Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN

PROGRAM NAPZA
TAHUN 2022

UPT PUSKESMAS MENTIKAN


JalanPrapanca No. 55, Kec. PrajuritKulon
Kota Mojokerto, ProvJawaTimur
Telp. (0321) 321057
Email : puskesmasmentikan55@gmail.com

i
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : dr. Hesty Mustika Dewi
NIP : 19841005 201101 2 005
Jabatan : Kepala UPT Puskesmas Mentikan

Mengesahkan / memberlakukan “Pedoman Program NAPZA” sebagai dasar


pelaksanaan kegiatan.

Mojokerto, 02 Desember 2022


Kepala UPT Puskesmas Mentikan

dr. Hesty Mustika Dewi


NIP 19841005 201101 2 005

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusunan Pedoman Program NAPZA di UPT
Puskesmas Mentikan dapat diselesaikan dengan baik.
Pedoman ini dipakai untuk membantu dalam pelaksanaan program NAPZA
sebagai acuan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan pelayanan di puskesmas
agar tercapai pelayanan yang terstandar, aman, bermutu dan manusiawi
Dengan tersusunnya panduan ini, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam
penyusunan panduan ini.
Kami sadari panduan ini masih belum sempurna, oleh karenanya masukan dan
saran perbaikan sangat kami harapkan guna penyempurnaannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayahNya kepada
kita semua

Mojokerto, 02 Desember 2022


Penyusun

Rida Priantiningtyas A.Md.Keb

iii
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DEPAN. ……………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... ……... ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. LATAR BELAKANG.....…………….………………………...
1
B. TUJUAN.....…………………………………………………… 1
C. SASARAN..…………………………………………….......... 1
D. RUANG LINGKUP...........…………………………………... 1
E. BATASAN OPERASIONAL………………………………... 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN..................................................... 3
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA........................ 3
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN.............................................. 3
BAB III STANDAR FASILITAS.............................................................. 4
A. DENAH RUANG.................................................................. 4
B. STANDAR FASILITAS........................................................ 4
BAB IV TATALAKSANA
A. LINGKUP KEGIATAN...…………………………………….. 5
B. METODE....…………………………………………………… 5
C. LANGKAH KEGIATAN.…………………………………….. 5
BAB V LOGISTIK................................................................................ 7
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN............................... 7
BAB VII KESELAMATAN KERJA........................................................ 8
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU.......................................................... 9
BAB IX PENUTUP................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat
Adiktif lainnya. Istilah lain kepanjangan dari NAPZA adalah narkoba yang
berarti narkotika dan obat atau bahan berbahaya
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang
bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku.
Zat adiktif adalah bahan yang penggunaannya dapat menimbulkan
ketergantungan psikis. Penyalahguna adalah orang yang menggunakan
Narkotika atau Psikotropika tanpa indikasi medis dan tidak dalam pengawasan
dokter. Ketergantungan adalah gejala dorongan untuk menggunakan narkotika
atau psikotropika secara terus menerus, memerlukan jumlah yang makin
bertambah (toleransi), dan menimbulkan gejala putus zat (withdrawal) jika
pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan. Rehabilitasi adalah upaya
kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non
medis, psikologis, sosial dan religi agar pengguna NAPZA yang menderita
sindroma ketergantungan
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, perilaku
merokok di indonesia secara nasional pada kelompok umur 10 tahun keatas
adalah sebesar 29,2 %, sedangkan perilaku minum alcohol selama 12 bulan
adalah 4,6 %. Sementara itu prevalensi penyalahgunaan NAPZA lainnya di
Indonesia sulit untuk di ketahui besarannya. Namun berdasarkan hasil
perhitungan estimasi yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) di
perkirakan ada 3,2 juta orang (1,5% dari totak populasi) di Indonesia mempunyai

1
riwayat menggunakan NAPZA. Dari jumlah tersebut diperkirakan hanya 10 %
yang mendapat layanan dari tenaga kesehatan.
Gangguan penggunaan NAPZA pada pasien jarag ditemukan berdiri
sendiri melainkan terdapat bersama dengan gangguan lain (komorbiditas)seperti
depresi atau ansietas, yang dapat terjadi karena kondisi predisposisi ataupun
sebagai akibat NAPZA itu sendiri, khususnya penggunaan dengan cara suntik
dapat membuat seseorang menderita penyakit penyulit (komplikasi) seperti
HIV/AIDS, infeksi menular seksual (IMS), hepatitis B atau C dan lain-lain.
Pedoman ini diharapkan menjadi acuan bagi petugas kesehatan di
puskesmas dalam penatalaksanaan pasien degan kondisi fisik dan psikiatrik
terkait dengan gangguan penggunaan NAPZA.

B. TUJUAN
Tujuan dibuatnya pedoman ini adalah sebagai acuan bagi petugas kesehatan
dalam penatalaksanaan medik gangguan penggunaan NAPZA.

C. SASARAN
Semua unit pelayanan kesehatan serta petugas kesehatan di jaringan
pelayanan (dokter umum, bidan, dan perawat) yang akan melaksanakan
penatalaksanaan medik gangguan pengguna NAPZA di UPT Puskesmas
Mentikan.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman meliputi penanggulangan NAPZA secara
komprehensif dan berkesinambungan yang terdiri atas promosi kesehatan,
pencegahan, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi terhadap individu,
keluarga, dan masyarakat.

E. BATASAN OPERASIONAL
Pencegahan penyalahgunaan NAPZA adalah program dan kegiatan
mencegah penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan oleh tim kerja yang
dibentuk dalam rangka meningkatkan ketahanan dan daya tangkal

masyarakat untuk tidak menyalahgunakan NAPZA .

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Berikut ini kualifikasi sumber daya manusia dan realisasi tenaga
upaya kesehatan yang telah ada di puskesmas Mentikan:

KUALIFIKASI
(STATUS PENDIDIKAN JUMLAH
NAMA
PELATIHAN)
UKM Promkes S1 Kesehatan 1 orang
Masyarakat
UKM Kesling D3 Kesehatan 1 orang
Lingkungan
Pengelola Program DIII Kebidanan 1 orang
NAPZA

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Penanggung jawab program upaya kesehatan dan latar belakang
profesinya adalah sebagai berikut :

Kegiatan Petugas Profesi


UKM Promkes Vivi
UKM Kesling Woro
Pengelola Program Rida Bidan
NAPZA

3
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan program NAPZA tidak ada
ruang khusus karena merupakan program yang berbasis
masyarakat.

B. STANDAR FASILITAS
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan Pencegahan
penyalahgunaan NAPZA.

Kegitan Saran – prasarana


Pelayanan promosi kesehatan a. Leaflet
b. Jadwal kegiatan
c. LCD dan laptop

4
BAB IV
TATA LAKSANA

A. LINGKUP KEGIATAN
1. Penanggung jawab: Dokter, perawat dan pemegang program NAPZA
2. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan yang
benar dan komprehensif mengenai pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan NAPZA dengan cara penyuluhan dan leaflet.
3. Pencegahan NAPZA
a) Pencegahan Primer (penyuluhan tentang NAPZA)
b) Pencegahan Sekunder (Deteksi dini anak yang menyalahgunakan
NAPZA, Konseling
c) Pencegahan Tersier, Langkah ini dilakukan pada orang yang sedang
menggunakan atau pernah menggunakan narkoba serta komponen
masyarakat yang berpotensi dapat membantu agar berhenti dari
penyalahgunaan narkoba dan tidak kembali menggunakan NAPZA.
(Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta
masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya Menciptakan lingkungan
yang kondusif bagi bekas pengguna agar mereka tidak terjerat kembali
sebagai pengguna narkoba.

B. METODE
Penyuluhan, tentang NAPZA pada masyarakat dan sekolah SMP dan SMA

C. LANGKAH KEGIATAN
Penyuluhan di sekolah SMP/SMA dan sederajat di wilayah kerja puskesmas
mentikan

5
BAB V
LOGISTIK

Penanggung jawab program NAPZA merencanakan logistic kebutuhan kegiatan


meliputi, leafleat
Laporan hasil penyuluhan

6
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Pelaksanaan Pencegahan penyalahgunaan NAPZA diselenggarakan dengan


senantiasa mempehatikan keselamatan pasien/sasaran program melalui mekanisme
pelaporan sesuai dengan Indeks Keselamatan Pasien (IKP) yang telah ditetapkan.

7
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pelaksanaan Pencegahan penyalahgunaan NAPZA di UPT Puskesmas Mentikan


diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan keselamatan kerja tenaga
kesehatan.

8
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Sasaran mutu pelayanan program Pencegahan penyalahgunaan


NAPZA ditetapkan oleh Tim Mutu Puskesmas berdasarkan acuan target yang
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan dengan memperhatikan kemampuan sarana
dan tenaga yang dimiliki Puskesmas serta capaian kegiatan sebelumnya.
Sasaran mutu dipantau melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan.
Pencapaian sasaran mutu dibahas dalam rapat tinjauan manajemen dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas

9
BAB X
PENUTUP

NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya. Istilah lain kepanjangan dari NAPZA adalah narkoba yang berarti narkotika dan
obat atau bahan berbahaya, Efek samping obat terlarang dapat menimbulkan berbagai
kerusakan pada tubuh. Diharapkan dengan adanya Pedoman Pencegahan
penyalahgunaan NAPZA ini dapat dijadikan acuan sarana pelayanan oleh tenaga
kesehatan di UPT puskesmas Mentikan.

10

Anda mungkin juga menyukai