Anda di halaman 1dari 71

Kewaspadaan Isolasi

TIM PPI RS HAJI SURABAYA


By Dwiono
Situbondo,5-7 Juni 2015

2-1
TUJUAN

1. Memahami cara mencegah penularan


infeksi
2. Memahami pelaksanaan kewaspadaan
standar, berdasarkan transmisi dan
isolasi
3. Memahami cara pencegahan penularan
dari pasien ke pasien ,terhadap diri
sendiri dan kepada pengunjung RS

2-2
RANTAI PENULARAN PENYAKIT INFEKSI

Agen Penyebab
Infeksi
Bakteri, Jamur, Virus,
Riketsia, Parasit

Pejamu Rentan: Reservoir:


Immunocompromised; Pasca Manusia; Air dan Larutan;
bedah; Luka bakar; Obat; Peralatan
Penyakitkronik;Umur muda; Lansia

Tempat Masuk: Tempat Keluar:


Lapisan mukosa; Luka; Sal. Cerna; Ekskreta; Sekreta; Droplet
Sal. Kemih; Sal. nafas

Cara Penularan:
Kontak; (langsung, tak langsung,
droplet; melalui Udara; mel.
Benda; Vektor
2-3
Dasar hukum PPIRS
 SK Menkes No. 382/Menkes/SK/III/2007
tentang pelaksanaan PPI di RS dan FPK lain.RS
membentuk Komite PPIRS
upaya untuk memutus siklus penularan &
melindungi pasien,petugas kesehatan, pengunjung di
fas yan kes
 SK Menkes No 270/Menkes/SK/III/2007
tentang Buku Pedoman PPI
 Edaran Dirjen Yanmed Depkes tahun 2008
bahwa RS harus membentuk Komite PPIRS yg
bertanggung jawab langsung kepada Direktur
• SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 ttg SPM
RS

• SK Menkes 1165.A./Menkes/SK/X/2004 ttg


Komisi Akreditasi RS
Sumber infeksi
 2 yang terpenting di fasilitas pelayanan kesehatan

orang ( pasien,petugas,pengunjung )

objek yang terkontaminasi ( darah,


saliva,sputum, cairan nasal,cairan dari luka,urin
dan eksresi )
Sering ( tidak selalu) jaraknya < 1 m dari pasien
Pedoman Isolation Precautions CDC
Juni 2007

 HAIs (Health Care Associated Infections)


menggantikan istilah infeksi nosokomial

Tambahan :
 Hygiene respirasi/etika batuk

 Praktek menyuntik yang aman dan

 Pencegahan infeksi pd prosedur LP


Kewaspadaan Isolasi
( isolation precautions )
kombinasi
 Standard Precautions /Kewaspadaan
Standar
gabungan dari
Universal Precautions/Kewaspadaan Universal
Body Substance Isolation

berlaku untuk semua pasien , setiap waktu dan di


semua fasilitas yankes

 Transmission-based precautions/ Kewaspadaan


berbasis transmisi

2-8
Kewaspadaan standard
1. Kebersihan tangan
2. Sarung tangan,masker,goggle, face shield ,gaun
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Penatalaksanaan Linen
6. Perlindungan & Kesehatan karyawan..pengelolaan
limbah tajam
7. Penempatan pasien
8. Hygiene respirasi/Etika batuk
9. Praktek menyuntik aman
10. Praktek pencegahan infeksi unt prosedur lumbal pungsi

2-9
Kewaspadaan Standard
Diberlakukan terhadap
Setiap pasien,terinfeksi /kolonisasi
Setiap waktu
Di Semua fasilitas pelayanan kesehatan

Disusun untuk cegah kontaminasi silang


sebelum diagnosis diketahui
Healthcare Associated Infections ( HAIs )
Infeksi nosokomial diganti

Infeksi
yang didapat atau terjadi di RS/ pelayanan
kesehatan setelah >48 jam hari rawat

5 -10% pasien dirawat di RS

32 % dapat dicegah

Sekitar
5-10% dipengaruhi lingkungan
dan 90-95% dipengaruhi perilaku
Kewaspadaan berbasis transmisi
Kapan harus diterapkan?
saat pasien pertama datang /pasien baru masuk
atau hadirnya infeksi baru !

Diputuskan dengan dasar kriteria klinis dan epidemiologis


sebelum hasil laboratorium dapat menegakkan diagnosis

Diterapkan pada
pasien dg gejala/dicurigai atau terinfeksi kuman patogen
sebagai tambahan Kewaspadaan Standard
Kewaspadaan berdasar transmisi

 3 kewaspadaan
- kewaspadaan kontak
- kewaspadaan droplet
- kewaspadaan airborne
 Dapat terjadi kombinasi transmisi
 Pemilihan APD :
selalu ukur risiko sebelum melakukan
tindakan/pelayanan

2-13
Kunci kewaspadaan berbasis
transmisi
Tambahan Kewaspadaan Standard

APD
Kontak : sarung tangan & gaun
Droplet : pelindung mata & masker wajah
Airborne: respirator N95,pengaturan ventilasi udara

Cuci tangan sebelum dan setelah merawat pasien


Transmisi Kontak
Kontak: terbanyak,tangan petugas,peralatan
pasien, mainan anak,alat diagnostik

MRSA,VRE,resisten E coli ISK,diare karena


suspek Clostridium difficile,norovirus,RSV,
Pseudomonas aeruginosa,Herpes simplex virus

◦ Kontak langsung:
 pasien – petugas ,pasien – pasien,pasien-pengunjung
◦ Kontak tidak langsung:
 Pasien/petugas – permukaan
terkontaminasi-petugas/pasien
2-15
Kewaspadaan Transmisi kontak
Permukaan lingkungan dapat terkontaminasi melalui kontak dengan
tangan pasien atau petugas,gaun/alat /saputangan /tissue yang telah
dipakai dan benda yang terkontaminasi cairan tubuh

APD
sarung tangan
gaun
Lepaskan gaun sebelum meninggalkan ruangan !

Minimalisasi gerak pasien


Kontrol lingkungan:cleaning & disinfeksi permukaan
terkontaminasi
Kewaspadaan transmisi droplet
 Penyakit
menular lewat droplet  batuk,bersin dan
berbicaradroplet kecil dan droplet besar
Droplet:
◦ Percikan >5µm melayang di udara jatuh mengenai mukosa
mata, hidung atau mulut orang tanpa pelindung dan akan jatuh
pada jarak < 1m

◦ Prosedur yang dapat menimbulkan aerosol mis suction,


bronkoskopi,nebulising,intubasi

B pertussis,meningococcus,Avian Influenza, Streptococcus


grup A ,Adenovirus ,H1N1
Kewaspadaan transmisi droplet
APD
masker bedah/medik
sarung tangan
gaun

Batasi gerak pasien keluar R rawat

Ruang terpisah,TT berjarak > 1m atau kohorting

Cuci tangan tiap selesai melepas APD


Tindakan yang menimbulkan aerosol

Intubasi,resusitasi kardiopulmoner,bronkoskopi
pembedahan dengan peralatan kecepatan tinggi autopsi

 meningkat risiko transmisi infeksi.

Batasi petugas kesehatan

Petugas yang terlibat harus memakai APD,


respirator partikulat./yang setara
Transmisi Jumlah droplet yg Droplet
mengandung
mikroba
berbicara 10
batuk 100
bersin keras 10 000
Pedoman kewaspadaan transmisi
airborne
Tempatkan pasien di ruang dg ventilasi memadai
atau ruang dg 12 ACH (bila mungkin),pisahkan dari
pasien lain

Pakai respirator partikulat saat memasuki ruang dg


risikotinggi,check tiap akan pakai ( tes fitting )

Batasi
gerak pasien,edukasi untuk etika batuk, pakai
masker bedah bila pasien keluar R rawat
Droplet besar-cepat jatuh!
Droplet kecil - melayang disekitar..
pelahan berkurang
….”crystallize” membentuk suatu bahan
infeksius dg nucleus didalamnya

1.0 micron droplet nuclei akan jatuh setelah


jarak 3 m dalam 24 jam!
Kewaspadaan transmisi airborne
Tambahan Kewaspadaan Standard
diterapkan pd pasien dg penyakit ditularkan melalui
airborne
Pada infeksi virus/bakteri BARU,belum pernah
dilaporkanHARUS
Kewaspadaan transmisi Airborne

Partikel kecil < 5mm mengandung mikroba


melayang/menetap di udara beberapa jam,
ditransfer sebagai aerosol melalui aliran
udara dalam ruangan /jarak lebih jauh dari
2m

Mycobacterium TB,Campak,Cacar Air, Aspergillus


sp, tindakan yang menimbulkan aerosol pada
suspek TB,SARS (intubasi,suction, bronkoskopi)
Kewaspadaan transmisi Airborne
APD
masker bedah ( pasien )
respirator partikulat ( mis N95,petugas )
sarung tangan
gaun
apron ( menghadapi cairan yg banyak )
Cuci tangan: ‘wash in wash out’(WIWA)
Kewaspadaan transmisi udara/airborne

Penempatan pasien :
 Idealnya di R dengan tekanan negatif

 Pertukaran udara >12 x/jam,aliran


udara yang terkontrol
 Jangan gunakan AC sentral, bila
mungkin AC + filter HEPA
 Terpisah bila memungkinkan atau
kohorting
2-27
Kunci kewaspadaan transmisi airborne

Harus selalu ditambahkan dg Kewaspadaan Standar:


 penanganan khusus udara/ventilasi dan penggunaan
dari respirator partikulat;
 Ruang terpisah dg pengaturan ventilasi waspada
transmisi airborne,atau cohorting dengan penataan
ventilasi yang memadai;
 Batasi gerak pasien, pasien pakai masker bedah bila
akan keluar ruang rawat ,
 Ruang dengan kewaspadaan transmisi airborne untuk
segala tindakan yang dapat menimbulkan aerosol.

WHO .ARD guideline,okt 2007


 Pengendalian sumber infeksi..penempatan pasien
 Dilusi ventilasi secara umum….ada pengendalian
antara kualitas dan kuantitas udara yang masuk
dan keluar, mengencerkan partikel infeksius
kedalam volume udara yg besar…. Mengarahkan
aliran udara
 Menjaga perbedaan tekanan udara antar ruang yg
berdekatan
 Iradiasi UV sebagai germicida
 Respirator partikulat

Kontrol enginering mikroba transmisi


airborne
Tindakan yang menimbulkan aerosol
 risiko transmisi infeksi meningkat

 pada pasien AI, SARS atau patogen baru


penyebab ISPA mis:
 Intubasi,resusitasi cardiopulmoner,
bronkoskopi,pembedahan dengan peralatan
kecepatan tinggi ,otopsi
 Batasi Petugas, yang terlibat ‘harus’memakai APD
-respirator partikulat

WHO .ARD guideline,okt 2007


Proteksi saluran Pernafasan

 Masker bedah/medik –
pasien
 Respirator Partikulat –
petugas
 Fit testing
Langkah Pengendalian Infeksi
pada ISPA
gau maske respirat pelindun
    sarung n r or g etika Ruang
partikul ventilasi baik
Prosedur Tangan tangan   bedah at mata batuk >12 ACH
Kebersih
  an              
R penerimaan ya     ya     ya  
Triage/Pem fisik ya     ya     ya  
Nebulisasi ya     ya        
Perawatan umum ya     ya     ya  
Pengambilan bahan pem (
darah) ya ya   ya     ya  
Pengambilan bhn pem
( sputum induksi ) ya ya ya   ya ya   ya
Tindakan yg dapat ya ya ya   ya ya   ya
menimbulkan aerosol                

  tidak perlu mengantisipasi kontak erat dengan pasien


antisipasi termasuk kontak erat dg pasien
  <1m
tindakan yang dapat menimbulkan aerosol (CP resusitasi,ventilasi
  manual,suction,bronkoskopi,otopsi dan ,bedah dg alat kecepatan tinggi
1. Lent V. et al. Am J Infect Control 2008; In press
2. Julian KG., Infect Control Hosp Epidemiol. 2008 Aug;29(8):781-2.
Infection Control
The entrance
door to safer
patient care
Kebersihan tangan
5 saat kebersihan tangan anjuran WHO
untuk Patient Safety
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan aseptik
3. Setelah berisiko kontak dg cairan tubuh
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan
pasien
Countries committed to address HAI
87% of the world population covered (10/2005 – 5/2009)
Allegranzi B & Pittet D, Lancet 2008

Current Status,
Hand Hygiene pada 10000 RS di 5 Mei 2010
May 2009
Handwashing …
an action of the past
(except when hands are visibly soiled)

Alcohol-based
hand rub
is standard of care
Stakeholders' support
WHO Guidelines on
Hand Hygiene in Health Care
 Based on evidence and
expert consensus
(>100 international
experts)
 Summary translated in
the UN official
languages
 Implementation
strategy and tool
package tested in 2007-
2008
 Final version including
ADVANCED DRAFT FINAL VERSION evidence update and
April 2006 May 2009 lessons learned from
testing
Kebersihan tangan mutlak dijalankan di
area POINT of Care
Adapted country-
specific toolkits
SAVE LIVES: Clean YOUR Hands
5 May 2009-2020

A WHO Patient Safety Initiative 2009

Through an annual day focused on hand hygiene


improvement in health care, this initiative promotes
continual, sustainable best practice in hand hygiene at the
point of care in all health-care settings around the world

Clean Care is Safer Care


Global Patient Safety Challenge
SAVE LIVES Clean Your Hands
Web Pages
◦ Video message from Sir
Richard Branson
◦ 'Promotional DVD'

◦ Case studies from


health-care settings
◦ Country 5 may activities
http://www.who.int/gpsc/en/
SAVE LIVES: Clean YOUR Hands
5 May 2009-2020

A WHO Patient Safety Initiative 2009

Encourage health-care facilities to show their


commitment by signing up now on:

http://www.who.int/gpsc/5may

Clean Care is Safer Care


Global Patient Safety Challenge
The WHO Collaborating Centre on Patient Safety
(Infection Control and Practice Improvement)
at the Infection Control Programme of HUG
Kebersihan tangan
Bila tangan terkena cairan tubuh
Cuci tangan dengan sabun/antiseptik + air
mengalir……40-60 detik
Bila tangan tidak tampak kotor
cuci dengan alkohol handrub…..20-30 detik
Pastikan tangan kering sebelum memulai
kegiatan!
Alkohol handrub
Bila tangan tidak tampak kotor

100 ml alkohol 70% +1-2 ml gliserin 10%


ResepWHO
Etanol 96% 833.3 ml
Hydrogen peroksida 3% 41.7 ml
Gliserol 98% 14.5 ml

Isopropil alkohol 99.8% 751.5 ml


Hidrogen peroksida 3% 41.7 ml
Gliserol 98% 14.5 ml

Tambahkan formula dg air distilasi/rebusan/dingin sp


mencapai 1000ml,campur sp homogen

2-49
2. Sarung tangan
 Bersih,tidak steril
darah,cairan tubuh, sekresi,
ekskresi, benda terkontaminasi

 Steril
mukosa membran,
kulit tidak utuh

 Pilih ukuran sesuai dg tangan Penelitian ,dihubungkan

dengan transmisi MRSA,

 Pasang sp menutup pergelangan Bakteri gram negatif


gaun
Mencuci sarung tangan

Tidak dapat menyingkirkan


mikroorganisme
2-50
3. Masker, goggle, face shield,eye
visor,face visor
Melindungi
mukosa membran mata, hidung,mulut dari
kemungkinan percikan / semprotan darah/cairan
tubuh selama prosedur tindakan/perawatan
pasien

2-51
4. Gaun/apron

Bersih,non steril
Steril

Tergantung risiko jumlah cairan


(percikan/semburan ) yg akan dihadapi
dan area jaringan yang akan dilakukan
tindakan ( kulit utuh atau operatif )

Penutup kakilindungi dr tumpahan /percikan


bahan infeksius

2-52
5.Peralatan perawatan pasien
KriteriaSpaulding
Non kritikal
Semikritikal
Kritikal
Dekontaminasi
precleaning-cleaning dengan APD
memadai
disinfeksi
DTT/Sterilisasi
Dekontaminasi

Proses fisika / kimia yang digunakan untuk


menurunkan/menghilangkan mikroorganisme pada benda
mati sehingga aman untuk dipakai kembali
3 TAHAP :
1. Pencucian & Pembersihan ( Cleaning )
2. Disinfeksi
tidak semua mikroorganisme mati (endospora)
3. Sterilisasi
pembunuhan semua mikroorganisme termasuk endospora
6. Pengendalian lingkungan
Disinfektan untuk pembersihan harus standar
1. Pembersihan permukaan horizontal ruang rawat pasien:
lantai tanpa karpet, permukaan datar lain, meja pasien harus
dibersihkan secara teratur dan bila tampak kotor/kena
kotoran /cairan tubuh,termasuk keyboard komputer
2. Pembersihan dinding,tirai,jendela bila tampak kotor/kena
kotoran
3. Fogging dengan disinfektan seharusnya tidak dikerjakan

2-55
7. Penanganan Linen
Penanganan & transport
• Cegah terpaparnya mukosa membran dan kontaminasi
mikroba terhadap pasien lain serta
lingkunganpakaiAPD
• Penyimpananjaga kebersihan
• Transportasi dengan troley bersih dan kotor terpisah
(warna berbeda ? tulisan identifikasi), tertutup

2-56
Penanganan limbah
Wadah

Tahan bocor dan


Kuning:sampah Infeksius tusukan
Hitam:non infeksius/ domestik Dibuang setelah
terisi 2/3 bagian
Merah:Radioaktif
Ungu :Cytotoksik

2-57
Penanganan benda tajam
Jangan recapping jarum bekas pakai (kategori IB),
Dilarang mematahkan jarum, melepaskan,
membengkokkan jarum bekas pakai.

Gunakan cara yang


aman bila memberikan
benda tajam

2-58
Luka tusuk jarum
300 luka tusuk/100 TT/tahun
21.5% selama tindakan
78.5% setelah tindakan
Recapping
Melepas jarum / scalpel

Yunihastuti, et al. Health Care Workers’ Behaviour during HIV Occupational Exposure Reported to Pokdisus AIDS
Jakarta 2004-2006
8.Kesehatan petugas
Vaksinasi
MCU teratur terutama petugas yg
menangani kasus dengan penularan
melalui airborne
Penanganan paska pajanan yang
memadai (ada alur pajanan, sebelum 4
jam sudah ditentukan penata laksanaan)
petugas yang dihubungi? Pem
Lab,laporan ke?
Konseling petugas yang sakit ,berapa
lama diliburkan? Batasi kontak langsung
dengan pasien
9.Penempatan pasien
 Pasien infeksius di ruang terpisah,beri
jarak >1 m
 Kohorting bila tidak memungkinkan
 bila ke2nya tidak memungkinkan 
konsultasi dg petugas PPIRS
kewaspadaan sesuai cara transmisi
penyebab infeksi

2-61
10.Higiene sal nafas/Etika batuk
Komponen baru Pedoman Isolation P .juni 2007
Target: pasien,keluarga ,teman pasien dg infeksi sal
nafas yg dapat di transmisikan
1.edukasi pasien,keluarga,pengunjung
2.beri gambar dg bahasa mudah difahami
3.menutup mulut/hidung dg tisu saat batuk,pakai
masker
4.cuci tangan setelah kontak dg sekresi sal nafas
5.beri jarak >3 feet bg pasien infeksi sal nafas di
R tunggu bila perlu pakaikan masker
10.Higiene sal nafas/Etika batuk

 Efektif menurunkan transmisi patogen


droplet melalui saluran nafas
(influenza, adenovirus, B pertusis,
Mycoplasma pneumoniae)
 Petugas dg infeksi sal nafas menjauhi
kontak langsung dg mengenakan
masker
Kebersihan pernapasan dan etika batuk
Untuk mencegah transmisi semua ISPA (termasuk
influenza,pasien dengan demam /gejala saluran
napas ) harus ditangani sesuai dengan
kebersihan pernapasan dan etika batuk.
Meliputi:
 Menutup mulut & hidung saat batuk/ bersin;
 Pakai tisu, buang ke tempat sampah (kuning ) bila
telah terkena sekret saluran napas dan
 Lakukan cuci tangan dg sabun /antiseptik dan& air
mengalir, alkohol handrub setelah kontak dengan
sekret
 Jaga jarak terhadap orang dg gejala ISPA dg demam
11.Praktek menyuntik yang aman

Cegah KLB akibat


 Pemakaian ulang jarum
steril untuk peralatan
suntik IV beberapa pasien
 jarum pakai ulang
obat/cairan multidose
Penelitian CDC 2006-7
tentang KLB MRSA pada
anak
12.Pencegahan infeksi prosedur LP

Masker harus dipakai klinisi saat


melakukan lumbal pungsi,anaestesi
spinal /epidural/pasang kateter vena
sentral

Cegahdroplet flora orofaring,dapat


menimbulkan meningitis bakterial
Apa itu Bundle?

► Sekelompok praktek terbaik ditujukan untuk


peningkatan perawatan oleh individu,tetapi bila di
aplikasikan bersama maka akan membawa hasil
yang lebih baik

► Ilmu yang mendasari a Bundle adalah sesuai dengan


perkembangan ilmu dan ditetapkan sebagai standar
perawatan.

► Elemen Bundle ,kepatuhannya dapat diukur :ya/tidak.


Contoh elemen ‘bundle’
Untuk central line

1. Kebersihan tangan
2. Penggunaan APD secara maximal
3. Chlorhexidine antisepsis kulit
4. Pemilihan sisi kateter yg optimal,
v subclavia merup sisi yg dianjurkan pd orang
dewasa,hindari V femoralis
Periksa tiap hari line yang masih diperlukan,cabut
yg sudah tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai