Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , atas rahmat dan karunia-
Nya penyusunan Buku Pedoman Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan dapat selesai
dengan baik. Buku Pedoman Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan ini merupakan
rangkuman dari Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas, Dirjen PPM & PL,
Depkes RI, Jakarta, 2005 dan berdasarkan referensi dari Permenkes No.12 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan Imunisasi.

Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksana imunisasi di UPTD
Puskesmas Simpenan dan tenaga kesehatan lain termasuk pengelola program kesehatan
di UPTD Puskesmas Simpenan dalam melakukan pelayanan imunisasi yang berkualitas.

Pedoman ini mencakup kebijakan Imunisasi di UPTD Puskesmas Simpenan,


tentang Ketenagaan, Sarana dan Prasarana, Manajemen, alur pelayanan, jenis-jenis
pelayanan imunisasi di dalam gedung dan di luar gedung, mekanisme rujukan,
monitoring dan Evaluasi program imunisasi di UPTD Puskesmas Simpenan.

Ucapan terima kasih disertai penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah memberikan masukan, saran dan kritik dalam penyusunan
pedoman pelayanan Imunisasi UPTD Puskesmas Sinpenan.

Wassalamualaikum wr. Wb.

Simpenan, Desember 2019


Koordinator Program Imunisi

Rani Fitriani, Str Keb

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar Pelaksana Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan………….…………… 1

Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………………. 2

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………….


……………........................................ 4

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………. 4


B. Tujuan ……………………………………………………………………………. .. .. 5
C. Sasaran …………………………………………………………………………………… 5
D. Ruang Lingkup ………………………………………………………………… .. 6
E. Batasan Operasional ……………………………………………………………... 6

BAB II. STANDAR KETENAGAAN……………………………………………………….... 8

A. Kualifikasi SDM Pelaksana Imunisasi ………………………………………..….. 8


B. Distribusi Ketenagaan …………………………….……………………………... 8
C. Jadwal Kegiatan …………………………………………………………………. 8

BAB III. STANDAR FASILITAS …………………………………………………………… 9

A. Denah Ruangan ………………………………………………………………….. 9


B. Standar Kualitas…………………………………………………………………. 10

BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN IMUNISASI…………….…… ........................ 14

A. Lingkup Kegiatan ………………………………………………………………… 12


B. Strategi / Metode ……..………………………………………………………........
1. Strategi Advokasi …………………………………………………………….. 13
2. Strategi kemitraan ……………………………………………………………. 13
3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat ………………………………………….. 13
C. Langkah Kegiatan ………………………………………………………………… 13
1. Perencanaan ………………………………………………………………….. 14
2. Pelaksanaan …………………………………………………………………. . 15
3. Monitoring dan evaluasi ……………………………………………………... 15
4. Rencana Tindak Lanjut ……………………………………………………...... 16
Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan
Page 2
BAB V LOGISTIK……………………………………….…………………………………… 18

BAB VI KESELAMATAN SASARAN ……………………………………………………….. 20

BAB VII KESELAMATAN KERJA …………………………………………………………… 22

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ……………………………………………….................. 23

BAB IX PENUTUP ……………………………………………................................................ 24

DAFTAR PUSKTAKA …………….................................................................................... ......... 25

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan
kesehatan sangat bereran penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing Sumber
Daya Manusia Indonesia. Keberrhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi
oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun
dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data
dan informasi epidemiologi yang valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda
(double burden), yaitu beban masalah penyakit menular dan penyakit degeneratif.
Pemberantasan penyakit menular sangat sulit karena penyebarannya tidak mengenal
batas wilayah administrasi. Imunisasi merupakan salah satu tindakan pencegahan
penyebaran penyakit ke wilyah lain yang terbukti sangat cost-effective. Menurut
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, Imunisasi merupakan salah
satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu
kegiatan prioritas Kementrian Kesehatan sebagai salah satu bentuk komitmen
pemerintah untuk mencapai Sustainable development Goals (SDGs) khususnya untuk
merunkan angka kematian pada anak.
Kegiatan Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai tahun
1977 kegiatan imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI)
dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu Tuberkulosa, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus
serta Hepatitis B. Beberapa penyakit yang saat ini menjadi perhatian dunia dan
merupakan komitmen global yang wajib diikuti oleh semua negara adalah eradikasi

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 4
polio (ERAPO), eliminasi campak dan rubela dan Eliminasi Tetanus Maternal dan
Neonatal (ETMN).
Indonesia berkomitmen terhadap mutu pelayanan imunisasi dengan menetapkan
standar pemberian suntikan yang aman (safe injection practices) bagi penerima
suntikan, petugas dan lingkungan terkait pengelolaan limbah medis tajam yang aman
(waste disposal management).
Cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata di seluruh wilayah. Hal
ini bertujuan untuk menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan
memepremudah terjadinya kejadian luar biasa (KLB).
Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 , Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Fungsi Puskesmas menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 yaitu
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya kesehatan
Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya. Upaya P2P-Imunisasi
merupakan bagian dari Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) yang
merupakan bagian dari upaya kesehatan masyarakat esensial yang mempunyai peranan
strategis mendukung peningkatan pencapaian target lintas program dan diharapkan
berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan
visi Puskesmas Manonjaya yaitu “UPT Puskesmas Manonjaya Yang Profesional
Menuju Masyarakat Sehat dan Mandiri” dengan misi sebagai berikut : 1. Memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, 2. Memelihara dan Meningkatkan kesehtan
individu, keluarga masyarakat dan lingkungan, 3. Mendorong kemandirian masyarakat
untuk berperilaku hidup sehat. Dalam pelaksanakan upaya tersebut senantiasa
menerapkan tata nilai BERSINERGI ; Bersih diri dan lingkungan , Santun dalam budi
bahasa yang halus dan berperilaku yang baik (sesuai dengan norma dan budaya yang
berlaku), Inovatif dalam pengetahuan, keterampilan, sarana dan mutu pelayanan
menuju Perbaikan, Empati yang berarti mampu memahami perasaan dan fikiran orang
lain, Religius yang dicerminkan dengan perilaku mencerminkan akhlak islami.

B. Tujuan Pedoman

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 5
Sebagai Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis dalam Melaksanakan upaya
P2P-Imunisasi sebagai bagian dari upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit di
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Curugkembar
C. Sasaran Pedoman
1. Tenaga Pelaksana imunisasi dan tenaga kesehatan lainnya di Puskesmas
2. Pengelola program kesehatan dan lintas sektor terkait
3. Pengambil kebijakan tingkat puskesmas

D. Ruang Lingkup Pelayanan  sesuai RPK


Ruang lingkup pedoman ini meliputi:
1. Kebijakan Pelayanan imunisasi di Puskesmas
2. Pelayanan Imunisasi di dalam gedung
3. Pelayanan imunisasi di luar gedung
4. Pengelolaan Rantai vaksin Puskesmas (Cold Chain)
5. Pencatatan dan pelaporan
6. Monitoring dan Evaluasi
E. Batasan Operasional
1. Sasaran imunisasi dasar Bayi:
Adalah Semua bayi yang berusia 0-11 bulan yang berada di wilayah UPTD
Puskesmas Curugkembar
2. Sasaran imunisasi Lanjutan Batita:
Adalah Semua batita yang berusia 18 bulan-36 bulan yang berada di wilayah
UPTD Puskesmas Curugkembar
3. Sasaran imunisasi Bumil
Adalah semua ibu hamil pada kunjungan pertama pemeriksaan kehamilan
pada usia kehamilan ≤ 12 mg sesuai status imunisasi Td bumil yang
bersangkutan.
4. Sasaran Imunisasi BIAS
Adalah semua siswa kelas 1, 2 dan 3 pada tahun ajaran yang sedang berjalan,
di Wilayah UPTD Puskesmas Curugkembar
5. UCI Desa (Universal Child Immunization)
Adalah jumlah bayi 0-11 bulan yang berada di desa di wilayah Kecamatan
Curugkembar yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap minimal 80 %
Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan
Page 6
6. UCI Kecamatan
Adalah Semua bayi 0-11 bulan yang berada di 12 desa di wilayah Kecamatan
Curugkembar yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap
7. Rantai Vaksin (Cold Chain)
Adalah Sistem pengelolaan vaksin yang dimaksudkan untuk memelihara dan
menjamin mutu vaksin dalam pendistribusian mulai dari penerimaan dari
tingkat Kabupaten sampai pada sasaran.
8. KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
Adalah kejadian Medik yang diduga berhubungan dengan imunisasi

Beberapa ketentuan perundang - undangan yang digunakan sebagai dasar


Penyelenggaraan Upaya Imunisasi di Puskesmas adalah sebagai berikut
1. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Keputusan Menkes No. 1626/ Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman
Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI)
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 12 Tahun 2017, tentang penyelenggaraan
imunisasi
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 7
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sesuai dengan pasal 88 dan pasal 96 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan yang diijinkan
berprofesi minimal berijazah Diploma Tiga ( D III ). Akan tetapi karena keterbatasan
tenaga maka realisasi tenaga program P2P ; Imunisasi yang ada di UPT Puskesmas
Curugkembar adalah :
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

P2P- Imunisasi Minimal D III Diampu oleh 1 orang


petugas dengan latar
belakang pendidikan
AKPER D III

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan Penanggung jawab P2-Imunisasi di puskesmas
dikoordinir oleh Penanggung jawab masing-masing program sesuai dengan
kesepakatan. .
Kegiatan Petugas Unit terkait

P2P-Imunisasi Panji Eka Sastra Kepala Puskesmas


UKP
UKM
ADMIN
Lintas Sektor

C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya P2P-Imunisasi dilakukan bersama oleh para
pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri
bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 8
2. Jadwal kegiatan Program P2P- Imunisasi dibuat untuk jangka waktu satu tahun,
dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada
awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan Program P2 di
koordinasikan oleh Kepala UPTD Puskesmas Curugkembar
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang P2P ; Imunisasi

P2P

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 9
STANDAR KUALITAS

B. Standar Fasilitas

1. Panduan bagi pemegang program imunisasi : 1 buah


2. Sarana dan Prasarana

1. Fasilitas Fisik
1.1. Spesifikasi ruangan (minimal 12 m² ) (Cukup Pencahayaan &
Ventilasi)
1.2. Outlet Listrik (Soket), minimal 1
1.3. Tempat cuci tangan dengan air mengalir
1.4. Lantai Keramik
2. Perlengkapan dalam ruangan
2.1. Meja dengan laci (Penyimpanan catatan)
2.2. Kursi (minimal 3 kursi di ruangan, berfungsi baik)
2.3. Lemari catatan dengan rak dan pintu berengsel serta kunci
2.4. Meja pemeriksaan / pelayanan
2.5. Tempat sampah
2.6. Safety Box
2.7. Poster Imunisasi, Lembar balik
2.8. Alat tulis ( Buku KIA, Register Imunisasi, Form Laporan, Form
KIPI)
3. Peralatan Rantai dingin
3.1. Ruang Vaksin
3.2. Outlet Listrik (Soket), 1 soket untuk satu lemari es
3.3. Tempat cuci tangan dengan air mengalir
3.4. Lantai Keramik

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 10
3.5. Lemari pendingin/ refrigator
3.6. Thermometer Lemari pendingin (Log Tag/ Fridge tag/ Freeze
tag/
Thermometer muller)
3.7. Vaccine carier
3.8. SOP Penyimpanan vaksin, SOP Perawatan Lemari ES, SOP
Penanganan Lemari Es bila listrik padam
3.9. Buku Stok Vaksin, Form Pencatatan Suhu Lemari Es
4. Bahan-bahan
4.1. Vaksin Polio
4.2. Vaksin DPT/HB/HIB
4.3. Vaksin BCG & Pelarut
4.4. Vaksin Campak & Pelarut
4.5. Vaksin HB PID
4.6. Vaksin Td
4.7. Vaksin DT (Khusus BIAS)
4.8. Vaksin IPV
4.9. ADS 0,5 ml, 5 ml, 0,05 ml
4.10. Kapas Steril& Alkohol)
4.11. Anaphylactic Shock Kit
4.12. Sabun cuci tangan (antiseptik)

3. Kit Penyuluhan Kesehatan Masyarakat : 1 kit


4. Kit audiovisual audividual, yang terdiri dari:
 Wireless system/Amplifier dan Wireless Microphone 1 Unit
 Microphone: 4 buah
 Speaker: 2 buah
 Laptop
 LCD projektor

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Berikut uraian rincian kegiatan program Imunisasi :
1. Merencanakan dan menentukan jumlah sasaran program imunisasi
2. Menentukan target cakupan program imunisasi
3. Merencanakan kebutuhan vaksin dan logistik imunisasi lainnya
4. Menyusun RUK dan RPK program imunisasi.
5. Membuat jadwal pelayanan imunisasi
6. Menyiapkan pelayanan imunisasi
7. Melaksanakan pelayanan imunisasi di dalam dan luar gedung
8. Mengelola dan menjaga kualitas rantai vaksin (melakukan perawatan lemari
es harian, mingguan dan bulanan)
9. Memberikan penyuluhan imunisasi
10. Melaksanakan pemantauan KIPI
11. Melaksanakan Kegiatan Sweeping/ DOFU (Drop Out Follow Up ) imunisasi
12. Melaksanakan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait
13. Melaksanakan Kegiatan BIAS Campak dan BIAS DT/Td
14. Melaksanakan Pencatatan dan Pelaporan hasil kegiatan program imunisasi
a. Menginventarisir hasil imunisasi di posyandu, KIA dan BPS baik murni
maupun non murni
b. Mencatat pemasukan dan distribusi vaksin pada buku stok vaksin
c. Memantau dan mencatat suhu lemari es tempat penyimpanan vaksin
Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan
Page 12
d. Membuat dan menganalisa grafik PWS/analisa UCI bulanan dan
melaporkannya pada penanggung jawab UKM
e. Melakukan evaluasi hasil kegiatan program imunisasi
f. Melaksanakan konsultasi laporan hasil program imunisasi setiap bulan
pada penanggung jawab UKM dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Tasikmalaya.

B. Metode/Strategi

Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan upaya P2P-
Imunisasi Ada tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi .
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau
mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada
pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan sektor terkait dengan
kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan para pejabat pembuat
keputusan atau penentu kebijakan bahwa program kesehatan yang akan
dilaksanakan tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan kebijakan
atau keputusan dari pejabat tersebut.
Dukungan dari pejabat pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat
keputusan, surat instruksi, dana atau fasilitas lain.
2. Strategi kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada
dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari
masyarakat dapat berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat)
yang mempunyai pengaruh dimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh
masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana
program dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan. Strategi ini
dapat dikatanan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap
kesehatan. Bentuk kegiatan dapat berupa lokakarya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat.

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 13
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung. Tujuan
utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan
pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain
penyuluhan kesehatan

C. Langkah Kegiatan
Untuk terselenggaranya program P2P-Imunisasi di UPTD Puskesmas
Curugkembar, perlu ditunjang dengan managemen yang baik. Managemen Program
Imunisasi di puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis
untuk menghasilkan puskesmas yang efektif dan efisiensi di bidang Imunisasi .
Managemen program imunisasi di puskesmas dilakukan dengan cara :
1. Perencanaan (Plan)
2. Pelaksanaan (Do)
3. Pengawasan (Cek)
4. Tindak lanjut dari pengawasan (Action)
Semua fungsi managemen tersebut harus dilakukan secara terkait dan
berkesinambungan.
1. Perencanaan
Perencanaan Program imunisasi adalah proses penyusunan rencana tahunan
puskesmas untuk mengatasi masalah dan kebutuhan dan harapan masyarakat
pada pogram imunisasidi wilayah puskesmas.
Langkah-langkah perencanaan program imunisasi yang dilakukan oleh
puskesmas mancakup hal-hal sebagai berikut :
a. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilakukan :
 Berdasarkan ada tidaknya masalah, kebutuhan dan harapan masyarakat
terhadap
Program imunisasi.
 Bersama masyarakat melalui survey mawas diri (SMD)
b. Menyusun usulan kegiatan (RUK)
Langkah puskesmas dalam menyusun usulan kegiatan program imunisasi
dilakukan dengan menetapkan :
Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan
Page 14
 Kegiatan
 Tujuan
 Sasaran
 Besar/Volume kegiatan
 Waktu
 Lokasi
 Perkiraan kebutuhan biaya
c. Mengajukan usulan kegiatan
Usulan kegiatan yang telah disusun diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Setelah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, maka disusun Rencana
Pelaksanaan Kegiatan dalam bentuk matrik. Bentuk format hampir sama
dengan RUK namun lebih detail dalam biaya dan waktu pelaksanaan.
RUK kemudian disosialisasikan pada tingkat Puskesmas kepada pemegang
upaya lainya pada saat lokakarya mini Puskesmas, tingkat Kecamatan maupun
tingkat desa pada acara pertemuan lintas sektor.
Dalam pertemuaan lintas sektor dapat dilakukan penggalangan kerjasama
atau membuat kesepakatan agar pihak terkait ikut serta menyukseskan
rencana kegiatan yang sudah di buat.
Setelah RPK disosialisasikan kemudian penanggungjawab upaya imunisasi
membuat Kerangka Acuan kegiatan serta Standart Operasional untuk
memudahkan dalm melaksanakan kegiatan. Contoh format kerangka acuan
dan SOP terlampir dalam buku pedoman ini.
2. Pelaksanaan
Dilakukan dengan tahapan berikut :
a. Mengkaji ulang RPK yang sudah disusun, mencakup jadwal pelaksanaan
kegiatan, target pencapaian lokasi dan rincian biaya serta tugas para
penanggung jawab dan pelaksanaan kegiatan.
b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana
pelaksanaan.
c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pada
waktu pelaksanaan kegiatan harus diperhatikan hal sebagai berikut :

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 15
 Azas penyelenggaraan puskesmas
 Berbagai standart pedoman pelayanan imunisasi
 Kendali mutu
 Kendali biaya
3. Monitoring evaluasi
Pengawasan atau pemantauan pelaksanaan kegiatan secara berkala mencakup
hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan telaah penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai
b. Mengumpulkan permasalahan, hambatan dan saran-saran untuk peningkatan
penyelenggaraan serta memberikan umpan baik.
c. Pengawasan meliputi pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan
internal dilakukan secara melekat oleh atasan atau kepala Puskesmas,
sedangkan pengawasan eksternal oleh masyarakat. Pengawasan mencakup
administrasi, pembiayaan dan teknis pelaksanaan serta hasil kegiatan.
4. Rencana Tindak Lanjut
Dari hasil pelaksanaan kegiatan dievaluasi tentang permasalahan, hambatan
dan saran-saran yang ditemukan. Kemudian dianalisis dan dicari pemecahnya
untuk peningkatan mutu pelayanan imunisasi, untuk kemudian diterapkan
pada kegiatan yang sama di tempat lain.
Pelaksanaan dan hasil kegiatan yang dicapai dibandingkan dengan rencanan
tahunan atau target dan standart pelayanan yang sudah dibuat. Kemudian
penanggung jawab imunisasi melaporkan pelaksanaan kegiatan dan laporan
berbagai sumber daya kemudian disampaikan kepada Kepala Puskesmas
Dalam melakukan kegiatan upaya pelayanan imunisasi petugas berpedoman
pada prosedur dan kerangka acuan yang ada, yaitu :

NO JUDUL SOP/ KAK NO DOKUMEN


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
1 SOP Program Imunisasi SOP/PPP/012
2 SOP Pelayanan Imunisasi Dalam Gedung SOP/PPP/013
3 SOP Pelayanan Imunisasi Luar Gedung SOP/PPP/014
4 SOP Penyuluhan Imunisasi SOP/PPP/015
5 SOP Sweeping Imunisasi SOP/PPP/016
6 SOP Imunisasi HB PID SOP/PPP/017
7 SOP Imunisasi BCG SOP/PPP/018
8 SOP Imunisasi Polio SOP/PPP/019

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 16
9 SOP Imunisasi DPTHB-HIB SOP/PPP/020
10 SOP Imunisasi Campak SOP/PPP/021
11 SOP Pelacakan KIPI SOP/PPP/022
12 SOP Pelaporan KIPI SOP/PPP/023
13 SOP Penanggulangan KIPI SOP/PPP/024
14 SOP Umpan Balik Pelaporan KIPI SOP/PPP/025
15 SOP BIAS Campak SOP/PPP/026
16 SOP BIAS DT SOP/PPP/027
17 SOP BIAS Td SOP/PPP/028
18 SOP Pengambilan vaksin SOP/PPP/029
19 SOP Penyimpanan vaksin SOP/PPP/030
20 SOP Pendistribusian vaksin ke luar gedung SOP/PPP/031
21 SOP Pemeliharaan lemari es SOP/PPP/032
22 SOP Pencairan bungan es SOP/PPP/033
23 SOP Vaksin bila listrik padam SOP/PPP/034
24 SOP Vaksin dalam keadaan bencana SOP/PPP/035
25 SOP Teknik pengelolaan limbah medis SOP/PPP/036
26 SOP Imunisasi MR SOP/PPP/037

KERANGKA ACUAN KERJA


1 KAK Program Imunisasi
2 KAK Pelayanan Imunisasi Dalam Gedung
3 KAK Pelayanan Imunisasi di Posyandu dan
Luar Gedung Lainnya
4 KAK BIAS Campak
5 KAK BIAS DT/Td
6 KAK Kegiatan Sweeping Sasaran Imunisasi
7 KAK Penyuluhan Imunisasi
8 KAK Kampanye Imunisasi MR

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 17
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian
diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan dalam
pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan
kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara
lain :
 Meja, Kursi
 Alat tulis
 Buku catatan Kegiatan
 Leaflet/ lembar balik/poster
 buku panduan
 komputer
 peralatan rantai vaksin ( vaksin, lemari es, vaccine carier, cool pack, pemantau
suhu)
 ADS 0,05 ml, ADS 0,5 ml, ADS 5 ml
Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan
Page 18
 Safety Box
Perencanaan untuk pengadaan sarana dan prasarana dibuat oleh koordinator
kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan petugas pengelola barang. Rencana
pengadaan sarana dan prasarana dibahas di dalam minilokakarya Puskesmas untuk
mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas.
Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang
meliputi :
 Surat Tugas
 Alat Tulis
 Liflet, lembar balik, poster
 Vaksin dalam vaksin carier dengan cool pack
 ADS 0,05 ml, ADS 0,5 ml, ADS 5 ml
 Kantong plastic
 Safety box
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator program imunisasi
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini
lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan
dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator
Program Pencegahan Penyakit berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas
dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan
kegiatan ( POA – Plan Of Action).

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 19
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,
baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang
terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus
diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak
dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan
Page 20
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang
terjadi.
. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau
dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal
ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko
atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan
sesuai dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian
pelaksanaan dengan perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan
tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai.

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering


disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan
hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana
kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan
serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas
pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan
fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan
kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan sekitarnya.
Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan
Page 22
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas
kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk
itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan,
epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk
memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan
dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus
menggunakan alat pelindung diri yang benar.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya
untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
Keberhasilan suatu program harus ditentukan dengan indikator, untuk upaya
pelayanan imunisasi indikator berdasarkan Standar Pelayanan Minimal yang telah
Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan
Page 23
ditentukan sesuai Kepmenkes no 43 tahun 2016 ,yang dimaksud dengan SPM adalah
suatu standart dengan batas–batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan
kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar pada masyarakat
yang mencakup jenis pelayanan, indicator dan nilai (BENCHMARK). Prinsip daripada
SPM adalah SUSTAINABLE (terus menerus), MEASUREBLE (terukur) dan FEASIABLE
(mungkin dapat dikerjakan).

Adapun SPM Upaya Pelayanan Imunisasi sebagai berikut :


N TARGET
INDIKATOR
O THN 2019
1 Cakupan Imunisasi HBO 95 %
2 Cakupan Imunisasi BCG 98 %
3 Cakupan Imunisasi Polio 1 98 %
4 Cakupan Imunisasi Polio 2 95 %
5 Cakupan ImunisasiPolio 3 93 %
6 Cakupan Imunisasi Polio 4 90 %
7 Cakupan Imunisasi DPT-HB-Hib 1 98 %
8 Cakupan Imunisasi DPT-HB-Hib 2 95 %
9 Cakupan Imunisasi DPT-HB-Hib 3 93 %
10 Cakupan Imunisasi Campak 90 %
11 Cakupan Imunisasi IPV 30 %
% Anak usia 0-11 bln yang mendapat IDL Imunisasi Dasar
12 0.92%
Lengkap)
13 Desa UCI (80 % Bayi 0-11 bln sudah IDL) 100%
Imunisasi Batita
14 a. DPTHB-HIB Lanjutan 40%
b. Campak Lanjutan 40%
BIAS
a. Campak 95%
15
b. DT 95%
c. Td 95%

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 24
BAB IX
PENUTUP

Buku pedoman upaya imunisasi UPTD Puskesmas Curugkembar merupakan


sarana penunjang yang sangat dibutuhkan sebagai paduan oleh petugas kesehatan
khususnya Koordinator Imunisasi UPTD Puskesmas Manonjaya dalam melaksanakan
penyelenggaraan upaya imunisasi di BLUD UPTD Puskesmas Curugkembar, agar dapat
melaksanakan perbaikan pelayanan imunisasi dengan baik, benar, terukur dan teratur
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah UPTD
Puskesmas Curugkembar
Diharapkan para tenaga kesehatan mampu merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi upaya imunisasi di puskesmas secara terpadu bersama dengan lintas
upaya dan lintas sector terkait serta peran serta aktif masyarakat.
Pedoman ini jauh dari sempurna oleh karena itu diharapkan tenaga kesehatan
lain dapat membaca dan mempelajari buku-buku atau pedoman perbaikan gizi
masyarakat lainnya yang diperlukan sebagai pelengkap pengetahuan.

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 25
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Curugkembar semakin
meningkat.

Koordinator Program Imunisasi


UPTD Puskesmas Simpenan

Rani Fitriani
NIP -

Daftar Pustaka

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 26
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program Imunisasi, Pemerintah Propinsi Jawa
Barat, Dinas Kesehatan Propinsi, Tahun 2004

Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas, Dirjen PPM & PL, Depkes RI, Jakarta,
2005

Petunjuk Teknis Introduksi Imunisasi DPT-Hb-Hib (Pentavalen) Pada bayi dan


Pelaksanaan Imunisasi Lanjutan pada anak BATITA, Dirjen PP dan PL, Kemenkes RI
2013

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Dirjen P2 &PL,
Kemenkes RI 2013

Pengelolaan Cold Chain Petugas Imunisasi, Dirjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan
lingungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, Juni 2013

Pedoman Penyelenggaraan Program Imunisasi UPTD Puskesmas Simpenan


Page 27

Anda mungkin juga menyukai