Anda di halaman 1dari 21

Safety Induction :

1. Bagi bpk/ibu yang masih bekerja atau dalam


perjalanan mohon di pastikan aspek-aspek safety di
sekitarnya

2. Bagi yang berada di rumah, mhn diperhatikan aspek


safety nya spt kabel-kabel jangan sampe
terkelupas, termasuk cemilan-cemilan dan
minumannya jangan sampai tumpah ke laptop atau
hp sehingga menggangu konsentrasi sharing

3. Apabila terjadi kondisi darurat spt gempa bumi atau


kebakaran pastikan menyelamatkan diri dan alat-
alat lainya yang dapat di bawa

1
Behavior Based Safety

Jaya Wahyudin N. - 081514257121


Behavior Based Safety

Latar Belakang perlunya penerapan Behavior Base Safety

Kewajiban pengurus atau perusahaan :


a. pemeriksaan kesehatan sesuai ( Pasal 8 )
b. menjelaskan dan menunjukan K3 kepada tk baru, kondisi, cara
kerja, APD ( Pasal 9 )
c. memperkejakan jika yakin pekerja telah memahami K3 ( Pasal 9 )
d. memberikan pembinaan K3 ( Pasal 9 )
e. wajib memenuhi dan mntaati syarat-syarat K3 ( Pasal 9 )

Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja sesuai pasal 12


UU No.1 tahun 1970 Hak :
a. meminta Pengurus untuk
Kewajiban : melaksanakan syarat K3
a. memberikan Keterangan pada pegawai b. menyatakan keberatan,
pengawas kika syarat K3 belum
b. memakai APD terpenuhi.
c. memenuhi dan mentaati syarat K3 3
Behavior Based Safety

Latar Belakang perlunya penerapan Based Behavior Safety

Untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja


dengan cara memperbaiki kebiasaan-
kebiasaan pekerja dan mengubah kultur dari
satu perusahaan atau organisasi sehingga
lebih aware terhadap pencegahan kecelakaan.

Budaya K3 ini mencerminkan tingkat


keselamatan kerja seseorang ketika tidak ada
orang yang mengawasi.

4
Behavior Based Safety

Tujuan Implementasi BBS


1. Menciptakan lingkungan kerja dengan kondisi perilaku pekerja yang akan mendukung zero
accident di lingkungan kerja.
2. Mengurangi terjadinya at Risk-Behavior.
3. Merubah kebiasaan dan mindset pekerja untuk senantiasa bekerja dengan aman dan
selamat.

Manfaat Implementasi BBS


1. Penurunan angka laporan kejadian kecelakaan kerja.
2. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan
menciptakan safety culture (Budaya K3) yang kuat
dan mengakar dengan baik di lingkungan kerja.
3. Mengurangi angka accident rate dan kerugian akibat
kecelakaan kerja.
4. Investasi jangka panjang (bertahan dalam jangka
waktu yang lama)
5. Upaya proaktif meminimalkan potensi kecelakaan
yang disebabkan human factor 5
Behavior Based Safety

People

Working
Proses BBS Working Area

Equipment

6
Behavior Based Safety

7
Behavior Based Safety

8
Behavior Based Safety

Perilaku Budaya K3 Pekerja:


• Mematuhi Peraturan Perundangan &
Kebijakan K3LM yang berlaku
• Menggunakan Alat Pelindung Diri yang
layak dan sesuai dengan pekerjaannya
• Mengikuti toolbox meeting/safety talk dan
melakukan inspeksi sebelum memulai
pekerjaan
• Mengikuti Prosedur / Instruksi kerja yang
sudah disesuaikan dengan actual
pekerjaannya
• Melakukan Intervensi jika menemukan
Unsafe Action & Unsafe Condition
dengan metode komunikasi yang
persuasif
• dll
9
Behavior Based Safety

Mengapa Pekerja melakukan Unsafe Behavior?


• Karena mereka belum pernah mendapatkan
sosialisasi/pelatihan terkait bagaimana cara kerja aman dan apa
bahaya, risiko serta pengendaliannya dari pekerjaan yang
dilakukan.
• Karena mereka belum pernah mengalami kecelakaan pada
waktu mereka melakukan pekerjaan dengan cara tidak aman.
• Karena kurangnya kepedulian Level Manajemen terkait aspek
K3 yang kemungkinan diakibatkan oleh:
a. Ketidaktahuan Level Manajemen terkait pentingnya aspek
K3,
b. Tidak tersedianya personil yang paham bagaimana
mengelola SMK3
c. Terbatasnya kompetensi pengetahuan personil K3 terkait
bagaimana mengelola SMK3
d. Tersedianya personil K3 yang kompeten, tetapi minimnya
pengetahuan personil tersebut dalam hal cara berkomunikasi
/ penyampaian pengelolaan SMK3 kepada Level Manajemen
maupun ke level pekerja secara keseluruhan. 10
Behavior Based Safety

Bagaimana Penerapan BBS di tempat kerja ?


1. Program “Leadership & Commitment”
a. Implementasi Komitmen Manajemen dalam pengelolaan SM-K3LM
b. Pekerja diberikan peluang untuk berpartisipasi dalam memberikan
input pada rencana dan implementasi Komitmen Manajemen,
sehingga pekerja merasa sebagai ownership dari proses SM-K3LM
c. Tersedianya Prosedur/Instruksi kerja/checklist yang disesuaikan
dengan aktual pekerjaan

2. Program “Hazard Observe & Risk Control Communication)


Memberikan pelatihan secara teori & praktek lapangan tentang
bagaimana cara mengobservasi bahaya & risiko serta pengendaliannya.
Hal ini bisa dilakukan secara berkala dengan mengajak seluruh level
karyawan untuk berpartisipasi.
Contoh : Pengisian Safety Observation Card/STOP Card, Safety Card,
PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja), SWA (Stop Work Authority),
MASTER (Management assist supervisor to eliminate risk), Hazard hunt,
dll
11
Behavior Based Safety

3. Program “2 way Communication”


• Komunikasi aktif personil K3 dengan pekerja, pertemuan Spv
antar departemen secara berkala, pertemuan P2K3, DailyToolbox
Meeting/Safety talk, Weekly Meeting, dll
• Menginformasikan seluruh aspek K3LM kepada karyawan melalui
email, pemasangan di notice board, banner, WAG, dll
• Informasi yang disampaikan harus jelas dan dipahami oleh semua
level pekerja serta mendata semua input (feedback) dari pekerja

4. Program “Learning Team (Unsafe Act/Condition, Incident, Non-


Conformity)
Pembentukan “Learning Team” yang terdiri Tim investigasi termasuk
1 perwakilan setiap departemen yang tugasnya adalah, mencari dan
menginformasikan penyebab-penyebab Temuan tindakan/kondisi
tidak aman, insiden, dan ketidaksesuaian yang menitikberatkan pada
tindakan-tindakan pencegahan dan perbaikan serta
mensosialisasikan tindakan-tindakan pencegahan/perbaikan tersebut
kepada semua level pekerja.
12
Behavior Based Safety

5. Program “ Reward & Punishment”


Memberikan Reward (penghargaan) secara
personal maupun department yang menerapkan
SMK3 dengan baik seperti contoh :
• Pekerja yang mengisi Safety Observation Card
atau mengikuti kegiatan hazard hunt dengan
finding & solusi terbaik,
• Pekerja dengan kategori penggunaan APD
terbaik,
• The Best Departemen for Safety Performance
dengan indikator program yang ditetapkan
Punishment kepada personal maupun
department yang tujuannya untuk meng-
edukasi pekerja supaya bisa belajar
memperbaiki diri dan menerapkan budaya
K3LM yang sudah disepakati bersama di
semua level pekerja.

13
Behavior Based Safety

5. Program “ Reward & Punishment”


Contoh punishment :
• Memberikan pengurangan uang
lembur/bonus/tidak boleh melakukan
pinjaman dana di perusahaan dalam jangka
waktu tertentu,
• Punishment berupa peringatan tertulis yang
bisa sampai ke tahap pekerja di PHK, hal ini
mengacu ke peraturan perundangan dan
peraturan perusahaan yang berlaku, yang
idealnya sudah diketahui dan ditandatangani
seluruh pekerja sebelum diterima bekerja di
perusahaan.

14
Behavior Based Safety

Hal mendasar untuk Mencapai


Tujuan berBudaya K3 di Tempat
Kerja :
1. Berpikir sebelum bertindak (Think
before Act)
(Contoh : Tulis apa yang akan
dikerjakan seperti “JSA”)
2. Komunikasikan dan kerjakan sesuai
dengan apa yang telah dituliskan
3. Lakukan langkah 1 & 2 secara berulang
agar menjadi “Kebiasaan” (Habit)
4. Lakukan Pengawasan dan control
secara berkala dari Level Manajemen,
Manager, Supervisor dan Personil K3
5. Libatkan semua level karyawan dalam
rencana, pengembangan dan
penerapan SMK3
15
Behavior Based Safety

Reactive Dependent Independent Interdependent

1. Fase Reactive
- Kepedulian manajemen dan karyawan terhadap K3 sangat rendah.
- Tanggung jawab K3 diserahkan kepada bagian K3.
- Tidak ada kesadaran dari karyawan terkait tanggung jawab akan K3, udah ada departemen K3 aja udah
syukur alhamdulilah.
- Jadi di fase ini kalo terjadi kecelakaan aja, baru deh sibuk, ribut, saling menyalahkan….

16
Behavior Based Safety

Reactive Dependent Independent Interdependent


2. Fase Dependen
- Karyawan melihat K3 sebagai sebuah aturan/prosedur yang harus diikuti.
- Tingkat kecelakaan dapat menurun dan manajemen percaya bahwa K3 dapat
dikelola jika karyawan mau mengikuti aturan.
- Nah bisa dikatakan di fase ini orang-orang udah mulai “ngeh” tentang K3. Tapi
baru sebatas takut sama bos, takut dipecat, takut ditilang…

17
Behavior Based Safety

Reactive Dependent Independent Interdependent


3. Fase Independen
- Perusahaan dalam tahap ini sudah menekankan pengetahuan,
penerapan, pembiasaan, pengakuan individu terkait dengan Isu
K3, metode K3, komitmen K3 serta standar K3.
- Setiap individu karyawan bertanggung jawab atas K3 untuk diri
mereka sendiri
- Proses internalisasi sebuah nilai K3 juga ditanamkan kepada
seluruh karyawan
- Di Fase ini sudah ada keterlibatan dan komitmen yang kuat akan
pelaksanaan K3, udah mulai sadar kalo K3 itu penting untuk
keselamatan mereka, bukan karena takut ditilang
18
Behavior Based Safety

Reactive Dependent Independent Interdependent


4. Fase Interdependen
- Perusahaan dalam tahap ini terlibat aktif dalam membantu orang lain
untuk melaksanakan K3. Lebih cocoknya, mereka menjadi “Penjaga
Orang Lain” (Others keepers) karena mereka telah bisa menjaga diri
sendiri.
- K3 merupakan sebuah tanggung jawab tim baik untuk diri mereka
sendiri maupun orang lain
- Karyawan, manajemen maupun masyarakat mulai sadar kalo K3 itu
bukan cuma buat diri mereka sendiri, tapi juga untuk orang lain
- Fase ini ada proses saling mengingatkan (intervsensi & Peduli)
supaya semua sama-sama merasa aman dan nyaman
- Perusahaan tidak menerima standar yang rendah dan mengambil 19
risiko.
Behavior Based Safety

20
Behavior Based Safety

terima kasih.. .

Anda mungkin juga menyukai