Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN TAHUNAN

PROGRAM ISPA
TAHUN 2023

Disusun oleh :

Mirnawati Nurhidayat, A.Md.Kep


NIP. 199511262023212003

DINAS KESHATAN UPT PUSKESMAS CEMPAKA


KECAMATAN KARANGPAWITAN
KABUPATEN GARUT
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan memohon Rahmat Allah SWT akhirnya penyusunan Laporan Tahunan


Program ISPA Puskesmas Cempaka Tahun 2023 Alhamdulillah telah selesai
dibuat.

Tujuan disusunnya Laporan Tahunan ini adalah untuk dapat lebih meningkatkan
lagi Program ISPA di masa yang akan datang dan dapat digunakan sebagai
bahan perbandingan untuk laporan tahunan tahun berikutnya.

Selain itu juga dengan adanya laporan tahunan ini dapat menggambarkan data
dan cakupan Program ISPA pada Puskesmas Cempaka.

Semoga Laporan tahunan Program ISPA ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk Profil Puskesmas dan juga dapat dijadikan bahan
pertimbangan pada tingkat Kabupaten dalam menentukan kebijakan khususnya
yang menyangkut upaya peningkatan keberhasilan Program ISPA ini.

Saya menyadari sepenuhnya mengingat keterbatasan serta kendala yang


dihadapi tentunya penyusunan laporan tahunan ini masih jauh dari apa yang
diharapkan untuk itu penyusun mengharapkan masukan, bimbingan serta arahan
dalam rangka upaya peningkatan keberhasilan program ISPA.

Hormat saya,

Mirnawai Nurhidayat, A.Md.Kep


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................. 1
1.2 Tujuan................................................................................ 2
A. Tujuan Umum.............................................................. 3
B. Tujuan Khusus............................................................ 3
1.3 Sasaran............................................................................. 4
1.4 Kebijakan........................................................................... 5
1.5 Strategi.............................................................................. 5

BAB II ANALISIS SITUASI................................................................... 7


A. Analisa Situasi................................................................... 7
1. Data Dasar........................................................................ 7
2. Jumlah Penduduk.............................................................. 9
3. Sumberd Daya Penunjang................................................ 9

BAB III KAJIAN TEORI.......................................................................... 11


A. Definisi ISPA..................................................................... 11
B. Jenis-jenis ISPA................................................................ 12

BAB IV Pelaksanaan Program ISPA.................................................... 16


A. Kasus Pnomonia Balita.................................................................. 16
B. Identifikasi Masalah........................................................................ 18
C. Fishbone........................................................................................ 19
D. Prioritas Masalah........................................................................... 20
E. Pelaksanaan Kegiatan................................................................... 21
F. Rencana Usulan Kegiatan............................................................. 22
G. Rencana Pelaksanaan Kegiatan.................................................... 23

BAB V PENUTUP.................................................................................. 24
5.1 Kesimpulan dan Saran...................................................... 28
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan sebagai bagian
dari pembangunan nasional yang ditata dalam Sistem Kesehatan Nasional
diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dan produktif
sebagai perwujudan dari kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam
pembukaan undang-undang dasar 1945 dan undang-undang nomor 36 tahun
2009 tentang kesehatan. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi
setiap penduduk, pelayanan kesehatan harus dilaksanakan secara
menyeluruh dan terpadu dalam pelayanan kesehatan perorangan, pelayanan
kesehatan keluaraga maupun pelayanan kesehatan masyarakat (Depkes RI,
2006).
Usaha peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya
tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan saja, karena masalah ini
sangatlah kompleks, dimana penyakit yang terbanyak diderita oleh
masyarakat terutama pada yang paling rawan yaitu ibu dan anak, ibu hamil
dan ibu meneteki serta anak bawah lima tahun (Rasmaliah, 2008: ). Sebagai
upaya mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010, pemerintah telah menyusun
berbagai program pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain kegiatan
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) baik yang bersifat promotif preventif,
kuratif dan rehabilatif di semua aspek lingkungan kegiatan pelayanan
kesehatan (WHO, 2003).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu
penyebab kematian yang paling banyak terjadi pada anak di negara sedang
berkembang. Infeksi Saluran Pernapasan Akut ini menyebabkan 4 dari 15 juta
perkiraan kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunnya
sebanyak dua pertiga kematian tersebut adalah bayi (WHO, 2003). Penyakit
saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi
kecacatan sampai pada masa dewasa. dimana ditemukan adanya hubungan
dengan terjadinya Chronic obstructive pulmonary disease (WHO, 2003).
Infeksi saluran Pernapasan Atas (ISPA) dapat menyebabkan demam, batuk,
pilek dan sakit tenggorokan (Bidulh, 2002). Salah satu penyakit yang diderita
oleh masyarakat terutama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)
yaitu meliputi infeksi akut saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut
saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah suatu penyakit yang
terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun
dinegara maju (WHO, 2003 ).
Di Indonesia terjadi lima kasus diantara 1000 bayi atau Balita, ISPA
mengakibatkan 150.000 bayi atau Balita meninggal tiap tahun atau 12.500
korban perbulan atau 416 kasus perhari, atau 17 anak perjam atau seorang
bayi tiap lima menit (Siswono, 2007). Faktor-faktor yang bisa menjadi
penyebab penyakit ISPA yaitu antara lain: Umur, Jenis Kelamin, Keadaan
Gizi, Kekebalan, Lingkungan, Imunisasi Yang Tidak Lengkap dan Pemberian
Asi Ekslusif yang tidak sesuai (Depkes, 2002). Kurangnya pengetahuan ibu
tentang Imunisasi pertusis menyebapkan banyaknya balita terkena ISPA,
Imunisasi pertusis yakni imunisasi yang diberikan agar balita tidak rentan
terkena Infeksi Saluran Pernapasan.
Program P2 Ispa bertujuan untuk menurukan angka kesakitan dan
kematian yang disebabkan oleh penyakit pneumonia. Strategi dalam
penanggulangan pneumonia adalah penemuan dini dan tatalaksana anak
batuk dan atau kesukaran bernafas yang tepat.
Sejak 1990 Departemen Kesehatan telah mengadaptasi,
menggunakan dan menyebarluaskan pedoman tatalaksana pneumonia balita
yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian balita karena pneumonia.
Saat ini pelaksanaan program P2 Ispa dalam upaya penanggulangan
pneumonia akan lebih ditingkatkan sehingga cakupan penemuan dini dan
tatalaksana pneumonia balita akan lebih dapat berhasil mencapai sasarannya.
Puskesmas merupakan pusat pengembangan pembinaan dan
pelayanan kesehatan masyarakat dan merupakan pos terdepan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Untuk melihat sejauh mana upaya yang dilaksanakan Puskesmas
dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dan
tingkat keberhasilan program-program kegiatan puskesmas, maka diperlukan
evaluasi atas kegiatan setiap bulan.

1.2 TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk mengevaluasi sejauh mana program P2 Ispa yang dilaksanakan di
Puskesmas Cempaka dapat berjalan sesuai target yang telah ditetapkan
dan mengetahui perencanaan program P2 Ispa pada tahun 2023.

B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengevaluasi angka kematian pneumonia balita di UPT
Puskesmas Cempaka
2. Untuk mengevaluasi angka kesakitan pneumonia balita di UPT
Puskesmas Cempaka,
3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan penunjang dari program
Ispa di UPT Puskesmas Cempaka
4. Untuk mengetahui permasalahan yang ada di UPT Puskesmas
Cempaka tahun 2023 dan untuk perbaikan di tahun berikutnya
5. Mengetahui sasaran desa yang sudah mencapai target
6. Mengetahui rencana kegiatan program Ispa di UPT Puskesmas
Cempaka pada tahun 2023
7. Untuk melaksanakan pertanggung jawaban di bidang administrasi
dalam bentuk pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan
1.3 SASARAN
Sasaran kegiatan program ISPA ditujukan pada kelompok usia balita (0-5 th),
anak (5-9tahun) , usia 9- <60 tahun dan usia >60 tahun.

1.4 KEBIJAKAN
1. Melaksanakan promosi penanggulangan pneumonia balita sehingga
masyarakat, mitra kerja terkait dan penganbil keputusan mendukung
pelaksanaan penanggulangan pneumonia balita.
2. Melaksanakan penemuan penderita melalui sarana kesehatan dasar
(pelayanan kesehatan di desa, puskesmas pembantu, puskesmas dan
sarana rawat jalan RS) dibantu oleh kegiatan posyandu dan kader
posyandu.
3. Melaksanakan tatalaksana standar penderita ISPA dengan deteksi dini
pengobatan yang tepat dan segera pencegahan komplikasi dan rujukan ke
sarana kesehatan yang lebih memadai.
4. Melaksanakan survelen kesakitan dan kematian pneumonia balita serta
faktor resikonya termasuk faktor resiko lingkungan dan kependudukan.

1.5 STRATEGI
1. Promosi penanggulangan pneumonia balita melalui advokasi bina
suasana dan gerakan masyarakat.
2. Penurunan angka kesakitan dilakukan dengan upaya pencegahan atau
penanggulangan faktor resiko melalui kerjasama lintas program dan lintas
sektor, seperti melalui kerja sama dengan program imunisasi program
bina kesehatan balita, program gizi dan program kesling.
3. Peningkatan penemuan melalui upaya peningkatan prilaku masyarakat
dalam pencaharian pengobatan yang tepat.
4. Malaksanakan tatalaksana kasus melalui pendekatan MTBS dan audit
kasus untuk penigkatan kualitas tatalaksana kasus ISPA
5. Peningkatan survelen ISPA melalui kegiatan survelen rutin, autopsy verbal
dan pengembangan informasi kesehatan serta audit manajemen program.
BAB II

ANALISIS SITUASI

A. Data Dasar
1. Geografis
Puskesmas Cempaka berada diwilayah kerja kecamatan Karangpawitan
yang merupakan kecamatan dengan jarak ke ibu kota Kabupaten Garut + 7 km
dengan luas wilayah kerja 1.350,504 km² yang terdiri dari 30 % pegunungan, 70
% dataran.

Secara administrasi Puskesmas Cempaka mempunyai Wilayah kerja terdiri


dari 4 (empat) desa dan 1 (satu) kelurahan yaitu:

1. Desa Suci
2. Desa Tanjungsari
3. Desa Godog
4. Desa Lebak Agung
5. Kelurahan Lebak Jaya
Batas wilayah kerja Puskesmas Cempaka:
Sebelah Utara : Puskesmas Karangmulya
Sebelah Selatan : Kec. Salawu Kab. Tasikmalaya
Sebelah Timur : Puskesmas Karangpawitan
Sebelah Barat : Puskesmas Guntur
Tabel 2.1.
Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka
Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut
Jarak terjauh Rata-rata waktu tempuh
N Luas Wilayah Jumlah dari Kel./ dari Kel./Desa ke
Nama Desa Puskesmas
o (dalam Ha) RT/RW Desa ke
Puskesmas Roda 2 Roda 4

1 2 3 5 6 7 8

1 Suci 142,500 59/14 2 KM 5 menit 10 menit

2 Tanjungsari 237,027 30/12 3 KM 10 menit 20 menit

3 Godog 329,815 56/17 5 KM 5 menit 10 menit

4 Lebak Agung 527,703 31/11 5 KM 15 menit 25 menit

5 Lebak Jaya 113,459 60/17 2 KM 10 menit 15 menit

Jumlah 1.350,504 236/71

Gambar 2.1 Peta Wilayah UPT Puskesmas Cempaka Kabupaten Garut

2. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk


Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Cempaka tahun 2023 sebesar
48.162 jiwa.

Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Per Desa/Kelurahan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Tahun 2023
JUMLAH PENDUDUK
NO DESA JUMLAH KK
L P Jumlah

1 Suci 5.779 5.776 11.575 4.056

2 Tanjungsari 3.765 3.751 7.516 2.924

3 Godog 5.239 5.250 10.489 3.237

4 Lebak Jaya 5.782 5.783 11.565 2.007

5 Lebak Agung 3.511 3.506 7.017 2.180

JUMLAH 24.096 24.066 48.162 14.404

Sumber: Dinkes Januari 2023

Jumlah penduduk terbanyak Desa Suci sejumlah 11.575 jiwa, sedangkan yang
paling sedikit adalah Desa Lebak Agung sebesar 7.017 jiwa dengan jumlah KK sebanyak
2.180 Kepala Keluarga.

3. Sumber Daya Penunjang Program ISPA


a. Fasilitas
Bersatu dengan ruang pemeriksaan umum.
b. Anggaran
1) BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Tahun Anggaran 2023
2) BLUD UPT Puskesmas Cempaka Tahun Anggaran 2023
c. Lintas Program, Lintas Sektor dan Potensi sumber daya
1) Lintas program, dengan program UKM esensial (pelayanan promosi
kesehatan, Pelayanan KIA UKM, Surveilans), UKM pengembangan
(pelayanan kesehatan sekolah)
2) Lintas sektor, pemerintahan Kecamatan Karangpawitan, pemerintahan
desa di 4 desa dan 1 kelurahan wilayah kerja Puskesmas Cempaka, dan
Institusi Pendidikan

Tabel 2.3
Institusi Pendidikan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Tahun 2023
PAUD/ SD/ SMP/ SMA/
No Nama desa Jumlah
TK /RA MI MTS MA
1 Suci 6 6 1 2 15
2 Lebakjaya 8 10 2 0 20
3 Godog 6 5 3 3 17
4 Tanjungsari 4 3 1 3 11
5 Lebak Agung 5 5 1 0 11
JUMLAH 29 29 8 8 74

3) Potensi Sumber Daya, terdiri dari bidan desa sebanyak 5 orang, 5 orang
Pembina wilayah, Penanggung jawab program di UKM sebanyak 2 orang,
1 UKM esensial dan 1 orang UKM Pengembangan, kader kesehatan
sebanyak 380 orang.
d. Ketersediaan dan kondisi sarana peralatan program ISPA
1) SPO2 : 1 unit
2) Timer : 1 unit
3) Register harian
4) Format laporan bulanan

Kondisi sarana baik dan bisa digunakan.


BAB III
KAJIAN TEORI

A. Definisi ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dibedakan menjadi dua, ISPA

atas dan bawah menurut Nelson (2002: 1456-1483), Infeksi saluran

pernapasan atas adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dan

bakteri termasuk nasofaringitis atau common cold, faringitis akut,

uvulitis akut, rhinitis, nasofaringitis kronis, sinusitis. Sedangkan,

infeksi saluran pernapasan akut bawah merupakan infeksi yang

telah didahului oleh infeksi saluran atas yang disebabkan oleh

infeksi bakteri sekunder, yang termasuk dalam penggolongan ini

adalah bronkhitis akut, bronkhitis kronis, bronkiolitis dan pneumonia

aspirasi.

Gambar 3.1 Anatomi Saluran Pernafasan Berdasarkan Lokasi Anatomi


B. Jenis-Jenis ISPA

Penyakit Infeksi akut menyerang salah satu bagian dan atau lebih

dari saluran nafas mulai hidung (saluran atas) hingga alveoli

(saluran bawah) termasuk jaringan aksesoris seperti sinus, rongga

telinga tengah dan pleura. Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni

antara lain :

1. Infeksi

Infeksi merupakan masuknya kuman atau mikroorganisme ke

dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga

menimbulkan gejala penyakit.

2. Saluran pernapasan

Saluran pernapasan merupakan organ mulai dari hidung hingga

alveoli beserta organ aksesorinya seperti sinus, rongga telinga

tengah dan pleura.

3. Infeksi Akut

Infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari

ditentukan untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk

beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses

ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.

Penyakit ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan

bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk paru-paru)

dan organ aksesoris saluran pernafasan. Berdasarkan batasan

tersebut jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan

(respiratory tract).
Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA dalam 2 golongan

yaitu :

1) ISPA Non-Pneumonia

Merupakan penyakit yang banyak dikenal masyarakat dengan

istilah batuk dan pilek (common cold).

2) ISPA Pneumonia

Pengertian pneumonia sendiri merupakan proses infeksi akut

yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) biasanya disebabkan

oleh invasi kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinik batuk,

disertai adanya nafas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian

bawah.

Berdasarkan kelompok umur program-program pemberantasan

ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasikan ISPA sebagai berikut :

1) Kelompok umur kurang dari 2 bulan, diklasifikasikan atas :

a) Pneumonia berat : apabila dalam pemeriksaan ditemukan

adanya penarikan yang kuat pada dinding dada bagian

bawah ke dalam dan adanya nafas cepat, frekuensi nafas

60 kali per menit atau lebih.

b) Bukan pneumonia (batuk pilek biasa) : bila tidak ditemukan

tanda tarikan yang kuat dinding dada bagian bawah ke

dalam dan tidak ada nafas cepat, frekuensi kurang dari 60

menit.

2) Kelompok umur 2 bulan - <5 tahun diklasifikasikan atas :

a) Pneumonia berat : apabila dalam pemeriksaan ditemukan

adanya tarikan dinding dada dan bagian bawah ke dalam.

b) Pneumonia : tidak ada tarikan dada bagian bawah ke

dalam, adanya nafas cepat, frekuensi nafas 50 kali atau


lebih pada umur 2 - <12 bulan dan 40 kali per menit atau

lebih pada umur 12 bulan-bulan - <5 tahun.

c) Bukan pneumonia : tidak ada tarikan dinding dada bagian

bawah ke dalam, tidak ada nafas cepat, frekuensi kurang

dari 50 kali per menit pada anak umur 2- <12 bulan dan

kurang dari 40 permenit 12 bulan - <5 bulan.

Penyakit ISPA pada balita dapat menimbulkan bermacam-

macam tanda dan gejala seperti batuk, kesulitan bernafas, sakit

tenggorokan, pilek, sakit telinga dan demam. Berikut gejala ISPA

dibagi menjadi 3 antara lain sebagai berikut :

1. Gejala dari ISPA ringan

Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA ringan jika

ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :

a) Batuk

b) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan

suara (pada waktu berbicara atau menangis)

c) Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung

d) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37°C.

2. Gejala dari ISPA sedang

Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai

gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala

sebagai berikut :

a) Pernapasan cepat (fast breathing) sesuai umur yaitu : untuk

kelompok umur kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali per

menit atau lebih untuk umur 2-<12 bulan dan 40 kali per menit

atau lebih pada umur 12 bulan - < 5 tahun.

b) Suhu tubuh lebih dari 39°C


c) Tenggorokan berwarna merah

d) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak

campak

e) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

f) Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)

3. Gejala dari ISPA Berat

Seseorang balita dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai

gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau

lebih gejala-gejala sebagai berikut :

a) Bibir atau kulit membiru

b) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun

c) Pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak

gelisah

d) Sela iga tetarik ke dalam pada waktu bernafas

e) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba

f) Tenggorokan berwarna merah


BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM ISPA

A. Kasus Pneumonia Balita


Grafik penemuan kasus Penumonia Balita per bulan di wilayah
kerja UPT Puskesmas Cempaka
40

35 34
30

25

20

15

10

5 6 5 6 6 5
4 3
0 0 0 0 0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES

Di dalam grafik ini terlihat bahwaangka kesakitan batuk pneumonia tertinggi


ada di bulan Januari seanyak 34 balita. Dan di bulan Februari, Maret April
angka kesakitan batuk Pneumonia pada balita adalah nihil. Namun di bulan
selanjutnya angka kesakitan Penuminia pada balita kembali naik hingga
Desember sebanyak 5 orang balita terkena batuk Pneumonia.

Grafik penemuan kasus Penumonia usia 5-9 tahun per bulan di


wilayah kerja UPT Puskesmas Cempaka
10
9 9
8
7
6
5
4
3
2
1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
Di dalam grafik diatas terlihat bahwaangka kesakitan batuk pneumonia
tertinggi ada di bulan Januari seanyak 9 orang. Dan di bulan Februari sampai
Juni angka kesakitan batuk Pneumonia adalah nihil. Namun di bulan
selanjutnya angka kesakitan Penuminia pada balita kembali naik hingga
Desember sebanyak 1 orang batuk Pneumonia usia 5-9 tahun.

Cakupan Penemuan Pneumonia Per Desa di wialah kerja UPT Puskesmas


Cempaka Tahun 2023 154

160 Chart Title


130

124
122
140

117
120

100

80

60

40
16

16

13
12
11

20

0
ya

ci

ari

g
do

un
Su
kja

Go
ng

g
ka
ba

nju

ba
Le

Ta

Le

Bukan Pneumonia Pneumonia

Dari tabel diatas memprlihatkan bahwa angak kesakitan batuk bukan


Penumonia di wailayah kerja Cempaka lebih besar dibandingkan batuk
dengan Penumonia di tiap Desa ataupun kelurahannya
B. IDENTIFIKASI MASALAH PROGRAM ISPA

No Upaya Target Pencapaian Masalah

1 Penemuan penderita pneumonia 75% 71%  Presentase penemuan kasus


pada balita pneumonia balita pada bulan januari
143 102
s/d Desember 2023 belum tercapai di
wilayah kerja Puskesmas Cempaka
 Belum adanya Kerjasama dengan dr
praktek swasta dan jejaring
C. MASALAH ISPA DENGAN DIAGRAM TULANG IKAN

LINGKUNGAN SARANA / ALAT

Kurangnya media
Kurangnya penyuluhan
kesadaran masyarakat (leaplet tentang
bahayanya asap rokok, ISPA)
Presentase penemuan
asap pembakaran
kasus pneumonia balita
sampah
pada bulan NOVEMBER
2023 belum tercapai di
wilayah kerja Puskesmas
Cempaka
Kurangnya
Kerjasama
dengan lintas
program dan Penjaringan
faskes swasta ispa kurang Kurangnya
terkait Pengetahuan
pelaporan masyarakat tentang
kasus ispa Kurangnya
pentingnya
penyuluhan
penatalaksanaan
kepada
penyakit Ispa
masyarakat

METODE MANUSIA
DANA
D. PRIORITAS MASALAH PROGRAM ISPA 2023

No Prioritas masalah Penyebab masalah Alternatif pemecahan Pemecahan masalah terpilih KET
masalah

1 Penjaringan ispa kurang Kurangnya kerjasama Kerjasama dengan  Melakukan penjaringan ke


lintas program dan faskes faskes swasta dan posyandu dengan sasaran
lainnya jejaring balita yang datang.

2 Kurangnya Pengetahuan Kurangnya penyuluhan Penyuluhan tentang  konseling Kesehatan


masyarakat tentang tentang penyakit ISPA penyakit ISPA kepada keluarga penderita
pentingnya pnemonia
penatalaksanaan
penyakit Ispa
E. PELAKSANAAN KEGIATAN

NO RENCANA TINDAK LANJUT TINDAK LANJUT EVALUASI

1 penjaringan ke posyandu dengan sasaran balita yang Melakukan penjaringan ke Telah dilaksanakan penjaringan
datang. posyandu dengan sasaran ke posyandu dengan sasaran
balita yang datang. balita yang datang.

2 Konseling Kesehatan kepada keluarga penderita pnemonia Melakukan kunjungan rumah Telah dilaksanakan kunjungan
kepada balita pnemonia rumah kepada balita pnemonia
F. Rencana Usulan Kerja (RUK) ISPA

PENANGG KEBUTUH KEBUTUH INDIKAT SUMBER


N UPAYA KEGIAT TUJUA SASAR TARG AN MITRA WAKTU AN
UNG OR PEMBIAY
O KESEHAT AN N AN ET SUMBER KERJA PELAKSAN ANGGAR
JAWAB KINERJA AAN
AN DAYA AAN AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Care Tercapai
seaking Kader, nya
Meneka
penemu Petugas, Tempat penuruna
n angka <1
an Timer, praktek n angka
kematia Tahun,
kasus stetoscop swasta di kematian
n dan 1-5 Petugas Januari s/d
1 ISPA Pnemoni 100% e, lingkunga dan BOK
kesakita Tahun, ISPA Desember
a dan timbangan n kerja kesakitan
n akibat >5Tahu
batuk bayi dan Puskaes akibat
pneumo n
bukan anak mas batuk
nia
Pnemoni Cempaka pnemoni
a a
RINCIAN LOKASI
SASARA TARGE PENANGGUN VOLUME
NO KEGIATAN TUJUAN JADWAL PELAKSANAA PELAKSANAA BIAYA
N T G JAWAB KEGIATAN
N N

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Penjaringan
Care seaking
Menekan angka <1 Januari kasus
penemuan kasus
kematian dan Tahun, 1- Petugas 1 Org x12 kl x s/d Pneumonia di Rumah
1 Pnemonia dan 100%
kesakitan akibat 5 Tahun, program ISPA Rp. 40.000 Desembe setiap desa penderita
batuk bukan
pnemonia >5Tahun r wilayah kerja
Pnemonia
Puskesmas
G. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) ISPA
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Laporan tahunan P2 ISPA ini dirasakan sangat bermanfaat bagi
Puskesmas, khusunya dalam rangka mewujudkan “Akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah/puskesmas” kepada masyarakat, dimana laporan
tahunan P2 ISPA ini dapat dijadikan pedoman dan acuan kerja bagi
puskesmas dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pos
terdepan dalam system pelayanan yang prima kepada masyarakat yang
dilayani.
2. Keberhasilan sesuatu kegiatan atau program tergantung dari
bagaimana perencanaan suatu kegiatan atau program itu dibuat, karena
sangat terkait dengan fungsi – fungsinya manajemen selanjutnya.
3. Tingkat kepedulian masyarakat kepada masalah kesehatan yang sangat
bervariasi antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok
masyarakat lain.
4. Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan
anak-anak, penyebab kematian dari ISPA yang terbanyak karena
Pneumonia. Klasifikasi penyakit ISPA tergantung kepada pemeriksaan
dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan penderita, Penatalaksanaan
dan pemberantasan kasus ISPA diperlukan kerjasama semua pihak,
yaitu peranserta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter, para medis dam
kader kesehatan untuk menunjang keberhasilan menurunkan angka,
kematian dan angka kesakitan sesuai harapan pembangunan nasional.

Mengetahui Garut, 28 Desember 2023

Kepala UPT Puskesmas Cempaka Pelaksana Program Ispa

Hj. Sukmanah Laelasarip S.Kep, Ners. Mirnawati Nurhidayat A.Md.Kep


NIP. 196802151989012001 NIP. 199511262023212003

Anda mungkin juga menyukai