Anda di halaman 1dari 23

Peran Nutrisionis Dalam Mendukung

Program Indonesia Sehat


Dengan Pendekatan Keluarga

Makalah
Disusun sebagai syarat Tenaga Kesehatan Teladan
Tingkat Provinsi Tahun 2017

Oleh :
Aas Asiah,AMG
198310152006042009

UPTD PUSKESMAS LIMBANGAN KECAMATAN SUKARAJA


DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI
TAHAUN 2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat rakhmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dengan tema “ Implementasi Peran Tenaga Kesehatan Dalam
Mendukung Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga “. Pada
kesempatan ini penulis akan menuliskan kegiatan Program Perbaikan Gizi
Masyarakat yang berjudul “Peran Nutrisionis Dalam Mendukung Program
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Limbangan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi”. Salah
satu indikator capaian keluarga yang diharapkan dalam Program Perbaikan Gizi
masyarakat yaitu bayi mendapat air susu ibu secara eksklusif.

Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan


makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bpk. Dasep Hidayat, SKM, selaku Kepala UPTD Puskesmas


Limbangan Kecamatan Sukaraja.
2. Seluruh staf dan karyawan Puskesmas Limbangan.
3. Seluruh pihak yang telah membantu dan tidak dapat di sebutkan satu
persatu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena


itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Sukabumi, April 2017


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………......... i
DAFTAR ISI……………………………………………………................... ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang. ….……………………………………………....... 1
B. Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan ……….......……………………………………………....... 5
BAB II KERANGKA PIKIR
Bagan Kerangka pikir ............................................................................ 6
BAB III INOVASI KEGIATAN KPASI
A. Definisi................................................................................................ 10
B. Tujuan.................................................................................................. 11
C. Anggota KP ASI................................................................................. 11
D. Yang menjadi Peserta KP ASI............................................................ 11
E. Tugas Anggota KP ASI...................................................................... 12
F. Materi KP ASI.................................................................................... 12
G. Topik yang di bahas dalam pertemuan KP ASI.................................. 12
H. Pembentukan Kegiatan KP ASI.......................................................... 13
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 14
LAMPIRAN …………………………………………………………........... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda
ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.
Program ini di dukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program
Indonesia Pintar, Program Indonesia kerja, dan Program Indonesia Sejahtera.
Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan
Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapiananya melalui rencana
Strategis kementrian kesehatan tahun 2015-2019, yang di tetapkan melalui
Keputusan menteri Kesehatan R.I nomor HK.02.02/menkes/52/2015. Sasaran
dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatkan derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang di dukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-
2019, yaitu : 1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, 2.
Meningkatnya pengendalian penyakit, 3. Meningkatnya akses dan mutu
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,
tertinggal dan perbatasan, 4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
Kesehatan, 5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin,
serta, 6. Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
Kebijakan pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 difokuskan pada
penguatan upaya kesehatan dasar (Primary Health Care) yang berkualitas
terutama melalui peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan akses dan
mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan
penguatan sistem kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Kartu
Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi
sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan yang optimal,
termasuk penguatan upaya promotif dan preventif.
Adapun strategi pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 meliputi
12 (duabelas) pokok strategi berikut:
1) Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja,
dan Lanjut Usia yang Berkualitas.
2) Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.
3) Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
4) Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas.
5) Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas.
6) Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas
Farmasi dan Alat Kesehatan.
7) Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan.
8) Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya
Manusia Kesehatan.
9) Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
10) Menguatkan Manajemen, Penelitian dan Pengembangan, serta Sistem
Informasi Kesehatan.
11) Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Bidang Kesehatan atau JKN
12) Mengembangkan dan Meningkatkan Efektivitas Pembiayaan Kesehatan.
Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2015-
2019 dalam Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan
segenap potensi yang ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi,
kabupaten/kota, maupun masyarakat. Pembangunan kesehatan dimulai dari
unit terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga. Pembangunan keluarga,
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga serta
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam
lingkungan yang sehat. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menetapkan
kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga, untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan
fungsinya secara optimal. Sebagai penjabaran dari amanat undang-undang
tersebut, Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional
pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga.
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati
adanya dua belas indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah
keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
UPTD Puskesmas Limbangan adalah salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Dengan sumberdaya yang ada, Puskesmas Limbangan sebagai gate keeper
diharapkan dapat membantu agar implementasi Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga tersebut dapat terlaksana secara optimal.
UPTD Puskesmas Limbangan merupakan bagian dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi yang memiliki satu puskesmas pembantu dan satu
puskesmas fungsional. Di Puskesmas limbangan banyak terdapat program
kesehatan antara lain : Kesehatan Ibu dan anak, Gizi ,kesehatan indera gigi
dan mulut, kesehatan jiwa, UKS, MTBS, kesehatan lansia, pengobatan umum,
Diare, TB, HIV, Imunisasi dan kesehatan lingkungan. Dan untuk Tenaga
pelaksana gizi di Puskesmas Limbangan dipegang oleh seorang nutrisionis.
Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Limbangan yaitu
sebesar 60,82 % dari jumlah bayi 582 orang dan belum mencapai target (65
%) yang di tetapkan dari Dinas Kesehatan masih terdapat selisih sekitar 4,18
%. Rendahnya cakupan ASI Eksklusif di wilayah Limbangan antara lain di
sebabkan oleh karena wilayah puskesmas limbangan berdekatan dengan
wilayah industri dan pabrik,sehingga banyak ibu balita yang bekerja.
Sehingga setelah cuti melahirkan, ibu tidak lagi memberikan ASI Eksklusif
dan pengasuhan anak di ganti oleh pengasuh yang lain. Selain itu, tingkat
pendidikan dan rendahnya pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif juga
berpengaruh terhadap rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif.
B. Masalah
Terdapat beberapa permasalahan untuk mencapai salah satu indikator keluarga
sehat program perbaikan gizi masyarakat yaitu bayi mendapat air susu ibu
secara eksklusif, sebagai berikut :
1) Pengetahuan ibu bayi tentang asi eksklusif masih kurang
2) Dukungan keluarga masih kurang
3) Mitos/ Kepercayaan masyarakat terkait manfaat kolostrum masih
kurang.
4) Tingginya promosi susu formula yang beredar di masyarakat masih
tinggi.
5) Masih banyak ibu bayi yang bekerja menjadi buruh pabrik dan
tenaga kerja wanita.

C. Tujuan
Tujuan umum
Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga di Puskesmas Limbangan Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
Tujuan khusus
1) Meningkatkan Pengetahuan ibu bayi tentang asi eksklusif yang masih
kurang
2) Meningkatkan dukungan keluarga dalam pemberian Asi kepada bayi
masih kurang
3) Mengurangi mitos/ kepercayaan masyarakat terkait manfaat kolostrum
yng kurang baik.
4) Mengurangi promosi susu formula yang beredar di masyarakat yang
masih tinggi.
5) Memotivasi ibu untuk melakukan memerah asi pada saat waktu luang
ketika bekerja.
BAB II
KERANGKA PIKIR
Anak sehat, cerdas, dan berkepribadian baik adalah dambaan setiap
orangtua. Salah satu langkah awal penting untuk mewujudkannya adalah makanan
pertama dengan kualitas dan kuantitas optimal. Fakta-fakta ilmiah membuktikan
bayi dapat tumbuh lebih sehat dan cerdas bila diberikan ASI secara eksklusif pada
6 bulan pertama kehidupannya. Meskipun manfaat memberikant ASI eksklusif
telah diketahui secara luas, namun kesadaran ibu untuk memberikan ASI eksklusif
di wilayah Puskesmas Limbangan masih belum maksimal. Sehingga capaian
program pemberian asi eksklusif pada bayi di puskesmas limbangan masih rendah
berdampak pada banyaknya kasus kurang gizi pada anak-anak berusia di bawah
dua tahun, oleh sebab itu sudah sewajarnya ASI eksklusif dijadikan sebagai
prioritas Program Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas Limbangan saat ini.
Disamping itu, UNICEF menyebutkan bahwa ketidaktahuan ibu tentang
pentingnya ASI, cara menyusui dengan benar, serta pemasaran yang dilancarkan
secara agresif oleh para produsen susu formula, merupakan faktor penghambat
bagi terbentuknya kesadaran orang tua dalam memberikan ASI eksklusif.
Kerangka Pikir

Pengetahuan Ibu Pendekatan


bayi
Keluarga
Dukungan Keluarga

Promosi Susu Capaian Program bayi


Pembentukan
Formula oleh mendapat Asi
KP ASI
Produsen Eksklusif di
DESA LIMBANGAN,
DESA SUKAMEKAR Puskesmas
DESA CISARUA DAN Limbangan
Mitos/Kepercayaan
DESA LANGENSARI Meningkat
Masarakat

Ibu bekerja/ menjadi


TKW
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam
gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di
wilayah kerjanya. Keluarga sebagai fokus dalam pelaksanaan program
Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga. Keluarga memiliki lima
fungsi, yaitu:
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna
untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat dalam
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan agar
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.Tugas-tugas
keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarganya.
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
fasilitas kesehatan.
Pendekatan keluarga yang dimaksud merupakan pengembangan dari
kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut:
1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data profil kesehatan
keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya
promotif dan preventif.
3. Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam
gedung.
4. Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk
pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.
Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan secara terjadwal dan rutin,
dengan memanfaatkan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga
(family folder). Dengan demikian,pelaksanaan upaya Perkesmas harus
diintengrasikan ke dalam kegiatan pendekatan keluarga. Dalam menjangkau
keluarga, Puskesmas tidak hanya mengandalkan UKBM yang ada
sebagaimana selama ini dilaksanakan, melainkan juga langsung berkunjung ke
keluarga. Perlu diperhatikan, bahwa pendekatan keluarga melalui kunjungan
rumah ini tidak berarti mematikan UKBM-UKBM yang ada, tetapi justru
untuk memperkuat UKBM-UKBM yang selama ini dirasakan masih kurang
efektif.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan gizi ideal untuk bayi karena
mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dengan
seperangkat zat perlindungan terhadap berbagai penyakit. Data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi menyatakan cakupan pemberian ASI
eksklusif hanya 62,45% pada tahun 2016 dengan target 65% pada tahun
2016. Sedangkan untuk di wilayah UPTD Puskesmas Limbangan cakupan
ASI Eksklusif sebesar 60,82% pada tahun 2016. Bila dilihat cakupan UPTD
Puskesmas Limbangan masih di bawah cakupan rata – rata di Kabupaten
Sukabumi dan belum mencapai target. Untuk mencapai percepatan salah satu
indikator keluarga sehat yaitu bayi mendapat air susu ibu secara eksklusif di
wilayah Puskesmas Limbangan, maka tenaga pelaksana gizi puskesmas
limbangan membuat suatu inovasi kegiatan pemberdayaan masyarakat
dengan konsep pendekatan keluarga menuju Indonesia Sehat.
BAB III
INOVASI KEGIATAN

PEMBENTUKAN KELOMPOK PENDUKUNG ASI “KP-ASI”


PUSKESMAS LIMBANGAN KECAMATAN SUKARAJA

A. DEFINISI
Inovasi Kelompok Pendukung ASI (KP - ASI) merupakan kegiatan yang
efektif untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD). Kelompok pendukung ASI adalah beberapa orang yang mengalami situasi
yang sama atau memiliki tujuan yang sama, yang bertemu secara rutin untuk
saling menceritakan kesulitan, keberhasilan, informasi dan ide berkaitan dengan
situasi yang dihadapi atau upaya mencapai tujuan yang diinginkan. Pertemuan
kelompok pendukung ASI dilaksanakan dalam suasana bersahabat, nyaman,
saling mempercayai dan menghargai. Melalui pertemuan-pertemuan tersebut,
peserta sebuah Kelompok Pendukung dapat saling memberi dan menerima
dukungan, baik berupa dukungan teknis, moral maupun emosional untuk sukses
mengatasi situasi yang dihadapi atau mencapai tujuan yang diinginkan.
Kelompok Pendukung ASI (KP ASI) secara khusus diselenggarakan untuk
para ibu yang ingin berhasil melaksanakan pemberian air susu ibu (ASI) secara
optimal, yang meliputi inisiasi menyusu dini (IMD), ASI Eksklusif 6 bulan, dan
meneruskan pemberian ASI hingga 2 tahun atau lebih dengan makanan
pendamping yang bergizi.
Kelompok Pendukung ASI merupakan kelompok ibu hamil dan Ibu yang
memiliki bayi usia dibawah dua tahun. Mereka bertemu secara rutin sebulan
sekali termasuk kunjungan rumah untuk saling bertukar pengalaman, berdiskusi
dan saling memberi dukungan terkait kesehatan ibu dan anak khususnya seputar
kehamilan, menyusui, dan gizi, dipandu/difasilitasi oleh motivator. Salah satu
Kelompok Pendukung ASI di Indonesia, ada Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia
(AIMI), Ayah ASI dan Milis Sehat. Kelompok ini merupakan kelompok
Independen (Bukan dari salah satu pelayanan Rumah Sakit).
B. TUJUAN
Tujuan Umum:
Tujuan umum dari dibentuknya kelompok pendukung ASI (KP-ASI) adalah
terbentuknya kelompok pendukung ASI (KP-ASI) untuk mendukung agar ibu-ibu
dapat lebih berhasil menyusui yaitu memberikan ASI Eksklusif pada bayinya dan
dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.
Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompok tentang ASI
eksklusif.
2. Memperoleh komitmen dari anggota untuk mendukung semua kegiatan yang
dilaksanakan.
3. Dikeluarkannya Surat Keputusan dari Kepala Desa tentang kelompok
pendukung ASI (KP-ASI).
4. Kelompok pendukung ASI (KP-ASI) dapat melaksanakan tugasnya dengan
sebaik-baiknya.

C. ANGGOTA KP-ASI
Anggota dari kelompok pendukung ASI adalah Kepala Desa, Bidan desa,
PKK Desa dan kader posyandu.

D. YANG DAPAT MENJADI PESERTA KP ASI


Peserta Kelompok Pendukung ASI diutamakan ibu hamil serta ibu - ibu
yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan 7- 24 bulan. Walaupun demikian,
kelompok ini terbuka untuk orang orang lain yang memiliki minat yang sama.
Suami atau anggota keluarga lain dari seorang ibu hamil / menyusui, seorang
perempuan yang belum hamil tapi sudah berkeinginan untuk menyusui bayinya
suatu saat, atau tenaga kesehatan yang ingin belajar dari dan berbagi informasi
dengan para ibu hamil/ menyusui dapat dilibatkan dalam pertemuan Kelompok
Pendukung ASI. Diskusi di dalam pertemuan Kelompok Pendukung ASI
diutamakan pada isu seputar ASI dan menyusui. Walaupun demikian, bila diskusi
berkembang dengan baik tidak tertutup kemungkinan untuk mencakup isu isu lain
yang berhubungan dengan situasi peserta Kelompok Pendukung ASI, misalnya
perawatan ibu pada masa kehamilan, proses persalinan dan pemulihan pasca
persalinan, pemberian makanan tambahan pada anak dan lain lain.

E. TUGAS ANGGOTA KP-ASI


Tugas dari anggota KP-ASI adalah :
a) Memberikan nasehat praktis kepada ibu-ibu hamil dan menyusui tentang
perawatan payudara, cara menyusui yang baik dan benar, manfaat ASI dan
menyusui secara eksklusif dan nasehat tentang cara mengatasi permasalahan
yang ditemui pada waktu menyusui.
b) Memberikan dukungan psikologis kepada ibu menyusui sehingga
menimbulkan rasa percaya diri pada ibu dan memotivasi agar :
 Ibu yakin bahwa dapat menyusui, ASI adalah yang terbaik, dan ibu dapat
memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
 Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi dan mengerti bahwa
perubahan itu adalah normal.
 Ibu mengetahui dan mengerti akan pertumbuhan dan perilaku bayi dan
bagaimana seharusnya menghadapi dan mengatasinya.

F. PEMBERIAN MATERI OLEH KP-ASI


Setelah KP-ASI terbentuk, diberikan materi pada anggota KP-ASI.
Adapun materi yang di sampaikan adalah:
1. Tujuan dibentuknya kelompok pendukung ASI.
2. Tugas dari anggota KP-ASI.

G. TOPIK YANG DIBAHAS DALAM PERTEMUAN KP IBU


Diskusi di dalam pertemuan KP Ibu diutamakan pada isu seputar ASI dan
menyusui. Walaupun demikian, bila diskusi berkembang dengan baik tidak
tertutup kemungkinan untuk mencakup isu - isu lain yang berhubungan dengan
situasi peserta KP Ibu, misalnya perawatan ibu pada masa kehamilan, proses
persalinan dan pemulihan pasca persalinan, pemberian makanan tambahan pada
anak dan lain lain. Secara umum terdapat 10 topik umum diskusi kelompok ibu,
yaitu:
1. Masa kehamilan yang menyenangkan.
2. Inisiasi menyusu dini.
3. ASI eksklusif 6 bulan.
4. Payudara dan produksi ASI.
5. Menyusui yang nyaman untuk ibu dan bayi.
6. Menyusui dan gizi ibu.
7. ASIku cukup tidak, ya?
8. “Menangis” ….. tak selalu berarti lapar.
9. “Kasih Asi” ….. dimana saja. Kapan Saja?
10. Cara Memerah Asi
11. Setelah bayi berusia 6 bulan
H. PEMBENTUKAN KEGIATAN KP-ASI
1. Pembentukan KP-ASI
Tahun 2017 dibentuk empat KP-ASI yaitu di Desa Limbangan ,Desa
Cisarua, Desa Sukamekar dan Desa Langensari. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan dalam pembentukan KP-ASI adalah :
 Melakukan pemanggilan peserta/anggota melalui surat dari Kepala Desa.
 Menjelaskan tujuan dibentuknnya KP-ASI.
 Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KP-ASI.
 Meminta komitmen dari anggota KP-ASI.
 Menyusun struktur organisasi / kepengurusan KP-ASI.
 Pembuatan Surat Keputusan dari Kepala Desa tentang KP-ASI.
2. Pendampingan KP-ASI
Petugas Puskesmas melaksanakan pendampingan pada anggota KP-
ASI dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pendampingan ini dilaksanakan
saat KP-ASI melaksanakan kegiatan :
 Memberikan penyuluhan/ nasehat dan dukungan psikologis oleh TPG,
bidan desa pada saat ibu hamil dan menyusui datang ke pustu, poskesdes,
posyandu atau saat kunjungan rumah.
 Memberikan penyuluhan/ nasehat dan dukungan psikologis oleh kader
pada saat ibu hamil dan menyusui datang ke pustu, poskesdes, posyandu
atau saat kunjungan rumah.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Peran Petugas Kesehatan di Wilayah Puskesmas Limbangan Kecamatan


Sukaraja Kabupaten Sukabumi, sangat berperan penting dalam keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif sehingga dapat meningkatkan capaian indikator
Keluaraga Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Petugas kesehatan selalu
memberikan konseling, penyuluhan dan kunjungan keluarga baik pada ibu hamil
maupun ibu menyusui tentang ASI Ekslusif, serta melakukan proses Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) dan pendampingan lain.

Kesimpulan
1. Salah satu upaya peningkatan cakupan jumlah bayi yang diberi Asi
eksklusif dengan upaya pelatihan KP ibu sebagai salah satu upaya
pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan keluarga.
2. Terbentuk Kelompok Pendukung Asi Eksklusif baru harapannya bisa lebih
aktif dalam pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kemampuan dan
ketrampilannya dalam mengatasi masalah menyusui serta melakukan
implementasi yang berkesinambungan pada kelompok KP Asi Eksklusif
serta mampu mejadi konselor teman sebaya secara berkelanjutan.

Saran
1. Dukangan dan motivasi dari Dinas Kesehatan dalam penyedian sarana dan
prasarana berupa ruang laktasi Puskesmas Limbangan.
2. Meningkatkan dukungan lintas sektor dalam kegiatan KP.ASI
3. Peningkatan peran serta masyarkat untuk mengikuti pertemuan KP Asi
sehingga bisa membantu keberhasilan tujuan KP Asi.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan R.I. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
Dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta 2016
2. PMK nomor : 39 tahun 2016, Pedoman Penyelenggaraan Indonesia
Sehatan Dengan Pendejatan Keluara Sehat.
3. Artikel GERMAS. www.depkes.go.id, nopember 2016.
4. Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Gizi KIA. Pedoman
Pelayanan Gizi Di Puskesmas.Jakarta 2014

Anda mungkin juga menyukai