Anda di halaman 1dari 27

INTERNATIONAL STANDARS

FOR TUBERCULOSIS CARE

PENCEGAHAN PENGENDALIAN
INFEKSI( PPI)
20
 Setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang
Standar 20
melayani pasien yang menderita atau diduga
PPI
menderita TB harus mengembangkan dan
menerapkan Program Pengendalian Infeksi (PPI)
TB yang tepat untuk meminimalisasi kemungkinan
penularan M. tuberkulosis ke pasien dan tenaga
kesehatan.
 1.Melindungi pasien dari penularan infeksi

TUJUAN PPI  2.Melindungi Tenaga kesehatan dari tertular infeksi


 3.Melindungi pengunjung dan masyarakat dalam lingkungan
Puskemas/Klinik
Secara Cost effective, tepat guna dan hemat biaya
Definisi PPI Tantangan PPI TB
Pencegahan & Pengendalian
Infeksi adalah upaya
perlindungan pada:  Pasien tersebar di banyak area & unit
• pasien pelayanan kesehatan
• tenaga kesehatan  Terlewatnya skrining pasien berisiko 
• pengunjung & keluarga banyaknya volume pasien
penderita  Over crowding di Rawat Jalan
• komunitas atau individu  Sulitnya membuat & maintenance ruang isolasi
yang rentan tertular airborne bertekanan negatif
infeksi baik pada  Perlu Sistem Informasi yang integratif
komunitas publik
dari tertularnya dan
menularkan penyakit di
pelayanan kesehatan
 Penularan M. tb terjadi melalui udara
Penularan (airborne) yang menyebar melalui partikel
Tuberkulosis percik renik (droplet nuclei) saat seseorang
batuk, bersin, berbicara, berteriak atau
bernyanyi
 Percik renik ini berukuran 1- 5 mm, dapat
bertahan di udara beberapa jam
beberapa hari sampai akhirnya ditiup
angin.
 bicara :
0 – 210 partikel
 batuk :
0 – 3500 partikel
 bersin :
4500 – 1 juta partikel

INH = 1 dalam 106

RIF = 1 dalam 108

EMB = 1 dalam 106

Strep = 1 dalam 106

INH + RIF = 1 dalam 1014


Meningkat Risiko  TB Paru atau Laringitis TB
Penularan TB  Batuk produktif
 BTA positif
 Kavitas
 Tidak menutup hidung atau mulut
saat batuk dan bersin
 Tidak mendapat OAT
 Tindakan intervensi (induksi sputum,bronkoskopi, suction)
Faktor yang mempengaruhi:
Risiko Penularan TB  Frekuensi kontak langsung
 Lama kontak
pada Petugas
 Masa kerja
 Kontak dengan pasien yang belum terdiagnosis dan belum diobati
 Risiko penularan HAIs dapat dikurangi dengan pengendalian infeksi,
diagnosis dini, dan pengobatan secepatnya pada pasien TB.
Risiko infeksi TB pada tenaga kesehatan 25 – 5361 per 100.000 orang
( Joshi R, et al, 2006)
4 Strategi

PPI TB
Manajerial Administratif

Lingkungan Perlindungan
Diri
KOMITMEN, kepemimpinan dan dukungan manajemen efektif

 Kebijakanpelaksanaan PPI TB
 Kebijakan dan SPO alur pasien batuk, pelaporan dan surveilans
1. Manajerial  Perencanaan program PPI TB
 Memastikandesain,konstruksi dan persyaratan bangunan serta
pemeliharannya sesuai PPI
 Menyediakan sumber daya untuk terlaksananya PPI TB
 Monev
 Melakukan kajian di unit terkait penularan TB
 Surveilans petugas
 Melakukan triase pemisahan pasien batuk
 KIE Etika batuk
 Penempatan pada ruang tunggu berventilasi baik, terpisah
 Penyediaan Tissue, masker, dan tempatpembuangannya
2. Pengendalian  Percepat proses penatalaksanaanTB
Administratif  Poster, spanduk dan bahan KIE lainnya
 Skrining petugas yang merawat pasien TB
 SPO bagi petugas tertular TB
 Pendidikan dan pelatihan PPI TB bagi petugas
 Skrining risiko penularan airborne dilakukan di
setiap pintu masuk Puskesmas?Klinik

 Fast Track untuk pasien dengan risiko


Skrining & menularkan penyakit via airborne (batuk-batuk
dan bersin):
Fast  Dipisahkan di ruang khusus/isolasi
Tracking  Dijauhkan dari kerumunan/ ruang tunggu
terpisah
 Percepatan pelayanan di jalur loket/antrian
khusus
 Melibatkan & melatih semua petugas di area
pintu masuk (Helper, Satpam, Customer Service)
untuk siaga skrining
 Rawat Jalan  Skrining TemPO
 Temukan secara cepat
 Pisahkan secara aman
Program  Obati secara tepat

TemPO  Sistem Skrining:


 Pasien yang batuk diberikan masker
bedah dan diberi stempel di berkas pasien,
 Petugas membantu mendaftarkan ke loket,
pasien tidak antri di unit layanan  Fast
Track
 Pasien diedukasi untuk Etika Batuk
 Survey aktif pasien batuk
 Diberi masker bedah
 Menanyakan : apakah batuk > 2 minggu,pasien
Tugas baru ? Lama? Diagnosis yg lama? Apakah telah
periksa TCM?
Surveyor
 Di edukasi : etika batuk,dipersilahkan menunggu
batuk ditempat terpisah dari pasien lain
 Rencana akan berdiri di dekat mesin ambil antrian
di BPJS dengan banner yang membantu
pertanyaan yang perlu ditanyakan
STANDARD
PRECAUTIONS

Etika Batuk
 Ruang tunggu antrian pengurusan BPJS
Area dan Prosedur
 Ruang tunggu dan unit untuk Diagnosis
Risiko Tinggi  Ruang pengumpulan sputum
 Laboratorium yg memeriksa TCM atau BTA
 Farmasi
 Radiologi
 Untuk dilusi dan pengeluaran partikel infeksius dari lingkungan
 Sistem ventilasi harus bisa menjamin penurunan konsentrasi
droplet nuklei dengan menggunakan peralatan
 Jenis sistem ventilasi :
3. Pengendalian  Alamiah : pintu, jendela terbuka, skylight
Lingkungan  Mekanik : memakai AC, exhaust fan, kipas angin, tekanan
negatif, hepa filter
 Campuran

Pemilihan perlu mempertimbangkan kondisi lokal : struktur


bangunan, iklim -cuaca, budaya, dana dan kualitas udara
 Terjadi pada saat udara masuk dan keluar dari ruangan melalui
pintu dan jendela.
 Pada fasilitas yang tidak memiliki sistem udara sentral terutama
tempat orang berkumpul (misal ruang tunggu) ventilasi natural
Ventilasi harus diefektifkan
 Jika cuaca memungkinkan, penting untuk membiarkan pintu dan
Alami jendela terbuka selebar dan sesering mungkin
 Kipas angin merupakan cara yang tidak mahal untuk
meningkatkan ventilasi natural
 Bertekanan negatif
 Pertukaran udara setiap 5-10 menit atau 6-12 x/jam
Penempatan  Tidak gunakan AC sentral, tapi AC split plus exhaust fan dengan
Pasien HEPA (high efficiency particulate air) filter sebelum udara ruangan
dibuang keluar
Isolasi  Pintu harus selalu tertutup rapat
Airborne  Rawat gabung (kohort) hanya untuk pasien dengan infeksi yang
sama
Tata Udara untuk
Ventilasi
Mekanis - Laminar Flow

Arah Tata Udara Laminar


Bersih  Kotor
Tata Letak
dan Ventilasi
Alami
KLINIK TB
Ruang

KLINIK TB
Sputum booth
4. PILAR 1. Petugas pakai Respirator partikulat (N-95)
PERLINDUNGAN DIRI
2. Edukasi & fasilitasi etika batuk
(wastafel,tisu,sabun cair,tempat sampah)
3. Keselamatan & Keamanan Laboratorium TB
4. Fasilitasi box penampungan sputum yang aman
5. Kebersihan tangan
6. Proteksi saat transportasi pasien (masker bedah )
TERIMAKASIH
“Kalian tidak sendiri…ayo maju bersama

Walau pedih perih kurasakan, pejuang


TB tidak boleh menyerah

Untuk Indonesia sehat..Itulah harapan


kami”

Anda mungkin juga menyukai