Anda di halaman 1dari 177

PERSYARATAN HUKUM LINGKUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

SERTA PERSYARATAN LAINNYA DAN EVALUASI PENAATANNYA

PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
I. PERATURAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
1. KESELAMATAN KERJA

Pasal 3 dan pasal 4 Menerapkan dan mematuhi peraturan


Mengenai syarat-syarat Keselamatan dan perundangan undangan mengenai
Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Pasal 5 dan Pasal 8 Melakukan pengawasan terhadap


Mengenai pengawasan Keselamatan dan setiap pekerjaan yang berpotensi
Kesehatan Kerja (K3). bahaya.

Pasal 9
Melakukan pelatihan terhadap
Mengenai pembinaaan dan pelatihan
karyawan mengenai Keselamatan dan
terhadap karyawan mengenai
Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Pasal 10
Membentuk struktur organisasi P2K3
Pembentukan Panitia Pembina
Undang-Undang R I No. 1 Tahun (Panitia Pembina Keselamatan dan
1.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) Departemen GA
1970 Tentang Keselamatan kerja Kesehatan Kerja)
di perusahaan
Pasal 11
Kewajiban melaporkan kejadian Melaporkan kejadian kecelakaan
kecelakaan
Memenuhi hak dan kewajiban kerja
Pasal 12
terkait Keselamatan dan Kesehatan
Hak dan kewajiban tenaga kerja
Kerja.
Pasal 13
Melakukan pelatihan K3 dan mematuhi
Kewajiban tenaga kerja memasuki area
petunjuk Keselamatan dan Kesehatan
kerja harus mematuhi petunjuk
Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 14 Menerapkan dan mematuhi peraturan


Kewajiban pengurus terhadap area kerja Perundangan-undangan mengenai
dan kepada pekerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Pasal 86
Memberikan pendidikan kepada
Undang-Undang R I No. 13 Tahun Setiap pekerja/buruh berhak mendapatkan
1.2 a. karyawan mengenai Keselamatan dan Departemen GA
2003 Tentang Ketenagakerjaan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan
Kesehatan Kerja (K3)
Kerja (K3).

Pasal 3, ayat 2 2.
Untuk dapat ditunjuk sebagai ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
harus memenuhi syarat-syarat
a. Mempunyai keahlian khusus Sertifikasi ahli Keselamatan dan
a. b. Telah mengikuti pendidikan oleh Kesehatan Kerja (K3) oleh instansi
Depnakertrans terkait
Permenaker RI No.
Per.03/MEN/1978
Tentang : Penunjukan dan c. Mengetahui ketentuan peraturan
1.3 Departemen GA
Wewenang Serta Kewajiban perundangan pada umumnya dan bidang
Pegawai Pengawas K3 dan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
K3

Pasal 5, ayat 1 huruf d


Mengawasi langsung terhadap Pemenuhan daftar buku dan meninjau
b. ditaatinya undang-undang Keselamatan kepatuhan hukumnya setiap tahun dan
dan Kesehatan Kerja (K3) dan peraturan pelaksanaan pemantauan rutin
pelaksanaannya:

Pasal 2, ayat 1
Penyelenggaraan organisasi Panitia
Setiap tempat kerja dengan kriteria
Pembina Keselamatan dan Kesehatan
a. tertentu pengusaha atau pengurus wajib
Kerja (P2K3) yang disyahkan oleh
Permenaker RI No. membentuk Panitia Pembina Keselamatan
instansi terkait
Per.04/MEN/1987 dan Kesehatan Kerja (P2K3)
1.4 Departemen GA
Tentang : P2K3 Serta Tata Cara
Penunjukan Ahli K3
Permenaker RI No.
PENANGGUNG
Per.04/MEN/1987
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
1.4 Departemen
JAWAB GA
Tentang : P2K3 Serta Tata Cara
Penunjukan Ahli K3
Pasal 5, ayat 1 Sertifikasi ahli Keselamatan dan
b. Pengajuan permohonan tertulis kepada Kesehatan Kerja (K3) oleh instansi
menteri yang terkait. terkait

Dalam rangka mendukung kebijakan


Pemerintah di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja, perlu dibentuk dewan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 3, Tugas Dewan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja yaitu memberikan saran dan
pertimbangan kepada menteri dalam
merumuskan kebijakan nasional di bidang K3

pasal 16 , DK3N melaksanakan tugas dan


Permenaker no 18 tahun 2016
melakukan kerjasama dengan badan Pembentukan struktural P2K3 dan
1.5 Tentang Dewan Keselamatan Departemen GA
pemerintah/ non pemerintah baik nasional pelaporan krgiatan P2K3
Dan Kesehatan Kerja
maupun internasional melalui kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang ketenagakerjaan

Pasal 19 , DK3N melaporkan rencana kegiatan


dan hasil pelaksanaan tugas kpd menteri.dan
laporan dilakukan secara periodik setiap 6
bulan sekali.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pertama : tanggal 12 Januari ditetapkan


sebagai Hari Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional (HK3N).
Kedua : Hari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional
sebagaimana dimaksud Amar Pertama
Kepmenaker No. Kep. diperingati setiap tahun secara Nasional di Diisi dengan kegiatan yang berhubungan
1.6 245/MEN/1990 seluruh wilayah Republik Indonesia. dengan Keselamatan dan Kesehatan Departemen GA
Tentang : Hari K3 Nasional Ketiga : Peringatan hari Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diisi
dengan kegiatan-kegiatan yang terus
meningkatkan pengenalan, kesadaran,
penghayatan dan pengamalan keselamatan
dan kesehatan kerja sehingga membudaya di
kalangan masyarakat Indonesia.

Pasal 2, ayat 1 dan 2


Permenaker RI No. Pengadaan formulir baku untuk laporan
1. WAJIB lapor kejadian kecelakaan
Per.03/MEN/1998 Tentang : Tata kecelakaan/ kejadian dan investigasi
1.7 Departemen GA
Cara Pelaporan dan Pemeriksaan serta penghitungan rutin setiap
2. Kecelakaan sebagaimana dimaksud
Kecelakaan bulannya
( huruf a s/d c )
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 2

Penerapan SMK3 (Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) bertujuan untuk :
1. Meningkatkan
efektifitas perlindungan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang terencana, terukur,
terstruktur dan terintegrasi.
2.
Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
PP No. 50 Tahun 2012 Tentang dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan
semua unsur. Permohonan pengesahan dan sertifikasi
Penerapan Sistem Manajemen
1.8 3. Menciptakan tempat SMK3 oleh badan sertifikasi dan instansi Departemen GA
Keselamatan dan Kesehatan
kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk terkait.
Kerja (SMK3)
mendorong
Pasal 5 efektifitas.
1. Setiap
perusahaan wajib menerapkan SMK3 (Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) diperusahaannya.
2.
Kewajiban yang dimaksud adalah :
a.
Memperkerjakan pekerja/buruh paling sedikit
100 (seratus) orang; atau

b. Mempunyai tingkat
potensi bahaya tinggi
Ketentuan umum
Peraturan Menaker No.
Suatu alat yang mempunyai Pengadaan Alat Pelindung Diri (PPE)
08/MEN/VII/2010
1.9 kemampuan untuk melindungi seseorang secara cuma - cuma di setiap Departemen GA
Tentang : Alat Pelindung
dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi departemen
Diri (APD)
tubuh tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja

Pasal 4 ayat (1) dan (2)


PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pengusaha instalasi harus merancang,


membuat, mengoperasikan dan atau Membuat checklist dan monitoring
(1)
merawat sistem dan komponen sumber radiasi
radiasi…

Sistem dan komponen sumber radiasi


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Menyediakan alat ukur yang sesuai
(2)
harus dirancang dan dibuat sesuai dengan dengan standar yang belaku
standar

Membuat panitia pengawasan radiasi


Pasal 7 dan petugas pemantau radiasi yang
Pengusaha harus menerapkan Sistem disyah kan oleh instansi terkait
Manajemen Keselamatan radiasi,… (Bapeten) dengan mengeluarkan SIB
(Surat Izin Bertugas)

Menyediakan pen dosimeter dan TLD


Pasal 10 ayat (1)
(Thermoluminisence Dosemeter).TLD
Pengusaha instalasi harus mewajibkan setiap
(Thermoluminisence Dosemeter) badge
pekerja radiasi untuk memakai peralatan
bagi karyawan yang bekerja dengan
PP Republik Indonesia Nomor 63 pemantau dosis perorangan,…
sumber radiasi…
Tahun 2000
Departemen
1.10
Tentang : Keselamatan dan Pasal 11 ayat (1) SMT
Kesehatan Kerja Terhadap Hasil pengolahan dan pembacaan peralatan
Pemanfaatan Radiasi Pengion. pemantau dosis perorangan sebagaimana
Membuat pelaporan pemantauan dosis
dimaksud dalam pasal 10 ayat
(2) harus disampaikan kepada pengusaha
Instalasi dan Badan Pengawas.

Pasal 12 ayat (1)


Melakukan pengecekan pencatatan
Pengusaha instalasi bertanggung jawab atas
berkala serta melakukan tindakan
pelaksanaan pencatatan dosis radiasi yang
pencegahan
diterima oleh setiap pekerja radiasi.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 13 ayat (1)


Pengusaha instalasi harus memberikan salinan
catatan dosis kepada petugas pekerja radiasi Salinan catatan dosis
bersangkutan yang akan memutuskan
hubungan kerja.

Pasal 14 ayat (1)


Pengusaha instalasi harus melakukan
pemantauan daerah kerja secara terus-
Melakukan pengawasan berkala
menerus, berkala dan atau sewaktu-waktu
berdasarkan jenis instalasi dan sumber radiasi
yang digunakan.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 2
Pengusaha dan/atau pengurus WAJIB
menerapkan K3 dalam pekerjaan pada
ketinggian
Pasal 3 Bekerja pada ketinggian
sebagaimana dmaksud dalam pasal 2 wajib
memenuhi persyaratan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang meliputi :
a. Perencanaan
b. Prosedur
kerja
c. Teknik bekerja aman
PerMenaker RI No. 09/MEN/2016 Melakukan sosialisasi dan safety induksi
d. APD perangkat
Tentang Keselamatan dan pada saat karyawan Uitility atau vendor Departemen
1.11 pelindung jatuh, dan angkur dan
Kesehatan Kerja Dalam kontraktor yang akan berkerja di area GA/Utility
e. Tenaga
Pekerjaan Pada Ketinggian PT. Samindo Electronics
Kerja Pasal 4

Pengusaha dan/atau pengurus WAJIB


memastikan bahwa semua kegiatan bekerja
pada ketinggian menjadi tanggung jawabnya,
telah direncanakan dengan tepat, dilakukan
dengan cara yang aman, dan diawasi.
Pasal 5
Pengusaha dan/atau
pengurus WAJIB memperhatikan dan
melaksanakan penilaian resiko dalam kegiatan
atau aktifitas pekerjaan pada ketinggian.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 2
Setiap pekerja yang mengalami kecelakaan
kerja dan/atau penyakit akibat kerja dapat
memperoleh manfaat Program Kerja Kembali
Pasal 3
PerMenaker RI No. 10/MEN/2016
Manfaat program kerja kembali
Tentang Tata Cara Pemberian
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dapat PT. Samindo Electronics belum
Program Kembali Kerja serta Departemen
1.12 diberikan berdasarkan rekomendasi dokter mendapatkan informasi dan sosialisasi
Kegiatan Promotif dan Kegiatan HRD
penasehat terkait dengan PerMenker No. 10/2016
Preventif Kecelakaan Kerja dan
Pasal 4 Manfaat program kerja kembali
Penyakit Akibat Kerja
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2
diberikan secara komprehensif mulai dari
pelayanan kesehatan, rehabiltasi dan pelatihan
kerja.
Pasal 5 Persyaratan dll...............

Pasal 2, ayat 1
Pengurus dan/atau pengusaha WAJIB
a. menerapkan syarat Keselamatan dan
Permenaker RI No.
Kesehatan Kerja (K3) Elevator dan
Per.06/MEN/2017 Melakukan sertiifikasi Elevator dan
Eskalator
1.13 Tentang : Keselamatan dan Eskalator ke Dinas Tenaga Kerja Departemen GA
Kesehatan Kerja Elevator dan Pasal 3, ayat a setempat
Eskalator Melindungi tenaga kerja dan orang lain
b.
yang berada ditempat kerja dari potensi
bahaya Elevator dan Eskalator

2. KESEHATAN

Pasal 2, ayat 2
Semua perusahaan sebagaimana tersebut Test kesehatan diwajibkan untuk setiap
Departemen
dalam pasal 2 ayat (2) Undang-undang No.1 karyawan baru dengan status tetap
Permenaker RI No. HRD
Tahun 1970 harus mengadakan Pemeriksaan ataupun kontrak
Per.02/MEN/1980 Kesehatan Sebelum Kerja.
Tentang: Pemeriksaan
2.1.
Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Rangka Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.
Permenaker RI No.
Per.02/MEN/1980 PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
Tentang: Pemeriksaan JAWAB
2.1.
Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Pasal 3, ayat 2
Rangka Penyelenggaraan Semua perusahaan sebagaimana dimaksud Penyelenggaraan pemeriksaan berkala
Keselamatan Kerja. pasal 2 ayat (2) tersebut diatas harus terutama untuk karyawan yang rentan Departemen
melakukan pemeriksaan kesehatan berkala dan beresiko terhadap pekerjaan setiap HRD
bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) 1 (satu) tahun sekali.
tahun sekali
Permenaker RI No.
Pedoman ini sebagai acuan untuk
25/MEN/Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan pemeriksaan berkala
menetap kan diagnosis dan penilaian
Pedoman Diagnosis dan terutama untuk karyawan yang rentan Departemen
2.2 cacat karena kecelakaan dan penyakit
Penilaian Cacat Karena dan beresiko terhadap pekerjaan setiap HRD
akibat kerja guna menghitung kompensasi
Kecelakaan dan Penyakit Akibat 1 (satu) tahun sekali.
yang menjadi hak tenaga kerja
Kerja

Pasal 2, ayat 1
… Ditemukan penyakit kerja yang diderita Pembuatan formulir baku untuk proses
a. oleh tenaga kerja, pengurus dan badan pelaporan kepada instansi terkait jika
Permenaker RI No.
yang ditunjuk wajib melaporkan secara ditemukan penyakit akibat kerja.
Per.01/MEN/1981 Departemen
2.3 tertulis…
Tentang : Kewajiban Melapor HRD
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Pasal 4, ayat 3
Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD)
b. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)
disetiap lokasi yang membutuhkan
dengan cuma-cuma.

Pasal 1, huruf a - 1 s/d 4


Pelayanan kesehatan adalah usaha
a. Pengadaan klinik yang tidak dilengkapi
kesehatan yang dilaksanakan dengan
tujuan: (1 s/d 4) dengan dokter bagi semua pekerja
yang ada dilingkungan PT. Samindo
Pasal 3, Electronics karyawan dirujuk ke RS
Permenaker RI No. 1. Setiap tenaga kerja berhak terdekat yaitu RS Hosana Medika Lippo
Per.03/MEN/1982 mendapatkan pelayanan kesehatan kerja. Cikarang Departemen
2.4
Tentang : Pelayanan HRD
Kesehatan Tenaga Kerja Pengadaan dan penyelenggaraan kartu
b. layanan kesehatan yang dikelola oleh
instansi terkait dan berlaku di setiap
2. Pengurus WAJIB memberikan
rumah sakit yang ditunjuk. (tersedia di
pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan
RS Hosana Medika Lippo Cikarang)
kemajuan IPTEK
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Permenaker RI No. Per.01/MEN/
1998 Tentang : Penyelenggaraan Pasal 14, ayat 1 dan 2
Pemeliharaan Kesehatan Bagi 1. Harus tercantum secara rinci dalam
Mengikutsertakan seluruh karyawan ke Departemen
2.5 Tenaga Kerja Dengan Manfaat peraturan perusahaan dan KKB
dalam program JAMSOSTEK HRD
Lebih Baik Dari Paket 2. Harus lengkap meliputi : penyelenggaraan
Pemeliharaan Dasar kepesertaan dan paket pelayanan
JAMSOSTEK
a. Pasal 2, huruf a s/d f
Permen . Perburuhan No. 7
Tahun 1964 tentang Syarat Pelaksanaan pemantauan dan
Kesehatan, pengukuran setiap 1 (satu) bulan sekali
2.6 Pasal 14, ayat 1 pengukuran kadar Departemen GA
b. dengan alat ukur yang disediakan
Kebersihan Serta Penerangan penerangan.(Lux) perusahaan.
dalam Tempat Kerja
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
Pasal 3 JAWAB
Setiap pimpinan kantor dan/atau pengelola
gedung wajib menyelenggarakan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) perkantoran.
Pasal 4

Penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan


kerja (K3) perkantoran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi :
a. Membentuk dan
mengembangkan SMK3 perkantoran dan
b.
Menerapkan standar Keselamatan dan
PerMenkes No. 36 Tahun 2016 Memonitor semua hal tersebut secara
Kesehatan kerja (K3) perkantoran
Tentang Standar Keselamatan rutin dengan melaksanakan identifikasi
2.7 Pasal 5 Departemen GA
dan Kesehatan Kerja (K3) bahaya, penilaian resiko dan evaluasi
SMK3 (Sistem
Perkantoran dampak lingkungan setiap tahunnya.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) perkantoran sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 ayat (2) huruf (a) meliputi :

a. Penetapan kebijakan K3
perkantoran
b. Perencanaan K3 perkantoran
c. Pelaksanaan rencana K3
perkantoran
d.Pemantauan dan evaluasi K3
perkantoran, dan
e. Peninjauan dan peningkatan
Pasal 2 , Tentang Pengaturan Standar
kinerja SMK3 perkantoran.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
perkantoran sebagai acuan pimpinan kantor
dan pengelola gedung dalam menerapkan
pelaksanaan K3 di perkantoran.
Memonitor semua hal tersebut secara
pasal 12 , standar keselamatan dan kesehatan rutin dengan melaksanakan persyaratan
Permenkes No. 48 tahun 2016 kerja yang meliputi persyaratan keselamatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
2.8 Tentang Standar Keselamatan kerja perkantoran dan kewaspadaan bencana Departemen GA
membuat pelaporan terhadap
dan Kesehatan Kerja Perkantoran perkantoran.
pelaksanaan Keselamatan dan
kkesehatan kerja perkantoran.
Permenkes No. 48 tahun 2016
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
2.8 Tentang Standar Keselamatan Departemen GA
membuat pelaporan terhadap
dan Kesehatan Kerja Perkantoran PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM pelaksanaan
PELAKSANAANKeselamatan
PENAATAN dan
JAWAB
kkesehatan kerja perkantoran.
Pasal 25 , Menteri kepala dinas kesehatan
kabupaten melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan K3
Perkantoran .

Kepmen No. 68/MEN/IV/2004


Pasal 2 ayat 1
Tentang. Pencegahan Mengadakan seminar tentang Departemen
2.9 Pengusaha WAJIB melakukan upaya dan
dan Penanggulangan HIV/AIDS di pencegahan AIDS HRD
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
Tempat Kerja

Pasal 2
Permenaker RI Penyediaan petugas P3K dan kotak P3K
(1) Pengusaha WAJIB menyediakan petugas
Nomor : PER - 15 /MEN/VIII/2008 di setiap bagian serta menyediakan
P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) Departemen
2.10 Tentang : Pertolongan Pertama klinik 24 jam hari kerja dan melakukan
dan fasilitas P3K di tempat kerja. HRD
Pada Kecelakaan di Tempat Kerja pelatihan terhadap orang-orang yang
(2) Pengurus wajib melaksanakan P3K di
(P3K) ditunjuk sebagai tenaga P3K
tempat kerja.

1. Setiap perusahaan yang


memperkerjakan karyawan antara 50
sampai 200 orang supaya menyediakan
Surat Edaran Menakertrans No.
ruang tempat makan di perusahaan yang
SE.01 Tahun 1979 Tentang : Menyediakan kantin dan pengelola
2.11 bersangkutan Departemen GA
Pengadaan Kantin dan Ruang kantin
2. Semua perusahaan
Makan
yang memperkerjakan karyawan lebih dari
200 orang supaya menyediakan kantin di
perusahaan yang bersangkutan
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 2 Ayat 1
Jasa boga golongan B, yaitu jasa boga
yang melayani kebutuhan khusus untuk :
1. Asrama
penampungan jemaah haji
Permen Kes RI No. 715 tahun Menyediakan kantin dan pengelola
2. Asrama transito atau asrama lainya
2003 kantin yang sudah memiliki izin sesuai
2.12 3. Departemen GA
Tentang : Persyaratan Hygienis dengan yang dipersyaratkan oleh
Perusahaan
Sanitasi Jasa Boga Permen Kes RI No. 715 Tahun 2003
4. Pengeboran
lepas pantai
5. Angkutan umum
dalam negeri dan 6. Sarana
pelayanan
1. kesehatan catering yang
Setiap perusahaan
mengelola makanan bagi tenaga kerja
Surat Edaran Dirjen Bina
harus terlebih dahulu mendapatkan
Pengawasan Norma K3 No. SE-
rekomendasi dari Depnaker setempat. Melakukan pengawasan dengan
86 Tahun 1989 Tentang :
2.13 pengelola kantin dengan mengecek Departemen GA
Perusahaan Katering yang
2. Rekomendasi diberikan persyaratan yang telah ditentukan
Mengelola Makanan Bagi Tenaga
berdasarkan persyaratan persyaratan
Kerja
kesehatan, hygiene dan sanitasi
.
Pasal 3, ayat (1)
Pengurus tenaga kerja dan penyelenggara
sarana umum harus mendukung program ASI
ekslusif

Pasal 3, ayat (2) bagian b


Pemberian Kesempatan kepada ibu yang
Permenkes RI No. 15 Tahun 2013
bekerja untuk memberikan ASI eksklusif
Tentang Menyediakan Ruang Laktasi/Ruang
kepada bayi atau memerah ASI selama waktu
2.14 Tata Cara penyediaan Fasilitas Menyusui di PT. Samindo Electronics Departemen GA
kerja ditempat kerja
Khusus Menyusui dan/atau Indonesia
Memerah Air Susu Ibu
Permenkes RI No. 15 Tahun 2013
Tentang Menyediakan Ruang Laktasi/Ruang
2.14 Tata Cara penyediaan Fasilitas Menyusui di PT. Samindo Electronics PENANGGUNG
Departemen GA
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
Khusus Menyusui dan/atau Indonesia JAWAB
Memerah Air Susu Ibu
Pasal 6 ayat (1)
Setiap pengurus tempat kerja dan
penyelenggara tempat sarana umum harus
memberikan kesempatan bagi ibu yang bekerja
didalam ruangan dan/atau diluar ruangan untuk
menyusui dan/atau memerah ASI pada waktu
kerja ditempat kerja

Pasal 1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. samindo Electronics mensosialisasi
Lingkungan kerja yang selanjutnya disebut
Permenaker No.05 Tahun 2018 kan kepada seluruh karyawan agar
K3 Lingkungan Kerja adalah Segala
Tentang Keselamatan dan selalu menjaga kesehatan dengan cara Departement
2.15 kegiatan untuk menjamin serta melindungi
Kesahatan Kerja Lingkungan pada saat bekerja menggunakan APD Produksi
keselamtan dan kesehatan tenaga kerja
Kerja untuk karyawan yang bekerja pada area
melalui pengendalian lingkungan kerja
berbahaya
dan penerapan Hiegienie Sanitasi di
tempat kerja.

3. MEKANIK DAN KONSTRUKSI BANGUNAN


Pasal 4
Setiap terjadi kecelakaan kerja atau
Penyelenggaraan statistik/penghitungan
kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
a. tingkat kecelakaan kerja dan kejadian di
kepada
tempat kerja setiap bulan.
Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya.

Permenaker RI No. 01/MEN/1980 Pasal 6


Tentang : Keselamatan dan Kebersihan dan kerapihan di tempat kerja Inspeksi dan penerbitan lembar Departemen
3.1. harus dijaga sehingga bahan-bahan yang ketidaksesuaian terhadap tiap bagian
Kesehatan Kerja (K3) Pada b. Utility
Konstruksi Bangunan berserakan, bahan-bahan bangunan, kerja untuk perbaikannya sesuai jenis
peralatan dan alat-alat kerja tidak temuan
merintangi atau menimbulkan kecelakaan.
Kesehatan Kerja (K3) Pada Utility
Konstruksi Bangunan
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 10
Pembuatan tanda - tanda, leaflet atau
c. Orang yang tidak berkepentingan dilarang
label peringatan dan petunjuk.
memasuki tempat kerja (Area Kerja)

ayat 1 , pesawat tenaga dan produksi harus di


lengkapi alat pengaman

ayat 2, semua bagian yang bergerak dan


Permenkes No. 38 tahun 2016 berbahaya dari pesawat tenaga dan produksi Pemasangan alat perlindungan pada
Tentang Keselamatan dan harus dilengkapi alat pelindungan. pesawat tenaga dan produksi , sesuai Departemen
3.2.
Kesehatan Kerja Pesawat syarat- syarat peraturan perundang- HRD
Tenaga dan Produksi undangan.
ayat 4 , alat perlindungan harus dapat
melindungi dari tindakan pengoperasian yang
salah

Penyediaan / pengadaan peralatan yang


Pasal 4
memenuhi standar Keselamatan dan
a. Kemampuan operator pesawat angkat dan
Kesehatan kerja (K3) dan persyaratan
angkut
Permenaker RI No. 05/MEN/1985 perlindungan pengamanan
Departemen
3.3. Tentang : Pesawat Angkat dan
HRD
Angkut Pasal 135, ayat 1 Permohonan pengesahan operator dan
… Pesawat angkat dan angkut harus petugas pesawat angkat dan angkut
b.
mendapatkan pengesahan dari direktur serta peninjauan kelayakan sertifikat
atau pejabat yang ditunjuknya melalui evaluasi tahunan.

BAB II, Pasal 23


… Operator
Permohonan pengesahan operator dan
dan petugas pesawat angkat dan angkut
petugas pesawat angkat dan angkut Departemen
a. yang telah mendapatkan sertifikat dapat
serta peninjauan kelayakan sertifikat HRD
diberikan lisensi oleh Depnakertrans
melalui evaluasi tahunan.
sesuai dengan tingkat keahliannya yang
harus diperbaharui setiap 5 (lima) tahun.

Permenaker RI No. 09/MEN/2010


PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
BAB V Kewajiban Operator Pesawat
Permenaker RI No. 09/MEN/2010 Pasal 34, ayat 1
Tentang : Operator dan Seluruh
3.4. b.
Petugas Pesawat Angkat & Departemen
Dilarang meninggalkan tempat pelayanan
Angkut selama keran angkat dioperasikan Pembuatan, peredaran dan
pemasangan petunjuk kerja
Pasal 34, ayat 3 pengoperasian dan tata cara
Melakukan pengecekan dan pengamatan pemeriksaan pada alat-alat angkat dan
c. Departemen GA
kondisi atau kemampuan kerja serta angkut yang digerakkan oleh mesin
merawat keran angkat… penggerak.

Pasal 34, ayat 3


Seluruh
d. Mematuhi peraturan dan tindakan
Departemen
pengaman yang telah ditetapkan

4. LISTRIK DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Pasal 2, ayat 1
Permen ESDM RI No. Per- Perencanaan, pemasangan, penggunaan Bersifat wajib administratif sebagai
36/MEN/2014 Tentang :
pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik di rujukan dalam suatu kontrak kerja antara Departemen
4.1. Pemberlakuan SNI, No. SNI-04--
0225-2011/Amd1 2013 mengenai tempat kerja harus sesuai dengan ketentuan kontraktor atau instalatir dan sebagai Utility
PUIL 2011 di Tempat Kerja yang ditetapkan dalam Standar Nasional panduan dalam hal perbaikan instalasi.
Indonesia (SNI)

Pasal 2 Menunjuk Ahli Keselamatan dan


Pengusaha dan/atau pengurus WAJIB Kesehatan Kerja (K3) Listrik dan Teknisi
melaksanakan K3 Listrik di tempat kerja Listrik ditempat kerja

Permenaker RI No. Per.


12/MEN/2015 Tentang :
4.2 Departemen GA
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Listrik ditempat Kerja
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 3
Pelaksanaan K3 Listrik sebagaimana dimaksud
Permenaker RI No. Per. dalam pasal 2 bertujuan :
12/MEN/2015 Tentang : 1. Melindungi keselamatan dan
4.2 kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang Departemen GA
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Listrik ditempat Kerja berada dilingkungan tempat kerja dari potensi Memastikan dan mengaplikasikan
bahaya listrik. penerapan Peraturan Umum Instalasi
2. Menciptakan instalasi listrik yang Listrik (PUIL) 2011 ditempat kerja
aman, handal dan memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya.
3, Menciptakan tempat
kerja yang selamat dan sehat untuk mendorong
produktifitas

Pasal 2,
Pengusaha dan/atau pengurus WAJIB
melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)\ listrik di tempat kerja

Pasal 5 Ayat 3
Standar dibidang kelistrikan adalah :
Permenaker No. 33 Tahun 2015 1. Standar Nasional Indonesia Bersifat wajib administratif sebagai
Tentang Keselamatan dan 2. Standar Internasional dan/.atau rujukan dalam suatu kontrak kerja antara Departemen
4.3
kesehatan Kerja Listrik di Tempat 3. Standar Nasional negara lain yang kontraktor atau instalatir dan sebagai Utility
Kerja ditentukan oleh pengawas ketenagakerjaan panduan dalam hal perbaikan instalasi.

Pasal 10
Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh :
1.Pengawas ketenagkerjaan spesialis K3
listrik
2. Ahli K3 bidang listrik pada perusahaan
dan/atau
3. Ahli K3 bidang listrik pada PJK3
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 4, ayat 1
Setiap satu kelompok APAR (Alat
a. Pemadam Api Ringan) harus ditempatkan Pengadaan, peredaran dan
pada posisi yang mudah dilihat dengan pemasangan APAR (Alat Pemadam Api
jelas,… Ringan) dengan ukuran dan jumlah yang
Permenaker RI No. 04/MEN/1980 sesuai kapasitas ruangan yang diberi
Pasal 14 tanda-tanda, petunjuk penggunaan dan
Tentang : Syarat - syarat Petunjuk cara - cara pemakaian APAR sistim pemeriksaan berkala.
4.4 Pemasangan dan Pemeliharaan b. Departemen GA
(Alat Pemadam Api Ringan) harus dapat
APAR (Alat Pemadam Api dibaca dengan jelas
Ringan)

Pasal 33, ayat 1


Permohonan pengesahan pemakaian
Setiap instalasi kebakaran harus
a. instalasi kebakaran kepada instansi
mempunyai buku akte pengesahan yang
terkait.
dikeluarkan oleh Direktur

Pasal 57, ayat 1


Permenaker RI No.
Terhadap instalasi alarm kebakaran Melakukan pemeriksaan peralatan
02/MEN/1983
4.5 b. otomatik harus dilakukan pemeliharaan deteksi secara harian dan pelaksanaan Departemen GA
Tentang : Instalasi Alarm
dan pengujian berkala secara mingguan pengujian setiap bulannya.
Kebakaran Automatik
bulanan dan tahunan

Permenaker RI No.
Pasal 57, ayat 1 Permohonan pengesahan pemakaian
02/MEN/1989 Departemen
4.6 Setiap instalasi penyalur petir harus kepada instalasi penyelur petir kepada
Tentang : Pengawasan Instalasi HRD
mendapatkan sertifikat... instansi terkait
Penyalur Petir

Pasal 49, ayat A


Pembuatan, pemasangan, dan/atau perubahan
instalasi penyalur petir harus dilakukan …….

Permenaker RI No. 31/MEN/2015 Pasal 49, ayat B Permohonan pengesahan pemakaian


Tentang : Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana kepada instalasi penyelur petir kepada Departemen
4.7
Pengawasan Instalasi Penyalur dimaksud dalam pasal 49A digunakan sebagai instansi terkait HRD
Petir bahan pertimbangan,……
Permohonan pengesahan pemakaian
Tentang : Departemen
4.7 kepada instalasi penyelur petir kepada
Pengawasan Instalasi Penyalur HRD
instansi terkait PENANGGUNG
Petir PERSYARATAN HUKUM
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 57, ayat 1


Setiap instalasi penyalur petir harus mendapat
kan sertifikat pengesahan dari Disnaker

Menginstruksikan, untuk :
Nomor 1, huruf (-) Pemberlakuan pre permit setiap ada
Penerapan syarat-syarat Keselamatan pelaksanaan proses baru di area
dan Kesehatan Kerja (K3) dalam perusahaan
mekanisme perizinan IMB, IPB, HO dan
a. lain-lain
Instruksi Menaker RI No. Ins. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
- Pembinaan / penyuluhan / pelatihan
11/M/BW/1997 kebakaran dan evakuasi secara berkala
penanggulangan bahaya kebakaran
Tentang :
4.8 Pengawasan Khusus Membuat formulir baku untuk laporan
Keselamatan dan Kesehatan - Pemeriksaan/investigasi/analisa kasus Departemen GA
kebakaran dan investigasi
Kerja (K3) Penanggulangan kebakaran.
Kebakaran
Penyelenggaraan pendidikan &
Nomor 2, pelatihan oleh instansi terkait untuk
Meningkatkan pemeriksaan secara intensif sertifikasi Tim OPKD (Organisasi
b.
tempat-tempat kerja yang berpotensi Penanggulangan Keadaan Darurat)
bahaya kebakaran tinggi tingkat C dan berkelanjutan secara
internal setiap 6 (enam) bulan sekali.

Permenaker RI No. Per. Pengadaan petunjuk kerja dan format


03/MEN/1999 Tentang : Syarat- Pasal 3, ayat 1 pemeriksaan yang dilakukan secara
Departemen
4.9 syarat Keselamatan dan kapasitas angkut lift harus dicantumkan rutin. Dan mengajukan surat
HRD
Kesehatan kerja (K3) Lift untuk dan dipasang dalam kereta permohonan pengesahan pemakaian
Pengangkutan Orang dan Barang lifter ke instansi terkait

Pasal 3, ayat 1
Kapasitas angkut lift harus dicantumkan
dan dipasang dalam kereta

Permenaker RI No. 32 Tahun Pengadaan petunjuk kerja dan format


PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 24, ayat A


Pembuatan pemasangan dan pemakaian,
Permenaker RI No. 32 Tahun dan/atau perubahan lift harus dilakukan Pengadaan petunjuk kerja dan format
2015 Tentang : Syarat-syarat pemeriksaan dan pengujian oleh pemeriksaan yang dilakukan secara
pengawas ketenagakerjaan spesialis K3 Departemen
4.10 Keselamatan dan Kesehatan rutin. Dan mengajukan surat
lift dan/atau Ahli K3 bidang listrik HRD
Kerja (K3) Lift untuk permohonan pengesahan pemakaian
Pengangkutan Orang dan Barang lifter ke instansi terkait
Pasal 25, ayat A
Pembuatan pemasangan dan pemakaian,
dan/atau perubahan lift dilakukan oleh
PJK3 (Perusahan Jasa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 2,
Ayat 1 Pengurus atau pengusaha WAJIB
mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran, Latihan penanggulangan
kebakaran di tempat kerja.
Ayat 2. Kewajiban
mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran ditempat kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi: 1.
Pengendalian setiap bentuk energi;
Pengadaan peralatan dan pelatihan
Kepmenaker RI No. KEP. 2. Penyediaan sarana deteksi, alarm pemadam
untuk perlindungan kebakaran, evakuasi
186/MEN/1999 kebakaran dan sarana evakuasi;
4.11 dan penyelamatan serta Tim Departemen GA
Tentang : Penanggulangan 3. Pengendalian penyebaran asap, panas dan
Penanggulangan Kebakaran di tempat
Kebakaran di Tempat Kerja gas;
kerja.
4. Pembentukan unit penanggulangan
kebakaran di tempat kerja;
5. Penyelenggaraan latihan dan gladi
penanggulangan kebakaran secara berkala;
6. Memiliki buku rencana penanggulangan
keadaaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja
yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh)
orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang
berpotensi bahaya kebakaran sedang dan
berat.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

5. UAP DAN BEJANA TEKAN

Pasal 2
(1) Pengurus dan/atau pengusaha WAJIB
menerapkan syarat-syarat K3 Bejana Tekanan Botol baja bertekanan (Bejana Tekan)
atau Tangki Timbun yang digunakan di PT Samindo
(2). Syarat-syarat K3 sebagaimana Electronics untuk Penampungan Udara
dimaksud dalam ayat 1 dilaksanakan sesuai volume air
ketentuan peraturan perundangan dan/atau
Permenaker RI No. Per. standar yang berlaku
37/MEN/2016
Departemen
5.1. Tentang : Keselamatan dan
HRD
Kesehatan Kerja (K3) Bejana Pasal 4
Tekanan dan Tangki Timbun Pelaksanaan syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bejana
Mengajukan surat permohonan
Tekanan atau Tangki Timbun sebagaiman
pengesahan/sertifikasi ke instansi terkait
dimaksud dalam Pasal 2 meliputi kegiatan
tentang penggunaan 'Bejana Tekanan
perencanaan, pembuatan, pemasangan,
dan Tangki Timbun
pengisian, pengangkutan, pemeliharaan,
perbaikan, modifikasi, penyimpanan,
pemeriksaan serta pengujian.

II. PERATURAN LINGKUNGAN

1. LINGKUNGAN
Pasal 1, ayat 2
Sertifikasi ISO 14001, dokumen
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
UKL/UPL
hidup

Pengelolaan limbah diserahkan pada


Pasal 14
vendor yang memiliki izin pengelolaan
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau
limbah dari Kementerian Lingkungan
kerusakan lingkungan hidup
Hidup dan Dinas LH Kab. Subang

Pasal 34
Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL
Kewajiban UKL dan UPL
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 35
Kewajiban Membuat Surat Pernyataan
Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Pasal 36
Kewajiban Amdal atau UKL/UPL WAJIB Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL
Memiliki Izin Lingkungan
Pasal 48
Undang - Undang No. 32 Tahun Pemerintah mendorong Audit sertifikasi ISO 14001 oleh
1.1. 2009 Tentang : Perlindungan dan pengusaha untuk melakukan audit lingkungan Sucofindo setiap tahun Departemen GA
Pengelolaan Lingkungan Hidup hidup

Pengelolaan Bahan Berbahaya dan


Pasal 58
Beracun disesuaikan (B3) dengan
Pengelolaan Bahan
peraturan yang telah ditetapkan oleh
Berbahaya dan Beracun (B3)
peraturan ini.

Pengelolaan Limbah diserahkan pada


Pasal 59 vendor yang telah memiliki izin
Pengelolaan Limbah Bahan pengelolaan limbah dari Kementerian
Berbahaya dan Beracun (B3) Lingkungan Hidup dan Dinas LH
k'abupaten Subang

Pasal 88
Setiap orang yang
tindakannya, usahanya, dan/atau kegiatannya
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
menggunakan B3, menghasilkan dan/atau
Beracun (B3) disesuaikan dengan
mengelola limbah B3, dan/atau yang
Peraturan yang telah ditetapkan oleh
menimbulkan ancaman serius terhadap
Peraturan ini.
lingkungan hidup bertanggung jawab mutlak
atas kerugian yang terjadi tanpa perlu
pembuktian unsur kesalahan.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Mengurus Izin Lingkungan dan
Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL
dan mengajukan permohonan kembali
apabila ada perubahan izin lingkungan,
meliputi :
a. Perubahan
kepemilikan usaha
b. Perubahan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
Pasal 1, ayat 1 c.
Izin lingkungan adalah izin yang diberikan Perubahan yang berpengaruh terhadap
kepada setiap orang yang melakukan lingkungan hidup yang memenuhi
usaha dan /atau kegiatan yang wajib kriteria :
a.
AMDAL atau UKL/UPL dalam rangka - Penggunaan alat-alat
perlindungan dan pengelolaan lingkungan produksi -
hidup sebagai prasyarat memperoleh izin Penambahan kapasitas produksi
usaha dan/atau kegiatan - Perubahan
spesifikasi teknik
- Perubahan saran usaha
dan/atau kegiatan
- Perluasan lahan dan
bangunan usaha
- Perubahan waktu atau durasi
operasi usaha
- Usaha dan/atau kegiatan
Peraturan Pemerintah No. 27 didalam kawasan yang belum tercakup
1.2 Tahun 2012 Tentang Izin dalam izin lingkungan Departemen GA
Pasal 1, ayat 3 - Perubahan kebijakan
Lingkungan
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan pemerintah dalam rangka peningkatan
Upaya Pemantauan Lingkunagan Hidup perlindungan dan pengelolaan
yang selanjutnya disebut UKL/UPL adalan lingkungan hidup
Pengelolaan dan Pemantauan terhadap - Perubahan
b. usaha dan/atau kegiatan yang tidak lingkungan Hidup yang sangat mendasar
berdampak penting terhadap lingkungan karena peristiwan alam dan sebab lain
hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang
penyelanggaraan usaha dan/atau kegiatan
usaha.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 2, ayat 1.
Setiap usaha dan/atau
c. kegiatan yang WAJIB memiliki AMDAL
atau UKL-UPL wajib memiliki izin
lingkungan
Pasal 53 Kewajiban pemegang izin
lingkungan
Ayat 1, Menaati persyaratan
dan kewajiban dan membuat serta Melaporkan pelaksanaan izin lingkungan
d. menyampaikan laporan pelaksanaan kepada pemerintah dan instansi terkait 6
terhadap persyaratan dan kewajiban (enam) bulan sekali
dalam izin lingkungan kepada Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota

Pasal 2, HCFC sebagaimana dimaksud dalam


pasal 1 angka 1 merupakan salah satu jenis
bahan perusak ozon (BPO)

Pasal 3, Mulai 1 Januari 2015, HCFC jenis


HCFC-22 dan HCFC-141b dilarang untuk
digunakan pada :
a. Pengisian dalam proses
Perauturan Menteri Perindustrian produksi mesin pendingin ruangan (AC), Mesin
No. 41/PER/2014 Tentang pengatur suhu udara, dan alat/mesin mesin Untuk pengisian dan penggantian
Departemen
1.3 Larangan Penggunaan refrigerasi. b. Proses penggunaan R22 akan diganti dengan
Utility
Hydrochlorofluorocarbon (HCFC) produksi rigid foam untuk barang berupa R32
di Bidang Industri freezer, domestic/local refrigerator, bardstock /
laminated, refrigerator trucks dan
c. Proses produksi internal skin untuk
penggunaan sektor automotive dan fiurniture.
Pasal 4, Mulai 31 Desember 2030 HCFC
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (3)
dilarang digunakan dalam pemeliharaan
barang.
2. UKL & UPL
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Sementara itu PP 51 Tahun 1993 juga


menyebutkan bahwa dalam rangka menunjang
SE. MENLH No. B
pembangunan yang berwawasan lingkungan
-1234/MENLH/08/1999
maka bagi rencana usaha yang tidak ada
Tentang : Kegiatan wajib
2.1. dampak pentingnya atau secara teknologi Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL Departemen GA
Upaya Pengelolaan Lingkungan
sudah dapat dikelola dampak pentingnya
(UKL) & Upaya Pemantauan
diwajibkan membuat UKL dan UPL. Baik Amdal
Lingkungan (UPL)
maupun UKL/UPL adalah syarat untuk
mendapatkan izin melakukan usaha.

Pasal 1 yang dimaksud dengan ,


1. Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut
UKL-UPL .............
2. Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Permen LH No. 16 Tahun 2013 Pemantauan Lingkungan Hidup yang
Tentang selanjutnya disebut SPPL .................................
2.2. Departemen GA
: Pedoman Penyusunan
Pasal 2
Dokumen Lingkungan Hidup
1. Peraturan
menteri ini bertujuan memberikan pedoman
penyusunan dokumen lingkungan hidup.

2.Dokumen lingkungan hidup sebagaimana


dimaksud dalam ayat 1 terdiri atas dokumen
Amdal, formulir UK/UPL dan SPPL
3. LINGKUNGAN KERJA

SK Gubenur No.
660.31/Sk/624/BKPMD/82 Memonitoring hasil buangan dari proses
Melakukan pengendalian terus menerus
3.1 Ttg : Tata cara pengendalian produksi dan proses lainnya dan tidak Departemen GA
dengan melaksanakan UKL/UPL
dan kriteria pencemaran mencemari lingkungan di sekitar lokasi pabrik
lingkungan akibat industri
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 1 ayat 8 Nilai Ambang Batas yang


selanjutnya disingkat NAB adalah standar
faktor bahaya ditempat kerja sebagai
kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu Pengadaan Alat Pelindung Diri (PPE)
(time weighted average) yang dapat diterima dan exhaust di area yang berpotensi
tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit terpapar uap bahan kimia berbahaya
atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam
Permenakertrans No. 13 Tahun sehari atau 40 jam seminggu
2011 Tentang : Nilai Ambang
3.2 Departemen GA
Batas Faktor Fisika dan Faktor
Kimia di tempat kerja Pasal 1 ayat 10 faktor fisika adalah faktor
didalam tempat kerja yang bersifat fisika yang
Pengadaan Alat Pelindung Diri (PPE)
dalam keputusan ini terdiri diri dari iklim kerja,
dan kontrol rutin pada area tersebut
kebisingan, getaran, gelombang mikro, sinar
ultra ungu dan medan magnet
Pasal 1 ayat 11 faktor kimia didalam tempat
kerja yang bersifat kimia yang dalam keputusan
Pengadaan Alat Pelindung Diri (PPE)
ini meliputi padatan (partikel), cair, gas, kabut,
dan kontrol rutin pada area tersebut
aerosol dan uap yang berasal dari bahan-
bahan kimia.
Pasal 1 ayat 1 Air limbah adalah air dari sisa
hasil usaha dan/atau kegiatan.
Ayat 2.Air limbah domestik adalah air
limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-
hari manusia yang berhubungan dengan
pemakaian air.
Ayat 3. Baku mutu air limbah
adalah ukuran batas atau kadar unsur
pencemar dan atau jumlah unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya dalam air
limbah yang akan
dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari
suatu usaha dan atau kegiatan.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 2 ayat c. penanggung jawab usaha dan/


atau kegiatan pengolahan air limbah domestik
dalam menyusun perencanaan pengolahan air
limbah domestik, dan penyusunan dokumen Pada saat pengambilan sampling Air
Peraturan MenterI Lingkungan lingkungan hidup. Limbah Domestik harus sesuai dengan
Hidup dan Kehutanan No.
3.3 Peraturan yang ada dan tidak boleh Departemen GA
68/MEN/2016 Tentang Baku Mutu
melebihi baku mutu yang telah
Air Limbah Domestik
ditetapkan oleh BLH Kab. Subang

Pasal 3. ayat 1 setiap usaha dan/atau kegiatan


yang menghasilkan air limbah domestik wajib
melakukan pengolahan air limbah domestik
yang dihasilkannya.
Ayat 2. pengolahan air limbah
domestik sebagai mana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan secara :
a. Tersendiri, tanpa menggabungkan dengan
pengolahan air limbah dari kegiatan lainnya,
atau
b. Terintegrasi, melalui penggabungan air
limbah dari kegiatan lainnya ke dalam satu
sistem pengolahan air limbah.

4. PENGELOLAAN LIMBAH B3

Pasal 2,
Kepmen No. Kep. 187/MEN/1999
Pengendalian bahan kimia Pengadaan lokasi penyimpanan khusus
4.1. Tentang : Pengendalian Bahan Departemen GA
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja (gudang bahan kimia)
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
dan penyakit akibat kerja

Pasal 3,
Setiap orang yang menghasilkan limbah
a. Izin TPS diarea PT. Samindo Electronics
B3 wajib melakukan pengelolaan limbah
B3 yang dihasilkannya
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 10.
Membuat program pengurangan limbah
b. Setiap orang yang meghasilkan limbah B3
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
wajib melakukan pengurangan Limbah B3

Pasal 11
Setiap orang yang menghasilkan Limbah
Membuat laporan secara rutin ke Dinas
B3 sebagaimana dimaksud dalam pasal
c. LH kabupaten Subang setiap 3 (tiga)
10 wajib menyampaikan laporan secara
bulan
tertulis kepada menteri mengenai
pelaksanaan Pengurangan limbah B3.
Pasal 12
Setiap orang yang menghasilkan Limbah
d. B3 wajib melakukan penyimpanan limbah Izin TPS diarea PT. Samindo Electronics
B3.

Simbol dan label ditempel di lokasi


Pasal 13 penyimpanan dan lokasi sesuai dengan
e. Persyaratan lokasi penyimpanan limbah identifikasi limbah Bahan Berbahaya dan
B3 Beracun (B3) dan peralatan keadaan
darurat

PP. RI No. 101/2014 Tentang :


4.2. Departemen GA
Pengelolaan Limbah B3
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 22
Pemegang izin pengelolaan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) untuk
kegiatan penyimpanan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) wajib
PP. RI No. 101/2014 Tentang :
4.2. mengajukan perubahan izin jika terjadi Departemen GA
Pengelolaan Limbah B3
perubahan terhadap persyaratan yang
meliputi: Mengajukan Izin perubahan Tempat
f. a. Identitas pemegang Penyimpanan Sementara (TPS) apabila
izin; ada yang berubah dari TPS
b. Akta pendirian badan usaha;
c. Nama limbah B3 yang disimpan;
d. Lokasi tempat
penyimpanan limbah B3; dan/atau
e.
Desain dan kapasitas fasilitas
Penyimpanan limbah B3

Pasal 28
Setelah izin pengelolaan limbah B3 untuk Dokumen yang dikeluarkan khusus
kegiatan penyimpanan limbah B3 terbit, kepada pengolah atau pengambil limbah
g. pemegang izin wajib: yang dikeluarkan oleh Kementerian
a. Memenuhi persyaratan yang ada Lingkungan Hidup dan Dinas LH Kab.
b. Penyimpanan limbah B3 paling Subang
lama 90 hari, 180 hari atau 365 hari.

Pasal 31
Setiap orang yang menghasilkan limbah
Melakukan proses pemilahan terhadap
h. B3 wajib melakukan pengumpulan limbah
limbah B3 yang dihasilkan
B3 yang dihasilkannya.

Pasal 36
Izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan Apabila masa berlaku dari TPS sudah
pengumpulan limbah B3 sebagaimana kadaluarsa harus mengajukan
i.
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (3) huruf a pembaharuan untuk perpanjangan Izin
berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat TPS
diperpanjang.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 12,
Penanggung jawab pengangkutan, Pemasangan/penempelan Lembar Data
penyimpanan dan pengendaran limbah Keselamatan Bahan (MSDS) pada
c.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) wajib setiap tempat / alat yang menggunakan
menyertakan Lembar Data Keselamatan Bahan Kimia Berbahaya (B3)
Bahan (MSDS)

Pasal 15, ayat 1


Kerjasama dengan supplier dan wajib
Setiap kemasan Bahan Berbahaya dan
d. menempelkan stiker pada waktu
Beracun (B3) wajib diberikan simbol dan
pengiriman
label serta dilengkapi MSDS.

Pasal 17,
Simbol dan label Bahan Berbahaya dan Dibuatkan simbol dan label yang baru
e.
Beracun (B3) yang mengalami kerusakan sesuai dengan peraturan yang berlaku
wajib diberikan simbol dan label yang baru

Pasal 18,
Setiap tempat penyimpanan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) wajib Dibuatkan simbol dan label yang baru
f.
diberikan simbol dan label, kriteria sesuai dengan peraturan yang berlaku
persyaratan tempat penyimpanan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)

Pasal 19,
Pengelolaan tempat penyimpanan Bahan
Dibuatkan petunjuk kerja tanggap
Berbahaya dan Beracun (B3) wajib
g. darurat dan penanggulangan Bahan
dilengkapi dengan sistem tanggap darurat
Berbahaya dan Beracun (B3)
dan prosedur penanganan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)

PP RI No. 74 Tahun 2001 Tentang Pasal 22, Melakukan training dan sosialisasi
4.3 Pengelolaan Bahan Berbahaya Setiap orang yang melakukan kegiatan terkait dengan pengelolaan Bahan Departemen GA
dan Beracun h. pengelolaan Bahan Berbahaya dan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
Beracun (B3) wajib menjaga keselamatan melakukan pemeriksaan kesehatan
dan kesehatan kerja karyawan secara berkala
4.3 Pengelolaan Bahan Berbahaya Departemen GA
dan Beracun
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Melakukan pelatihan dan sosialisasi


Pasal 23,
terkait dengan pengeloaan Bahan
Uji kesehatan secara berkala wajib bagi
i. Berbahaya dan Beracun (B3) dan
pengawasan B3 untuk menjaga
melakukan pemeriksaan kesehatan
keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan secara berkala

Melakukan pelatihan dan sosialisasi


Pasal 24,
terkait dengtan pengeloaan Bahan
Kewajiban untuk menanggulangi
j Berbahaya dan Beracun (B3) dan
terjadinya kecelakaan dan atau keadaan
melakukan pemeriksaan kesehatan
darurat akibat B3
karyawan secara berkala

Pasal 25,
Mengamankan (mengisolasi) tempat
terjadinya kecelakaan, menanggulangi
Melakukan training dan sosialisasi terkait
kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap
dengan pengelolaan Bahan Berbahaya
penanggulangan kecelakaan, melaporkan
k dan Beracun (B3) dan melakukan
kecelakaan, dan keadaan darurat kepada
pemeriksaan kesehatan karyawan
pemerintah, memberikan informasi,
secara berkala
bantuan dan melakukan evakuasi
terhadap masyarakat sekitar lokasi
kejadian

Pasal 31,
Wajib menyampaikan laporan tertulis Menyampaikan laporan tertulis tentang
l. tentang pengelolaan Bahan Berbahaya Cara pengelolaan Bahan Berbahaya dan
dan Beracun (B3) secara berkala Beracun (B3) ke instansi terkait
sekurangnya 6 (enam) bulan

Pasal 5,
Keputusan Kepala BAPEDAL
Pelampiran tata cara dan persyaratan
No. Kep. 01 /
a. teknis penyimpanan dan pengumpulan
KABAPEDAL / 09 / 1995 tentang :
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Laporan ke Dinas LH kabupaten
Tata Cara dan
4.4 (B3) Subang, cc Kementerian Lingkungan Departemen GA
Pasal 6, Hidup setiap 6 (enam) bulan sekali.
Persyaratan Teknis Penyimpanan
dan Pengumpulan Limbah Bahan b. Wajib melakukan
Berbahaya dan Beracun (B3) pelaporan penerimaan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 1,
Keputusan Kepala BAPEDAL
a. Dokumen yang berhubungan dengan
No. Kep. 02 / limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
KABAPEDAL / 09 / 1995 (B3)
4.5 Pasal 4, Dokumen manifest limbah B3 Departemen GA
Tentang : Dokumen Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun Pemberitahuan lampiran tentang dokumen
b.
(B3) limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
Pasal 2, ayat (1)
Setiap orang yang melakukan pengelolaan
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
a.
(B3) WAJIB melalukan pemberian simbol
dan Label

Pasal 2, ayat (2)


Pemberian simbol limbah Bahan
Permen LH No. 14 Tahun 2013 Berbahaya dan Beracun (B3) sebagaiman Pemasangan marking dan simbol pada
Tentang Simbol dan dimaksud dalam ayat (1) dilakukan pada : tiap alat atau tempat yang menggunakan
4.6 b. Departemen GA
Label Limbah Bahan Berbahaya a. Wadah dan/atau kemasan limbah B3 bahan kimia Bahan Berbahaya dan
dan Beracun (B3) Beracun (B3)
b. Tempat Penyimpanan Limbah B3
c. Alat angkut Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
Pasal 2, ayat (3)
Pemberian simbol limbah B3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan berdasarkan karakteristik limbah
B3
Pasal 1, huruf 2
Penghasil limbah B3 selanjutnya disingkat Menetapkan dan memeliharan
a.
penghasil adalah Badan Usaha yang penanganan bahan kimia berbahaya
kegiatannya menghasilkan limbah B3

Permen LH No. 02 Tahun 2008


Tentang :
4.7 Departemen GA
Pemanfaatan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 11, huruf 1


Permen LH No. 02 Tahun 2008 Penghasil dan atau pengumpul WAJIB :
Tentang : 1. Memliliki catatan
4.7 Departemen GA
Pemanfaatan Limbah Bahan penerimaan, penyimpanan, pemanfaatan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan pengolahan limbah B3, Membuat adminsitrasi pengelolaan dan
b. 2. memiliki penanganan bahan kimia berbahaya di
neraca limbah B3 area perusahaan
3, Melaporkan kegiatan pemanfaatan
limbah B3 1 (satu) kali dalam 6 (enam)
bulan kepada Menteri,Gubernur,
Bupati/Walikota

Pasal 1,
Huruf 1, Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) adalah
bahan karea sifat dan konsentrasinya dan Memasang dan menempel simbol dan
atau jumlah dapat merusak lingkungan; label Bahan Berbahaya dan Beracun
a.
huruf 2. (B3) yang sesuai dengan standar
Simbol B3 adalah gambar yg peraturan yang berlaku
menunjukkan klasifikasi B3;
huruf 3,. Label adalah uraian singkat
klasifikasi dan jenis B3;
Permen LH No. 03 Tahun 2008 Pasal 2,
Tentang : Tata Cara Pemberian Huruf 1. Setiap kemasan Bahan
4.8 Berbahaya dan Beracun (B3) wajib Departemen GA
Simbol dan Label Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) diberikan simbol sesuai dengan klasifikasi
dan label sesuai dengan jenis dan
klasifikasinya. Memasang dan menempel simbol dan
Huruf 2. Klasifikasi label Bahan Berbahaya dan Beracun
b.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diatur (B3) yang sesuai dengan standar
dengan Undang-undang. peraturan yang berlaku
Huruf 3. Jenis Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai
dengan nama dagang dan/atau bahan
kimia dari Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) tsb.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 1, huruf 1
Jenis kegiatan pengelolaan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) yang WAJIB
dilengkapi dengan izin terdiri atas kegiatan
1. Melakukan pengurusan izin Tempat
Permen LH No. 18 Tahun 2009
Pengangkutan Penyimpanan Sementara (TPS) limbah
Tentang : Tata Cara Perizinan
4.9 a. 2. Penyimpanan sementara Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Departemen GA
Pengelolaan Limbah Berbahaya
3. atas nama PT. Samindo Electronics Ke
dan Beracun (B3)
Pengumpulan Dinas LH kabupaten Subang.
4. Pemanfaat
5.
Pengolahan dan
6. Penimbunan
Melakukan sistem pengelolaan Limbah
Pasal 1, huruf 1 - 7
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pengertian limbah Bahan Berbahaya dan
a. sesuai dengan peraturan yang berlaku Departemen GA
Beracun (B3), Lahan terkontaminasi,
dan tidak adanya pencemaran
pemulihan tingkat keberhasilan pemulihan
lingkungan dari aktivitas produksi

Pasal 2,
Peraturan menteri ini bertujuan untuk
memberikan pedoman bagi penanggung Melakukan sistem pengelolaan Limbah
b. jawab usaha dan/atau kegiatan dalam Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Departemen GA
melaksanakan penanganan pemulihan sesuai dengan peraturan yang berlaku
lahan terkontaminasi limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Pasal 3,
Penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan WAJIB melakukan pemulihan Melakukan sistem pengelolaan limbah
Permen LH No. 33 Tahun 2009
Tentang : Tata Cara Pemulihan c. terhadap lahan terkontaminasi limbah B3 sesuai dengan peraturan yang Departemen GA
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berlaku
4.10 Lahan Terkontaminasi Limbah
diakibatkan dari usaha dan/atau
Bahan Berbahaya dan Beracun
kegiatannya
(B3)
Tentang : Tata Cara Pemulihan
4.10 Lahan Terkontaminasi Limbah
Bahan PERSYARATAN
Berbahaya dan Beracun PENANGGUNG
DAFTAR HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
(B3) JAWAB

Pasal 4,
Pemulihan lahan terkontaminasi limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) terdiri Melakukan sistem pengelolaan limbah
d. atas kegiatan : Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Departemen GA
1. Perencanaan. 2. sesuai dengan peraturan yang berlaku
pelaksanaan. 3. evaluasi dan 4.
pemantauan

Pasal 8,
Penanggung jawab kegiatan pemulihan
wajib melaporkan hasil pelaksanaan Melaporkan hasil pemulihan lahan
pemulihan lahan terkontaminasi limbah terkontaminasi ke pemerintah daerah Departemen GA
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan instansi terkait
kepada menteri dengan tembusan
gubernur dan bupati/walikota

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
1.Audit Lingkungan Hidup adalah
evaluasi yang dilakukan untuk menilai
ketaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan terhadap persyaratan
hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
2.Dokumen lingkungan hidup adalah
dokumen yang memuat pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup yang
terdiri atas analisis mengenai dampak
lingkungan hidup (amdal), upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya
pemantauan lingkungan hidup (UKL-
UPL), surat pernyataan kesanggupan
pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup (SPPL), dokumen
pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup (DPPL), studi evaluasi
mengenai dampak lingkungan hidup
(SEMDAL), studi evaluasi lingkungan
hidup (SEL), penyajian informasi
lingkungan (PIL), penyajian evaluasi
lingkungan (PEL), dokumen pengelolaan
lingkungan hidup (DPL), rencana
pengelolaan lingkungan dan rencana
pemantauan lingkungan (RKL-RPL),
dokumen evaluasi lingkungan hidup
(DELH), dokumen pengelolaan lingkungan
Permen Negara LH No.14 hidup (DPLH), dan Audit Lingkungan. PT. Samindo Electronics menyusun
Departement
4.11 Tahun 2010 tentang dokumen Lingkungan UKL/ UPL dan
GA
Dokumen Lingkungan penyusunan nya tiap 6 bulan sekali.
3. Dokumen Evaluasi Lingkungan
Hidup, yang selanjutnya disingkat DELH,
adalah dokumen yang memuat PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN
pengelolaan HUKUMlingkungan
dan pemantauan PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
hidup yang merupakan bagian dari
proses audit lingkungan hidup yang
dikenakan bagi usaha dan/atau
kegiatan yang sudah amdal.
4. Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang selanjutnya disingkat DPLH,
adalah dokumen yang memuat
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang sudah memiliki
izin usaha dan/atau kegiatan tetapi
belum memiliki UKL-UPL.
5. Kepala instansi lingkungan hidup
kabupaten/kota adalah kepala instansi
yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup
kabupaten/kota.
6. Kepala instansi lingkungan hidup
provinsi adalah instansi yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup provinsi.
7. Deputi Menteri adalah Deputi
Menteri Negara Lingkungan Hidup yang
tugas dan tanggungjawabnya di bidang
amdal.
8. Menteri adalah Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 24
(1) Pemeriksaan UKL-UPL sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 23 dilakukan dengan tahapan:
a. penerimaan dan pemeriksaan
administrasi permohonan Izin Lingkungan
dan UKL-UPL;
b. pemeriksaan substansi UKL-UPL.
(2) Tahapan penilaian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
huruf a dapat dilakukan oleh unit kerja
yang bertanggungjawab di bidang
pelayanan publik.
(3) Tahapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) b tercantum dalam
Lampiran VIII yang merupakan
bagiantidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Permen LH RI No. 08
Tahun 2013 Tentang Tata
Laksana Penilaian dan PT. Samindo Electronics melakukan
4.12 Pemeriksaan Dokumen pengurusan ijin lingkungan ke Dinas HSE officer
Lingkungan Hidup dan Lingkungan Hidup di Kabupaten Subang
Penerbitan Izin
Lingkungan
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
Pasal 26 JAWAB
Permen LH RI No. 08 (1) Berdasarkan hasil pemeriksaan
Tahun 2013 Tentang Tata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
Laksana Penilaian dan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
PT. Samindo Electronics melakukan
sesuai kewenangannya menerbitkan:
4.12 Pemeriksaan Dokumen pengurusan ijin lingkungan ke Dinas HSE officer
a. rekomendasi persetujuan UKL-UPL
Lingkungan Hidup dan Lingkungan Hidup di Kabupaten Subang
dan Izin Lingkungan, jika rencana
Penerbitan Izin usaha dan/atau kegiatan dinyatakan
Lingkungan disetujui; atau
b. rekomendasi penolakan UKL-UPL,
jika rencana usaha dan/atau kegiatan
dinyatakan tidak disetujui.
(2) Penerbitan Izin Lingkungan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilakukan secara
bersamaan dengan penerbitan
rekomendasi persetujuan UKL-UPL.
(3) Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota dapat mendelegasikan
kewenangan pemeriksaan,
penerbitanrekomendasi UKL-UPL, dan
penerbitan Izin Lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada:
a. pejabat yang ditunjuk oleh Menteri;
b. kepala Instansi Lingkungan Hidup
Provinsi; atau
c. kepala Instansi Lingkungan Hidup
Kabupaten/Kota.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
1. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri
dari daratan dan perairan disekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,
naik turun penumpang dan/atau bongkar
muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan
antar moda transportasi.Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun adalah
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah mengenai Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

5. Fasilitas pengelolaan limbah bahan


Permen LH No. 03 Tahun 2007 berbahaya dan beracun lainnya adalah PT. Samindo Electronics menyediakan
4.13 Tentang Fasilitas Pengumpulan fasilitas pengangkutan, pemanfaatan, TPS sesuai dengan standar yang di HSE officer
dan Penyimpanan B3 pengolahan, dan/atau penimbunan. syaratkan dari peraturan pemerintah.
6. Fasilitas pengumpulan dan
penyimpanan limbah bahan berbahaya
dan beracun adalah fasilitas pengumpulan
dan penyimpanan limbah bahan
berbahaya dan beracun yang berasal dari
kegiatan kapal yang memenuhi
persyaratan keamanan lingkungan hidup
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 5
(1) Fasilitas pengumpulan dan
penyimpanan limbah bahan berbahaya
dan beracun sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) wajib memenuhi
persyaratan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.
(2) Fasilitas pengumpulan dan
penyimpanan limbah bahan berbahaya
dan beracun dan fasilitas pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun
lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) wajib memenuhi
persyaratan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang
dimaksud dengan:
1. Izin Lingkungan adalah izin yang
diberikan kepada setiap orang yang
melakukan Usaha dan/atau Kegiatan PT. Samindo Electronics sudah
yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam mendapatkan izin lingkungan dan
PP No. 27 Tahun 2012 Tentang rangka perlindungan dan pengelolaan
4.14 melakukan update jika masa nya habis HSE officer
Izin Lingjungan lingkungan hidup sebagai ke Dinas Lingkungan Hidup kabupaten
prasyaratmemperoleh izin Usaha dan/atau Subang.
Kegiatan.
Pasal 2
(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang
wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib
memiliki Izin Lingkungan.
(2) Izin Lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui
tahapan kegiatan yang meliputi:
a. penyusunan Amdal dan UKL-UPL;
b. penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-
UPL; dan
c. permohonan dan penerbitan Izin
Lingkungan.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

PT. Samindo Electronics merupakan


Permen LH No. 63 Tahun 2016 penghasil limbah dan dikelola oleh
Pasal 2 Departement
4.15 Tentang Tata Cara Penimbunan vendor berizin.sehingga PT samindo
(1) Setiap Orang yang menghasilkan GA
Limbah B3 Electronics hanya menyimpan
Limbah B3 wajib melaksanakan sementara(TPS).
Penimbunan Limbah B3.
(2) Dalam hal Setiap Orang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak mampu melakukan sendiri,
Penimbunan Limbah B3 diserahkan
kepada Penimbun Limbah B3.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini mengatur
tentang tata kerja Tim Ahli Limbah B3
yang meliputi:
a. struktur Tim Ahli Limbah B3; dan
Permen LHK No. 54 Tahun 2017 b. pelaksanaan evaluasi oleh Tim Ahli Tidak ada Pengelolaan Limbah karena
4.16 Tentang Tata Kerja Tim Ahli Limbah B3. Semua limbah dikelola oleh vendor EHS
Limbah B3 (1) huruf b dilakukan terhadap: berizin
a. Limbah yang terindikasi memiliki
karakteristik
Limbah B3 untuk ditetapkan sebagai
Limbah B3;
b. Limbah B3 dari sumber spesifik
untuk
dikecualikan dari pengelolaan Limbah B3;
dan
c. Limbah B3 dari sumber spesifik
untuk ditetapkan sebagai produk
samping.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
2. Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup,
yang selanjutnya disingkat DELH, adalah
dokumen yang memuat pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup yang
merupakan bagian dari evaluasi proses
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin
usaha dan/atau kegiatan tetapi belum
memiliki dokumen Amdal.
Permen LH No. 102 Tahun 2016 3. Dokumen Pengelolaan Lingkungan Pelaksanaan penyusunan nya di serah
4.17 Tentang Pedoman Penyusunan Hidup, yang selanjutnya disingkat DPLH, kan oleh vendor , termasuk uji EHS
Dokumen adalah dokumen yang memuat laboratorium.
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang telah memiliki
izin usaha dan/atau kegiatan tetapi
belum memiliki UKL-UPL.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan
memberikan pedoman
mengenai:
a. kriteria DELH dan DPLH;
b. muatan DELH dan DPLH;
c. penilaian DELH dan pemeriksaan
DPLH;
d. pembinaan dan evaluasi kinerja DELH
dan DPLH; dan
e. pendanaan penilaian DELH dan
pemeriksaan DPLH.
5. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Pasal 3,
Pelaksanaan oleh pihak ke tiga Bekerjasama dengan konsultan yang
a.
berdasarkan Peraturan perundang- ditunjuk oleh Pemerintah
undangan
PP. RI No. 82 Tahun 2001
Tentang : Pengelolaan Pasal 37, Melakukan pengukuran dan pemantauan
5.1. b. Kewajiban pencegahan dan lingkungan sesuai dengan Implementasi Departemen GA
Kualitas Air Dan Pengendalian
Pencemaran Air. penanggulangan pencemaran air. UKL / UPL

Pasal 42,
c. Larangan pembuangan limbah padat dan Menutup saluran air hujan
atau gas ke dalam air atau sumber air
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 2, ayat 3
Baku mutu air limbah
adalah ukuran batas atau kadar unsur
pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya dalam air
limbah yang akan dibuang atau dilepas
kedalam sumber air dari suatu usahan dan
Permen. LH No. 03 Tahun 2010 /atau kegiatan
Tentang
5.2 Negara Departemen GA
: Baku Mutu Air Limbah Bagi Pasal 7
Kawasan Industri Dalam hal kajian
kelayakan Analisis mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL) atau rekomendasi
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL) dari kawasan industri mensyaratkan
baku mutu air limbah lebih ketat dari baku mutu
air limbah

Pasal 1, ayat 7
Industri elektronika
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber
daya sehingga menghasilkan barang berupa
produk dan/atau jasa industri elektronik yang
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih
tinggi.

Permen. LH No. 05 Tahun 2014 Pasal 1, ayat 29


5.3 Tentang Air limbah adalah sisa dari suatu usaha Negara Departemen GA
: Baku Mutu Air Limbah dan/atau kegiatan yang berwujud cair
Permen. LH No. 05 Tahun 2014
5.3 Tentang Negara Departemen GA
: Baku PERSYARATAN
Mutu Air Limbah HUKUM PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 1, ayat 31
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas
atau kadar unsur pencemar dan/atau jumlah
unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam air limbah yang akan
dibuang atau dilepas kedalam media air dari
suatu usaha dan/atau kegiatan

6. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

Pasal 16,
PP. RI No. 41 Tahun 1999 Pengukuran setiap 1 (satu) tahun 2 (dua)
Pengendalian pencemaran udara meliputi
6.1 Tentang : a. kali oleh konsultan yang ditunjuk oleh Departemen GA
pencegahan dan penanggulangan
Pengendalian Pencemaran Udara perusahaan
pencemaran, serta pemulihan mutu,

Pasal 4, angka 1 s/d 2


Permen. LH No. 05 Tahun 2006 Setiap kendaraan bermotor wajib memenuhi
Pengukuran setiap 1 (satu) tahun sekali
Tentang : Ambang Batas Emisi ambang batas emisi gas buang.
6.2 oleh vendor yang ditunjuk oleh Departemen GA
Gas Buang Kendaraan Bermotor Setiap kendaraan bermotor lama WAJIB
perusahaan.
Lama melakukan uji emisi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Kepmen. LH No.
Revisi kepatuhan peraturan
Kep.13/MENLH/1/1995 Tentang : Pasal 2, nomor 5
6.3 perundangan dan peraturan lainnya Departemen GA
Baku Mutu Sumber Tidak Peninjauan baku mutu
yang dilakukan 1 (satu) tahun sekali
Bergerak

Pasal 1,
Progam penilaian peringkat kinerja
a. perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan hidup

Per-03/MENLH/ 2014
tentang progam penilaian Hasil monitoring UKL & UPL untuk
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB
pengawasan tidak langsung adalah
mekanisme dimana perusahaan
b. melaporkan secara mandiri kinerja
Per-03/MENLH/ 2014 pengelolaan lingkungannya.
tentang progam penilaian Hasil monitoring UKL & UPL untuk
6.4 peringkat kinerja perusahaan pengelolaan lingkungan hidup dan Departemen GA
dalam pengelolaan lingkungan analisis mengenai dampak lingkungan progam pelaporan lingkungan hidup
hidup hidup atau amdal, yaitu kajian mengenai
dampak penting suatu usaha dan kegiatan
c. yang di rencanakan pada lingkungan
hidup

upaya pengelolaan lingkungan hidup dan


upaya pemantauan lingkungan hidup atau
d.
UKL-UPL

Pasal 6, ayat 1, huruf a dan b


Kepmen. LH No. Memasang alat pelindung diri (APD)
a. Mentaati persyaratan baku tingkat
Kep.48/MENLH/11/1996 untuk mencegah terjadinya kebisingan Utility dan
6.5 kebisingan
Tentang : Baku Tingkat diarea yang melebihi standar yang telah SMT/AI
b. Memasang alat pencegahan terjadinya
Kebisingan ditentukan
kebisingan

7. PENGELOLAAN SAMPAH

Pasal 1, ayat 6
Tempat penampungan sementara adalah
Terdapat tempat penampungan
tempat sebelum sampah diangkut ke
a. sementara di bagian samping Departemen GA
tempat pendauran ulang, pengolahan,
perusahaan
dan/atau tempat pengolahan sampah
terpadu.

Pasal 3,
Pengelolaan sampah didasarkan pada
Pengelolaan sampah diselenggarakan
asas tanggung jawab, asas
berdasarkan asas tanggung jawab, asas
berkelanjutan, asas manfaat, asas
b. berkelanjutan, asas manfaat, asas Departemen GA
keadilan, asas kesadaran, asas
keadilan, asas kesadaran, asas
kebersamaan, asas keselamatan, asas
kebersamaan, asas keselamatan, asas
keamanan, dan asas nilai ekonomi.
keamanan, dan asas nilai ekonomi.
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

UU RI No. 18 Tahun 2008 Pasal 12, ayat 1


7.1.
Tentang : Pengelolaan Sampah Setiap orang dalam pengelolaan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis Upaya pengurangan sampah rumah
c. sampah rumah tangga WAJIB tangga/kantin dengan sosialisasi. Departemen GA
mengurangi dan menangani sampah (dibawa kembali oleh pengelola kantin)
dengan cara yang berwawasan
lingkungan.

Pasal 15, Sampah kemasan ditampung di tempat


Produsen WAJIB mengelola kemasan penampungan sementara untuk
d. dan/atau barang yang diproduksinya yang kemudian diambil oleh vendor yang Departemen GA
tidak dapat atau sulit terurai oleh proses ditunjuk untuk mengelola sampah
alam. tersebut lebih lanjut.

Vendor yang mengelola sampah


Pasal 17, ayat 1, 2, dan 3 memiliki surat izin dari Kementerian
e. Departemen GA
Perizinan pengelolaan sampah…. Lingkungan Hidup.

Pasal 1
Sampah sejenis rumah
tangga adalah sampah rumah tangga
Sampah yang dihasilkan baik dari
yang berasal dari kawasan komersial,
proses produksi maupundari kantin
PP No, 81 Tahun 2012 Tentang kawasan industri, kawasan khusus,
dikumpulkan ke Tempat Penampungan
Pengelolaan Sampah Rumah fasilitas sosial, fasilitas umum dan/atau
7.2 Sementara (TPS) yang telah memiliki Departemen GA
Tangga dan Sampah Sejenis fasilitas lainya.
Pasal 11 pengurangan sampah meliputi : izin dari Dinas LH kab. Subang dan akan
Rumah Tangga
1. diambil oleh pihak ke 3 (tiga) untuk
Pembatasan timbunan sampah proses selanjutnya
2. Pendaur ulangan
sampah dan/atau 3.
Pemanfaatan kembali sampah
8. PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Kepmen LH No. Kep. 19 Tahun


2004 Tentang : Pedoman Pasal 2, ayat 1
Belum pernah ada kejadian di PT. Departemen
8.1. Pengelolaan Pengaduan Kasus Pengaduan terjadinya pencemaran dan atau
Samindo Electronics HRD
Pencemaran dan atau Perusakan perusakan
Lingkungan Hidup
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Kepmen LH No. Kep. 115 Tahun


Sesuai dengan data yang ada di
8.2. 2003 Tentang : Pedoman Pasal 1, huruf a, b, c a. mutu air Departemen GA
dokumen UKL / UPL
Penentuan Status Mutu Air

9. PERATURAN PEMERINTAH DAERAH

Keputusan Gubernur Jawa Barat


No. 6 Tahun 1999
Pasal 3 ayat 6, Membuat saluran air limbah cair
9.1. Tentang : Departemen GA
Baku mutu limbah cair domestik terpisah dari saluran air hujan
Baku mutu limbah cair bagi
kegiatan industri di Jawa Barat

III. PERATURAN INTERNASIONAL

1. HUKUM INTERNATIONAL & UU TENTANG K3 DAN LINGKUNGAN

Kepres. RI No. 23 Tahun 1992


Tentang : Pengesahan Keputusan, pasal 2
1.1. Tidak menggunakan CFC Departemen GA
Vienna Convention untuk Agar setiap orang mengetahuinya,
Perlindungan Lapisan Ozon

Montreal Protocol, Tanggal 23


May 1985 oleh UNEP (United Montreal protocol terhadap zat perusak lapisan Penyelenggaraan pelatihan untuk Departemen
1.2.
Nations Environment ozon tindakan untuk melindungi lapisan ozon karyawan HRD
Programme)

Kyoto Protocol, Sidang Ketiga


1 ~ 10 Dec 1997 Melakukan program penghematan
Pasal 2, huruf (a) nomor (iv) penyebarluasan
energi,
1.3 informasi mengenai bentuk energi Departemen GA
Tentang : RUU Konvensi Perawatan berkala pada mesin-mesin
karbondioksida
terhadap Perubahan Cuaca penghasil karbondioksida
( Efek Rumah Kaca )
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Pasal 1, Pengesahan Kyoto Protokol To The


United Nations Framework Convention on
UU RI. No. 17 Tahun 2004 Climate Change, Apabila terjadi perbedaan
Tentang Pengesahan Kyoto penafsiran terhadap terjemahannya dalam
protocol To The United Nations bahan Indonesia maka dipergunakan salinan Mengurangi gas efek rumah kaca dan
1.4 Framework Convention on naskah aslinya dalam bahasa Inggris Departemen GA
CO2 (karbondioksida)
Climate Change (Protokol Kyoto
atas Konvensi Kerangka Kerja
PBB Tentang Perubahan Iklim) Pasal 2, Undang-undang ini mulai berlaku saat
diundangkan dan agar setiap orang
mengetahuinya

IV. PERATURAN DAN PERSYARATAN LAINNYA

1. PERATURAN LAINNYA

Panitia Pembina Keselamatan


Membuat struktur organisasi P2K3 dan
dan Kesehatan Kerja Kepala Melaporkan kembali apabila ada
1.1 disyahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Departemen GA
Dinas Tenaga Kerja Kep. perubahan dari struktur organisasi P2K3
Kerja Kabupaten Subang
450/WAS/P2K3/IV/2009

Melakukan Upaya Pengelolaan


Pengesahan dokumen UKL &
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Melakukan UKL dan UPL secara berkala
UPL dari BPLHD
Lingkungan secara berkala 1 (satu) tahun 1 (satu) tahun 2 kali dan dilaporkan ke
1.2 No. Departemen GA
2 kali dan dilaporkan ke Dinas LH kab. Dinas LH kab Subang cc Kementerian
660.2.1/50.1/TL & ADL/BPLHD
Subang cc Kementerian Lingkungan Lingkungan Hidup
Tanggal 21 Juli 2009
Hidup

TPS dari BPLHD Melakukan perpanjangan izin Tempat


Membuat izin tempat penyimpanan Penyimpanan Sementara Limbah Bahan
1.3 No.660.03/071/PPKL/BPLH/VI/13 sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Berbahaya dan Beracun (B3) ke Dinas Departemen GA
Beracun (B3) ke Dinas LH Kab Subang LH kabupaten Subang Setiap 5 (lima)
Tanggal Juni 2013 tahun sekali
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

ESTATE REGULATION
Mematuhi dan mentaati peraturan Mematuhi dan mentaati peraturan
(Peraturan Kawasan Subang
1.4 kawasan Industri Subang International kawasan industri Subang International Departemen GA
International Industrial Estate
Industrial Estate (BIIE) Industrial Estate (BIIE)
(BIIE)) Subang, November 1993
Akte Penggunaan Instalasi Listrik
No. 768/IL/566/K3T/2002 Melakukan pemeriksaan ulang
Membuat surat permohonan pengesahan
1.5 No. peggunaan instalasi listrik 1 (satu) tahun Departemen GA
Penggunaan instalasi listrik
Ulangan Reg. 1 (satu) kali
2132/K3/ILTP/IV/2012:
Bejana Tekan Melakukan pemeriksaan ulang pengujian
Membuat surat pengesahan dan
1.6 No. ulang terhadap bejana tekan 2 (dua) Departemen GA
pengujian Bejana tekan
1941/BT.2099/W.9/K.14/2000 tahun 1 (satu) kali

Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan Melakukan pemeriksaan pengujian
1.7 Conveyor No. Pemakaian pesawat angkat dan transport pesawat angkat dan transport conveyor Departemen GA
PSA.2870/W.9/K.14/2000 Conveyor 1 (satu) tahun 1 (satu) kali

Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan Melakukan pemeriksaan pengujian
1.8 Hoist Crane No. 566- Pemakaian pesawat angkat dan transport pesawat angkat dan transport hoist 1 Departemen GA
III/466/PA&T.475/V/2003 Conveyor (satu) tahun 1 (satu) kali

Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan Melakukan pemeriksaan pengujian
1.9 Conveyor No. Pemakaian pesawat angkat dan transport pesawat angkat dan transport conveyor Departemen GA
PSAC.2868/W.9/K.14/2000 Conveyor 1 (satu) tahun 1 (satu) kali

Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan


Melakukan pemeriksaan pengujian ulang
1.10 Conveyor No. Pemakaian pesawat angkat dan transport Departemen GA
Bejana Tekan 1 (satu) tahun 1 kali
PSAC.2867/W.9/K.14/2000 Conveyor

Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan Melakukan pemeriksaan pengujian
1.11 Conveyor No. Pemakaian pesawat angkat dan transport pesawat angkat dan transport conveyor Departemen GA
PSAC.2869/W.9/K.14/2000 Conveyor 1 (satu) tahun 1 kali
PENANGGUNG
DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB

Instalasi Penangkal petir Melakukan pemeriksaan ulang


Membuat surat permohonan pengesahan
1.12 No. 566- peggunaan instalasi penangkal petir 1 Departemen GA
Penggunaan instalasi penangkal petir
III/262/IPP.231/IV/2004 (satu) tahun 1 (satu) kali

Pesawat Angkat dan Angkut Membuat surat permohonan pengesahan Melakukan pemeriksaan ulang
1.13 Forklift Pemakaian pesawat angkat dan angkut pemakaian pesawat angkat dan angkut Departemen GA
No. 566.III/714/PA&T/V/2013 forklift Di area perusahaan forklift 1 (satu) tahun 1 (satu) kali
SWIJ2-02S-003 (31.05.16)Rev.0
RJA
Revisi 2

STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
Patuh
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh
(Sampai
saat ini belum
terjadi
kecelakaan
kerja)
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Tidak Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh
hanya
item kebisingan
dan
pencahayaan di
UKL/UPL setiap
6 bulan sekali
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Kepmenkes No.
1405/MENKES/S
K/XI/2002
Patuh Tentang :
Persyaratan
Kesehatan
Lingkungan Kerja

Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Tidak Patuh

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh

Patuh
STATUS
Patuh KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Tidak Patuh
(Belum ada
petugas
Penanggulanga
n Kebakaran
Kelas B, C dan
D)

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Tidak Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Permenaker RI
No. Per.
01/MEN/1982
Patuh
Tentang : Bejana
Tekan
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Permen LH No.
13 Tahun 2010

Tentang :
Upaya
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
dan Upaya
Patuh
Pemantauan
Lingkungan Hidup
dan Surat
Pernyataan
Kesanggupan
Pengelolaan dan
Pemantauan
Lingkungan Hidup

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

PP RI No. 18
Tahun 1999
Patuh Tentang
Pengelolaan
Limbah B3
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

PP RI No. 18
Tahun 1999
Patuh Tentang
Pengelolaan
Limbah B3
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
Patuh

STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Peraturan
Pengganti
Kep.Bapedal No.
Patuh

05/KABAPEDAL/0
9/ 1995

PT. Samindo
Electronics
tidak melakukan
pemanfaatan
terhadap limbah
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

PT. Samindo
Electronics
tidak melakukan
pemanfaatan
terhadap limbah
B3

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Peraturan
Pengganti
Kep.Bapedal No.
Patuh

68/KABAPEDAL/0
5/ 1994

Patuh

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

PAtuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

NA ( Not
Applyable)
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Kepmen. LH No.
Kep.03/MENLH/1/
1998
Patuh
Tentang : Baku
Mutu Air Limbah
Domestik

Patuh
Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh

Patuh
STATUS
KETERANGAN
PENAATAN

Patuh

Patuh
PERSYARATAN HUKUM LINGKUNGAN KESELAMATAN
SERTA PERSYARATAN LAINNYA DAN EVA

DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM


I. PERATURAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
1. KESELAMATAN KERJA

Pasal 3 dan pasal 4


Mengenai syarat-syarat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)

Pasal 5 dan Pasal 8


Mengenai pengawasan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).

Pasal 9
Mengenai pembinaaan dan pelatihan
terhadap karyawan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Pasal 10
Pembentukan Panitia Pembina
Undang-Undang R I No. 1 Tahun Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
1.1 di perusahaan
1970 Tentang Keselamatan kerja
Pasal 11
Kewajiban melaporkan kejadian
kecelakaan

Pasal 12
Hak dan kewajiban tenaga kerja

Pasal 13
Kewajiban tenaga kerja memasuki area
kerja harus mematuhi petunjuk
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Pasal 14
Kewajiban pengurus terhadap area kerja
dan kepada pekerja

Pasal 86
Undang-Undang R I No. 13 Tahun Setiap pekerja/buruh berhak mendapatkan
1.2 a.
2003 Tentang Ketenagakerjaan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3).
Pasal 3, ayat 2 2.
Untuk dapat ditunjuk sebagai ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
harus memenuhi syarat-syarat
a. Mempunyai keahlian khusus
Permenaker RI No. a. b. Telah mengikuti pendidikan oleh
Depnakertrans
Per.03/MEN/1978
Tentang : Penunjukan dan
1.3 c. Mengetahui ketentuan peraturan
Wewenang Serta Kewajiban
Pegawai Pengawas K3 dan Ahli perundangan pada umumnya dan bidang
K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Pasal 5, ayat 1 huruf d


Mengawasi langsung terhadap
b. ditaatinya undang-undang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dan peraturan
pelaksanaannya:

Pasal 2, ayat 1
Setiap tempat kerja dengan kriteria
Permenaker RI No. a. tertentu pengusaha atau pengurus wajib
Per.04/MEN/1987 membentuk Panitia Pembina Keselamatan
1.4 dan Kesehatan Kerja (P2K3)
Tentang : P2K3 Serta Tata Cara
Penunjukan Ahli K3
Pasal 5, ayat 1
b. Pengajuan permohonan tertulis kepada
menteri yang terkait.
Permenaker no 18 tahun 2016 Dalam rangka mendukung kebijakan
1.5 Tentang Dewan Keselamatan Pemerintah
pasal di bidang
16 , DK3N keselamatan
melaksanakan dandan
tugas
Dan Kesehatan Kerja melakukan
Pasal kerjasama
19 , DK3N
sebagaimana dengan
melaporkan
dimaksud badan
Amarrencana
Pertama
Kepmenaker No. Kep. kegiatan dan
diperingati hasiltahun
setiap pelaksanaan tugas kpd
secara Nasional di
1.6 245/MEN/1990 seluruh wilayah Republik Indonesia.
Tentang : Hari K3 Nasional Ketiga : Peringatan hari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diisi
Pasal 2, ayat 1 dan 2
Permenaker RI No.
1. WAJIB lapor kejadian kecelakaan
Per.03/MEN/1998 Tentang : Tata
1.7
Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
2. Kecelakaan sebagaimana dimaksud
Kecelakaan
( huruf a s/d c )
PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Kesehatan Kerja (K3) yang terencana,
Penerapan Sistem Manajemen terukur, terstruktur dan terintegrasi.
1.8
Keselamatan dan Kesehatan 2. Kewajiban
Ketentuan umum yang dimaksud adalah :
Kerja (SMK3)
Peraturan Menaker No. Suatu alat yang
08/MEN/VII/2010 mempunyai kemampuan untuk melindungi
1.9
Tentang : Alat Pelindung seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya
Diri (APD) mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya
ditempat kerja
Pasal 4 ayat (1) dan (2)
Pengusaha instalasi harus merancang,
membuat, mengoperasikan dan atau
(1)
merawat sistem dan komponen sumber
radiasi…
Sistem dan komponen sumber radiasi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
(2)
harus dirancang dan dibuat sesuai dengan
standar

PP Republik Indonesia Nomor 63 Pasal 7


Tahun 2000 Pengusaha harus menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan radiasi,…
1.10
Tentang : Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Terhadap
Pemanfaatan Radiasi Pengion. Pasal 10 ayat (1)
Pengusaha instalasi harus mewajibkan setiap
pekerja radiasi untuk memakai peralatan
pemantau dosis perorangan,…
Hasil pengolahan dan pembacaan peralatan
pemantau dosis perorangan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 10 ayat
Pasal 12
(2)ayat
harus(1)disampaikan kepada
Pengusaha instalasi bertanggung jawab atas
pelaksanaan pencatatan dosis radiasi yang
Pengusaha
diterima olehinstalasi harus memberikan
setiap pekerja radiasi.
salinan catatan dosis kepada petugas pekerja
pemantauan daerah kerja
radiasi bersangkutan yangsecara
akan terus-
menerus, berkala c. dan atau
Teknik sewaktu-waktu
bekerja aman
PerMenaker RI No. 09/MEN/2016 d. APD
Tentang Keselamatan dan perangkat pelindung jatuh, dan angkur dan
1.11
Kesehatan Kerja Dalam
Pekerjaan Pada Ketinggian e. Tenaga Kerja
Pasal 4 manfaat Program Kerja Kembali
memperoleh
Pasal 3
PerMenaker RI No. 10/MEN/2016
Manfaat program kerja
Tentang Tata Cara Pemberian
kembali sebagaimana dimaksud dalam pasal
Program Kembali Kerja serta
1.12 2 dapat diberikan berdasarkan rekomendasi
Kegiatan Promotif dan Kegiatan
dokter penasehat
Preventif Kecelakaan Kerja dan
Pasal 4 Manfaat program kerja
Penyakit Akibat Kerja
kembali sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal 2 diberikan secara komprehensif mulai
Pasal 2, ayat 1
Pengurus dan/atau pengusaha WAJIB
Permenaker RI No. a. menerapkan syarat Keselamatan dan
Per.06/MEN/2017 Kesehatan Kerja (K3) Elevator dan
1.13 Tentang : Keselamatan dan Eskalator
Kesehatan Kerja Elevator dan Pasal 3, ayat a
Eskalator Melindungi tenaga kerja dan orang lain
b.
yang berada ditempat kerja dari potensi
bahaya Elevator dan Eskalator
2. KESEHATAN Pasal 2, ayat 2
Semua perusahaan sebagaimana tersebut
Permenaker RI No. dalam pasal 2 ayat (2) Undang-undang No.1
Per.02/MEN/1980 Tahun 1970 harus mengadakan Pemeriksaan
Tentang: Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja.
2.1.
Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Rangka Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.
Permenaker RI No.
Per.02/MEN/1980
Tentang: Pemeriksaan Pasal 3, ayat 2
2.1. Semua perusahaan sebagaimana dimaksud
Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Rangka Penyelenggaraan pasal 2 ayat (2) tersebut diatas harus
Keselamatan Kerja. melakukan pemeriksaan kesehatan berkala
bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1
(satu) tahun sekali
Permenaker RI No.
Pedoman ini sebagai acuan untuk
25/MEN/Tahun 2008 Tentang
menetap kan diagnosis dan penilaian
Pedoman Diagnosis dan
2.2 cacat karena kecelakaan dan penyakit
Penilaian Cacat Karena
akibat kerja guna menghitung kompensasi
Kecelakaan dan Penyakit Akibat
yang menjadi hak tenaga kerja
Kerja
Pasal 2, ayat 1
… Ditemukan penyakit kerja yang diderita
Permenaker RI No. a. oleh tenaga kerja, pengurus dan badan
Per.01/MEN/1981 yang ditunjuk wajib melaporkan secara
2.3 tertulis…
Tentang : Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja (PAK) Pasal 4, ayat 3
b. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)
dengan cuma-cuma.
Pasal 1, huruf a - 1 s/d 4
Pelayanan kesehatan adalah usaha
a.
kesehatan yang dilaksanakan dengan
tujuan: (1 s/d 4)
Permenaker RI No.
Pasal 3,
Per.03/MEN/1982
2.4 1. Setiap tenaga kerja berhak
Tentang : Pelayanan
mendapatkan pelayanan kesehatan kerja.
Kesehatan Tenaga Kerja
b.
2. Pengurus WAJIB memberikan
pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan
kemajuan IPTEK

Permenaker RI No. Per.01/MEN/


Pasal 14, ayat 1 dan 2
1998 Tentang : Penyelenggaraan
1. Harus tercantum secara rinci dalam
Pemeliharaan Kesehatan Bagi
peraturan perusahaan dan KKB
2.5 Tenaga Kerja Dengan Manfaat
Lebih Baik Dari Paket
2. Harus lengkap meliputi : penyelenggaraan
Pemeliharaan Dasar
kepesertaan dan paket pelayanan
JAMSOSTEK
Tahun 1964 tentang Syarat a. Pasal 2, huruf a s/d f
Kesehatan,
2.6 Pasal 14, ayat 1 pengukuran kadar
b.
Kebersihan Serta Penerangan penerangan.(Lux)
a. Membentuk dan
mengembangkan SMK3 perkantoran dan
b.
PerMenkes No. 36 Tahun 2016 Menerapkan standar Keselamatan dan
Tentang Standar Keselamatan Kesehatan kerja (K3) perkantoran
2.7
dan Kesehatan Kerja (K3) Pasal 5
Perkantoran SMK3 (Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) perkantoran sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 ayat (2) huruf (a) meliputi :
Permenkes No. 48 tahun 2016 Pasal 2 , Tentang Pengaturan Standar
2.8 Tentang Standar Keselamatan Keselamatan dan Kesehatan
pasal 12 , standar Kerja
keselamatan dan
dan Kesehatan Kerja Perkantoran Pasal
kesehatan kerja yang
25 , Menteri meliputi
kepala dinaspersyaratan
kesehatan
Kepmen No. 68/MEN/IV/2004 kabupaten melakukan pembinaan dan
Pasal 2 ayat 1
Tentang. Pencegahan
2.9 Pengusaha WAJIB melakukan upaya dan
dan Penanggulangan HIV/AIDS di
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
Tempat Kerja
Pasal 2
Permenaker RI
(1) Pengusaha WAJIB menyediakan petugas
Nomor : PER - 15 /MEN/VIII/2008
P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
2.10 Tentang : Pertolongan Pertama
dan fasilitas P3K di tempat kerja.
Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
(2) Pengurus wajib melaksanakan P3K di
(P3K)
tempat kerja.

1. Setiap perusahaan yang


memperkerjakan karyawan antara 50
sampai 200 orang supaya menyediakan
Surat Edaran Menakertrans No.
ruang tempat makan di perusahaan yang
SE.01 Tahun 1979 Tentang :
2.11 bersangkutan
Pengadaan Kantin dan Ruang
2. Semua perusahaan
Makan
yang memperkerjakan karyawan lebih dari
200 orang supaya menyediakan kantin di
perusahaan yang bersangkutan
Jasa boga golongan B, yaitu jasa boga
yang melayani kebutuhan khusus untuk :
1. Asrama
penampungan jemaah haji
Permen Kes RI No. 715 tahun
2. Asrama transito atau asrama lainya
2003
2.12 3.
Tentang : Persyaratan Hygienis
Perusahaan
Sanitasi Jasa Boga
4. Pengeboran
lepas pantai
5. Angkutan umum
dalam negeri dan 6. Sarana
1. Setiap perusahaan catering yang
mengelola makanan bagi tenaga kerja
Surat Edaran Dirjen Bina
harus terlebih dahulu mendapatkan
Pengawasan Norma K3 No. SE-
rekomendasi dari Depnaker setempat.
86 Tahun 1989 Tentang :
2.13
Perusahaan Katering yang
2. Rekomendasi diberikan
Mengelola Makanan Bagi Tenaga
berdasarkan persyaratan persyaratan
Kerja
kesehatan, hygiene dan sanitasi
.
Permenkes RI No. 15 Tahun 2013 Pengurus tenaga kerja dan penyelenggara
Tentang Pemberian
sarana umum Kesempatan kepada ibu
harus mendukung yang ASI
program
2.14 Tata Cara penyediaan Fasilitas bekerja untuk memberikan ASI eksklusif
penyelenggara tempat sarana umum harus
Khusus Menyusui dan/atau kepada bayi atau
memberikan memerah
kesempatan ASIibu
bagi selama
yang waktu
Memerah Air Susu Ibu bekerja didalam ruangan dan/atau diluar
Pasal 1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan kerja yang selanjutnya disebut
Permenaker No.05 Tahun 2018
K3 Lingkungan Kerja adalah Segala
Tentang Keselamatan dan
2.15 kegiatan untuk menjamin serta melindungi
Kesahatan Kerja Lingkungan
keselamtan dan kesehatan tenaga kerja
Kerja
melalui pengendalian lingkungan kerja
dan penerapan Hiegienie Sanitasi di
tempat kerja.
3. MEKANIK DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
Pasal 4
Setiap terjadi kecelakaan kerja atau
kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
a.
kepada
Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya.

Permenaker RI No. 01/MEN/1980 Pasal 6


Tentang : Keselamatan dan Kebersihan dan kerapihan di tempat kerja
3.1.
Kesehatan Kerja (K3) Pada harus dijaga sehingga bahan-bahan yang
Konstruksi Bangunan b.
berserakan, bahan-bahan bangunan,
peralatan dan alat-alat kerja tidak
merintangi atau menimbulkan kecelakaan.

Pasal 10
c. Orang yang tidak berkepentingan dilarang
memasuki tempat kerja (Area Kerja)
Permenkes No. 38 tahun 2016 ayat 1 , pesawat tenaga dan produksi harus di
Tentang Keselamatan dan lengkapi alat pengaman
3.2. ayat 2, semua bagian yang bergerak dan
Kesehatan Kerja Pesawat
berbahaya dari pesawat tenaga
ayat 4 , alat perlindungan dan produksi
harus dapat
Tenaga dan Produksi
melindungi dari tindakan pengoperasian yang
Pasal 4
a. Kemampuan operator pesawat angkat dan
Permenaker RI No. 05/MEN/1985 angkut
3.3. Tentang : Pesawat Angkat dan
Angkut Pasal 135, ayat 1
… Pesawat angkat dan angkut harus
b.
mendapatkan pengesahan dari direktur
atau pejabat yang ditunjuknya
BAB II, Pasal 23
… Operator
dan petugas pesawat angkat dan angkut
a. yang telah mendapatkan sertifikat dapat
diberikan lisensi oleh Depnakertrans
sesuai dengan tingkat keahliannya yang
harus diperbaharui setiap 5 (lima) tahun.

Permenaker RI No. 09/MEN/2010


Tentang : Operator dan
3.4.
Petugas Pesawat Angkat &
Angkut
BAB V Kewajiban Operator Pesawat
Permenaker RI No. 09/MEN/2010
Pasal 34, ayat 1
Tentang : Operator dan
3.4. b.
Petugas Pesawat Angkat &
Dilarang meninggalkan tempat pelayanan
Angkut
selama keran angkat dioperasikan
Pasal 34, ayat 3
Melakukan pengecekan dan pengamatan
c.
kondisi atau kemampuan kerja serta
merawat keran angkat…
Pasal 34, ayat 3
d. Mematuhi peraturan dan tindakan
pengaman yang telah ditetapkan
4. LISTRIK DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pasal 2, ayat 1
Permen ESDM RI No. Per- Perencanaan, pemasangan, penggunaan
36/MEN/2014 Tentang :
pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik di
4.1. Pemberlakuan SNI, No. SNI-04--
0225-2011/Amd1 2013 mengenai tempat kerja harus sesuai dengan ketentuan
PUIL 2011 di Tempat Kerja yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Indonesia (SNI)
Pasal 2
Permenaker RI No. Per. Pengusaha dan/atau pengurus WAJIB
12/MEN/2015 Tentang : melaksanakan K3 Listrik di tempat kerja
4.2 orang lain yang berada dilingkungan tempat
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Listrik ditempat Kerja kerja dari potensi bahaya listrik.
2.
Menciptakandan/atau
Permenaker No. 33 Tahun 2015 Pengusaha instalasipengurus
listrik yang aman,
WAJIB
1. Standar Nasional Indonesia
melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan
Tentang Keselamatan dan
4.3 2. Standar
1.Pengawas Internasional
ketenagkerjaan dan/.atau
spesialis K3
kesehatan Kerja Listrik di Tempat
listrik 3. Standar Nasional negara
Kerja
2. Ahli K3 4,
Pasal bidang
ayat 1listrik pada perusahaan
Setiap satu kelompok APAR (Alat
a. Pemadam Api Ringan) harus ditempatkan
pada posisi yang mudah dilihat dengan
jelas,…
Permenaker RI No. 04/MEN/1980
Tentang : Syarat - syarat Pasal 14
4.4 Pemasangan dan Pemeliharaan Petunjuk cara - cara pemakaian APAR
APAR (Alat Pemadam Api b.
(Alat Pemadam Api Ringan) harus dapat
Ringan) dibaca dengan jelas
Pasal 33, ayat 1
Setiap instalasi kebakaran harus
a.
mempunyai buku akte pengesahan yang
dikeluarkan oleh Direktur
Pasal 57, ayat 1
Permenaker RI No.
Terhadap instalasi alarm kebakaran
02/MEN/1983
4.5 b. otomatik harus dilakukan pemeliharaan
Tentang : Instalasi Alarm
dan pengujian berkala secara mingguan
Kebakaran Automatik
bulanan dan tahunan
Permenaker RI No.
Pasal 57, ayat 1
02/MEN/1989
4.6 Setiap instalasi penyalur petir harus
Tentang : Pengawasan Instalasi
mendapatkan sertifikat...
Penyalur Petir
Permenaker RI No. 31/MEN/2015 Pembuatan, pemasangan, dan/atau
Tentang : perubahan
Hasil instalasidan
pemeriksaan penyalur petir harus
pengujian
4.7
Pengawasan Instalasi Penyalur sebagaimana dimaksud dalam pasal 49A
Setiap instalasi penyalur petir harus
Petir mendapat kan sertifikat pengesahan dari
Menginstruksikan, untuk :
Nomor 1, huruf (-)
Penerapan syarat-syarat Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dalam
mekanisme perizinan IMB, IPB, HO dan
Instruksi Menaker RI No. Ins. a. lain-lain
11/M/BW/1997 - Pembinaan / penyuluhan / pelatihan
Tentang : penanggulangan bahaya kebakaran
4.8 Pengawasan Khusus
Keselamatan dan Kesehatan - Pemeriksaan/investigasi/analisa kasus
Kerja (K3) Penanggulangan kebakaran.
Kebakaran
Nomor 2,
Meningkatkan pemeriksaan secara intensif
b.
tempat-tempat kerja yang berpotensi
bahaya kebakaran tinggi

Permenaker RI No. Per.


03/MEN/1999 Tentang : Syarat- Pasal 3, ayat 1
4.9 syarat Keselamatan dan kapasitas angkut lift harus dicantumkan
Kesehatan kerja (K3) Lift untuk dan dipasang dalam kereta
Pengangkutan Orang dan Barang

Pasal 3, ayat 1
Kapasitas angkut lift harus dicantumkan
dan dipasang dalam kereta

Pasal 24, ayat A


Pembuatan pemasangan dan pemakaian,
dan/atau perubahan lift harus dilakukan
Permenaker RI No. 32 Tahun pemeriksaan dan pengujian oleh
2015 Tentang : Syarat-syarat pengawas ketenagakerjaan spesialis K3
4.10 Keselamatan dan Kesehatan lift dan/atau Ahli K3 bidang listrik
Kerja (K3) Lift untuk
Pengangkutan Orang dan Barang
Pasal 25, ayat A
Pembuatan pemasangan dan pemakaian,
dan/atau perubahan lift dilakukan oleh
PJK3 (Perusahan Jasa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pengendalian setiap bentuk energi;
Kepmenaker RI No. KEP. 2. Penyediaan sarana deteksi, alarm
186/MEN/1999 pemadam kebakaran dan sarana evakuasi;
4.11
Tentang : Penanggulangan 3. Pengendalian penyebaran asap, panas dan
Kebakaran di Tempat Kerja gas;
4. Pembentukan unit penanggulangan
5. UAP DAN BEJANA TEKAN (1) Pengurus dan/atau pengusaha WAJIB
menerapkan syarat-syarat K3 Bejana
Tekanan atau Tangki Timbun
Permenaker RI No. Per. (2). Syarat-syarat K3
37/MEN/2016 sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
5.1. Tentang : Keselamatan dan syarat Keselamatan
dilaksanakan sesuai dan Kesehatan
ketentuan Kerja
peraturan
Kesehatan Kerja (K3) Bejana (K3) Bejana Tekanan atau Tangki Timbun
Tekanan dan Tangki Timbun sebagaiman dimaksud dalam Pasal 2 meliputi
kegiatan perencanaan, pembuatan,
pemasangan, pengisian, pengangkutan,
III. PERATURAN INTERNASIONAL
1. HUKUM INTERNATIONAL & UU TENTANG K3
Kepres. RI No. 23 Tahun 1992
Tentang : Pengesahan Keputusan, pasal 2
1.1.
Vienna Convention untuk Agar setiap orang mengetahuinya,
Perlindungan Lapisan Ozon
Montreal Protocol, Tanggal 23
Montreal protocol terhadap zat perusak
May 1985 oleh UNEP (United
1.2. lapisan ozon tindakan untuk melindungi
Nations Environment
lapisan ozon
Programme)
Kyoto Protocol, Sidang Ketiga
1 ~ 10 Dec 1997
Pasal 2, huruf (a) nomor (iv) penyebarluasan
1.3 informasi mengenai bentuk energi
Tentang : RUU Konvensi
karbondioksida
terhadap Perubahan Cuaca
(protocol
Efek Rumah Kaca ) Nations Climate Change, Apabila terjadi perbedaan
To The United
1.4 Framework Convention on Pasal 2, Undang-undang
penafsiran ini mulai berlaku
terhadap terjemahannya dalam
Climate Change (Protokol Kyoto saat diundangkan dan agar setiap orang
IV. PERATURAN DAN PERSYARATANmengetahuinya
LAINNYA
1. PERATURAN LAINNYA
Panitia Pembina Keselamatan
Membuat struktur organisasi P2K3 dan
dan Kesehatan Kerja Kepala
1.1 disyahkan oleh Kepala Dinas Tenaga
Dinas Tenaga Kerja Kep.
Kerja Kabupaten Subang
450/WAS/P2K3/IV/2009
Akte Penggunaan Instalasi Listrik
No. 768/IL/566/K3T/2002
Membuat surat permohonan pengesahan
1.5 No.
Penggunaan instalasi listrik
Ulangan Reg.
2132/K3/ILTP/IV/2012:
Bejana Tekan
Membuat surat pengesahan dan
1.6 No.
pengujian Bejana tekan
1941/BT.2099/W.9/K.14/2000
Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan
1.7 Conveyor No. Pemakaian pesawat angkat dan transport
PSA.2870/W.9/K.14/2000 Conveyor
Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan
1.8 Hoist Crane No. 566- Pemakaian pesawat angkat dan transport
III/466/PA&T.475/V/2003 Conveyor
Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan
1.9 Conveyor No. Pemakaian pesawat angkat dan transport
PSAC.2868/W.9/K.14/2000 Conveyor
Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan
1.10 Conveyor No. Pemakaian pesawat angkat dan transport
PSAC.2867/W.9/K.14/2000 Conveyor
Pesawat Angkat dan Transport Membuat surat permohonan pengesahan
1.11 Conveyor No. Pemakaian pesawat angkat dan transport
PSAC.2869/W.9/K.14/2000 Conveyor
Instalasi Penangkal petir
Membuat surat permohonan pengesahan
1.12 No. 566-
Penggunaan instalasi penangkal petir
III/262/IPP.231/IV/2004

Pesawat Angkat dan Angkut Membuat surat permohonan pengesahan


1.13 Forklift Pemakaian pesawat angkat dan angkut
No. 566.III/714/PA&T/V/2013 forklift Di area perusahaan
SWIJ2-02S-003 (31.05.16)Rev.0
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
NNYA DAN EVALUASI PENAATANNYA
PENANGGUNG STATUS
PELAKSANAAN PENAATAN
JAWAB PENAATAN

Menerapkan dan mematuhi peraturan


perundangan undangan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Melakukan pengawasan terhadap


setiap pekerjaan yang berpotensi
bahaya.

Melakukan pelatihan terhadap


karyawan mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)

Membentuk struktur organisasi P2K3


(Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) Departemen GA Patuh

Melaporkan kejadian kecelakaan

Memenuhi hak dan kewajiban kerja


terkait Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

Melakukan pelatihan K3 dan mematuhi


petunjuk Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)

Menerapkan dan mematuhi peraturan


Perundangan-undangan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Memberikan pendidikan kepada


karyawan mengenai Keselamatan dan Departemen GA Patuh
Kesehatan Kerja (K3)
Sertifikasi ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) oleh instansi
terkait

Departemen GA Patuh

Pemenuhan daftar buku dan meninjau


kepatuhan hukumnya setiap tahun dan
pelaksanaan pemantauan rutin

Penyelenggaraan organisasi Panitia


Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3) yang disyahkan oleh
instansi terkait Departemen GA Patuh

Sertifikasi ahli Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) oleh instansi
terkait

Pembentukan struktural P2K3 dan


Departemen GA Patuh
pelaporan krgiatan P2K3

Diisi dengan kegiatan yang berhubungan


dengan Keselamatan dan Kesehatan Departemen GA Patuh
Kerja (K3)
Patuh
Pengadaan formulir baku untuk laporan (Sampai
kecelakaan/ kejadian dan investigasi saat ini belum
Departemen GA
serta penghitungan rutin setiap terjadi
bulannya kecelakaan
kerja)
Permohonan pengesahan dan sertifikasi
SMK3 oleh badan sertifikasi dan instansi Departemen GA Tidak Patuh
terkait.
Pengadaan Alat Pelindung Diri (PPE)
secara cuma - cuma di setiap Departemen GA Patuh
departemen

Membuat checklist dan monitoring


radiasi
Menyediakan alat ukur yang sesuai
dengan standar yang belaku

Membuat panitia pengawasan radiasi


dan petugas pemantau radiasi yang
disyah kan oleh instansi terkait
(Bapeten) dengan mengeluarkan SIB
(Surat Izin Bertugas) Departemen SMT Patuh

Menyediakan pen dosimeter dan TLD


(Thermoluminisence Dosemeter).TLD
(Thermoluminisence Dosemeter) badge
bagi karyawan yang bekerja dengan
sumber radiasi…

Membuat pelaporan pemantauan dosis

Melakukan pengecekan pencatatan


berkala serta melakukan tindakan
pencegahan
Salinan catatan dosis
Melakukan pengawasan berkala

Melakukan sosialisasi dan safety induksi


pada saat karyawan Uitility atau vendor Departemen
Patuh
kontraktor yang akan berkerja di area GA/Utility
PT.

PT. belum mendapatkan informasi dan


sosialisasi terkait dengan PerMenker No. Departemen HRD Patuh
10/2016

Melakukan sertiifikasi Elevator dan


Eskalator ke Dinas Tenaga Kerja Departemen GA Patuh
setempat

Test kesehatan diwajibkan untuk setiap


karyawan baru dengan status tetap Departemen HRD Patuh
ataupun kontrak
Penyelenggaraan pemeriksaan berkala
terutama untuk karyawan yang rentan
Departemen HRD Patuh
dan beresiko terhadap pekerjaan setiap
1 (satu) tahun sekali.

Penyelenggaraan pemeriksaan berkala


terutama untuk karyawan yang rentan
Departemen HRD Patuh
dan beresiko terhadap pekerjaan setiap
1 (satu) tahun sekali.

Pembuatan formulir baku untuk proses


Patuh
pelaporan kepada instansi terkait jika
ditemukan penyakit akibat kerja.
Departemen HRD

Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD)


Patuh
disetiap lokasi yang membutuhkan

Pengadaan klinik yang tidak dilengkapi


dengan dokter bagi semua pekerja
yang ada dilingkungan PT. karyawan
dirujuk ke RS terdekat yaitu RS Hosana
Medika Lippo Cikarang
Departemen HRD Patuh
Pengadaan dan penyelenggaraan kartu
layanan kesehatan yang dikelola oleh
instansi terkait dan berlaku di setiap
rumah sakit yang ditunjuk. (tersedia di
RS Hosana Medika Lippo Cikarang)

Mengikutsertakan seluruh karyawan ke


Departemen HRD Patuh
dalam program JAMSOSTEK

hanya
Pelaksanaan pemantauan dan
item kebisingan
pengukuran setiap 1 (satu) bulan sekali
Departemen GA dan
dengan alat ukur yang disediakan
pencahayaan di
perusahaan.
UKL/UPL setiap

Memonitor semua hal tersebut secara


rutin dengan melaksanakan identifikasi
Departemen GA Patuh
bahaya, penilaian resiko dan evaluasi
dampak lingkungan setiap tahunnya.
rutin dengan melaksanakan persyaratan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Departemen GA Patuh
membuat pelaporan terhadap
pelaksanaan Keselamatan dan

Mengadakan seminar tentang


Departemen HRD Tidak Patuh
pencegahan AIDS

Penyediaan petugas P3K dan kotak P3K


di setiap bagian serta menyediakan
klinik 24 jam hari kerja dan melakukan Departemen HRD Patuh
pelatihan terhadap orang-orang yang
ditunjuk sebagai tenaga P3K

Menyediakan kantin dan pengelola


Departemen GA Patuh
kantin

Menyediakan kantin dan pengelola


kantin yang sudah memiliki izin sesuai
Departemen GA Patuh
dengan yang dipersyaratkan oleh
Permen Kes RI No. 715 Tahun 2003

Melakukan pengawasan dengan


pengelola kantin dengan mengecek Departemen GA Patuh
persyaratan yang telah ditentukan

Menyediakan Ruang Laktasi/Ruang


Departemen GA Patuh
Menyusui di PT. Indonesia
PT. mensosialisasi kan kepada seluruh
karyawan agar selalu menjaga
kesehatan dengan cara pada saat Departement
Patuh
bekerja menggunakan APD untuk Produksi
karyawan yang bekerja pada area
berbahaya

Penyelenggaraan statistik/penghitungan
tingkat kecelakaan kerja dan kejadian di
tempat kerja setiap bulan.

Inspeksi dan penerbitan lembar Departemen Utility Patuh


ketidaksesuaian terhadap tiap bagian
kerja untuk perbaikannya sesuai jenis
temuan

Pembuatan tanda - tanda, leaflet atau


label peringatan dan petunjuk.

Pemasangan alat perlindungan pada


pesawat tenaga dan produksi , sesuai
Departemen HRD Patuh
syarat- syarat peraturan perundang-
undangan.
Penyediaan / pengadaan peralatan yang
memenuhi standar Keselamatan dan
Kesehatan kerja (K3) dan persyaratan
perlindungan pengamanan
Departemen HRD Patuh
Permohonan pengesahan operator dan
petugas pesawat angkat dan angkut
serta peninjauan kelayakan sertifikat
melalui evaluasi tahunan.

Permohonan pengesahan operator dan


petugas pesawat angkat dan angkut
Departemen HRD
serta peninjauan kelayakan sertifikat
melalui evaluasi tahunan.

Patuh
Seluruh
Patuh
Departemen
Pembuatan, peredaran dan
pemasangan petunjuk kerja
pengoperasian dan tata cara
pemeriksaan pada alat-alat angkat dan
angkut yang digerakkan oleh mesin Departemen GA
penggerak.

Seluruh
Departemen

Bersifat wajib administratif sebagai


rujukan dalam suatu kontrak kerja antara
Departemen Utility Patuh
kontraktor atau instalatir dan sebagai
panduan dalam hal perbaikan instalasi.

Menunjuk Ahli Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) Listrik dan Teknisi
Listrik ditempat kerja
Departemen GA Patuh
Memastikan dan mengaplikasikan
penerapan Peraturan Umum Instalasi
Listrik (PUIL) 2011 ditempat kerja
Bersifat wajib administratif sebagai
rujukan dalam suatu kontrak kerja antara
Departemen Utility Patuh
kontraktor atau instalatir dan sebagai
panduan dalam hal perbaikan instalasi.

Pengadaan, peredaran dan


pemasangan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) dengan ukuran dan jumlah yang
sesuai kapasitas ruangan yang diberi
tanda-tanda, petunjuk penggunaan dan
sistim pemeriksaan berkala. Departemen GA Patuh

Permohonan pengesahan pemakaian


instalasi kebakaran kepada instansi
terkait.

Melakukan pemeriksaan peralatan


deteksi secara harian dan pelaksanaan Departemen GA Patuh
pengujian setiap bulannya.
Permohonan pengesahan pemakaian
kepada instalasi penyelur petir kepada Departemen HRD Patuh
instansi terkait

Permohonan pengesahan pemakaian


kepada instalasi penyelur petir kepada Departemen HRD Patuh
instansi terkait

Pemberlakuan pre permit setiap ada


pelaksanaan proses baru di area
perusahaan

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Tidak Patuh


kebakaran dan evakuasi secara berkala (Belum ada
petugas
Departemen GA Penanggulang
Membuat formulir baku untuk laporan an Kebakaran
kebakaran dan investigasi Kelas B, C dan
Penyelenggaraan pendidikan & D)
pelatihan oleh instansi terkait untuk
sertifikasi Tim OPKD (Organisasi
Penanggulangan Keadaan Darurat)
tingkat C dan berkelanjutan secara
internal setiap 6 (enam) bulan sekali.

Pengadaan petunjuk kerja dan format


pemeriksaan yang dilakukan secara
rutin. Dan mengajukan surat Departemen HRD Patuh
permohonan pengesahan pemakaian
lifter ke instansi terkait

Pengadaan petunjuk kerja dan format


pemeriksaan yang dilakukan secara
rutin. Dan mengajukan surat Departemen HRD Patuh
permohonan pengesahan pemakaian
lifter ke instansi terkait
Pengadaan peralatan dan pelatihan
untuk perlindungan kebakaran, evakuasi
dan penyelamatan serta Tim Departemen GA Tidak Patuh
Penanggulangan Kebakaran di tempat
kerja.

Botol baja bertekanan (Bejana Tekan)


yang digunakan di PT Sungwon Indojaya
untuk Penampungan Udara volume air
Departemen HRD Patuh
Mengajukan surat permohonan
pengesahan/sertifikasi ke instansi terkait
tentang penggunaan 'Bejana Tekanan
dan Tangki Timbun

Tidak menggunakan CFC Departemen GA Patuh

Penyelenggaraan pelatihan untuk


Departemen HRD Patuh
karyawan

Melakukan program penghematan


energi,
Departemen GA Patuh
Perawatan berkala pada mesin-mesin
penghasil karbondioksida

Mengurangi gas efek rumah kaca dan


Departemen GA Patuh
CO2 (karbondioksida)

Melaporkan kembali apabila ada


Departemen GA Patuh
perubahan dari struktur organisasi P2K3

Melakukan pemeriksaan ulang


peggunaan instalasi listrik 1 (satu) tahun Departemen GA Patuh
1 (satu) kali

Melakukan pemeriksaan ulang pengujian


ulang terhadap bejana tekan 2 (dua) Departemen GA Patuh
tahun 1 (satu) kali
Melakukan pemeriksaan pengujian
pesawat angkat dan transport conveyor Departemen GA Patuh
1 (satu) tahun 1 (satu) kali
Melakukan pemeriksaan pengujian
pesawat angkat dan transport hoist 1 Departemen GA Patuh
(satu) tahun 1 (satu) kali
Melakukan pemeriksaan pengujian
pesawat angkat dan transport conveyor Departemen GA Patuh
1 (satu) tahun 1 (satu) kali

Melakukan pemeriksaan pengujian ulang


Departemen GA Patuh
Bejana Tekan 1 (satu) tahun 1 kali

Melakukan pemeriksaan pengujian


pesawat angkat dan transport conveyor Departemen GA Patuh
1 (satu) tahun 1 kali
Melakukan pemeriksaan ulang
peggunaan instalasi penangkal petir 1 Departemen GA Patuh
(satu) tahun 1 (satu) kali

Melakukan pemeriksaan ulang


pemakaian pesawat angkat dan angkut Departemen GA Patuh
forklift 1 (satu) tahun 1 (satu) kali
Revisi 2

KETERANGAN
Kepmenkes No.
1405/MENKES/S
K/XI/2002
Tentang :
Persyaratan
Kesehatan
Lingkungan Kerja
Permenaker RI
No. Per.
01/MEN/1982

Tentang : Bejana
Tekan
PERSYARATAN HUKUM LINGKUNGAN KESELAMATAN
SERTA PERSYARATAN LAINNYA DAN EVALU

DAFTAR PERSYARATAN HUKUM PERSYARATAN HUKUM


II. PERATURAN LINGKUNGAN
1. LINGKUNGAN
Pasal 1, ayat 2
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup
Pasal 14
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup

Pasal 34
Kewajiban
Pasal 35 UKL dan UPL
Kewajiban Membuat Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Pasal 36
Lingkungan Hidup
Kewajiban Amdal atau UKL/UPL WAJIB
Pasal 48Izin Lingkungan
Memiliki
Undang - Undang No. 32 Tahun Pemerintah mendorong
1.1. 2009 Tentang : Perlindungan dan pengusaha untuk melakukan audit lingkungan
Pengelolaan Lingkungan Hidup hidup
Pasal 58
Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)

Pasal 59
Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)

tindakannya, usahanya, dan/atau kegiatannya


menggunakan B3, menghasilkan dan/atau
mengelola limbah B3, dan/atau yang
menimbulkan ancaman serius terhadap
lingkungan hidup bertanggung jawab mutlak
Pasal 1, ayat 1
Izin lingkungan adalah izin yang diberikan
kepada setiap orang yang melakukan
usaha dan /atau kegiatan yang wajib
a.
AMDAL atau UKL/UPL dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup sebagai prasyarat memperoleh izin
usaha dan/atau kegiatan

Pasal 1, ayat 3
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkunagan Hidup
yang selanjutnya disebut UKL/UPL adalan
Pengelolaan dan Pemantauan terhadap
b. usaha dan/atau kegiatan yang tidak
Peraturan Pemerintah No. 27 berdampak penting terhadap lingkungan
1.2 Tahun 2012 Tentang Izin hidup yang diperlukan bagi proses
Lingkungan pengambilan keputusan tentang
penyelanggaraan usaha dan/atau kegiatan
usaha.
Pasal 2, ayat 1.
Setiap usaha dan/atau
c. kegiatan yang WAJIB memiliki AMDAL
atau UKL-UPL wajib memiliki izin
lingkungan
Pasal 53 Kewajiban pemegang izin
lingkungan
Ayat 1, Menaati persyaratan
dan kewajiban dan membuat serta
d. menyampaikan laporan pelaksanaan
terhadap persyaratan dan kewajiban
dalam izin lingkungan kepada Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota
Perauturan Menteri Perindustrian dalam pasal 1 angka 1 merupakan salah satu
No. 41/PER/2014 Tentang (AC), Mesin perusak
jenis bahan pengaturozon
suhu(BPO)
udara, dan
1.3 Larangan Penggunaan alat/mesin mesin refrigerasi.
Hydrochlorofluorocarbon (HCFC) sebagaimana
b. Prosesdimaksud
produksi dalam pasal
rigid foam 2 ayat
untuk
di Bidang (3) dilarang digunakan dalam pemeliharaan
2. UKL & UPLIndustri menyebutkan bahwa dalam rangka
SE. MENLH No. B menunjang pembangunan yang berwawasan
-1234/MENLH/08/1999 lingkungan maka bagi rencana usaha yang
Tentang : Kegiatan wajib tidak ada dampak pentingnya atau secara
2.1.
Upaya Pengelolaan Lingkungan teknologi sudah dapat dikelola dampak
(UKL) & Upaya Pemantauan pentingnya diwajibkan membuat UKL dan
Lingkungan (UPL) UPL. Baik Amdal maupun UKL/UPL adalah
Permen LH No. 16 Tahun 2013 UKL-UPL .............
syarat untuk mendapatkan izin melakukan
Tentang 2. Surat
2.2. penyusunan dokumen lingkungan hidup.
: Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan
3. LINGKUNGAN KERJA Hidup
SK Gubenur No.
660.31/Sk/624/BKPMD/82 Memonitoring hasil buangan dari proses
3.1 Ttg : Tata cara pengendalian produksi dan proses lainnya dan tidak
dan kriteria pencemaran mencemari lingkungan di sekitar lokasi pabrik
lingkungan akibat industri
faktor bahaya ditempat kerja sebagai
kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu
(time weighted average) yang dapat diterima
Permenakertrans No. 13 Tahun tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit
2011 Tentang : Nilai Ambang didalam tempat kesehatan
atau gangguan kerja yang dalam
bersifatpekerjaan
fisika yang
3.2
Batas Faktor Fisika dan Faktor dalam keputusan ini terdiri diri dari iklim kerja,
Kimia di tempat kerja kebisingan, getaran,
kerja yang bersifat gelombang
kimia mikro, sinar
yang dalam
keputusan ini meliputi padatan (partikel), cair,
Peraturan MenterI Lingkungan gas, kabut, aerosol dan uap yang
Ayat berasal
3. Baku dari
mutu
dan/ atau kegiatan pengolahan air limbah
air limbah adalah ukuran batas atau kadar
Hidup dan Kehutanan No.
3.3 domestik dalam menyusun perencanaan
67/MEN/2016 Tentang Baku Mutu mana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
pengolahan air limbah domestik, dan
Air Limbah Domestik secara :
4. PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pasal 2,
Kepmen No. Kep. 187/MEN/1999
Pengendalian bahan
4.1. Tentang : Pengendalian Bahan
kimia untuk mencegah terjadinya kecelakaan
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
kerja dan penyakit akibat kerja
Pasal 3,
Setiap orang yang menghasilkan limbah
a.
B3 wajib melakukan pengelolaan limbah
B3 yang dihasilkannya

Pasal 10.
b. Setiap orang yang meghasilkan limbah B3
wajib melakukan pengurangan Limbah B3

Pasal 11
Setiap orang yang menghasilkan Limbah
B3 sebagaimana dimaksud dalam pasal
c.
10 wajib menyampaikan laporan secara
tertulis kepada menteri mengenai
pelaksanaan Pengurangan limbah B3.

Pasal 12
Setiap orang yang menghasilkan Limbah
d. B3 wajib melakukan penyimpanan limbah
B3.

Pasal 13
e. Persyaratan lokasi penyimpanan limbah
B3

PP. RI No. 101/2014 Tentang :


Pasal 22
Pemegang izin pengelolaan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) untuk
kegiatan penyimpanan limbah Bahan
PP. RI No. 101/2014 Tentang : Berbahaya dan Beracun (B3) wajib
4.2.
Pengelolaan Limbah B3 mengajukan perubahan izin jika terjadi
perubahan terhadap persyaratan yang
meliputi:
f. a. Identitas pemegang
izin;
b. Akta pendirian badan usaha;
c. Nama limbah B3 yang disimpan;
d. Lokasi tempat
penyimpanan limbah B3; dan/atau
e.
Desain dan kapasitas fasilitas
Penyimpanan limbah B3
Pasal 28
Setelah izin pengelolaan limbah B3 untuk
kegiatan penyimpanan limbah B3 terbit,
g. pemegang izin wajib:
a. Memenuhi persyaratan yang ada
b. Penyimpanan limbah B3 paling
lama 90 hari, 180 hari atau 365 hari.
Pasal 31
Setiap orang yang menghasilkan limbah
h. B3 wajib melakukan pengumpulan limbah
B3 yang dihasilkannya.

Pasal 36
Izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan
pengumpulan limbah B3 sebagaimana
i.
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (3) huruf a
berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang.
Pasal 12,
Penanggung jawab pengangkutan,
penyimpanan dan pengendaran limbah
c.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) wajib
menyertakan Lembar Data Keselamatan
Bahan (MSDS)
Pasal 15, ayat 1
Setiap kemasan Bahan Berbahaya dan
d.
Beracun (B3) wajib diberikan simbol dan
label serta dilengkapi MSDS.
Pasal 17,
Simbol dan label Bahan Berbahaya dan
e.
Beracun (B3) yang mengalami kerusakan
wajib diberikan simbol dan label yang baru

Pasal 18,
Setiap tempat penyimpanan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) wajib
f.
diberikan simbol dan label, kriteria
persyaratan tempat penyimpanan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)

Pasal 19,
Pengelolaan tempat penyimpanan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) wajib
g.
dilengkapi dengan sistem tanggap darurat
dan prosedur penanganan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
PP RI No. 74 Tahun 2001 Tentang
4.3 Pengelolaan Bahan Berbahaya Pasal 22,
dan Beracun Setiap orang yang melakukan kegiatan
h. pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) wajib menjaga keselamatan
dan kesehatan kerja

Pasal 23,
Uji kesehatan secara berkala wajib bagi
i.
pengawasan B3 untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja

Pasal 24,
Kewajiban untuk menanggulangi
j
terjadinya kecelakaan dan atau keadaan
darurat akibat B3

Pasal 25,
Mengamankan (mengisolasi) tempat
terjadinya kecelakaan, menanggulangi
kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap
penanggulangan kecelakaan, melaporkan
k
kecelakaan, dan keadaan darurat kepada
pemerintah, memberikan informasi,
bantuan dan melakukan evakuasi
terhadap masyarakat sekitar lokasi
kejadian
Pasal 31,
Wajib menyampaikan laporan tertulis
l. tentang pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) secara berkala
sekurangnya 6 (enam) bulan
Pasal 5,
Keputusan Kepala BAPEDAL Pelampiran tata cara dan persyaratan
No. Kep. 01 / a. teknis penyimpanan dan pengumpulan
KABAPEDAL / 09 / 1995 tentang : limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Tata Cara dan (B3)
4.4
Persyaratan Teknis Penyimpanan Pasal 6,
dan Pengumpulan Limbah Bahan b. Wajib melakukan
Berbahaya dan Beracun (B3) pelaporan penerimaan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Pasal 1,
Keputusan Kepala BAPEDAL Dokumen yang berhubungan dengan
a. limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
No. Kep. 02 /
KABAPEDAL / 09 / 1995 (B3)
4.5
Tentang : Dokumen Limbah Pasal 4,
Bahan Berbahaya dan Beracun Pemberitahuan lampiran tentang dokumen
(B3) b. limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
Pasal 2, ayat (1)
Setiap orang yang melakukan pengelolaan
a. limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) WAJIB melalukan pemberian simbol
dan Label
Pasal 2, ayat (2)
Pemberian simbol limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) sebagaiman
Permen LH No. 14 Tahun 2013 dimaksud dalam ayat (1) dilakukan pada :
Tentang Simbol dan
4.6 b.
Label Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) a. Wadah dan/atau kemasan limbah B3
b. Tempat Penyimpanan Limbah B3
c. Alat angkut Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
Pasal 2, ayat (3)
Pemberian simbol limbah B3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan berdasarkan karakteristik limbah
B3
Pasal 1, huruf 2
Penghasil limbah B3 selanjutnya disingkat
a.
penghasil adalah Badan Usaha yang
kegiatannya menghasilkan limbah B3

Pasal 11, huruf 1


Permen LH No. 02 Tahun 2008 Penghasil dan atau pengumpul WAJIB :
Tentang : 1. Memliliki catatan
4.7
Pemanfaatan Limbah Bahan penerimaan, penyimpanan, pemanfaatan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan pengolahan limbah B3,
b. 2. memiliki
neraca limbah B3
3, Melaporkan kegiatan pemanfaatan
limbah B3 1 (satu) kali dalam 6 (enam)
bulan kepada Menteri,Gubernur,
Bupati/Walikota
Pasal 1,
Huruf 1, Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) adalah
bahan karea sifat dan konsentrasinya dan
atau jumlah dapat merusak lingkungan;
a.
huruf 2.
Simbol B3 adalah gambar yg
menunjukkan klasifikasi B3;
huruf 3,. Label adalah uraian singkat
klasifikasi dan jenis B3;

Permen LH No. 03 Tahun 2008 Pasal 2,


Tentang : Tata Cara Pemberian Huruf 1. Setiap kemasan Bahan
4.8
Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) wajib
Berbahaya dan Beracun (B3) diberikan simbol sesuai dengan klasifikasi
dan label sesuai dengan jenis dan
klasifikasinya.
Huruf 2. Klasifikasi
b.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diatur
dengan Undang-undang.
Huruf 3. Jenis Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai
dengan nama dagang dan/atau bahan
kimia dari Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) tsb.
Pasal 1, huruf 1
Jenis kegiatan pengelolaan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) yang WAJIB
dilengkapi dengan izin terdiri atas kegiatan
1.
Permen LH No. 18 Tahun 2009
Pengangkutan
Tentang : Tata Cara Perizinan
4.9 a. 2. Penyimpanan sementara
Pengelolaan Limbah Berbahaya
3.
dan Beracun (B3)
Pengumpulan
4. Pemanfaat
5.
Pengolahan dan
6. Penimbunan

Pasal 1, huruf 1 - 7
Pengertian limbah Bahan Berbahaya dan
a.
Beracun (B3), Lahan terkontaminasi,
pemulihan tingkat keberhasilan pemulihan

Pasal 2,
Peraturan menteri ini bertujuan untuk
memberikan pedoman bagi penanggung
b. jawab usaha dan/atau kegiatan dalam
melaksanakan penanganan pemulihan
lahan terkontaminasi limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)

Pasal 3,
Permen LH No. 33 Tahun 2009 Penanggung jawab usaha dan/atau
Tentang : Tata Cara Pemulihan kegiatan WAJIB melakukan pemulihan
4.10 Lahan Terkontaminasi Limbah
c. terhadap lahan terkontaminasi limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang
(B3) diakibatkan dari usaha dan/atau
kegiatannya
Pasal 4,
Pemulihan lahan terkontaminasi limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) terdiri
d. atas kegiatan :
1. Perencanaan. 2.
pelaksanaan. 3. evaluasi dan 4.
pemantauan
Pasal 8,
Penanggung jawab kegiatan pemulihan
wajib melaporkan hasil pelaksanaan
pemulihan lahan terkontaminasi limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
kepada menteri dengan tembusan
gubernur dan bupati/walikota
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
1.Audit Lingkungan Hidup adalah
evaluasi yang dilakukan untuk menilai
ketaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan terhadap persyaratan
hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
2.Dokumen lingkungan hidup adalah
dokumen yang memuat pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup yang
terdiri atas analisis mengenai dampak
lingkungan hidup (amdal), upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya
pemantauan lingkungan hidup (UKL-
UPL), surat pernyataan kesanggupan
pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup (SPPL), dokumen
pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup (DPPL), studi evaluasi
mengenai dampak lingkungan hidup
(SEMDAL), studi evaluasi lingkungan
hidup (SEL), penyajian informasi
lingkungan (PIL), penyajian evaluasi
lingkungan (PEL), dokumen pengelolaan
lingkungan hidup (DPL), rencana
pengelolaan lingkungan dan rencana
pemantauan lingkungan (RKL-RPL),
dokumen evaluasi lingkungan hidup
(DELH), dokumen pengelolaan lingkungan
Permen Negara LH No.14 hidup (DPLH), dan Audit Lingkungan.
4.11 Tahun 2010 tentang
Dokumen Lingkungan
Permen Negara LH No.14
4.11 Tahun 2010 tentang
Dokumen Lingkungan
hidup yang merupakan bagian dari
proses audit lingkungan hidup yang
dikenakan bagi usaha dan/atau
kegiatan yang sudah amdal.
4. Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang selanjutnya disingkat DPLH,
adalah dokumen yang memuat
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang sudah memiliki
izin usaha dan/atau kegiatan tetapi
belum memiliki UKL-UPL.
5. Kepala instansi lingkungan hidup
kabupaten/kota adalah kepala instansi
yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup
kabupaten/kota.
6. Kepala instansi lingkungan hidup
provinsi adalah instansi yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup provinsi.
7. Deputi Menteri adalah Deputi
Menteri Negara Lingkungan Hidup yang
tugas dan tanggungjawabnya di bidang
amdal.
8. Menteri adalah Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.

Pasal 24
(1) Pemeriksaan UKL-UPL sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 23 dilakukan dengan tahapan:
a. penerimaan dan pemeriksaan
administrasi permohonan Izin Lingkungan
dan UKL-UPL;
b. pemeriksaan substansi UKL-UPL.
(2) Tahapan penilaian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
huruf a dapat dilakukan oleh unit kerja
yang bertanggungjawab di bidang
pelayanan publik.
(3) Tahapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) b tercantum dalam
Lampiran VIII yang merupakan
bagiantidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Permen LH RI No. 08
Tahun 2013 Tentang Tata
Permen LH RI No. 08 Pasal 26
Tahun 2013 Tentang Tata (1) Berdasarkan hasil pemeriksaan
Laksana Penilaian dan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
4.12 Pemeriksaan Dokumen Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai kewenangannya menerbitkan:
Lingkungan Hidup dan
a. rekomendasi persetujuan UKL-UPL
Penerbitan Izin dan Izin Lingkungan, jika rencana
Lingkungan usaha dan/atau kegiatan dinyatakan
disetujui; atau
b. rekomendasi penolakan UKL-UPL,
jika rencana usaha dan/atau kegiatan
dinyatakan tidak disetujui.
(2) Penerbitan Izin Lingkungan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilakukan secara
bersamaan dengan penerbitan
rekomendasi persetujuan UKL-UPL.
(3) Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota dapat mendelegasikan
kewenangan pemeriksaan,
penerbitanrekomendasi UKL-UPL, dan
penerbitan Izin Lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada:
a. pejabat yang ditunjuk oleh Menteri;
b. kepala Instansi Lingkungan Hidup
Provinsi; atau
c. kepala Instansi Lingkungan Hidup
Kabupaten/Kota.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
1. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri
dari daratan dan perairan disekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,
naik turun penumpang dan/atau bongkar
muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan
antar moda transportasi.Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun adalah
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah mengenai Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

5. Fasilitas pengelolaan limbah bahan


Permen LH No. 03 Tahun 2007 berbahaya dan beracun lainnya adalah
4.13 Tentang Fasilitas Pengumpulan fasilitas pengangkutan, pemanfaatan,
dan Penyimpanan B3 pengolahan, dan/atau penimbunan.
6. Fasilitas pengumpulan dan
penyimpanan limbah bahan berbahaya
dan beracun adalah fasilitas pengumpulan
dan penyimpanan limbah bahan
berbahaya dan beracun yang berasal dari
kegiatan kapal yang memenuhi
persyaratan keamanan lingkungan hidup
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 5
(1) Fasilitas pengumpulan dan
penyimpanan limbah bahan berbahaya
dan beracun sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) wajib memenuhi
persyaratan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.
(2) Fasilitas pengumpulan dan
penyimpanan limbah bahan berbahaya
dan beracun dan fasilitas pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun
lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) wajib memenuhi
persyaratan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini.

Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang
dimaksud dengan:
1. Izin Lingkungan adalah izin yang
diberikan kepada setiap orang yang
melakukan Usaha dan/atau Kegiatan
yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam
rangka perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sebagai
PP No. 27 Tahun 2012 Tentang prasyaratmemperoleh izin Usaha dan/atau
4.14 Kegiatan.
Izin Lingjungan
Pasal 2
(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang
wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib
memiliki Izin Lingkungan.
(2) Izin Lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui
tahapan kegiatan yang meliputi:
a. penyusunan Amdal dan UKL-UPL;
b. penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-
UPL; dan
c. permohonan dan penerbitan Izin
Lingkungan.
Pasal 2
(1) Setiap Orang yang menghasilkan
Limbah B3 wajib melaksanakan
Permen LH No. 63 Tahun 2016
Penimbunan Limbah B3.
4.15 Tentang Tata Cara Penimbunan
(2) Dalam hal Setiap Orang
Limbah B3
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak mampu melakukan sendiri,
Penimbunan Limbah B3 diserahkan
kepada Penimbun Limbah B3.

Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini mengatur
tentang tata kerja Tim Ahli Limbah B3
yang meliputi:
a. struktur Tim Ahli Limbah B3; dan
b. pelaksanaan evaluasi oleh Tim Ahli
Limbah B3.
Permen LHK No. 54 Tahun 2017 (1) huruf b dilakukan terhadap:
4.16 Tentang Tata Kerja Tim Ahli a. Limbah yang terindikasi memiliki
Limbah B3 karakteristik
Limbah B3 untuk ditetapkan sebagai
Limbah B3;
b. Limbah B3 dari sumber spesifik
untuk
dikecualikan dari pengelolaan Limbah B3;
dan
c. Limbah B3 dari sumber spesifik
untuk ditetapkan sebagai produk
samping.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
2. Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup,
yang selanjutnya disingkat DELH, adalah
dokumen yang memuat pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup yang
merupakan bagian dari evaluasi proses
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin
usaha dan/atau kegiatan tetapi belum
memiliki dokumen Amdal.
Permen LH No. 102 Tahun 2016 3. Dokumen Pengelolaan Lingkungan
4.17 Tentang Pedoman Penyusunan Hidup, yang selanjutnya disingkat DPLH,
Dokumen adalah dokumen yang memuat
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang telah memiliki
izin usaha dan/atau kegiatan tetapi
belum memiliki UKL-UPL.

Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan
memberikan pedoman
mengenai:
a. kriteria DELH dan DPLH;
b. muatan DELH dan DPLH;
c. penilaian DELH dan pemeriksaan
DPLH;
d. pembinaan dan evaluasi kinerja DELH
dan DPLH; dan
e. pendanaan penilaian DELH dan
pemeriksaan DPLH.
5. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Pasal 3,
Pelaksanaan oleh pihak ke tiga
a.
berdasarkan Peraturan perundang-
undangan
PP. RI No. 82 Tahun 2001
Pasal 37,
Tentang : Pengelolaan
5.1. b. Kewajiban pencegahan dan
Kualitas Air Dan Pengendalian
penanggulangan pencemaran air.
Pencemaran Air.
PP. RI No. 82 Tahun 2001
Tentang : Pengelolaan
5.1.
Kualitas Air Dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Pasal 42,
c. Larangan pembuangan limbah padat dan
atau gas ke dalam air atau sumber air
Permen. LH No. 03 Tahun 2010 pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar
Tentang Lingkungan Hidupkeberadaannya
yang ditenggang (AMDAL) atau dalam air
5.2
: Baku Mutu Air Limbah Bagi rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan
Kawasan Industri bahan (UKL)
baku dan/atau memanfaatkan sumber
Permen. LH No. 05 Tahun 2014 Hidup
dayaAir limbahdan
sehingga
Upaya
adalah sisaPemantauan
daribarang
menghasilkan suatu usaha
berupa
5.3 Tentang dan/atau
atau kadarkegiatan yang berwujud
unsur pencemar cair jumlah
dan/atau
: Baku Mutu Air Limbah unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam air limbah yang akan
6. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

Pasal 16,
PP. RI No. 41 Tahun 1999
Pengendalian pencemaran udara meliputi
6.1 Tentang : a.
pencegahan dan penanggulangan
Pengendalian Pencemaran Udara
pencemaran, serta pemulihan mutu,
Pasal 4, angka 1 s/d 2
Permen. LH No. 05 Tahun 2006 Setiap kendaraan bermotor wajib memenuhi
Tentang : Ambang Batas Emisi ambang batas emisi gas buang.
6.2
Gas Buang Kendaraan Bermotor Setiap kendaraan bermotor lama WAJIB
Lama melakukan uji emisi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Kepmen. LH No.
Kep.13/MENLH/1/1995 Tentang : Pasal 2, nomor 5
6.3
Baku Mutu Sumber Tidak Peninjauan baku mutu
Bergerak
Pasal 1,
Progam penilaian peringkat kinerja
a. perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan hidup
pengawasan tidak langsung adalah
mekanisme dimana perusahaan
Per-03/MENLH/ 2014 b. melaporkan secara mandiri kinerja
tentang progam penilaian pengelolaan lingkungannya.
6.4 peringkat kinerja perusahaan
dalam pengelolaan lingkungan analisis mengenai dampak lingkungan
hidup hidup atau amdal, yaitu kajian mengenai
c. dampak penting suatu usaha dan kegiatan
yang di rencanakan pada lingkungan
hidup
upaya pengelolaan lingkungan hidup dan
d. upaya pemantauan lingkungan hidup atau
UKL-UPL
Pasal 6, ayat 1, huruf a dan b
Kepmen. LH No.
a. Mentaati persyaratan baku tingkat
Kep.48/MENLH/11/1996
6.5 kebisingan
Tentang : Baku Tingkat
b. Memasang alat pencegahan terjadinya
Kebisingan
kebisingan
7. PENGELOLAAN SAMPAH
Pasal 1, ayat 6
Tempat penampungan sementara adalah
tempat sebelum sampah diangkut ke
a.
tempat pendauran ulang, pengolahan,
dan/atau tempat pengolahan sampah
terpadu.
Pasal 3,
Pengelolaan sampah diselenggarakan
berdasarkan asas tanggung jawab, asas
b. berkelanjutan, asas manfaat, asas
keadilan, asas kesadaran, asas
kebersamaan, asas keselamatan, asas
keamanan, dan asas nilai ekonomi.
UU RI No. 18 Tahun 2008 Pasal 12, ayat 1
7.1.
Tentang : Pengelolaan Sampah Setiap orang dalam pengelolaan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis
c. sampah rumah tangga WAJIB
mengurangi dan menangani sampah
dengan cara yang berwawasan
lingkungan.
Pasal 15,
Produsen WAJIB mengelola kemasan
d. dan/atau barang yang diproduksinya yang
tidak dapat atau sulit terurai oleh proses
alam.

Pasal 17, ayat 1, 2, dan 3


e.
Perizinan pengelolaan sampah….

Pasal 1
Sampah sejenis rumah
tangga adalah sampah rumah tangga
yang berasal dari kawasan komersial,
PP No, 81 Tahun 2012 Tentang kawasan industri, kawasan khusus,
Pengelolaan Sampah Rumah fasilitas sosial, fasilitas umum dan/atau
7.2 fasilitas lainya.
Tangga dan Sampah Sejenis
Rumah Tangga Pasal 11 pengurangan sampah meliputi :
1.
Pembatasan timbunan sampah
2. Pendaur ulangan
sampah dan/atau 3.
Pemanfaatan kembali sampah
8. PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
Kepmen LH No. Kep. 19 Tahun
2004 Tentang : Pedoman Pasal 2, ayat 1
8.1. Pengelolaan Pengaduan Kasus Pengaduan terjadinya pencemaran dan atau
Pencemaran dan atau Perusakan perusakan
Lingkungan Hidup

Kepmen LH No. Kep. 115 Tahun


8.2. 2003 Tentang : Pedoman Pasal 1, huruf a, b, c a. mutu air
Penentuan Status Mutu Air

9. PERATURAN PEMERINTAH DAERAH


Keputusan Gubernur Jawa Barat
No. 6 Tahun 1999
Pasal 3 ayat 6,
9.1. Tentang :
Baku mutu limbah cair
Baku mutu limbah cair bagi
kegiatan industri di Jawa Barat
III. PERATURAN INTERNASIONAL
1. HUKUM INTERNATIONAL & UU TENTANG K3 DAN LINGKUNGAN
Kepres. RI No. 23 Tahun 1992
Tentang : Pengesahan Keputusan, pasal 2
1.1.
Vienna Convention untuk Agar setiap orang mengetahuinya,
Perlindungan Lapisan Ozon
Montreal Protocol, Tanggal 23
Montreal protocol terhadap zat perusak
May 1985 oleh UNEP (United
1.2. lapisan ozon tindakan untuk melindungi
Nations Environment
lapisan ozon
Programme)
Kyoto Protocol, Sidang Ketiga
1 ~ 10 Dec 1997
Pasal 2, huruf (a) nomor (iv) penyebarluasan
1.3 informasi mengenai bentuk energi
Tentang : RUU Konvensi
karbondioksida
terhadap Perubahan Cuaca
(protocol
Efek Rumah Kaca
To The ) Nations
United Climate Change, Apabila terjadi perbedaan
1.4 Framework Convention on Pasal 2, Undang-undang
penafsiran ini mulai berlaku
terhadap terjemahannya dalam
Climate Change (Protokol Kyoto saat diundangkan dan agar setiap orang
IV. PERATURAN DAN PERSYARATANmengetahuinya
LAINNYA
1. PERATURAN LAINNYA
Melakukan Upaya Pengelolaan
Pengesahan dokumen UKL &
Lingkungan dan Upaya Pemantauan
UPL dari BPLHD
Lingkungan secara berkala 1 (satu) tahun
1.2 No.
2 kali dan dilaporkan ke Dinas LH kab.
660.2.1/50.1/TL & ADL/BPLHD
Subang cc Kementerian Lingkungan
Tanggal 21 Juli 2009
Hidup
TPS dari BPLHD
Membuat izin tempat penyimpanan
1.3 No.660.03/071/PPKL/BPLH/VI/13 sementara Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) ke Dinas LH Kab Subang
Tanggal Juni 2013
SWIJ2-02S-003 (31.05.16)Rev.0
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
NYA DAN EVALUASI PENAATANNYA
Revisi 2
PENANGGUN STATUS
PELAKSANAAN PENAATAN KETERANGAN
G JAWAB PENAATAN

Sertifikasi ISO 14001, dokumen


UKL/UPL
Pengelolaan limbah diserahkan pada
vendor yang memiliki izin pengelolaan
limbah dari Kementerian Lingkungan
Hidup dan Dinas LH Kab. Subang

Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL

Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL

Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL


Audit sertifikasi ISO 14001 oleh
Sucofindo setiap tahun Departemen
Patuh
GA
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun disesuaikan (B3) dengan
peraturan yang telah ditetapkan oleh
peraturan ini.
Pengelolaan Limbah diserahkan pada
vendor yang telah memiliki izin
pengelolaan limbah dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Dinas LH
k'abupaten Subang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) disesuaikan dengan
Peraturan yang telah ditetapkan oleh
Peraturan ini.
Mengurus Izin Lingkungan dan
Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL
dan mengajukan permohonan kembali
apabila ada perubahan izin lingkungan,
meliputi :
a. Perubahan
kepemilikan usaha
b. Perubahan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
c.
Perubahan yang berpengaruh terhadap
lingkungan hidup yang memenuhi
kriteria :
- Penggunaan alat-alat
produksi -
Penambahan kapasitas produksi
- Perubahan
spesifikasi teknik Departemen
Patuh
- Perubahan saran usaha GA
dan/atau kegiatan
- Perluasan lahan dan
bangunan usaha
- Perubahan waktu atau durasi
operasi usaha
- Usaha dan/atau kegiatan
didalam kawasan yang belum tercakup
dalam izin lingkungan

Melaporkan pelaksanaan izin lingkungan


kepada pemerintah dan instansi terkait 6
(enam) bulan sekali

Untuk pengisian dan penggantian


Departemen
penggunaan R22 akan diganti dengan Patuh
Utility
R32

Departemen
Penyelenggaraan pelaksanaan UKL/UPL Patuh
GA

Lingkungan Hidup
Departemen dan Upaya
Patuh
GA Pemantauan
Lingkungan Hidup
Melakukan pengendalian terus menerus Departemen
Patuh
dengan melaksanakan UKL/UPL GA

Pengadaan Alat Pelindung Diri (PPE)


dan exhaust di area yang berpotensi
terpapar uap bahan kimia berbahaya
Departemen
Pengadaan Alat Pelindung Diri (PPE) Patuh
GA
dan kontrol rutin pada area tersebut
Pengadaan Alat Pelindung Diri (PPE)
dan kontrol
Limbah rutin pada
Domestik area
harus tersebut
sesuai dengan
Peraturan yang ada dan tidak boleh
Departemen
melebihi baku mutu yang telah Patuh
GA
ditetapkan oleh Kawasan Industri BIIE
(Subang International Industrial Estate

Pengadaan lokasi penyimpanan khusus Departemen


Patuh
(gudang bahan kimia) GA

Izin TPS diarea PT. Samindo Electronics

Membuat program pengurangan limbah


Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Membuat laporan secara rutin ke Dinas


LH kabupaten Subang setiap 3 (tiga)
bulan

Izin TPS diarea PT. Samindo Electronics

Simbol dan label ditempel di lokasi


penyimpanan dan lokasi sesuai dengan
identifikasi limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan peralatan keadaan
darurat

PP RI No. 18
Tahun 1999
Departemen
PP RI No. 18
Tahun 1999
Departemen
Patuh Tentang
GA
Pengelolaan
Limbah B3
Mengajukan Izin perubahan Tempat
Penyimpanan Sementara (TPS) apabila
ada yang berubah dari TPS

Dokumen yang dikeluarkan khusus


kepada pengolah atau pengambil limbah
yang dikeluarkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Dinas LH Kab.
Subang

Melakukan proses pemilahan terhadap


limbah B3 yang dihasilkan

Apabila masa berlaku dari TPS sudah


kadaluarsa harus mengajukan
pembaharuan untuk perpanjangan Izin
TPS

Pemasangan/penempelan Lembar Data


Keselamatan Bahan (MSDS) pada
setiap tempat / alat yang menggunakan
Bahan Kimia Berbahaya (B3)

Kerjasama dengan supplier dan wajib


menempelkan stiker pada waktu
pengiriman
Dibuatkan simbol dan label yang baru
sesuai dengan peraturan yang berlaku

Dibuatkan simbol dan label yang baru


sesuai dengan peraturan yang berlaku

Dibuatkan petunjuk kerja tanggap


darurat dan penanggulangan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)

Melakukan training dan sosialisasi Departemen


Patuh
terkait dengan pengelolaan Bahan GA
Berbahaya dan Beracun (B3) dan
melakukan pemeriksaan kesehatan
karyawan secara berkala
Melakukan pelatihan dan sosialisasi
terkait dengan pengeloaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan
melakukan pemeriksaan kesehatan
karyawan secara berkala
Melakukan pelatihan dan sosialisasi
terkait dengtan pengeloaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan
melakukan pemeriksaan kesehatan
karyawan secara berkala

Melakukan training dan sosialisasi terkait


dengan pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) dan melakukan
pemeriksaan kesehatan karyawan
secara berkala
Menyampaikan laporan tertulis tentang
Cara pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) ke instansi terkait

Laporan ke Dinas LH kabupaten


Departemen
Subang, cc Kementerian Lingkungan Patuh
GA
Hidup setiap 6 (enam) bulan sekali.

Departemen
Dokumen manifest limbah B3 Patuh
GA

Peraturan
Pengganti
Pemasangan marking dan simbol pada
Kep.Bapedal No.
tiap alat atau tempat yang menggunakan Departemen
Patuh
bahan kimia Bahan Berbahaya dan GA
Beracun (B3)
05/KABAPEDAL/0
9/ 1995
Menetapkan dan memeliharan
penanganan bahan kimia berbahaya

PT. Samindo
Electronics
Departemen tidak melakukan
GA pemanfaatan
Membuat adminsitrasi pengelolaan dan terhadap limbah
penanganan bahan kimia berbahaya di B3
area perusahaan

Memasang dan menempel simbol dan


label Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) yang sesuai dengan standar
peraturan yang berlaku

Departemen
Patuh
GA

Memasang dan menempel simbol dan


label Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) yang sesuai dengan standar
peraturan yang berlaku
Peraturan
Melakukan pengurusan izin Tempat Pengganti
Penyimpanan Sementara (TPS) limbah Kep.Bapedal No.
Departemen
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Patuh
GA
atas nama PT. Samindo Electronics Ke
Dinas LH kabupaten Subang. 68/KABAPEDAL/0
5/ 1994

Melakukan sistem pengelolaan Limbah


Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Departemen
sesuai dengan peraturan yang berlaku Patuh
GA
dan tidak adanya pencemaran
lingkungan dari aktivitas produksi

Melakukan sistem pengelolaan Limbah


Departemen
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Patuh
GA
sesuai dengan peraturan yang berlaku

Melakukan sistem pengelolaan limbah


Departemen
B3 sesuai dengan peraturan yang Patuh
GA
berlaku

Melakukan sistem pengelolaan limbah


Departemen
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Patuh
GA
sesuai dengan peraturan yang berlaku

Melaporkan hasil pemulihan lahan


Departemen
terkontaminasi ke pemerintah daerah Patuh
GA
dan instansi terkait
PT. Samindo Electronics menyusun
Departement
dokumen Lingkungan UKL/ UPL dan Patuh
GA
penyusunan nya tiap 6 bulan sekali.
PT. Samindo Electronics menyusun
Departement
dokumen Lingkungan UKL/ UPL dan Patuh
GA
penyusunan nya tiap 6 bulan sekali.
PT. Samindo Electronics melakukan
pengurusan ijin lingkungan ke Dinas HSE officer Patuh
Lingkungan Hidup di Kabupaten Subang
PT. Samindo Electronics menyediakan
TPS sesuai dengan standar yang di HSE officer PAtuh
syaratkan dari peraturan pemerintah.
PT. Samindo Electronics sudah
mendapatkan izin lingkungan dan
melakukan update jika masa nya habis HSE officer Patuh
ke Dinas Lingkungan Hidup kabupaten
Subang.
PT. Samindo Electronics merupakan
penghasil limbah dan dikelola oleh
Departement
vendor berizin.sehingga PT samindo Patuh
GA
Electronics hanya menyimpan
sementara(TPS).

Tidak ada Pengelolaan Limbah karena


NA ( Not
Semua limbah dikelola oleh vendor EHS
Applyable)
berizin
Pelaksanaan penyusunan nya di serah
kan oleh vendor , termasuk uji EHS Patuh
laboratorium.

Bekerjasama dengan konsultan yang


ditunjuk oleh Pemerintah

Melakukan pengukuran dan pemantauan


Departemen
lingkungan sesuai dengan Implementasi Patuh
GA
UKL / UPL
Departemen
Patuh
GA

Menutup saluran air hujan

1998
Departemen
Negara Patuh
GA
Tentang : Baku
Departemen
Negara Patuh
GA

Pengukuran setiap 1 (satu) tahun 2 (dua)


Departemen
kali oleh konsultan yang ditunjuk oleh Patuh
GA
perusahaan

Pengukuran setiap 1 (satu) tahun sekali


Departemen
oleh vendor yang ditunjuk oleh Patuh
GA
perusahaan.

Revisi kepatuhan peraturan


Departemen
perundangan dan peraturan lainnya Patuh
GA
yang dilakukan 1 (satu) tahun sekali

Sebelumnya
menggunakan
peraturan
Kepmen. LH No.
Hasil monitoring UKL & UPL untuk
Departemen Kep.15/MENLH/4/
pengelolaan lingkungan hidup dan Patuh
GA 1996
progam pelaporan lingkungan hidup
Tentang :
Program Langit
Biru

Memasang alat pelindung diri (APD)


untuk mencegah terjadinya kebisingan Utility dan
Patuh
diarea yang melebihi standar yang telah SMT/AI
ditentukan
Terdapat tempat penampungan
Departemen
sementara di bagian samping Patuh
GA
perusahaan

Pengelolaan sampah didasarkan pada


asas tanggung jawab, asas
berkelanjutan, asas manfaat, asas Departemen
Patuh
keadilan, asas kesadaran, asas GA
kebersamaan, asas keselamatan, asas
keamanan, dan asas nilai ekonomi.

Upaya pengurangan sampah rumah


Departemen
tangga/kantin dengan sosialisasi. Patuh
GA
(dibawa kembali oleh pengelola kantin)

Sampah kemasan ditampung di tempat


penampungan sementara untuk
Departemen
kemudian diambil oleh vendor yang Patuh
GA
ditunjuk untuk mengelola sampah
tersebut lebih lanjut.
Vendor yang mengelola sampah
memiliki surat izin dari Kementerian Departemen
Patuh
Lingkungan Hidup. GA

Sampah yang dihasilkan baik dari


proses produksi maupundari kantin
dikumpulkan ke Tempat Penampungan
Departemen
Sementara (TPS) yang telah memiliki Patuh
GA
izin dari Dinas LH kab. Subang dan akan
diambil oleh pihak ke 3 (tiga) untuk
proses selanjutnya
Belum pernah ada kejadian di PT. Departemen
Patuh
Samindo Electronics HRD

Sesuai dengan data yang ada di Departemen


Patuh
dokumen UKL / UPL GA

Membuat saluran air limbah cair Departemen


Patuh
domestik terpisah dari saluran air hujan GA

Departemen
Tidak menggunakan CFC Patuh
GA

Penyelenggaraan pelatihan untuk Departemen


Patuh
karyawan HRD

Melakukan program penghematan


energi, Departemen
Patuh
Perawatan berkala pada mesin-mesin GA
penghasil karbondioksida

Mengurangi gas efek rumah kaca dan Departemen


Patuh
CO2 (karbondioksida) GA

Melakukan UKL dan UPL secara berkala


1 (satu) tahun 2 kali dan dilaporkan ke Departemen
Patuh
Dinas LH kab Subang cc Kementerian GA
Lingkungan Hidup

Melakukan perpanjangan izin Tempat


Penyimpanan Sementara Limbah Bahan
Departemen
Berbahaya dan Beracun (B3) ke Dinas Patuh
GA
LH kabupaten Subang Setiap 5 (lima)
tahun sekali

Anda mungkin juga menyukai