Anda di halaman 1dari 12

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

2.1. Deskripsi Organisasi


2.1.1. Profil UPTD Puskesmas Antar Brak
UPT. Puskesmas Antar Brak adalah Pusat Pelayanan
Kesehatan Masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan
Limau Kabupaten Tanggamus dengan luas wilayah 14.131
Ha yang terdiri dari 11 Pekon sebagai wilayah kerjanya yaitu :
Tanjung Siom, Banjar Agung, Ketapang, Antar Brak, Kuripan,
Badak, Pariaman, Padang Ratu, Tanjung Jaya, Pekon Ampa,
Tegineneng.
Wilayah Kecamatan Limau merupakan salah satu Kecamatan
di Kabupaten Tanggamus yang juga merupakan hasil dari
pemekaran dari kecamatan Cukuh Balak yang di bentuk
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tanggamus Nomor 5
Tahun 2005, Maka secara administratif menjadi kecamatan
Limau, yang terdiri dari 10 pekon, dan di tahun 2011 terdapat
pemekaran pekon dari pekon Badak yaitu pekon Tanjung
Jaya dengan dimikian jumlah pekonnya menjadi 11 pekon.
Adapun jumlah penduduk pada tahun 2017 adalah 17.770
jiwa dan jumlah penduduk di tahun 2018 adalah 21.525.
UPT Puskesmas Antar Brak terletak di pekon Antar Brak
Dusun Kurung Kamar dengan luas wilayah kerja 14.131 Ha.
jarak tempuh perjalanan antar ibu kota Kabupaten dengan
Wilayah Kecamatan Limau ± 80 Km .Dengan waktu tempuh
perjalanan 2,5 jam.Demikian juga jarak tempuh UPT.
Puskesmas Antar Brak dengan pekon-pekon dalam wilayah
kerja memerlukan waktu tempuh antara ± 1 s/d 3 jam.

Hal ini dikarenakan dipengaruhi wilayah yang sulit, tetapi


dengan adanya Puskesmas Pembantu dan adanya Bidan

4
Pekon, disetiap Pekon masyarakat dapat memperoleh
pelayanan kesehatan secara layak dan merata.
Secara administratif wilayah kerja UPT Puskesmas Antar
Brak kecamatan Limau berbatasan dengan :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Bulok/Pagelaran
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Semaka
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kota Agung Timur
d. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cukuh
Balak.

Untuk profil UPTD Puskesmas Antar Brak Kecamatan Limau


beserta struktur organisasinya secara rinci dapat dilihat pada
Lampiran 2.1 Profil Organisasi.

2.1.2. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Organisasi dan Tugas pokok dan
Fungsi
a. Visi
“Terwujudnya Masyarat Yang Sehat Melalui
Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan Yang
Optimal Dan Mandiri “
b. Misi
Puskesmas Antar Brak memiliki misi :
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan yaitu mengupayakan agar pelaksanaan
pembangunan mengacu, berorientasi dan
memperhatikan faktor kesehatan sebagai
pertimbangan utama.

2) Memberdayakan serta mendorong kemandirian


masyarakat dan keluarga dalam pembangunan
kesehatan dengan mengupayakan agar perilaku
hidup bersih dan sehat menjadi kebutuhan
masyarakat

5
3) Memberikan pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang bermutu, merata dan terjangkau

c. Nilai-Nilai Organisasi
SIRIH
S : Sopan : Sopan dalam bertutur kata dan sikap
I : Indah : Lingkungan Puskesmas yang indah
R : Rapi : Rapi dalam berpakaian
I : Inovatif : Inovasi perbaikan mutu yang baik
H :Harmonis : Menjaga keharmonisan dengan teman
kerja, dan klien.

d. Tugas Pokok dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 01 Tahun 2008 tentang Jabatan
Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya adalah
sebagai berikut:

1. Melaksanakan pengkajian data keperawatan pada


keluarga.
2. Melaksanakan analisis data sederhana untuk
merumuskan diagnose keperawatan pada individu
3. Melakukan Asuhan dan dokumentasi pelaksanaan
tindakan keperawatan
4. Melaksanakan tindakan keperawatan dasar
kategori I,II,III,IV
5. Melaksanakan tindakan keperawatan Komplek
kategori I
6. Melaksanakan tugas jaga Rawat Inap dan IGD
7. Melaksanakan tugas limpahan
8. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada
individu
9. Melaksanakan evaluasi keperawatan sederhana
pada individu

2.2. Analisis Isu

6
Identifikasi masalah yang ada pada UPTD Puskesmas Antar Brak
disajikan pada Lampiran 2.2.. Tabel Analisis Identifikasi Isu Prioritas.
Dari identifikasi isu dengan menggunakan analisa Urgency
Seriousness Growth (USG) diperoleh isu prioritas (Core issue)
“Perilaku Hidup Bersih dan Sehat belum Optimal” dengan Rumusan
Masalah Bagaimana Cara Melakukan Optimalisasi Perilaku Hidup
Bersih Sehat Guna Menciptakan Derajat Kesehatan Yang
Meningkat?

2.3. Argumentasi Terhadap Core Issu Terpilih


Isu prioritas yang dipilih dalam rancangan aktualisasi ini adalah
“Perilaku Hidup Bersih dan Sehat belum Optimal”. Isu ini diangkat
karena perlu dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti karena untuk
menekan angka kesakitan di Wilayah Kerja Puskesmas Antar Brak
melalui Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan sehat kepada
masyarakat, kemudian sangat berpengaruh terhadap Derajat
Kesehatan Individu apabila Pola Hidup Bersih dan Sehat tidak
diterapkan dengan baik sehingga mudah terkena penyakit. Isu ini
akan menjadi buruk jika tidak ditangani, karna jika masyarakat tidak
menerapkan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) dapat berdampak
pada semakin tingginya kasus penyakit seperti diare, DBD, dan lain-
lain.

2.4. Nilai Dasar Profesi PNS


ASN harus memiliki pemahaman (internalisasi) dan mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN. Nilai dasar yang harus
dimiliki oleh setiap ASN adalah Akuntabilitas ASN, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu,dan Anti korupsi yang diakronimkan
menjadi ANEKA. Setiap ASN yang profesional harus memiliki
integritas untuk menginternalisasi dan mengaktualisasi nilai-nilai
ANEKA dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari.
Berdasarakan dari kelima nilai dasar ANEKA tersebut, yang harus

7
ditanamkan kepada setiap pegawai ASN, maka perlu dijelaskan
indikator-indikator dari ANEKA, sebagai landasan teori :

1. Akuntabilitas PNS
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering
disamakan dengan responsibiltas atau tanggung jawab.
Namun, pada dasarnya kedua konsep tersebut memiliki arti
yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai (Lembaga
Administrasi Negara, 2015).
PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil
pilihan yang tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak
terlibat dalam politik praktis, melayani masyarakat secara adil
dan konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Terdapat beberapa nilai dasar yang merujuk kepada
akuntabilitas, yaitu
a. Jujur
Terkait dengan kepatuhan tehadap hukum dan pera turan
yang diterapkan
b. Integritas
kewajiban mematuhi semua peraturan, dan dapat
memberikan kepercayaan publik.
c. Adil
Memperlakukan masyarakat/publik secara sama dan adil
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
publik.
d. Tanggung Jawab
Konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan
e. Mendahulukan kepentingan publik
Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik
dengan kepentingan sektor, kelompok dan pribadi

8
f. Transparan
Mendorong komunikasi dan kerjasama serta memberikan
perlindungan dari pengaruh yang tidak seharusnya dan
korupsi dalam pengambilan keputusan sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan masyarakat.
g. Kejelasan Wewenang
Gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi
keeenangan, tujuan dan hasil yang diharapkan.
h. Konsisten
Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
i. Netral
Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari
dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis
Agar nilai akuntabilitas dapat diterapkan secara profesional
terdapat beberapa indikator keberhasilan akuntabilitas, yaitu:
a. Menginternalisasi nilai-nilai dasar akuntabilitas dan
kepentingan public.
b. Mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan
kepentingan pribadi, kelompok dan sektor
c. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari
dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis
memperlakukan masyarakat secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bukan sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. ASN yang
memiliki nasionalisme yang kuat memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa dan Negara serta

9
mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dan semangat
nasionalisme serta wawasan kebangsaan dalam setiap
pelaksanaan fungsi dan tugasnya sesuai bidangnya masing-
masing (Lembaga Administrasi Negara, 2015).
Nilai-nilai yang terkandung dalam nasionalisme pancasila
diantaranya adil dan tidak diskriminasi, profesional dan
berintegritas, menjunjung tinggi keadilan dan kedisiplinan.
Untuk mewujudkan ASN dengan semangat nasionalisme tinggi,
beberapa indikator yang dilakukan untuk mencapai
keberhasilan adalah sebagai berikut:
a. Memiliki pemahaman tentang keragaman bangsa dilihat
aspek sejarah, budaya, dan tingkat kemajuan sosial
ekonomi dan implikasinya terhadap manajemen kebijakan
dan pelayanan publik.
b. Mengenali nilai- nilai perjuangan kemerdekaan,
keteladanan dari para pendiri bangsa, dan menjadikannya
sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
c. Menjaga dan mengimplementasikan nilai-nilai gotong
royong dan kebersamaan sebagai modal sosial dan
kultural penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah prilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas
publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk
memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi
pribadi dan kebijaksanaan didalam pelayanan publik
(Haryatmoko, 2001)
Sementara itu, nilai-nilai dasar etika publik yaitu:

10
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar 1945
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan
santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan (customer) sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya dan bahkan melampaui harapan.
mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mencapai hasil kerja. Mutu juga dapat digunakan sebagai alat
pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis
lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing.
Dalam meningkatkan mutu terdapat 4 komponen yang harus
dipenuhi yaitu, efektifitas, efisiensi, kreatifitas dan inovasi.
a. Efektifitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai
apapun yang dikerjakannya. Efektifitas organisasi tidak
hanya diukur dari performance untuk mencapai target

11
sesuai rencana baik dari aspek mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur
dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan
(customer).
b. Efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang
digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Efisiensi
dapat diukur dari ketepatan realisasi penggunaan sumber
daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang keluar alur (penghematan biaya, waktu,
tenaga dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan).
c. Berpikir kreatif adalah suatu cara berpikir dimana
seseorang mencoba menemukan hubungan-hubungan
baru untuk memperoleh jawaban baru terhadap suatu
masalah. Kreatifitas pada umumnya berkaitan dengan
kemampuan dan keuletan untuk berupaya menemukan
ide-ide ataupun hal-hal baru. Tuntutan globalisasi yang
tengah melanda dunia di berbagai sektor pelayanan publik
menjadikan masyarakat semakin kritis untuk mendapatkan
pelayanan terbaik dari pemerintah. Oleh karena itu setiap
pelayanan harus diupayakan selalu dapat dicari
pemecahan permasalahan yang ada untuk dapat
dicarikan solusi yang dapat segera dikerjakan secara
kreatif.
d. Inovasi adalah kegiatan yang meliputi seluruh proses
menciptakan dan menanarkan jasa atau barang baik yang
sifatnya baru, lebih baik atau lebih murah dibandingkan
dengan yang tersedia sebelumnya. Sebuah inovasi dapat
berupa produk atau jasa yang baru, teknologi proses
produksi yang baru, sistem struktur dan administrasi baru

12
atau rencana baru bagi anggota administrasi (Richad L
Daft,2010).
Nilai-nilai dasar dalam menjalankan komitmen mutu yaitu:
a. Adanya komitmen bagi kepuasan masyarakat
b. Pemberian layanan yang cepat, tepat dan senyum
c. Pemberian layanan yang dapat memberikan perlindungan
kepada publik
d. Pendekatan ilmiah, inovatif dalam pemecahan masalah
e. Upaya perbaikan secara berkelanjutan

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa karena dampaknya
yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang
lebih luas yang tidak hanya berdampak buruk dalam kurun
waktu yang pendek, namun juga secara jangka panjang
(Lembaga Administrasi Negara, 2015).
Adapun nilai-nilai anti korupsi yang diidentifikasi oleh KPK yaitu
jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras
sederhana, berani dan adil. Agar prilaku anti korupsi dapat
diwujudkan, maka terdapat beberapa indikator keberhasilan,
yaitu:
a. Mampu mengidentifikasi sikap dan perilaku yang
mengarah dan atau termasuk prilaku korupsi.
b. Mampu menjelaskan cara-cara menghindari prilaku
korupsi.
c. Mampu menjelaskan risiko dari tindakan korupsi bagi
dirinya, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan.

6. Whole of Government (WoG)


Whole of Government adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yangbmeyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup organisasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan

13
pembangunan kebijakan, menejemen program dna pelayanan
masyarakat. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang memberikan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan
yang relevan. Whole of Government bertujuan menciptakan
Good Governance di mana terdapat tig pilar di dalamnya, yaitu
pemerintah, swasta/bisnis dan masyarakat.

7. Pelayanan public
Pelayanan public dadalah semua jenis pelayanan untuk
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis
barang dan jasas yang memiliki eksternalisasi tinggi dan sangat
diperlukan masyarakat serta penyediaannya terkait dengan
upaya ewujudkan tujuan bersams tercantum dalam konstitusi
maupun dokumen pemerintah, baik dalam rangka memenuhi
hak dan kebutuhan dasar warga, mancapai tujuan strategis
pemerintahan dan memenuhi komitmen dunia internasional.

8. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika public, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen
ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil. Manajemen ASN meliputi penyusunan dan
penetapan kebutuhann pengadaan, pangkat dan
jabatan,pengembangan karir, pola karis, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian,jaminan pensiun dan perlindungan.
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.
Adapun azas-azas menjemen ASN antara lain :
a. Kepastian hukum

14
b. Profesionalitas
c. Proporsionalitas
d. Keterpaduan
e. Delegasi
f. Netralitas
g. Akuntabilitas
h. Efektif dan Efisien
i. Keterbukaan
j. Non diskriminatif
k. Persatuan
l. Kesetaraan
m. Keadilan dan
n. Kesejahteraan

2.5. Matrik Rancangan Aktualisasi


Rancangan Aktualisasi Optimalisasi Perilaku Hidup Bersih Sehat
Guna Menciptakan Derajat Kesehatan Yang Meningkat disajikan
pada Lampiran 2.3. Tabel Rancangan Aktualisasi Optimalisasi
Perilaku Hidup Bersih Sehat Guna Menciptakan Derajat Kesehatan
Yang Meningkat Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Antar Brak
Kecamatan Limau.

2.6. Jadwal Rancangan Aktualisasi


Jadwal Rancangan Aktualisasi “Optimalisasi Perilaku Hidup Bersih
Sehat Guna Menciptakan Derajat Kesehatan Yang Meningkat"
disajikan pada Lampiran 2.4. Tabel Jadwal Rancangan Aktualisasi.

15

Anda mungkin juga menyukai