Anda di halaman 1dari 54

Kewaspadaan Berdassarkan

Transmisi Airborne
Pendahuluan
 Transmisi melalui udara secara epidemiologi dapat
terjadi bila seseorang menghirup percikan partikel
nuklei yang berdiameter 1-5 μm (<5 μm) yang
mengandung mikroba penyebab infeksi.
 Mikroba tersebut akan terbawa aliran udara >2 m dari
sumber,
 Dapat terhirup oleh individu rentan di ruang yang sama
atau yang jauh dari sumber mikroba.
 Penting mengupayakan pertukaran udara >12 x/jam
(12 Air Changes per Hour/ACH).
Fakta
• 2011 indonesia No. 4 terbanyak di dunia
jumlah pasien TB (WHO)
• TB merupakan penyebab kematian ke-2
setelah stroke (Riskesde, 2007)
• MDR TB: Indonesia peringkat ke-8 dari 27
negara.
SNARS Ed 1
NO ELEMEN TELUSUR
18. PPI 8.1 Penempatan pasien dengan penyakit menular dan pasien yang mengalami
immunitas rendah
PPI 8.2 Lihat ruang isolasi untuk pasien dengan immunocompromised

PPI 8.3 Bukti supervisi monitoring penempatan pasien imunocompromised


 Bukti form ceklis
 Bukti pelaksanaan supervisi

PPI 8.1.1 Lihat penempatan pasien airborne disease di UGD dan ruang lainnya

PPI 8.1.2 Bukti supervisi dan monitoring penempatan dan proses transfer pasien
airborne disease:
 Bukti form ceklis
 Bukti pelaksanaan supervisi
Lihat penempatan dan transfer pasien airborne disease, termasuk di UGD
dan ruang lainnya

PPI 8.1.3 Bukti supervisi dan monitoring penempatan dan tekanan negatif:
 Bukti form ceklis
 Bukti pelaksanaan supervisi
Lihat penempatan dan hasil monitoring secara rutin
s
Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu:
1. Memahami konsep dasar kewaspadaan
transmisi airborne di RS
2. Menerapkan kewaspadaan transmisi airborne
di RS
3. Memonitoring pelaksanaan kewaspadaan
airborne di RS
Pokok Bahasan
1. Pendahuluan
2. Tujuan
3. Pengertian kewaspadaan transmisi airborne
4. Konsep dasar kewaspadaan airborne di RS
5. Monitoring pelaksanaan kewaspadaan
airborne di RS
6. Penutup
Kewaspadaan Transmisi
• Merupakan tingkatan khusus pada kewaspadaan
yang digunakan pada seseorang yang sakit dan dapat
menularkan yang tidak dapat dicegah dengan
kewaspadaan standar
• 3 macam :
1. CONTACT
2. DROPLET
3. AIRBORNE
Pengertian Kewaspadaan Airborne
• Jenis precaution ini digunakan untuk infeksi
yang dapat disebarkan oleh organisme yang
sangat kecil yang dapat bertahan di udara
dalam jangka waktu panjang
Contoh Penyait

• TB paru
• Disseminated Zoster
• Campak ( Rubeola)
• Varicella (chickenpox)
• Haem fever ( Lassa, Ebola, Marburg)
• Smallpox

– Sumber :Health Canada. Routine Practices and Additional Precaution


for Preventing the Transmission of Infection in Health Care
• Diterapkan untuk mencegah organisme
yang sangat menular melalui udara dari
orang ke lainnya.
• Percikan /partikel berukuran kecil < 5
μm melayang/menetap di udara
beberapa jam, disebarkan luas dalam
ruangan / jarak lebih jauh.
• Langsung atau melalui debu dengan
mikroba (TBC, cacar air/varicella,
campak ).
• Menyebar melalui: batuk, bersin,
berbicara, tindakan intubasi, suction,
bronkoskopi
AIRBORNE PRECAUTION
M -
Measles
T -
Tuberkulosis Lung
V -
Varicella

Private/Cohoring Room
Hand Hygiene qdnurses.com

Negative Preasure - Mask - N95 for TB


CONTACT PRECAUTION
Mrs. Wee
M - Multidrug resistant organism
R - Respiratory infection
S - Skin infections
W - Wound infections
E - Enteric (clostridium difficile, rotavirus)
E - Eye infection - conjuctivitis

Cohoring Room (see risk factor)


Hand Hygiene - Gloves - Apron

qdnurses.com
DROPLET PRECAUTION
SPIDERMAN

S - Sepsis/Scarlet fever/Streptococcal Pharyngitis


P - Parvovirus B19/Pneumonia/Pertusis
I - Influenza
D - Diphtheria (pharyngeal)
E - Epiglotitis
R - Rubella
M - Mumps/Meningitis/Mycoplasma/Meningeal Pneumania
An - Adenovirus

Cohoring Room (see risk factor)


Hand Hygiene - Gloves - Gogles - Surgical Mask

qdnurses.com
Penempatan Pasien
1. Diruangan dengan tekanan negatif yang dimonitor
2. Pertukaran udara minimal 12 kali per jam
3. AC dengan filter HEPA ( High Efficiency Particulate Air)
yang menyaring udara yg dibuang keluar.
4. Pintu harus selalu ditutup.
5. Bila tidak memungkinkan, kohorting dengan pasien
dengan infeksi yang sama
Lanjutan…

2.Perlindungan jalan nafas


• Gunakan masker N 95 bila masuk ruangan pasien
dengan TB paru
• Individu yang rentan tidak diperkenankan masuk
ruangan pasien dengan cacar air.
3.Transport pasien :
• Minimalisasi transport/gerak pasien
• Pasangkan masker N95 pada pasien saat
transportasi
Airborne Precautions untuk Staff
Staff harus:
• Memastikan pasien ditempatkan di ruang bertekanan negatif
sehingga udara terkontaminasi tidak dapat memasuki koridor

• Menggunakan filter masker yang sesuai dan diletakkan sebelum


memasuki ruang

• Melakukan hand hygiene sebelum memasuki ruang dan


menyelesaikan tindakan atau melepas sarung tangan

• Memakai APD lain (sarung tangan, gaun, kaca mata) jika


diperlukan
Airborne Precautions untuk Pasien & Tamu
1. Pasien harus berada di ruang negatif dengan kamar mandi
2. Pasien harus memakai masker ketika berada di luar ruangan
3. Mengajarkan atau membantu pasien untuk menutup mulut
dan hidung , menggunakan tissue dan melakukan cuci tangan
jika batuk
4. Memperingati pekerja kesehatan lainnya untuk melakukan
precaution, misal physiotherapist
5. Membatasi jumlah pengunjung
6. Menginformasikan dan membantu pengunjung untuk
memakai masker dan melakukan cuci tangan sebelum
berkunjung
Contoh Penerapan Kewaspadaan Isolasi
Airborne
PPI TB
4 Pilar
- Manajerial
- Pengendalian administratif
- Pengendalian lingkungan
- Pengendalian dengan APD
MANAJERIAL
1. Kebijakan pelaksanaan PPI TB
2. Kebijakan/SOP alur pasien TB
3. Pelatihan PPI TB
4. Membuat dan memastikan desain, konstruksi dan persyaratan
bangunan, serta pemeliharaanya
5. Menyediakan sumber daya (tenaga, anggaran, sarana,
prasarana)
6. Monitoring dan evaluasi
7. Melakukan advokasi, komunikasi, mobilisasi dan sosialiasi
terkait PPI TB
8. Surveilans petugas (kepatuhan menjalankan SOP)
ADMINISTRATIF
Upaya untuk mencegah/mengurangi pajanan
M. Tb kepada petugas, pasien, pengunjung
dan lingkungan dengan menyediakan,
mensosialisasikan dan memantau pelaksanaan
standar prosedur dan alur pelayanan.
Mencakup:
1. Melakukan triase
2. Pendkes pasien mengenai etika batuk
3. Menempatkan pasien suspek TB dan pasien TB pada
ruang dengan ventilasi baik
4. Menyediakan masker dan tempat sampah
5. Memasang poster/spanduk untuk KIE
6. Penatalaksanaan tepat pada pasien (suspek/sudah TB)
7. Melaksanakan pelatihan dan pendidikan PPI Tb bagi
petugas
8. Menerapkan SPO staf yang tertular TB.
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Upaya peningkatan dan pengaturan aliran
udara/ventilasi dengan menggunakan teknologi
untuk mencegah penyebaran dan mengurangi
dan menurunkan kadar percik renik di udara.
Ventilasi:
Alami
Mekanik
Campuran
PENGENDALIAN DENGAN APD
Untuk menurunkan risiko terpajan, sebab kadar
percik renik tidak dapat dihilangkan dengan
upaya administratif dan lingkungan.
Pengunaan masker N95 (fit test, segel positif)
Cara menggunakan masker

• Eratkan tali atau karet elastis pada


bagian tengah kepala dan leher
• Paskan klip hidung dari logam
fleksibel pada batang hidung
• Paskan dengan erat pada wajah
& dibawah dagu sehingga melekat
dengan baik
• Periksa ulang pengepasan masker
FIT TEST
1. Memeriksa sisi masker yang menempel pada
wajah untuk melihat adanya cacat atau lapisan
yang tidak utuh. Bila cacat/tdk utuh maka ganti
2. Memastikan tali masker tersambung dan
menempel baik disemua titik sambungan
3. Memastikan klip hidung yang terbuat dari logam
disesuikan dengn bentuk hidung petugas
4. Ingat: N95 kurang efektif bila tidak menempel
pada wajah (ex: janggut, gagang kacamata)
SEGEL POSITIF

Hembuskan nafas kuat-kuat (tekanan positif


di dalam respirator berarti tidak ada
kebocoran). Bila bocor atur posisi dan/atau
ketegangan tali.
Monitoring Airborne Precaution
Identifikasi Risiko
Infection Control Risk Assesment
Risk/ Current systems/
Probabilty
impact(Health,Finacial,Legal,Regulatory Preparedness

Tidak pernah
> 6 x/tahun
5-6x/tahun
3-4x/tahun
1-2x/tahun

SCORE
Potensial Risk/Masalah Catastr

Good
None

Solid
Poor
opic

Fair
Loss(life serious
/limb/f Loss(Fu Prolong Moderat
unction nction/ ed e Minimal
/financi financia Length clinical/ Clinical
al l/Legal) of stay financial financial
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
                               
Petugas Kesehatan
Pengetahuan tentang PPI       2       3           2   12

Kepatuhan pelaksanaan bundle       2       3           2   12


prevention
Aktivitas Isolation                                
Pelaksanaan standar precaution     3       4             2   24
Pelaksanaan airborne precaution   4         4           3     48
Pelaksanaan droplet precaution         1   4             2   8
Pelaksanaan contact precaution         1   4             2   8
PRIORITAS MASALAH

Potensial Risk/Masalah SCORE Dept/Unit


NO

1 Terpapar Tuberculosis 60 Rawat Inap, RJ, UGD, Radiologi

2 Infeksi Daerah Operasi 48 Rawat inap, RJ, OT


3 Pelaksanaan airborne precaution
48 Rawat Inap, RJ, UGD, Radiologi, Lab

4 Masih ditemukan serangga 45 HK

5 Pelaksanaan bundle surveilen 45 Rawat Inap

6 Kepatuhan penggunaan APD 45 Semua departemen

7 Kepatuhan dalam membuang sampah infeksius


45 Semua unit/departemen

8 Tertusuk jarum 40 Unit penghasil jarum

9 Reemerging disease 40 UGD, RJ, Komite medis


ACTION PLAN
Jenis Potensial
No Kelompok Risk/Masal Skor Priorit Tujuan Tujuan Khusus Strategi Evaluasi Progress /
Risiko ah as Umum Analisis
1. Menempatkan
pasien suspek
TB/Terdiagnosa TB
kedalam ruang isolasi
2. Merujuk pasien bila
1. Meningkatkan fasilitas tidak tersedia
pengetahuan staf 3. Memberikan edukasi
sesuai jadwal
melalui 4. Memonitoring
Menerapka edukasi/sosialisasi pelaksanaan prosedur
Kesehata n prosedur SPO
3 n Terpapar 60 2 penatalaks 2. Meningkatkan perawatan pasien 3 bulan 5 Why
Pasien TB airborne precaution
Karyawan anaan monitoring
5. Membuatkan laporan
pasien TB penatalaksanaan kejadian bila ditemukan
pasien
diduga/terdiagnos pasien
suspek/Terdiagnosa TB
a TB bila dirawat di ruang
perawatan biasa
6. Kolaborasi dengan
Dept/Unit terkait
tentang pelaksanaan
prosedur PPI
 
KPI PPI
 

AREA NO Key Performance Indicator Target


PIC
1 Meningkatkan monitoring kepatuhan staf terhadap prosedur PPI :  
 

  Lab
Pembuangan limbah darah dan komponen darah 85%

Prosedur di kamar jenasah 85% HK


PBI
HK
Pembuangan benda tajam dan jarum 85%

IPCN
Pengelolaan pasien infeksius (Airborne) 90%

HN
90%
Monitoring tekanan di ruang negatif pressure
IPCN
Audit Airborne Precaution
Tanggal : ___/__/____ Unit : ______________
Auditor : _________________ Auditan : _________________

PROSEDUR ↓   Ya Tdk NA
Menyiapkan dan melengkapi ruang perawatan isolasi dengan      
P, Teknisi
tekanan negatif :            
1. Cek tekanan negatif (koord.dg maintenance) Teknisi      
2. Pasang tanda kewaspadaan airborne   P      
3. APD (+ masker N95)       P      
4. Alat pengukur tanda vital     P      
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur      
P
perawatan pasien untuk mencegah penularan penyakit.      
Menerapkan standar dan additional precaution P      
Memasang tanda isolasi di depan pintu kamar pasien. P      
Memastikan pemakaian masker yg sesuai dan benar. P      
Pembersihan ruangan rutin dan saat pasien pulang HK      
1. Menggunakan APD : masker, sarung tangan dan gaun HK      
2. Bersihkan ruangan setiap hari dan lakukan paling akhir sesuai      
HK
SOP yg berlaku.            
3. Semua peralatan/perlengkapan untuk membersihkan kamar      
HK
harus dicuci bersih. Dan bila perlu gunakan lap sekali pakai.      
4. Tirai (gordyn) harus diganti setelah pasien discharge HK      
5. Semua peralatan yg digunakan oleh pasien harus dibersihkan      
HK
(disinfeksi atau disterilkan).          
Linen         P      
Linen kotor harus dimasukkan dlm kantong plastik kuning      
P
sebelum dibawa ke DU (ruang depo kotor)        
Pembersihan Tumpahan Substansi Tubuh   HK      
Mengikuti pedoman yg berlaku di RS   HK      
Diagram Capaian Audit Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
Airborne Di RS X Tahun 2017

100 100 100 100 100 100


100

94.73 94.73 94.73 94.73 94.73


95

90 89.47
Capaian (%)

85

80

75

September

November

Desember
Februari

Maret

April

Juli

Agustus

Oktober
Januari

Mei

Juni

Isolasi Target (90%)


Kesimpulan
• Lakukan identifikasi risiko terkait kewaspadaan
transmisi: airborne
• Lakukan penatalaksanaan pasien sesuai dengan
SPO
• Menyediakan APD sesuai dengan kebutuhan
• Pencegahan Infeksi merupakan tanggung jawab
semua staf/unit/departemen
• Lakukan monitoring dan evaluasi secara terus
menerus.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai