Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI AKADEMIK

Nama : dr. I f r a n
NIP : 198905182022031005
Angkatan/Kelompok : II/01
Nama Pengampu Materi Agenda III : H. Seridana, S. Pd, M. Pd

MEMBANGUN EFEKTIFITAS PELAYANAN PUBLIK MELALUI MALL


PELAYANAN PUBLIK
A. Soal 1
Mendeskripsikan rumusan kasus dan/atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan peranan
setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban :

1. Rumusan Kasus/masalah pokok

a) Banyaknya permasalahan serta kendala/kerumitan dalam kegiatan dan proses pemberian


layanan kepada masyarakat yang ditemukan dilapangan, menyebabkan pelayanan publik
tidak sesuai dengan yang di harapkan. Oleh karena itu, hal ini menjadi salah satu
permasalahan utama karena dalam pelayanan public kemudahan dan ketepatan menjadi
tujuan utama pemerintah untuk menghasilkan pelayanan yang maksimal bagi
masyarakat.
b) Tidak semua penyedia layanan memberikan layanan yang menggunakan standar
operasional prosedur. Bahkan terdapat beberapa instansi penanggung jawab yang masih
belum mempunyai SOP sebagai alur dan prosedur yang jelas dalam menyediakan
pelayanan. Sedangkan jika kita lihat manfaat SOP itu sendiri merupakan langkah
kongkrit untuk menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas, membantu penelusuran
terhadap kesalahan-kesalahan procedural dalam memberikan pelayanan, membantu
memberikan informsi yang diperlukan dalam penyusunan standar pelayanan, sehingga
sekaligus dapat memberikan informasi bagi kinerja pelayanan. Masyarakat awam pun
akan mudah memahami karena persyaratan yang dibutuhkan untuk pengurusan layanan
sudah tertulis jelas. Bila memang ada hal yang kurang dipahami, maka masyarakat dapat
menanyakan langsung di bagian informasi.
c) Pemanfaatan durasi waktu pemberian layanan masih belum ada sehingga kurang efektif
dan efisien serta dapat merugikan waktu masyarakat yang sedang mengakses pelayanan.
Sehingga seringkali mengnhambat dan tentunya berdampak pada kualitas pelayanan
yang tidak prima.
d) Masih banyak ditemukan ketidak mampuan petugas pemberi layanan disebabkan karena
kompetensi yang rendah serta kurang sesuai dengan pekerjaan untuk menyediakan
pelayanan yang baik. Penyedia layanan yang bersikap kurang ramah, kurang sopan atau
tidak jelas dalam berbicara, memberitahukan suatu informasi dengan tidak
ramah/santun.
e) Masih banyak penyedia layanan masih belum menggunakan sarana prasarana yang
layak serta sesuai kebutuhan konsumen. Seperti contohnya pengurusan layanan yang
membutuhkan koneksi server pusat tidak dapat di lakukan karena tidak tersedianya
jaringan.
f) Sebagian besar perizinan bergantung pada dinas teknisnya hal ini menyebabkan terjadi
keterlambatan proses. Beberapa pemda belum mengikat perizinan dengan sertifikasi
ISO sehingga ada celah tidak terkontrol dan tidak transparan sehingga menjadi temuan
lembaga pengawasan.
2. Aktor yang terlibat dan peranan setiap actor berdasarkan konteks deskripsi kasus.

a) Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah

Pemerintah sebagai representasi publik, serta membangun institusi public yang


berintegritas, responsif melayani dan aktif memberdayakan masyarakat untuk terlibat
langsung dalam pengaturan dan implementasi berbagai kebijakan public di tingkat pusat
maupun daerah.
b) Masyarakat

Dalam reformasi birokrasi, masyarakat dituntut harus aktif terlibat langsung dalam
pengaturan dan implementasi berbagai kebijakan publik di tingkat pusat maupun daerah.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, masyarakat tidak hanya sebagai penerima
layanan publik, melainkan juga sebagai pengawas eksternal. Masyarakat berhak untuk
mengawasi pelaksanaan standar pelayanan yang di selenggarakan oleh setiap
penyelenggara pelayanan publik.
c) Mall Pelayanan Public (MPP)

Mall Pelayanan Publik adalah jawaban bagi harapan masyarakat tentang kemudahan
perijinan, kecepatan pelayanan sehingga mendorong kemudahan berusaha,
meningkatkan pertumbuhan industri mikro maupun ekonomi makro.
d) Deputi Bidang Pelayanan Publik Diah Natalisa

Pembangunan Mall Pelayanan Publik sejalan dengan kebijakan Gerakan Indonesia


Melayani, yang tertuang dalam Instruksi Presiden No. 12/2016. Dalam hal ini,
Kementerian PANRB mendapat mandat untuk mengkoordinasikan Program Gerakan
Indonesia Melayani (GIM), sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM), yang meliputi lima Gerakan.
Empat gerakan lainnya adalah Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib,
Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.

B. Soal 2
Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar
PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang
terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar
PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks
deskripsi kasus.
Jawaban :

1. Bentuk penerapan nilai dasar ASN (BerAKHLAK)

a) Pelayanan Terpadu Satu Atap

Merupakan pelayanan yang dirancang dan dilaksanakan dalam satu tempat/satu


ruangann yang dilakukan dengan cara memadukan beberapa jenis pelayanan dan atau
beberapa satuan kerja penyelenggara untuk menyelenggarakan pelayanan secara
bersama mulai dari proses permohonan sampai dengan diterbitkannya produk
pelayanan. dalam melakukan pelayanan ini PNS menerapkan nilai-nilai dasar PNS
seperti berorientasi pelayanan (memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat),
akuntabel (Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat,
disiplin, dan berintegritas), Adaptif (terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas).
b) Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Merupakan kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan non perizinan yang mendapat
pendelegasian wewenang dari instansi yang memiliki kewenangan yang proses
pengolahannya dimulai dari tahap permohonan samapai terbitnya dokumen yang
dilakukan satu tempat. Dalam melakukan pelayanan ini, PNS menerapkan nilai-nilai
dasar PNS seperti berorientasi
pelayanan (memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat), akuntabel (Kemampuan
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas), loyal (Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara),
Adaptif (Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas), kolaboratif (Terbuka dalam
bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
c) Mall Pelayanan Publik
Merupakan pengintegrasian pelayanan publik dari daerah dengan berbagai pelayanan publik,

instansi pemerintah pusat, BUMN, dan swasta jika memungkinkan. Dalam memberikan
pelayanan ini, PNS menerapkan nilai-nilai dasar PNS seperti berorientasi pelayanan
(memahami
dan memenuhi kebutuhan masyarakat, Ramah, cekatan,solutif, dapat diandalkan),
akuntabel (Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat,
disiplin, dan berintegritas), kompeten (Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik),
harmonis (Membangun lingkungan kerja yang kondusif), loyal (Memegang teguh
ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
NKRI serta pemerintahan yang sah), adaptif (Terus berinovasi dan mengembangkan
kreativitas), kolaboratif (Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi, Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah,
Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama).

2. Bentuk Pelanggaran Nilai-Nilai


• Masih kurangnya instansi yang memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar
operasional prosedur. Masih ada beberapa instansi penyedia layanan yang belum
mempunyai SOP, baik berupa alur maupun prosedur yang jelas dalam menyediakan
pelayanan. Jika merujuk pada SOP, pelayanan yang diberikan jelas akan terhindar dari
kesalahan-kesalahan prosedur maupun tumpang tindih dalam pelaksanaan pemberian
layanan,. Dalam kasus ini, melanggar nilai dasar PNS berorientasi pelayanan
(Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat), akuntabel (Kemampuan
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas), kompeten (Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah), harmonis (Membangun lingkungan kerja yang kondusif), loyal
(Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, NKRI serta pemerintahan yang sah), adaptif (Terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas), kolaboratif (Memberi kesempatan kepada berbagai
pihak untuk berkontribusi, Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai
tambah, Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama).
• Sebagian besar perizinan bergantung pada dinas teknisnya sehingga terjadi
keterlambatan proses beberapa pemerintah daerah belum mengikat perizinan dengan
sertifikasi ISO, sehingga ada celah tidak terkontrol dan tidak transparan sehingga
menjadi temuan lembaga pengawasan. dalam kasus ini melanggar nilai-nilai dasar PNS
akuntabilitas (Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab,
cermat, disiplin, dan berintegritas), loyal (Memegang teguh ideologi Pancasila,
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI serta
pemerintahan yang sah).
3. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
a) Apabila nilai dasar berorientasi pelayanan tidak diterapkan oleh PNS maka hasil dari
pelayanan publik (PTSA, PTSP, MPP) tidak akan memberikan kepuasan kepada
masyarakat
b) Apabila nilai dasar akuntabilitas tidak diterapkan oleh PNS maka hasil dari pelayanan
publik (PTSA, PTSP, MPP) bisa menjadi hasil yang tidak sesuai dengan keinginan,
dengan pelayanan yang tidak efisien juga dapat menyebabkan lambannya kegiatan ini
selesai.

c) Apabila nilai kompeten tidak diterapkan makan pelayanan publik (PTSA,PTSP, MPP)
akan terbengkalai dan tidak dikerjakan sesuai dengan kompetensi PNS
d) Apabila nilai harmonis tidak diterapkan oleh PNS maka hasil dari pelayanan publik
(PTSA, PTSP, MPP) ini akan menimbulkan lingkungan kerja yang tidak kondusif.
e) Apabila tidak diterapkan nilai dasar loyal tidak diterapkan maka hasil dari pelayanan
publik (PTSA, PTSP, MPP) dapat mengakibatkan proses pelayan publik tidak sesuai
dengan aturan sehingga dapat membingungkan dan dapat menimbulkan masalah.
f) Apabila tidak diterapkan nilai dasar adaptif tidak diterapkan maka hasil dari pelayanan
publik (PTSA, PTSP, MPP) dapat mengakibatkan proses pelayan publik tidak
maksimal sehingga menyebabkan masyarakat kesulitan.
g) Apabila nilai dasar kolaboratif tidak diterapkan maka hasil dari pelayanan publik
(PTSA, PTSP, MPP) akan menimbulkan kesenjangan antar instansi sehingga hasilnya
akan tumpang tindih.
C. Soal 3
Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks
deskripsi kasus
Jawaban :

 Membuat SOP Pelayanan Publik


 Memberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi petugas pelayanan public
 Melengkapi sarana dan prasarana pelayan public.
 Menerapkan koordinasi antara dinas teknis pemerintah daerah dan pemerintah pusat
dengan membentuk unit kerja bersama dan pelayana public yang terintegrasi.
 Mempercepat proses integrasi menuju sistem pemerintahan berbasis elektronik.
 Memperbanyak mall pelayanan publik di daerah dan provinsi lain.

D. Soal 4
Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah
berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban :
 SOP pelayanan public merupakan rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan satu
sama lain, sehingga menunjukan tahapan secara jelas dan pasti serta cara-cara yang
harus di tempuh dalam rangka penyelesaian suatu pelayanan publik. Dalam
melaksanakan prosedur pelayanan public harus sederhana tidak berbelit-belit dapat
dipahami dan mudah dilaksanakan, serta diwujudkan dalam bentuk bagan alur yang di
pajang dalam ruang pelayanan. Dengan adanya SOP pelayan publik diharapkan adanya
alur pelayanan yang jelas.
 Kompetensi petugas pelayanan memegang peranan penting dalam konteks pemberian
pelayanan publik. Guna mencapai pemberian pelayanan prima bagi masyarakat maka
perlu diberikan pelatihan kepada petugas pelayanan publik seperti pelatihan
kompetensi teknis, pelatihan pemahaman prosedur kerja, serta pelatihan mengenai etika
cara bersikap dalam memberikan pelayanan publik.
 Bila dalam pelayanan tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana, maka semua
kegiatan pemberian pelayanan akan terhambat sehingga berdampak pada durasi waktu
pemberian pelayanan yang tidak efektif dan efisien.
 Koordinasi antara dinas terkait dan pemerintah pusat sangat penting agar tidak terjadi
kesenjangan antara aturan yang berlaku di daerah maupun pemerintah Pusat.
 Di era kecanggihan teknologi ini, sangat penting untuk menerapkan segala jenis
pelayanan dengan berbasis elektronik untuk memudahkan PNS dalam memberikan
pelayanan yang prima
 Dengan adanya Mall pelayanan publik di berbagai daerah, semua pelayanan baik itu
lintas daerah maupun lintas provinsi akan semakin mudah sehingga Negara kita akan
semakin maju.

Anda mungkin juga menyukai