Anda di halaman 1dari 52

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI
TUBERKULOSIS
( PPI - TB )

dr Hj Ratna Thahir
2
Tujuan PPI TB di RS :
 Mencegah penularan infeksi

 Menjaga keselamatan pasien ( patient safety ),


petugas kesehatan , pengunjung.

 Meningkatkan mutu layanan rumah sakit


PENULARAN UHUK ..
UHUK…

TB
Kuman TB keluar ke
udara pada saat
penderita TB batuk,
Kuman TB terhirup bersin, atau
oleh orang lain melalui berbicara.
saluran pernafasan
menuju paru-paru dan
dapat menyebar ke
bagian tubuh lainnya.

UHUK ..
UHUK .. UHUK…
UHUK…

UHUK ..
UHUK…

Jika daya tahan tubuh lemah,


orang tersebut menjadi sakit Di dalam tubuh, kuman TB
Jika daya tahan tubuh kuat,
TB dilawan oleh daya tahan
6 .
orang tersebut tetap sehat
tubuh.
FAKTOR RESIKO TERJADINYA TB

A. Faktor Kuman TB

C. FAKTOR LINGKUNGAN

B. Faktor Individu
A. Faktor Kuman TB

• Kuman TB dengan BTA positif lebih besar


resiko penularan

• Makin tinggi konsentrasi kuman dalam


percikan dahak, makin besar risiko
penularan

• Makin lama dan makin sering terpapar


dengan kuman, makin besar risiko terjadi
penularan.
B. Faktor Individu

• Usia , kelompok usia produktif , rentan tertular

• Jenis Kelamin , laki-laki lebih banyak terkena dari


wanita

• Daya tahan tubuh daya tahan tubuh seseorang


menurun , bilamana terinfeksi dengan M.tb, lebih
mudah jatuh sakit.

• Perilaku
C. Faktor Lingkungan

• Lingkungan padat dan kumuh akan


memudahkan penularan
Kebijakan Pengendalian Infeksi pada
Fasilitas Layanan Kesehatan
4 PILAR

PILAR MANAJERIAL

PILAR PILAR
PILAR
PENGENDALIAN PERLINDUNGAN
ADMINISTRATIF
LINGKUNGAN DIRI
ASPEK MANAJERIAL
1. Memiliki Buku Pedoman PPI ( Kemkes ) dan buatan
internal RS
2. Memiliki Komite PPI dengan SK Direktur, struktur
tergambar jelas pada profil rumah sakit dan
bertanggung jawab langsung kepada direktur
3. Memiliki Tim PPI , teridiri dari IPCN purnawaktu
1: 100-150 TT dan memiliki IPCLN di ruangan.
4. Ada penanggung jawab program PPI
5. Memiliki program PPI dan rencana anggaran
belanja ( RAB )
6.Tersedia SPO PPI , dilakukan revisi
minimal 2 tahun sekali
7.Tersedia SPO khusus PPI TB : triase pasien
batuk, pengumpulan dahak, tindakan yang
menimbulkan aerosol , kohorting pasien TB
8.Dilakukan surveilans HAI’s, pola kuman,pola
antibiotik.
9.Dilakukan audit internal (HH,APD, antibiotik)
10.Komite PPI memiliki ruang kerja ,lengkap
dgn peralatan IT ( komputer,internet, aiphone )
Garis Koordinasi PPI
Direktur

Kepala instalasi/
Komite PPI
Unit

IPCN
Perawat PPI ruangan
/instalasi / unit kerja
PILAR ADMINISTRATIF

1. Triase saat penerimaan awal

2. Pemisahan pasien batuk

3. Pengadaan masker bagi pasien

4. Pelayanan cepat

5. Sistem rujukan untuk pengobatan TB RO

6. Penyuluhan / KIE
Administratif Penyelenggaraan

1. Tersedia sarana pendukung PPI


- Sarana cuci tangan dengan air mengalir
- Tisu /tissue towel /handuk sekali pakai
- Handrubs berbasis alkohol
- Respirator partikulat untuk petugas
- Masker bedah untuk pasien
- Tempat sampah infeksius dan non infeksius jenis
pijakan
- Sputum booth
Sarana Kebersihan tangan
Sputum Booth
Sputum Booth
Tempat Penampungan Dahak ( Sputum booth )

 Dibuat ruang penampungan dahak

 Tersedia wastafel dengan air mengalir, sabun cair,

tisue towel

 Tersedia tempat sampah tertutup , jenis pijakan


STRATEGI PROGRAM

TOSS
Temukan pasien secepatnya,
Obati secara tepat
Sampai
Sembuh
Administratif penyelenggaraan

2. Sistem triase pasien batuk


- Pemisahan pasien batuk
- Poster KIE etika batuk , cucitangan , pembuangan
limbah
- Memisahkan pasien TB-HIV dari pasien HIV
tanpa TB
3.Skrining secara berkala bagi petugas yang merawat
pasien TB /TB RO

3. Tersedia anggaran untuk pelaksanaan PPI- TB


Administratif

2
PILAR PENGENDALIAN LINGKUNGAN

1. Ruang tunggu
- Ruang terbuka ,aliran udara bebas, banyak sinar
matahari
- Ruang tunggu pasien batuk terpisah dari pasien lain
- Aliran udara ≥ 12 ACH ( pertukaran udara perjam )
- Penempatan ventilasi mekanik sesuai kebutuhan
- Tersedia wastafel , sabun cair dan handrubs berbasis
alkohol
-Tersedia poster KIE etika batuk dan cuci tangan
- Tersedia tempat sampah infeksius dan non infeksius
Ruang Tunggu
Ruang Tunggu
Ruang Tunggu
Ruang Tunggu
Pilar Pengendalian Lingkungan

2. Sistem Ventilasi
- Ventilasi alamiah

- Ventilasi mekanik

- Ventilasi alamiah dan ventilasi mekanik


Ventilasi Alami ( Kamar Periksa )

Perdalin/dalimaaw/Pokja PPI-TB2013/Apr17 34
Ventilasi Mekanik
Persyaratan Ventilasi Mekanik
1. Dapat mengalirkan udara bersih dan mengganti
udara dalam ruangan
2. Dapat menyaring ( dengan pemasangan filter )
partikel infeksius dari udara yang disirkulasi ulang
ATAU
3. Memakai lampu UVGI ( ultraviolet germicidal
irradiation ) untuk disinfeksi udara yang di sirkulasi
ulang
Contoh poliklinik
Pengaturan Posisi Meja Dokter

Doctor

Doctor Patient
Patient
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
PENGGUNAAN SISTEM VENTILASI CAMPURAN

KELEBIHAN KELEMAHAN
Murah, mudah direalisasi Ventilasi alamiah agak sulit
dikendalikan dan diprediksi
Diaktifkan dg buka pintu, Arah, laju aliran udara dapat
jendela, skylight berubah
Mengurangi risiko transmisi Udara yang masuk ruangan
TB, meningkatkan kualitas dapat membawa polutan
udara udara lainnya
Kipas angin murah, mudah Jendela/pintu terbuka :
digunakan dampak pada keamanan,
kenyamanan, privasi
Standing fan mudah dipindah
sesuai kebutuhan
3. Ruang Isolasi
1. Isolasi pasien BTA positif, terutama pasien TB MDR/ XDR
dalam ruangan khusus
2. Bila sarana terbatas, lakukan kohorting
3. Ventilasi minimal 12 air changes per hour ( ACH )
4. Negative pressure, sistem udara negatif -udara didalam
tdk bisa keluar tetapi perlu disedot ( sistem exhaust )
memakai hepa filter.
5. Bila dana tidak memadai -- tempatkan ruang isolasi
pada area terbuka , jauh dari lalu lintas manusia dan
terkena sinar matahari.
6. Petugas perlu mengenakan masker N95
4.Ruang Rawat Inap
Rawat inap pasien HIV –TB dipisahkan dari
pasien HIV
Kohorting, jarak tempat tidur > 1 meter
Ventilasi alami aliran udara ≥ 12 ACH
Tersedia cukup APD dan handrubs
berbasis alkohol
 Penerapan penyuntikan yg aman ( 1 pasien,
1 spuit, 1 kali penyuntikan )
Penerapan kewaspadaan standar
Ruang Rawat Inap

42
Ruang rawat inap
5.Penanganan Limbah
 Tersedia tempat sampah terpisah untuk infeksius
dan non infeksius ,tertutup, jenis pijakan
 Tempat sampah infeksius dilapisi kantong plastik
kuning
 Tempat sampah non infeksius dilapisi kantong
plastik hitam
 Tersedia tempat limbah benda tajam ,
tahan tembus, tahan air , mudah dibakar
PILAR PERLINDUNGAN DIRI

 Mengurang risiko terinfeksi kuman TB


 Menerapkan kewapadaan standar
Tindakan yang harus diterapkan oleh semua
petugas setiap saat , tempat dan waktu tanpa
melihat apakah pasien infeksius atau tidak
 Menerapkan kewaspadaan berbasis transmisi infeksi
 Penggunaan alat perlindungan diri untuk saluran pernapas
an . Petugas kesehatan : respirator partikulat (respirator)
Pasien atau terduga TB/TB RO : masker bedah
RESPIRATOR PARTIKULAT
N- 95

 Mencegah menghirup partikel infeksius

 Mencegah kontaminasi pada muka ,hidung dan mulut

 Ukuran harus tepat sesuai bentuk muka ( hidung dan


mulut )

 Perlu diuji dgn Fit Test

 Buang sebagai sampah medis


Masker bedah
Masker N95

Masker bedah
Respirator vs Masker bedah

Anda mungkin juga menyukai