhadap Penggunaan Sumber Daya
Negara
D. Penyimpanan dan Penggunaan dan Informasi
Pemerintah
 Pemerintah atau aparatur harus dapat menjelaskan
semua aktifitasnya dengan memberikan data dan
informasi yang akurat terhadap apa yang telah
mereka laksanakan, sedang laksanakan dan akan
dilaksanakan sebagai salah satu wujud
akuntabilitasnya.
 Informasi dan data yang disimpan dan
dikumpulkan serta dilaporkan tersebut harus
relevant (relevan), reliable (dapat dipercaya),
understandable (dapat dimengerti), serta
comparable (dapat diperbandingkan).
E. Membangun Budaya Anti Korupsi di Organisasi
Pemerintahan

Mata Pelatihan : 3. KOMPETEN


Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan : Untuk memberi pemahaman pentingnya dan perlunya
pengamalan nilai kompoten dalam setiap pelaksanaan tugas
bagi peserta Latsar CPNS
Tujuan/Hasil Belajar : Peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai kompoten
dalam pelaksanaan tugas jabatannya
Indikator Hasil Belajar : Peserta diharapkan dapat:
1. memahami konteks lingkungan strategis yang
mempengaruhi pengelolaan dan tuntutan karakter dan
kompetensi ASN yang sesuai;
2. memahami kebijakan dan pendekatan pengelolaan
ASN;
3. memahami dan peka terhadap isu-isu kritikal dalam
merespons penyesuaian kompetensi ASN;
4. memahami pentingnya pengelolaan pengembangan
ASN dalam konteks pembangunan nasional dan
tantangan global;
5. Mampu mengajukan pemikiran-pemikiran kritis dalam
penguatan kompetensi ASN di lingkungan instansi dan
konteks nasional serta global;
6. menjelaskan aspek kompeten secara konseptual-
teoritis dengan perilaku terus belajar dan
mengembangkan kapabilitas diri;
7. menjelaskan panduan perilaku kompeten sebagai
wujud nilai kompeten sebagai bagian nilai-nilai dasar
ASN, BerAkhlak;
8. memberikan contoh perilaku dengan peningkatan
kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah, membantu orang lain belajar serta
pelaksanaan tugas dengan kualitas terbaik; dan
9. menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan
kompeten secara tepat.
Materi Pokok 1 : TANTANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
A. Dunia VUCA
 “Vuca World”, yaitu dunia yang penuh gejolak
(volatility) disertai penuh ketidakpastian
(uncertainty). Demikian halnya situasinya saling
berkaitan dan saling mempengaruhi (complexity)
serta ambiguitas (ambiguity).
 VUCA menuntut ecosystem organisasi terintegrasi
dengan berbasis pada kombinasi kemampuan
teknikal dan generik.
B. Disrupsi Teknologi
 Kecenderungan kemampuan memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan
kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan
tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
 Perlunya penguatan kompetensi secara luas, yang
memungkinkan setiap pegawai dapat memutakhirkan
kompetensi, baik secara individu maupun secara
kolektif organisasi.
C. Kebijakan Pembangunan Nasional
 Dalam menentukan kebutuhan pengembangan
kompetensi dan karakter ASN penting
diselaraskan sesuai visi, misi, dan misi, termasuk
nilai-nilai birokrasi pemerintah.
 Upaya untuk mewujudkan visi tersebut dilakukan
melalui 9 (sembilan) Misi Pembangunan yang
dikenal sebagai “Nawacita Kedua”.
 Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, antara
lain, perlu didukung profesionalisme ASN, dengan
tatanan nilai yang mendukungnya.
Materi Pokok 2 : KEBIJAKAN PEMBANGUNAN APARATUR
A. Merit Sistem
 Dalam Undang Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014,
prinsip dasar dalam pengelolaan ASN yaitu berbasis
merit, dimana seluruh aspek pengelolaan ASN harus
memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja.
B. Pembangunan Aparatur RPJMN 2020-2024
 Dalam Pembangunan Aparatur 2020-2024, dengan
Reformasi Birokrasinya diharapkan menghasilkan
karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class
bureaucracy), yang dicirikan dengan : pelayanan
publik yg semakin berkualitas & tata kelola yang
semakin efektif dan efisien.
C. Karakter ASN
 8 (delapan) karakateristik Smart ASN : integritas,
nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT
dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan
entrepreneurship.
 Karakter lain yang diperlukan dari ASN untuk
beradapatasi dengan dinamika lingkungan strategis,
yaitu: inovatif dan kreatif, agility dan flexibility,
persistence dan perseverance serta teamwork dan
cooperation.
Materi Pokok 3 : PENGEMBANGAN KOMPETENSI
A. Konsepsi Kompetensi
 Kompetensi merupakan perpaduan aspek
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan
sikap (attitude) yang terindikasikan dalam
kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan
pekerjaan.
 Kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan
pegawai profesional dan kompetitif.
 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun
2017, ketentuan tentang pengembangan kompetensi
teknis diatur pada pasal 214, dan kompetensi jabatan
fungsional Pasal 215.
 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun
2018, pengmbangan kompetensi pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), diatur
pad pasal 39 dan 40.
B. Hak Pengembangan Kompetensi
 Hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya
20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan
maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi
PPPK.
 Hak pengembangan tersebut meliputi pengembangan
kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan
kompetensi sosial kultural.
 Untuk menentukan kebutuhan pelatihan ASN perlu
dilakukan pemetaan kebutuhannya.
 Akses pengembangan kompetensi secara luas dapat
memanfaatkan kemudahan teknologi.
C. Pendekatan Pengembangan Kompetensi
Materi Pokok 4 : PERILAKU KOMPETEN
A. Berkinerja dan BerAkhlak
 ASN merupakan jabatan profesional, yang harus
berbasis pada kesesuaian kualifikasi, kompetensi,
dan berkinerja serta patuh pada kode etik Profesinya.
 ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola
dan mengembangkan dirinya dan wajib
mempertanggungjawabkan kinerjanya.
 Penilaian kinerja harus dilakukan secara adil dan
obyektif sehingga dapat memotivasi pegawai untuk
bekerja lebih baik, meningkatkan kualitas dan
kompetensi pegawai, membangun kebersamaan dan
kohesivitas pegawai dalam pencapaian tujuan dan
sasaran pemerintah dan hasilnya dapat digunakan
sebagai dasar penentuan tindak lanjut penilaian
kinerja yang tepat.
 Panduan perilaku (kode etik) Nilai kompeten dalam
Core Values ASN yaitu:
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubahi;
b) Membantu orang lain belajar; dan
c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
B. Learn, Unlearn, dan Relearn
C. Meningkatkan Kompetensi Diri
D. Membantu Orang Lain Belajar
E. Melaksanakan Tugas Terbaik

Mata Pelatihan : 4. HARMONIS


Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan : Membekali peserta menunjukkan kemampuan menciptkan
suasana harmonis di lingkungan bekerja, memberikan layanan
yang berkeadilan kepada masyarakat serta dapat menunjukkan
perilaku yang beretika dan menjadi harkat bangsa dalam segala
aspek kehidupan sebagai warga negara
Tujuan/Hasil Belajar : Diharapkan membentuk ASN yang mampu
mengaktualisasikan nilai harmonis dalam pelaksanaan tugas
dan jabatannya
Indikator Hasil Belajar : Peserta diharapkan dapat:
1. Memahami dan menjelaskan keanekaragaman bangsa
Indonesia serta dampak, manfaat dan potensi
disharmonis di dalamnya.
2. Menjelaskan dan menerapkan nilai harmonis sesuai
kode etik ASN secara konseptual teoritis yang meliputi
saling peduli dan meghargai perbedaan, serta
memberikan contoh perilaku dengan menghargai
setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong
orang lain serta membangun lingkungan kerja yang
kondusif.
3. Menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan
harmonis secara tepat.
Materi Pokok 1 : KEANEKARAGAMAN BANGSA DAN BUDAYA DI
INDONESIA
A. Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia
 Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya raya
dalam berbagai perspektif.
 Bhinneka Tunggal Ika bermakna keberagaman
sosial-budaya yang membentuk satu kesatuan atau
negara.
B. Konsep dan Teori Nasionalisme Kebangsaan serta
Pentingnya Membangun Rasa Nasionalisme dan
Persatuan Kebangsaan
 Makna nasionalisme secara politis merupakan
manifestasi kesadaran nasional yang mengandung
cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik
untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan
penjajahan maupun sebagai pendorong untuk
membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat,
bangsa dan negaranya.
 Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa
dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.
 Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi
nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa :
a) Menempatkan persatuan dan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan;
b) Menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara;
c) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
d) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa;
e) Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; dan
f) Mengembangkan sikap tenggang rasa.
C. Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman
bagi ASN
 Kebhinekaan dan keberagaman suku bangsa dan
budaya memberikan tantangan yang besar bagi
negara Indonesia
D. Sikap ASN dalam Keanekaragaman Berbangsa
ASN harus memiliki sikap dalam menjalankan peran
dan fungsi pelayanan masyarakat, sebagai berikut :
a) Memiliki semangat gotong royong yang terus
diperkuat;
b) Menanamkan nilai-nilai kebersamaan, saling
menghormati, toleransi, dan solidaritas sosial
sehingga mampu menghargai perbedaan secara tulus,
komunikatif, dan terbuka tanpa adanya rasa saling
curiga;
c) Senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminasi
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;
d) Bersikap profesional dan berintegritas dalam
memberikan pelayanan;
e) Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau
instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan
dengan maksud memperdayakan masyarakat,
menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih
baik.
f) Senantiasa menjunjungtinggi nilai-nilai kejujuran,
keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan
memuaskan publik.
g) Menjadi unsur perekat dan pemersatu bangsa dalam
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Materi Pokok 2 : MEWUJUDKAN SUASANA HARMONIS DALAM
LINGKUNGAN BEKERJA DAN MEMBERIKAN
LAYANAN KEPADA MASYARAKAT
A. Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan
ASN
 Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor
dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor
tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang
luhur
 Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi
berawal dari suasana tempat kerja.
 Energi positif yang ada di tempat kerja bisa
memberikan dampak positif bagi karyawan yang
akhirnya memberikan efek domino bagi
produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara
keseluruhan.
 Budaya tempat kerja nyaman dan harmonis akan :
a) Membuat tempat kerja yang berenergi;
b) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan
memberikan
c) Kontribusi;
d) Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota
organisasi
B. Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana
Harmonis
 Etika merupakan refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral
mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang
baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
 Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur
tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentukketentuanketentuan tertulis.
 Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur
tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis
yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu.
 Etika Publik merupakan refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
 Fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
a) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi
sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana
kebijakan publik dan alat evaluasi.
c) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral
dan tindakan faktual.
 Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN.
 Kode Etik dan Kode Perilaku ASN tertuang dalam UU
ASN Pasal 5.
 Perilaku ASN yang menunjukkan ciri-ciri sikap
harmonis :
a) Toleransi
b) Empati
c) Keterbukaan terhadap perbedaan
 Etika ASN sebagai pelayan publik :
a) Sebagai aparat pemerintah, para pejabat publik
wajib menaati prosedur, tata-kerja, dan peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi
pemerintah;
b) Pejabat Publik wajib mengutamakan aspirasi
masyarakat dan peka terhadap kebutuhan-
kebutuhan masyarakat;
c) Memperhatikan nilainilai etis di dalam bertindak
dan berperilaku.
d) Memiliki kewaspadaan profesional
dankewaspadaan spiritual.
C. Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya
Harmonis
 Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN
harus memiliki pengetahuan tentang historisitas
ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri.
 Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa
dan menciptakan budaya harmoni dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai
berikut:
a) Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus
bersikap netral dan adil;
b) PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan
kelompok-kelompok minoritas;
c) PNS juga harus memiliki sikap toleran atas
perbedaan untuk menunjang sikap netral dan adil
karena tidak berpihak dalam memberikan
layanan;
d) Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS
juga harus memiliki suka menolong; dan
e) PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan
masyarakatnya.

Mata Pelatihan : 5. LOYAL


Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan : Memfasilitasi pembentukan nilai loyal pada peserta melalui
substansi pembelajaran yang terkait dengan memegang teguh
ideologi Pancasila, UUD 1945, Setia kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia, serta pemerintah yang sah, menjaga nama
baik sesama ASN, pimpinan instansi, dan negara serta menjaga
rahasia jabatan dan negara.
Tujuan/Hasil Belajar : Peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai loyal
dalam pelaksanaan tugas jabatannya.
Indikator Hasil Belajar : Peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan loyal secara konseptual-teoritis yang
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa
dan Negara;
2. Menjelaskan panduan perilaku (kode etik) loyal;
3. Mengaktualisasikan Loyal Dalam Konteks Organisasi
Pemerintah; dan
4. Menganalisis kasus dan/atau menilai contoh penerapan
loyal secara tepat pada setiap materi pokok.
Materi Pokok 1 : KONSEP LOYAL
A. Urgensi Loyalitas ASN
 Faktor Internal :
 Transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintahan berkelas dunia dilakukan dalam
rangka mencapai tujuan nasional,
 Cita-cita mulia tersebut tentunya akan dapat
dengan mudah terwujud jika instansi-instansi
pemerintah diisi oleh ASN-ASN yang profesional
(ideal) yang mampu menjalankan tugas, fungsi
dan perannya dengan baik.
 Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang
ASN ideal sebagaimana tersebut di atas adalah
sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara.
 Faktor Internal :
 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi yang masif saat ini tentu menjadi
tantangan sekaligus peluang bagi ASN untuk
memenangi persaingan global.
 Tantangan yang harus dihadapi ASN dengan sifat
Loyal : pemanfaatan dan pendistribusian data dan
informasi serta peluang masuknya budaya dan
ideologi alternatif.
B. Makna Loyal dan Loyalitas
C. Loyal dalam Core Values ASN
D. Membangun Perilaku Loyal
Materi Pokok 2 :
A. Panduan Perilaku Loyal
 Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang
Sah dalam Nilai-Nilai Dasar ASN, Kode Etik dan
Kode Perilaku ASN, dan Kewajiban ASN.
 Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan
Instansi dan Negara dalam dalam Nilai-Nilai
Dasar ASN, Kode Etik dan Kode Perilaku ASN, dan
Kewajiban ASN.
 Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara dalam Nilai-
Nilai Dasar ASN, Kode Etik dan Kode Perilaku
ASN, dan Kewajiban ASN.
B. Sikap Loyal ASN Melalui Aktualisasi Kesadaran Bela
Negara
Materi Pokok 3 : LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI
PEMERINTAHAN
A. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud
Loyalitas PNS
B. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS
C. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS
 Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara, seorang
ASN memiliki 3 (tiga) Fungsi,
 Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi
tersebut merupakan perwujudan dari implementai
nilai-nilai loyal dalam konteks individu maupun
sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah
a) ASN sebagai Pelaksana Kebijakan Publik
b) ASN sebagai Pelayan Publik
c) ASN sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa
D. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud
Loyalitas PNS

Mata Pelatihan : 6. ADAPTIF


Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan : Memfasilitasi pembentukan nilai-nilai adaptif kepada peserta
melalui substansi pembelajaran yang terkait dengan cepat
menyesuaikan diri menghadapi perubahan lingkungan, terus
berinovasi dan mengembangkan kreatifitas, berperilaku adaptif
serta bertindak positif.
Tujuan/Hasil Belajar : Peserta diharapkan mampu memahami dan mengaktualisasikan
nilai-nilai adaptif dalam pelaksanaan tugas jabatannya
Indikator Hasil Belajar : Peserta diharapkan dapat:
1. Memahami pentingnya mengapa nilai-nilai adaptif
perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
2. Menjelaskan adaptif secara konseptual-teoritis yang
terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan serta
menghadapi perubahan;
3. Menjelaskan panduan perilaku (kode etik) adaptif;
4. Memberikan contoh perilaku dengan cepat
menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus
berinovasi dan mengembangkan kreativitas, bertindak
proaktif; dan
5. Menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan
adaptif secara tepat.
Materi Pokok 1 : MENGAPA ADAPTIF
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang
dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena :
A. Perubahan Lingkungan Strategis
B. Kompetisi di Sektor Publik
C. Perkembangan Teknologi
D. Tantangan Praktek Administrasi Publik
Materi Pokok 2 : MEMAHAMI ADAPTIF
A. Konsep Adaptif
 Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki
makhluk hidup untuk bertahan hidup dan
menghadapi segala perubahan lingkungan atau
ancaman yang timbul.
 Adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai
dengan keadaan lingkungan tetapi
 juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
(keinginan diri).
 Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku
juga bagi individu dan organisasi dalam
menjalankan fungsinya.
 Banyak persoalan pelayanan publik tidak dapat
diselesaikan secara tuntas, bukan karena persoalan
kemampuan adaptabilitasnya yang rendah, tetapi
justru karena peroslan-persoalan kelembagaan dan
kebijakan yang tidak memberi ruang yang cukup
untuk beradaptasi.
B. Kreativitas dan Inovasi
 Sebuah inovasi yang baik biasanya dihasilkan dari
sebuah kreativitas.
 Kreativitas juga dipandang sebagai sebuah sikap
(an attitude), yaitu kemampuan untuk menerima
perubahan dan hal-hal baru, kesediaan menerima ide
baru, fleksibel dalam memandang suatuhal, sikap
mencari perbaikan.
 Adapun dimensi-dimensi kreativitas dikenal
melingkupi antara lain:
a) Fluency (kefasihan/kelancaran), yaitu kemampuan
untuk menghasilkan banyak ide atau gagasan baru
karena kapasitas/wawasan yang dimilikinya.
b) Flexibility (fleksibilitas), yaitu kemampuan untuk
menghasilkan banyak kombinasi dari ide- ide
yang berbeda
c) Elaboration (elaborasi), yaitu kemampuan untuk
bekerja secara detail dengan kedalaman dan
komprehensif.
d) Originality (orisinalitas), yaitu adanya sifat
keunikan, novelty, kebaruan dari ide atau gagasan
yang dimunculkan.
C. Organisasi Adaptif
 9 Elemen Budaya Adaptif
a) Purpose : organisasi beradaptasi karena memiliki
tujuan yang hendak dicapai.
b) Cultural values : organisasi pemerintah
mengemban nilai-nilai budaya organisasional
yang sesuai dengan karakteristik tugas dan
fungsinya.
c) Vision : menjelaskan apa yang hendak dituju yang
tergambar dalam kerangka pikir dan
diterjemahkan dalam kerangka kerja yang
digunakan dalam organisasi.
d) Corporate values : nilai-nilai korporat juga
menjadi fondasi penting dalam membangun
budaya adaptif dalam organisasi.
e) Coporate strategy : visi dan values menjadi
landasan untuk dibangunnya strategistrategi yang
lebih operasional untuk menjalankan tugas dan
fungsi organisasi secara terstruktur, efisien dan
efektif.
f) Structure : tanpa dukungan struktur, akan sulit
budaya adaptif dapat berkembang dan tumbuh di
sebuah organisasi.
g) Problem solving : budaya adaptif ditujukan untuk
menyelesaikan persoalan yang timbul dalam
organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi
perubahan,
h) Partnership working : partnership memiliki peran
penguatan budaya adaptif, karena dengan
partnership maka organisasi dapat belajar,
bermitra dan saling menguatkan dalam penerapan
budaya adaptif.
i) Rules : menjadi salah satu framework budaya
adaptif yang penting dan tidak bisa dihindari,
sebagai bagian dari formalitas lingkungan internal
maupun eksternal organisasi.
D. Adaptif sebagai Nilai dan Budaya ASN
 Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan
budaya organisasi di mana ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk
penyelarasan organisasi yang berkelanjutan
denganlingkungannya, juga perbaikan proses
internal yang berkesinambungan.
 5 (lima) disiplin agar organisasi dapat terus memiliki
pengetahuan yang mutakhir :
a) Pegawainya harus terus mengasah
pengetahuannya hingga ke tingkat mahir
(personal mastery);
b) Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga
memiliki persepsi yang sama atau gelombang
yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang
akan dicapai bersama (shared vision);
c) Pegawainya memiliki mental model yang
mencerminkan realitas yang organisasi ingin
wujudkan (mental model);
d) Pegawainya perlu selalu sinergis dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
mewujudkan visinya (team learning); dan
e) Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak
kaca mata kuda, atau bermental silo (systems
thinking).
Materi Pokok 3 : PANDUAN PERILAKU ADAPTIF
A. Mengadapi VUCA
 Salah satu praktik perilaku adaptif adalah dalam hal
menyikapi lingkungan yang bercirikan ancaman
VUCA, dengan menngunakan VUCA Prime, yaitu
Vision, Understanding, Clarity, Agility :
a) Hadapi Volatility dengan Vision :
1) Terima dan rangkul perubahan sebagai bagian
dari lingkungan kerja Anda yang konstan dan
tidak dapat diprediksi; dan
2) Buat pernyataan yang kuat dan menarik
tentang tujuan dan nilai tim, dan kembangkan
visi bersama yang jelas tentang masa depan.
b) Hadapi Uncertainty dengan Understanding
1) Berhenti sejenak untuk mendengarkan dan
melihat sekeliling;
2) Jadikan investasi, analisis dan interpretasi
bisnis, dan competitive intelligence (CI)
sebagai prioritas, sehingga Anda tidak
ketinggalan;
3) Tinjau dan evaluasi kinerja Anda; dan
4) Lakukan simulasi dan eksperimen dengan
situasi, sehingga melatih Anda untuk bereaksi
terhadap ancaman serupa di masa depan.
c) Hadapi Complexity dengan Clarity
1) Berkomunikasi secara jelas dengan tim Anda;
dan
2) Kembangkan tim dan dorong kolaborasi.
3) 5 langkah membangun tim efektif :
1. tetapkan kepemimpinan;
2. bangun hubungan dengan pegawai Anda;
3. bangun hubungan di antara pegawai Anda;
4. menumbuhkan kerjasama-kolaborasi tim; dan
5. tetapkan aturan dasar untuk tim.
d) Hadapi Ambiguity dengan Agility
1) Dorong fleksibilitas, kemampuan beradaptasi,
dan ketangkasan;
2) Pekerjakan dan promosikan orang-orang yang
berhasil di lingkungan VUCA;
3) Dorong karyawan Anda untuk berpikir dan
bekerja di luar area fungsional mereka;
4) Hindari memimpin dengan mendikte atau
mengendalikan mereka;
5) Kembangkan “budaya ide”. Ini jenis budaya
yang energik dan dapat mengubah tim dan
organisasi menjadi lebih kreatif dan gesit.

B. Perilaku Adaptif Lembaga/Organisasional


 Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki
kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan
dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan
fleksibel.
 Budaya adaptif adalah budaya organisasi di mana
karyawan menerima perubahan, termasuk organisasi
penyelamatan yang memelihara lingkungan dan
perbaikan proses internal yang berkelanjutan.
 Tipe budaya organisasi
a) Budaya adaptif (adaptive culture) : bersifat
fleksibel dan eksternal sehingga dapat memuaskan
permintaan pelanggan dengan memusatkan
perhatian utama pada lingkungan eksternal.
b) Budaya misi (mission culture) : bersifat stabil dan
eksternal sehingga menekankan organisasi dengan
tujuan-tujuan yang jelas dan versi-versinya.
c) Budaya klan (clan culture) : bersifat fleksibel dan
internal sehingga menekankan bahwa para
anggotanya harus memainkan peran mereka
dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan mereka
juga harus menunjukkan rasa pertanggungjawaban
yang kuat.
d) Budaya birokratik (bureaucratic culture) : bersifat
stabil dan internal sehingga organisasi memiliki
tingkat konsistensi yang tinggi akan segala
aktivitas aktivitasnya.
C. Perilaku Adaptif Individual
 Perilaku adaptif juga berlaku dan dituntut terjadi
pada individu. Individu atau sumber daya manusia
(SDM) yang adaptif dan terampil kian dibutuhkan
dunia kerja ataupun industri yang juga semakin
kompetitif.
 Kemampuan mentransformasikan teknologi menjadi
produk nyata dengan nilai ekonomi tinggi menjadi
salah satu syarat SDM unggul yang adaptif.
 Program pembangunan SDM diarahkan untuk
generasi bertalenta yang berkarakter dan mampu
beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
 Sumber daya manusia Indonesia harus disiapkan
untuk mampu bersaing, cepat beradaptasi dengan
perubahan dan perkembangan teknologi informasi
yang mendisrupsi segala bidang.

Materi Pokok 4 : ADAPTIF DALAM KONTEKS ORGANISASI


PEMERINTAHAN
A. Pemerintahan Yang Adaptif
 Sistem pemerintahan adaptif sering mengatur diri sendiri
sebagai jejaring sosial dengan tim dan kelompok aktor
yang memanfaatkan berbagai sistem pengetahuan dan
pengalaman untuk pengembangan pemahaman kebijakan
bersama.
 Indikator-indikator pemerintah adaptif :
a) Pengembangan sumber daya manusia adaptif;
b) Penguatan organisasi adaptif; dan
c) Pembaharuan institusional adaptif.
 Tata kelola adaptif : mengacu pada evolusi aturan dan
norma yang mempromosikan kepuasan kebutuhan dan
preferensi manusia yang mendasari perubahan yang
diberikan dalam pemahaman, tujuan, dan konteks sosial,
ekonomi dan lingkungan.

B. Pemerintah dalam Pusaran Perubahan yang Dinamis


(Dynamic Governance)
 Pencapaian atau kinerja organisasi saat ini bukanlah
jaminan untuk kelangsungan hidup di masa depan,
lingkungan yang terus berubah dan penuh ketidakpastian.
 Organisasi pemerintah tidak dijamin mampu menghadapi
seluruh perubahan yang terjadi sangat cepat dan dinamis
di sekitarnya, kecuali dirinya pun harus ikut serta
bergerak dinamis.
 Kata kunci yang digunakan adalah organisasi pemerintah
adalah organisasi pemerintah yang selalu belajar
(learning organization), inovasi, dan perubahan itu
sendiri.
C. Pemerintah Sebagai Organisasi yang Tangguh
 Ketahanan (ketanggunghan) berarti kapasitas untuk
bertahan dalam jangka panjang kinerja yang biasa-
biasa saja dan buruk juga memiliki bahaya yang sama
bagi ketahanan organisasi.

Mata Pelatihan : 7. KOLABORATIF


Komponen Deskripsi / Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan : Memberikan pengetahuan tentang kolaborasi khususnya
dibirokrasi pemerintahan agar dapat membentuk karakter ASN
yang kolaboratif.
Tujuan/Hasil Belajar : Membentuk kompotensi dasar CPNS terkait pelaksanaan
kolaborasi dan peserta diharapkan memiliki pengetahuan serta
mampu membangun kolaborasi untuk mendukung tujuan
organisasi
Indikator Hasil Belajar : Peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan berbagai konsep kolaborasi,
Collaborative Governance serta Whole of Government
2. Dapat menganalisis praktek kolaboratif diorganisasi
pemerintah
Materi Pokok 1 : KONSEP KOLABORASI
A. Definisi Kolaborasi
 Kolaborasi sebagai suatu proses berpikir dimana
pihak yang terlibat memandang aspekaspek
perbedaan dari suatu masalah serta menemukan
solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan
pandangan mereka terhadap apa yang dapat
dilakukan (Gray,1989).
 Kolaborasi merupakan proses kompleks yang
membutuhkan sharing pengetahuan yang
direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung
jawab (Lindeke dan Sieckert, 2005).
B. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative
Governance)
 Collaborative governance merupakan sebuah proses
yang melibatkan norma bersama dan interaksi
saling menguntungkan antar aktor governance
(Irawan, 2017).
 Kriteria dalam Collaborative Governance, yaitu :
a) Forum tersebut diinisiasi oleh institusi publik;
b) Partisipan dalam forum tersebut mencakup aktor
nonpemerintah;
c) Partisipan harus terlibat secara langsung dalam
pembuatan kebijakan dan tidak sekedar
“berkonsultasi” dengan pihak pemerintah;
d) Forum harus teroganisasi secara formal dan ada
pertemuan secara kolektif;
e) Forum bertujuan membuat keputusan yang diambil
berdasarkan konsesus; dan
f) Fokus kolaborasi pada kebijakan publik atau
manajemen publik.
 Faktor yang mempengaruhi proses kolaborasi :
a) Starting condition :
1) membangun kepercayaan;
2) face to face dialogue,
3) commitment to process;
4) pemahaman bersama, serta
5) pengembangan outcome antara.
b) Desain kelembagaan yang salah satunya proses
transparansi serta faktor kepemimpinan.
C. Whole of Government (WoG) : Kongkretisasi
Kolaborasi Pemerintahan
 WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik.
 Kata kunci : Kolaboratif, koordinasi, integrasi,
kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama,
melibatkan sejumlah kelembagaan/elemen
pemerintahan (interagency).
Materi Pokok 2 : PRAKTIK DAN ASPEK NORMATIF KOLABORASI
PEMERINTAHAN
A. Panduan Perilaku Kolaboratif
 Indikator organisasi yang memiliki collaborative
culture :
a) Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu
yang alami dan perlu terjadi;
b) Organisasi menganggap individu (staf) sebagai
aset berharga dan membutuhkan upaya yang
diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan
mereka;
c) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi
staf yang mau mencoba dan mengambil risiko
yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka
(bahkan ketika terjadi kesalahan);
d) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung
dalam organisasi. Setiap kontribusi dan pendapat
sangat dihargai;
e) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk
menghindari konflik;
f) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah
didorong; dan
g) Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki
kesadaran terhadap kualitas layanan yang
diberikan.
B. Kolaboratif dalam Konteks Organisasi Pemerintah
 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah
kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya
kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi
pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif
antara entitas publik.
 Faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar
organisasi pemerintah :ketidakjelasan batasan
masalah karena perbedaan pemahaman dalam
kesepakatan kolaborasi. Selain itu, dasar hukum
kolaborasi juga tidak jelas.
C. Aspek Normatif Kolaborasi Pemerintahan
 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan
 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara
 Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara : diatur bahwa
Menteri dan Menteri Koordinator dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya harus bekerja
sama dan menerapkan sistem akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah.
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja

Makassar, April 2022

Ir. H. Baharuddin, MM
Nip. 196009091986031029

Anda mungkin juga menyukai