Anda di halaman 1dari 39

RANGKUMAN 7 MODUL AGENDA II (BerAKHLAK)

Oleh : Dwi Rahmanendra, S.Hut, MPd (Widyaiswara Ahli Madya, Pusdiklat SDM LHK)

MODUL 1. BERORIENTASI PELAYANAN

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 1


MATERI POKOK 1. KONSEP PELAYANAN PUBLIK

A. Pengertian Pelayanan Publik


Adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik (UU No. 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik).

a) Unsur Penting Pelayanan Publik


1) Organisasi penyelenggara pelayanan publik.
2) Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan.
3) Kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan.

b) Asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik


1) Kepentingan umum;
2) Kepastian hukum;
3) Kesamaan hak;
4) Keseimbangan hak dan kewajiban;
5) Keprofesionalan;
6) Partisipatif;
7) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
8) Keterbukaan;
9) Akuntabilitas;
10) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
11) Ketepatan waktu; dan
12) Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

c) Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik


1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak diskriminatif
5) Mudah dan Murah
6) Efektif dan Efisien
7) Aksesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan

B. Membangun Budaya Pelayanan Prima


a) Konsep Budaya Pelayanan
Budaya pelayanan oleh ASN akan sangat menentukan kualitas pemberian layanan kepada
masyarakat :
1) Budaya pelayanan akan berjalan dengan baik apabila terbangun kerja tim di dalam internal
organisasi.
2) Pemahaman tentang pelayanan prima.
3) Pemberian pelayanan yang prima akan berimplikasi pada kemajuan organisasi.

b) Budaya Birokrasi yang Melayani


1) Birokrasi harus memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal apa saja yang secara etis boleh
dan tidak boleh dilakukan.
2) Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip melayani
sebagai suatu kebanggaan.
3) Birokrasi harus memiliki code of conduct, bagaimana cara birokrasi bertingkah laku dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat (warga negara).
4) Birokrasi harus memiliki etika profesionalisme sebagai seorang birokrat.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 2


c) Enam Elemen untuk Menghasilkan Pelayanan Publik Berkualitas
1) Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun pelayanan yang berkualitas;
2) Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat;
3) Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
4) Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti pengaduan
masyarakat;
5) Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja, fleksibilitas
kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana prasarana; dan
6) Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja penyelenggara
pelayanan publik.

d) Tingkatan Pelayanan Prima


1) Memenuhi kebutuhan dasar pengguna,
2) Memenuhi harapan pengguna, dan
3) Melebihi harapan pengguna, mengerjakan apa yang lebih dari yang diharapkan.

e) Perilaku Pelayanan Prima


1) Menyapa dan memberi salam,
2) Ramah,
3) Cepat dan tepat waktu,
4) Mendengar dengan sabar danaktif,
5) Penampilan yang rapi,
6) Jangan lupa mengucapkan terima kasih,
7) Mengingat nama pelanggan,
8) Perlakukan pelanggan dengan baik, dan
9) Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan.

f) Prinsip-Prinsip Pelayanan Prima


1) Responsif terhadap pelanggan/memahami pelanggan,
2) Membangun visi dan misi pelayanan,
3) Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan,
4) Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan
pelayanan yang baik, dan
5) Memberikan apresiasi kepada pegawai.

C. ASN sebagai Pelayan Publik


a) Fundamen (Pemahaman Dasar) Pelayanan Publik
1) Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi.
2) Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara.
3) Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi
kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
4) Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga
negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi
warga negara (proteksi).

b) Tugas ASN
1) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c) Perilaku Pelaksana Pelayanan Publik


1) Adil dan tidak diskriminatif;
2) Cermat;
3) Santun dan ramah;
4) Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarutlarut;
5) Profesional;

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 3


6) Tidak mempersulit;
7) Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;
8) Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi penyelenggara;
9) Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
10) Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan kepentingan;
11) Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik;
12) Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi permintaan
informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat;
13) Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki;
14) Sesuai dengan kepantasan; dan
15) Tidak menyimpang dari prosedur.

D. Nilai Berorientasi Pelayanan dalam Core Values ASN


a) Kriteria Operasional Berorientasi Pelayanan
1) ASN harus memiliki kode etik (code of ethics) untuk menjabarkan pedoman perilaku sesuai
dengan tujuan yang terkandung dari masing-masing nilai.
2) Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk sebuah kode perilaku (code of
conducts) yang berisi contoh perilaku spesifik yang wajib dan tidak boleh dilakukan oleh
pegawai ASN sebagai interpretasi dari kode etik tersebut.
3) Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip melayani
sebagai suatu kebanggaan.

b) Panduan Perilaku (Kode Etik) Nilai Berorientasi Pelayanan


1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat,
2) Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan, dan
3) Melakukan perbaikan tiada henti.

MATERI POKOK 2. BERORIENTASI PELAYANAN


A. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan
a) Prinsip ASN sebagai Profesi
1) Nilai dasar;
2) Kode etik dan kode perilaku;
3) Komitmen, Integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik;
4) Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5) Kualifikasi akademik
6) Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan
7) Profesionalitas jabatan.

b) Panduan Perilaku 1 : Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat


1) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

c) Panduan Perilaku 2 : Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan


1) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; dan
3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun.

d) Panduan Perilaku 3 : Melakukan Perbaikan Tiada Henti


1) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; dan
2) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 4


B. Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan
a) Tantangan Eksternal
1) Kondisi geografis yang sulit,
2) Infrastruktur yang belum memadai,
3) Masyarakat yang tinggal di pedalaman dengan adat kebiasaan atau sikap masyarakat yang
kolot, dan
4) Masyarakat yang tinggal di perkotaan dengan kebutuhan yang dinamis dan senantiasa
berubah.

b) Tantangan Internal
1) Anggaran yang terbatas,
2) Kurangnya jumlah SDM yang berkompeten, dan
3) Belum terbangunnya sistem pelayanan yang baik.

c) Upaya Menghadapi Tantangan


1) Pemanfaatan informasi teknologi dan internet of things,
2) Akselerasi reformasi birokrasi, dan
3) Melakukan terobosan/inovasi pelayanan publik

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 5


MODUL 2. AKUNTABEL

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 6


MATERI POKOK 1. POTRET PELAYANAN PUBLIK NEGERI INI

A. Potret Layanan Publik di Indonesia


a) Biayanya yang mahal;
b) Prosedurnya sulit dipenuhi dan harus melalui tahapan yang berbelit-belit;
c) Pemberi layanan tidak ramah;
d) Diskriminatif;
e) Tidak ada kepastian kualitas dan waktu penyelesaian layanan;
f) Tidak transparan;
g) Tidak responsif terhadap kebutuhan warga negara; dan
h) Ditandai praktik KKN.

B. Tantangan Layanan Publik


a) Asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik
1) Kepentingan umum;
2) Kepastian hukum;
3) Kesamaan hak;
4) Keseimbangan hak dan kewajiban;
5) Keprofesionalan;
6) Partisipatif;
7) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
8) Keterbukaan;
9) Akuntabilitas;
10) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
11) Ketepatan waktu; dan
12) Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

b) Tantangan Layanan Publik yang Tidak Statis


 Tantangan yang dihadapi bukan hanya di lingkungan ASN sebagai pemberi layanan, namun
juga dari masyarakat penerima layanan.
 Tantangan layanan publik itu tidak statis, godaan dan mental/pola pikir pihak-pihak yang
dahulu menikmati keuntungan dari lemahnya sektor pengawasan layanan selalu mencoba
menarik kembali ke arah berlawanan.

C. Keutamaan Mental Melayani


 Mental dan pola pikir melayani berada di domain pribadi, namun jika mental dan pola pikir yang
baik dilakukan oleh semua unsur ASN, akan memberikan dampak sistemik.
 Oleh karenanya diperlukan komitmen dari seluruh ASN secara pribadi, dengan menyadari bahwa
semua gaji dan fasilitas yang Anda gunakan nanti berasal dari Pajak yang dibayarkan Masyarakat
negeri ini yang menuntut dilayani dengan layanan yang terbaik.
 Ciri-ciri sikap dan mental Bangsa Indonesia secara umum menurut Koentjaraningrat dan
Mochtar Lubis.

Koentjaraningrat Mochtar Lubis


 Mentalitas yang meremehkan mutu;  Mempunyai penampilan yang berbeda di
 Mentalitas yang suka menerabas (instan); depan dan di belakang;
 Tidak percaya pada diri sendiri;  Segan dan enggan bertanggung jawab atas
 Tidak berdisiplin murni; perbuatannya, putusannya, kelakuannya,
 Mentalitas yang suka mengabaikan pikirannya, dan sebagainya;
tanggung jawab.  Jiwa feodalistik.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 7


MATERI POKOK 2. KONSEP AKUNTABILITAS

A. Pengertian Akuntabilitas
 Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/
organisasi yang memberikan amanat.
 Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya.
 Panduan Perilaku (Kode Etik) Akuntabel dalam Core Values ASN
a) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi;
b) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien; dan
c) Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.

B. Aspek-Aspek Akuntabilitas
a) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan : hubungan dua pihak antara individu/kelompok/
institusi dengan negara dan masyarakat.
b) Akuntabilitas berorientasi pada hasil : hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku
aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
c) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan : Laporan kinerja adalah perwujudan dari
akuntabilitas.
d) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi : Akuntabilitas adalah kewajiban.
Kewajiban menunjukkan tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi.
e) Akuntabilitas memperbaiki kinerja : tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki
kinerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

C. Pentingnya Akuntabilitas
 Akuntabilitas merupakan kontrak antara pemerintah dengan aparat birokrasi, serta
antara pemerintah yang diwakili oleh PNS dengan masyarakat.
 Fungsi Akuntabilitas Publik :
a) Untuk menyediakan kontrol demokratis;
b) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan; dan
c) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

D. Jenis dan Tingkatan Akuntabilitas


 Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a) Akuntabilitas Vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas
yang lebih tinggi. Akuntabilitas Vertikal membutuhkan pejabat pemerintah untuk
melaporkan "ke bawah" kepada publik. Misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas)
kepada pemerintah daerah, kemudian pemerintah daerah kepada pemerintah pusat,
pemerintah pusat kepada MPR.
b) Akuntabilitas Horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Akuntabilitas
ini membutuhkan pejabat pemerintah untuk melaporkan "ke samping" kepada para pejabat
lainnya dan lembaga negara.

 Tingkatan dalam Akuntabilitas


a) Akuntabilitas Personal : mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang.
b) Akuntabilitas Individu : mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan kerjanya.
c) Akuntabilitas Kelompok : mengacu pada pembagian kewenangan dan semangat kerjasama.
d) Akuntabilitas Organisasi : mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai, baik
pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja
organisasi kepada stakeholders lainnya.
e) Akuntabilitas Stakeholder : tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan
pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 8


MATERI POKOK 3. PANDUAN PERILAKU AKUNTABEL

A. Akuntabilitas dan Integritas


 Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang menjadi landasan dasar dari sebuah
Administrasi sebuah negara.
 Sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik akan mendorong terciptanya Akuntabilitas,
Integritas itu sendiri, dan Transparansi.

B. Integritas dan Anti Korupsi


 Integritas adalah salah satu pilar penting dalam pemberantasan korups. integritas bisa diartikan
sebagai bersatunya antara ucapan dan perbuatan.
 Tidak ada orang tiba-tiba menjadi berintegritas, butuh peran lingkungan dalam membentuk
pola pikir dan prinsip memegang teguh prinsip kebenaran.

C. Mekanisme Akuntabilitas
a) Dimensi Mekanisme Akuntabilitas
1) Akuntabilitas kejujuran dan hukum : kepatuhan terhadap hukum dan peraturan;
2) Akuntabilitas proses : ketersediaan prosedur dalam meberikan pelayanan publik;
3) Akuntabilitas program : petimbangan pencapaian tujuan dan program alternatif; dan
4) Akuntabilitas kebijakan : pertanggungjawaban pemerintah atas kebijakan yang
diambil terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.

b) Alat Akuntabilitas di Indonesia


1) Perencanaan Strategis (RPJP/, RKP, Renstra, SKP)
2) Kontrak Kinerja (Penilaian Prestasi Kerja PNS)
3) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

c) Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel


1) Kepemimpinan (menjadi contoh dan teladan)
2) Membangun transparansi dalam komunikasi dan informasi
3) Membangun integritas
4) Membangun tanggungjawab (responbilitas) institusi dan individu
5) Mencipatkan keadilan dalam organisasi khususnya dari pimpinan
6) Membangun kepercayaan
7) Memciptakan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan. serta harapan dan
kapasitas.
8) Kejelasan tugas, fungsi, peram, tanggung jawab,tujuan, hasil yang diharapkan, dll.
9) Konsistensi dalam penerapan kebijakan, prosedur, sumber daya, dll untuk membangun
stabilitas dalam organisasi

d) Langkah-Langkah Menciptakan Framework Akuntabilitas


1) Menentukan tujuan yang ingin dicapai dan tanggungjawab yang harus dilakukan.
2) Melakukan perencanaan atas apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan.
3) Melakukan implementasi dan memantau kemajuan yang sudah dicapai.
4) Memberikan laporan hasil secara lengkap, mudah dipahami dan tepat waktu.
5) Melakukan evaluasi hasil dan menyediakan masukan atau feedback untuk memperbaiki
kinerja yang telah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat korektif.

D. Konflik Kepentingan
 Konflik kepentingan secara umum adalah suatu keadaan sewaktu seseorang pada posisi yang
diberi kewenangan dan kekuasaan untuk mencapai tugas dari perusahaan atau organisasi yang
memberi penugasan, sehingga orang tersebut memiliki kepentingan profesional dan pribadi
yang bersinggungan.
 Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan
pribadi bertentangan, baik konflik keuangan maupun non keuangan.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 9


 Tipe-tipe Konflik Kepentingan :
a) Keuangan : Penggunaan sumber daya lembaga (termasuk dana, peralatan atau sumber daya
aparatur) untuk keuntungan pribadi.
b) Non-Keuangan : Penggunaan posisi atau wewenang untukmembantu diri sendiri dan/atau
orang lain.

 Cara mengidentifikasi konflik kepentingan


a) Tugas publik dengan kepentingan pribadi.
b) Potensialitas (manfaat)
c) Proporsionalitas (keadilan keputusan)
d) Presence of Mind (konsekuensi terlibatan)
e) Janji (komitmen)

 Perilaku berkaitan dengan Konflik Kepentingan


a) PNS harus dapat memastikan kepentingan pribadi atau keuangan tidak bertentangan.
b) Ketika konflik kepentingan yang timbul antara kinerja tugas publik dan kepentingan
pribadi atau personal, maka PNS dapat memilih untuk kepentingan umum.
c) PNS memahami bahwa konflik kepentingan sebenarnya, dianggap ada atau berpotensi
ada di masa depan.
d) Jika konflik muncul, PNS dapat melaporkan kepada pimpinan secara tertulis,
untuk mendapatkan bimbingan mengenai cara terbaik dalam mengelola situasi secara
tepat.
e) PNS dapat menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.

E. Membangun Pola Pikir Anti Korupsi


Akuntabilitas dan integritas sebagai pilar untuk membangun pola pikir anti korupsi, dengan
berperilaku :
a) PNS tidak terlibat dalam penipuan atau korupsi.
b) PNS dilarang untuk melakukan penipuan yang menyebabkan kerugian keuangan aktual atau
potensial untuk setiap orang atau institusinya.
c) PNS dilarang berbuat curang dalam menggunakan posisi dan kewenangan mereka untuk
keuntungan pribadinya.
d) PNS melaporkan setiap perilaku curang atau korup.
e) PNS melaporkan setiap pelanggaran kode etik.
f) PNS memahami dan menerapkan kerangka akuntabilitas yang berlaku di sektor publik.

F. Perilaku Individu PNS/ASN yang Akuntabel


a) PNS bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan lembaga dan kode etik
yang berlaku untuk perilaku mereka.
b) PNS tidak mengganggu, menindas, atau diskriminasi terhadap rekan atau anggota masyarakat.
c) Kebiasaan kerja PNS, perilaku dan tempat kerja pribadi dan profesional
hubungan berkontribusi harmonis, lingkungan kerja yang nyaman dan produktif.
d) PNS memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan hormat, penuh
kesopanan, kejujuran dan keadilan, dan memperhatikan secara tepat untuk kepentingan
mereka, hak-hak, keamanan dan kesejahteraan.
e) PNS membuat keputusan adil, tidak memihak dan segera, memberikan pertimbangan
untuk semua informasi yang tersedia, Undang-undang dan kebijakan dan prosedur institusi
tersebut.
f) PNS melayani stakeholders (lingkup pemerintah, swasta atau masyarakat) setiap hari
dengan tepat waktu, memberikan masukan informasi dan kebijakan.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 10


MATERI POKOK 4. AKUNTABEL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAHAN

A. Transparansi dan Akses Informasi


 Keterbukaan informasi telah dijadikan standar normatif untuk mengukur legitimasi
sebuah pemerintahan dengan terbitnya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik(kip).
 Adanya Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di setiap Instansi.
 Prinsip-Prinsip Keterbukaan Informasi Publik :
a) Maximum Access Limited Exemption (MALE)
b) Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan
c) Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat
d) Informasi Harus Utuh dan Benar
e) Informasi Proaktif dari Badan Publik
f) Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik

 Tujuan KIP
a) Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik,
program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan
pengambilan suatu keputusan publik;
b) Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;
c) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan
Badan Publik yang baik;
d) Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien,
akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;
e) Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak;
f) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau
g) Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk
menghasilkan layanan informasi.

 Perilaku Berkaitan denganTransparansi dan Akses Informasi


a) PNS tidak mengungkapkan informasi resmi atau dokumen sembarangan.
b) PNS tidak menyalahgunakan informasi resmi.
c) PNS mematuhi persyaratan legislatif, kebijakan setiap instansi dan semua arahan yang sah.

B. Praktek Kecurangan (fraud) dan Perilaku Korup


 Penyalahgunaan wewenang akan berdampak pada praktik kecurangan (fraud).
 Faktor Penyebab Fraud : Peluang, Insentif atau tekanan dan Sikap atau rasionalisasi
untuk membenarkan tindakan fraud.
 Upaya-upaya untuk membangunan etika perilaku dan kultur organisasi yang anti kecurangan :
a) Komitmen dari Top Manajemen dalam organisasi;
b) Membangun lingkungan organisasi yang kondusif;
c) Perekrutan dan Promosi Pegawai;
d) Pelatihan nilai-nilai organisasi atau entitas dan standar-standar pelaksanaan
e) Menciptakan saluran Komunikasi yang efektif; dan
f) Penegakan kedisiplinan.

C. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara


 Ketentuan Umum Penggunaan Sumber Daya Milik Negara :
a) Penggunaannya diatur sesuai dengan prosedur yang berlaku;
b) Penggunaannya dilaklukan secara bertanggung-jawab dan efisien; dan
c) Pemeliharaan fasilitas secara benar dan bertanggungjawab.

 Perilaku PNS Terhadap Penggunaan Sumber Daya Negara :


a) PNS bertanggung jawab untuk pengeluaran yang resmi;
b) PNS menggunakan sumber daya yang didanai publik secara teliti dan efisien;
c) PNS hanya menggunakan pengeluaran yang berhubungan dengan pekerjaan;
d) PNS tidak menggunakan waktu kantor atau sumber daya untuk pekerjaan partai politik atau
keuntungan pribadi atau keuangan;

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 11


e) PNS mematuhi kebijakan dan pedoman dalam penggunaan setiap instansi komputasi dan
komunikasi fasilitas, dan menggunakan sumber daya tersebut secara bertanggung jawab;
f) PNS berhati-hati untuk memastikan bahwa setiap perjalanan dinas yang dilakukan untuk
tujuan resmi dan benar-benar diperlukan; dan
g) PNS menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan
efisien.

D. Penyimpanan dan Penggunaan dan Informasi Pemerintah


 Pemerintah atau aparatur harus dapat menjelaskan semua aktifitasnya dengan memberikan
data dan informasi yang akurat terhadap apa yang telah mereka laksanakan, sedang
laksanakan dan akan dilaksanakan sebagai salah satu wujud akuntabilitasnya.
 Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan tersebut harus
relevant (relevan), reliable (dapat dipercaya), understandable (dapat dimengerti), serta
comparable (dapat diperbandingkan).

 Perilaku berkaitan dengan Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah :
a) PNS bertindak dan mengambil keputusan secara transparan;
b) PNS menjamin penyimpanan informasi yang bersifat rahasia;
c) PNS mematuhi perencanaan yang telah ditetapkan;
d) PNS diperbolehkan berbagi informasi untuk mendorong efisiensi dan kreativitas;
e) PNS menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara;
f) PNS memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan; dan
g) PNS tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain.

E. Membangun Budaya Anti Korupsi di Organisasi Pemerintahan


 Untuk membangun budaya antikorupsi di organisasi pemerintahan, dapat mengadopsi langkah-
langkah yang diperlukan dalam penanganan Konflik Kepentingan :
a) Penyusunan Kerangka Kebijakan,
b) Identifikasi Situasi Konflik Kepentingan,
c) Penyusunan Strategi Penangan Konflik Kepentingan, dan
d) Penyiapan Serangkaian Tindakan Untuk Menangani Konflik Kepentingan.

 Penyusunan kode etik, dukungan lembaga, dan sangsi bagi pelaku pelanggaran.
 Akuntabilitas pimpinan lembaga juga menjadi hal penting untuk menjadi pegangan tindak dan
perilaku pegawai di lingkungan lembaga atau institusi.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 12


MODUL 3. KOMPETEN

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 13


MATERI POKOK 1. TANTANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS

A. Dunia VUCA
 “Vuca World”, yaitu dunia yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh ketidakpastian
(uncertainty). Demikian halnya situasinya saling berkaitan dan saling mempengaruhi
(complexity) serta ambiguitas (ambiguity).
 VUCA menuntut ecosystem organisasi terintegrasi dengan berbasis pada kombinasi kemampuan
teknikal dan generik.
 Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan
keahlian baru.
 Perlu pemutakhiran keahlian ASN yang relevan dengan orientasi pembangunan nasional dan
aparatur.

B. Disrupsi Teknologi
 Kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan
kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
 Keadaan ini mengindikasikan terdapat kecenderungn rendahnya pula daya adaptasi organisasi
terhadap dinamika kemajuan perubahan teknologi tersebut.
 Perlunya penguatan kompetensi secara luas, yang memungkinkan setiap pegawai dapat
memutakhirkan kompetensi, baik secara individu maupun secara kolektif organisasi.

C. Kebijakan Pembangunan Nasional


 Dalam menentukan kebutuhan pengembangan kompetensi dan karakter ASN penting
diselaraskan sesuai visi, misi, dan misi, termasuk nilai-nilai birokrasi pemerintah.
 Dalam RPJM Nasional, telah ditetapkan Visi Pembangunan Nasional untuk tahun 2020-2024 :
“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”.
 Upaya untuk mewujudkan visi tersebut dilakukan melalui 9 (sembilan) Misi Pembangunan yang
dikenal sebagai “Nawacita Kedua”.
 Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, antara lain, perlu didukung profesionalisme ASN,
dengan tatanan nilai yang mendukungnya.

MATERI POKOK 2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN APARATUR

A. Merit Sistem
 Dalam Undang Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014, prinsip dasar dalam pengelolaan ASN yaitu
berbasis merit, dimana seluruh aspek pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja.
 Perlakuan yang adil dan objektif dalam Merit Sistem meliputi seluruh unsur dalam siklus
manajemen ASN, yaitu :
a) Melakukan perencanaan, rekrutmen, seleksi, berdasarkan kesesuaian kualifikasi dan
kompetensi yang bersifat terbuka dan kompetitif;
b) Memperlakukan ASN secara adil dan setara untuk seluruh kegiatan pengelolaan ASN lainnya;
dan
c) Memberikan remunerasi setara untuk pekerjaan-pekerjaan yang juga setara, dengan
menghargai kinerja yang tinggi.

B. Pembangunan Aparatur RPJMN 2020-2024


 Dalam Pembangunan Aparatur 2020-2024, dengan Reformasi Birokrasinya diharapkan
menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy), yang dicirikan
dengan : pelayanan publik yg semakin berkualitas & tata kelola yang semakin efektif dan efisien.
 Tantangan Reformasi yang Semakin Kompleks :
a) Perubahan besar yang terjadi karena desentralisasi, demokratisasi, globalisasi dan revolusi
teknologi informasi.
b) Profil pendidikan ASN relatif masih rendah.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 14


 Kunci penting membangun kapabilitas birokrasi yang adaptif, antara lain :
a) Pentingnya disusun strategi dan paket keahlian ke depan.sejalan (link and match) dengan
prioritas pembangunan pemerintahannya;
b) Membangun sistem budaya belajar sepanjang hayat (lifelong learning); dan
c) Responsif dengan tantangan lingkungan strategisnya (meet enhancing challenges).

C. Karakter ASN
 8 (delapan) karakateristik Smart ASN : integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan
global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship.
 Karakter lain yang diperlukan dari ASN untuk beradapatasi dengan dinamika lingkungan
strategis, yaitu: inovatif dan kreatif, agility dan flexibility, persistence dan perseverance serta
teamwork dan cooperation.

MATERI POKOK 3. PENGEMBANGAN KOMPETENSI

A. Konsepsi Kompetensi
 Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan
sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan
pekerjaan.
 Kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif.
 Kompetensi ASN meliputi :
a) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
b) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan
c) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan,
untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.

 Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan sebagai berikut:


a) Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan.
b) Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk melaksanakan
pengembangan kompetensi tertentu.
c) Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang independen.

 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017, ketentuan tentang pengembangan


kompetensi teknis diatur pada pasal 214, dan kompetensi jabatan fungsional Pasal 215.
 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2018, pengmbangan kompetensi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), diatur pad pasal 39 dan 40.

B. Hak Pengembangan Kompetensi


 Hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan
maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi PPPK.
 Hak pengembangan tersebut meliputi pengembangan kompetensi teknis, kompetensi manajerial,
dan kompetensi sosial kultural.
 Untuk menentukan kebutuhan pelatihan ASN perlu dilakukan pemetaan kebutuhannya.
 Akses pengembangan kompetensi secara luas dapat memanfaatkan kemudahan teknologi,

C. Pendekatan Pengembangan Kompetensi


 Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan pegawai untuk
meningkatkan kompetensinya, yaitu klasikal dan non klasikal (e-learning, job enrichment dan job
enlargement termasuk coaching dan mentoring).

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 15


 Sistem Pengembangan ASN melalui Pengembangan Talenta.
a) PeraturanpanRB Nomor 3 Tahun 2020 tentang Manajemen Talenta ASN.
b) Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta nine box
pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan hasil pemetaan
pegawai dalam nine box tersebut.

MATERI POKOK 4. PERILAKU KOMPETEN

A. Berkinerja dan BerAkhlak


 ASN merupakan jabatan profesional, yang harus berbasis pada kesesuaian kualifikasi,
kompetensi, dan berkinerja serta patuh pada kode etik Profesinya.
 ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib
mempertanggungjawabkan kinerjanya.
 Penilaian kinerja harus dilakukan secara adil dan obyektif sehingga dapat memotivasi pegawai
untuk bekerja lebih baik, meningkatkan kualitas dan kompetensi pegawai, membangun
kebersamaan dan kohesivitas pegawai dalam pencapaian tujuan dan sasaran pemerintah dan
hasilnya dapat digunakan sebagai dasar penentuan tindak lanjut penilaian kinerja yang tepat.

 Panduan perilaku (kode etik) Nilai Kompeten dalam Core Values ASN yaitu:
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubahi;
b) Membantu orang lain belajar; dan
c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

B. Learn, Unlearn, dan Relearn


ASN harus terus belajar dengan konsep learn, unlearn dan relearn :
a) Learn, dalam tahap ini, sebagai ASN biasakan belajarlah hal-hal yang benar-benar baru, dan
lakukan secara terus menerus.
b) Unlearn, tahap kedua lupakan/tinggalkan apa yang telah diketahui berupa pengetahuan dan atau
keahlian.
c) Relearn, tahap terakhir yaitu proses untuk dapat benar-benar menerima fakta baru.

C. Meningkatkan Kompetensi Diri


 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah
keniscayaan.
 ASN selayaknya memiliki watak sebagai pembelajar sepanjang hayat, yang dapat bertahan dan
berkembang dalam orientasi “Ekonomi Pengetahuan”, dengan kemandirian untuk belajar sejalan
dengan perkembangan teknologi yang telah menciptakan kebutuhan metode pengajaran baru,
sumber belajar, dan media digital yang lebih luas dan masif (Heutagogi).

 Perilaku ASN Pembelajar dapat berupa :


a) Aktif belajar sesuai kebutuhannya;
b) Belajar sambil melakukan;
c) Belajar sebagai penyangga tuntutan keadaan lingkungan yang dinamis;
d) Bekerja dan mengelola pengetahuan dijadikan sebagai bagian dari pekerjaan.
e) Mendokumentasian pengalamannya/Pengetahuannya.
f) Melakukan penyelidikan dan pemecahan masalah;
g) Mempertahankan kepercayaan diri (self-efficacy), dalam mengarahkan diri sendiri terkait
pengelolaan potensi ancaman.
h) Mengalokasikan dirinya dalam waktu dan ruang yang memadai, yang dikhususkan untuk
penciptaan atau perolehan pengetahuan.
i) Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja
seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke dalam repositori
di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil (knowledge repositories)

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 16


D. Membantu Orang Lain Belajar
Perilaku berbagi pengetahuan dari ASN Pembelajar, diantaranya :
a) Mempromosikan konstruksi pengetahuan;
b) Berbagi perspektif, dan mendukung kolaborasi, percakapan dan dialog;
c) Aktif dalam “pasar pengetahuan” (nowledge fairs) atau forum terbuka(open forums).
d) Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam bentuk
pengembangan jejaring ahli (expert network),
e) Berpartisipasi untuk aktif dalam jaringan para ahli sesuai dengan bidang kepakarannya dalam
proses transfer pengetahuan keahlian.
f) Melakukan konektivitas dalam basis online network.
g) Meluangkan dan memanfaatkan waktunya untuk bersosialisasi dan bercakap pada saat morning
tea/coffee ataupun istirahat kerja.

E. Melaksanakan Tugas Terbaik


 Jadikan pengetahuan yang dimiliki menjadi karya terbaik yang bermanfaat untuk pribadi,
organisasi, masyarakat serta bangsa dan negara.
 Bekerjalah dengan sebaik-baiknya dengan berorientasi pada mutu sehingga hidup bisa menjadi
lebih bermakna dan bearti.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 17


MODUL 4. HARMONIS

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 18


MATERI POKOK 1. KEANEKARAGAMAN BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA

A. Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia


 Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya raya dalam berbagai perspektif.
 Bhinneka Tunggal Ika bermakna keberagaman sosial-budaya yang membentuk satu kesatuan
atau negara.
 Keanekaragaman suku bangsa dan budaya membawa dampak terhadap kehidupan yang meliputi
aspek aspek sebagai berikut:
a) Kesenian
b) Religi
c) Sistem Pengetahuan
d) Organisasi social
e) Sistem ekonomi
f) Sistem teknologi
g) Bahasa.

B. Konsep dan Teori Nasionalisme Kebangsaan serta Pentingnya Membangun Rasa


Nasionalisme dan Persatuan Kebangsaan
 Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang
mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau
mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun
lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.
 Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
 Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar
bangsa Indonesia senantiasa :
a) Menempatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;
b) Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;
c) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
d) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa;
e) Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; dan
f) Mengembangkan sikap tenggang rasa.

C. Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman bagi ASN


 Kebhinekaan dan keberagaman suku bangsa dan budaya memberikan tantangan yang besar bagi
negara Indonesia.
 Wujud tantangan yang berupa keuntungan dan manfaat, diantaranya :
a) Dapat mempererat tali persaudaraan;
b) Menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan negara;
c) Memperkaya kebudayaan nasional;
d) Sebagai identitas negara Indonesia di mata seluruh negara di dunia;
e) Dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata sehingga para wisatawan dapat tertarik dan
berkunjung ke Indonesia;
f) Dengan banyaknya wisatawan maka dapat menciptkan lapangan pekerjaan;
g) Sebagai pengetahuan bagi seluruh warga di dunia;
h) Sebagai media hiburan yang mendidik;
i) Timbulnya rasa nasionalisme warga negara terhadap negara Indonesia; dan
j) Membuat Indonesia terkenal dimata dunia berkat keberagaman budaya yang kita miliki.

 Wujud tantangan yang berupa ancaman, diantaranya :


a) Tidak adanya persamaan pandangan antar kelompok, seperti perbedaan tujuan, cara
melakukan sesuatu, dan sebagainya;
b) Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan;
c) Pemberlakuan sanksi terhadap pelanggar atas norma yang tidak tegas atau lemah;

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 19


d) Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan
bagi masyarakat;
e) Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku;
f) Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan
kontroversial, dan pertentangan (disharmonis);
g) Menguatnya etnosentrisme dalam masyarakatyaitu berupa perasaan kelompok dimana
kelompok merasa dirinya paling baik, paling benar, dan paling hebat sehingga mengukur
kelompok lain dengan norma kelompoknya sendiri. Sikap etnosentrisme tidak hanya dalam
kolompok suku, namun juga kelompok lain seperti kelompok pelajar, partai politik,
pendukung tim sepakbola dan sebagainya.
h) Stereotip terhadap suatu kelompok,yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok
yang bersifat tidak baik. Seperti anggapan suatu kelompok identik dengan kekerasan, sifat
suatu suku yang kasar, dan sebagainya.

 Tantangan disharmonis dalam masyarakat :


a) Disharmonis antar suku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain;
b) Disharmonis antar agama yaitu pertentangan antar kelompok yang memiliki keyakinan atau
agama berbeda;
c) Disharmonis antar ras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain; dan
d) Disharmonis antar golongan yaitu pertentangan antar kelompok dalam masyarakat atau
golongan dalam masyarakat.

D. Sikap ASN dalam Keanekaragaman Berbangsa


ASN harus memiliki sikap dalam menjalankan peran dan fungsi pelayanan masyarakat, sebagai
berikut :
a) Memiliki semangat gotong royong yang terus diperkuat;
b) Menanamkan nilai-nilai kebersamaan, saling menghormati, toleransi, dan solidaritas sosial
sehingga mampu menghargai perbedaan secara tulus, komunikatif, dan terbuka tanpa adanya
rasa saling curiga;
c) Senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat;
d) Bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan;
e) Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan harus
diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat, menciptakan kesejahteraan masyarakat
yang lebih baik.
f) Senantiasa menjunjungtinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel,
dan memuaskan publik.
g) Menjadi unsur perekat dan pemersatu bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

MATERI POKOK 2. MEWUJUDKAN SUASANA HARMONIS DALAM LINGKUNGAN BEKERJA


DAN MEMBERIKAN LAYANAN KEPADA MASYARAKAT

A. Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan ASN


 Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor
tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur
 Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat kerja.
 Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi karyawan yang
akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara
keseluruhan.
 Budaya tempat kerja nyaman dan harmonis akan :
a) Membuat tempat kerja yang berenergi;
b) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan
c) Kontribusi;
d) Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 20


B. Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana Harmonis
 Etika merupakan refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan
yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
 Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus,
sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan
tertulis.
 Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus
dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.
 Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
 Fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
a) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan
sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

 Sumber Kode Etik ASN antara lain meliputi:


a) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN);
b) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan Pegawai Negeri Sipil
dan Anggota Angkatan Perang;
c) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil;
d) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
e) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil;
f) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS (sebagaimana telah
dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021); dan
g) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS.

 Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
 Kode Etik dan Kode Perilaku ASN tertuang dalam UU ASN Pasal 5.
 Perilaku ASN yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis :
a) Toleransi
b) Empati
c) Keterbukaan terhadap perbedaan

 Etika ASN sebagai pelayan publik :


a) Sebagai aparat pemerintah, para pejabat publik wajib menaati prosedur, tata-kerja, dan
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi pemerintah;
b) Pejabat Publik wajib mengutamakan aspirasi masyarakat dan peka terhadap kebutuhan-
kebutuhan masyarakat;
c) Memperhatikan nilainilai etis di dalam bertindak dan berperilaku.
d) Memiliki kewaspadaan profesional dankewaspadaan spiritual.

 Dengan menegakkan nilai etika maka suasana harmonis dapat terwujud dilinkungan ditempat
bekerja dan lingkungan masyarakat dimanapun ASN berada.

C. Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis


 Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki pengetahuan tentang
historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri.
 Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni dalam
pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:
a) Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil;
b) PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok-kelompok minoritas;

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 21


c) PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap netral dan adil
karena tidak berpihak dalam memberikan layanan;
d) Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki sifat suka menolong; dan
e) PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.

 Upaya menciptakan dan menjaga suasana harmonis bukan usaha yang bisa dilakukan sekali dan
jadi untuk selamanya, melainkan harus dilakukan secara terus menerus oleh seluruh elemen
dalam sebuah organisasi.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 22


MODUL 5. LOYAL

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 23


MATERI POKOK 1. KONSEP LOYAL
A. Urgensi Loyalitas ASN
 Faktor Internal :
 Transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia dilakukan dalam
rangka mencapai tujuan nasional,
 Cita-cita mulia tersebut tentunya akan dapat dengan mudah terwujud jika instansi-instansi
pemerintah diisi oleh ASN-ASN yang profesional (ideal) yang mampu menjalankan tugas,
fungsi dan perannya dengan baik.
 Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagaimana tersebut di atas
adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara.
 Faktor Internal :
 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang masif saat ini tentu menjadi
tantangan sekaligus peluang bagi ASN untuk memenangi persaingan global.
 Tantangan yang harus dihadapi ASN dengan sifat Loyal : pemanfaatan dan pendistribusian
data dan informasi serta peluang masuknya budaya dan ideologi alternatif.

B. Makna Loyal dan Loyalitas


 Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu
dari sikap setia.
 Loyal merupakan tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh
dan konstan kepada seseorang atau institusi.
 Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak
terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
 Ciri/karakteristik mengukur loyalitas pegawai ;
a) Taat pada Peraturan.
b) Bekerja dengan Integritas
c) Tanggung Jawab pada Organisasi
d) Kemauan untuk Bekerja Sama.
e) Rasa Memiliki yang Tinggi
f) Hubungan Antar Pribadi
g) Kesukaan Terhadap Pekerjaan
h) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
i) Menjadi teladan bagi Pegawai lain

C. Loyal dalam Core Values ASN


 Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa
setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan
panduan perilaku:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara
 Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku
loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan
pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”.

D. Membangun Perilaku Loya


 Dalam Konteks Umum
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap
organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
a) Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
b) Meningkatkan Kesejahteraan
c) Memenuhi Kebutuhan Rohani
d) Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
e) Melakukan Evaluasi secara Berkala

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 24


 Memantapkan Wawasan Kebangsaan dan Meningkatkan Nasionalisme
 Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan
martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa
dan negara
 Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan
lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui pemantapan Wawasan
Kebangsaan.
 Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat dibangun dengan
cara terus meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.

MATERI POKOK 2.
A. Panduan Perilaku Loyal
 Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah dalam Nilai-Nilai Dasar ASN, Kode Etik
dan Kode Perilaku ASN, dan Kewajiban ASN.
 Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara dalam dalam Nilai-Nilai Dasar
ASN, Kode Etik dan Kode Perilaku ASN, dan Kewajiban ASN.
 Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara dalam Nilai-Nilai Dasar ASN, Kode Etik dan Kode Perilaku
ASN, dan Kewajiban ASN.
B. Sikap Loyal ASN Melalui Aktualisasi Kesadaran Bela Negara
 Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat
diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan
sehari-harinya, yaitu:
a) Cinta Tanah Air
b) Sadar Berbangsa dan Bernegara
c) Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
d) Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
e) Kemampuan Awal Bela Negara.
 Bela Negara merupakan tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari
berbagai Ancaman.

MATERI POKOK 3.LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH


A. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud Loyalitas PNS
 Dalam pasal 66 UU ASN disebutkan bahwa Setiap calon PNS pada saat diangkat menjadi PNS
wajib mengucapkan sumpah/janji.
 Dimana dalam bunyi sumpah/janji tersebut mencerminkan bagaimana Core Value Loyal
semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap PNS yang merupakan bagian atau
komponen sebuah organisasi pemerintah.

B. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS


 Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilainilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan (loyalitas), ketenteraman,
keteraturan, dan ketertiban.
 Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
 Dampak negatif yang dapat terjadi jika seorang PNS tidak disiplin adalah turunnya harkat,
martabat, citra, kepercayaan, nama baik dan/atau mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas
unit kerja, instansi, dan/atau pemerintah/negara.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 25


 Hanya PNS-PNS yang memiliki loyalitas tinggilah yang dapat menegakkan kentuan-ketentuan
kedisiplinan ini dengan baik.

C. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS


 Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, seorang
ASN memiliki 3 (tiga) Fungsi,
 Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut merupakan perwujudan dari
implementai nilai-nilai loyal dalam konteks individu maupun sebagai bagian dari Organisasi
Pemerintah

a) ASN sebagai Pelaksana Kebijakan Publik


 Kebijakan publik merupakan apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau
tidak dilakukan.
 ASN sebagai bagian dari pemerintah memiliki kewajiban melaksanakan kebijakan publik.
 ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada kepentingan publik dan
senantiasa menempatkan kepentingan publik, bangsa dan negara di atas kepentingan
lainnya.
 Prinsip-prinsip penting dalam pelaksanaan kebijakan publik :
1) ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
mengimplementasikan kebijakan publik;
2) ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik; dan
3) ASN harus berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya.

b) ASN sebagai Pelayan Publik


 Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
 ASN sebagai bagian dari penyelenggara pelayanan publik harus senantiasa berorientasi
kepada kepentingan publik dan memiliki kapasitas untuk pemberikan pelayanan kepada
publik.
 ASN harus profesional, kompeten, berorientasi pelayanan publik dan berintegritas
sebagai perwujudan loyalitasnya kepada bangsa dan negara.

c) ASN sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa


 ASN harus mampu bersikap netral dan adil, sehingga dapat menciptakan menciptakan
kondisi yang aman, damai, dan tentram di lingkungan kerja dan masyarakatnya sehingga
dapat mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
 ASN harus mengayomi kepentingan kelompok-kelompok minoritas, dengan tidak
membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasikan keberadaan kelompok tersebut.
 ASN mampu menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.
 ASN harus senantiasa menjadi bagian dari problem solver (pemberi solusi) bukan bagian
dari sumber masalah (trouble maker).
 ASN tidak boleh melakukan tindakan, ucapan dan perilaku yang bertentangan dengan
norma-norma sosial dan susila, bertentangan dengan agama dan nilai lokal yang
berkembang di masyarakat yang dapat memicu perpecahan di tengah-tengah masyarakat

D. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud Loyalitas PNS


Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila menunjukkan
kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang
merupakan bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota
masyarakat.
1) Sila Ke-1 (Nilai-Nilai Ketuhanan)
 Pancasila mendorong nilai-nilai Ketuhanan mendasari kehidupan bermasyarakat dan
berpolitik.
 Implementasi nilai-nilai Ketuhanan dalam kehidupan berdemokrasi menempatkan
kekuasaan berada di bawah Tuhan dan rakyat sekaligus.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 26


 Kekuasaan (jabatan) itu tidak hanya amanat manusia tapi juga amanat Tuhan yang harus
diemban dengan penuh tanggung jawab, sungguh-sungguh, transparan dan akuntabel.
 Nilai-nilai Ketuhanan juga dapat diimplementasikan dengan cara mengembangkan etika
sosial di masyarakat
 Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Ketuhanan diharapkan bisa memperkuat
pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki
kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri sebagai ASN yang loyal kepada bangsa
dan negaraHanya PNS.

2) Sila Ke-2 (Nilai-Nilai Kemanusiaan)


 Pemerintah harus memperhatikan prinsip kemanusiaan dan keadilan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan global atau dunia.
 Perpaduan prinsip sila pertama dan kedua Pancasila menuntut pemerintah dan
peyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan
memegang cita-cita moral rakyat yang mulia.
 Dengan berlandaskan pada prinsip kemanusiaan ini, berbagai tindakan dan perilaku yang
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak sepatutnya mewarnai kebijakan dan
perilaku ASN sebagai perwujudan dari loyalitasnya pada bangsa dan negara.

3) Sila Ke-3 (Nilai-Nilai Persatuan)


 Negara diharapkan mampu memberikan kebaikan bersama bagi warganya tanpa
memandang siapa dan dari etnis mana, apa agamanya, dengan terus memperkuat semangat
gotong royong dalam kehidupan masyarakat sipil dan politik.
 Membangun rasa keadilan dan kebersamaan dilandasi dengan prinsip prinsip kehidupan
publik yang lebih partisipatif dan non diskriminatif.
 Disinilah seorang ASN yang loyal dapat mengambil peran dan memainkan fungsinya sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.

4) Sila Ke-4 (Nilai-Nilai Permusyawaratan)


 Demokrasi permusyawaratan bercirikan :
a) Kerakyatan (kedaulatan rakyat) : adanya penghormatan terhadap suara rakyat, dimana
rakyat berperan dan berpengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh pemerintah.
b) Permusyawaratan (kekeluargaan), : negara menghendaki persatuan di atas kepentingan
perseorangan dan golongan. Penyelenggaraan pemerintahan harus didasarkan atas
semangat kekeluargaan di antara keragaman bangsa Indonesia dengan mengakui adanya
kesamaan derajat.
c) Hikmat-kebijaksanaan : menghendaki adanya landasan etis dalam berdemokrasi.
Pemerintah dan wakil rakyat diharapkan bisa mengetahui, memahami, dan merasakan,
apa yang diinginkan rakyat dan idealitas apa yang seharusnya ada pada rakyat, sehingga
keputusan yang diambil adalah keputusan yang bijaksana.
 Pelayanan publik hendaknya memahami kebutuhan rakyat sebagai pemegang saham utama
pemerintahan.

5) Sila Ke-5 (Nilai-Nilai Keadilan Sosial)


 Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, setidaknya ada dalam empat kerangka;
(i) Perwujudan relasi yang adil disemua tingkat sistem kemasyarakatan, (ii) Pengembangan
struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan, (iii) Proses fasilitasi akses atas
informasi, layanan dan sumber daya yang diperlukan, (iv) Dukungan atas partisipasi
bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua orang.

 Perwujudan negara kesejahteraan sangat ditentukan oleh integritas dan mutu penyelenggara
negara, disertai dukungan rasa tanggung jawab dan rasa kemanusiaan yang terpancar dari
setiap ASN yang memiliki loyalitas tinggi.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 27


MODUL 6. ADAPTIF

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 28


MATERI POKOK 1. MENGAPA ADAPTIF
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena :

A. Perubahan Lingkungan Strategis


 Perubahan lingkungan strategis ini menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan, baik pada lingkup
global, regional maupun nasional.
 Isu pembangunan ekonomi dan indutri yang mendorong kompetisi antar negara, kerusakan
lingkungan, serta permasalahan keamanan dan perdamaian dunia merupakan variabel penting
dalam memahami perubahan lingkungan strategis.
 Dengan demikian cara sektor publik dalam menyelenggarakan fungsinya juga memerlukan
kemampuan adaptasi yang memadai.

B. Kompetisi di Sektor Publik


 Daya saing menjadi salah satu ukuran kinerja sebuah negara dalam kompetisi global.
 Sehingga kompetisi menjadi salah satu karakteristik penting dalam konteks perubahan
lingkungan strategis, yang mendorong dan memaksa negara untuk berperilaku seperti dunia
usaha, bersaing untuk menghasilkan kinerja terbaik.
 Kompetisi untuk menjadi yang terbaik juga terjadi di lingkup nasional, di mana pemerintah
daerah seolah-olah berkompetisi dengan daerah lainnya untuk mencapai atau menjadi yang
terbaik.
 Seluruh bentuk kompetisi di atas akan memaksa dan mendorong pemerintah baik di tingkat
nasional maupun daerah dengan motor birokrasinya untuk terus bersaing dan beradaptasi
dalam menghadapi setiap perubahan lingkungan yang terjadi.

C. Perkembangan Teknologi
 Teknologi menjadi salah satu pendorong perubahan terpenting, yang mengubah cara kerja
birokrasi.
 Kondisi ini akan memaksa kita untuk beradaptasi dengan segala bentuk pengambilalihan
mekanisme kerja oleh mesin.
 Adaptasi tidak berhenti di kemampuan menggunakan, tetapi juga antisipasi dari konsekuensi
yang mungkin timbul dari pelaksanaan cara-cara baru dalam bekerja dengan teknologi.
 Pemerintah seyogyanya mengadaptasi perubahan ini dengan memastikan kompatibilitas
metode komunikasi publik dengan perilaku komunikasi dan sehingga dapat mendorong
percepatan pelayanan publik berbasis digital.

D. Tantangan Praktek Administrasi Publik


 Birokrasi pun dipaksa untuk turut mengubah cara kerjanya untuk mengimbangi yang menjadi
tuntutan perubahan, salah satunya dengan mendistribusikan sebbagian peran negara kepada
masyarakat.
 Literatur terkait New Public Management dan New Public Service menjadi rujukan penting
bagaimana perubahan praktek administrasi publik yang lebih memperhatikan peran dan
kebutuhan masyarakat sebagai upaya sebuah pemerintaanh untuk melakukan adaptasi dalam
menjalankan fungsinya.
 Rumusan tantangan perubahan lingkungan juga diperkenalkan dengan rumusan karakteristik
VUCA, yaitu Volatility, Uncertaninty, Complexity dan Ambiguity, yang tentunya harus dihadapi
dengan kemampuan adaptasi yang handal.

MATERI POKOK 2. MEMAHAMI ADAPTIF

A. Konsep Adaptif
 Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan
menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.
 Adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga
mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 29


 Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi individu dan organisasi dalam
menjalankan fungsinya.
 Banyak persoalan pelayanan publik tidak dapat diselesaikan secara tuntas, bukan karena
persoalan kemampuan adaptabilitasnya yang rendah, tetapi justru karena persoalan-persoalan
kelembagaan dan kebijakan yang tidak memberi ruang yang cukup untuk beradaptasi.

B. Kreativitas dan Inovasi


 Sebuah inovasi yang baik biasanya dihasilkan dari sebuah kreativitas.
 Kreativitas juga dipandang sebagai sebuah sikap (an attitude), yaitu kemampuan untuk
menerima perubahan dan hal-hal baru, kesediaan menerima ide baru, fleksibel dalam
memandang suatu hal dan sikap mencari perbaikan.
 Dimensi Kreativitas :
a) Fluency (kefasihan/kelancaran), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide atau
gagasan baru karena kapasitas/wawasan yang dimilikinya.
b) Flexibility (fleksibilitas), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak kombinasi dari ide-
ide yang berbeda
c) Elaboration (elaborasi), yaitu kemampuan untuk bekerja secara detail dengan kedalaman dan
komprehensif.
d) Originality (orisinalitas), yaitu adanya sifat keunikan, novelty, kebaruan dari ide atau gagasan
yang dimunculkan.

C. Organisasi Adaptif
 Organisasi adaptif esensinya adalah organisasi yang terus melakukan perubahan, mengikuti
perubahan lingkungan strategisnya.
 Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari tiga unsur dasar yaitu :
a) Lanskap (landscape) : memahami adanya kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan
lingkungan strategis yang berubah secara konstan
b) Pembelajaran (learning) : perencanaan beradaptasi, penciptaan budaya adaptif, dan struktur
adaptasi
c) Kepemimpinan (leadership) : yang menjalankan peran penting dalam membentuk adaptive
organization.

 9 Elemen Budaya Adaptif


a) Purpose : organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak dicapai.
b) Cultural values : organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya organisasional yang
sesuai dengan karakteristik tugas dan fungsinya.
c) Vision : menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam kerangka pikir dan
diterjemahkan dalam kerangka kerja yang digunakan dalam organisasi.
d) Corporate values : nilai-nilai korporat juga menjadi fondasi penting dalam membangun
budaya adaptif dalam organisasi.
e) Coporate strategy : visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya strategistrategi yang
lebih operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi secara terstruktur, efisien
dan efektif.
f) Structure : tanpa dukungan struktur, akan sulit budaya adaptif dapat berkembang dan tumbuh
di sebuah organisasi.
g) Problem solving : budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul dalam
organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi perubahan,
h) Partnership working : partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif, karena dengan
partnership maka organisasi dapat belajar, bermitra dan saling menguatkan dalam penerapan
budaya adaptif.
i) Rules : menjadi salah satu framework budaya adaptif yang penting dan tidak bisa dihindari,
sebagai bagian dari formalitas lingkungan internal maupun eksternal organisasi.

 Organisasi birokrasi cenderung mekanistik bercirikan yang otoritas atau kewenangan yang
tersentralisasi atau diselenggarakan oleh kelompok kecil dalam level elit organisasi. Sebaliknya
organisasi yang adaptif akan lebih cenderung menyebarkan fungsi kewenangan ke berbagai lini
organisasi.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 30


 Beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan sentralisasi dan desentralisasi :
a) Perubahan dan ketidakpastian lingkungan yang lebih besar biasanya dikaitkan dengan
desentraliasasi;
b) Jumlah sentralisasi atau desentralisasi harus sesuai dengan strategi pencapaian tujuan
organisasi; dan
c) Pada masa krisis atau saat diujung tanduk, wewenang dapat dipegang dengan sentralisasi
pada jabatan di level elit.

 Penerapan budaya adaptif akan mendorong pada pembentukan budaya organisasi berkinerja
tinggi, dengan bercirikan antara lain :
a) Organisasi yang memiliki tujuan yang jelas dan tidak ambigu,
b) Terbangun suasana kepercayaan berbagi tanggung jawab untuk kesuksesan masa depan.
c) Terdapat perilaku yang menunjukkan tanggung Jawab psikologis, saling menghormati,
menghargai pandangan dan pendapat satu sama lain, serta bekerja dalam tim.
d) ASN yang bekerja ekstra dengan memberikan ide, pemikiran, stimulus yang tidak diminta
satu sama lain, dan di mana minat mereka pada pelanggan mereka menawarkan sesuatu yang
lebih dari yang diharapkan.
e) Unsur pemimpin yang memberikan tantangan kepada ASN, yang memberikan kesempatan
untuk pengembangan pribadi melalui pengalaman baru, dan yang memperlakukan semua
orang dengan adil dan pengertian.
f) Sebuah organisasi yang didorong menuju kesuksesan organisasi dan pribadi secara
intelektual, finansial, sosial dan emosional

D. Adaptif sebagai Nilai dan Budaya ASN


 Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan
dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan.

 5 (lima) disiplin agar organisasi dapat terus memiliki pengetahuan yang mutakhir :
a) Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personal
mastery);
b) Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau gelombang
yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama (shared vision);
c) Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin
wujudkan (mental model);
d) Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan
visinya (team learning); dan
e) Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau bermental silo (systems
thinking).

 Ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan :


a) Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan;
b) Mendorong jiwa kewirausahaan;
c) Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah;
d) Memperhatikan kepentingan yang diperlukan antara instansi, mitra, masyarakat, dsb.
e) Terkait dengan kinerja instansi.

 Ciri-ciri orang (ASN) yang memiliki kemampuan atau karakter adaptif :


a) Eksperimen orang yang beradaptasi;
b) Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan;
c) Memiliki sumberdaya;
d) Selalu berpikir ke depan;
e) Tidak mudah mengeluh;
f) Orang yang mudah beradaptasi tidak menyalahkan;
g) Tidak mencari popularitas;
h) Memiliki rasa ingin tahu;

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 31


i) Beradaptasi;
j) Memperhatikan sistem;
k) Membuka pikiran; dan
l) Memahami apa yang sedang diperjuangkan.

MATERI POKOK 3. PANDUAN PERILAKU ADAPTIF

A. Mengadapi VUCA
 Salah satu praktik perilaku adaptif adalah dalam hal menyikapi lingkungan yang bercirikan
ancaman VUCA, dengan menngunakan VUCA Prime, yaitu Vision, Understanding, Clarity, Agility :
a) Hadapi Volatility dengan Vision :
1) Terima dan rangkul perubahan sebagai bagian dari lingkungan kerja Anda yang konstan
dan tidak dapat diprediksi; dan
2) Buat pernyataan yang kuat dan menarik tentang tujuan dan nilai tim, dan kembangkan visi
bersama yang jelas tentang masa depan.
b) Hadapi Uncertainty dengan Understanding
1) Berhenti sejenak untuk mendengarkan dan melihat sekeliling;
2) Jadikan investasi, analisis dan interpretasi bisnis, dan competitive intelligence (CI) sebagai
prioritas, sehingga Anda tidak ketinggalan;
3) Tinjau dan evaluasi kinerja Anda; dan
4) Lakukan simulasi dan eksperimen dengan situasi, sehingga melatih Anda untuk bereaksi
terhadap ancaman serupa di masa depan.
c) Hadapi Complexity dengan Clarity
1) Berkomunikasi secara jelas dengan tim Anda; dan
2) Kembangkan tim dan dorong kolaborasi.
3) 5 langkah membangun tim efektif :
1. tetapkan kepemimpinan;
2. bangun hubungan dengan pegawai Anda;
3. bangun hubungan di antara pegawai Anda;
4. menumbuhkan kerjasama-kolaborasi tim; dan
5. tetapkan aturan dasar untuk tim.
d) Hadapi Ambiguity dengan Agility
1) Dorong fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, dan ketangkasan;
2) Pekerjakan dan promosikan orang-orang yang berhasil di lingkungan VUCA;
3) Dorong karyawan Anda untuk berpikir dan bekerja di luar area fungsional mereka;
4) Hindari memimpin dengan mendikte atau mengendalikan mereka;
5) Kembangkan “budaya ide”. Ini jenis budaya yang energik dan dapat mengubah tim dan
organisasi menjadi lebih kreatif dan gesit.

B. Perilaku Adaptif Lembaga/Organisasional


 Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan
lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel.
 Budaya adaptif adalah budaya organisasi di mana karyawan menerima perubahan, termasuk
organisasi penyelamatan yang memelihara lingkungan dan perbaikan proses internal yang
berkelanjutan.
 Tipe budaya organisasi :
a) Budaya adaptif (adaptive culture) : bersifat fleksibel dan eksternal sehingga dapat memuaskan
permintaan pelanggan dengan memusatkan perhatian utama pada lingkungan eksternal.
b) Budaya misi (mission culture) : bersifat stabil dan eksternal sehingga menekankan organisasi
dengan tujuan-tujuan yang jelas dan versi-versinya.
c) Budaya klan (clan culture) : bersifat fleksibel dan internal sehingga menekankan bahwa para
anggotanya harus memainkan peran mereka dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan mereka
juga harus menunjukkan rasa pertanggungjawaban yang kuat.
d) Budaya birokratik (bureaucratic culture) : bersifat stabil dan internal sehingga organisasi
memiliki tingkat konsistensi yang tinggi akan segala aktivitas aktivitasnya.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 32


C. Perilaku Adaptif Individual
 Perilaku adaptif juga berlaku dan dituntut terjadi pada individu. Individu atau sumber daya
manusia (SDM) yang adaptif dan terampil kian dibutuhkan dunia kerja ataupun industri yang
juga semakin kompetitif.
 Kemampuan mentransformasikan teknologi menjadi produk nyata dengan nilai ekonomi tinggi
menjadi salah satu syarat SDM unggul yang adaptif.
 Program pembangunan SDM diarahkan untuk generasi bertalenta yang berkarakter dan mampu
beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
 Sumber daya manusia Indonesia harus disiapkan untuk mampu bersaing, cepat beradaptasi
dengan perubahan dan perkembangan teknologi informasi yang mendisrupsi segala bidang.

D. Panduan Membangun Organisasi Adaptif


 Preskripsi (petunjuk/ketentuan) membangun organisasi adaptif :
a) Membuat tim yang diarahkan sendiri;
b) Menjembatani silo (kecenderungan mental ketika beberapa departemen/bagian/unit/sektor
tertentu tidak bersedia atau cenderung tertutup untuk berbagi informasi dengan
departemen/bagian/unit/sektor lain dalam organisasi yang sama) melalui keterlibatan
karyawan; dan
c) Menciptakan tempat dimana karyawan dapat berlatih berpikir adaptif.

 Konsep dan strategi membangun organisasi adaptif :


a) Landscape : upaya untuk mengetahui kapan seharusnya organisasi berubah, seorang eksekutif
atau pemimpin bisnis harus melakukan survey pada jangkauan, bentangan yang ada pada
pandangan bisnis mereka.
b) Learning : upaya pembelajaran terus-menerus (knowledge management); dan
c) Leadership : kepemimpinan tidak hanya sebagai penujuk arah namun pembimbing menuju
keberhasilan dalam melawan kompleksitas dan menciptakan sebuah organisasi yang ulet
(resilient organization).

MATERI POKOK 4. ADAPTIF DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH

A. Pemerintahan Yang Adaptif


 Pemerintahan adaptif bergantung pada jaringan yang menghubungkan individu, organisasi, dan
lembaga di berbagai tingkat organisasi.
 Pemerintahan adaptif juga menyediakan pendekatan kolaboratif fleksibel berbasis pembelajaran
untuk mengelola ekosistem yang disebut sebagai "pengelolaan bersama adaptif".
 Sistem pemerintahan adaptif sering mengatur diri sendiri sebagai jejaring sosial dengan tim dan
kelompok aktor yang memanfaatkan berbagai sistem pengetahuan dan pengalaman untuk
pengembangan pemahaman kebijakan bersama.
 Indikator-indikator pemerintah adaptif :
a) Pengembangan sumber daya manusia adaptif;
b) Penguatan organisasi adaptif; dan
c) Pembaharuan institusional adaptif.
 Tata kelola adaptif : mengacu pada evolusi aturan dan norma yang mempromosikan kepuasan
kebutuhan dan preferensi manusia yang mendasari perubahan yang diberikan dalam
pemahaman, tujuan, dan konteks sosial, ekonomi dan lingkungan.

B. Pemerintah dalam Pusaran Perubahan yang Dinamis (Dynamic Governance)


 Pencapaian atau kinerja organisasi saat ini bukanlah jaminan untuk kelangsungan hidup di masa
depan, lingkungan yang terus berubah dan penuh ketidakpastian.
 Organisasi pemerintah tidak dijamin mampu menghadapi seluruh perubahan yang terjadi sangat
cepat dan dinamis di sekitarnya, kecuali dirinya pun harus ikut serta bergerak dinamis.
 Kata kunci yang digunakan adalah organisasi pemerintah adalah organisasi pemerintah yang
selalu belajar (learning organization), inovasi, dan perubahan itu sendiri.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 33


 Dua modal utama untuk mengembangkan kemampuan tata kelola yang dinamis, yaitu orang-
orang yang memiliki kemampuan, dan proses yang lincah.
 Tata kelola yang dinamis akan mencapai relevansi saat ini dan masa depan dan efektivitas
melalui kebijakan yang terus beradaptasi dengan perubahan di lingkungan.
 Terdapat tiga kemampuan kognitif proses pembelajaran fundamental untuk pemerintahan
dinamis yaitu :
a) Berpikir ke depan (think ahead) : untuk memahami bagaimana masa depan akan
mempengaruhi negara dan menerapkan kebijakan untuk memungkinkan orang-orang mereka
mengatasi potensi ancaman dan mengambil memanfaatkan peluang baru yang tersedia.
b) Berpikir lagi (think again) : untuk memikirkan kembali kebijakan dan program yang ada
untuk menilai apakah masih relevan dengan agenda nasional dan kebutuhan jangka panjang
masyarakat
c) Berpikir lintas (think across) : pemerintah perlu berpikir lintas mengenai batas-batas negara
dan domain tradisional dalam pencarian ide-ide dan praktikyang menarik menarik yang
dapat disesuaikan dan dikontekstualkan dengan lingkungan domestik mereka.

C. Pemerintah Sebagai Organisasi yang Tangguh


 Ketahanan (ketanggunghan) berarti kapasitas untuk bertahan dalam jangka panjang kinerja
yang biasa-biasa saja dan buruk juga memiliki bahaya yang sama bagi ketahanan organisasi.
 Dimensi pembangunan organisasi yang tangguh :
a) Kecerdasan organisasi : organisasi menjadi cerdas ketika mereka berhasil mengakomodasi
banyak suara dan pemikiran yang beragam.
b) Sumber Daya : organisasi memiliki banyak akal ketika mereka berhasil mengurangi
perubahan atau bahkan lebih baik, menggunakan kelangkaan sumber daya untuk terobosan
inovatif.
c) Desain : organisasi dirancang dengan kokoh ketika karakteristik strukturalnya mendukung
ketahanan dan menghindari jebakan sistemik.
d) Adaptasi : organisasi adaptif dan fit ketika mereka melatih perubahan.
e) Budaya : organisasi mengekspresikan ketahanan dalam budaya ketika mereka memiliki sisi
nilai-nilai yang tidak memungkinkan organisasi untuk menyerah atau menyerah tetapi malah
mengundang anggotanya untuk bangkit menghadapi tantangan.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 34


MODUL 7. KOLABORATIF

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 35


MATERI POKOK 1. KONSEP KOLABORASI
A. Definisi Kolaborasi
 Kolaborasi sebagai suatu proses berpikir dimana pihak yang terlibat memandang aspek-aspek
perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan
keterbatasan pandangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan (Gray,1989).
 Kolaborasi merupakan proses kompleks yang membutuhkan sharing pengetahuan yang
direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab (Lindeke dan Sieckert, 2005).

B. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)


 Collaborative governance merupakan sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan
interaksi saling menguntungkan antar aktor governance (Irawan, 2017).
 Collaborative Governance sebagai sebuah aransemen tata kelola pemerintahan yang mana satu
atau lebih institusi publik secara langsung melibatkan aktor non pemerintahan dalam sebuah
proses pembuatan kebijakan kolektif yang bersifat formal, berorientasi konsesus, dan
konsultatif dengan tujuan untuk membuat atau mengimplementasikan kebijakan publik,
mengelola program atau aset publik (Ansell dan Gash, 2007).

 Kriteria dalam Collaborative Governance, yaitu :


a) Forum tersebut diinisiasi oleh institusi publik;
b) Partisipan dalam forum tersebut mencakup aktor nonpemerintah;
c) Partisipan harus terlibat secara langsung dalam pembuatan kebijakan dan tidak sekedar
“berkonsultasi” dengan pihak pemerintah;
d) Forum harus teroganisasi secara formal dan ada pertemuan secara kolektif;
e) Forum bertujuan membuat keputusan yang diambil berdasarkan konsesus; dan
f) Fokus kolaborasi pada kebijakan publik atau manajemen publik.

 Tahapan dalam melakukan assessment terhadap tata kelola kolaborasi yaitu :


a) Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
b) Merencanakan aksi kolaborasi; dan
c) Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.

 Faktor yang mempengaruhi proses kolaborasi :


a) Starting condition :
1) membangun kepercayaan;
2) face to face dialogue,
3) commitment to process;
4) pemahaman bersama, serta
5) pengembangan outcome antara.
b) Desain kelembagaan yang salah satunya proses transparansi serta faktor kepemimpinan.

C. Whole of Government (WoG) : Kongkretisasi Kolaborasi Pemerintahan


 WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik.
 Kata kunci : Kolaboratif, koordinasi, integrasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama,
melibatkan sejumlah kelembagaan/elemen pemerintahan.
 WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
 WoG merupakan jawaban untuk sulitnya koordinasi akibat fragentasi sektor dan eskalasi
regulasi di tingkat sektor.
 Pendekatan WoG di beberapa negara ini dipandang sebagai bagian dari respon terhadap ilusi
paradigma New Public Management (NPM) yang banyak menekankan aspek efisiensi dan
cenderung mendorong ego sektoral dibandingkan perspektif integrasi sektor.
 WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-
sekat sektoral yang selama ini terbangun dalam model NPM.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 36


 WoG dipandang menunjukkan atau menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja
lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
 WoG menekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau lembaga pemerintah
dalam mencapai tujuan-tujuan bersama.
 WoG tidak hanya merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi sekat-sekat sektor, tetapi
juga penekanan pada kerjasama guna mencapai tujuan-tujuan bersama.

 Mengapa WoG Penting?


a) Adanya faktor-faktor eksternal :
1) Dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.
2) Perkembangan teknologi informasi
3) Situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks
b) Faktor-faktor internal : adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari
adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan (Ego Sektoral - Mentalitas Silo).
c) Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya
mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.

MATERI POKOK 2. PRAKTIK DAN ASPEK NORMATIF KOLABORASI PEMERINTAH

A. Panduan Perilaku Kolaboratif


 Indikator organisasi yang memiliki collaborative culture :
a) Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi;
b) Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang
diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;
c) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil
risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan);
d) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi. Setiap kontribusi dan
pendapat sangat dihargai;
e) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
f) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
g) Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang
diberikan.

 Aktivitas kolaborasi antar organisasi yaitu:


a) Kerjasama Informal;
b) Perjanjian Bantuan Bersama;
c) Memberikan Pelatihan;
d) Menerima Pelatihan;
e) Perencanaan Bersama;
f) Menyediakan Peralatan;
g) Menerima Peralatan;
h) Memberikan Bantuan Teknis;
i) Menerima Bantuan Teknis;
j) Memberikan Pengelolaan Hibah; dan
k) Menerima Pengelolaan Hibah

 Proses dalam menjalin kolaborasi yaitu:


a) Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi;
b) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi yang baik dan bersungguh-sungguh;
c) Komitmen terhadap proses : pengakuan saling ketergantungan, sharing ownership dalam
proses serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
d) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan
e) Menetapkan outcome antara.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 37


B. Kolaboratif dalam Konteks Organisasi Pemerintah
 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah
kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi
pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik.
 Faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintah :ketidakjelasan batasan
masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi. Selain itu, dasar hukum
kolaborasi juga tidak jelas.

C. Aspek Normatif Kolaborasi Pemerintahan


 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan :
a) Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan Kewenangan lintas Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan”
b) Bantuan Kedinasan yaitu kerja sama antara Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan guna
kelancaran pelayanan Administrasi Pemerintahan di suatu instansi pemerintahan yang
membutuhkan.
c) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan Kedinasan kepada Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta dengan syarat :
1) Keputusan dan/atau Tindakan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan yang meminta bantuan;
2) Penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan karena kurangnya tenaga dan fasilitas yang dimiliki oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan;
3) Dalam hal melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakannya
sendiri;
4) Apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan kegiatan pelayanan publik, Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan membutuhkan surat keterangan dan berbagai dokumen
yang diperlukan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lainnya; dan/atau
5) Jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan biaya, peralatan,
dan fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan tersebut.
d) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat menolak memberikan Bantuan Kedinasan
apabila:
1) mempengaruhi kinerja Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan pemberi bantuan;
2) surat keterangan dan dokumen yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan bersifat rahasia; atau ketentuan peraturan perundang-undangan
tidak memperbolehkan pemberian bantuan.

 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara :


a) Hubungan fungsional antara Kementerian dan lembaga pemerintah nonkementerian
dilaksanakan secara sinergis sebagai satu sistem pemerintahan dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan”
b) Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian yang melaksanakan urusan dalam rangka
penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah, menyelenggarakan fungsi:
1) perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya;
2) koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
3) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; dan
4) pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya

 Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara : diatur
bahwa Menteri dan Menteri Koordinator dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus
bekerja sama dan menerapkan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 38


 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah :
a) Agar tercipta sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah, kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian berkewajiban membuat norma, standar, prosedur, dan kriteria
(NSPK) untuk dijadikan pedoman bagi Daerah dalam menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah dan menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.
b) Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, Daerah dapat mengadakan kerja sama
yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling
menguntungkan. Kerja sama dimaksud dapat dilakukan oleh Daerah dengan:
1) Daerah lain : Kerja sama dengan Daerah lain ini dikategorikan menjadi kerja sama wajib
dan kerja sama sukarela;
2) pihak ketiga; dan/atau lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja : Pemerintah Pusat dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren berwenang untuk:
a) menetapkan NSPK dalam rangka penyelenggaraan Urusan Pemerintahan. Penetapan NSPK
ini mengacu atau mengadopsi praktik yang baik (good practices); dan
b) melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.

----- SELAMAT BELAJAR SEMOGA SUKSES DAN BERKAH -----

Dwi Rahmanendra, KLHK 2022 39

Anda mungkin juga menyukai