Anda di halaman 1dari 40

PT.

Asia Cakra Ceria Plastik


Pemenuhan Persyaratan Perundangan K3
Implementasi

No Nomor Perundangan Tentang Pasal dan Isi Kriteia yang harus


dipenuhi Fasilitas

Pasal 2 ayat 2
Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
adalah :
a. Suatu tempat kerja dimana pengurus mempekerjakan
tenaga kerja lebih dari
100 orang.
b. Suatu tempat kerja dimana pengurus mempekerjakan
tenaga kerja kurang dari
100 orang akan tetapi menggunakan bahan, proses, alat dan
atau instalasi
yang besar resiko bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja.

Perusahaan wajib
mempunyai Ahli
K3 jika
mempekerjakan
Pasal 4 lebih dari 100
Ahli K3 ditetapkan berdasarkan permohonan tertulis dari orang
pengurus kepada Menaker

Pasal 7
Penunjukan ahli K3 berlaku untuk waktu 3 tahun dan dapat
diperpanjang

Tata Cara Penunjukan


Permenakertrans No. 2
Kewajiban dan Wewenang
Tahun 1992
Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Tata Cara Penunjukan
Permenakertrans No. 2
Kewajiban dan Wewenang
Tahun 1992
Ahli Keselamatan dan Pasal 8 ayat 1
Kesehatan Kerja Keputusan penunjukan ahli K3 tidak berlaku apabila yang
bersangkutan pindah tugas ke perusahaan lain,
mengundurkan diri, meninggal dunia

Pasal 9 ayat 1
Ahli keselamatan dan kesehatan kerja berkewajiban :
a. Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan
perundangan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai bidang
yang ditentukan dalam keputusan penunjukannya
b. Memberi laporan kepada Menteri Tenaga Kerja atau
Pejabat yang ditunjuk mengenai hasil pelaksanaan tugas
dengan ketentuan sebagai berikut : Tanggung-jawab
dan kewajiban Ahli
1. Untuk ahli keselamatan dan kesehatan kerja di tempat
K3 sesuai dengan
kerja satu kali dalam 3 bulan, kecuali ditentukan lain. peraturan ini
2. Untuk ahli keselamatan dan kesehatan kerja di
perusaahaan yang memberikan jasa di bidang keselamatan
dan kesehatan kerja setiap sat setelah selesai melakukan
kegiatannya.
c. Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia
perusahaan/instansi yang didapat berhubungan dengan
jabatannya.

29
Penyelenggaraan
pemeliharaan kesehatan
bagi tenaga kerja dengan
Permenakertrans No. 1
30 manfaat lebih baik dari
Tahun 1998 paket jaminan pemeliharaan
kesehatan dasar Jamsostek.

Pasal 2 ayat 1
Permenakertrans No. 3
Tata cara pelaporan dan Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiaap kecelakaan
31 Tahun 1998
pemeriksaan kecelakaan. yang terjadi di tempat kerja yang dipimpin

Pasal 2 ayat 2
Kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Kecelakaan Kerja;
b. Kebakaran atau peledakan atau bahaya pembuangan
limbah;
c. Kejadian berbahaya lainnya.

Pasal 4 ayat 1
Pengurus atau pengusaha sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 wajib melaporkan
secara tertulis kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat 1
Permenakertrans No. Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan
Unit Penanggulangan
186 Tahun 1999 memadamkan
Kebakaran di tempat Kerja kebakaran, latihan penanggulanggan kebakaran di tempat
kerja.

32

Pasal 2 ayat 2
Kewajiban mencegah, mengurangi, dan memadamkan
kebakaran di tempat kerka sebagimana dimaksud pada ayait
1 meliputi

Pasal 2 ayat 2a
Pengendalian setiap bentuk energi

Pasal 2 ayat 2b
Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran, dan
sarana evakuasi;

Pasal 2 ayat 2c
Pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas;

Pasal 2 ayat 2d
Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat
kerja;

Pasal 2 ayat 2e
Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan
kebakaran secara berkala;
Pasal 2 ayat 2f
Memiliki buku rencana penanggulagan keadaan darurat
kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari
50 (lima puluh) orang tenaga kerja

Pasal 3
Pembentukan unit penanggulangan kebakaran sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 dengen memperhatikan
jumlah tenaga kerja dan atau klasifikasi tingkat potensi
bahaya kebakaran

Pasal 5
Unit penanggulangan kebakaran sebagimana dimaksud
dalam pasal 3 terdiri dari
a. Petugas peran kebakaran;
b. Regu penanggulangan kebakaran;
c. Koordinator unit penanggulangan kebakaran;
d. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai
penanggungjawab teknis.
Pasal 6 ayat 1
Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5 huruf a, sekurang - kurangnya 2 (dua) orang untuk
setiap jumlah tenaga kerja 25 (dua puluh lima) orang.

Pasal 2 ayat 1
Pencegahan dan Pengusaha wajib melakukan upaya aktif pencegahan dan
Penanggulangan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Penyalahgunaan dan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di tempat
Peredaran Gelap Narkotika, kerja.
Psikotropika, dan Zat
Permenakertrans No. Aditif Lainnnya Di Tempat
11 Tahun 2005 Kerja
33

Pasal 2 ayat 2
Upaya aktif pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya di tempat kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. penetapan kebijakan
b. penyusunan dan pelaksanaan program
Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan DI Tempat Kerja Pasal 2
Permenakertrans No. (1) Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas
15 Tahun 2008 P3K di tempat kerja
34 (2) Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja
Pasal 3
(1) Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1) harus memiliki lisensi dan buku
kegiatan P3K dari Kepala Instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan setempat.
(2) Untuk mendapatkan lisensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi syarat - syarat sebagai berikut:
a. bekerja pada perusahaan yang bersangkutan;
b. sehat jasmani dan rohani;
c. bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K; dan
d. memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar di bidang
P3K di tempat kerja yang dibuktikan dengan sertifikat
pelatihan.
(3) Pemberian lisensi dan buku kegiatan P3K sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dikenakan biaya
(4) Pedoman tentang pelatihan dan pemberian lisensi diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan
Pasal 4
Petugas P3K dalam melaksanakan tugasnya dapat
meninggalkan pekerjaan utamanya untuk memberikan
pertolongan bagi pekerja/buruh dan/atau orang lain yang
mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.

Pasal 5
(1) Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 ayat 1, ditentukan berdasarkan jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja, dengan
rasio sebagaimana tercantum dalam lampiran I Peraturan
Menteri ini.
(2) Pengurus wajib mengatur tersedianya petugas P3K pada:
a. tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau
lebih sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di
tempat kerja
b. tempat kerja di setiap lantai yang berbeda di gedung
bertingkat sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya
di tempat kerja;
c. tempat kerja dengan jadwal kerja kerja shift sesui jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja.
Pasal 6
Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas:
a. melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja;
b. merawat fasilitas P3K di tempat kerja;
c. mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan; dan
d. melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus.

Pasal 7
(1) Pengurus wajib memasang pemberitahuan tentang nama
dan lokasi petugas petugas P3K di tempat kerja pada tempat
yang mudah terlihat.
(2) Petugas P3K di tempat kerja dapat menggunakan tanda
khusus yang mudah dikenal oleh pekerja/buruh yang
membutuhkan pertolongan.
Pasal 8
(1) Fasilitas P3K sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
(1) meliputi:
a. ruang P3K;
b. kotak P3K dan isi;
c. alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d. fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau
peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi
bahaya yang bersifat khusus
(2) Alat pelindung diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d merupakan peralatan yang disesuaikan dengan
potensi bahaya yang ada di tempat kerja yang digunakan
dalam keadaan darurat.
(3) Peralatan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d berupa alat untuk pembasahan tubuh cepat (shower)
dan pembilasan/pencucian mata
Pasal 9
(1)Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a dalam hal:
a. mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang lebih
b. mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100 orang
dengan potensi bahaya tinggi
(2)Persyaratan ruang P3K sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)

Pasal 11
Alat evakuasi dan alat transportasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 ayat 1 huruf e meliputi:
a. tandu atau alat untuk memindahkan korban ke tempat
yang aman atau rujukan; dan
b. mobil ambulance atau kendaraan yang dapat digunakan
untuk pengangkutan korban
Pasal 2
(1) Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi
Permenakertrans No. dan memadamkan
186 Tahun 1999 Unit Penanggulangan kebakaran, latihan penanggulanggan kebakaran di tempat
Kebakaran di tempat Kerja
kerja.

35
Pasal 2
(2)Kewajiban mencegah, mengurangi, dan memadamkan
kebakaran di tempat kerka sebagimana dimaksud pada ayait
1 meliputi
Pasal 2 ayat 2a
Pengendalian setiap bentuk energi

Pasal 2 ayat 2b
Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran, dan
sarana evakuasi;

Pasal 2 ayat 2c
Pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas;

Pasal 2 ayat 2d
Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat
kerja;

Pasal 2 ayat 2e
Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan
kebakaran secara berkala;

Pasal 2 ayat 2f
Memiliki buku rencana penanggulagan keadaan darurat
kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari
50 (lima puluh) orang tenaga kerja

Pasal 3
Pembentukan unit penanggulangan kebakaran sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 dengen memperhatikan
jumlah tenaga kerja dan atau klasifikasi tingkat potensi
bahaya kebakaran
Pasal 5
Unit penanggulangan kebakaran sebagimana dimaksud
dalam pasal 3 terdiri dari
a. Petugas peran kebakaran;
b. Regu penanggulangan kebakaran;
c. Koordinator unit penanggulangan kebakaran;
d. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai
penanggungjawab teknis.

Pasal 6 ayat 1
Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5 huruf a, sekurang - kurangnya 2 (dua) orang untuk
setiap jumlah tenaga kerja 25 (dua puluh lima) orang.

Pasal 6 ayat 2
Regu penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis
penanggulangan kebakaran
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 hurf b dan huruf d,
ditetapkan untuk tempat
kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang
atau setiap tempat kerja tingkat risiko bahyaa, kebakaran
ringan dan sedang atau setiap tempat kerja tigkat risiko
bahaya kebakaran sedang II, sedang III. dan berat.

Pasal 6 ayat 3
Koordinator unit penanggulangan kebakaran
Pasal 7
Syarat dan tugas petugas peran kebakaran

Pasal 8
Syarat dan tugas regu penanggulangan kebakaran

Pasal 9
Syarat dan tugas koordinator unit penanggulangan kebakaran

Pasal 10
Syarat, tugas, dan wewenang ahli K3 spesialis
penanggulangan kebakaran.

Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika, Pasal 2 ayat 1
Psikotropika, dan Zat Pengusaha wajib melakukan upaya aktif pencegahan dan
Permenakertrans No. Aditif Lainnnya Di Tempat penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap
11 Tahun 2005 Kerja narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di tempat
36 kerja.

Pasal 2 ayat 2
Upaya aktif pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya di tempat kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. penetapan kebijakan
b. penyusunan dan pelaksanaan program
Pasal 2
Permenakertrans No. (1) Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas
15 Tahun 2008 Pertolongan Pertama Pada P3K di tempat kerja
37 Kecelakaan DI Tempat Kerja (2) Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja

Pasal 3
(1) Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1) harus memiliki lisensi dan buku
kegiatan P3K dari Kepala Instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan setempat.
(2) Untuk mendapatkan lisensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi syarat - syarat sebagai berikut:
a. bekerja pada perusahaan yang bersangkutan;
b. sehat jasmani dan rohani;
c. bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K; dan
d. memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar di bidang
P3K di tempat kerja yang dibuktikan dengan sertifikat
pelatihan.
(3) Pemberian lisensi dan buku kegiatan P3K sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dikenakan biaya
(4) Pedoman tentang pelatihan dan pemberian lisensi diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan
Pasal 4
Petugas P3K dalam melaksanakan tugasnya dapat
meninggalkan pekerjaan utamanya untuk memberikan
pertolongan bagi pekerja/buruh dan/atau orang lain yang
mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.

Pasal 5
(1) Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 ayat 1, ditentukan berdasarkan jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja, dengan
rasio sebagaimana tercantum dalam lampiran I Peraturan
Menteri ini.
(2) Pengurus wajib mengatur tersedianya petugas P3K pada:
a. tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau
lebih sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di
tempat kerja
b. tempat kerja di setiap lantai yang berbeda di gedung
bertingkat sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya
di tempat kerja;
c. tempat kerja dengan jadwal kerja kerja shift sesui jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja.

Pasal 6
Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas:
a. melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja;
b. merawat fasilitas P3K di tempat kerja;
c. mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan; dan
d. melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus.
Pasal 7
(1) Pengurus wajib memasang pemberitahuan tentang nama
dan lokasi petugas petugas P3K di tempat kerja pada tempat
yang mudah terlihat.
(2) Petugas P3K di tempat kerja dapat menggunakan tanda
khusus yang mudah dikenal oleh pekerja/buruh yang
membutuhkan pertolongan.

Pasal 8
(1) Fasilitas P3K sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
(1) meliputi:
a. ruang P3K;
b. kotak P3K dan isi;
c. alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d. fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau
peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi
bahaya yang bersifat khusus
(2) Alat pelindung diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d merupakan peralatan yang disesuaikan dengan
potensi bahaya yang ada di tempat kerja yang digunakan
dalam keadaan darurat.
(3) Peralatan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d berupa alat untuk pembasahan tubuh cepat (shower)
dan pembilasan/pencucian mata
Pasal 9
(1)Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a dalam hal:
a. mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang lebih
b. mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100 orang
dengan potensi bahaya tinggi
(2)Persyaratan ruang P3K sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)

Pasal 10
Kotak P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat 1 harus
memenuhi syarat

Pasal 11
Alat evakuasi dan alat transportasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 ayat 1 huruf e meliputi:
a. tandu atau alat untuk memindahkan korban ke tempat
yang aman atau rujukan; dan
b. mobil ambulance atau kendaraan yang dapat digunakan
untuk pengangkutan korban

Pasal 2
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
(2) Untuk mengukur kinerja penerapan SMK3 di perusahaan
dilakukan audit SMK3
(3) Audit SMK3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan oleh penyelenggara audit SMK3 yang ditunjuk
Permenakertrans No. Penyelenggaraan Audit oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk
38 18 Tahun 2008 SMK3
gan K3
Implementasi Pemenuhan

Keterangan
DokumenKerja Sesuai Belum sesuai

Perusahaan belum memiliki


Serifikat dan karyawan yang memiliki
SK Ahli K3 Belum sertifikat Ahli K3 Umum dan SK
sesuai
Umum Penunjukan Ahli K3 Umum dari
disnaker setempat.

Anda mungkin juga menyukai