BAB I : PENDAHULUAN
BAB X : PELAPORAN
2. Tujuan
a. Tersedianya dokumen perencanaan Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi untuk
kurun waktu 5 tahun.
b. Tersedianya arah dalam pelaksanaan pembangunan Rumah Sakit Islam Assyifa
Sukabumi untuk kurun waktu tahun 2014 – 2018 melalui penyusunan rencana
kegiatan tahunan.
c. Tersedianya suatu tolak ukur dalam melakukan evaluasi dan penilaian kinerja
tahunan Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi.
d. Tercapainya keterpaduan dan kesinambungan perencanaan dengan realisasi.
A. PENDAHULUAN
Rumah Sakit Islam Assyifa didirikan oleh Yayasan Assyifa. Pada mulanya yakni
tahun 1967 Assyifa merupakan Balai Pengobatan (BP). Setelah kurang lebih sepuluh
tahun menjadi Balai Pengobatan (BP). Assyifa kemudian berkembang menjadi Rumah
Sakit Bersalin tepatnya pada tahun 1978.
Karena pada saat itu kebutuhan masyarakat Sukabumi akan adanya rumah sakit
umum semakin besar, maka berdasarkan Izin Pendirian Rumah Sakit dari Dpertemen
Kesehatan RI Nomor : 1179 / Yanmed / RSKS / SK / 1988, dari tahun 1988 Assyifa
meningkatkan pelayanan kesehatannya menjadi Rumah Sakit Umum Swasta pertama
dan satu-satunya di wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi. Seiring dengan
perkembangannya pada tahun 1990 Assyifa diklasifikasikan sebagai Rumah Sakit Swasta
Pratama atau disetarakan dengan Rumah Sakit Umum Pemerintah Tipe C. Hingga saat
ini Rumah Sakit Islam Assyifa masih berdiri dan semakin menunjukkan eksistensinya
dengan diterbitkannya Izin Penyelenggaraan Operasional Rumah Sakit dari Departemen
Kesehatan RI dengan Nomor. YM.02.04.3.5.255 tentang Izin Penyelenggaraan
Perpanjangan III kepada YAYASAN ASSYIFA untuk Menyelenggarakan Rumah Sakit
Umum dengan nama “RUMAH SAKIT ISLAM ASSYIFA” tertanggal 6 Pebruari 2006
Pada tahun 2010 seiring dengan berlakunya Undang-undang Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit Islam Assyifa berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor. 759/MENKES/SK/VI/2010 tertanggal 24 Juni 2010
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Swasta dengan Klasifikasi Rumah Sakit KELAS C.
Dengan adanya otonomi daerah, yang mana pemberian izin Rumah Sakit KELAS C
merupakan kewenangan pemerintah daerah, maka berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Nomor. 440/03/SIP-RS/Dinkes-KSi/III/2011
tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Perpanjangan IV kepada YAYASAN ASSYIFA
untuk Menyelenggarakan Rumah Sakit dengan nama “RUMAH SAKIT ISLAM ASSYIFA”
tertanggal 30 Maret 2011.
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai akreditasi
rumah sakit, Alhamdulilah pada saat ini Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi telah
4) Pemasaran
a. Munculnya rumah sakit baru dan pengembangan rumah sakit lain merupakan
kompetitor potensial
b. Tarif rumah sakit masih merupakan hambatan bagi kerjasama dengan
perusahaan
c. Kemasan pemasaran yang masih monoton dan menggunakan program yang
lama
h. Kebijakan Dan Program
Secara khusus kebijakan Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi dibagi ke dalam
Kebijakan Internal dan Kebijakan Eksternal, yaitu :
1. Kebijakan Internal
a. Memperluas pangsa pasar dengan membuka program layanan yang baru atau
dengan mengembangkan jasa layanan yang utilisasinya tinggi
b. Optimalisasi kepasitas jenis layanan baik rawat jalan, rawat inap maupun
penunjang medis
c. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana
A. Struktur Organisasi
Berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Yayasan Assyifa Nomor : 66/ P/YA/ SK/VII-
2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi,
pada saat ini Rumah Sakit Islam Assyifa dipimpin oleh seorang direktur, yang
mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijakan, mengkoordinasikan dan mengawasi
pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan perundangan-undangan serta
Peraturan Internal Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi (Hospital bylaws) yang berlaku.
Dalam menjalankan tugasnya Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi dibantu
oleh :
1. Bidang adalah Pembantu Direktur yang memimpin sekelompok unit kerja yang
mengelola pelayanan medis/revenue center terdiri dari :
a. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan ;
Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, dengan tugas pokok memimpin,
mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medis, melakukan pemantauan
dan pengawasan penggunaan fasilitas, kegiatan pelayanan medis serta
pengawasan dan pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien juga
memonitor pelayanan keperawatan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
Bidang pelayanan Medis dan Keperawatan membawahi beberapa instalasi yang
berkaitan langsung dengan pelayanan medis rumah sakit yakni sebagai berikut :
1) Seksi Keperawatan ;
2) Instalasi Gawat Darurat ;
3) Instalasi Rawat Jalan ;
4) Instalasi Bedah Sentral ;
5) Instalasi Rawat Inap.
b. Bidang Penunjang Medis ;
Bidang Penunjang Medis dengan tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan
semua kebutuhan penunjang medis, melakukan pemantauan dan pengawasan
penggunaan fasilitas, melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan
2. Bagian adalah Pembantu Direktur yang memimpin sekelompok unit kerja yang
mengelola cost center terdiri dari :
b. Bagian Keuangan ;
Bagian Keuangan dengan tugas pokok memimpin, merencanakan,
mengorganisasikan, mengawasi, mengevaluasi dan meningkatkan mutu
pelayanan keuangan meliputi penerimaan dan pengeluaran seluruh unit kerja dan
menyusun laporan keuangan rumah sakit untuk kepentingan internal dan
eksternal serta mengkordinasikan penyusunan dan pengawasan RAPB seluruh
unit kerja di rumah sakit. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Bagian
Keuangan membawahi beberapa Sub Bagian yang berkaitan langsung dengan
pelayanan keuangan rumah sakit yakni sebagai berikut :
1) Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan ;
2) Sub Bagian Penerimaan dan Pengeluaran.
c. Bagian Personalia ;
Bagian Personalia dengan tugas pokok memimpin, merencanakan,
mengorganisasikan, mengawasi, mengevaluasi dan meningkatkan kesejahteraan
karyawan, serta pemberdayagunaan SDM. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya Bagian Personalia membawahi satu Sub Bagian yang berkaitan langsung
dengan karyawan rumah sakit yakni sebagai berikut : Sub Bagian Kepegawaian
d. Bagian Sarana dan Prasarana ;
Bagian Sarana dan Prasarana dengan tugas pokok memimpin, merencanakan,
mengorganisasikan, melakukan dan mengontrol kegiatan pemasaran, rumah
tangga/logistik rumah sakit dan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (PSRS) untuk
menunjang pelayanan yang efektif dan efisien. Dalam melaksanakan tugas dan
Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |
fungsinya Bagian Sarana dan Prasarana membawahi unit kerja yang berkaitan
langsung dengan penunjang non medis pelayanan rumah sakit yakni sebagai
berikut :
1) Sub Bagian Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (PSRS).
2) Sub Bagian Pemasaran dan Humas.
3. Unit kerja administrasi setingkat Sub Bagian juga ikut membantu kinerja Direktur
dalam melaksanakan tugasnya yaitu :
a. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) ;
b. Legal ;
4. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi juga
dilengkapi oleh perangkat fungsional yang memberikan pelayanan melalui Komite
Medik dan Staf Medik Fungsional, Komite Keperawatan,Komite PMKP,Komite PPI
dan Satuan Pemeriksaan Internal.
Susunan organisasi dan pengisian jabatan yang berlaku saat ini pelaksanaannya
ditetapkan pada tanggal 01 Agustus 2012 berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Nomor. 151 / SK-RSIA / VII / 2012 tentang Pelaksanaan Surat Keputusan Pengurus
Yayasan Assyifa Nomor : 66/ P / YA / SK / VII - 2012 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja RSI. Assyifa. Secara lengkapnya adalah sebagai berikut :
DIREKTUR
1. Direktur adalah Kepala Rumah Sakit yang merupakan pimpinan tertinggi dalam rumah
sakit.
2. Direktur merupakan seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di
bidang perumahsakitan dan atau ilmu manajemen.
3. Dalam kedudukannya sebagai pimpinan tertinggi dalam rumah sakit, Direktur diangkat
dan bertanggung jawab kepada Pengurus Yayasan.
BIDANG
1. Bidang adalah unsur organisasi rumah sakit yang mengelola pelayanan medis dan
keperawatan serta pelayanan penunjang medis (revenue center) yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit.
2. Unit kerja Bidang dalam struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan ;
b. Bidang Penunjang Medis.
3. Bidang dalam pelaksanaan pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.
4. Kepala Bidang diangkat dan bertanggung jawab kepada Direktur.
BAGIAN
SEKSI
1. Seksi adalah unit kerja dibawah Bidang yang bertugas membantu Kepala Bidang dalam
mengelola pelayanan medis dan keperawatan.
2. Unit kerja Seksi dalam struktur organisasi ini yaitu Seksi Keperawatan.
3. Seksi dalam pelaksanaan pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
4. Kepala Seksi bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
INSTALASI
1. Instalasi adalah unit kerja dibawah Bidang yang bertugas mengelola pelayanan medis dan
penunjang medis (revenue center).
2. Unit kerja instalasi yang mengelola pelayanan medis dan keperawatan dalam struktur
organisasi ini terdiri dari :
a. Instalasi Gawat Darurat ;
b. Instalasi Rawat Jalan ;
c. Instalasi Rawat Inap ;
d. Instalasi Bedah Sentral.
3. Unit kerja instalasi yang mengelola penunjang medis dalam struktur organisasi ini terdiri
dari :
a. Instalasi Radiologi ;
b. Instalasi Laboratorium ;
c. Instalasi Farmasi ;
e. Instalasi Gizi ;
f. Instalasi Rekam medis.
4. Instalasi dalam pelaksanaan pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi.
5. Kepala Instalasi bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
SUB BAGIAN
1. Sub Bagian adalah unit kerja dibawah Bagian yang bertugas mengelola pelayanan
penunjang non medis, administrasi umum dan keuangan rumah sakit (cost center).
2. Unit kerja Sub Bagian yang mengelola Pelayanan Penunjang Non Medis dalam struktur
organisasi ini terdiri dari :
a. Sub Bagian Rumah Tangga ;
b. Sub Bagian Tekhnologi Informasi (TI) ;
Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |
c. Sub Bagian Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (PSRS).
3. Unit kerja Sub Bagian yang mengelola administrasi umum dalam struktur organisasi ini
terdiri dari :
a. Sub Bagian Ketatausahaan ;
b. Sub Bagian Pemasaran dan Humas ;
c. Sub Bagian Kepegawaian.
4. Unit kerja Sub Bagian yang mengelola keuangan dalam struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Sub Bagian Akuntansi ;
b. Sub Bagian Penerimaan dan Pengeluaran.
5. Sub Bagian dalam pelaksanaan pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian.
6. Kepala Sub Bagian bertanggung jawab kepada Kepala Bagian.
1. Kelompok Jabatan Fungsional merupakan unit kerja fungsional dibawah Kepala Instalasi
atau Kepala Sub Bagian yang bertugas mengelola pelayanan rumah sakit baik revenue
center maupun cost center.
2. Kelompok Jabatan Fungsional yang mengelola pelayanan medis dan keperawatan dalam
struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Ruangan Gawat Darurat ;
b. Ruangan Rawat Jalan ;
c. Ruangan Rawat Inap ICU ;
d. Ruangan Rawat Inap Shafa ;
e. Ruangan Rawat Inap Mina ;
f. Ruangan Rawat Inap Multazam ;
g. Ruangan Rawat Inap Marwah ;
h. Ruangan Rawat Inap Arafah I ;
i. Ruangan Rawat Inap Arafah II ;
j. Ruangan Rawat Inap Arafah III ;
k. Ruangan Rawat Inap Raudhah ;
l. Ruangan Kamar Bedah ;
m. Unit Hemodialisa ;
n. Unit Sentral Sterilisasi.
3. Kelompok Jabatan Fungsional yang mengelola penunjang medis medis dalam struktur
organisasi ini terdiri dari :
a. Unit Pengelolaan Perbekalan Farmasi ;
b. Unit Pelayanan Farmasi Klinis ;
c. Unit Manajemen Mutu ;
d. Unit Pendaftaran ;
e. Unit Pengolahan Data ;
f. Unit Pelayanan BPJS Kesehatan.
4. Kelompok Jabatan Fungsional yang mengelola keuangan dalam struktur organisasi ini
terdiri dari :
a. Unit Administrasi Pasien ;
b. Unit Penerimaan ;
c. Unit Penagihan ;
d. Unit Pengeluaran.
Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |
e. Unit Pelaporan dan Verifikasi ;
f. Unit Perpajakan ;
5. Kelompok Jabatan Fungsional yang mengelola administrasi umum dalam struktur
organisasi ini terdiri dari :
a. Unit Kesejahteraan Sumber Daya Manusia (SDM) ;
b. Unit Pendidikan dan Latihan (Diklat) ;
c. Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit ;
d. Unit Pemasaran dan Humas.
6. Kelompok Jabatan Fungsional yang mengelola sarana dan prasarana dalam struktur
organisasi ini terdiri dari :
a. Unit Kesehatan Lingkungan dan Pengolahan Limbah ;
7. Kelompok Jabatan Fungsional dalam pelaksanaan pelayanan dipimpin oleh seorang
Kepala Unit/Kepala Ruangan.
8. Kepala Unit/Kepala Ruangan bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi untuk
Fungsional revenue center dan untuk Fungsional cost center bertanggung jawab kepada
Kepala Sub Bagian.
KOORDINATOR
1. Koordinator merupakan unit kerja fungsional dibawah Kepala Unit yang bertugas
mengelola pelayanan rumah sakit baik revenue center maupun cost center.
2. Koordinator yang mengelola penunjang medis dalam struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Koordinator Depot Obat Rawat Jalan ;
b. Koordinator Depot Obat Rawat Inap.
3. Koordinator yang mengelola penunjang non medis dan administrasi umum dalam
struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Koordinator Kesehatan Lingkungan;
b. Koordinator Satuan Pengamanan (Satpam).
4. Koordinator dalam pelaksanaan pelayanan dipimpin oleh seorang Koordinator.
5. Koordinator bertanggung jawab kepada Kepala Unit.
FUNGSIONAL PELAKSANA
KOMITE
1. Komite adalah unsur organisasi rumah sakit yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit.
2. Komite dalam struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Komite Medik ;
b. Komite Keperawatan.
3. Komite dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya dipimpin oleh seorang Ketua.
4. Ketua Komite diangkat dan bertanggung jawab kepada Direktur.
KOMITE-KOMITE
1. Komite-komite adalah unsur organisasi rumah sakit yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah
sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit sesuai
dengan kebutuhan akreditasi rumah sakit serta standar pelayanan rumah sakit.
2. Komite-komite dalam struktur organisasi ini terdiri dari :
a. Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) ;
b. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) ;
c. Komite Rekam Medis ;
d. Komite Farmasi dan Terapi (KFT) ;
e. Komite Etika dan Hukum ;
f. Komite Koordinasi Pendidikan ;
g. Komite Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien.
3. Komite dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dipimpin oleh seorang Ketua.
4. Ketua Komite diangkat dan bertanggung jawab kepada Direktur.
1. Satuan Pemeriksaan Internal adalah unsur organisasi rumah sakit yang melaksanakan
audit kinerja internal unit kerja yang ada di rumah sakit.
2. Satuan Pemeriksaan Internal dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya
dilaksanakan oleh Anggota Satuan Pemeriksaan Internal.
3. Satuan Pemeriksaan Internal diangkat dan bertanggung jawab kepada Direktur.
DIREKTUR
KOMITE PPI
Ketua
Sekretaris
Anggota
TIM PPI
IPCO
IPCN
D. IPCLN laboratorium
Melaksanakan penyuluhan dan pendidikan tentang materi materi yang berkaitan
dengan pengendalian infeksi nosokomial kepada petugas laborat.
Membantu pelaksanaan pemeriksaan swab atau kultur pasien
Memantau pemeriksaan laboratorium sesuai SPO
Melaksanakan tugas lain dari ketua panitia pengendali infeksi nosokomial.
E. IPCLN linen:
Memisahkan linen infeksius dan non infeksius
Melaksanakan pemeriksaan swab linen bersih.
Memantau penggunaan bahan desinfektan sesuai aturan.
Memantau kegiatan hand higiene diruang linen.
F. IPCLN gizi :
Memantau kegiatan hand higiene diruang gizi.
Membantu pelaksanaan pemeriksaan bahan makanan dan swab petugas gisi.
Memantau penggunaan bahan desinfektan gizi.
G. IPCLN IPSRS
Memantau pelaksanaan hand higiene petugas IPSRS.
Memantau penggunaan bahan desinfektan.
Membantu mempersiapkan uji air bersih,limbah dan kuman diruang tertentu.
Memantau proses pembakaran incenerator.
Menyiapkan bahan2 hasil pemeriksaan laboratorium
A. Kualifikasi Ketenagaan.
Jenis ketenagaan menurut Peraturan Pemerintah RI tahun No .32 Tahun 1996
tentang tenaga kesehatan
No Jenis tenaga Pendidikan formal Sertifikat Jumlah
1 Dokter spesialis Anestesi PPI lanjut 1
2 ICN D-3 PPI dasar 1/150 TT
3 Perawat D-3 cssd 1
4 Sanitasi linen D-3 Management 1
linen
5 Sanitasi gizi D-3 Management Gizi 1
6 farmasi D-3 1
7 Laborat D-3
B. Uraian Tugas :
B.1. Direktur
Tugas Direktur
1. Membentuk Komite dan TIM PPIRS dengan surat keputusan
2. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan
upaya PPI
3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk
anggaran yang dibutuhkan.
4. Menentukan kebijakan PPI
5. Mengadakan evaluasi kebijakan PPI berdasarkan saran dari panitia PPIRS
6. Dapat menutup suatu unit perawatan /instalasi yang dianggap potensial menularkan
penyakit untuk beberapa waktu sesuai saran dari PPIRS.
7. Mengesahkan SPO untuk PPIRS.
Pedoman pengorganisasian komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSI Assyifa |
B.2. KOMITE PPI
Kriteria Anggota Komite PPI
1. Mempunyai minat dalam PPI
2. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI
Tugas dan Tanggung Jawab Komite PPI :
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
2. Melaksanakan sosialisasi oleh petugas PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
3. Membuat SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
5. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB
Healthcare Associated Infection (HAIs).
6. Member usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman
bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifikasi temuan dilapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalan PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
11. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur.
12. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
13. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional di
rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap
antibiotika dan menyebar luaskan data resistensi antibiotika.
14. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)/
15. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patience safety.
16. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodic mengkaji kembali
rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijaka manajemen rumah sakit.
B.4. IPCN
Kriteria IPCN :
1. Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki sertifikasi pelatihan PPI
2. Memiliki komitmen di bidang PPI
3. Memiliki pengalaman sebagai kepala Ruangan atau setara.
4. Memiliki kemampuan leadership,inovatif dan confident
5. Bekerja purna waktu.
C. Distribusi Tenaga
Komite PPI merupakan unit pelayanan yang melakukan kegiatan secara komprehensif
dari setiap unit pelayanan di rumah sakit ;
QMR,IGD,Unit Rawat inap, Sekretariat, akuntansi, IPSRS, Gisi, linen, farmasi,
SMF,laboratoriumICU,House keeping (CS).
Kegiatan orientasi dilakukan pada setiap anggota yang masuk ke bagian Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Islam Assyifa. Pada tahap ini anggota
yang baru masuk dikenalkan tentang pemahaman PPIRS dan diberikan materi tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta pemahaman standar prosedur operasional yang
menyangkut Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Jangka waktu yang ditetapkan rumah
sakit untuk anggota dalam memahami materi dasar yang harus dikuasai adalah satu bulan.
Setelah satu bulan akan diuji oleh ketua komite.
Kegiatan orientasi juga dilakukan pada seluruh staf rumah sakit secara berkala,pada
karyawan baru dan mahasiswa harus mendapatkan orientasi sebelum mulai bekerja dan
mulai praktek.
C. Proses Orientasi
Rapat Incidental
- Merupakan rapat yang diselenggarakan sewaktu – waktu apabila ada masalah segera
dibahas atau diselesaikan
- Jam, waktu, materi dan peserta rapat disesuaikan dengan kebutuhan
- Kelengkapan rapat : undangan, daftar hadir, notulen rapat
LAPORAN BULANAN
- LAPORAN DEMOGRAFI PASIEN ISOLASI
- LAPORAN KEJADIAN TINDAKAN DI BAGIAN
- LAPORAN PENCAPAIAN PROKER
- LAPORAN SEPSIS
- LAPORAN KEJADIAN POST TINDAKAN MINOR IGD
- LAPORAN KEJADIAN ISK POST KATETER
- LAPORAN INDIKATOR PMKP
- LAPORAN KEJADIAN ILO
- LAPORAN KEJADIAN TERTUSUK JARUM
- LAPORAN OPERASI IMPLANT
- LAPORAN OPERASI NON IMPLANT
- LAPORAN PROGRAM KERJA
- LAPORAN REKAPITULASI KEJADIAN INOS
- LAPORAN JENIS OPERASI
- LAPORAN KEJADIAN DEKUBITUS
- LAPORAN KEJADIAN PHLEBITIS
- LAPORAN RENCANA PROGRAM KERJA
LAPORAN TAHUNAN
- LAPORAN PROGRAM KERJA TAHUNAN
- LAPORAN PEMBUATAN PROGRAM KERJA TAHUNAN