PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
I. PERATURAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
1. KESELAMATAN KERJA
Pasal 9
Melakukan pelatihan terhadap
Mengenai pembinaaan dan pelatihan
karyawan mengenai Keselamatan dan
terhadap karyawan mengenai
Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Pasal 10
Membentuk struktur organisasi P2K3
Pembentukan Panitia Pembina
Undang-Undang R I No. 1 Tahun (Panitia Pembina Keselamatan dan
1.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) Departemen GA
1970 Tentang Keselamatan kerja Kesehatan Kerja)
di perusahaan
Pasal 11
Kewajiban melaporkan kejadian Melaporkan kejadian kecelakaan
kecelakaan
Memenuhi hak dan kewajiban kerja
Pasal 12
terkait Keselamatan dan Kesehatan
Hak dan kewajiban tenaga kerja
Kerja.
Pasal 13
Melakukan pelatihan K3 dan mematuhi
Kewajiban tenaga kerja memasuki area
petunjuk Keselamatan dan Kesehatan
kerja harus mematuhi petunjuk
Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 86
Memberikan pendidikan kepada
Undang-Undang R I No. 13 Tahun Setiap pekerja/buruh berhak mendapatkan
1.2 a. karyawan mengenai Keselamatan dan Departemen GA
2003 Tentang Ketenagakerjaan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan
Kesehatan Kerja (K3)
Kerja (K3).
Pasal 3, ayat 2 2.
Untuk dapat ditunjuk sebagai ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
harus memenuhi syarat-syarat
a. Mempunyai keahlian khusus Sertifikasi ahli Keselamatan dan
a. b. Telah mengikuti pendidikan oleh Kesehatan Kerja (K3) oleh instansi
Depnakertrans terkait
Permenaker RI No.
Per.03/MEN/1978
Tentang : Penunjukan dan c. Mengetahui ketentuan peraturan
1.3 Departemen GA
Wewenang Serta Kewajiban perundangan pada umumnya dan bidang
Pegawai Pengawas K3 dan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
K3
Pasal 2, ayat 1
Penyelenggaraan organisasi Panitia
Setiap tempat kerja dengan kriteria
Pembina Keselamatan dan Kesehatan
a. tertentu pengusaha atau pengurus wajib
Kerja (P2K3) yang disyahkan oleh
Permenaker RI No. membentuk Panitia Pembina Keselamatan
instansi terkait
Per.04/MEN/1987 dan Kesehatan Kerja (P2K3)
1.4 Departemen GA
Tentang : P2K3 Serta Tata Cara
Penunjukan Ahli K3
Permenaker RI No.
PENANGGUNG
Per.04/MEN/1987
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
1.4 Departemen
JAWAB GA
Tentang : P2K3 Serta Tata Cara
Penunjukan Ahli K3
Pasal 5, ayat 1 Sertifikasi ahli Keselamatan dan
b. Pengajuan permohonan tertulis kepada Kesehatan Kerja (K3) oleh instansi
menteri yang terkait. terkait
b. Mempunyai tingkat
potensi bahaya tinggi
Ketentuan umum
Peraturan Menaker No.
Suatu alat yang mempunyai Pengadaan Alat Pelindung Diri (PPE)
08/MEN/VII/2010
1.9 kemampuan untuk melindungi seseorang secara cuma - cuma di setiap Departemen GA
Tentang : Alat Pelindung
dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi departemen
Diri (APD)
tubuh tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja
Pasal 2
Setiap pekerja yang mengalami kecelakaan
kerja dan/atau penyakit akibat kerja dapat
memperoleh manfaat Program Kerja Kembali
Pasal 3
PerMenaker RI No. 10/MEN/2016
Manfaat program kerja kembali
Tentang Tata Cara Pemberian
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dapat PT. Samindo Electronics belum
Program Kembali Kerja serta Departemen
1.12 diberikan berdasarkan rekomendasi dokter mendapatkan informasi dan sosialisasi
Kegiatan Promotif dan Kegiatan HRD
penasehat terkait dengan PerMenker No. 10/2016
Preventif Kecelakaan Kerja dan
Pasal 4 Manfaat program kerja kembali
Penyakit Akibat Kerja
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2
diberikan secara komprehensif mulai dari
pelayanan kesehatan, rehabiltasi dan pelatihan
kerja.
Pasal 5 Persyaratan dll...............
Pasal 2, ayat 1
Pengurus dan/atau pengusaha WAJIB
a. menerapkan syarat Keselamatan dan
Permenaker RI No.
Kesehatan Kerja (K3) Elevator dan
Per.06/MEN/2017 Melakukan sertiifikasi Elevator dan
Eskalator
1.13 Tentang : Keselamatan dan Eskalator ke Dinas Tenaga Kerja Departemen GA
Kesehatan Kerja Elevator dan Pasal 3, ayat a setempat
Eskalator Melindungi tenaga kerja dan orang lain
b.
yang berada ditempat kerja dari potensi
bahaya Elevator dan Eskalator
2. KESEHATAN
Pasal 2, ayat 2
Semua perusahaan sebagaimana tersebut Test kesehatan diwajibkan untuk setiap
Departemen
dalam pasal 2 ayat (2) Undang-undang No.1 karyawan baru dengan status tetap
Permenaker RI No. HRD
Tahun 1970 harus mengadakan Pemeriksaan ataupun kontrak
Per.02/MEN/1980 Kesehatan Sebelum Kerja.
Tentang: Pemeriksaan
2.1.
Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Rangka Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.
Permenaker RI No.
Per.02/MEN/1980 PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
Tentang: Pemeriksaan JAWAB
2.1.
Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Pasal 3, ayat 2
Rangka Penyelenggaraan Semua perusahaan sebagaimana dimaksud Penyelenggaraan pemeriksaan berkala
Keselamatan Kerja. pasal 2 ayat (2) tersebut diatas harus terutama untuk karyawan yang rentan Departemen
melakukan pemeriksaan kesehatan berkala dan beresiko terhadap pekerjaan setiap HRD
bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) 1 (satu) tahun sekali.
tahun sekali
Permenaker RI No.
Pedoman ini sebagai acuan untuk
25/MEN/Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan pemeriksaan berkala
menetap kan diagnosis dan penilaian
Pedoman Diagnosis dan terutama untuk karyawan yang rentan Departemen
2.2 cacat karena kecelakaan dan penyakit
Penilaian Cacat Karena dan beresiko terhadap pekerjaan setiap HRD
akibat kerja guna menghitung kompensasi
Kecelakaan dan Penyakit Akibat 1 (satu) tahun sekali.
yang menjadi hak tenaga kerja
Kerja
Pasal 2, ayat 1
… Ditemukan penyakit kerja yang diderita Pembuatan formulir baku untuk proses
a. oleh tenaga kerja, pengurus dan badan pelaporan kepada instansi terkait jika
Permenaker RI No.
yang ditunjuk wajib melaporkan secara ditemukan penyakit akibat kerja.
Per.01/MEN/1981 Departemen
2.3 tertulis…
Tentang : Kewajiban Melapor HRD
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Pasal 4, ayat 3
Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD)
b. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)
disetiap lokasi yang membutuhkan
dengan cuma-cuma.
a. Penetapan kebijakan K3
perkantoran
b. Perencanaan K3 perkantoran
c. Pelaksanaan rencana K3
perkantoran
d.Pemantauan dan evaluasi K3
perkantoran, dan
e. Peninjauan dan peningkatan
Pasal 2 , Tentang Pengaturan Standar
kinerja SMK3 perkantoran.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
perkantoran sebagai acuan pimpinan kantor
dan pengelola gedung dalam menerapkan
pelaksanaan K3 di perkantoran.
Memonitor semua hal tersebut secara
pasal 12 , standar keselamatan dan kesehatan rutin dengan melaksanakan persyaratan
Permenkes No. 48 tahun 2016 kerja yang meliputi persyaratan keselamatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
2.8 Tentang Standar Keselamatan kerja perkantoran dan kewaspadaan bencana Departemen GA
membuat pelaporan terhadap
dan Kesehatan Kerja Perkantoran perkantoran.
pelaksanaan Keselamatan dan
kkesehatan kerja perkantoran.
Permenkes No. 48 tahun 2016
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
2.8 Tentang Standar Keselamatan Departemen GA
membuat pelaporan terhadap
dan Kesehatan Kerja Perkantoran PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM pelaksanaan
PELAKSANAANKeselamatan
PENAATAN dan
JAWAB
kkesehatan kerja perkantoran.
Pasal 25 , Menteri kepala dinas kesehatan
kabupaten melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan K3
Perkantoran .
Pasal 2
Permenaker RI Penyediaan petugas P3K dan kotak P3K
(1) Pengusaha WAJIB menyediakan petugas
Nomor : PER - 15 /MEN/VIII/2008 di setiap bagian serta menyediakan
P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) Departemen
2.10 Tentang : Pertolongan Pertama klinik 24 jam hari kerja dan melakukan
dan fasilitas P3K di tempat kerja. HRD
Pada Kecelakaan di Tempat Kerja pelatihan terhadap orang-orang yang
(2) Pengurus wajib melaksanakan P3K di
(P3K) ditunjuk sebagai tenaga P3K
tempat kerja.
Pasal 1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. samindo Electronics mensosialisasi
Lingkungan kerja yang selanjutnya disebut
Permenaker No.05 Tahun 2018 kan kepada seluruh karyawan agar
K3 Lingkungan Kerja adalah Segala
Tentang Keselamatan dan selalu menjaga kesehatan dengan cara Departement
2.15 kegiatan untuk menjamin serta melindungi
Kesahatan Kerja Lingkungan pada saat bekerja menggunakan APD Produksi
keselamtan dan kesehatan tenaga kerja
Kerja untuk karyawan yang bekerja pada area
melalui pengendalian lingkungan kerja
berbahaya
dan penerapan Hiegienie Sanitasi di
tempat kerja.
Pasal 10
Pembuatan tanda - tanda, leaflet atau
c. Orang yang tidak berkepentingan dilarang
label peringatan dan petunjuk.
memasuki tempat kerja (Area Kerja)
Pasal 2, ayat 1
Permen ESDM RI No. Per- Perencanaan, pemasangan, penggunaan Bersifat wajib administratif sebagai
36/MEN/2014 Tentang :
pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik di rujukan dalam suatu kontrak kerja antara Departemen
4.1. Pemberlakuan SNI, No. SNI-04--
0225-2011/Amd1 2013 mengenai tempat kerja harus sesuai dengan ketentuan kontraktor atau instalatir dan sebagai Utility
PUIL 2011 di Tempat Kerja yang ditetapkan dalam Standar Nasional panduan dalam hal perbaikan instalasi.
Indonesia (SNI)
Pasal 3
Pelaksanaan K3 Listrik sebagaimana dimaksud
Permenaker RI No. Per. dalam pasal 2 bertujuan :
12/MEN/2015 Tentang : 1. Melindungi keselamatan dan
4.2 kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang Departemen GA
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Listrik ditempat Kerja berada dilingkungan tempat kerja dari potensi Memastikan dan mengaplikasikan
bahaya listrik. penerapan Peraturan Umum Instalasi
2. Menciptakan instalasi listrik yang Listrik (PUIL) 2011 ditempat kerja
aman, handal dan memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya.
3, Menciptakan tempat
kerja yang selamat dan sehat untuk mendorong
produktifitas
Pasal 2,
Pengusaha dan/atau pengurus WAJIB
melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)\ listrik di tempat kerja
Pasal 5 Ayat 3
Standar dibidang kelistrikan adalah :
Permenaker No. 33 Tahun 2015 1. Standar Nasional Indonesia Bersifat wajib administratif sebagai
Tentang Keselamatan dan 2. Standar Internasional dan/.atau rujukan dalam suatu kontrak kerja antara Departemen
4.3
kesehatan Kerja Listrik di Tempat 3. Standar Nasional negara lain yang kontraktor atau instalatir dan sebagai Utility
Kerja ditentukan oleh pengawas ketenagakerjaan panduan dalam hal perbaikan instalasi.
Pasal 10
Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh :
1.Pengawas ketenagkerjaan spesialis K3
listrik
2. Ahli K3 bidang listrik pada perusahaan
dan/atau
3. Ahli K3 bidang listrik pada PJK3
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 4, ayat 1
Setiap satu kelompok APAR (Alat
a. Pemadam Api Ringan) harus ditempatkan Pengadaan, peredaran dan
pada posisi yang mudah dilihat dengan pemasangan APAR (Alat Pemadam Api
jelas,… Ringan) dengan ukuran dan jumlah yang
Permenaker RI No. 04/MEN/1980 sesuai kapasitas ruangan yang diberi
Pasal 14 tanda-tanda, petunjuk penggunaan dan
Tentang : Syarat - syarat Petunjuk cara - cara pemakaian APAR sistim pemeriksaan berkala.
4.4 Pemasangan dan Pemeliharaan b. Departemen GA
(Alat Pemadam Api Ringan) harus dapat
APAR (Alat Pemadam Api dibaca dengan jelas
Ringan)
Permenaker RI No.
Pasal 57, ayat 1 Permohonan pengesahan pemakaian
02/MEN/1989 Departemen
4.6 Setiap instalasi penyalur petir harus kepada instalasi penyelur petir kepada
Tentang : Pengawasan Instalasi HRD
mendapatkan sertifikat... instansi terkait
Penyalur Petir
Menginstruksikan, untuk :
Nomor 1, huruf (-) Pemberlakuan pre permit setiap ada
Penerapan syarat-syarat Keselamatan pelaksanaan proses baru di area
dan Kesehatan Kerja (K3) dalam perusahaan
mekanisme perizinan IMB, IPB, HO dan
a. lain-lain
Instruksi Menaker RI No. Ins. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
- Pembinaan / penyuluhan / pelatihan
11/M/BW/1997 kebakaran dan evakuasi secara berkala
penanggulangan bahaya kebakaran
Tentang :
4.8 Pengawasan Khusus Membuat formulir baku untuk laporan
Keselamatan dan Kesehatan - Pemeriksaan/investigasi/analisa kasus Departemen GA
kebakaran dan investigasi
Kerja (K3) Penanggulangan kebakaran.
Kebakaran
Penyelenggaraan pendidikan &
Nomor 2, pelatihan oleh instansi terkait untuk
Meningkatkan pemeriksaan secara intensif sertifikasi Tim OPKD (Organisasi
b.
tempat-tempat kerja yang berpotensi Penanggulangan Keadaan Darurat)
bahaya kebakaran tinggi tingkat C dan berkelanjutan secara
internal setiap 6 (enam) bulan sekali.
Pasal 3, ayat 1
Kapasitas angkut lift harus dicantumkan
dan dipasang dalam kereta
Pasal 2,
Ayat 1 Pengurus atau pengusaha WAJIB
mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran, Latihan penanggulangan
kebakaran di tempat kerja.
Ayat 2. Kewajiban
mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran ditempat kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi: 1.
Pengendalian setiap bentuk energi;
Pengadaan peralatan dan pelatihan
Kepmenaker RI No. KEP. 2. Penyediaan sarana deteksi, alarm pemadam
untuk perlindungan kebakaran, evakuasi
186/MEN/1999 kebakaran dan sarana evakuasi;
4.11 dan penyelamatan serta Tim Departemen GA
Tentang : Penanggulangan 3. Pengendalian penyebaran asap, panas dan
Penanggulangan Kebakaran di tempat
Kebakaran di Tempat Kerja gas;
kerja.
4. Pembentukan unit penanggulangan
kebakaran di tempat kerja;
5. Penyelenggaraan latihan dan gladi
penanggulangan kebakaran secara berkala;
6. Memiliki buku rencana penanggulangan
keadaaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja
yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh)
orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang
berpotensi bahaya kebakaran sedang dan
berat.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 2
(1) Pengurus dan/atau pengusaha WAJIB
menerapkan syarat-syarat K3 Bejana Tekanan Botol baja bertekanan (Bejana Tekan)
atau Tangki Timbun yang digunakan di PT Samindo
(2). Syarat-syarat K3 sebagaimana Electronics untuk Penampungan Udara
dimaksud dalam ayat 1 dilaksanakan sesuai volume air
ketentuan peraturan perundangan dan/atau
Permenaker RI No. Per. standar yang berlaku
37/MEN/2016
Departemen
5.1. Tentang : Keselamatan dan
HRD
Kesehatan Kerja (K3) Bejana Pasal 4
Tekanan dan Tangki Timbun Pelaksanaan syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bejana
Mengajukan surat permohonan
Tekanan atau Tangki Timbun sebagaiman
pengesahan/sertifikasi ke instansi terkait
dimaksud dalam Pasal 2 meliputi kegiatan
tentang penggunaan 'Bejana Tekanan
perencanaan, pembuatan, pemasangan,
dan Tangki Timbun
pengisian, pengangkutan, pemeliharaan,
perbaikan, modifikasi, penyimpanan,
pemeriksaan serta pengujian.
1. LINGKUNGAN
Pasal 1, ayat 2
Sertifikasi ISO 14001, dokumen
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
UKL/UPL
hidup
Pasal 34
Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL
Kewajiban UKL dan UPL
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 35
Kewajiban Membuat Surat Pernyataan
Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup
Pasal 36
Kewajiban Amdal atau UKL/UPL WAJIB Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL
Memiliki Izin Lingkungan
Pasal 48
Undang - Undang No. 32 Tahun Pemerintah mendorong Audit sertifikasi ISO 14001 oleh
1.1. 2009 Tentang : Perlindungan dan pengusaha untuk melakukan audit lingkungan Sucofindo setiap tahun Departemen GA
Pengelolaan Lingkungan Hidup hidup
Pasal 88
Setiap orang yang
tindakannya, usahanya, dan/atau kegiatannya
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
menggunakan B3, menghasilkan dan/atau
Beracun (B3) disesuaikan dengan
mengelola limbah B3, dan/atau yang
Peraturan yang telah ditetapkan oleh
menimbulkan ancaman serius terhadap
Peraturan ini.
lingkungan hidup bertanggung jawab mutlak
atas kerugian yang terjadi tanpa perlu
pembuktian unsur kesalahan.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Mengurus Izin Lingkungan dan
Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL
dan mengajukan permohonan kembali
apabila ada perubahan izin lingkungan,
meliputi :
a. Perubahan
kepemilikan usaha
b. Perubahan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
Pasal 1, ayat 1 c.
Izin lingkungan adalah izin yang diberikan Perubahan yang berpengaruh terhadap
kepada setiap orang yang melakukan lingkungan hidup yang memenuhi
usaha dan /atau kegiatan yang wajib kriteria :
a.
AMDAL atau UKL/UPL dalam rangka - Penggunaan alat-alat
perlindungan dan pengelolaan lingkungan produksi -
hidup sebagai prasyarat memperoleh izin Penambahan kapasitas produksi
usaha dan/atau kegiatan - Perubahan
spesifikasi teknik
- Perubahan saran usaha
dan/atau kegiatan
- Perluasan lahan dan
bangunan usaha
- Perubahan waktu atau durasi
operasi usaha
- Usaha dan/atau kegiatan
Peraturan Pemerintah No. 27 didalam kawasan yang belum tercakup
1.2 Tahun 2012 Tentang Izin dalam izin lingkungan Departemen GA
Pasal 1, ayat 3 - Perubahan kebijakan
Lingkungan
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan pemerintah dalam rangka peningkatan
Upaya Pemantauan Lingkunagan Hidup perlindungan dan pengelolaan
yang selanjutnya disebut UKL/UPL adalan lingkungan hidup
Pengelolaan dan Pemantauan terhadap - Perubahan
b. usaha dan/atau kegiatan yang tidak lingkungan Hidup yang sangat mendasar
berdampak penting terhadap lingkungan karena peristiwan alam dan sebab lain
hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang
penyelanggaraan usaha dan/atau kegiatan
usaha.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 2, ayat 1.
Setiap usaha dan/atau
c. kegiatan yang WAJIB memiliki AMDAL
atau UKL-UPL wajib memiliki izin
lingkungan
Pasal 53 Kewajiban pemegang izin
lingkungan
Ayat 1, Menaati persyaratan
dan kewajiban dan membuat serta Melaporkan pelaksanaan izin lingkungan
d. menyampaikan laporan pelaksanaan kepada pemerintah dan instansi terkait 6
terhadap persyaratan dan kewajiban (enam) bulan sekali
dalam izin lingkungan kepada Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota
SK Gubenur No.
660.31/Sk/624/BKPMD/82 Memonitoring hasil buangan dari proses
Melakukan pengendalian terus menerus
3.1 Ttg : Tata cara pengendalian produksi dan proses lainnya dan tidak Departemen GA
dengan melaksanakan UKL/UPL
dan kriteria pencemaran mencemari lingkungan di sekitar lokasi pabrik
lingkungan akibat industri
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
4. PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pasal 2,
Kepmen No. Kep. 187/MEN/1999
Pengendalian bahan kimia Pengadaan lokasi penyimpanan khusus
4.1. Tentang : Pengendalian Bahan Departemen GA
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja (gudang bahan kimia)
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
dan penyakit akibat kerja
Pasal 3,
Setiap orang yang menghasilkan limbah
a. Izin TPS diarea PT. Samindo Electronics
B3 wajib melakukan pengelolaan limbah
B3 yang dihasilkannya
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 10.
Membuat program pengurangan limbah
b. Setiap orang yang meghasilkan limbah B3
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
wajib melakukan pengurangan Limbah B3
Pasal 11
Setiap orang yang menghasilkan Limbah
Membuat laporan secara rutin ke Dinas
B3 sebagaimana dimaksud dalam pasal
c. LH kabupaten Subang setiap 3 (tiga)
10 wajib menyampaikan laporan secara
bulan
tertulis kepada menteri mengenai
pelaksanaan Pengurangan limbah B3.
Pasal 12
Setiap orang yang menghasilkan Limbah
d. B3 wajib melakukan penyimpanan limbah Izin TPS diarea PT. Samindo Electronics
B3.
Pasal 22
Pemegang izin pengelolaan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) untuk
kegiatan penyimpanan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) wajib
PP. RI No. 101/2014 Tentang :
4.2. mengajukan perubahan izin jika terjadi Departemen GA
Pengelolaan Limbah B3
perubahan terhadap persyaratan yang
meliputi: Mengajukan Izin perubahan Tempat
f. a. Identitas pemegang Penyimpanan Sementara (TPS) apabila
izin; ada yang berubah dari TPS
b. Akta pendirian badan usaha;
c. Nama limbah B3 yang disimpan;
d. Lokasi tempat
penyimpanan limbah B3; dan/atau
e.
Desain dan kapasitas fasilitas
Penyimpanan limbah B3
Pasal 28
Setelah izin pengelolaan limbah B3 untuk Dokumen yang dikeluarkan khusus
kegiatan penyimpanan limbah B3 terbit, kepada pengolah atau pengambil limbah
g. pemegang izin wajib: yang dikeluarkan oleh Kementerian
a. Memenuhi persyaratan yang ada Lingkungan Hidup dan Dinas LH Kab.
b. Penyimpanan limbah B3 paling Subang
lama 90 hari, 180 hari atau 365 hari.
Pasal 31
Setiap orang yang menghasilkan limbah
Melakukan proses pemilahan terhadap
h. B3 wajib melakukan pengumpulan limbah
limbah B3 yang dihasilkan
B3 yang dihasilkannya.
Pasal 36
Izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan Apabila masa berlaku dari TPS sudah
pengumpulan limbah B3 sebagaimana kadaluarsa harus mengajukan
i.
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (3) huruf a pembaharuan untuk perpanjangan Izin
berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat TPS
diperpanjang.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 12,
Penanggung jawab pengangkutan, Pemasangan/penempelan Lembar Data
penyimpanan dan pengendaran limbah Keselamatan Bahan (MSDS) pada
c.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) wajib setiap tempat / alat yang menggunakan
menyertakan Lembar Data Keselamatan Bahan Kimia Berbahaya (B3)
Bahan (MSDS)
Pasal 17,
Simbol dan label Bahan Berbahaya dan Dibuatkan simbol dan label yang baru
e.
Beracun (B3) yang mengalami kerusakan sesuai dengan peraturan yang berlaku
wajib diberikan simbol dan label yang baru
Pasal 18,
Setiap tempat penyimpanan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) wajib Dibuatkan simbol dan label yang baru
f.
diberikan simbol dan label, kriteria sesuai dengan peraturan yang berlaku
persyaratan tempat penyimpanan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Pasal 19,
Pengelolaan tempat penyimpanan Bahan
Dibuatkan petunjuk kerja tanggap
Berbahaya dan Beracun (B3) wajib
g. darurat dan penanggulangan Bahan
dilengkapi dengan sistem tanggap darurat
Berbahaya dan Beracun (B3)
dan prosedur penanganan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
PP RI No. 74 Tahun 2001 Tentang Pasal 22, Melakukan training dan sosialisasi
4.3 Pengelolaan Bahan Berbahaya Setiap orang yang melakukan kegiatan terkait dengan pengelolaan Bahan Departemen GA
dan Beracun h. pengelolaan Bahan Berbahaya dan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
Beracun (B3) wajib menjaga keselamatan melakukan pemeriksaan kesehatan
dan kesehatan kerja karyawan secara berkala
4.3 Pengelolaan Bahan Berbahaya Departemen GA
dan Beracun
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 25,
Mengamankan (mengisolasi) tempat
terjadinya kecelakaan, menanggulangi
Melakukan training dan sosialisasi terkait
kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap
dengan pengelolaan Bahan Berbahaya
penanggulangan kecelakaan, melaporkan
k dan Beracun (B3) dan melakukan
kecelakaan, dan keadaan darurat kepada
pemeriksaan kesehatan karyawan
pemerintah, memberikan informasi,
secara berkala
bantuan dan melakukan evakuasi
terhadap masyarakat sekitar lokasi
kejadian
Pasal 31,
Wajib menyampaikan laporan tertulis Menyampaikan laporan tertulis tentang
l. tentang pengelolaan Bahan Berbahaya Cara pengelolaan Bahan Berbahaya dan
dan Beracun (B3) secara berkala Beracun (B3) ke instansi terkait
sekurangnya 6 (enam) bulan
Pasal 5,
Keputusan Kepala BAPEDAL
Pelampiran tata cara dan persyaratan
No. Kep. 01 /
a. teknis penyimpanan dan pengumpulan
KABAPEDAL / 09 / 1995 tentang :
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Laporan ke Dinas LH kabupaten
Tata Cara dan
4.4 (B3) Subang, cc Kementerian Lingkungan Departemen GA
Pasal 6, Hidup setiap 6 (enam) bulan sekali.
Persyaratan Teknis Penyimpanan
dan Pengumpulan Limbah Bahan b. Wajib melakukan
Berbahaya dan Beracun (B3) pelaporan penerimaan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 1,
Keputusan Kepala BAPEDAL
a. Dokumen yang berhubungan dengan
No. Kep. 02 / limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
KABAPEDAL / 09 / 1995 (B3)
4.5 Pasal 4, Dokumen manifest limbah B3 Departemen GA
Tentang : Dokumen Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun Pemberitahuan lampiran tentang dokumen
b.
(B3) limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
Pasal 2, ayat (1)
Setiap orang yang melakukan pengelolaan
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
a.
(B3) WAJIB melalukan pemberian simbol
dan Label
Pasal 1,
Huruf 1, Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) adalah
bahan karea sifat dan konsentrasinya dan Memasang dan menempel simbol dan
atau jumlah dapat merusak lingkungan; label Bahan Berbahaya dan Beracun
a.
huruf 2. (B3) yang sesuai dengan standar
Simbol B3 adalah gambar yg peraturan yang berlaku
menunjukkan klasifikasi B3;
huruf 3,. Label adalah uraian singkat
klasifikasi dan jenis B3;
Permen LH No. 03 Tahun 2008 Pasal 2,
Tentang : Tata Cara Pemberian Huruf 1. Setiap kemasan Bahan
4.8 Berbahaya dan Beracun (B3) wajib Departemen GA
Simbol dan Label Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) diberikan simbol sesuai dengan klasifikasi
dan label sesuai dengan jenis dan
klasifikasinya. Memasang dan menempel simbol dan
Huruf 2. Klasifikasi label Bahan Berbahaya dan Beracun
b.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diatur (B3) yang sesuai dengan standar
dengan Undang-undang. peraturan yang berlaku
Huruf 3. Jenis Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai
dengan nama dagang dan/atau bahan
kimia dari Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) tsb.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 1, huruf 1
Jenis kegiatan pengelolaan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) yang WAJIB
dilengkapi dengan izin terdiri atas kegiatan
1. Melakukan pengurusan izin Tempat
Permen LH No. 18 Tahun 2009
Pengangkutan Penyimpanan Sementara (TPS) limbah
Tentang : Tata Cara Perizinan
4.9 a. 2. Penyimpanan sementara Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Departemen GA
Pengelolaan Limbah Berbahaya
3. atas nama PT. Samindo Electronics Ke
dan Beracun (B3)
Pengumpulan Dinas LH kabupaten Subang.
4. Pemanfaat
5.
Pengolahan dan
6. Penimbunan
Melakukan sistem pengelolaan Limbah
Pasal 1, huruf 1 - 7
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pengertian limbah Bahan Berbahaya dan
a. sesuai dengan peraturan yang berlaku Departemen GA
Beracun (B3), Lahan terkontaminasi,
dan tidak adanya pencemaran
pemulihan tingkat keberhasilan pemulihan
lingkungan dari aktivitas produksi
Pasal 2,
Peraturan menteri ini bertujuan untuk
memberikan pedoman bagi penanggung Melakukan sistem pengelolaan Limbah
b. jawab usaha dan/atau kegiatan dalam Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Departemen GA
melaksanakan penanganan pemulihan sesuai dengan peraturan yang berlaku
lahan terkontaminasi limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Pasal 3,
Penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan WAJIB melakukan pemulihan Melakukan sistem pengelolaan limbah
Permen LH No. 33 Tahun 2009
Tentang : Tata Cara Pemulihan c. terhadap lahan terkontaminasi limbah B3 sesuai dengan peraturan yang Departemen GA
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berlaku
4.10 Lahan Terkontaminasi Limbah
diakibatkan dari usaha dan/atau
Bahan Berbahaya dan Beracun
kegiatannya
(B3)
Tentang : Tata Cara Pemulihan
4.10 Lahan Terkontaminasi Limbah
Bahan PERSYARATAN
Berbahaya dan Beracun PENANGGUNG
DAFTAR HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
(B3) JAWAB
Pasal 4,
Pemulihan lahan terkontaminasi limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) terdiri Melakukan sistem pengelolaan limbah
d. atas kegiatan : Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Departemen GA
1. Perencanaan. 2. sesuai dengan peraturan yang berlaku
pelaksanaan. 3. evaluasi dan 4.
pemantauan
Pasal 8,
Penanggung jawab kegiatan pemulihan
wajib melaporkan hasil pelaksanaan Melaporkan hasil pemulihan lahan
pemulihan lahan terkontaminasi limbah terkontaminasi ke pemerintah daerah Departemen GA
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan instansi terkait
kepada menteri dengan tembusan
gubernur dan bupati/walikota
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
1.Audit Lingkungan Hidup adalah
evaluasi yang dilakukan untuk menilai
ketaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan terhadap persyaratan
hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
2.Dokumen lingkungan hidup adalah
dokumen yang memuat pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup yang
terdiri atas analisis mengenai dampak
lingkungan hidup (amdal), upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya
pemantauan lingkungan hidup (UKL-
UPL), surat pernyataan kesanggupan
pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup (SPPL), dokumen
pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup (DPPL), studi evaluasi
mengenai dampak lingkungan hidup
(SEMDAL), studi evaluasi lingkungan
hidup (SEL), penyajian informasi
lingkungan (PIL), penyajian evaluasi
lingkungan (PEL), dokumen pengelolaan
lingkungan hidup (DPL), rencana
pengelolaan lingkungan dan rencana
pemantauan lingkungan (RKL-RPL),
dokumen evaluasi lingkungan hidup
(DELH), dokumen pengelolaan lingkungan
Permen Negara LH No.14 hidup (DPLH), dan Audit Lingkungan. PT. Samindo Electronics menyusun
Departement
4.11 Tahun 2010 tentang dokumen Lingkungan UKL/ UPL dan
GA
Dokumen Lingkungan penyusunan nya tiap 6 bulan sekali.
3. Dokumen Evaluasi Lingkungan
Hidup, yang selanjutnya disingkat DELH,
adalah dokumen yang memuat PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN
pengelolaan HUKUMlingkungan
dan pemantauan PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
hidup yang merupakan bagian dari
proses audit lingkungan hidup yang
dikenakan bagi usaha dan/atau
kegiatan yang sudah amdal.
4. Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang selanjutnya disingkat DPLH,
adalah dokumen yang memuat
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang sudah memiliki
izin usaha dan/atau kegiatan tetapi
belum memiliki UKL-UPL.
5. Kepala instansi lingkungan hidup
kabupaten/kota adalah kepala instansi
yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup
kabupaten/kota.
6. Kepala instansi lingkungan hidup
provinsi adalah instansi yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup provinsi.
7. Deputi Menteri adalah Deputi
Menteri Negara Lingkungan Hidup yang
tugas dan tanggungjawabnya di bidang
amdal.
8. Menteri adalah Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 24
(1) Pemeriksaan UKL-UPL sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 23 dilakukan dengan tahapan:
a. penerimaan dan pemeriksaan
administrasi permohonan Izin Lingkungan
dan UKL-UPL;
b. pemeriksaan substansi UKL-UPL.
(2) Tahapan penilaian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
huruf a dapat dilakukan oleh unit kerja
yang bertanggungjawab di bidang
pelayanan publik.
(3) Tahapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) b tercantum dalam
Lampiran VIII yang merupakan
bagiantidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Permen LH RI No. 08
Tahun 2013 Tentang Tata
Laksana Penilaian dan PT. Samindo Electronics melakukan
4.12 Pemeriksaan Dokumen pengurusan ijin lingkungan ke Dinas HSE officer
Lingkungan Hidup dan Lingkungan Hidup di Kabupaten Subang
Penerbitan Izin
Lingkungan
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
Pasal 26 JAWAB
Permen LH RI No. 08 (1) Berdasarkan hasil pemeriksaan
Tahun 2013 Tentang Tata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
Laksana Penilaian dan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
PT. Samindo Electronics melakukan
sesuai kewenangannya menerbitkan:
4.12 Pemeriksaan Dokumen pengurusan ijin lingkungan ke Dinas HSE officer
a. rekomendasi persetujuan UKL-UPL
Lingkungan Hidup dan Lingkungan Hidup di Kabupaten Subang
dan Izin Lingkungan, jika rencana
Penerbitan Izin usaha dan/atau kegiatan dinyatakan
Lingkungan disetujui; atau
b. rekomendasi penolakan UKL-UPL,
jika rencana usaha dan/atau kegiatan
dinyatakan tidak disetujui.
(2) Penerbitan Izin Lingkungan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilakukan secara
bersamaan dengan penerbitan
rekomendasi persetujuan UKL-UPL.
(3) Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota dapat mendelegasikan
kewenangan pemeriksaan,
penerbitanrekomendasi UKL-UPL, dan
penerbitan Izin Lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada:
a. pejabat yang ditunjuk oleh Menteri;
b. kepala Instansi Lingkungan Hidup
Provinsi; atau
c. kepala Instansi Lingkungan Hidup
Kabupaten/Kota.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
1. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri
dari daratan dan perairan disekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,
naik turun penumpang dan/atau bongkar
muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan
antar moda transportasi.Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun adalah
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah mengenai Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Pasal 5
(1) Fasilitas pengumpulan dan
penyimpanan limbah bahan berbahaya
dan beracun sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) wajib memenuhi
persyaratan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.
(2) Fasilitas pengumpulan dan
penyimpanan limbah bahan berbahaya
dan beracun dan fasilitas pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun
lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) wajib memenuhi
persyaratan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang
dimaksud dengan:
1. Izin Lingkungan adalah izin yang
diberikan kepada setiap orang yang
melakukan Usaha dan/atau Kegiatan PT. Samindo Electronics sudah
yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam mendapatkan izin lingkungan dan
PP No. 27 Tahun 2012 Tentang rangka perlindungan dan pengelolaan
4.14 melakukan update jika masa nya habis HSE officer
Izin Lingjungan lingkungan hidup sebagai ke Dinas Lingkungan Hidup kabupaten
prasyaratmemperoleh izin Usaha dan/atau Subang.
Kegiatan.
Pasal 2
(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang
wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib
memiliki Izin Lingkungan.
(2) Izin Lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui
tahapan kegiatan yang meliputi:
a. penyusunan Amdal dan UKL-UPL;
b. penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-
UPL; dan
c. permohonan dan penerbitan Izin
Lingkungan.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini mengatur
tentang tata kerja Tim Ahli Limbah B3
yang meliputi:
a. struktur Tim Ahli Limbah B3; dan
Permen LHK No. 54 Tahun 2017 b. pelaksanaan evaluasi oleh Tim Ahli Tidak ada Pengelolaan Limbah karena
4.16 Tentang Tata Kerja Tim Ahli Limbah B3. Semua limbah dikelola oleh vendor EHS
Limbah B3 (1) huruf b dilakukan terhadap: berizin
a. Limbah yang terindikasi memiliki
karakteristik
Limbah B3 untuk ditetapkan sebagai
Limbah B3;
b. Limbah B3 dari sumber spesifik
untuk
dikecualikan dari pengelolaan Limbah B3;
dan
c. Limbah B3 dari sumber spesifik
untuk ditetapkan sebagai produk
samping.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
2. Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup,
yang selanjutnya disingkat DELH, adalah
dokumen yang memuat pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup yang
merupakan bagian dari evaluasi proses
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin
usaha dan/atau kegiatan tetapi belum
memiliki dokumen Amdal.
Permen LH No. 102 Tahun 2016 3. Dokumen Pengelolaan Lingkungan Pelaksanaan penyusunan nya di serah
4.17 Tentang Pedoman Penyusunan Hidup, yang selanjutnya disingkat DPLH, kan oleh vendor , termasuk uji EHS
Dokumen adalah dokumen yang memuat laboratorium.
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang telah memiliki
izin usaha dan/atau kegiatan tetapi
belum memiliki UKL-UPL.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan
memberikan pedoman
mengenai:
a. kriteria DELH dan DPLH;
b. muatan DELH dan DPLH;
c. penilaian DELH dan pemeriksaan
DPLH;
d. pembinaan dan evaluasi kinerja DELH
dan DPLH; dan
e. pendanaan penilaian DELH dan
pemeriksaan DPLH.
5. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Pasal 3,
Pelaksanaan oleh pihak ke tiga Bekerjasama dengan konsultan yang
a.
berdasarkan Peraturan perundang- ditunjuk oleh Pemerintah
undangan
PP. RI No. 82 Tahun 2001
Tentang : Pengelolaan Pasal 37, Melakukan pengukuran dan pemantauan
5.1. b. Kewajiban pencegahan dan lingkungan sesuai dengan Implementasi Departemen GA
Kualitas Air Dan Pengendalian
Pencemaran Air. penanggulangan pencemaran air. UKL / UPL
Pasal 42,
c. Larangan pembuangan limbah padat dan Menutup saluran air hujan
atau gas ke dalam air atau sumber air
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 2, ayat 3
Baku mutu air limbah
adalah ukuran batas atau kadar unsur
pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya dalam air
limbah yang akan dibuang atau dilepas
kedalam sumber air dari suatu usahan dan
Permen. LH No. 03 Tahun 2010 /atau kegiatan
Tentang
5.2 Negara Departemen GA
: Baku Mutu Air Limbah Bagi Pasal 7
Kawasan Industri Dalam hal kajian
kelayakan Analisis mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL) atau rekomendasi
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL) dari kawasan industri mensyaratkan
baku mutu air limbah lebih ketat dari baku mutu
air limbah
Pasal 1, ayat 7
Industri elektronika
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber
daya sehingga menghasilkan barang berupa
produk dan/atau jasa industri elektronik yang
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih
tinggi.
Pasal 1, ayat 31
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas
atau kadar unsur pencemar dan/atau jumlah
unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam air limbah yang akan
dibuang atau dilepas kedalam media air dari
suatu usaha dan/atau kegiatan
Pasal 16,
PP. RI No. 41 Tahun 1999 Pengukuran setiap 1 (satu) tahun 2 (dua)
Pengendalian pencemaran udara meliputi
6.1 Tentang : a. kali oleh konsultan yang ditunjuk oleh Departemen GA
pencegahan dan penanggulangan
Pengendalian Pencemaran Udara perusahaan
pencemaran, serta pemulihan mutu,
Kepmen. LH No.
Revisi kepatuhan peraturan
Kep.13/MENLH/1/1995 Tentang : Pasal 2, nomor 5
6.3 perundangan dan peraturan lainnya Departemen GA
Baku Mutu Sumber Tidak Peninjauan baku mutu
yang dilakukan 1 (satu) tahun sekali
Bergerak
Pasal 1,
Progam penilaian peringkat kinerja
a. perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan hidup
Per-03/MENLH/ 2014
tentang progam penilaian Hasil monitoring UKL & UPL untuk
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
pengawasan tidak langsung adalah
mekanisme dimana perusahaan
b. melaporkan secara mandiri kinerja
Per-03/MENLH/ 2014 pengelolaan lingkungannya.
tentang progam penilaian Hasil monitoring UKL & UPL untuk
6.4 peringkat kinerja perusahaan pengelolaan lingkungan hidup dan Departemen GA
dalam pengelolaan lingkungan analisis mengenai dampak lingkungan progam pelaporan lingkungan hidup
hidup hidup atau amdal, yaitu kajian mengenai
dampak penting suatu usaha dan kegiatan
c. yang di rencanakan pada lingkungan
hidup
7. PENGELOLAAN SAMPAH
Pasal 1, ayat 6
Tempat penampungan sementara adalah
Terdapat tempat penampungan
tempat sebelum sampah diangkut ke
a. sementara di bagian samping Departemen GA
tempat pendauran ulang, pengolahan,
perusahaan
dan/atau tempat pengolahan sampah
terpadu.
Pasal 3,
Pengelolaan sampah didasarkan pada
Pengelolaan sampah diselenggarakan
asas tanggung jawab, asas
berdasarkan asas tanggung jawab, asas
berkelanjutan, asas manfaat, asas
b. berkelanjutan, asas manfaat, asas Departemen GA
keadilan, asas kesadaran, asas
keadilan, asas kesadaran, asas
kebersamaan, asas keselamatan, asas
kebersamaan, asas keselamatan, asas
keamanan, dan asas nilai ekonomi.
keamanan, dan asas nilai ekonomi.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 1
Sampah sejenis rumah
tangga adalah sampah rumah tangga
Sampah yang dihasilkan baik dari
yang berasal dari kawasan komersial,
proses produksi maupundari kantin
PP No, 81 Tahun 2012 Tentang kawasan industri, kawasan khusus,
dikumpulkan ke Tempat Penampungan
Pengelolaan Sampah Rumah fasilitas sosial, fasilitas umum dan/atau
7.2 Sementara (TPS) yang telah memiliki Departemen GA
Tangga dan Sampah Sejenis fasilitas lainya.
Pasal 11 pengurangan sampah meliputi : izin dari Dinas LH kab. Subang dan akan
Rumah Tangga
1. diambil oleh pihak ke 3 (tiga) untuk
Pembatasan timbunan sampah proses selanjutnya
2. Pendaur ulangan
sampah dan/atau 3.
Pemanfaatan kembali sampah
8. PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
1. PERATURAN LAINNYA
ESTATE REGULATION
Mematuhi dan mentaati peraturan Mematuhi dan mentaati peraturan
(Peraturan Kawasan Subang
1.4 kawasan Industri Subang International kawasan industri Subang International Departemen GA
International Industrial Estate
Industrial Estate (BIIE) Industrial Estate (BIIE)
(BIIE)) Subang, November 1993
Akte Penggunaan Instalasi Listrik
No. 768/IL/566/K3T/2002 Melakukan pemeriksaan ulang
Membuat surat permohonan pengesahan
1.5 No. peggunaan instalasi listrik 1 (satu) tahun Departemen GA
Penggunaan instalasi listrik
Ulangan Reg. 1 (satu) kali
2132/K3/ILTP/IV/2012:
Bejana Tekan Melakukan pemeriksaan ulang pengujian
Membuat surat pengesahan dan
1.6 No. ulang terhadap bejana tekan 2 (dua) Departemen GA
pengujian Bejana tekan
1941/BT.2099/W.9/K.14/2000 tahun 1 (satu) kali
Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan Melakukan pemeriksaan pengujian
1.7 Conveyor No. Pemakaian pesawat angkat dan transport pesawat angkat dan transport conveyor Departemen GA
PSA.2870/W.9/K.14/2000 Conveyor 1 (satu) tahun 1 (satu) kali
Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan Melakukan pemeriksaan pengujian
1.8 Hoist Crane No. 566- Pemakaian pesawat angkat dan transport pesawat angkat dan transport hoist 1 Departemen GA
III/466/PA&T.475/V/2003 Conveyor (satu) tahun 1 (satu) kali
Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan Melakukan pemeriksaan pengujian
1.9 Conveyor No. Pemakaian pesawat angkat dan transport pesawat angkat dan transport conveyor Departemen GA
PSAC.2868/W.9/K.14/2000 Conveyor 1 (satu) tahun 1 (satu) kali
Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan Melakukan pemeriksaan pengujian
1.11 Conveyor No. Pemakaian pesawat angkat dan transport pesawat angkat dan transport conveyor Departemen GA
PSAC.2869/W.9/K.14/2000 Conveyor 1 (satu) tahun 1 kali
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pesawat Angkat dan Angkut Membuat surat permohonan pengesahan Melakukan pemeriksaan ulang
1.13 Forklift Pemakaian pesawat angkat dan angkut pemakaian pesawat angkat dan angkut Departemen GA
No. 566.III/714/PA&T/V/2013 forklift Di area perusahaan forklift 1 (satu) tahun 1 (satu) kali
SWIJ2-02S-003 (31.05.16)Rev.0
RJA
Revisi 2
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
Patuh
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
(Sampai
saat ini belum
terjadi
kecelakaan
kerja)
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Tidak Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
hanya
item kebisingan
dan
pencahayaan di
UKL/UPL setiap
6 bulan sekali
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Kepmenkes No.
1405/MENKES/S
K/XI/2002
Patuh Tentang :
Persyaratan
Kesehatan
Lingkungan Kerja
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Tidak Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
Patuh KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Tidak Patuh
(Belum ada
petugas
Penanggulanga
n Kebakaran
Kelas B, C dan
D)
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Tidak Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Permenaker RI
No. Per.
01/MEN/1982
Patuh
Tentang : Bejana
Tekan
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Permen LH No.
13 Tahun 2010
Tentang :
Upaya
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
dan Upaya
Patuh
Pemantauan
Lingkungan Hidup
dan Surat
Pernyataan
Kesanggupan
Pengelolaan dan
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
PP RI No. 18
Tahun 1999
Patuh Tentang
Pengelolaan
Limbah B3
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
PP RI No. 18
Tahun 1999
Patuh Tentang
Pengelolaan
Limbah B3
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Peraturan
Pengganti
Kep.Bapedal No.
Patuh
05/KABAPEDAL/0
9/ 1995
PT. Samindo
Electronics
tidak melakukan
pemanfaatan
terhadap limbah
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
PT. Samindo
Electronics
tidak melakukan
pemanfaatan
terhadap limbah
B3
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Peraturan
Pengganti
Kep.Bapedal No.
Patuh
68/KABAPEDAL/0
5/ 1994
Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
PAtuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
NA ( Not
Applyable)
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Kepmen. LH No.
Kep.03/MENLH/1/
1998
Patuh
Tentang : Baku
Mutu Air Limbah
Domestik
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
Patuh
Patuh
PERSYARATAN HUKUM LINGKUNGAN KESELAMATAN
SERTA PERSYARATAN LAINNYA DAN EVA
Pasal 9
Mengenai pembinaaan dan pelatihan
terhadap karyawan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Pasal 10
Pembentukan Panitia Pembina
Undang-Undang R I No. 1 Tahun Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
1.1 di perusahaan
1970 Tentang Keselamatan kerja
Pasal 11
Kewajiban melaporkan kejadian
kecelakaan
Pasal 12
Hak dan kewajiban tenaga kerja
Pasal 13
Kewajiban tenaga kerja memasuki area
kerja harus mematuhi petunjuk
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pasal 14
Kewajiban pengurus terhadap area kerja
dan kepada pekerja
Pasal 86
Undang-Undang R I No. 13 Tahun Setiap pekerja/buruh berhak mendapatkan
1.2 a.
2003 Tentang Ketenagakerjaan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3).
Pasal 3, ayat 2 2.
Untuk dapat ditunjuk sebagai ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
harus memenuhi syarat-syarat
a. Mempunyai keahlian khusus
Permenaker RI No. a. b. Telah mengikuti pendidikan oleh
Depnakertrans
Per.03/MEN/1978
Tentang : Penunjukan dan
1.3 c. Mengetahui ketentuan peraturan
Wewenang Serta Kewajiban
Pegawai Pengawas K3 dan Ahli perundangan pada umumnya dan bidang
K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pasal 2, ayat 1
Setiap tempat kerja dengan kriteria
Permenaker RI No. a. tertentu pengusaha atau pengurus wajib
Per.04/MEN/1987 membentuk Panitia Pembina Keselamatan
1.4 dan Kesehatan Kerja (P2K3)
Tentang : P2K3 Serta Tata Cara
Penunjukan Ahli K3
Pasal 5, ayat 1
b. Pengajuan permohonan tertulis kepada
menteri yang terkait.
Permenaker no 18 tahun 2016 Dalam rangka mendukung kebijakan
1.5 Tentang Dewan Keselamatan Pemerintah
pasal di bidang
16 , DK3N keselamatan
melaksanakan dandan
tugas
Dan Kesehatan Kerja melakukan
Pasal kerjasama
19 , DK3N
sebagaimana dengan
melaporkan
dimaksud badan
Amarrencana
Pertama
Kepmenaker No. Kep. kegiatan dan
diperingati hasiltahun
setiap pelaksanaan tugas kpd
secara Nasional di
1.6 245/MEN/1990 seluruh wilayah Republik Indonesia.
Tentang : Hari K3 Nasional Ketiga : Peringatan hari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diisi
Pasal 2, ayat 1 dan 2
Permenaker RI No.
1. WAJIB lapor kejadian kecelakaan
Per.03/MEN/1998 Tentang : Tata
1.7
Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
2. Kecelakaan sebagaimana dimaksud
Kecelakaan
( huruf a s/d c )
PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Kesehatan Kerja (K3) yang terencana,
Penerapan Sistem Manajemen terukur, terstruktur dan terintegrasi.
1.8
Keselamatan dan Kesehatan 2. Kewajiban
Ketentuan umum yang dimaksud adalah :
Kerja (SMK3)
Peraturan Menaker No. Suatu alat yang
08/MEN/VII/2010 mempunyai kemampuan untuk melindungi
1.9
Tentang : Alat Pelindung seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya
Diri (APD) mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya
ditempat kerja
Pasal 4 ayat (1) dan (2)
Pengusaha instalasi harus merancang,
membuat, mengoperasikan dan atau
(1)
merawat sistem dan komponen sumber
radiasi…
Sistem dan komponen sumber radiasi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
(2)
harus dirancang dan dibuat sesuai dengan
standar
Pasal 10
c. Orang yang tidak berkepentingan dilarang
memasuki tempat kerja (Area Kerja)
Permenkes No. 38 tahun 2016 ayat 1 , pesawat tenaga dan produksi harus di
Tentang Keselamatan dan lengkapi alat pengaman
3.2. ayat 2, semua bagian yang bergerak dan
Kesehatan Kerja Pesawat
berbahaya dari pesawat tenaga
ayat 4 , alat perlindungan dan produksi
harus dapat
Tenaga dan Produksi
melindungi dari tindakan pengoperasian yang
Pasal 4
a. Kemampuan operator pesawat angkat dan
Permenaker RI No. 05/MEN/1985 angkut
3.3. Tentang : Pesawat Angkat dan
Angkut Pasal 135, ayat 1
… Pesawat angkat dan angkut harus
b.
mendapatkan pengesahan dari direktur
atau pejabat yang ditunjuknya
BAB II, Pasal 23
… Operator
dan petugas pesawat angkat dan angkut
a. yang telah mendapatkan sertifikat dapat
diberikan lisensi oleh Depnakertrans
sesuai dengan tingkat keahliannya yang
harus diperbaharui setiap 5 (lima) tahun.
Pasal 3, ayat 1
Kapasitas angkut lift harus dicantumkan
dan dipasang dalam kereta
Departemen GA Patuh
hanya
Pelaksanaan pemantauan dan
item kebisingan
pengukuran setiap 1 (satu) bulan sekali
Departemen GA dan
dengan alat ukur yang disediakan
pencahayaan di
perusahaan.
UKL/UPL setiap
Penyelenggaraan statistik/penghitungan
tingkat kecelakaan kerja dan kejadian di
tempat kerja setiap bulan.
Patuh
Seluruh
Patuh
Departemen
Pembuatan, peredaran dan
pemasangan petunjuk kerja
pengoperasian dan tata cara
pemeriksaan pada alat-alat angkat dan
angkut yang digerakkan oleh mesin Departemen GA
penggerak.
Seluruh
Departemen
KETERANGAN
Kepmenkes No.
1405/MENKES/S
K/XI/2002
Tentang :
Persyaratan
Kesehatan
Lingkungan Kerja
Permenaker RI
No. Per.
01/MEN/1982
Tentang : Bejana
Tekan
PERSYARATAN HUKUM LINGKUNGAN KESELAMATAN
SERTA PERSYARATAN LAINNYA DAN EVALU
Pasal 34
Kewajiban
Pasal 35 UKL dan UPL
Kewajiban Membuat Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Pasal 36
Lingkungan Hidup
Kewajiban Amdal atau UKL/UPL WAJIB
Pasal 48Izin Lingkungan
Memiliki
Undang - Undang No. 32 Tahun Pemerintah mendorong
1.1. 2009 Tentang : Perlindungan dan pengusaha untuk melakukan audit lingkungan
Pengelolaan Lingkungan Hidup hidup
Pasal 58
Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Pasal 59
Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Pasal 1, ayat 3
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkunagan Hidup
yang selanjutnya disebut UKL/UPL adalan
Pengelolaan dan Pemantauan terhadap
b. usaha dan/atau kegiatan yang tidak
Peraturan Pemerintah No. 27 berdampak penting terhadap lingkungan
1.2 Tahun 2012 Tentang Izin hidup yang diperlukan bagi proses
Lingkungan pengambilan keputusan tentang
penyelanggaraan usaha dan/atau kegiatan
usaha.
Pasal 2, ayat 1.
Setiap usaha dan/atau
c. kegiatan yang WAJIB memiliki AMDAL
atau UKL-UPL wajib memiliki izin
lingkungan
Pasal 53 Kewajiban pemegang izin
lingkungan
Ayat 1, Menaati persyaratan
dan kewajiban dan membuat serta
d. menyampaikan laporan pelaksanaan
terhadap persyaratan dan kewajiban
dalam izin lingkungan kepada Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota
Perauturan Menteri Perindustrian dalam pasal 1 angka 1 merupakan salah satu
No. 41/PER/2014 Tentang (AC), Mesin perusak
jenis bahan pengaturozon
suhu(BPO)
udara, dan
1.3 Larangan Penggunaan alat/mesin mesin refrigerasi.
Hydrochlorofluorocarbon (HCFC) sebagaimana
b. Prosesdimaksud
produksi dalam pasal
rigid foam 2 ayat
untuk
di Bidang (3) dilarang digunakan dalam pemeliharaan
2. UKL & UPLIndustri menyebutkan bahwa dalam rangka
SE. MENLH No. B menunjang pembangunan yang berwawasan
-1234/MENLH/08/1999 lingkungan maka bagi rencana usaha yang
Tentang : Kegiatan wajib tidak ada dampak pentingnya atau secara
2.1.
Upaya Pengelolaan Lingkungan teknologi sudah dapat dikelola dampak
(UKL) & Upaya Pemantauan pentingnya diwajibkan membuat UKL dan
Lingkungan (UPL) UPL. Baik Amdal maupun UKL/UPL adalah
Permen LH No. 16 Tahun 2013 UKL-UPL .............
syarat untuk mendapatkan izin melakukan
Tentang 2. Surat
2.2. penyusunan dokumen lingkungan hidup.
: Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan
3. LINGKUNGAN KERJA Hidup
SK Gubenur No.
660.31/Sk/624/BKPMD/82 Memonitoring hasil buangan dari proses
3.1 Ttg : Tata cara pengendalian produksi dan proses lainnya dan tidak
dan kriteria pencemaran mencemari lingkungan di sekitar lokasi pabrik
lingkungan akibat industri
faktor bahaya ditempat kerja sebagai
kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu
(time weighted average) yang dapat diterima
Permenakertrans No. 13 Tahun tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit
2011 Tentang : Nilai Ambang didalam tempat kesehatan
atau gangguan kerja yang dalam
bersifatpekerjaan
fisika yang
3.2
Batas Faktor Fisika dan Faktor dalam keputusan ini terdiri diri dari iklim kerja,
Kimia di tempat kerja kebisingan, getaran,
kerja yang bersifat gelombang
kimia mikro, sinar
yang dalam
keputusan ini meliputi padatan (partikel), cair,
Peraturan MenterI Lingkungan gas, kabut, aerosol dan uap yang
Ayat berasal
3. Baku dari
mutu
dan/ atau kegiatan pengolahan air limbah
air limbah adalah ukuran batas atau kadar
Hidup dan Kehutanan No.
3.3 domestik dalam menyusun perencanaan
67/MEN/2016 Tentang Baku Mutu mana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
pengolahan air limbah domestik, dan
Air Limbah Domestik secara :
4. PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pasal 2,
Kepmen No. Kep. 187/MEN/1999
Pengendalian bahan
4.1. Tentang : Pengendalian Bahan
kimia untuk mencegah terjadinya kecelakaan
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
kerja dan penyakit akibat kerja
Pasal 3,
Setiap orang yang menghasilkan limbah
a.
B3 wajib melakukan pengelolaan limbah
B3 yang dihasilkannya
Pasal 10.
b. Setiap orang yang meghasilkan limbah B3
wajib melakukan pengurangan Limbah B3
Pasal 11
Setiap orang yang menghasilkan Limbah
B3 sebagaimana dimaksud dalam pasal
c.
10 wajib menyampaikan laporan secara
tertulis kepada menteri mengenai
pelaksanaan Pengurangan limbah B3.
Pasal 12
Setiap orang yang menghasilkan Limbah
d. B3 wajib melakukan penyimpanan limbah
B3.
Pasal 13
e. Persyaratan lokasi penyimpanan limbah
B3
Pasal 36
Izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan
pengumpulan limbah B3 sebagaimana
i.
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (3) huruf a
berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang.
Pasal 12,
Penanggung jawab pengangkutan,
penyimpanan dan pengendaran limbah
c.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) wajib
menyertakan Lembar Data Keselamatan
Bahan (MSDS)
Pasal 15, ayat 1
Setiap kemasan Bahan Berbahaya dan
d.
Beracun (B3) wajib diberikan simbol dan
label serta dilengkapi MSDS.
Pasal 17,
Simbol dan label Bahan Berbahaya dan
e.
Beracun (B3) yang mengalami kerusakan
wajib diberikan simbol dan label yang baru
Pasal 18,
Setiap tempat penyimpanan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) wajib
f.
diberikan simbol dan label, kriteria
persyaratan tempat penyimpanan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Pasal 19,
Pengelolaan tempat penyimpanan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) wajib
g.
dilengkapi dengan sistem tanggap darurat
dan prosedur penanganan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
PP RI No. 74 Tahun 2001 Tentang
4.3 Pengelolaan Bahan Berbahaya Pasal 22,
dan Beracun Setiap orang yang melakukan kegiatan
h. pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) wajib menjaga keselamatan
dan kesehatan kerja
Pasal 23,
Uji kesehatan secara berkala wajib bagi
i.
pengawasan B3 untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja
Pasal 24,
Kewajiban untuk menanggulangi
j
terjadinya kecelakaan dan atau keadaan
darurat akibat B3
Pasal 25,
Mengamankan (mengisolasi) tempat
terjadinya kecelakaan, menanggulangi
kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap
penanggulangan kecelakaan, melaporkan
k
kecelakaan, dan keadaan darurat kepada
pemerintah, memberikan informasi,
bantuan dan melakukan evakuasi
terhadap masyarakat sekitar lokasi
kejadian
Pasal 31,
Wajib menyampaikan laporan tertulis
l. tentang pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) secara berkala
sekurangnya 6 (enam) bulan
Pasal 5,
Keputusan Kepala BAPEDAL Pelampiran tata cara dan persyaratan
No. Kep. 01 / a. teknis penyimpanan dan pengumpulan
KABAPEDAL / 09 / 1995 tentang : limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Tata Cara dan (B3)
4.4
Persyaratan Teknis Penyimpanan Pasal 6,
dan Pengumpulan Limbah Bahan b. Wajib melakukan
Berbahaya dan Beracun (B3) pelaporan penerimaan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Pasal 1,
Keputusan Kepala BAPEDAL Dokumen yang berhubungan dengan
a. limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
No. Kep. 02 /
KABAPEDAL / 09 / 1995 (B3)
4.5
Tentang : Dokumen Limbah Pasal 4,
Bahan Berbahaya dan Beracun Pemberitahuan lampiran tentang dokumen
(B3) b. limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
Pasal 2, ayat (1)
Setiap orang yang melakukan pengelolaan
a. limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) WAJIB melalukan pemberian simbol
dan Label
Pasal 2, ayat (2)
Pemberian simbol limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) sebagaiman
Permen LH No. 14 Tahun 2013 dimaksud dalam ayat (1) dilakukan pada :
Tentang Simbol dan
4.6 b.
Label Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) a. Wadah dan/atau kemasan limbah B3
b. Tempat Penyimpanan Limbah B3
c. Alat angkut Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
Pasal 2, ayat (3)
Pemberian simbol limbah B3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan berdasarkan karakteristik limbah
B3
Pasal 1, huruf 2
Penghasil limbah B3 selanjutnya disingkat
a.
penghasil adalah Badan Usaha yang
kegiatannya menghasilkan limbah B3
Pasal 1, huruf 1 - 7
Pengertian limbah Bahan Berbahaya dan
a.
Beracun (B3), Lahan terkontaminasi,
pemulihan tingkat keberhasilan pemulihan
Pasal 2,
Peraturan menteri ini bertujuan untuk
memberikan pedoman bagi penanggung
b. jawab usaha dan/atau kegiatan dalam
melaksanakan penanganan pemulihan
lahan terkontaminasi limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Pasal 3,
Permen LH No. 33 Tahun 2009 Penanggung jawab usaha dan/atau
Tentang : Tata Cara Pemulihan kegiatan WAJIB melakukan pemulihan
4.10 Lahan Terkontaminasi Limbah
c. terhadap lahan terkontaminasi limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang
(B3) diakibatkan dari usaha dan/atau
kegiatannya
Pasal 4,
Pemulihan lahan terkontaminasi limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) terdiri
d. atas kegiatan :
1. Perencanaan. 2.
pelaksanaan. 3. evaluasi dan 4.
pemantauan
Pasal 8,
Penanggung jawab kegiatan pemulihan
wajib melaporkan hasil pelaksanaan
pemulihan lahan terkontaminasi limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
kepada menteri dengan tembusan
gubernur dan bupati/walikota
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
1.Audit Lingkungan Hidup adalah
evaluasi yang dilakukan untuk menilai
ketaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan terhadap persyaratan
hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
2.Dokumen lingkungan hidup adalah
dokumen yang memuat pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup yang
terdiri atas analisis mengenai dampak
lingkungan hidup (amdal), upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya
pemantauan lingkungan hidup (UKL-
UPL), surat pernyataan kesanggupan
pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup (SPPL), dokumen
pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup (DPPL), studi evaluasi
mengenai dampak lingkungan hidup
(SEMDAL), studi evaluasi lingkungan
hidup (SEL), penyajian informasi
lingkungan (PIL), penyajian evaluasi
lingkungan (PEL), dokumen pengelolaan
lingkungan hidup (DPL), rencana
pengelolaan lingkungan dan rencana
pemantauan lingkungan (RKL-RPL),
dokumen evaluasi lingkungan hidup
(DELH), dokumen pengelolaan lingkungan
Permen Negara LH No.14 hidup (DPLH), dan Audit Lingkungan.
4.11 Tahun 2010 tentang
Dokumen Lingkungan
Permen Negara LH No.14
4.11 Tahun 2010 tentang
Dokumen Lingkungan
hidup yang merupakan bagian dari
proses audit lingkungan hidup yang
dikenakan bagi usaha dan/atau
kegiatan yang sudah amdal.
4. Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang selanjutnya disingkat DPLH,
adalah dokumen yang memuat
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang sudah memiliki
izin usaha dan/atau kegiatan tetapi
belum memiliki UKL-UPL.
5. Kepala instansi lingkungan hidup
kabupaten/kota adalah kepala instansi
yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup
kabupaten/kota.
6. Kepala instansi lingkungan hidup
provinsi adalah instansi yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup provinsi.
7. Deputi Menteri adalah Deputi
Menteri Negara Lingkungan Hidup yang
tugas dan tanggungjawabnya di bidang
amdal.
8. Menteri adalah Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
Pasal 24
(1) Pemeriksaan UKL-UPL sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 23 dilakukan dengan tahapan:
a. penerimaan dan pemeriksaan
administrasi permohonan Izin Lingkungan
dan UKL-UPL;
b. pemeriksaan substansi UKL-UPL.
(2) Tahapan penilaian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
huruf a dapat dilakukan oleh unit kerja
yang bertanggungjawab di bidang
pelayanan publik.
(3) Tahapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) b tercantum dalam
Lampiran VIII yang merupakan
bagiantidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Permen LH RI No. 08
Tahun 2013 Tentang Tata
Permen LH RI No. 08 Pasal 26
Tahun 2013 Tentang Tata (1) Berdasarkan hasil pemeriksaan
Laksana Penilaian dan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
4.12 Pemeriksaan Dokumen Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai kewenangannya menerbitkan:
Lingkungan Hidup dan
a. rekomendasi persetujuan UKL-UPL
Penerbitan Izin dan Izin Lingkungan, jika rencana
Lingkungan usaha dan/atau kegiatan dinyatakan
disetujui; atau
b. rekomendasi penolakan UKL-UPL,
jika rencana usaha dan/atau kegiatan
dinyatakan tidak disetujui.
(2) Penerbitan Izin Lingkungan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilakukan secara
bersamaan dengan penerbitan
rekomendasi persetujuan UKL-UPL.
(3) Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota dapat mendelegasikan
kewenangan pemeriksaan,
penerbitanrekomendasi UKL-UPL, dan
penerbitan Izin Lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada:
a. pejabat yang ditunjuk oleh Menteri;
b. kepala Instansi Lingkungan Hidup
Provinsi; atau
c. kepala Instansi Lingkungan Hidup
Kabupaten/Kota.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
1. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri
dari daratan dan perairan disekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,
naik turun penumpang dan/atau bongkar
muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan
antar moda transportasi.Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun adalah
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah mengenai Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang
dimaksud dengan:
1. Izin Lingkungan adalah izin yang
diberikan kepada setiap orang yang
melakukan Usaha dan/atau Kegiatan
yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam
rangka perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sebagai
PP No. 27 Tahun 2012 Tentang prasyaratmemperoleh izin Usaha dan/atau
4.14 Kegiatan.
Izin Lingjungan
Pasal 2
(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang
wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib
memiliki Izin Lingkungan.
(2) Izin Lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui
tahapan kegiatan yang meliputi:
a. penyusunan Amdal dan UKL-UPL;
b. penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-
UPL; dan
c. permohonan dan penerbitan Izin
Lingkungan.
Pasal 2
(1) Setiap Orang yang menghasilkan
Limbah B3 wajib melaksanakan
Permen LH No. 63 Tahun 2016
Penimbunan Limbah B3.
4.15 Tentang Tata Cara Penimbunan
(2) Dalam hal Setiap Orang
Limbah B3
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak mampu melakukan sendiri,
Penimbunan Limbah B3 diserahkan
kepada Penimbun Limbah B3.
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini mengatur
tentang tata kerja Tim Ahli Limbah B3
yang meliputi:
a. struktur Tim Ahli Limbah B3; dan
b. pelaksanaan evaluasi oleh Tim Ahli
Limbah B3.
Permen LHK No. 54 Tahun 2017 (1) huruf b dilakukan terhadap:
4.16 Tentang Tata Kerja Tim Ahli a. Limbah yang terindikasi memiliki
Limbah B3 karakteristik
Limbah B3 untuk ditetapkan sebagai
Limbah B3;
b. Limbah B3 dari sumber spesifik
untuk
dikecualikan dari pengelolaan Limbah B3;
dan
c. Limbah B3 dari sumber spesifik
untuk ditetapkan sebagai produk
samping.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
2. Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup,
yang selanjutnya disingkat DELH, adalah
dokumen yang memuat pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup yang
merupakan bagian dari evaluasi proses
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin
usaha dan/atau kegiatan tetapi belum
memiliki dokumen Amdal.
Permen LH No. 102 Tahun 2016 3. Dokumen Pengelolaan Lingkungan
4.17 Tentang Pedoman Penyusunan Hidup, yang selanjutnya disingkat DPLH,
Dokumen adalah dokumen yang memuat
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang telah memiliki
izin usaha dan/atau kegiatan tetapi
belum memiliki UKL-UPL.
Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan
memberikan pedoman
mengenai:
a. kriteria DELH dan DPLH;
b. muatan DELH dan DPLH;
c. penilaian DELH dan pemeriksaan
DPLH;
d. pembinaan dan evaluasi kinerja DELH
dan DPLH; dan
e. pendanaan penilaian DELH dan
pemeriksaan DPLH.
5. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Pasal 3,
Pelaksanaan oleh pihak ke tiga
a.
berdasarkan Peraturan perundang-
undangan
PP. RI No. 82 Tahun 2001
Pasal 37,
Tentang : Pengelolaan
5.1. b. Kewajiban pencegahan dan
Kualitas Air Dan Pengendalian
penanggulangan pencemaran air.
Pencemaran Air.
PP. RI No. 82 Tahun 2001
Tentang : Pengelolaan
5.1.
Kualitas Air Dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Pasal 42,
c. Larangan pembuangan limbah padat dan
atau gas ke dalam air atau sumber air
Permen. LH No. 03 Tahun 2010 pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar
Tentang Lingkungan Hidupkeberadaannya
yang ditenggang (AMDAL) atau dalam air
5.2
: Baku Mutu Air Limbah Bagi rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan
Kawasan Industri bahan (UKL)
baku dan/atau memanfaatkan sumber
Permen. LH No. 05 Tahun 2014 Hidup
dayaAir limbahdan
sehingga
Upaya
adalah sisaPemantauan
daribarang
menghasilkan suatu usaha
berupa
5.3 Tentang dan/atau
atau kadarkegiatan yang berwujud
unsur pencemar cair jumlah
dan/atau
: Baku Mutu Air Limbah unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam air limbah yang akan
6. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
Pasal 16,
PP. RI No. 41 Tahun 1999
Pengendalian pencemaran udara meliputi
6.1 Tentang : a.
pencegahan dan penanggulangan
Pengendalian Pencemaran Udara
pencemaran, serta pemulihan mutu,
Pasal 4, angka 1 s/d 2
Permen. LH No. 05 Tahun 2006 Setiap kendaraan bermotor wajib memenuhi
Tentang : Ambang Batas Emisi ambang batas emisi gas buang.
6.2
Gas Buang Kendaraan Bermotor Setiap kendaraan bermotor lama WAJIB
Lama melakukan uji emisi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Kepmen. LH No.
Kep.13/MENLH/1/1995 Tentang : Pasal 2, nomor 5
6.3
Baku Mutu Sumber Tidak Peninjauan baku mutu
Bergerak
Pasal 1,
Progam penilaian peringkat kinerja
a. perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan hidup
pengawasan tidak langsung adalah
mekanisme dimana perusahaan
Per-03/MENLH/ 2014 b. melaporkan secara mandiri kinerja
tentang progam penilaian pengelolaan lingkungannya.
6.4 peringkat kinerja perusahaan
dalam pengelolaan lingkungan analisis mengenai dampak lingkungan
hidup hidup atau amdal, yaitu kajian mengenai
c. dampak penting suatu usaha dan kegiatan
yang di rencanakan pada lingkungan
hidup
upaya pengelolaan lingkungan hidup dan
d. upaya pemantauan lingkungan hidup atau
UKL-UPL
Pasal 6, ayat 1, huruf a dan b
Kepmen. LH No.
a. Mentaati persyaratan baku tingkat
Kep.48/MENLH/11/1996
6.5 kebisingan
Tentang : Baku Tingkat
b. Memasang alat pencegahan terjadinya
Kebisingan
kebisingan
7. PENGELOLAAN SAMPAH
Pasal 1, ayat 6
Tempat penampungan sementara adalah
tempat sebelum sampah diangkut ke
a.
tempat pendauran ulang, pengolahan,
dan/atau tempat pengolahan sampah
terpadu.
Pasal 3,
Pengelolaan sampah diselenggarakan
berdasarkan asas tanggung jawab, asas
b. berkelanjutan, asas manfaat, asas
keadilan, asas kesadaran, asas
kebersamaan, asas keselamatan, asas
keamanan, dan asas nilai ekonomi.
UU RI No. 18 Tahun 2008 Pasal 12, ayat 1
7.1.
Tentang : Pengelolaan Sampah Setiap orang dalam pengelolaan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis
c. sampah rumah tangga WAJIB
mengurangi dan menangani sampah
dengan cara yang berwawasan
lingkungan.
Pasal 15,
Produsen WAJIB mengelola kemasan
d. dan/atau barang yang diproduksinya yang
tidak dapat atau sulit terurai oleh proses
alam.
Pasal 1
Sampah sejenis rumah
tangga adalah sampah rumah tangga
yang berasal dari kawasan komersial,
PP No, 81 Tahun 2012 Tentang kawasan industri, kawasan khusus,
Pengelolaan Sampah Rumah fasilitas sosial, fasilitas umum dan/atau
7.2 fasilitas lainya.
Tangga dan Sampah Sejenis
Rumah Tangga Pasal 11 pengurangan sampah meliputi :
1.
Pembatasan timbunan sampah
2. Pendaur ulangan
sampah dan/atau 3.
Pemanfaatan kembali sampah
8. PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
Kepmen LH No. Kep. 19 Tahun
2004 Tentang : Pedoman Pasal 2, ayat 1
8.1. Pengelolaan Pengaduan Kasus Pengaduan terjadinya pencemaran dan atau
Pencemaran dan atau Perusakan perusakan
Lingkungan Hidup
Departemen
Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL Patuh
GA
Lingkungan Hidup
Departemen dan Upaya
Patuh
GA Pemantauan
Lingkungan Hidup
Melakukan pengendalian terus menerus Departemen
Patuh
dengan melaksanakan UKL/UPL GA
PP RI No. 18
Tahun 1999
Departemen
PP RI No. 18
Tahun 1999
Departemen
Patuh Tentang
GA
Pengelolaan
Limbah B3
Mengajukan Izin perubahan Tempat
Penyimpanan Sementara (TPS) apabila
ada yang berubah dari TPS
Departemen
Dokumen manifest limbah B3 Patuh
GA
Peraturan
Pengganti
Pemasangan marking dan simbol pada
Kep.Bapedal No.
tiap alat atau tempat yang menggunakan Departemen
Patuh
bahan kimia Bahan Berbahaya dan GA
Beracun (B3)
05/KABAPEDAL/0
9/ 1995
Menetapkan dan memeliharan
penanganan bahan kimia berbahaya
PT. Samindo
Electronics
Departemen tidak melakukan
GA pemanfaatan
Membuat adminsitrasi pengelolaan dan terhadap limbah
penanganan bahan kimia berbahaya di B3
area perusahaan
Departemen
Patuh
GA
1998
Departemen
Negara Patuh
GA
Tentang : Baku
Departemen
Negara Patuh
GA
Sebelumnya
menggunakan
peraturan
Kepmen. LH No.
Hasil monitoring UKL & UPL untuk
Departemen Kep.15/MENLH/4/
pengelolaan lingkungan hidup dan Patuh
GA 1996
progam pelaporan lingkungan hidup
Tentang :
Program Langit
Biru
Departemen
Tidak menggunakan CFC Patuh
GA