PROGRAM ISPA
TAHUN 2023
SIMAN
KATA PENGANTAR
1
Alhamdulillahirabbil ‘aalaamiin, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmad, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
Program P2 ISPA di Puskesmas Ronowijayan selama 1 tahun yang telah berjalan, dan akan
Dengan harapan ditahun yang akan datang bisa diperoleh hasil yang lebih baik dari tahun
2023 ini.
1. Diharapkan pada hasil akhirnya akan muncul potret kinerja berupa laporan tahunan
Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih serta rasa hormat atas segala bantuan
yang diberikan baik oleh lintas program maupun lintas sektor, serta atas bimbingan Kepala
Puskesmas Ronowijayan, Kepala Seksi, Kepala Bidang, dan Kepala Dinas Kesehatan
memenuhi petunjuk dari Dinas Kesehatan namun RKT ini masih banyak kekurangan serta
kelemahan, untuk itu kami berharap adanya saran dan masukan yang bersifat membangun
dari semua pihak. Semoga RKT ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv
3
DAFTAR TABEL
Halaman
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi
pada anak. Insidens menurut kelompok umur Balita diperkirakan 0,29 episode per
anak/tahun di negara berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun di negara maju. Ini
menunjukkan bahwa terdapat 156 juta episode baru di dunia per tahun dimana 151 juta
episode (96,7%) terjadi di negara berkembang. Kasus terbanyak terjadi di India (43 juta),
China (21 juta) dan Pakistan (10juta) dan Bangladesh, Indonesia, Nigeria masing-
masing 6 juta episode. Dari semua kasus yang terjadi di masyarakat, 7-13% kasus berat
dan memerlukan perawatan rumah sakit. Episode batuk-pilek pada Balita di Indonesia
diperkirakan 2-3 kali per tahun (Rudan et al Bulletin WHO 2008). ISPA merupakan salah
satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas (40%-60%) dan rumah sakit
(15%-30%). Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibanding
dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak. Di dunia setiap tahun
diperkirakan lebih dari 2 juta Balita meninggal karena Pneumonia (1 Balita/20 detik) dari
9 juta total kematian Balita. Diantara 5 kematian Balita, 1 di antaranya disebabkan oleh
pneumonia. Bahkan karena besarnya kematian pneumonia ini, pneumonia disebut
sebagai “pandemi yang terlupakan” atau “the forgotten pandemic”. Namun, tidak banyak
perhatian terhadap penyakit ini, sehingga pneumonia disebut juga pembunuh Balita
yang terlupakan atau “the forgotten killer of children”(Unicef/WHO 2006, WPD 2011). Di
negara berkembang 60% kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri, menurut hasil
Riskesdas 2007 proporsi kematian Balita karena pneumonia menempati urutan kedua
(13,2%) setelah ISPA. Sedangkan SKRT 2004 proporsi kematian Balita karena
pneumonia menempati urutan pertama sementara di negara maju umumnya disebabkan
virus. Berdasarkan bukti bahwa faktor risiko pneumonia adalah kurangnya pemberian
ASI eksklusif, gizi buruk, polusi udara dalam ruangan (indoor air pollution), BBLR,
kepadatan penduduk dan kurangnya imunisasi campak. Kematian Balita karena
Pneumonia mencakup 19% dari seluruh kematian Balita dimana sekitar 70% terjadi di
Sub Sahara Afrika dan Asia Tenggara. Walaupun data yang tersedia terbatas, studi
terkini masih menunjukkan Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza dan
Respiratory Syncytial Virus sebagai penyebab utama pneumonia pada anak (Rudan et
al Bulletin WHO 2008). Pengendalian ISPA di Indonesia dimulai pada tahun 1984,
bersamaan dengan diawalinya pengendalian ISPA di tingkat global oleh WHO.
Peningkatan pelaksanaan pengendalian ISPA perlu didukung dengan peningkatan
sumber daya termasuk dana. Semua sumber dana pendukung program yang tersedia
baik APBN, APBD dan dana kerjasama harus di manfaatkan sebaik-baiknya untuk
mencapai tujuan program dan target yang telah ditentukan.Sejalan dengan UU Nomor
32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah maka daerah otonomi harus mempunyai
kemampuan menentukan skala prioritas pembangunan di daerahnya masing-masing
sesuai dengan kebutuhan setempat sertamemperhatikan komitmen nasional danglobal.
5
Disamping itu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) menyatakan
bahwa kabupaten/kota wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai SPM yang
telah ditetapkan, salah satunya adalah pneumonia.
Saat ini salah satu penyakit ISPA yang perlu mendapat perhatian juga adalah penyakit
influenza, karena penyakit influenza merupakan penyakit yang dapat menimbulkan
wabah sesuai dengan Permenkes Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan.
Virus influenza mempunyai sifat mudah berubah baik secara mutasi maupun dengan
pertukaran materi genetik 2 jenis virus influenza atau lebih (reassortment) membentuk
jenis virus influenza baru. Pandemi Influenza berdampak pada kerugian ekonomi yang
besar, kelumpuhan pelayanan termasuk kesehatan dan gangguan keamanan dan
ketertiban sosial. Pada abad ke pedoman pengendalian infeksi saluran pernafasan akut
3 20 ini terjadi pandemi Flu Spanyol (tahun 1918), Flu Asia (tahun 1957), Flu Hongkong
(tahun 1967), dan tahun 2009 pandemi Influenza A Baru (H1N1) menurut WHO
mempunyai derajat keparahan sedang. Penyakit menular bersifat tidak mengenal batas
wilayah administratif dan sistem pemerintahan, maka perlu dikembangkan pengendalian
penyakit menular dan penyehatan lingkungan secara terpadu, menyeluruh/komprehensif
berbasis wilayah melalui peningkatan surveilans, advokasi dan kemitraan.
Pelaksanaan pengendalian ISPA memerlukan komitmen pemerintah pusat, pemeritah
daerah, dukungan dari lintas program, lintas sektor serta peran serta masyarakat
termasuk dunia usaha. Pedoman ini mengulas situasi pengendalian pneumonia,
kebijakan dan strategi, kegiatan pokok, peran pemangku kepentingan, tantangan dan
pengembangan ke depan sesuai dengan visi misi dan rencana strategis Kementerian
Kesehatan.
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Menanggulangimasalahpenyakit yang disebabakan oleh ISPA di
masyarakatKecamatanSimanKabupatenPonorogo.
2. TujuanKhusus
a. Meningkatkankemampuandanperansertamasyarakat,
keluargadanseluruhanggotauntukmewujudkanperilakuyangbaikdanbenarterkaitdeng
anpenyakit ISPA.
b. Meningkatkanperhatiandanupayapeningkatandariberbagaiinstitusipemerintahdansw
asta dalam penanganan ISPA.
c. MeningkatkanpengetahuandankemampuanpetugasP2M ISPAdalammerencanakan,
melaksanakan, membina, memantaudanmengevaluasiUpaya Program P2M ISPA
Masyarakat.
d. TerselenggaranyapelayananP2M ISPA yang melibatkanpartisipasimasyarakat
e. TerwujudnyarangkaiankegiatanpencatatandanpelaporanP2M
ISPAdantersedianyasarana penanganan ISPA
6
C. Manfaat
1. Dapat menjadi bahan perencanaan kegiatan tahunan Program P2M ISPA
Masyarakat Puskesmas Ronowijayan sehingga lebih fokus dalam melaksanakan
kegiatan program.
2. Sebagai bahan masukan (usulan) kegiatan/program dalam penyusunan Rencana
Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) Puskesmas
Ronowijayan.
7
BAB 2
ANALISA SITUASI
A. GambaranUmumProgramP2ISPA
4. TugasPokokProgramP2ISPA
Uraian Tugas:
a. Menyusun rencana kegiatan P2ISPA berdasarkan data program Puskesmas.
b. Melaksanakan kegiatan P2 ISPA dan koordinasi lintas program sesuai dengan
prosedur/SOP.
c. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
Gambar 1. PetawilayahkerjaUPTPuskesmasRonowijayan
a. Letak
UPT Puskesmas Ronowijayan terletak di wilayah Kecamatan Siman.
b. Batas Wilayah
8
c. Luas Wilayah
Luas wilayah kerjaPuskesmas Ronowijayan23.052,25KM2, dimana 100%
merupakan dataran rendah. JumlahKelurahan/Desasemuanyaada2 Kelurahan dan 6
Desa.
Tabel 2.1Luas wilayah per desa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
NO NAMA KELURAHAN / LUAS JUMLAH JUMLAH
DESA WILAYAH RT RW DUSUN
(Ha)
1 Ronowijayan 132,56 20 4 4
2 Mangunsuman 184,76 18 6 3
3 Tajug 137,85 16 5 2
4 Patihan Kidul 98,31 18 6 3
5 Ronosentanan 540,00 18 6 3
6 Pijeran 543,27 20 9 4
7 Tranjang 193,48 11 5 2
8 Jarak 582,48 14 4 2
JUMLAH 2412,71 135 45 23
Sumber data : DataKecamatan Siman Dalam Angka tahun 2023
d. Kondisi Demografi
SumberData :ProfilPuskesmasRonowijayan2023
9
6. SasaranProgram ISPA
B. TargetPencapaianProgramP2 ISPA
Penetapan target
pencapaianProgramISPAPuskesmasRonowijayantahun2023mengacupada target SPM
(StandartPelayananPuskesmas) dan MDG’s ( MelliniumDevelophment Goals ).Berikutini
target yang harusdicapaiProgramISPApadatahun2023.
Tabel2.2TargetProgramISPAtahun2023
No IDIKATOR PROGRAM ISPA TARGET
2023
1 Cakupan balita dengan pnemonia yg ditangani 90%
Tabel 2.3 . jumlah perkiraan penderita pnemonia balita per desa Tahun 2023
10
b) Cakupan Pelayanan pnemonia balita yang ditangani
Cakupan Pelayanan pnemonia balita adalah Prosentase jumlah penderita ISPA
yang dilayani dlm 1 tahun dibagi target penemuan penderita pada tahun yang sama.
Cara perhitungannya:
Jumlah penderita pnemonia balita yg dilayani dlm 1 tahun X 100%
Target=(4.45% x jumlahbalita di wilayahkerjaPuskesmas)
Target: 90%
11
D. StrukturOrganisasi Program IspaPuskesmasRonowijayan
KEPALA PUSKESMAS
E. drg.Rini Slistijowati,M.Kes
Dewilestari,Amd.Kep
Nurul H.M.,A.Md.Kep.
PELAKSANAPROGRAM ISPA
PustuJarak :DwiRahmawati,Amd.Kep
PolindesTranjang : Murtini,Amd.Keb
PuskesmasRonowijayan: SaptoNurmawati,Amd.Keb
12
BAB 3
ANALISA MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Masalahadalahkesenjanganantaraharapandankenyataan.
Identifikasimasalahdilaksanakandenganmembuatdaftarmasalah yang
dikelompokkanmenurutpencapaian/cakupan target program.
AdapunhasilidentifikasimasalahProgramISPAadalahsebagaiberikut:
13
D. PenentuanPenyebabMasalah
METODE MANUSIA
Kurangnya Pengetahuan masyarakat ttg pnemonia
balita
Belum semua tenaga
medis/perawat mendapat
Sosialisasi tentang ISPA kurang pelatihan P2 ISPA
Belum maksimal penggunaan SOP MTBS
bagi petugas
14
E. Penentuan AlternatifPemecahan Masalah
15
Penyebab3 :Sosialisasi Tentang ISPA Kurang
b. PenentuanPemecahanMasalahTerpilih
16
2. Sosialisasi ISPA di Lintas
Sektor
17
BAB 4
Tabel4.1 RencanausulankegiatanProgramISPAtahun2023
NO UPAYA KEGIATAN TUJUAN SASAR TARGE PENANGGU KEBUTUHAN MITRA KERJA WAKTU KEBUTUHAN INDIKATOR SUMBER
KESEHATA AN T NG JAWAB SUMBER PELAKSANAAN ANGGARAN KINERJA PEMBIAYAAN
N SASAR DAYA
AN
ISPA PenemuanPh Peneumon balita 4,45% Dewi Lestari Buku register Perawat, Januarisampaides Penemuanphe
eneumoniabal iateratasis balita danfompheneu bidan ,dokter ember neumonia
ita egeramun monia
gkin
Kunjungan Pemantau BalitaPh 90%Bali Dewi Lestari Kohot Perawat dan Januari sampai 1 kali x 1 orang x 8 Pheneumonia BOK
balita an balita eneumo taphene Perkesmas bidan desa desember kasus teratasi
Pheneumoni pheneumo nia umoniat dan laporan
nia eratasi hasil
Mengetahui
KepalPuskesmasRonowijayan PenanggungJawab UKM Pelaksana Program ISPA
18
19
BAB 5
PENUTUP
Ponorogo,,Januari2023
PENANGGUNG JAWAB
PROGRAM P2 ISPA
DEWI LESTARI,Amd.Kep
NPK. 800/247/405.09/2020
20
RENCANA USULAN KEGIATAN
No UpayaKes Kegiatan Tujuan sasaran Target Penanggung KebutuhanS WaktuPelak KebutuhanA IndikatorKinerja Sumber
Dana
ehatan Jawab umberDaya sanaan nggaran
1 ISPA Penyegaran SOP MTBS Bidan, 1x Programer SOP MTBS, Januari2023 Transport: Petugas BOK
kembali dilakukan perawat ptgas/tahun ISPA Panduan 1x25x50.00 melakukan
penggunaan SOP petugaas MTBS 0=Rp.1.250, penanganan
pada petugas dengan 000 ISPA/Pnemonia
kesehatan di maksimal Konsumsi: sesuai SOP
MTBS 30x 12.500=
Rp.375.000
2 Penyuluhan Meningkatnya Ibu balita 1x/th/desa ATK, alat Maret2023 Transport Pengetahuan BOK
pnemonia pada pengetahuan peraga petugas meningkat,
ibu balita ibu balita 50x40.000= kunjumgan
Rp2.000.00 pnemonia balita
0 meningkat
1x 50.000 =
Rp 50.000
Konsumsi
21
53x12.500=
662.500
3 Sosialisasi ISPA Meningkatnya Kader 2x/th/kader ATK April 2023 Transport Pengetahuan BOK
pada kader pengetahuan Kesehat petugas meningkat,
kesehatan Kader n 1x50.0000= kunjumgan
Kesehatan Rp.50.000 pnemonia balita
40x40.000= meningkat
1.600.000
Konsumsi
43x 12.500
= Rp
537.500
4 Pengadaan alat Memudahkan puskesm 1x Januari2023 10x Sarana hitung BOK
penghitung nafas dalam as 200,000= nafasISPA
dari puskesmas pemeriksaan Rp. terpenuhi
pnemonia 2..000.000
5 Kunjungan Rumah Mengetahui Balita 10 AlatHitungNa Bilaadakasu Transport Petugas BOK
ISPA(Care kondisi balita dan fas s 10x 50.000 mengetahui
Seking) keluarga = 500.000 kondisi balita
Transport
10x 40.000
= 400.000
22
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS RONOWIJAYAN
Jln. Budi Utomo No.6 Telp.(0352) 484064 Email:puskesmasronowijayan@yahoo.com
PONOROGO
Kode Pos 63471
JADWAL KEGIATANPELAKSANAAN
PROGRAM ISPA
WAKTU PELAKSANAAN
NO KEGIATAN PELAKSANA KET
JAN FEBR MAR APR MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT NOP DES
Penyegaran kembali
1 penggunaan SOP pada V Programer ISPA
petugas kesehatan di MTBS
23
24