Anda di halaman 1dari 53

CORPORATE ENABLER ACADEMY

BEHAVIOUR BASED SAFETY


CEA.1.4.5.xx.3
TAHUN 2014

1
Curriculum Vitae
 Nama : Sarjito
 NIP : 6184012-P2B
 Jabatan : Ahli Pemeliharaan TJBB (Eks. DM LK2K3)

 Riwayat Pekerjaan Utama :


1. Masuk PLN di UPB Ungaran (Perencanaan) : 1984.
2. Dispacher Area 3 UPB Ungaran : 1985 -1987.
3. Kepala Urusan Pemeriksaan Pekerjaan UPB Ungaran : 1987-1995.
4. Fungsional Operasi Sistem UPB Ungaran : 1995-1999.
5. Fungsional Perencanaan Pembangkit P3B JB : 1999-2005.
6. ASMEN Anggaran RJTD : 2005-2008.
7. Fungsional Perencanaan Perusahaan P3B JB : 2008-2011.
8. DM Perencanaan Perusahaan P3B JB : 2011-2015.
9. DM LK2K3 TJBB : 2016-2017.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 2
LATAR BELAKANG
Corporate Enabler Academy

• Tingginya angka kecelakaan di beberapa perusahaan

• 80 % Kecelakaan kerja disebabkan oleh Unsafe Action


(Perilaku tidak aman)
• Merubah perilaku Unsafe Action menjadi Safe Action
• Iceberg Paradigm (Paradigma Gunung Es)

BEHAVIOUR BASED SAFETY


Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 3
MITOS BBS Corporate Enabler Academy

(Menurut H.L Kaila)

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 4
Corporate Enabler Academy

TUJUAN BEHAVIOUR BASED SAFETY

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 5
Corporate Enabler Academy

PENGERTIAN PERILAKU
• Menurut E. Scott Geller :
Apa yang seseorang katakan atau lakukan yang merupakan
hasil dari pikirannya, perasaannya, atau diyakininya.
• Menurut Notoatmodjo :
Bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam
memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik
atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 6
Corporate Enabler Academy

Faktor Penentu Perilaku


• Faktor Internal :
Karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan dan
berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar

• Faktor Eksternal :
Meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non-fisik

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 7
Corporate Enabler Academy

PENGERTIAN BBS
Sebuah pendekatan untuk keselamatan yang berfokus pada
perilaku pekerja sebagai penyebab terbesar terjadinya
kecelakaan dan cedera yang berhubungan dengan
pekerjaan, selain itu merupakan aplikasi sistematis dari
riset psikologi tentang perilaku manusia pada masalah
keselamatan (safety) ditempat kerja yang memasukkan
proses umpan balik secara langsung dan tidak langsung.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 8
Corporate Enabler Academy

PENGERTIAN BBS
• Pendekatan pro aktif terhadap manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja
• Pendekatan pro aktif terhadap pencegahan terjadinya
kecelakaan dan cedera
• Fokus terhadap perilaku berisiko atau perilaku tidak aman
yang dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera
• Fokus terhadap perilaku aman dalam bekerja yang dapat
berkontribusi terhadap pencegahan kecelakaan dan cedera

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 9
Corporate Enabler Academy

7 KRITERIA PELAKSANAAN BBS


1. Melibatkan Partisipasi Karyawan
BBS menerapkan sistem bottom-up, sehingga individu yang berpengalaman
dibidangnya terlibat langsung dalam mengidentifikasi perilaku kerja tidak aman
(unsafe behavior).

2. Memusatkan perhatian pada unsafe behavior yang spesifik


Untuk mengidentifikasi faktor di lingkungan kerja yang memicu terjadinya
perilaku tidak selamat para praktisi menggunakan teknik behavioral analisis dan
memberi hadiah (reward) tertentu pada individu yang mengidentifikasi perilaku
tidak selamat.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 10
Corporate Enabler Academy

7 KRITERIA PELAKSANAAN BBS


3. Didasarkan pada Data Hasil Observasi
Observer memonitor perilaku selamat pada kelompok mereka dalam waktu tertentu. Makin banyak
observasi makin reliabel data tersebut, dan safe behavior akan meningkat.

4. Memusatkan perhatian pada unsafe behavior yang spesifik


Hasil observasi atas perilaku kerja dirangkum dalam data persentase jumlah safe
behavior. Berdasarkan data tersebut bisa dilihat letak hambatan yang dihadapi.
Data ini menjadi umpan balik yang bisa menjadireinforcement positif bagi
karyawan yang telah berperilaku kerja aman, selain itu bisa juga menjadi dasar
untuk mengoreksi unsafe behavior yang sulit dihilangkan

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 11
Corporate Enabler Academy

7 KRITERIA PELAKSANAAN BBS


5. Melibatkan Intervensi Secara Sistematis dan Observasional
Melibatkan seluruh departemen atau lingkungan kerja, karyawan diminta untuk
menjadi relawan yang bertugas sebagai observer yang tergabung dalam
sebuah project team. Observer dilatih agar dapat menjalankan tugas mereka.
kemudian mengidentifikasi unsafe behavior yang diletakkan dalam check list.
Kemudian dibuatkan jadwal untuk observasi hingga ditentukan hasil akhir

6. Menitikberatkan pada Umpan Balik terhadap Perilaku Kerja


umpan balik dapat berbentuk umpan balik verbal yang langsung diberikan pada
karyawan sewaktu observasi, umpan balik dalam bentuk data (grafik) yang
ditempatkan dalam tempat-tempat yang strategis dalam lingkungan kerja.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 12
Corporate Enabler Academy

7 KRITERIA PELAKSANAAN BBS


7. Membutuhkan Dukungan dari Manager
Komitmen manajemen terhadap proses behavior based safety biasanya
ditunjukkan dengan memberi keleluasaan pada observer dalam menjalankan
tugasnya, memberikan penghargaan yang melakukan perilaku selamat,
menyediakan sarana dan bantuan bagi tindakan yang harus segera dilakukan,
membantu menyusun dan menjalankan umpan balik, dan meningkatkan inisiatif
untuk bertindak selamat dalam setiap kesempatan.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 13
Corporate Enabler Academy

7 KRITERIA PELAKSANAAN BBS


7. Membutuhkan Dukungan dari Manager
Komitmen manajemen terhadap proses behavior based safety biasanya
ditunjukkan dengan memberi keleluasaan pada observer dalam menjalankan
tugasnya, memberikan penghargaan yang melakukan perilaku selamat,
menyediakan sarana dan bantuan bagi tindakan yang harus segera dilakukan,
membantu menyusun dan menjalankan umpan balik, dan meningkatkan inisiatif
untuk bertindak selamat dalam setiap kesempatan.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 14
Corporate Enabler Academy

7 PRINSIP BBS
1. Prinsip Pertama
Sepenuhnya melibatkan karyawan mulai dari tingkat structural hingga fungsional untuk
pentingnya perilaku berdasarkan keselamatan serta menetapkan standar untuk semua
karyawan di semua tingkatan untuk berpartisipasi dalam menciptakan perilaku yang aman di
dalam lingkungan kerja maupun saat bekerja.

2. Prinsip Kedua
Menjelaskan bahwa sekecil apapun perilaku yang tidak aman dapat
menyebabkan kecelakaan dan meningkatkan jumlah angka kecelakaan dan
cedera. Menciptakan checklist untuk berperilaku aman dan disetujui oleh seluruh
karyawan sebagai monitor untuk menciptakan perilaku aman di dalam bekerja.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 15
Corporate Enabler Academy

7 PRINSIP BBS
3. Prinsip Ketiga
Pelatihan terhadap seluruh karyawan tentang perilaku keselamatan untuk berperan sebagai
pemantau berjalannya perilaku keselamatan, sebagai pengamat aktif terhadap perilaku
keselamatan di dalam bekerja keamanan melaporkan keterlibatan dan kepatuhan karyawan
dalam melaksanakan atau melakukan perilaku aman.

4. Prinsip Keempat
Mengulas tentang kecelakaan atau kejadian yang menyebabkan cedera yang
sebelumnya pernah terjadi di dalam perusahaan yang berguna untuk
pengambilan keputusan serta implementasi perubahan.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 16
Corporate Enabler Academy

7 PRINSIP BBS
5. Prinsip Kelima dan Keenam
Meningkatan intervensi atau keterlibatan seluruh karyawan melalui pertemuan rutin dan
pengemukaan pendapat yang berkaitan dengan kelangsungan program perilaku berbasis
keselamatan serta memberikan evaluasi kepada karyawan tentang praktik individu yang telah
mereka laksanakan sesuai dengan standar perilaku keselamatan yang telah ditetapkan.

6. Prinsip Ketujuh
Komitmen manajemen atau pemimpin adalah kunci penting untuk memberikan
pendampingan dan contoh bagi karyawan untuk melakukan perilaku yang aman
dalam bekerja serta lingkungan kerja.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 17
Senin, 10 Juli 17: 11.00 – 15.00

ANALISIS PERILAKU
Corporate Enabler Academy

(BEHAVIORAL ANALYSIS)
Analisis perilaku merupakan ilmu perilaku yang
mengembangkan serta menganalisis prosedur-prosedur
praktek secara eksperimental supaya menghasilkan
perubahan perilaku yang bermakna secara sosial.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 18
Corporate Enabler Academy

PROSES BBS

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 19
Corporate Enabler Academy

MODEL ABC
Model ABC terdiri dari 3 Elemen yaitu :
• Activator/Antecedent
Dapat dideskripsikan sebagai orang, tempat, sesuatu, atau kejadian yang datang
sebelum perilaku terbentuk yang dapat mendorong kita untuk melakukan sesuatu
atau berkelakuan tertentu.
• Behaviour / Perilaku
Sesuatu yang dilakukan oleh seseorang yang dapat kita lihat
• Konsekuensi
Kejadian-kejadian yang mengikuti perilaku dan mengubah adanya kemungkinan
perilaku akan terjadi kembali di masa datang.
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 20
Corporate Enabler Academy

KONSEKUENSI
KONSEKUENSI DIBAGI MENJADI DUA, YAITU :
1. Konsekuensi Positif
Contoh : - Safety Briefing / Safety Induction
- Bekerja sesuai Prosedur dan Instruksi Kerja

2. Konsekuensi Negatif
Contoh : - Merokok di Area mudah terbakar
- Tidak menggunakan APD saat bekerja High
Risk
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 21
REINFORCEMENT
Corporate Enabler Academy

(Penguatan/Memperkuat)
Penguatan berarti memperkuat. Penguatan (reinforcement)
adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa
suatu perilaku akan terjadi. Istilah reinforcement mengacu
pada peristiwa-peristiwa yang memperkuat perilaku. Ada 2
macam Reinforcement (Penguatan) :
1. Reinforcement Positif
2. Reinforcement Negatif

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 22
Corporate Enabler Academy

REINFORCEMENT POSITIF
Reinforcement positif adalah peristiwa menyenangkan dan
diinginkan, peristiwa ramah, yang mengikuti sebuah
perilaku.
Contoh : Manajemen akan memberikan penghargaan atau penilaian
lebih kepada para pekerja yang mau mengunakan APD dan
melaksanakan prosedur kerja saat melaksanakan pekerjaan.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 23
Corporate Enabler Academy

REINFORCEMENT NEGATIF
Reinforcement negatif adalah peristiwa (atau persepsi dari
suatu peristiwa) yang tidak menyenangkan dan tidak
diinginkan, ini juga memperkuat perilaku.
Contoh : Makin banyak karyawan menggunakan APD meskipun
tidak nyaman dan terdapat sanksi-sanksi dalam penilaian kinerja
perusahaan, supaya dapat meredakan ketakutan mereka terhadap
kecelakaan. Usaha mengurangi ketakutan itulah yang menguatkan
pemakaian APD

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 24
PUNISHMENT
Corporate Enabler Academy

(Hukuman)
Hukuman (punishment) adalah suatu konsekuensi negatif
yang menekan atau melemahkan perilaku.
Contoh : Manajemen memberikan surat peringatan atau
memberikan nilai jelek terhadap kinerja pegawai yang secara tidak
konsisten melakukan menggunakan APD atau melaksanakan perilaku
aman dalam bekerja. Dengan adanya hukuman maka perilaku yang
tidak aman diharapkan dapat dihentikan.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 25
IGNORING
Corporate Enabler Academy

(Pengabaian)
Merupakan pengabaian terhadap suatu perilaku (baik yang
diinginkan maupun yang tidak diinginkan)
Contoh : Pekerja yang konsisten menggunakan APD atau
melaksanakan prosedur tidak diberikan penghargaan (penguatan
positif) atau sebaliknya ketika pekerja merasa tidak nyaman
mengunakan APD atau prosedur kerja tidak dilakukan proses
pembelajaran kembali / sosialisasi (penguatan negatif) atau dinilai
jelek dalam penilaian kinerja (sebagai Punishment)

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 26
Corporate Enabler Academy

PEMETAAN PERILAKU ANALISIS


Sebelum masuk ke dalam penjelasan kolom pemetaan
maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan konsekuensi terhadap pekerja, yaitu :
• Perilaku sasaran ada, tetapi tidak dalam frekuensi yang cukup
Contoh: Pekerja menggunakan APD saat melaksanakan tetapi tidak rutin dalam
memakai APD tersebut.
• Perilaku sasaran ada,tetapi tidak dalam jangka waktu yang
mencukupi
Contohnya: Pekerja menggunakan APD hanya pada saat dilakukan audit atau
inspeksi

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 27
Corporate Enabler Academy

PEMETAAN PERILAKU ANALISIS


• Perilaku sasaran ada,tetapi tidak dalam bentuk yang diharapkan
Contoh : Para pekerja ingin menggunakan APD tetapi APD yang tersedia sangatlah
terbatas untuk digunakan seluruh pekerja
• Perilaku sasaran ada,tetapi tidak tepat dalam saat yang tepat
Contoh : Pekerja mengunakan APD pada saat dia mengalami kecelakaan kerja.
• Perilaku sasaran tidak ada sama sekali
• Contoh : Pekerja tidak mengunakan APD pada saat melakukan pekerjaan.
• Ada Perilaku tandingan
Contoh : Pekerja mengunakan APD akan mendapatkan reward dari manajemen
• Perilaku sasaran merupakan perilaku kompleks
Contoh : Pekerja yang baru terjun didalam pekerjaan diberikan pendidikan atau
pengetahuan tentang penggunaan APD dan bekerja berdasarkan keselamatan.
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 28
PEMETAAN PERILAKU ANALISIS Corporate Enabler Academy

NO Perilaku yang diobervasi Antesenden Terencana Konsekuensi

1 Pekerja tidak mengetahui tentang Memberikan sosialisasi, pendidikan serta Para pekerja yang mau

keselamatan kerja dan dampak dari pelatihan Tentang keselamatan kerja mendengarkan sosialisasi,

kecelakaan kerja serta memberikan tata cara pencegahan pendidikan serta pelatihan

secara langsung atau audio visual diberikan reward

2 Pekerja mulai menggunakan APD dan Pekerja mengajak rekannya untuk Manajemen memberikan reward
mematuhi prosedur kerja dalam mengunakan APD pada saat bagi pekerja yang mau
melaksanakan pekerjaan melaksanakan pekerjaan menggunakan APD dan
mematuhi prosedur kerja saat
melaksanakan pekerjaan.

3 Pekerja merasa takut atau was was saat Para pekerja menyampaikan ketakutan instruktur memberikan motivasi
diberikan penjelasan tentang dampak mereka kepada rekan kerjanya dan pendekatan kepada pekerja
dari tidak mematuhi keselamatan kerja agar tidak takut karena
yaitu kecelakaan kerja manfaatnya untuk keselamatan
kerja pekerja di lapangan
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 29
Senin, 10 Jul 17: 15 s.d 17

DEVELOPMENT OF CRITICAL BEHAVIOURAL CHECKLIST


(PENGEMBANGAN CHECKLIST PERILAKU KRITIS/BERBAHAYA)

Proses Behaviour Based Safety, salah satu prosesnya adalah


mengidentifikasi perilaku kritis / berbahaya, identify critical behavioural.

Sebelum kita membahas tentang checklist perilaku kritis/berbahaya,


langkah awal yang harus lakukan adalah mengidentifikasi perilaku kritis
atau berbahaya yang berpotensi menyebabkan cedera atau kecelakaan

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal
Langkah - langkah
Langkah untuk mengidentifikasi perilaku kritis atau berbahaya :
• Lihatlah tren kecelakaan / insiden yang sering terjadi untuk
menentukan risiko terbesar yang menyebabkan kecelakaan
• Melakukan evaluasi terhadap bahaya dari seluruh fasilitas baik
peralatan maupun tempat kerja untuk menentukan daerah-daerah
atau peralatan yang memiliki risiko terbesar yang dapat
menyebabkan kecelakaan
• Lihatlah pekerjaan yang memiliki potensi bahaya yang tinggi yang
dapat menyebabkan kecelakaan hingga kematian. Sebagai contoh :
pekerjaan pemeliharaan pada jaringan tegangan menengah.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 31
Langkah - langkah
Tentukan praktek tersebut :
• Setelah perilaku, peralatan, maupun pekerjaan telah diidentifikasi,
kemudian uraikan langkah tersebut ke dalam proses. Langkah-
langkah harus cukup rinci sehingga karyawan atau pengawas K3
dapat mengevaluasi. Sebagai contoh, salah satu item pada checklist
adalah alat pelindung diri (APD). Uraikan secara spesifik tentang APD
jenis apa yang diperlukan.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 32
Langkah - langkah
Uraikan pekerjaan menjadi empat perilaku kritis / berbahaya, yaitu :
• APD (Alat Pelindung Diri) - Tentukan apa saja alat pelindung diri yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Uraikan secara spesifik sehingga
orang yang melakukan pengamatan tahu persis apa yang harus dicari.
• Tata ruang - Pengamat akan mengevaluasi area kerja dan
mendokumentasikan perilaku serta kondisi kritis atau berbahaya dan
hambatan untuk keselamatan kerja.
• Pengunaan Peralatan dan Perlengkapan - pengamat perlu mengetahui alat-
alat dan peralatan yang sesuai yang akan digunakan saat melakukan tugas
ini. Mereka juga harus memahami bagaimana alat-alat yang akan digunakan
dengan aman.
• Perlindungan - pengamat akan menentukan apakah karyawan tersebut
melaksanakan tugas dengan cara yang akan melindunginya dari benda
jatuh, paparan bahan kimia, terjatuh dari ketinggian, tersengat listrik dll
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 33
ALUR METODE CHECK LIST

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 34
CHECK LIST

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 35
CHECK LIST

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 36
CHECK LIST

WBGT : Wet-Bulb Globe Temperature

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 37
CHECK LIST

(PERILAKU AMAN)

(KONDISI AMAN)

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 38
Selasa, 11 Juli 17
Corporate Enabler Academy

OBSERVATION METHODOLOGY
(METODE OBSERVASI)
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui
pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan
langsung di lapangan atau lokasi penelitian.

TUJUAN OBSERVASI
Untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung
di lapangan atau tempat penelitian.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 39
JENIS OBSERVASI
• Observasi Partisipasi
Observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara langsung
dalam kegiatan pengamatan di lapangan
Keuntungan cara ini : peneliti merupakan bagian yang integral dari
situasi yang dipelajarinya sehingga kehadirannya tidak memengaruhi
situasi penelitian
Kelemahan cara ini : Ada kecenderungan peneliti terlampau terlibat
dalam situasi itu sehingga prosedur yang berikutnya tidak mudah
dicek kebenarannya oleh peneliti lain.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 40
JENIS OBSERVASI
• Observasi Non Partisipasi
Observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan peneliti
sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini banyak
dilakukan pada saat ini.
Kelemahan cara ini : kehadiran pengamat dapat memengaruhi sikap
dan perilaku orang yang diamatinya

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 41
INSTRUMEN OBSERVASI
1. Check List
merupakan suatu daftar yang berisikan nama-nama responden dan faktor- faktor
yang akan diamati.

2. Rating Scale
merupakan instrumen untuk mencatat gejala menurut tingkatan- tingkatannya

3. Anecdotal Record
merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti mengenai kelakuan-kelakuan luar
biasa yang ditampilkan oleh responden

4. Mechanical device
merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti mengenai kelakuan-kelakuan luar
biasa yang ditampilkan oleh responden
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 42
JENIS OBSERVASI
• Observasi Non Partisipasi
Observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan peneliti
sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini banyak
dilakukan pada saat ini.
Kelemahan cara ini : kehadiran pengamat dapat memengaruhi sikap
dan perilaku orang yang diamatinya

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 43
LANGKAH – LANGKAH OBSERVASI
1. Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan.
2. Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan
diobservasi.
3. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang
diperlukan.
4. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar
berjalan mudah dan lancar.
5. Harus diketahui tentang cara mencatat hasi! observasi,
seperti telah menyediakan buku catatan, kamera, tape
recorder, dan alat-alat tulis lainnya.
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 44
ALAT – ALAT PENGAMATAN
1. Tape recorder, untuk merekam pembicaraan.
2. Kamera, untuk merekam berbagai kegiatan secara visual.
3. Film atau video, untuk merekam kegiatan objek penelitian
secara audio-visual.
4. Buku dan pulpen, untuk mencatat hasil penelitian.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 45
Corporate Enabler Academy

COMMUNICATION SKILLS
(KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI)
komunikasi adalah pemindahan dan pemahaman makna. Pengertian lain
dari komunikasi adalah suatu proses dalam seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat yang menciptakan atau menggunakan
informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 46
KOMPONEN KOMUNIKASI
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.

2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan


disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain .
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan
kepada komunikan.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang
menerima pesan dari pihak lain
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan
pesan atas isi pesan yang disampaikannya .
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 47
PROSES KOMUNIKASI
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.

2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan


disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain .
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan
kepada komunikan.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang
menerima pesan dari pihak lain
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan
pesan atas isi pesan yang disampaikannya .
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 48
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
1. Agresif :
TENTANG KESELAMATAN
Perilaku dimana Anda akan mempertahankan Sikap dan Pendapat, tanpa mempedulikan orang lain, dan menginginkan hasil akhirnya sebagai Pemenang
dari Komunikasi yang terjadi.

Contoh :
- Terlalu banyak membuat permintaan kepada orang lain
- Terlalu dominan dalam menyuruh dan memerintah orang lain
- Kontak Mata cenderung Tegas dan Melotot kepada lawan bicara
- Bahasa Tubuh kaku dan menunjuk-nunjuk atau mengepalkan tangan
- Postur Tubuh Tegang dan cenderung membusungkan dada
- Ekspresi muka tampak memerah atau menahan emosi
- Intonasi suara tinggi dan
Simple, berbicara
Inspiring, keras dengan berapi-api
Performing,
Phenomenal 49
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI TENTANG
2. Pasif :
KESELAMATAN
Perilaku atau Sikap Pasif ibarat Anda selalu menghindari Konflik atau Konfrontasi dengan lawan bicara, demi menjaga suasana damai dan tenang.

Contoh :
- Tidak mampu membuat permintaan kepada lawan bicara atau orang lain
- Terlalu dominan dalam menyuruh dan memerintah orang lain
- Tidak mampu berkata “tidak” atau menolak permintaan orang lain
- Bahasa Tubuh kaku dan menunjuk-nunjuk atau mengepalkan tangan
- Postur Tubuh Tegang dan cenderung membusungkan dada
- Ekspresi muka tampak memerah atau menahan emosi
- Intonasi suara tinggi dan berbicara keras dengan berapi-api
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 50
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI TENTANG
KESELAMATAN
3. Asertif / Tegas :
Perilaku atau Sikap inilah yang merupakan salah satu Tabiat atau Perilaku Manusia Efektif.  Anda tidak mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi pun
sebaliknya tidak semena-mena menahan diri dari intervensi orang lain.

Contoh :
- Mampu membuat permintaan kepada orang lain dengan cara wajar,
tanpa menunjukkan Sikap Kuasa atau Kata Perintah
- Mampu menolak Permintaan Orang lain dengan Sikap Wajar, Sopan
dan Tidak menyakiti Perasaan Orang lain dan Perasaan Diri Sendiri
- Kontak Mata terjadi secara Wajar, dengan Pandangan yang Tenang
dan Pantas
- Berbicara dengan Intonasi Sedang, Volume Suara Cukup, dan terasa
Simple, Inspiring, Performing,
Lemah Lembut Phenomenal 51
PRAKTEK KOMUNIKASI

SEE AT HANDBOOK

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 52
PERILAKU AMAN
OBSERVASI
PERILAKU TIDAK AMAM

DIKAJI DENGAN TEORI


TINDAK LANJUT HASIL A, B, C
KESIMPULAN

KOMUNIKASIKAN
DENGAN PERSONIL REKOMENDASI
DAN MANAJEMEN PERBAIKAN PERILAKU
TIDAK AMAN

PERBAIKAN
BERKELANJUTAN
SEMUA MONITORING
BERPERILAKU EVALUASI (MONEV)
AMAN

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 53

Anda mungkin juga menyukai