Puji syukur kehadiran Allat SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan laporan Akhir PBL II tanpa ada halangan apapun sesuai
dengan waktu yang telah di tentukan.
Dengan ini penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan tersusun dengan
baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam kegiatan PBL II di Desa Lhok Bikhao, serta yang
terlibat dalam penyusunan laporan ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Jasman J. Ma’ruf, SE, MBA, selaku Rektor Universitas
Teuku Umar;
2. Prof. Dr. drh. Darmawi, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar;
3. Fitrah Reynaldi, SKM.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar;
4. Teungku Nih Farisni, SKM.,M.Kes selaku Dosen Pendamping Lapangan
(DPL);
5. Keuchik Gampong Lhok Bikhao;
6. Masyarakat Gampong Lhok Bikhao;
7. Terima kasih juga kepada semua pihak lain yang telah ikut serta memberikan
bantuan dan dorongan dalam proses penyelesaian laporan PBL II ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penyusunan laporan ini terdapat banyak kesalahan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis, dan pada umumnya bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................1
HALAMAN JUDUL ................................................................................................2
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................................... 3
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... 4
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar belakang ........................................................................................1
1.2 Tujuan kegiatan......................................................................................3
1.3 Manfaat Kegiatan ...................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7
2.1 Stunting ..................................................................................................7
2.1.1 Faktor-faktor penyebab stunting ..................................................8
2.1.2 Faktor determinan dan dampak stunting ...................................... 8
2.1.2 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ....................................... 9
BAB III ANALISI SITUASI ...................................................................................10
3.1 Gambaran Umum Lokasi PBL...............................................................10
3.2 Gambaran Khusus ..................................................................................10
BAB IV RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................... 11
4.1 Tempat, waktu dan sasaran kegiatan ..................................................... 11
4.2 Rencana Usulan Kegiatan (RUK) .................................................................. 12
BAB V HASIL KEGIATAN ................................................................................ ..14
5.1 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) ............................................ 14
5.2 Hambatan Pelaksanaan Kegiatan ...........................................................14
5.3 Solusi yang diusulkan ................................................................... 15
BAB VI PEMBAHSAN ...........................................................................................16
6.1 Rencana Tindak Lanjut ..........................................................................16
6.2 Proses Pelaksanaan Kegiatan Intervensi ................................................16
6.2.1 Pemberian PMT ...........................................................................16
6.2.2 Sosialisasi Pencegahan Stunting ..................................................18
6.2.3 Vertical Garden ............................................................................22
6.3 Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Intervensi ......................................23
6.3.1. Monitoring program penanggulangan stanting ..................................23
6.3.2 Evaluasi ...............................................................................................24
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... ..25
7.1 Kesimpulan ................................................................... 25
7.2 Saran ......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 27
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stunting merupakan panjang atau tinggi balita yang tidak sesuai umurnya
menurut standart yang ditetapkan oleh WHO, yaitu lebih dari dua standar deviasi di bawah
median . World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 membuat batasan masalah
stunting dengan kriteria dianggap mempunyai kasus stunting tinggi bila prevalensi
sangat tinggi. Berdasarkan data Kementrian kesehatan rata-rata prevalensi balita stunting
factor, faktor keluarga dan rumah tangga (faktor ibu, lingkungan rumah), Perilaku ibu
dalam memberikan makanan pendamping (MP) ASI yang tidak adekuat, pemberian ASI
dan infeksi. Faktor kontekstual yang berkontribusi terhadap kejadian stunting adalah politik
ekonomi, pelayanan kesehatan, pendidikan, sosial budaya, system pertanian dan makanan,
dan lingkungan sanitasi air. Penelitian di Ethiopia (2017) prevalensi keseluruhan stunting
anak usia 6-59 bulan adalah sebanyak 64,5%. Faktor dominan yang menjadi faktor risiko
stunting adalah ibu yang mempunyai pekerjaan sebagai petani (OR = 1,45 (1,08- 1.93)
dengan CI 95%), kategori keluarga miskin (AOR =2,07 ; (1,56-2,75) dengan CI 95%) dan
memperoleh makanan keluarga dari hasil pertanian (AOR = 1,44 (1,09-1,89 dengan CI
95%)7. Pada tahun 2019 masih penelitian di Etiopia didapatkan hasil kejadian
stunting terjadi pada anak berusia antara 24 - 59 bulan berisiko sebesar 7,479 kali menjadi
1
stunting dibandingkan dengan anak yang berusia 0-11 bulan dan usia 12-24 bulan berisiko
5,556 kali menjadi stunting dibandingkan pada anak usia 0-11 bulan, pendapatan keluarga
menengah (OR = 0,79 (0,399 - 0,084) dengan CI 95%) dan rumah tangga kaya (OR =
0,648 dengan CI 95%) merupakan faktor protektif terhadap kejadian stunting. Anak-
anak yang tidak diberi ASI memiliki kemungkinan 1.225 kali lebih besar untuk terjadi
stunting dibandingkan dengan anak yang ASI esklusif. Anak-anak dari rumah tangga
menggunakan internet adalah 56,7% lebih kecil kemungkinannya untuk terkena stunting.
Dalam upaya pencegahan stunting tentunya tidak serta merta dilakukan, namun
perencaannya hingga evaluasi. Selain itu, pendekatan masyarakat yang komprehensif untuk
mempertahankan gizi baik untuk ibu hamil, bayi dan balita sangat dibutuhkan. Hal
tersebut dilakukan dengan PMT (pemberian makanan tambahan), TTD (tablet tambah
darah) pada ibu hamil dan PMT (pemberian makanan tambahan),vitamin A pada bayi dan
Selain tujuan yang telah dijelaskan diatas, dalam kegiatan yang kami laksanakan di
Wilayah Desa Lhok Bikhao Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue ini bertujuan
untuk menganalisis seberapa permasalahan stunting dan apa yang menjadi factor
penyebab stunting pada anak. Untuk menekan angka stunting tentu diperlukan upaya
untuk mengetahui makanan yang di konsumsi ibu hamil, bayi dan balita serta PMT apa saja
yang diperoleh ibu hamil, bayi dan balita yang ada di masyarakat. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan melakukan wawancara dengan rumah tangga, dengan
melakukan melakukan wawancara terhadap rumah tangga tersebut maka dapat diketahui
melalui informasi dan data yang akurat serta relevan sehingga dapat diperoleh masalah
kesehatan, penyebab masalah, prioritas masalah2 pada Praktek Belajar Lapangan I (PBL I)
pada bulan Februari tahu 2021. Pada kegiatan PBL I ini mahasiswa harus memiliki
kemampuan dalam menetapkan rencana kegiatan intervensi baik fisik maupun non fisik
dalam pemecahan masalah kesehatan yang ada di masyarakat, bertindak sebagai manajer
masyarakat yang dapat berfungsi sebagai pelaksana, pendidik, penyuluh dan peneliti,
Seperti yang telah diuraikan di atas maka adapun kegiatan yang akan dilakukan
dalam kegiatan PBL I dalam Pengukuran KK terdiri dari pengambilan data dan analisis
data. Pada dasarnya jenis pengambilan data yang dilakukan adalah sensus penduduk,
dikatakan demikian karena pendataan dilakukan pada seluruh Rumah Tangga yang
responden yang sesuai yakni kerumah tangga yang memiliki ibu hamil, bayi dan balita.
Kemudian data yang diperoleh tersebut akan digunakan sebagai bahan intervensi pada
Praktik Belajar Lapangan berikutnya, dalam upaya membantu masyarakat dan pemerintah
untuk memecahkan masalah Stunting yang ada di Wilayah Desa Lhok Bikhao Kecamatan
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui jumlah Penduduk yang memiliki ibuhami, bayi dan balita di
3. Untuk mengetahui jumlah Ibu hamil3 yang mengikuti posyandu sesuai standar
di Wilayah Desa Lhok Bikhao Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue?
5. Untuk mengetahui jumlah Ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayi
Kabupaten Simeulue ?
Kabupaten Simeulue ?
4
1.3.Manfaat Kegiatan
b. Dengan adanya Informasi dan Pengetahuan Indikator penyebab stunting dan cara
lingkungannya.
stunting.
b. Dengan adanya Informasi dan Pengetahuan Indikator penyebab stunting dan cara
a. Mendapatkan dan menambah pengalaman serta wawasan secara aktif dan interaktif
masyarakat.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stunting
2.1.1. Pengertian Stunting
Stunting adalah sala satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan tinggi badan
menurut umur diukur dengan standar defiasi dengan referensi WHO tahun 2005.
Indicator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari
keadaan yang berlangsung lama, misalnya: kemiskinan, prilaku hidup sehat dan pola
asu/pemberian makan yang kurang baik dari sejak anaka dilahirkan yang mengakibatkan
anak menjadi pendek. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) 2010, untuk
skala nasional, prefalensi anak balita stunting (pendek) sebesar 35,6 % atau turun 1,2
% dibandingkan tahun 2007 (36,8%) dan angka tertinggi kejadian stunting (pendek)
yakni pada usia 12-23 bulan dengan presentase sebesar 18,5 % dengan kategori pendek dan
23,0% dengan kategori sangat pendek. Prefalensi stunting (pendek) di provinsi jawa tengah
sendiri sebesar 33,9% dengan kategori pendek sebesar 17,0% dan sangat pendek sebesar
16,9%, dan untuk kota semarang, prefalensi stunting (pendek) mengalami kenaikan dari
Stunting merupakan masalah kesehatan yang saat ini sering dijumpai pada anak-anak
atau balita. Stunting sendiri adalah masalah kekurangan gizi kronis yang di sebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan
pertumbuhan pada anak yaitu tinggi badan lebih rendah atau pendek <-2 SD
(Kemenkes,2018.
Permasalahan gizi, khususnya stuning pada anak merupakan salah satu keadaan
7
kekurangan gizi yang menjadi perhatian utama didunia terutama di Negara berkembang,
memberikan dampak lambatnya pertumbuhan anak, daya tahan tubuh yang renda,
Indonesia lebih tinggi lagi yaitu 35, 6 % dan pada kelompok usia 6-23 bulan adalah yang
tertinggi. Salahsatu faktor resiko yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita
adalah riwayat berat badan lahir renda (BBLR) akibatnya pertumbuhan bayi BBLR akan
terganggu, bila keadaan ini berlanjut dengan pemberian makanan yang tidak mencukupi
sering mengalami infeksi, dan perawatan kesehatan yang tidak baik dapat menyebabkan
anak stunting. Namun secara tidak langsung kejadian stunting juga dipengaruhi oleh
faktor social ekonomi, seperti tingkat pendidikan, pendapatan, dan jumlah anggota rumah
yakni infeksi, ASI dan MP-ASI, imunisasi, dan penyakit serta berat bayi lahir dan
genetic (Kemenkes,2016). Factor factor ini merupakan ancaman yang besar bagi sebagian
masyarakat terutama di daerah dengan sanitasi yang kurang baik, pendidikan kesadaran
masyarakat akan kesehatan yang masih rendah serta status ekonomi rendah kebawah. Faktor
ini sangat berdampak bagi kalangan masyarakat seperti yang disebutkan tadi karena
merupakan bagian faktor eksternal dalam lingkungan masyarakat yang menjadi faktor
kehamilan, bayi, balita, remaja, sampai dengan lansia. Masalah gizi dapat terjadi pada
8
seluruh kelompok umur, bahkan masalah gizi pada suatu kelompok umur tertentu akan
mempengaruhi pada status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya (intergenerational
Pemberian makanan tambahan (PMT) bertujuan untuk mencukupi kebutuhan gizi ibu
selama masa kehamilan terutama kecukupan protein. Waktu yang tepat dalam pelaksanaan
PMT sebagai program suplementasi gizi untuk ibu hamil yaitu pada trimester II dan III
karena pada usia kehamilan tersebut kebutuhan gizi meningkat dan pertumbuhan janin
9
BAB III
ANALISIS SITUASI
Desa Lhok Bikhao merupakan salah satu desa yang terletak di kemukiman rantai
raneup kecmatan simeulue barat kebupaten simeulue yang tidak jauh dari pusat kecamatan
dimana secara administrasi dan geografis batas desa lhok bikhao dapat dilihat dengan
Jumlah dusun yang ada di Desa Beuregang berjumlah Dua (2) yaitu:
1. Muara
2. batusangga
4.1.2 Keadan Demografis.
Dari data yang diperoleh adapun data demografis Desa Lhok Bikhao.
10
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
dan vertical garden di laksanakan di rumah warga Desa Lhok Bikhao Kecamatan Simeulue
pencegahan Stunting ini adalah jumlah dari Kartu Keluarga (KK) yang memiliki ibu
hamil, anak bayi dan balita yang terletak di 2 dusun di Desa Lhok Bikhao Kecamatan
Simeulue Barat, Kabupaten Simeulue dan vertical garden di salah satu rumah warga untuk
dapat dijadikan contoh. Adapun jumlah sasaran kegiatan pemberian PMT dan sosialisasi
yaitu :
Kriteria M1 M2 M3 M4
Tingkat Urgency (U) 4 5 4 5
Tingkat Seriousness 5 5 5 5
(S)
Tingkat Growth (G) 3 4 4 3
12
4.2.4. Penyebab masalah
EKONOMI
SUSAH MENGAKSES
KETERSEDIAAN BAHAN
MAKANAN
Diagram Penyebab Masalah Di Desa Lhok Bikhao, Kec. Simeulue Barat, Kab. Simeulue.
Berdasarkan prioritas permasalahan yaitu : ibu hamil, bayi, dan balita kurang
memperoleh PMT (pemberian makanan tambahan) karena kurangnya dana atau anggaran
untuk PMT maka bentuk kegiatan yang akan menyelesaikan permasalahan tersebut adalah
Pemberian PMT yang sehat dan murah yang sumber dana dari anggaran desa setempat.
13
BAB V
HASIL KEGIATAN
14
b. elakukan pendekatan dengan aparat dan kader yang ada dan
lain.
c. Memberikan penjelasan kepada ibu yang memiliki bayi, balita dan ibu
15
BAB VI
PEMBAHASAN DAN PELAKSANAAN INTERVENSI
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada PBL I dari masalah stunting yang
ditemukan akar masalah diantaranya yaitu Makanan yang dikonsumsi yang tidak
sehat, Anak kurang Memperoleh PMT, Ibu hamil kurang mengkonsusmsi TTD, dan
stunting di desa Lhok bikhao tersebut ditentukan beberapa solusi alternatif yaitu :
advokasi kepada keuchik untuk mengatasi anak yang kurang memperoleh PMT dan
Ibu hamil kurang Memperoleh PMT, sosialisasi pencegahan stunting kepada ibu yang
memiliki bayi dan balita dan ibu hamil, pemberian PMT untuk memberikan
pemahaman Pemberian bagaimana cara memilih makanan yang sehat untu anak dan
mengapa ibu hamil perlu mengkonsusmsi TTD, dan vertical garden untuk memenuhi
Dalam proses perencanaan rencana tindak lanjut ini prioritas alternatif untuk
solusi masalah yang ada maka kami dari kelompok 20 PBL melakukan diskusi
dengan pak keuchik dan seluruh aparat desa serta para kader yang ada di desa Lhok
Bikhao dengan tujuan bagaimana menjalakan program yang telah kami tentukan
16
6.2.1 Pemberian PMT
(PMT-P) merupakan program intervensi pada bayi penderita gizi buruk yang
bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak dan memenuhi kebutuhan gizi anak
agar tercapai gizi status dan kondisi gizi yang baik sesuai dengan usia anak.
makanan yang ada sesuai di daerah. Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan ini
dilakukan karena sebagian besar ibu, bayi, dan balita di desa Lhok Bikhao masih
kurang mengkonsumsi makanan tambahan lainnya. Dan kegiatan ini di lakukan untuk
merubah pola pikir masyarakat bahwa pentingnya pemenuhan gizi pada ibu,bayi dan
balita, dan masyarakat setempat dapat merubah prilaku dimasa yang akan datang.
berjalan dengan lancar, diantaranya adalah bahan dan alat dalam pembuatan
PMT,serta perlengkapan pada saat kegiatan pemberian PMT. Kegiatan ini berjalan
dengan rencana dan apa yang di targetkan juga berhasil seperti jumlah target peserta
yang dicapai, selain itu mendapatkan dukungan dari pihak kader dan perangkat desa
Lhok Bikhao.
Bikhao pada hari Kamis tanggal 24 juni 2021. Pertama-tama untuk terkait masalah
perizinan kami berkunjung ke kantor kepala desa Lhok Bikhao dan bertemu dengan
17
beberapa aparat desa Lhok Bikhao,dari pertemuan tersebut aparat desa mengarahkan
Dalam kegiatan ini kami terdiri dari 5 orang dan pembagian tugas untuk
diisi dengan pemutaran video tentang stunting, untuk menambah wawasan dari
peserta yang telah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Dana yang digunakan
dalam kegiatan ini adalah dana sesuai perencanaan yang telah dibuat.
bertempat di posyandu Desa Lhokbikhao Dalam acara ini yang menjadi narasumber
18
adalah kami sendiri selaku mahasiswa yang membuat kegiatan sosialisasi. Yang
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan
pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil)
a. Dampak stunting:
3. Penghasilan rendah
b. Penyebab stunting
c. Jenis PMT
1. Telur
2. Sayuran hijau
3. Buah
4. Yoghurt
5. Ikan
6. Kacang-kacangan dan biji-bijian
19
d. Batasan usia pemberian asi eksklusif:
sebagainya
Masa 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) terdiri atas 270 hari selama
kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan buah hati. Dampak pada
masa periode emas akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang buah hati
hingga dewasanya. Hari pertama kehidupan berkaitan erat dengan pemenuhan gizi di
awal kehidupan buah hati. Pada gilirannya, ini sangat penting untuk mendukung
terpenting pada masa kehamilan adalah memperhatikan gizi yang dibutuhkan Ibu dan
buah hati. Kebutuhan gizi Ibu akan meningkat pada masa kehamilan, khususnya
kebutuhan energi, protein, serta beberapa jenis vitamin dan mineral. Selain itu, juga
20
menyusun menu seimbang selama masa kehamilan, khususnya pada trimester
d) Asupan protein bagian yang rendah lemak 5,5 porsi per hari.
e) Susu rendah lemak atau bebas lemak sebanyak 1-3 porsi per hari.
Tidak memenuhi nutrisi optimal pada 1000 HPK anak bisa berdampak buruk
terhadap pertumbuhan otak yang tidak optimal. Jika pertumbuhan otak tidak optimal,
perkembangan kognitif anak pun akan terhambat. Ini dapat berakibat berkurangnya
kecerdasan buah hati serta ketangkasan berpikirnya. Ketika dewasa, hal ini dapat
berisiko buah hati tidak berprestasi saat di sekolah dan tidak produktif saat bekerja.
Kualitas hidup buah hati di masa depan sangat dipengaruhi gizi yang diterima selama
1.000 HPK. Inilah yang menjadikan masa 1.000 HPK disebut sebagai periode emas
untuk membangun dasar tumbuh kembang buah hati yang solid. Mempersiapkan
21
Gambar.6.2 sosialai pencegahan stunting.
1. Persiapan
a. Melakukan observasi
a. Menentukan desain vertical garden yang sesuai dengan tempat yang telah
disediakan
1. sarana-prasarana
22
c. bambu
d. tanah
e. paku
2. metode pelaksanaan
metode pelaksanaan yang dilakukan dalam vertical pembuatan garden antara lain:
Lhok Bikhao
diperlukan pada penanaman ini (seperti alat dan bahan yang diperlukan,
sesuai dengan keinginan dan jenis tanaman yang dilakukan. Persiapan ini
kondisi air.
23
Gambar.6.3 vertical garden
1. Imput
b. Dana
2. Proses
a. Pemantauan pertumbuhan
6.3.2. Evaluasi
1. Komponen input
24
Tidak ada dana khusus untuk intervensi gizi spesifik, masih kurang nya tenaga
gizi dan belum ada pedoman dan SPO tentang penanganan growth faltering
2. Komponen proses
3. Komponen output
Balita yang memdapatkan kapsul vitamin A dan bumil kurang energy kronis (
KEK) yang memdapat PMT sudah memenuhi target capaian dan masih ada program
25
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
mencega stunting dan pemenuhan gizi yang baik pada bayi, balita dan ibu hamil
merupakan langka awal yang baik dalam pencegahan stunting. Melalui program
7.2 Saran
1. Bagi pimpinan desa Lhok Bikhao untuk mengontrol penyaluran anggaran
untuk PMT.
2. Bagi masyarakat desa Lhok bikhao agar menumbuhkan kesadarannya
untuk meningkatkan derajat kesehatannya terutama dalam pencegahan
stunting.
3. Bagi ibu-ibu di desa Lhok bikhao agar memberikan makanan yang
bergizi kepada anak.
4. Bagi kader untuk memberikan pemahaman kepada ibu hamil dan
ibu yang memiliki bayi dan balita untuk datang pada saat sosialisasi.
5. Bagi kepala keluarga diharapkan akan adanya kesadaran pentingnya
menjaga kesehatan keluarga terkhusus anggota keluarga ibu hamil, bayi dan
balita..
6. Bagi petugas kesehatan, hendaknya aktif dalam sosialisasi rentang penting
Memberikan PMT Dan Mengkonsumsi TTD.
26
DAFTAR PUSTAKA
Aiga, H., Vin Duc Nguyen, Cuong Dinh Nguyen, Tho Thi Thi Nguyen, Lien Thi
Phuong Nguyen . (2016), Knowledge, Attitude And Practice: Assesing
Maternal And Child Helth Care Handbook Interfention In Viedname.
16:129 Http://Nebi.Mlm.Nih.Gov/Pupmed
Darwin nsution, dkk, 2014. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Dengan Kejadian
Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan, Klinik Indonesia,Juli 2014
Depkes 2016, Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan Dan Pola Asu Ibu
Dengan Wasting Dan Stunting Pada Balita Keluarga Miskin,
http://dx.doi.org/10.20473/mgi.v10i1.84-90.
Kementrian Kesehatan Republic Indonesia, 2015 Buku Kesehatan Ibu Dan Anak.
JICA:Jakarta.
Republik Indonesia, 2012. Kerangka Kebijakan Gerakan Sadar Gizi Dalam Rangka
Seribu Hari Kehidupan (1000 Hpk) Versi 5 September 2012. Diakses
dari http://www.kgm.bappenas.go.id tanggal 16 desember 2013.
Sistiarani C, (2014). Fungsi Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Pada
Ibu. Journal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol 8 No 8,(diakses Mei
2014).
UNICEF, 2013. The State Of The World’s Children 2013. [online]. Tersedia
hhttp;//www.unicef.org/sowc2013/files/SWCR2013_ENG_Lo_res_24_
Apr_2013.pdf.
World Health Organization (WHO), 2010. Nitrition Landscape Information System
(NLIS) :Country Profile Indicators Interpretation Guide. [online]
tersedia :
http;//www.who.int/nutrition/nlis_interpretationguide_isbn978924159
27
9955/en/. [4:Februari 2021]
28
s
29